Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA NOKTAH MERAH KELUARGA

Status
Please reply by conversation.
Apakah mama&mommy nya ada yg hamil suhuu,,,ditunggu lamjutnnya
 
berharap bisa gabung ma bily buat muasin mamah n mommy nya....mantap suhu 4 jempol buat anda
 
EPISODE 8



TOKOH UTAMA DALAM CERITA INI



GUNAWAN RAHARJA
https://1.bp.********.com/-bORnxh9Q8T0/WvPysmUom_I/AAAAAAAAAoA/MGhapNbPeWMfx7Xic_MekeT-cwyQzrrWgCPcBGAYYCw/s1600/new.jpg


BILLY RAHARJA
https://1.bp.********.com/-NSzm9298c6I/WvPvU-snxaI/AAAAAAAAAm8/4Lay1zqk_WAnfCK-BxPfQBZR1NnJy-iOgCPcBGAYYCw/s1600/new.jpg

SUNDARI WULAN SARI
https://2.bp.********.com/-32Qf9qdzqr0/WsHaacdhrnI/AAAAAAAAAhg/P50_gIaU97I8hXou8I5FzvAAoI1lzitqwCPcBGAYYCw/s320/y.jpg


EVA FRANSISCA
https://1.bp.********.com/-_pSU16RERrc/WvPwG79HPVI/AAAAAAAAAnE/vcOXuhuFjGYetUYfB4BRAVA8qqlpwlFwACPcBGAYYCw/s1600/new.jpg


LASTRI
https://3.bp.********.com/-rnCylzncFnE/W09D6SGprKI/AAAAAAAAArM/VFKFWo4HgmkyhOYfU0L2z5ky-_c6w--3ACEwYBhgL/s320/f.jpg


SUSAN
https://1.bp.********.com/-qDrAK8I7bdc/WsUD1_JnbPI/AAAAAAAAAh4/drUykbp2QAsDqsx5mBVasfs4L_Jb7mBkQCPcBGAYYCw/s320/c.jpg


**********************************************

https://1.bp.********.com/-NSzm9298c6I/WvPvU-snxaI/AAAAAAAAAm8/4Lay1zqk_WAnfCK-BxPfQBZR1NnJy-iOgCPcBGAYYCw/s320/new.jpg[URL='https://2.bp.********.com/-32Qf9qdzqr0/WsHaacdhrnI/AAAAAAAAAhg/P50_gIaU97I8hXou8I5FzvAAoI1lzitqwCPcBGAYYCw/s1600/y.jpg']https://2.bp.********.com/-32Qf9qdzqr0/WsHaacdhrnI/AAAAAAAAAhg/P50_gIaU97I8hXou8I5FzvAAoI1lzitqwCPcBGAYYCw/s320/y.jpg[/URL]
BILLY-----------------SUNDARI


Dua Bulan sudah Artika bekerja di perusahaan Papanya Billy, Dan kinerjanya Artika pun sangat baik, bukan hanya rajin dalam bekerja akan tetapi Arika sangat pintar, dan hal ini pun sangat membantu dalam kemajuan perusahaan Papanya Billy.


'' Sayang.., Nanti Mama jemputnya agak Malam, soalnya Mama nanti sore mau mampir ke kantor Papamu.'' Kata Sundari.


'' Terus Nanti Mama pakai apa ke kantor Papa.?'' Tanya Billy.


'' Gampang Mama bisa pakai taxi.'' Jawab Sundari.


'' Ya sudah Mam ..kalau begitu.'' Kata Billy.


'' Hati-hati di jalan yaa Sayang.'' Ucap Mamanya sambil mencium Bibir Billy, Lalu turun dari Mobil.


Setelah aktivitas pagi sampai siang hari di kantornya Sundari, menjelang Sore Sundari pun meluncur ke kantor Gunawan mantan Suaminya untuk bertemu dengan Artika. Sesampai di sana Sundari pun bertemu dengan Artika.


'' Gimana kerjamu Artika?''


'' Alhandulilah Bu lancar.'' Jawab Artika.


'' Oh yaa Bapak ada.?'' Tanya Sundari.


'' Bapak sepertinya sudah pulang Bu. Hari ini bapak pulang cepat dari biasanya.'' Jawab Artika.


'' Syukurlah...Jadi Aku bisa leluasa ngobrol sama kamu.'' Sahut Sundari.


Tak terasa waktu terus bergulir, dan jam di dinding sudah menunjukan pukul 07 malam, dan Susana kantor pun sudah sepi, para karyawan sudah pulang, sementara itu Sundari duduk dengan gelisah di kursi menunggu Billy menjemputnya.


'' Kenapa Bu... Sepertinya Ibu...?''


'' Iyaa Artika, Aku sedang menunggu Billy.'' Ucap Sundari


'' Jadi Ibu sedang menunggu di Jemput Billy.?'' Tanya Artika wajah semu merah, senang sekaligus grogi karena ada kesempatan bertemu dengan Billy.


'' Benar...'' Sundari tersenyum memandang Artika yang menunduk malu-malu.


'' Nanti kamu bisa pulang bersama kami.'' Ajak Sundari makin menyenangkan hati Artika.


'' Terima kasih Bu,Tapi Saya Malu.'' Lirih Artika.


'' Malu Sama siapa? anggap saja Aku ini Ibumu, Artika.'' Sahut Sundari menggoda.


'' S...S-saya malu sama Mas Billy, Bu.'' Ucap Artika dengan muka makin merona.


'' Ibu ngerti kok.Ngak usah malu. Billy senang kok bertemu denganmu.'' Jawab Sundari.


'' Ah.., Bu Sundari bisa saja.'' Artika makin tersipu.


Sundari tertawa melihat Artika yang malu-malu kucing seperti itu. Ia ingin bicara lagi. Tapi Tiba-tiba Hp Sundari berbunyi, dan ternyata panggilan yang masuk itu dari Billy. Lalu Sundari dan Artika segera keluar dari kantor. Dan Menghampiri Billy yang menunggu di parkiran.


