Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT NO QUOTE - Istri Nakal yang Suka Tantangan

Setelah melihat penampakan bodyku, berapa nilai yang kamu berikan ?

  • 5 : Jelek

    Votes: 44 4,9%
  • 6 : Biasa

    Votes: 50 5,6%
  • 7 : Lumayan

    Votes: 84 9,4%
  • 8 : Bagus

    Votes: 147 16,5%
  • 9 : Sexy

    Votes: 390 43,7%
  • 10 : Sempurna

    Votes: 178 19,9%

  • Total voters
    893
Update.

Suamiku dan pak Robert masih saja ngobrol di ruang tamu, sementara aku akhirnya berbaring di tempat tidur sambil melihat-lihat feed instagramku. Tak banyak sebenarnya galeri foto di akun instagramku, aku sendiri memang tak banyak mengumbar kehidupan di media sosial. Kudengar pak Robert sepertinya pamit untuk kembali ke tempatnya, memang saat itu sudah pukul 9 malam. Setelah mengantar kepulangan pak Robert, suamiku langsung masuk ke kamar, dan mengambil tempat di sampingku.

"Gimana rasanya ?"
"Apanya mas ?"
"Yang tadi itu, pamer-pamer sama pak Robert."
"Pamer apaan sih mas ?"
"Kamu sengaja kan pamer sama pak Robert tadi ? Nakal banget."
"Enggak mas, tadi itu handuknya keinjek, makanya nggak sengaja jadi melorot."

Aku sengaja berpura-pura bahwa aku tak sengaja. Kembali aku mencoba ngetest mas Harno, bagaimana reaksi dia dengan jawabanku. Apakah nantinya dia mendorongku lebih berani lagi, atau malah kecewa dan marah tubuh istrinya dipertontonkan pada pria lain.

"Pak Robert pengen fotoin kami katanya."
"Aku jadi modelnya pak Robert gitu ?"
"Iya, besok katanya kesini jam 8."
"Loh kok ga tanya aku dulu sih ?"
“Emang kamu ga mau ?”

Aku berpikir sejenak, apakah ini artinya suamiku mendorongku untuk bertingkah lebih berani lagi dalam mempamerkan tubuhku kepada pria lain ?

“Ya udah deh, emang dia mau kesini jam berapa ?”
“Jam 8 katanya.”
“OK.” jawabku singkat.

Setelah percakapan kami terkait rencana pak Robert besok pagi berakhir, suamiku kemudian mendekapku. Disingkap handukku sehingga kini tubuh bugilku terpampang di depannya. Dibelainya lembut payudaraku, diremasnya dengan pelan, lalu dipelintir putingku dengan gemas. Diulangnya terus seperti itu, dengan kombinasi dimana kami berciuman dengan hangat, dan lidah yang saling tertaut di dalam mulutku.

Pelumasku mulai membanjir di memekku. Rabaannya kini turun, ke perut kemudian berakhir di liang senggamaku. Diremasinya dengan lembut, kemudian jari tengahnya menari-nari mencari sebuah tonjolan kecil yang selalu bisa membuatku terbang ke awan. Digosoknya lembut naik turun, dengan terus menciumiku. Aku masih pasrah terdiam menikmati rangsangan suamiku. Aku ingin diam menghayati pergumulan ini dan membiarkannya menjamah tubuhku sesuai fantasinya.

Diratakannya cairan pelumasku sampai ke lubang anusku, kemudian disodok-sodokkan seperti hendak memasukkan jarinya ke anusku. Aksinya ini membuatku benar-benar terbang, geli-geli nikmat rasanya ketika lubang anusku diperlakukan seperti itu.

Suamiku kemudian bangkit, berdiri di samping tempat tidur lalu melucuti semua pakaiannya. Ditariknya tanganku, kemudian dituntun aku untuk berjalan mengikutinya. Aku yang melangkah di belakangnya hanya berpikir, aku pasti akan digarap di kebun belakang lagi. Ternyata dugaanku salah, dia menuntunku ke teras depan rumah !

Setelah pintu rumah dibukanya, diposisikan aku berdiri dengan bertumpu pada pagar rumah itu. Diturunkan pundakku, sehingga kini aku menunduk, dengan masih berpegangan pada pagar rumah. Suamiku mengambil posisi di belakangku, dengan kontol yang sudah mengacung tegak. Kulihat dikocoknya sendiri kontolnya sebelum memasukkannya ke dalam memekku.

Ujung kontolnya kemudian ditempelkan di mulut memekku, untuk diusap-usapkan agar ujung kontolnya basah oleh cairan cintaku. Beberapa kali usapan, setelah yakin sudah cukup basah, ditusukkan kontolnya ke memekku secara perlahan.

"Uuuuuuuhhh...maaaaass…" lenguhku ketika batang kontolnya pelan tapi pasti terbenam di dalam memekku. Aku masih terdiam, sementara suamiku juga sepertinya diam sejenak untuk menikmati kehangatan memekku yang menyelimuti kontolnya. Tangannya kemudian menjulur ke depan untuk meraih susuku yang menggantung, Diremasinya dengan nafsu.

Kurasakan dia mulai menggoyang pinggulnya untuk menyodok memekku dengan kontolnya. Dengan tempo santai, diayunkan tubuhnya sehingga kini tubuh kami bergoyang mengikuti irama sodokan kelamin kami yang beradu. "Aaaaaaaahh masss, terusss… sodokin yang kenceng…" aku meracau menikmati goyangannya yang masih dalam tempo lambat, namun sangat terasa di memekku.

Diayunkan dengan kuat sehingga kontolnya mendesak lebih dalam, dijambaknya rambutku sebagai pegangan, sehingga kini tubuhku melengkung karena tingkah suamiku. Seiring waktu, dia mulai meningkatkan tempo goyangannya, aku yang juga menikmati permainan ini, ikut bergoyang mengikuti suamiku.

"Uuuuuuh, dalemin lagi kontolmu mas, siram memekku…" aku melenguh merasakan birahi yang luar biasa. Dengan tempo yang sudah cukup membuatku ingin mencapai puncak, suamiku sepertinya juga ingin menuntaskan birahinya. Setelah sekitar 10 menit menggempur memekku, aku tak tahan lagi.

"Maaaaaaasss, aku nyampeeeee…" aku berteriak setelah orgasme berhasil kuraih. Suamiku bukannya memberikan aku istirahat malah semakin menggoyangkan tubuhnya. Kulirik tatapannya sudah mulai fokus untuk crot, tinggal menunggu waktu saja.

Aku ambruk ke depan, menumpu pada pagar setelah suamiku juga ikut mencapai puncaknya, kurasakan hanya sebagian yang tertampung di memekku, karena aku terlanjur lemas dan ambruk. Sebagian nyemprot di punggung dan bokongku. Tak seperti kegiatan kami sebelumnya di kebun belakang ini, dimana suamiku meninggalkan aku begitu saja dengan kondisi telanjang. Malam ini mas Harno membopongku masuk ke dalam kamar. Mungkin saja dia ingin aku beristirahat dengan baik malam ini, karena besok akan ada photoshoot dengan pak Robert.

Setelah sampai di kamar, aku dibaringkan dengan sekaligus ditutupi selimut oleh suamiku. Dia sendiri kemudian ikut tidur di sampingku, dan menelusup masuk juga ke selimut. Malam itu setelah kami berdua mencapai puncak birahi kami, kami tidur berpelukan di dalam selimut.

Sekitar pukul 6 pagi, aku terbangun karena ayam berkokok bersahut-sahutan yang membuatku sebenarnya sedikit malas untuk bangun sepagi ini. Bukan karena janji dengan pak Robert masih jam 8 nanti, tapi aku masih merasakan lemas dan letih setelah pergumulanku tadi malam dengan suamiku.

Mungkin sebagian dari kalian bertanya-tanya, kenapa kami hanya melakukan sekali saja capaian klimaks. Bukan karena suamiku gampang lemas setelah bertarung, tapi memang kami berdua sedari awal menikah, sering sekali melakukan hubungan seks tanpa kenal waktu. Kadang sehari bisa 5 sampai 7 kali. Itulah kenapa kami lebih suka melakukan seks dengan hanya sekali saja capaian klimaks. Terlepas dari bagaimanapun caranya, entah itu kami raih bersama, atau aku yang duluan maupun suamiku yang lebih dulu.

Aku sendiri sudah cukup puas dengan permainan kami selama ini, meskipun aku tahu mas Harno sering mempelajari tentang seksualitas. Barangkali dia tak percaya diri dengan permainan kami yang seperti ini, mungkin juga takut dianggap bukan pria perkasa.

Padahal buatku, sebenarnya tak ada masalah dengan ini semua. Aku juga tak pernah berkhayal untuk main beronde-ronde, karena kupikir sekali saja lemasnya bukan main, apalagi harus 4 - 6 ronde dalam sekali waktu.
Setelah menyempurnakan kesadaranku pagi itu, aku beranjak bangkit dari tempat tidur. Aku langsung menuju kamar mandi, aku ingin mandi pagi hari ini. Aku ingin mendapatkan kesegaran maksimal pagi ini, setelah tadi malam mendapatkan kenikmatan maksimal.

Kusabuni semua tubuhku tanpa terlewat, aku sendiri jadi heran, kenapa mandiku pagi ini begitu serius. Apakah ini semua karena aku ingin tampil begitu mempesona di depan pak Robert ? Ah, entahlah. Yang jelas pagi ini setelah mandi aku ingin berjalan-jalan sebentar sendirian menyusuri jalan-jalan kecil daerah ini. Mungkin saja selain jogging, aku bisa sekaligus dengan berbagi rejeki dengan orang lain. Entah dengan tontonan, atau dengan usapan lembut. Hihihi… aku jadi horny sendiri memikirkannya.

Aku mengenakan pakaian jogging yang cukup bisa memikat perhatian pagi ini, baik muda maupun tua. Sportswear ku kali ini berwarna pink yang menyala, kukombinasikan dengan topi, jilbab dan sepatu warna putih. Ukurannya yang begitu fit di badanku membuatku penasaran untuk melihat penampilanku sendiri di depan cermin. Sekaligus melakukan checking akhir, apakah diriku pagi ini bisa membuat kontol siapapun berdiri tanpa komando. Hhhhmmm… Sempurna, cameltoe yang tercetak di celana, dipadu dengan tonjolan kecil di bagian dada. Meskipun tidak terlalu terpampang, tapi aku yakin siapapun yang berpapasan denganku di jalan-jalan kampung akan melihatnya dengan jelas. Aku bersiap untuk keluar rumah.

Baru sampai di ruang tamu depan, seseorang mengetok pintu dari luar. Tok… Tok… Tok… Diketuknya pintu rumah ini, kulihat dari balik jendela, ternyata pak Robert ! Dia datang lebih awal dengan membawa 2 tas peralatan fotografinya. Bukannya janjian jam 8 ya ? Akhirnya kubukakan pintu agar pak Robert masuk. Kupersilakan dia duduk terlebih dahulu, dia pun duduk di kursi tamu depan dengan sorot matanya tajam kearahku.

“Harno dimana mba ?” tanyanya padaku.
“Masih tidur pak, sebentar saya bangunin ya. Katanya kemarin janjian jam 8 pak, jam segini kok udah dateng ?” tanyaku memberondong.
“Iya mba, maaf sebelumnya, nanti sekitar jam 10 ternyata saya harus terbang ke Denpasar karena ada janji dengan mitra kerja saya. Makanya saya pikir ya berangkat kesini lebih awal aja. Mumpung mba kan juga mau jadi model saya.” jelasnya padaku.

Akhirnya aku pun urung melakukan aksiku pagi ini untuk berbagi rejeki dengan pria-pria lain diluaran sana. Halah, ya sudah, pagi ini kan bisa berbagi dengan pak Robert pikirku. Kubangunkan suamiku dan memberitahunya kalau pak Robert sudah datang. Suamiku begitu antusias ketika mendengar pak Robert datang.Bergegas dia menemui pak Robert, menyalaminya kemudian masuk ke kamar mandi. Sepertinya dia mandi.

Kini aku bersama pak Robert di ruang tamu, duduk berhadapan sambil ngobrol rencana pagi ini. Kami seperti briefing pagi itu, sembari menentukan konsep, busana dan tempat photoshoot pagi ini. Dia menjelaskan, pagi ini aku bisa memulai foto di teras depan dengan sportswearku ini, kemudian nanti lanjut di ruang keluarga, tempat tidur, kebun belakang dan kolam renang. Untuk busana, dia sudah siapkan semuanya, tinggal aku yang pilih. Dia tak menjelaskan busana seperti apa yang bakal aku kenakan untuk photoshoot pagi ini. Aku sendiri juga tak bertanya padanya, hanya mengangguk-angguk seolah mengerti dan menyetujui dengan ucapannya. Dia sendiri kemudian menuju teras depan untuk mempersiapkan peralatannya. Kulihat suamiku juga sudah selesai mandi. Dia hanya mengenakan kaos jersey tim sepakbola kesukannya, dipadu dengan boxer hitam favoritku. Ya, favoritku. Aku selalu horny melihat suamiku mengenakan boxer itu. Entah Kenapa.

Suamiku menyusul pak Robert di teras depan, sementara aku berinisiatif untuk memoles wajahku sedikit dengan make up yang kubawa. Setelah memastikan make up ku selesai dan sempurna, aku menuju ke teras depan rumah. Sepertinya arena photoshoot pagi ini sudah siap, kulihat pak Robert juga sudah berada di posisinya.

“Gimana, sudah siap ?” tanya pak Robert padaku.
“Sudah pak, tapi tolong bimbingannya, belum pernah dengan fotografer pro seperti anda.”

“Ya udah, mba bisa cek dulu deh pose-pose yang ada di katalog ini.”

Aku disodori katalog, atau mungkin bisa dibilang album photo ya. Didalamnya berisi ratusan foto yang sudah dilakukannya, dengan mungkin puluhan atau ratusan model. Kubuka satu-persatu dengan seksama, dengan sesekali gestur tubuhku sedikit menirukan pose di dalam katalog itu. Sementara pak Robert dan suamiku asyik mengobrol entah dengan topik apa pagi itu.

Setelah sebagian besar katalog itu sudah kubuka, pak Robert sepertinya paham dengan itu. “Udah ?” tanya pak Robert padaku. “Udah pak, ayo bisa kita mulai.” ajakku pada pak Robert.
Aku mulai bergaya dengan pose-pose yang ada di katalog tadi, dengan pak Robert terus memberikan saran dan pembetulan pada posisiku yang kadang masih kaku. Meskipun menurutnya, aku ada potensi untuk mengembangkan diri di bidang modelling. Tak banyak yang bisa kuceritakan detail mengenai photoshoot di teras pagi itu. Yang pasti entah berapa puluh jepretan pagi itu dihasilkan pak Robert dengan aku sebagai modelnya. Setelah dirasa cukup dengan apa yang sudah diambilnya, pak Robert kemudian memberitahukan untuk pindah tempat di kebun belakang.

“Ganti dengan kostum yang ada disini ya mba. Mba pilih aja mana yang bisa bikin mba nyaman dan suka. Nanti setelah photoshoot ambil aja boleh untuk kenang-kenangan” perintahnya padaku sembari menyodorkan sebuah tas ransel berwarna biru muda. Aku sendiri tak banyak tanya, kostum apa saja yang ada di tas itu. Aku mengambilnya dari tangan pak Robert. “Oke pak, sebentar saya ganti dulu ya.” ucapku sambil kemudian meninggalkan pak Robert dan menuju kamar tidur untuk ganti kostum. Sebelum masuk ke kamar tidur, aku sempat melirik pak Robert yang memandangiku dari belakang, meskipun sedang membereskan peralatannya untuk dipindah ke kebun belakang.

Setelah mengunci pintu kamar tidur, kutanggalkan sportswear dan jilbabku. Kemudian membongkar isi tas yang diberikan pak Robert. Kukeluarkan semua untuk kupilih yang cocok buatku, pikirku awalnya. Tapi setelah satu kostum kubuka dengan sempurna, aku terkejut dengan apa yang kulihat. Ini Lingerie Semua !!!

Gila. Masa aku harus pakai kostum ini ? Yah, meskipun memang aku berniat eksib pagi ini di depan pak Robert. Tapi dengan kondisi aku yang tidak membawa dalaman di liburan ini, jelas membuatkan sedikit khawatir. Tahu sendiri lah, bagaimana lingerie-lingerie yang digunakan tanpa ada dalaman dibaliknya. Dimana pada umumnya selain tipis, membentuk tubuh, juga transparan. Apalagi aku melihat, salah satu lingerie di tas ini malah tanpa berpenutup dada sama sekali. Artinya bongkahan susuku akan terpampang bebas karena tiada berpenghalang.



Aku harus jaga image dulu nih, pikirku. Akhirnya kuputuskan mengambil lingerie warna merah terang yang kupikir lebih aman. Karena lingerie lain ukurannya selain kecil, panjang bajunya juga sangat minim. Kupikir sama saja tak pakai pakaian jika jembutku bisa dilihat saking kecil ukurannya. Setelah mematut di cermin, aku bersiap untuk keluar kamar tidur.

Aku langsung menuju ke kebun belakang. Tapi anehnya hanya suamiku yang ada di kebun belakang. Tak kutemukan pak Robert ada disana, peralatannya pun juga tak ada. “Pak Robert dimana mas ?” tanyaku. “Dia mendadak pamit, kliennya minta dia segera datang.”

 
Wah...pertamax ka.... asyikkk.... lah takkan pak robert terus pergi.... baru nak dapat feel dari aksi miss... hmmm bagaimana selanjutnya miss... siapa pula yg dapat rejeki dari miss.... hehehehe selamat pagi ya miss
 
Kalau punya wife dengan body spt miss rosaa gini pasti saya juga akan pamer dan berbagi .

Tidak heran suaminya miss melakukannya tiap hari.
Mantap nmiss ,great body you have.
 
Suka bgt liat TOGE 😍

Di tunggu update selanjutnya sis
 
Cerita yg ga pernah gagal untuk membuatku deg deg an... Mantap...
Ayo lanjutkan lagi miss...
Makasih ya untuk foto²nya...
Jadi ga sabar untuk lihat yg lebih jelas... 😍😋😘
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd