"CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA, APABILA ADA KESAMAAN DALAM PENAMAAN TOKOH, SAYA MINTA MAAF. "
Didepan rumah terlihat seorang remaja berusia 20 an sedang duduk menikmati secangkir kopi d pagi hari.
Selain remaja tersebut ada juga sesosok wanita paruh baya yang sedang menyapu halaman. Mata remaja tersebut sesekali melirik sosok wanita paruh baya.
Melihat tubuh wanita paruh baya itu membuat remaja itu memiliki rencana didalam pikirannya. Apalagi melihat cetakan celana dalam yang terlihat dari balik daster saat wanita paruh baya itu membungkuk.
Remaja itu bernama erwin. Dia merupakan anak bungsu dari 3 saudara. Orang tuanya saat ini sedang berada d luar kota karena pekerjaan mereka.
Sedangkan wanita paruh baya itu bernama siti biasa erwin memanggilnya nek siti. Nek siti sekarang berusia 53th. Dia bekerja di rumah erwin sudah 3 th bersama suaminya.
Suami nek siti bernama sudarman. Dia berusia 54 th. Kegiatan sehari-hari pak sudirman adalah menjaga kebun teh d belakang.
Suami istri tersebut memiliki 3 anak yang semuanya sudah berkeluarga.
Keluarga erwin termasuk keluarga yang terpandang d desanya. Sudah banyak bantuan yang dilakukan keluarga erwin terhadap desa yang membuat orang sekitar segan terhadap keluarga erwin.
Erwin sudah mengenal suami istri tersebut sudah lama. Bahkan hubungan mereka tergolong dekat apalagi dengan nek siti, erwin biasanya mencandai nek siti.
Setelah menghabiskan kopinya, erwin beranjak dari tempatnya menuju kedalam rumah. Sesampainya di dapur erwin melihat nek siti sedang mencuci piring.
Meletakakn kopi yang sudah kosong d meja, erwin berjalan menuju nek siti. Saat berada dibelakang nek siti, erwin mendekatkan badannya sampai menempel dipunggung nek siti. Menyandarkan kepalanya di bahu nek siti.
"Masih lama kah nek? "
Merasakan badannya disentuh dari belakang membuat nek siti terkejut dan mau berbalik mendorong ke belakang tapi saat mendengar suara yang dikenalnya membuat nek siti melepaskan idenya.
Anak majikannya yang satu ini memang sering melakukan hal ini. Pada awalnya nek siti merasa risi dan gak enak dengan kelakuan anak majikannya ini. Tapi seiringnya waktu menjadi kebiasaan bagi mereka berdua.
"Bentar lagi den, tinggal beberapa piring lagi. Memangnya kenapa den?"
"Gak kok nek, cuman mau nanya aja. "
Mata erwin melirik k bawah. Dari posisinya sekarang erwin dapat melihat belahan dada nek siti yang putih. Melihat selokan dada nek siti, membuat erwin mengulurkan kedua tangannya kedepan menggengam kedua dada nek siti.
Merasakan tangan anak majikannya d dadanya membuat nek siti terkejut sesaat dan kemudian melihat sekeliling melihat apakah ada orang lain. Melihat tidak ada orang selain mereka membuat nek siti menghela napas lega.
"Jangan den, takut dilihat bapak. "
"Tenang aja nek, bapak lagi dibelakang gik ngurus ladang.lama baliknya"
Erwin kemudian meremas-remas buah dada nek siti. Nek siti hanya menahan napasnya sambil mencuci piring. Makin lama napas nek siti makin berat dan tangan yang lagi mencuci tidak lagi fokus. Melihat keadaan wanita paruh baya didepannya membuat erwin menghentikan remasannya dan melepaskan tangannya.
"Aku pergi dulu nek, mungkin agak malam baliknya. Jadi masaknya jgn banyak-banyak."
Lalu erwin beranjak dari belakang nek siti berjalan menuju ke atas.
Nek siti tidak menjawab karena saat ini napas nek siti tidak teratur. Setelah beberapa menit napas nek siti mulai stabil dan cepat-cepat membersihkan cuciannya.
Setelah cuciannya selesai nek siti lekas pergi.
Tak lama kemudian erwin turun dan melihat ke arah dapur tak terlihat sosok nek siti. Erwin hanya tersenyum lalu pergi keluar. Terdengar suara honda meninggalkan rumah.
Sementara nek siti, dia sekarang berada didalam kamarnya Melepaskan celana dalamnya. Melihat celana dalamnya membuat wanita paruh baya tersebut menghela napas.
Jika dilihat dengan baik, ada cairan bening yang menempel di celana dalam tersebut.
Erwin saat ini sedang merebahkan badan dipondok kecil ditepi pantai. Erwin sedang memikirkan sosok nek siti. Sebenarnya erwin tidak ada niat sedikitpun kepada nek siti. Apalagi nek siti orangnya baik sudah mengurus keluarganya.
Pada awalnya erwin cuman mencandai nek siti, tapi dia tidak terpikirkan candaannya akan membuahkan hasil seperti sekarang ini. Yang mulanya cuman candaan nyolek-nyolek, berujung ke hal yang lebih besar.
Walaupun begitu nek siti dan erwin belum sampai melewati batas sampai berhubungan sex.
Walau tidak sampai ke hubungan pria wanita tapi sudah beberapa tempat d tubuh nek siti yang sudah erwin pegang seperti payudara, paha, pantat dan bahkan hampir menyentuh ke bagian hal pribadi nek siti tapi itu tidak terjadi karena nek siti menolak dengan keras d bagian itu.
Dan malam ini erwin akan melewati batas tersebut dengan menyetubuhi wanita paruh baya itu.
Pada malam harinya erwin pun pulang dan langsung mandi. Setelah mandi dan berpakaian erwin turun ke bawah dan bertemu dengan pak sudarman yang sedang menonton tv d ruang tamu.
Sedangkan tuk nek siti masih d dlam kamrnya.
Erwin lalu duduk dan berbincang-bincang dengan pak sudarman. Tak berselang lama erwin pun berinisiatif menawarkan kopi. Pada awalnya pak sudarman menolak dan membiarkan dirinya saja yang membuatnya tapi karena paksaan dari erwin pak sudarman pun mengalah.
Di dapur erwin sedang membuat kopi. Melihat sekitar gak ada orang, erwin lalu mengambil sesuatu d dalam sakunya yang sudah dia siapkan sejak tadi siang.
Merasakan sudah cukup erwin lalu membawa kopi tersebut d ruang tamu. Sekitar jam 9 pak sudarman mulai mengantuk dan minta izin untuk pamit k kamar.
Sedangkan untuk erwin, masih menonton d ruang tamu.
Melihat jam sudah menunjukan pukul 10 erwin lalu beranjak dari tempatnya. Perlahan menuju ke arah dapur. Sesampainya d dapur erwin berhenti d depan kamar.
Perlahan membuka pintu sambil melihat kondisi d dalam. D kasur berbaring 2 insan pria dan wanita. Yang pria pak sudarman dan wanitanya nek siti.
Perlahan erwin berjalan menuju k arah nek siti. Saat ini nek siti sedang d tutupi oleh selimut.
Erwin mengangkat selimut yang menutupi nek siti. Setelah memindahkannya k samping, erwin dapat melihat seluruh tubuh nek siti.
Nek siti tidur menggunakan daster terusan lengan pendek yang menutupi sampai lutut. Karena cahaya lampu erwin bisa melihat sedikit pakaian dalam nek siti.
Agar tidak membangunkan nek siti, pelan-pelan erwin mengangkat dasternya ke atas sampai terlihat celana dalamnya. Celana dalam yang d pakai nek siti saat ini berwarna abu-abu. D tengah-tengah celana dalamnya sekilas terlihat gundukan berwarna hitam dengan beberapa bulu yang keluar dari sela-sela celana dalam nek siti.
Melihat tidak ada reaksi dari nek siti, erwin memberanikan diri untuk melepaskan celana dalam nek siti. Entah sedang hoki atau apa, tidak ada reaksi apapun dari nek siti saat erwin melepaskan CD nya dan membuangnya k samping.
Tanpa benda yang menghalangi, d depan erwin terpampang hutan rimbun yang lebat. Dapat dilihat dari lebatnya jembut, nek siti tidak pernah mencukurnya.
Perlahan tapi pasti erwin melebarkan kaki nek siti dan menggunakan kedua ibu jarinya tuk membuka bulu jembut dari tengah. Ditengah-tengah hutan rimbun tersebut terlihat meki nek siti yang sudah agak tua.
ada garis keriput d sekitar garis vertikal dan beberapa helai uban yang menunjukan usia tuanya.
Terlihat garis vertikal yang terbuka sedikit memperlihatkan daging merah pucat d dalamnya.
'Jadi ini meki nek siti, jembutnya lebat sekali pasti belum pernah d cukur. Walaupun udah agak tua tapi meki tetap lah meki. Tentu pasti ada rasanya. Meski begitu meki ini yang akan ku jejali dengan penisku malam ini.'
Erwin kemudian mulai melepaskan seluruh pakaiannya. Saat ini erwin telanjang tanpa benang sehelaipun. Perlahan erwin merangkak di atas tubuh nek siti. Saat bersentuhan erwin dapat merasakan rasa lembut pada tubuh nek siti apalagi bagian dadanya yang besar.
Tujuan erwin saat ini adalah untuk membangunkan nek siti. Sesuai harapan, nek siti yang merasakan tubuh bagian bawahnya dingin dan sesuatu menimpa tubuhnya perlahan bangun dari tidurnya.
Betapa terkejutnya nek siti melihat bahwa yang menimpanya itu manusia dan dalam keadaan tanpa baju.
Spontan nek siti mau berteriak dan dengan cepat erwin menutupi mulut nek siti agar tidak berteriak.
Merasakan mulutnya d dekap, nek siti mulai meronta-ronta dengan upaya tuk melepaskan diri dari orang d depannya.
"Nek, jangan berisik. Ini saya nek, erwin. "
Mendengar suara itu nek inah membelalakan matanya. Dia tidak mempercayai bahwa orang yang sedang menimpanya saat ini adalah erwin anak majikannya sendiri.
"Kenapa aden ada d sini dan aden ngapain diatas mbok? "
"Stttt,, mbok jangan berisik... Nanti pak de bangun"
Mendengar ucapan erwin, nek siti baru ingat bahwa ada suaminya d samping dirinya. Cepat-cepat nek siti menutup mulutnya dan melirik ke samping melihat suaminya masih tertidur, nek siti lega.
"Aden lagi ngapain d atas nenek, dan kenapa baju nenek d angkat? "
Ucap nek siti dengan suara sepelan mungkin takut membangunkan suaminya.
"Maaf nek, erwin gak bisa nahan lebih lama lagi... "
Kemudian erwin menyuruh nek siti melepaskan semua bajunya. Awalnya nek siti menolak tapi karena paksaan dan ancaman akan membangunkan suaminya akhirnya nek siti menurutinya.
Saat ini nek siti telanjang bulat tanpa sebenang helaipun d tubuhnya. Melihat tubuh telanjang nek siti, erwin langsung menindihnya dan mulai mengulum puting nek siti.
Merasakan rangsangan dari erwin membuat napas nek siti mulai berat. Setelah puas dengan puting nek siti, erwin kemudian turun kebawah sampai menghadap bagian selangkangan nek siti. Disana dia d suguhkan lagi hutan lebat milik nek siti.
Tanpa basa basi erwin menyibak hutan lebat itu kemudian mulai memainkan lidahnya di sana.
Nek siti yang melihat itu sempat memberontak dengan cara menyatukan kedua pahanya menutupi wilayah terlarangnya tapi usaha itu sia-sia.
Saat merasakan lidah erwin menjilati di bagian pribadinya nek siti mulai terengah-engah sambil menutupi mulutnya agar tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.
Setelah beberapa menit tubuh nek siti tiba-tiba bergetar dan erwin yang sedang menjilati mekinya merasakan ada cairan basah yang menyentuh lidahnya.
Nek siti tidak kuasa menahan rangsangan dari erwin yang membuat dirinya keluar. Ini merupakan pengalaman pertama nek siti merasakan yang namanya orgasme.
Melihat kondisi nek siti saat ini membuat erwin masuk ke hidangan utama.
Mengangkat kaki nek siti seperti bentuk M dan kemudian menindihkan badannya d atas nek siti. Nek siti yang masih terbuai dengan rasa orgasmenya tiba-tiba terbangun merasaka badannya d tindih.
"Den, jangan den, ingat den nenek udah tua. Gak sepatutnya kita melakukan ini. Dosa den"
Nek siti mulai gelisah ketika dia merasakan benda keras menyentuh bagian pribadinya.
Tanpa menjawab erwin mulai memasukan penisnya ke dalam belahan meki nek siti.
Saat kepala penis sudah masuk, erwin merasakan perlawanan dari dinding meki nek siti. Erwin tak menyangka meki nek siti masih terasa sempit d usianya yang menginjak kepala 5.
Tak hanya erwin yang terkejut, nek siti juga demikian. Saat kepala penis masuk kedalam, nek siti terkejut betapa besarnya penis anak majikannya ini. Nek siti tidak tau pasti berapa besar penisnya, tapi merasakan penis itu masuk nek siti dapat mengira-ngira. Penis anak majikannya ini 3x lebih besar dari punya suaminya. Ini membuat lubangnya melebar yang membuat nek siti meringis karena merasakan perih diarea sana.
Perlahan tapi pasti batang keras itu mulai masuk jauh ke dalam lubang meki nek siti. Nek siti yang merasakan batang mulai masuk kedalam dirinye lebih dalam hanya bisa menggertakan gigi menahan gerakan otot-otot mekinya yang mencoba menyesuaikan ukuran penis anak majikannya.
Dengan bantuan cairan meki nek siti membuat erwin dapat memasukan batangnya ke dalam lubang pribadi nek siti. Setelah batangnya masuk meninggalkan 1/3 yang masih belum masuk, erwin mulai berhenti mendorong karena dia merasakan agak susah karena sempitnya meki nek siti.
Nek siti yang merasakan batang yang d dalam dirinya berhenti, mulai mengambil napas... Mekinya masih terasa perih. Walaupun begitu dia bisa merasakan batang keras itu masuk jauh kedalam lebih dalam dari punya suaminya. Dia tidak menyangka betapa panjang dan kerasnya punya erwin.
Tapi yang tidak diketahui olehnya, langkah selanjutnya akan membuatnya merasakan pengalaman yang tak pernah dia rasakan seumur hidupnya.
Erwin yang bersiap-siap mengambil langkah terakhir memberikan nek siti baju agar d masukan k dalam mulutnya. Nek siti yang tidak tau apa-apa mengikuti dan memasukan baju k dalam mulutnya.
Melihat persiapan sudah selesai, erwin lalu mengangkat pantat nek siti dan mengayunkan pantatnya maju mundur. Merasa sudah siap dan pelumasnya sudah cukup erwin kemudian menghentakan kedepan membuat separuh batangnya yang belum masuk langsung tenggelam ke dalam meki nek siti.
Nek siti yang belum siap dan tidak tau apa-apa, tersentak kaget merasakan batang keras menghantam dinding rahimnya. Seketika nek siti melotot dan menggigit baju yg d mulutnya sekuat mungkin.
Tangannya mencengkram keras sprey yang membuat sprei mengkerut d sela-seka jarinya. Badan nek siti bergetar hebat akibat kontraksi dinding rahimnya yang menerima hantaman batang keras milik anak majikannya itu.
Sedangkan untuk erwin, dia merasakan jepitan kuat dinding meki nek siti akibat hantamannya.
Setelah beberapa saat badan nek siti mulai berhenti bergetar.
Merasakan dinding meki nek siti mulai mengendur, erwin mulai mengambil posisi dan mulai mengenjot meki nek siti.
Tanpa terasa hampir setengah jam erwin menggenjot meki nek siti. Akibat genjotan erwin, sprei yang awalnya kering kini basah oleh cairan yang meleleh dari meki nek siti.
Kedua insan beda usia itu kini dipenuhi oleh keringat. Bahkan sprei d bawah mereka basah oleh keringat mereka.
Erwin terus menggenjot dengan kuat membenamkan seluruh batangnya kedalam nek siti. Nek siti yang menerima genjotan erwin hanya bisa pasrah merasakan dinding rahimnya dari tadi di hantam batang keras anak majikannya. Apalagi dia sudah 6x orgasme yang membuat tubuhnya lemah.
Erwin yang saat ini menggenjot nek siti tidak berharap dapat menikmati tubuh pembantunya ini. Dengan meki tuanya yang sempit membuat sensasi yang luar biasa.
Kini erwin mulai merasakan cairannya akan keluar mempercepat genjotannya. Memikirkan spermanya akan masuk kedalam rahim tua milik nek siti. Erwin tidak tahu apakah nek siti masih bisa hamil lagi atau tidak.
Erwin mulai berpikir alangkah baiknya jika dia bisa menghamili nek siti. Erwin bahkan bisa membayangkan nek siti yang sudah tua berjalan dengan perut buncitnya.
Lalu erwin meletakan tangannya yang dianggap letak rahim nek siti. Tiba-tiba d tangan erwin keluar cahaya redup berwarna biru yang langsung masuk ke dalam rahim nek siti.
Cahaya biru itu lalu bergerak ke arah sel telur nek siti yang sudah tua. cahaya itu bertemu dengan sel telur dan mulai menyelimutinya.
Melihat hasil upayanya membuat erwin makin bersemangat menggenjot meki tua nek siti. Merasakan d ujung tanduk, erwin menghentakan sekuat tenaga kedalam membuat batang penisnya menghantam lubang rahim nek siti.
Nek siti yang menerima hantaman tersebut membelalakan matanya ketika merasakan batang keras tersebut sedikit masuk kedalam ruang bayinya.
Crooooot... Crooooot... Crooot.... Crooooot... Crooot
Serr.. Ser... Ser..
Mereka berdua sama sama keluar disaat terakhir. Nek siti merasakan cairan panas memasuki rahimnya dan kemudian pingsan.
Erwin yang kini menindih nek siti mulai ngos-ngosan. Setelah istirahat 15 menit, erwin lalu beranjak dari tubuh nek siti. Melihat nek siti pingsan membuat erwin merasa bersalah.
Mungkin dia melakukannya terlalu kasar pada nek siti yang sudah berumur. Melihat tubuh nek siti yang berkeringat dan kemudian melihat k hutan rimbun yang sudah d basahi oleh cairan kawin mereka apalagi lelehan sperma yang keluar dari lubang meki nek siti yang sudah menganga akibat hentakan batang tebal miliknya.
Erwin kemudian mengelap keringat memasangkan nek siti baju. Dan Membersihkan bagian mekinya sampai kering. Melihat lelehan sperma yang masih mengalir dari lubang meki nek siti, membuat erwin lalu mengangkat pinggul nek siti dan kemudian meletakan bantal dibawahnya.
Melihat sperma tidak meleleh lagi erwin kemudian memasangkan nek siti celana dalam serapi mungkin. Kemudian menyemprotkan pengharum ruangan untuk menghilangkan bau hormon percintaan mereka.
Dirasa sudah cukup erwin balik k kamarnya dengan rasa puas.
Didepan rumah terlihat seorang remaja berusia 20 an sedang duduk menikmati secangkir kopi d pagi hari.
Selain remaja tersebut ada juga sesosok wanita paruh baya yang sedang menyapu halaman. Mata remaja tersebut sesekali melirik sosok wanita paruh baya.
Melihat tubuh wanita paruh baya itu membuat remaja itu memiliki rencana didalam pikirannya. Apalagi melihat cetakan celana dalam yang terlihat dari balik daster saat wanita paruh baya itu membungkuk.
Remaja itu bernama erwin. Dia merupakan anak bungsu dari 3 saudara. Orang tuanya saat ini sedang berada d luar kota karena pekerjaan mereka.
Sedangkan wanita paruh baya itu bernama siti biasa erwin memanggilnya nek siti. Nek siti sekarang berusia 53th. Dia bekerja di rumah erwin sudah 3 th bersama suaminya.
Suami nek siti bernama sudarman. Dia berusia 54 th. Kegiatan sehari-hari pak sudirman adalah menjaga kebun teh d belakang.
Suami istri tersebut memiliki 3 anak yang semuanya sudah berkeluarga.
Keluarga erwin termasuk keluarga yang terpandang d desanya. Sudah banyak bantuan yang dilakukan keluarga erwin terhadap desa yang membuat orang sekitar segan terhadap keluarga erwin.
Erwin sudah mengenal suami istri tersebut sudah lama. Bahkan hubungan mereka tergolong dekat apalagi dengan nek siti, erwin biasanya mencandai nek siti.
Setelah menghabiskan kopinya, erwin beranjak dari tempatnya menuju kedalam rumah. Sesampainya di dapur erwin melihat nek siti sedang mencuci piring.
Meletakakn kopi yang sudah kosong d meja, erwin berjalan menuju nek siti. Saat berada dibelakang nek siti, erwin mendekatkan badannya sampai menempel dipunggung nek siti. Menyandarkan kepalanya di bahu nek siti.
"Masih lama kah nek? "
Merasakan badannya disentuh dari belakang membuat nek siti terkejut dan mau berbalik mendorong ke belakang tapi saat mendengar suara yang dikenalnya membuat nek siti melepaskan idenya.
Anak majikannya yang satu ini memang sering melakukan hal ini. Pada awalnya nek siti merasa risi dan gak enak dengan kelakuan anak majikannya ini. Tapi seiringnya waktu menjadi kebiasaan bagi mereka berdua.
"Bentar lagi den, tinggal beberapa piring lagi. Memangnya kenapa den?"
"Gak kok nek, cuman mau nanya aja. "
Mata erwin melirik k bawah. Dari posisinya sekarang erwin dapat melihat belahan dada nek siti yang putih. Melihat selokan dada nek siti, membuat erwin mengulurkan kedua tangannya kedepan menggengam kedua dada nek siti.
Merasakan tangan anak majikannya d dadanya membuat nek siti terkejut sesaat dan kemudian melihat sekeliling melihat apakah ada orang lain. Melihat tidak ada orang selain mereka membuat nek siti menghela napas lega.
"Jangan den, takut dilihat bapak. "
"Tenang aja nek, bapak lagi dibelakang gik ngurus ladang.lama baliknya"
Erwin kemudian meremas-remas buah dada nek siti. Nek siti hanya menahan napasnya sambil mencuci piring. Makin lama napas nek siti makin berat dan tangan yang lagi mencuci tidak lagi fokus. Melihat keadaan wanita paruh baya didepannya membuat erwin menghentikan remasannya dan melepaskan tangannya.
"Aku pergi dulu nek, mungkin agak malam baliknya. Jadi masaknya jgn banyak-banyak."
Lalu erwin beranjak dari belakang nek siti berjalan menuju ke atas.
Nek siti tidak menjawab karena saat ini napas nek siti tidak teratur. Setelah beberapa menit napas nek siti mulai stabil dan cepat-cepat membersihkan cuciannya.
Setelah cuciannya selesai nek siti lekas pergi.
Tak lama kemudian erwin turun dan melihat ke arah dapur tak terlihat sosok nek siti. Erwin hanya tersenyum lalu pergi keluar. Terdengar suara honda meninggalkan rumah.
Sementara nek siti, dia sekarang berada didalam kamarnya Melepaskan celana dalamnya. Melihat celana dalamnya membuat wanita paruh baya tersebut menghela napas.
Jika dilihat dengan baik, ada cairan bening yang menempel di celana dalam tersebut.
Erwin saat ini sedang merebahkan badan dipondok kecil ditepi pantai. Erwin sedang memikirkan sosok nek siti. Sebenarnya erwin tidak ada niat sedikitpun kepada nek siti. Apalagi nek siti orangnya baik sudah mengurus keluarganya.
Pada awalnya erwin cuman mencandai nek siti, tapi dia tidak terpikirkan candaannya akan membuahkan hasil seperti sekarang ini. Yang mulanya cuman candaan nyolek-nyolek, berujung ke hal yang lebih besar.
Walaupun begitu nek siti dan erwin belum sampai melewati batas sampai berhubungan sex.
Walau tidak sampai ke hubungan pria wanita tapi sudah beberapa tempat d tubuh nek siti yang sudah erwin pegang seperti payudara, paha, pantat dan bahkan hampir menyentuh ke bagian hal pribadi nek siti tapi itu tidak terjadi karena nek siti menolak dengan keras d bagian itu.
Dan malam ini erwin akan melewati batas tersebut dengan menyetubuhi wanita paruh baya itu.
Pada malam harinya erwin pun pulang dan langsung mandi. Setelah mandi dan berpakaian erwin turun ke bawah dan bertemu dengan pak sudarman yang sedang menonton tv d ruang tamu.
Sedangkan tuk nek siti masih d dlam kamrnya.
Erwin lalu duduk dan berbincang-bincang dengan pak sudarman. Tak berselang lama erwin pun berinisiatif menawarkan kopi. Pada awalnya pak sudarman menolak dan membiarkan dirinya saja yang membuatnya tapi karena paksaan dari erwin pak sudarman pun mengalah.
Di dapur erwin sedang membuat kopi. Melihat sekitar gak ada orang, erwin lalu mengambil sesuatu d dalam sakunya yang sudah dia siapkan sejak tadi siang.
Merasakan sudah cukup erwin lalu membawa kopi tersebut d ruang tamu. Sekitar jam 9 pak sudarman mulai mengantuk dan minta izin untuk pamit k kamar.
Sedangkan untuk erwin, masih menonton d ruang tamu.
Melihat jam sudah menunjukan pukul 10 erwin lalu beranjak dari tempatnya. Perlahan menuju ke arah dapur. Sesampainya d dapur erwin berhenti d depan kamar.
Perlahan membuka pintu sambil melihat kondisi d dalam. D kasur berbaring 2 insan pria dan wanita. Yang pria pak sudarman dan wanitanya nek siti.
Perlahan erwin berjalan menuju k arah nek siti. Saat ini nek siti sedang d tutupi oleh selimut.
Erwin mengangkat selimut yang menutupi nek siti. Setelah memindahkannya k samping, erwin dapat melihat seluruh tubuh nek siti.
Nek siti tidur menggunakan daster terusan lengan pendek yang menutupi sampai lutut. Karena cahaya lampu erwin bisa melihat sedikit pakaian dalam nek siti.
Agar tidak membangunkan nek siti, pelan-pelan erwin mengangkat dasternya ke atas sampai terlihat celana dalamnya. Celana dalam yang d pakai nek siti saat ini berwarna abu-abu. D tengah-tengah celana dalamnya sekilas terlihat gundukan berwarna hitam dengan beberapa bulu yang keluar dari sela-sela celana dalam nek siti.
Melihat tidak ada reaksi dari nek siti, erwin memberanikan diri untuk melepaskan celana dalam nek siti. Entah sedang hoki atau apa, tidak ada reaksi apapun dari nek siti saat erwin melepaskan CD nya dan membuangnya k samping.
Tanpa benda yang menghalangi, d depan erwin terpampang hutan rimbun yang lebat. Dapat dilihat dari lebatnya jembut, nek siti tidak pernah mencukurnya.
Perlahan tapi pasti erwin melebarkan kaki nek siti dan menggunakan kedua ibu jarinya tuk membuka bulu jembut dari tengah. Ditengah-tengah hutan rimbun tersebut terlihat meki nek siti yang sudah agak tua.
ada garis keriput d sekitar garis vertikal dan beberapa helai uban yang menunjukan usia tuanya.
Terlihat garis vertikal yang terbuka sedikit memperlihatkan daging merah pucat d dalamnya.
'Jadi ini meki nek siti, jembutnya lebat sekali pasti belum pernah d cukur. Walaupun udah agak tua tapi meki tetap lah meki. Tentu pasti ada rasanya. Meski begitu meki ini yang akan ku jejali dengan penisku malam ini.'
Erwin kemudian mulai melepaskan seluruh pakaiannya. Saat ini erwin telanjang tanpa benang sehelaipun. Perlahan erwin merangkak di atas tubuh nek siti. Saat bersentuhan erwin dapat merasakan rasa lembut pada tubuh nek siti apalagi bagian dadanya yang besar.
Tujuan erwin saat ini adalah untuk membangunkan nek siti. Sesuai harapan, nek siti yang merasakan tubuh bagian bawahnya dingin dan sesuatu menimpa tubuhnya perlahan bangun dari tidurnya.
Betapa terkejutnya nek siti melihat bahwa yang menimpanya itu manusia dan dalam keadaan tanpa baju.
Spontan nek siti mau berteriak dan dengan cepat erwin menutupi mulut nek siti agar tidak berteriak.
Merasakan mulutnya d dekap, nek siti mulai meronta-ronta dengan upaya tuk melepaskan diri dari orang d depannya.
"Nek, jangan berisik. Ini saya nek, erwin. "
Mendengar suara itu nek inah membelalakan matanya. Dia tidak mempercayai bahwa orang yang sedang menimpanya saat ini adalah erwin anak majikannya sendiri.
"Kenapa aden ada d sini dan aden ngapain diatas mbok? "
"Stttt,, mbok jangan berisik... Nanti pak de bangun"
Mendengar ucapan erwin, nek siti baru ingat bahwa ada suaminya d samping dirinya. Cepat-cepat nek siti menutup mulutnya dan melirik ke samping melihat suaminya masih tertidur, nek siti lega.
"Aden lagi ngapain d atas nenek, dan kenapa baju nenek d angkat? "
Ucap nek siti dengan suara sepelan mungkin takut membangunkan suaminya.
"Maaf nek, erwin gak bisa nahan lebih lama lagi... "
Kemudian erwin menyuruh nek siti melepaskan semua bajunya. Awalnya nek siti menolak tapi karena paksaan dan ancaman akan membangunkan suaminya akhirnya nek siti menurutinya.
Saat ini nek siti telanjang bulat tanpa sebenang helaipun d tubuhnya. Melihat tubuh telanjang nek siti, erwin langsung menindihnya dan mulai mengulum puting nek siti.
Merasakan rangsangan dari erwin membuat napas nek siti mulai berat. Setelah puas dengan puting nek siti, erwin kemudian turun kebawah sampai menghadap bagian selangkangan nek siti. Disana dia d suguhkan lagi hutan lebat milik nek siti.
Tanpa basa basi erwin menyibak hutan lebat itu kemudian mulai memainkan lidahnya di sana.
Nek siti yang melihat itu sempat memberontak dengan cara menyatukan kedua pahanya menutupi wilayah terlarangnya tapi usaha itu sia-sia.
Saat merasakan lidah erwin menjilati di bagian pribadinya nek siti mulai terengah-engah sambil menutupi mulutnya agar tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.
Setelah beberapa menit tubuh nek siti tiba-tiba bergetar dan erwin yang sedang menjilati mekinya merasakan ada cairan basah yang menyentuh lidahnya.
Nek siti tidak kuasa menahan rangsangan dari erwin yang membuat dirinya keluar. Ini merupakan pengalaman pertama nek siti merasakan yang namanya orgasme.
Melihat kondisi nek siti saat ini membuat erwin masuk ke hidangan utama.
Mengangkat kaki nek siti seperti bentuk M dan kemudian menindihkan badannya d atas nek siti. Nek siti yang masih terbuai dengan rasa orgasmenya tiba-tiba terbangun merasaka badannya d tindih.
"Den, jangan den, ingat den nenek udah tua. Gak sepatutnya kita melakukan ini. Dosa den"
Nek siti mulai gelisah ketika dia merasakan benda keras menyentuh bagian pribadinya.
Tanpa menjawab erwin mulai memasukan penisnya ke dalam belahan meki nek siti.
Saat kepala penis sudah masuk, erwin merasakan perlawanan dari dinding meki nek siti. Erwin tak menyangka meki nek siti masih terasa sempit d usianya yang menginjak kepala 5.
Tak hanya erwin yang terkejut, nek siti juga demikian. Saat kepala penis masuk kedalam, nek siti terkejut betapa besarnya penis anak majikannya ini. Nek siti tidak tau pasti berapa besar penisnya, tapi merasakan penis itu masuk nek siti dapat mengira-ngira. Penis anak majikannya ini 3x lebih besar dari punya suaminya. Ini membuat lubangnya melebar yang membuat nek siti meringis karena merasakan perih diarea sana.
Perlahan tapi pasti batang keras itu mulai masuk jauh ke dalam lubang meki nek siti. Nek siti yang merasakan batang mulai masuk kedalam dirinye lebih dalam hanya bisa menggertakan gigi menahan gerakan otot-otot mekinya yang mencoba menyesuaikan ukuran penis anak majikannya.
Dengan bantuan cairan meki nek siti membuat erwin dapat memasukan batangnya ke dalam lubang pribadi nek siti. Setelah batangnya masuk meninggalkan 1/3 yang masih belum masuk, erwin mulai berhenti mendorong karena dia merasakan agak susah karena sempitnya meki nek siti.
Nek siti yang merasakan batang yang d dalam dirinya berhenti, mulai mengambil napas... Mekinya masih terasa perih. Walaupun begitu dia bisa merasakan batang keras itu masuk jauh kedalam lebih dalam dari punya suaminya. Dia tidak menyangka betapa panjang dan kerasnya punya erwin.
Tapi yang tidak diketahui olehnya, langkah selanjutnya akan membuatnya merasakan pengalaman yang tak pernah dia rasakan seumur hidupnya.
Erwin yang bersiap-siap mengambil langkah terakhir memberikan nek siti baju agar d masukan k dalam mulutnya. Nek siti yang tidak tau apa-apa mengikuti dan memasukan baju k dalam mulutnya.
Melihat persiapan sudah selesai, erwin lalu mengangkat pantat nek siti dan mengayunkan pantatnya maju mundur. Merasa sudah siap dan pelumasnya sudah cukup erwin kemudian menghentakan kedepan membuat separuh batangnya yang belum masuk langsung tenggelam ke dalam meki nek siti.
Nek siti yang belum siap dan tidak tau apa-apa, tersentak kaget merasakan batang keras menghantam dinding rahimnya. Seketika nek siti melotot dan menggigit baju yg d mulutnya sekuat mungkin.
Tangannya mencengkram keras sprey yang membuat sprei mengkerut d sela-seka jarinya. Badan nek siti bergetar hebat akibat kontraksi dinding rahimnya yang menerima hantaman batang keras milik anak majikannya itu.
Sedangkan untuk erwin, dia merasakan jepitan kuat dinding meki nek siti akibat hantamannya.
Setelah beberapa saat badan nek siti mulai berhenti bergetar.
Merasakan dinding meki nek siti mulai mengendur, erwin mulai mengambil posisi dan mulai mengenjot meki nek siti.
Tanpa terasa hampir setengah jam erwin menggenjot meki nek siti. Akibat genjotan erwin, sprei yang awalnya kering kini basah oleh cairan yang meleleh dari meki nek siti.
Kedua insan beda usia itu kini dipenuhi oleh keringat. Bahkan sprei d bawah mereka basah oleh keringat mereka.
Erwin terus menggenjot dengan kuat membenamkan seluruh batangnya kedalam nek siti. Nek siti yang menerima genjotan erwin hanya bisa pasrah merasakan dinding rahimnya dari tadi di hantam batang keras anak majikannya. Apalagi dia sudah 6x orgasme yang membuat tubuhnya lemah.
Erwin yang saat ini menggenjot nek siti tidak berharap dapat menikmati tubuh pembantunya ini. Dengan meki tuanya yang sempit membuat sensasi yang luar biasa.
Kini erwin mulai merasakan cairannya akan keluar mempercepat genjotannya. Memikirkan spermanya akan masuk kedalam rahim tua milik nek siti. Erwin tidak tahu apakah nek siti masih bisa hamil lagi atau tidak.
Erwin mulai berpikir alangkah baiknya jika dia bisa menghamili nek siti. Erwin bahkan bisa membayangkan nek siti yang sudah tua berjalan dengan perut buncitnya.
Lalu erwin meletakan tangannya yang dianggap letak rahim nek siti. Tiba-tiba d tangan erwin keluar cahaya redup berwarna biru yang langsung masuk ke dalam rahim nek siti.
Cahaya biru itu lalu bergerak ke arah sel telur nek siti yang sudah tua. cahaya itu bertemu dengan sel telur dan mulai menyelimutinya.
Melihat hasil upayanya membuat erwin makin bersemangat menggenjot meki tua nek siti. Merasakan d ujung tanduk, erwin menghentakan sekuat tenaga kedalam membuat batang penisnya menghantam lubang rahim nek siti.
Nek siti yang menerima hantaman tersebut membelalakan matanya ketika merasakan batang keras tersebut sedikit masuk kedalam ruang bayinya.
Crooooot... Crooooot... Crooot.... Crooooot... Crooot
Serr.. Ser... Ser..
Mereka berdua sama sama keluar disaat terakhir. Nek siti merasakan cairan panas memasuki rahimnya dan kemudian pingsan.
Erwin yang kini menindih nek siti mulai ngos-ngosan. Setelah istirahat 15 menit, erwin lalu beranjak dari tubuh nek siti. Melihat nek siti pingsan membuat erwin merasa bersalah.
Mungkin dia melakukannya terlalu kasar pada nek siti yang sudah berumur. Melihat tubuh nek siti yang berkeringat dan kemudian melihat k hutan rimbun yang sudah d basahi oleh cairan kawin mereka apalagi lelehan sperma yang keluar dari lubang meki nek siti yang sudah menganga akibat hentakan batang tebal miliknya.
Erwin kemudian mengelap keringat memasangkan nek siti baju. Dan Membersihkan bagian mekinya sampai kering. Melihat lelehan sperma yang masih mengalir dari lubang meki nek siti, membuat erwin lalu mengangkat pinggul nek siti dan kemudian meletakan bantal dibawahnya.
Melihat sperma tidak meleleh lagi erwin kemudian memasangkan nek siti celana dalam serapi mungkin. Kemudian menyemprotkan pengharum ruangan untuk menghilangkan bau hormon percintaan mereka.
Dirasa sudah cukup erwin balik k kamarnya dengan rasa puas.