'' Sayang Antar Artika dulu pulang ke rumahnya.'' Pinta Sundari.


'' Iyaa Mam..''


Billy menatap Artika diam-diam, begitu juga Artika menatap Billy diam-diam, dan situasi ini di sadari oleh Sundari Mamanya. Sundari hanya bisa tersenyum.Tidak lama kemudian Mereka pun sampai di depan Rumahnya Artika.


'' Mari Bu..Mas Billy mampir dulu.'' Ajak Artika.


'' Tidak Artika...lain kali saja karena hari sudah Malam.'' Ucap Sundari.


Kemudian Billy dan Mamanya meninggalkan rumah Artika, dan pulang menuju rumahnya. Sesampai di rumahnya, Mamanya turun lebih dulu dan langsung masuk kedalam rumahnya. Sementara Billy memasukan Mobilnya ke garasi.


Setelah memarkirkan mobil di garasi, Billy langsung menuju rumah dan masuk ke dalam kamarnya, dalam kesendirian di kamarnya, Billy mengingat semua kejadian tentang hubungan gelapnya bersama beberapa perempuan, seperti Tante Mery, Tante Susan, Mommy, dan Mamanya.


Billy duduk di atas tempat tidurnya, Matanya menatap lurus kedepan, ke tembok kamarnya, Billy menghelakan nafas dan mengusap wajahnya, sambil melihat foto Artika di Handphonenya, Rupanya diam-diam Billy memotret Artika tanpa sepengetahuan Artika sendiri.


******************************************
https://1.bp.********.com/-_pSU16RERrc/WvPwG79HPVI/AAAAAAAAAnE/vcOXuhuFjGYetUYfB4BRAVA8qqlpwlFwACPcBGAYYCw/s320/new.jpg[URL='https://1.bp.********.com/-bORnxh9Q8T0/WvPysmUom_I/AAAAAAAAAoA/MGhapNbPeWMfx7Xic_MekeT-cwyQzrrWgCPcBGAYYCw/s1600/new.jpg']https://1.bp.********.com/-bORnxh9Q8T0/WvPysmUom_I/AAAAAAAAAoA/MGhapNbPeWMfx7Xic_MekeT-cwyQzrrWgCPcBGAYYCw/s320/new.jpg[/URL]
EVA FRANSISCA-----------GUNAWAN

Sementara itu di tempat lain, di sebuah Apartement Mewah, Gunawan dengan penuh nafsu melumat bibir Eva, dan Eva istrinya tersenyum manja saat memegang batang Suaminya yang memang sudah berdiri dari tadi. Gunawan dengan sigap membuka kancing baju serta kait BH yang Eva Pakai, Eva membalas dengan menarik kepala Suaminya ke arah buah dadanya yang sudah terpampang bebas.


'' Hisap....Pap....Hisap putingnya..Uggghhhh..'' Pinta Eva tak tahan lagi.


Tapi belum puas Gunawan menghisapnya, Eva sudah dengan cepatnya menunduk dan mengulum batangnya yang sudah semakin mengerasdan menegang.


'' Ahh....Mommy, Baru kali ini kamu menghisap Penisku.'' desah suaminya keenakan. Suaminya tidak tahu ada suatu peristiwa yang membuat Eva jadi nakal seperti itu.


'' Penis Papa besar sekali, dan Ahk...Berurat lagi, seperti kawat baja.'' Desah Eva.


Gunawan agak bingung mendengar perkataan istrinya, '' Besar? Berurat?'' Perasaan, penisnya tidak seperti itu, lalu, burung siapa yang di bicarakan oleh Eva itu? Gunwan sudah ingin bertanya saat Eva mulai menghisap barangnya semakin cepat sambil kedua tangannya menggoyang-goyangkan bola kenikmatan yang ada di bawahnya, membuatnya jadi tak tahan dan akhirnya mengurungkan niatnya. Malah yang ada, tanpa terasa Gunawan sudah mulai menunggangi tubuh Eva.


'' Kamu cantik banget. Sayang.'' Seiring perkataan itu, melesaklah Penis Gunawan menembus Vagina Eva.


'' Ouughhh...'' Mereka menjerit bersamaan dan mulai menggoyangkan tubuhnya masing-masing.


Persetubuhan itu berlangsung singkat karena beberapa menit kemudian, Gunawan Suaminya Eva melengkuh penuh kepuasan.


'' Ahhhkk.....Mommy, Aku keluar, Ahk...'' Gunawan menekan pantatnya kuat-kuat dan menyemburkan sperma di lorong Vagina Eva.


Eva menerimanya dengan agak kecewa. Baru saja dia merasakan nikmat, Gunawan Suaminya sudah keburu keluar. Tidak seperti....Ah...Eva tidak boleh mengatakannya. Eva sadar apa yang ada di pikirannya bisa membuat Gunawan marah besar.


Sambil membiarkan Gunawan Suaminya merangkul tubuhnya, Eva juga membiarkan angan-angannya terbang menjelajahi saat bermain sex bersama Billy Anak tirinya.


**************************************************
https://1.bp.********.com/-NSzm9298c6I/WvPvU-snxaI/AAAAAAAAAm8/4Lay1zqk_WAnfCK-BxPfQBZR1NnJy-iOgCPcBGAYYCw/s320/new.jpg[URL='https://1.bp.********.com/-qDrAK8I7bdc/WsUD1_JnbPI/AAAAAAAAAh4/drUykbp2QAsDqsx5mBVasfs4L_Jb7mBkQCPcBGAYYCw/s1600/c.jpg']https://1.bp.********.com/-qDrAK8I7bdc/WsUD1_JnbPI/AAAAAAAAAh4/drUykbp2QAsDqsx5mBVasfs4L_Jb7mBkQCPcBGAYYCw/s320/c.jpg[/URL]
BILLY------------------------SUSAN

U“uuughhh....”H“hoaaaammmmm....”Billy terjaga dari tidur Malam karena ia merasakan sedang ada yang memainkan Penisnya, Sejenak Billy termenung, membangun kesadarannya kembali, dan Billy pun terkejut ketika melihat Penisnya sedang di isap Oleh Susan Tantenya.


Memang Susan mempunyai kunci ganda yang di berikan oleh Sundari, jadi kapan pun Susan bisa masuk ke rumah Sundari sesuka hatinya, Dan Susan sudah menganggap rumah Sundari seperti rumahnya Sendiri, Bahkan Susan sering juga menginap di rumah Sundari kalau ia merasa bosan di rumahnya.


'' Tante....???'' Ucap Billy.


Kemudian Susan menempelkan jari telunjuknya di bibir Billy, Lalu Billy pun menganguk dengan penuh perhatian, dan Susan pun melanjutkan menjilati Penis Billy kembali. Kini mulutnya mulai menelan kepala kontolnya, kontolnya, diemut.. dihisap-–hisap, lalu gantian mengenyot bijinya, dan birahinya Billy pun meningkat.


Billy mulai membuka kaosnya, Susan masih anteng memainkan kontolnya Billy, Setelah agak lama Susan berdiri dan mulai menanggalkan busananya, Billy hanya tiduran saja, menyaksikan sambil mengocok–-ngocok kontolnya.


Dan Segera Billy mengangkat dengan lembut satu kaki Susan dan Billy langsung membenamkan kontolnya ke dalam lobang memeknya, sementara mulutnya dengan leluasa menjilati dan menciumi bibir, dan putingnya bergantian. Maka desahan dan erangannya semakin menjadi-–jadi.


'' ”Owww..Oww..Ahhhh.. Ssshhh.. Bill.”'' Erang Susan


'' “Aduuhhh.. itilllllkuuu jangaannnn berhentiiii..!” “Ahhhh..Aawwww.. yesss...'' Desah Susan.


Billy memompakan kontolnya dengan santai, sambil mengamati tetek Susan yang bergoyang pelan. Pentilnya yang mengacung dan kecoklatan itu amat mengundang, segera saja ia sedikit menunduk, mulai menghisap pentil tersebut, menjilatinya, lalu menghisapnya kembali dengan kuat.


Susan menggeliat, pentilnya sangat sensitif terhadap hisapan yang agak kuat. Pantatnya bergoyang menahan kenikmatan yang sedang menjalar. Billy mulai mempercepat sodokannya, kini mulutnya berganti sasaran, sedang menciumi ketek Susan.


Susan seperti permintaannya Billy mulai membiarkan keteknya tumbuh, sekarang masih halus dan jarang. Billy asik mencium dan menjilatinya, membuat Susan agak terkikik geli. Kontolnya masih dengan nyamannya keluar masuk, terasa nyaman dalam balutan cairan yang licin dan hangat.


Billy terus saja menyodok dengan sangat berkonsentrasi. Sesekali ia aga menggoyangkan pantatnya. Susan sendiri mengangkat kakinya, melebarkannya. Membuat terobosan kontolya makin mulus.


'' Ahhhkkk.....Enaaaak.....Kontoollmuu Bill.......Uhkss...'' Desah Susan.


Billy mulai mencari bibir hangat Tante Susan, dengan tak sabar ia menciumnya, lidah mereka bertautan dan saling sedot menyedot, sensasinya sampai menambah nafsu, Billy menyodok dengan kuat dan cepat, membuat Susan kewalahan dan mulai mendesah agak terengah – engah, matanya merem melek, karena sodokan yang tiba – tiba saja dipercepat oleh Billy.


"Ahhh.. Sssshhh.. Oohhh.."


"Terusss yanggg.. Aaawww.. Hmmm.."


"Yesss.. yessss.. Ahhhh.."


'' Oughhss.... dikiit lagi..Sayang.'' Desah Susan.


Billy bukannya memperlambat, melihat ekspresi wajah Susan yang nampak sangat mesum itu ia menyodok semakin gila....Susan sampai sulit bernafas, memeknya seperti diserang serangkaian kenikmatan yang tanpa henti, tangan Susan menggapai, memeluk pundak Billy kuat, pantatnya sedikit terangkat, erangannya agak kuat, lalu dengan mengejangkan tubuhnya, Susan menyemburkan cairan orgasmenya.


Sementara itu Sundari terjaga dari tidurnya, dilihatnya jam...jam 12 lewat, lumayan lama ia sudah tidur. Ia tadi tidur jam 9an, karena tadi di kantor ia sangat sibuk, sehingga lelah sekali saat pulang.


Sundari malam itu merasa haus, ia diam sejenak menunggu sampai agak fokus, akhirnya ia keluar kamar. Dibukanya pintu kamarnya. Ia menuju kulkas dan menuang air es ke gelasnya, diminumnya perlahan...segar pikirnya.


Setelah habis ia isi kembali untuk di kamarnya nanti. Ah...perutnya agak lapar, memang tadi cuma sekedarnya saja ia makan. Ia menuju meja makan, ya...nggak ada apa – apa. Akhirnya ia duduk sebentar di meja makan. Ditaruhnya gelasnya. Pandangannya menyapu ke sekitar.


'' Lho kenapa kamar Billy tidak tertutup rapat.'' Pikir dalam benaknya


Sundari pun segera berdiri, mau merapatkan kamar anaknya. Sekalian ia melihat ke dalam, mengecek apakah Billy sudah tidur atau belum. Baru saja ia melangkah, telinganya menangkap suara erangan agak tertahan.


Suara apa itu pikirnya, sepertinya dari kamar Billy. Perlahan Sundari menuju pintu kamar . Ketika sudah agak dekat, telinganya menangkap suara – suara, meski pelan tapi terdengar, seperti suara tempat tidur yang agak berbunyi, lalu suara seperti....seperti...dia tentu saja sudah tahu arti suara seperti ini...suara desahan, suara orang yang berhubungan seks.


Astaga.. Ia lalu melihat dari celah pintu yang tidak di tutup rapat. Pertama matanya belum terbiasa dan fokus, lalu matanya mulai melihat pasangan yang sedang bersetubuh di dalam kamar Billy.


Sang pria itu adalah Billy Anaknya nampak sedang menindih tubuh perempuan di bawahnya, Tubuh perempuan di bawahnya itu adalah Susan Tantenya Billy. Penasaran Sundari terus mengintip, menyaksikan saat Billy menyodok memek Tantenya.


Makin lama melihat Sundari mulai merasakan gairahnya terbakar, bahkan ia merasakan secara pasti memeknya mulai basah. Tanpa sadar kini tangannya malah mulai mengelus dan membelai permukaan CD-nya, dari perlahan lalu semakin cepat.


Jarinya mulai mengelus dan memainkan belahan memeknya di balik CD-nya, lalu tangannya mulai menyusup ke balik CD-nya, gerakannya masih sama hanya mengelus dan membelai belahan memeknya, yang mulai mekar dan basah.


Sementara matanya terus mengintip, makin lama pasangan yang diintipnya semakin panas saja gerakannya. Susan pun makin bergairah, dengan cepat akhirnya CD itu pun sudah lepas, kini jarinya mulai membelai dan mengusap daerah sekitar lobang memeknya, sementara tangan satunya mulai memegang dan meremas sendiri teteknya yang besar itu.


Akhirnya jarinya mulai menyodok lobang memeknya, ia memakai jari tengahnya menyodok – nyodok memeknya. Jari dari tangan yang lain dipekerjakan untuk mengurus itilnya. Nafasnya mulai memburu, agak menggigit bibirnya, menahan agar desahannya tak terdengar.


Tak puas dengan hanya jari tengah, kinijari telunjuknya ikut bergabung, memeknya kini ia sodok dengan memakai dua jari, baru ia merasa lebih kena dan lebih nyaman.


Sementara pasangan yang di dalam, yang masih asik itu juga makin seru dan panas. Setelah Susan mengalami orgasme, Susan Tantenya segera kembali mengangkat kakinya dan melebarkannya, badannya bersandar sampai pojok ranjang, sementara Billy bertumpu dengan kedua tangannya, kembali terus menyodoknya dengan cepat.


Inilah yang Tante Susan suka dari Billy, kalau sudah menyodok nggak setengah – setengah, makin Tantenya terengah – engah, makin nafsu si Billy memompakan kontolnya, membuat Tantenya benar – benar kelojotan.


Billy memainkan kontolnya secepat dan seakurat mungkin, menariknya sampai batasnya, kembali menerobos sampai dalam sekali, ditarik lagi, benar – benar membuat Tantenya kegelian dan keenakan, setiap kali menyodok masuk, maka kontol itu menerobos bibir memeknya, meninggalkan rasa geli dan nikmat yang sangat luar biasa...


''Aaaaahhh....Enaaaaak.......Bill..''


'' Sssshhhh.....janggaaaaannn....ginnniiiiii... .''


'' Tanteee...Nggaaaaakkk....Taahhaaaaaannnnn.... ..''


'' Ahhh...ampun deh belum lama Aku keluar, sekarang sudah keluar lagi, benar – benar nih anak.'' pikir Susan.


Susan pun bertekad membalas. Sembari menerima sodokan Billy, kakinya ia sempitkan, membuat kontol Billy agak terjepit kuat, Susan mulai menggoyangkan pantatnya dengan liar, bibir Tantenya juga melumat habis bibir Billy keponakannya itu, menghisap dan menyedot lidahnya, membuat Billy yang sekarang kelojotan.


Sementara lidahnya disedot –sedot, kontolnya juga agak dicengkram, kini saat Susan Tantenya menggoyangkan pantatnya dengan liar, rasanya kayak diaduk – aduk. Linu dan enak. Billy hanya bisa meremas tetek Tantenya kuat – kuat.


Ketika goyangan pantat Susan melemah, Billy kembali bergerak, mulai memompa dengan kuat dan secepat mungkin, menyodok sampai dalam sekali, membuat memek Susan serasa sesak.


Kini gantian Billy mulai menjilati leher dan telinga Susan, membuat Susan geli dan menggelepar. Billy bukannya berhenti, malah makin jahil menjilati leher Susan, setengah mati Susan berusaha menahan gelinya, sementara sodokan Billy juga semakin menjadi ditambah kini Susan yang kegelian itu badan dan pantatnya bergoyang kuat ke sana ke mari, kontol Billy benar benar kayak dipilin saja.


Kedua Tante dan Keponakan ini sama – sama saling memberikan rasa nikmat, dan Billy juga sudah merasa maksimal, sementara Susan juga merasakan bakal jebol lagi, akhirnya sambil saling berpelukan kuat...keduanya sama – sama memuntahkan kenikmatannya, lalu terkulai puas dan bahagia, saling berciuman hangat.


Sementara mata yang mengintip itu menyaksikan pergumulan pasangan yang di dalam. Gila si Susan...pikir Sundari...yang lakinya juga sama,keduanya saling memuaskan, Sundari jadi terengah melihat panasnya adegan yang berlangsung itu, jarinya makin cepat dan kuat menyodok lobang memeknya, sementara jari tangan satunya asik memilin dan mengelus – elus it1lnya yang besar dan menonjol itu.


Gelombang nyaman dan nikmat yang sangat memuaskan....memeknya sudah sangat...sangat basah....nampak lantai agak lengket dengan cecerannya. Bahkan ketika tadi dia akhirnya bisa dengan fokus melihat besarnya kontol saat Billy menyodok naik turun di memek Susan., Sundari merasakan gairahnya seperti meledak.


Desahannya agak ia tahan, pantatnya sedikit terangkat, dan dia mengejang.....terasa semburan hangat membasahi kedua jarinya. Orgasme...
harus ia lakukan sendiri. Ia lalu terdiam...lemas. matanya masih mengintip, penasaran untuk melihat kegiatan Billy di dalam kamarnya.


Billy menyudahi ciumannya di bibir hangat Tantenya, agak meringis geli saat ia mencabut kontolnya, diam sejenak ia segera bergerak memutar tubuhnya, merebahkan diri di samping tubuh telanjang Tantenya.


Sundari yang lemas karena orgasmenya, kini merasakan tubuhnya semakin lemas.dengan sangat lemas ia bangkit, tak memperdulikan lantai yang sedikit basah, bahkan saat ia berjalan ke kamarnya, CD-nya tak ia benarkan kembali. Ia buka pintu kamarnya perlahan, menutupnya pelan, dengan lunglai ia menuju tempat tidurnya, ia merebahan diri dengan sejuta pikiran berkecamuk.


Baru 2 jam kemudian Susan keluar dari kamar Billy. Saat di ambang pintu, kakinya sedikit menginjak sisa cairan yang sudah agak mengering namun masih sedikit lengket, Susan curiga dengan Cairan yang ia injak itu.


Lalu di lapnya cairan yang di atas lantai itu oleh jarinya, dan kemudian jarinya Susan di dekatkan kepada hidungnya itu, Dan seketika itu juga Susan menyadari bahwa cairan itu adalah bukan cairan Biasa.


Kemudian Susan pun berfikir sejenak, dalam hatinya Susan, jangan-jangan Sundari telah melakukan mastrubasi dan mengintipnya saat ia berhubungan sex dengan Billy.

https://2.bp.********.com/-32Qf9qdzqr0/WsHaacdhrnI/AAAAAAAAAhg/P50_gIaU97I8hXou8I5FzvAAoI1lzitqwCPcBGAYYCw/s320/y.jpg[URL='https://1.bp.********.com/-qDrAK8I7bdc/WsUD1_JnbPI/AAAAAAAAAh4/drUykbp2QAsDqsx5mBVasfs4L_Jb7mBkQCPcBGAYYCw/s1600/c.jpg']https://1.bp.********.com/-qDrAK8I7bdc/WsUD1_JnbPI/AAAAAAAAAh4/drUykbp2QAsDqsx5mBVasfs4L_Jb7mBkQCPcBGAYYCw/s320/c.jpg[/URL]
SUNDARI---------------SUSAN

Esoknya Sundari bangun pagi sekali, Billy anaknya yang semalam ia pergoki telah saling mereguk kenikmatan masih terlelap di kamarnya, terbuai rasa puas, tanpa pernah menyadari bahwa Mamanya telah mengetahui perbuatannya.


Sundari merasa letih dan tak berminat ke kantor. Ia lalu ke kamar mandi, setelah mandi Sundari pun merasakan badanya agak segar, dan juga lebih jernih untuk berpikir. Setelah mandi, ia berpakaian, dan keluar dari kamarnya. Dan di lihatnya Susan sedang santai sambil menikmati teh manis.


Lalu Sundari menghampirinya Susan yang sedang menikmati teh manis hangat, Sundari langsung to the point , Sundari menanyakan kepada Susan semuanya yang terjadi tadi malam dengan Billy Anaknya.


Susan jadi tidak enak hati mendengar pertanyaan Sundari. Lalu Susan menerangkan yang terjadi semalam. Tapi Susan tidak melihat ada kekesalan di wajahnya Sundari Mamanya Billy itu.


" Aneh... kok Sundari engak marah atau kesal ke aku ya?" batin Susan penuh keheranan.


" Sundari, Aku mau minta maaf ke kamu tentang..." kata Susan. Belum selesai Susan bicara Sundari langsung memotongnya.


" Tentang semalam yang mau kamu jelasin? Nyantai aja kali Susan. Aku engak marah kok. Tidak ada alasan bagi Aku untuk melarang apa yang Kamu lakukan" potong Sundari.


" Tapi Billy.?" tanya Susan. Pandangan Sundari jadi menerawang ketika Susan menyebut nama Billy. Sundari meraih tangan Susan lalu menggemgamnya.


" Kamu Juga sama seperti Aku Susan, Sama-sama kesepian, dan membutuhkan penyaluran Birahi?" Jelas Sundari.


Lalu Susan pun mengangukkan kepala, pertanda benar apa yang di katakan Sundari, hubungan Susan dengan Billy hanya sebatas kebutuhan kepuasan seksual saja. Billy hanya sebatas penyalurkan hasrat seksual Susan yang selama ini tidak terpenuhi oleh Suaminya.


" Terima kasih ya...Sundari, kamu telah mengerti tentang keadaanku" kata Susan sambil Memeluknya.


" Tapi Susan, ngomong-ngomong kamu menikmati sekali tadi Malam..." goda Sundari dengan suara lirih. Kata-kata Sundari tersebut membuat wajah Susan memerah karena malu.


" Bisa aja kamu." kata Susan sambil mencubit pinggang Sundari.


" Tapi kamu menikmati juga live show gratis itu kan?" balas Susan.


" Enak saja. Siapa bilang." bantah Sundari mendapat balasan dari Susan tersebut.


" Alah ngaku aja deh. Buktinya kamu meremas-remas susu kamu dan menggosok-gosok Vagina kamu sendiri. Sampai cairan Vaginamu membanjiri lantai.?" ledek Susan. Susan dapat melihat kedua pipi Sundari tersebut merona merah pertanda malu.


"Ah... sudahlah.'' Ucap Sundari.


Sundari tidak memungkiri perkataan Susan barusan, bahwa dia memang menikmati permainan Susan dengan Billy yang dia saksikan tadi Malam. Melihat permainan Susan dengan Billy membuat dia terangsang dan gelora birahinya timbul.


Setelah cukup lama berbincang, Susan pun pamit kebelakang untuk Mandi, setelah mandi dan berpakaian rapih lalu Susan pamit untuk pulang ke rumahnya.

BILLY ---------SUNDARI

Jam sembilan kurang Billy bangun. Seperti biasa merokok dahulu, ia bikin kopi, mencari makanan camilan, lalu memakannya sambil menikmati kopi dan rokoknya. Setelah selesai merokok dan ngopi, ia segera mandi.Tak berapa lama ia sudah selesai mandi dan berpakaian, mau pergi ke kampus. Billy agak terkejut saat keluar kamar, Mamanya sedang duduk di meja makan.


'' Lho ma, kirain ke kantor, habis dari Billy bangun sepi banget...''


'' Nggak, Mama agak nggak enak badan...'' Jawab Mamanya.


'' Mau ke dokter ? Kalau mau dianterin, sini Billy antar.'' Ajak Billy.


'' Nggak usah. Billy coba sini, kamu jangan pergi dulu. Ada yang Mama mau bicarakan.'' Ucap Mamanya.


'' Oke Mam.''


Lalu Billy duduk di samping Mamanya, Billy pun sudah merasa ada gelagat yang aneh dengan Mamanya pagi itu, Jangan-jangan Mamanya sudah mengetahui apa yang Billy lakukan dengan Tantenya semalam.Tiba-tiba Mamanya bertanya sesuatu yang mengejutkan Billy.


'' Ngapain kamu tadi Malam di kamar Sayang....?" tanya Mamanya.


" Hayo, ngapain..?" tanya Mamanya lagi sambil tersenyum.


Billy terdiam tak bisa berkata apa-apa. Dan perasaan Billy pun campur aduk, ia merasa tidak enak hati oleh Mamanya yang sudah mengetahui hubungan dengan Tantenya. Mama tersenyum. Sambil mencium pipinya Billy, Mama berkata.


" Jangan sampai yang lain tahu ya, Billy. Mama akan jaga rahasia. Kamu suka juga sama Tante kamu ya?" tanya Mama. Plong rasanya perasaan Billy mendengarnya.


" Iya, Mam.. Billy suka juga sama Tante Susan." jawab Billy.


'' Dasar Anak nakal...Tante sendiri juga kamu tidurin.'' Ucap Mamanya sambil mencubit kecil pahanya Billy.


'' Aww...Aduh sakit Mam..'' sahut Billy.


" Baiklah, Mama juga akan mengijinkan kamu nidurin Tante Susan, tapi Hati-hatilah.Jangan sampai ketahuan Ommu.'' ujar Mamanya.


" Kenapa Mama tidak marah.'' Tanya Billy.


" Karena Mama pikir kamu sudah dewasa. Bebas melakukan apapun asal mau tanggung jawab," ujar Mamanya.


" Terima kasih ya, Mam...Billy Sayang Mama." kata Billy.


'' Yaa Sudah Sayang...Kalau kamu mau pergi ke kampus.'' Sahut Mamanya.


https://1.bp.********.com/-NSzm9298c6I/WvPvU-snxaI/AAAAAAAAAm8/4Lay1zqk_WAnfCK-BxPfQBZR1NnJy-iOgCPcBGAYYCw/s320/new.jpg
BILLY


Lalu Billy pun berangkat ke kampus dengan menggunakan Mobilnya. Seperti Biasa sesampai di kampus Billy langsung di sambut oleh teman-teman satu gengnya. Setelah selesai pelajaran di kampus Billy menuju mall, biasa ia nongkong, segera menuju kelompoknya biasa ngumpul.


'' Wei...bro, minum....?'' Ucap salah satu temannya.


'' Makasih, entar aja, masih Sore.'' Jawab Billy.


Hari beranjak sore, seperti biasa mereka asik becanda, sambil sesekali godain cewek yang lewat di mall. Sekitar jam 7 kurang Billy memutuskan pulang. Billy pamit, Tapi temannya melarang, dan mengajaknya untuk lanjut, akhirnya Billy pun lanjut main ke sebuah diskotik bersama teman-tamannya.


Di diskotik Billy pun Asik minum bersama teman-tamannya, Dilihatnya arloji oleh Billy, sudah jam setengah dua pagi. Billy masih di diskotik. Lalu Billy pun memutuskan pulang, Billy pun pamit kepada teman-temannya yang masih asik minum.


Setelah berada dalam mobil, Tiba-tiba Billy merasakan kepalanya nyeri, dan pusing akibat minum-minum bersama teman-temannya, Billy mencoba untuk bertahan, tetapi nyeri itu semakin keras menghantam, membuat kepalanya serasa di pukul-pukul, pusing sekali.


Konsentrasinya pun buyar dan ia tak sadar telah mengemudikan mobil kejalur yang tak semestinya. Sekuat tenaga ia terus mencoba kembali fokus, namun pandangannya malah ikut-ikutan kabur.


Ketika sampai di sebuah perempatan, Billy sudah tak bisa lagi membedakan yang mana rem yang mana pedal gas. Dalam keadaan tak sepenuhnya sadar, mobil melaju kencang menerobos lampu merah. Tapat di ssat sebuah truk melintas.


Dalam panik, Billy tak bisa lagi berbuat apa-apa.Ia masih sempat melihat dan merasakan benturan sebelum semuanya menjadi gelap.Bahkan ia sempat melihat darah mengucur deras, darah sendiri. Billy pingsan di dalam Mobil yang ringsek.


*****************************************
https://2.bp.********.com/-32Qf9qdzqr0/WsHaacdhrnI/AAAAAAAAAhg/P50_gIaU97I8hXou8I5FzvAAoI1lzitqwCPcBGAYYCw/s320/y.jpg
SUNDARI


'' Praaaaangg......!!!''


Sundari terkaget-kaget ketika mendengar suara gaduh dari dapur. Ia melompat dari tempat tidurnya dan berlari ke asal suara. Ia berdiri tercenung. Tidak ada siapa pun di dapur, baik itu manusia atau pum hewan.


Pintu dapur juga tertutup rapat, pun demikian dengan jendela. Aneh tidak ada angin tidak ada badai, tiba-tiba piring sudah pecah, berserakan di lantai. Perasaan Sundari seketika menjadi galau.Ia teringat petuah dari para orang tua bahwa jila ada barang atau apa saja jatuh dan pecah tanpa sebab, berarti akan ada hal-hal buruk yang akan terjadi. Semacam firasat.


Sundari memunguti pecahan piring dengan hati kalut. Ia berharap tidak terjadi apa pun yang menimpa diri dan keluarganya. Perasaan makin tak nyaman, membuat gelisah. Ada apa Ini bathinya. Setelah selesai membereskan pecahan piring Sundari pun kembali ke kamarnya.


Dan di saat Sundari akan memejamkan mata, Tiba-tiba Hpnya berdering, dan ia mendapatkan kabar bahwa Billy Anaknya kecelakaan, Sundari berteriak dengan mulut menganga dan wajah penuh tanda tanya setelah mendengar Billy kecelakaan.


Lalu Sundari pun menuju rumah sakit dengan mengendarai mobilnya, Sundari merasa mobilnya terlalu lambat padahal jarum speedometer sudah menunjukan angka seratus lebih, Sundari ingin segera sampai di rumah sakit. Dan akhirnya memang sampai juga.


Setelah informasi di dapat, ia pun menuju ruangan perawatan, kini Sundari sudah berada di instalasi gawat darurat. Sundari ingin masuk, tapi perawat yang berjaga melarang. Ia cuma bisa mengintip dari lubang pintu.


Sundari langsung pucat begitu tahu apa gerangan yang terjadi di dalam ruangan. Buru-buru ia berbalik dan menyandarkan tubuhnya di tembok, dan duduk di bangku depan IGD. Perawat yang berseliweran keluar masuk tidak bersedia memberikan keterangan. Dan seorang Dokter keluar dari ruangan. Sundari berdiri dan memburu Dokter itu.


'' Bagaimana keadaannya, Dok.?'' Tanya Sundari.


'' Masih koma. Tapi tidak usah khawtir. Dia tidak mengalami luka fatal.'' Jawab sang Dokter.


'' Syukurlah.'' Sundari menghelakan nafas lega.


'' Bagaimana dengan tulang-tulangnya.?'' yanyalagi Sundari.


'' Baik....'' Jawab Dokter.


'' Bisakah Saya masuk ke ruangan itu.?'' Tanya Sundari.


'' Silakan. Tapi jangan terlalu dekat pasien.'' Pesan Dokter.


'' Terima kasih, Dok.'' Sundari menganguk.


Sundari bergegas masuk dan berdiri agak dari tempat dimana Billy terbaring koma. Tidak ada Suara hanya mata Sundari yang berkaca-kaca menyaksikan Billy di kelilingi beragam jenis peralatan medis yang serba canggih.


Selang infus menempel di sana sini dan perban membalut hampir seluruh bagian wajah dan kaki. Belum ada tanda-tanda kehidupan sama sekali. Alat penditeksi detak jantung masih menampilkan garis lurus.


'' Maaf, Apakah Ibu bergolongan darah AB.?'' Seorang perawat bertanya.


'' Bukan....Bukan...Golongan darah saya Bukan AB, Memangnya kenapa Suster.?'' Sundari balik bertanya.


'' Kami sangat butuh pendonor untuk memenuhi persediaan darah.'' Kata perwat sambil terus bekerja.


Mendengar itu Sundari pun bingung, Karena golongan darahnya beda dengan golongan darah Billy, Karena Toh...Billy sendiri memang bukan anak kandungnya atau darah dagingnya.


Di saat seperti ini Sundari pun tidak ingin mengabari keluargany6a dulu, sebelum ia mendapatkan darah untuk Billy, Takut nanti keluarganya akan curiga kenapa darahnya Billy beda dengan Ibu kandungnya dan Papa kandungnya Gunawan.


Di saat Sundari sedang Bingung dan galau Akhirnya Sundari menelpon Artika, beberapa kali belum di angkat juga, Sundari paham Artika masih tertidur karena jam masih menunjukan Pukul 3 pagi, Sekali lagi ia caba, dan kali ini langsung tersambung.


'' Selamat pagi Artika.'' Sapa Sundari.


'' Selamat pagi Bu..., Bu Sundari Ada apa.?'' Tanya Artika.


'' Begini Artika, Kami sangat butuh pendonor golongan darah AB. Apa golongan darahmu.?'' Tanya Sundari.


'' Golongan darah Saya O, Tapi Ibu saya golongan darahnya AB. Siapa yang Sakit.?'' Tanya Artika.


'' Buat Billy, Tadi jam 2 pagi, Billy kecelakaan sekarang masih Koma.'' Sahut Sundari.


'' Yaa ...Ampun..Ada di rumah sakit mana Bu, Nanti Saya segera kesana dengan Ibu Saya.'' Janjinya Artika.


Sebelum menutup pembicaraannya Sundari pun memberikan tahu kepada Artika Di rumah sakit mana Billy di rawat, Jawaban Artika langsung memberikan kelegaan di hati Sundari.Setidaknya Ibunya Artika darahnya sama dengan golongan Darah Billy.


Tidak sampai setengah jam, Artika dan Ibunya pun sudah sampai di rumah sakit, Dan Artika langsung mengenalkan Ibunya itu kepada Sundari.


Dan Alangkah kagetnya Sundari ketika Artika mengenalkan Ibunya itu kepada Dirinya. Dan Begitu juga dengan Ibunya Artika yang sangat kaget ketika berkenalan dengan Sundari.

https://2.bp.********.com/-32Qf9qdzqr0/WsHaacdhrnI/AAAAAAAAAhg/P50_gIaU97I8hXou8I5FzvAAoI1lzitqwCPcBGAYYCw/s320/y.jpg[URL='https://3.bp.********.com/-rnCylzncFnE/W09D6SGprKI/AAAAAAAAArM/VFKFWo4HgmkyhOYfU0L2z5ky-_c6w--3ACEwYBhgL/s1600/f.jpg']https://3.bp.********.com/-rnCylzncFnE/W09D6SGprKI/AAAAAAAAArM/VFKFWo4HgmkyhOYfU0L2z5ky-_c6w--3ACEwYBhgL/s320/f.jpg[/URL]
SUNDARI--------------LASTRI

'' Las...Las....Lastri...'' Ucap Sundari terbata-bata.


'' Sun...Sundari...'' Kata Lastri Ibunya Artika terbata-bata juga.


Dan keduanya pun saling terdiam, bengong, Sundari pun Tak percaya ia akan bertemu dengan Ibu kandungnya Billy. Disaat mereka saling terdiam Artika bicara, sehingga memecahkan keheningan.


'' Lhoo....Bu Sundari ternyata sudah saling kenal dengan Ibu Saya.'' Sahut Artika.


'' I-iya Artika..Kami penah bertemu di pusat perbelanjaan Waktu itu, bukan Begitu Bu Lastri.'' Kata Sundari berbohong.


'' I-iya...;'' Jawab Lastri sama-sama berbohong.


Dan pengambilan darah berlangsung cepat. Meski sudah selesai Artika dan Lastri Ibunya tetap bertahan di rumah sakit. Kemudian Sundari dan Lastri pun keluar ruangan, dan mereka berdua lalu duduk di depan Ruangan Dimana Billy sedang terbujur koma.


Setelah Sundari dan Lastri duduk, Kemudian Sundari pun langsung di brondong beberapa pertanyaan oleh Lastri, Sundari hanya terdiam sambil menarik nafas panjang-panjang.


'' Kok Bu Sundari Malah diam.?'' Tanya Lastri.


Setelah cukup lama terdiam, dengan nada parau dan berat akhirnya Sundari pun angkat Bicara untuk menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Lastri.


'' Yaa....Billy itu adalah anakmu.., Bu Lastri.'' Jawab Sundari.


'' Benarkah.?'' Tanya Lastri memastikan.


'' Iyaa...'' Jawab Sundari lagi.


'' Akhirnya harapan Saya selama ini terkabul, Saya menemukan Anak kandung Saya.'' Ucap Lastri sambil meneteskan Air matanya.


'' Tapi Bu Lastri..'' Belum Juga Sundari sempat menyelesaikan, Lastri langsung memotongnya.


'' Tenang saja Bu Sundari...., Saya tidak akan mengambil Billy dari Ibu.'' Jelas Lastri.


Lastri masih ingat ketika perjanjian beberapa puluh tahun yang lalu dengan Sundari mengenai Anak kandungnya itu, Lastri tidak boleh menggugatnya kelak di kemudian hari. Dan Akhirnya mereka berdua pun membuat kesepakan, Mereka berdua akan tetap merahasiakan rahasia ini.


Mereka berdua pun terus mengobrol dengan serius, Lastri pun banyak cerita tentang keluarganya saat ini, ia menceritakan bahwa Artika adalah Anak tirinya, dan begitu Juga Sundari bercerita tentang dirinya dan keluarganya. Dan Setelah selesai berbicang-bicang dengan Lastri akhirnya Sundari Pun mengabari Gunawan Papanya Billy, serta Susan Tantenya Billy.


Tak lama mereka pun tiba di rumah sakit. Gunawan, Eva, dan di susul Susan yang tiba belakangan, Sundari kembali bercakap-cakap dengan Gunawan dan Eva, serta Susan, Sementara Lastri dan Artika memilih berdiri agak jauh dari menyaksikan Sundari yang sedang bercakap-cakap.


Menjelang matahari terbit Gunawan dan Eva, serta Susan pun pulang meninggalkan rumah sakit, karena mereka harus pergi kie kantor, tapi Eva dan Susan pun berjanji kan kembali lagi menunggui Billy nanti Sore.


Jam sepuluh siang Sundari pergi kerumahnya, Sundari di bantu Artika pergi kerumahnya untuk membawakan tiga tas besar berisi pakaian dan kebutuhan Billy selama di rawat, Sementara Lastri menunggui Billy di ruangannya.


Dua hari kemudian , Dokter memutuskan bahwa kondisi Billy sudah cukup stabil dan baik untuk dipindahkan. Sundari memutuskan untuk menempatkan Billy ke ruang VIP. Malamnya Artika dan Lastri Ibunya pun datang kembali kerumah sakit, dan Billy sudah siuman, namun belum bisa bicara.


" Bu Lastri...Artika..., maaf sudah merepotkan kalian semua.."


"Ah tidak mengapa." jawab Artika.


" Ibu Sundari sudah makan..??" Tanya Lastri


" Sudah.. barusan Saya sudah makan.''


'' Ibu harus jaga kondisi jangan sampai nanti malah ikut sakit." Sahut Artika.


" Ibu kalau memang capek, pulang saja, istirahat dulu, biar Artika yang jaga.." Sahut Artika lagi.


" Nggak.. nggak apa, Artika. Kan bisa istirahat di sini.."


Memang benar apa yang di katakan Sundari, ia bisa istirahat di sini, karena ini kamar VIP jadi lebih bebas, di ruangan ada kasur kecil dan juga ada sofa , ruangan VIP mungkin di design buat keluarga yang menunggu. Lalu mereka kembali diam, Lastri lalu menghampiri Sundari yang sedang duduk di sofa.


Paginya sekitar subuh Sundari bangun, di lihat Artika dan Ibunya Lastri sudah bangun juga, Sundari segera duduk, Artika sedang membuatkan teh manis untukku dan Lastri Ibunya. Lalu percakapan pun dimulai.


" Nanti kamu kerja Artika ..!? Tanya Sundari.


" Engak. Bu Saya lagi Libur Cuti. Ibu sendiri." kata Artika.


'' Saya juga engak kerja, Saya ngambil Libur beberapa hari." Kata Sundari.


Mereka bertiga pun menikmati teh manis hangat sambil berbincang hangat pula, dan tak terasa waktu pun sudah semakin siang, akhirnya Artika keluar kamar untuk mencari sarapan pagi. Sementara Ibunya menemani Sundari untuk berjaga di ruangan. BERSAMBUNG.
 
Terakhir diubah:
Memang betul dunia tak seluas daun kelor, akhirnya ketemu juga billy ketemu ibu kandung ny, di tunggu next ny gan..
 
Bimabet
waduh... jgn2 ntar billy bs tertarik dan ngapa2in juga nih dgn lastri karena billy suka dgn milf... dan billy belum mengetahui kl lastri itu ibu kandungnya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd