Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Noura Holeyday

Lewat tengah malam, Nina akhirnya sampe juga di vila. Jalanan yang macet saat libur panjang membuat perjalanan dari rumah memakan waktu sepuluh jam lebih. Nina keluar sudah mengenakan jaket namun dengan bawahan masih rok lemas panjang khas ibu-ibu muslimah yang dipakainya dari rumah.

“Akhirnya sampe juga...” ucap Nina lega.

Meski memakai jaket namun ternyata Nina gemetaran juga merasakan udara malam saat itu. putingnya menegang menggesek kerudungnya yang untung saja berada di balik jaket yang sedikit tebal membuat supir gendut hanya bisa melihat sedikit kebulatan toked Nina yang kedinginan.

“uuuh dingin... uhh ... padahal udah pake jaket... shhh pasti karena ga pake apa-apa lagi.. ahhh” batin Nina memainkan bibirnya dengan perasaan tidak karuan.

Mungkin pembaca tidak tahu. Meski tidak sampe eksib, Nina paling ga betah kalo ga telanjang saat sedang bergumul. Nina menyukai semilir angin membelai tubuhnya dengan lembut, menyukai jemari yang menari menggelitiki tempat sensitifnya bertemu langsung dengan ujung-ujung kuku dan kulit, Dan yang paling penting Nina tidak menyukai memakai pakaian bekas keringat yang pastinya juga penuh lendir karena ketika horni, karena itu nina suka telanjang.

Sayangnya, saat Nina horni dalam mobil, bangku sempit jok mobil membuat Nina tidak leluasa mengeskplor tempat-tempat sensitifnya. Roknya sempat robek dan G-stringnya menjadi dower, karena terlalu semangat membuka bajunya. Itu juga membuat rambutnya berantakan acak-acakan membuatnya terlihat liar tidak karuan.

Tapi itu sudah lewat, Setelah tersadar dengan bau menyengat bercampur jengkol dan ta*. Nina berhasil menjelma kembali menjadi muslimah. Kerudungnya terpasang rapi, roknya terikat di pinggangnya dan jaket yang ia keluarkan dari kopernya juga tebal dan tertutup. Membuat Nina terlihat seperti muslimah biasanya.

Hanya saja, dibalik rok dan jaketnya itu, ada tempik dan toked yang tidak terlindung. Sebab BH dan g-string juga kaos yang kecipratan peju membuat Nina ogah memakainya lagi. Namun untuk mencari baju dan BH ganti, Nina malas sekaligus takut. Takut supir gendut itu ngeliat terus minta jatah. Jadi terpaksa ngentot di dalem mobil.

Dan sekarang meski sudah panjang lebar penulis menjelaskan sehingga memakan waktu kurang lebih lima menit ini, terlihat si supir masih belum beranjak. Mobilnya masih terparkir di depan vila dalam keadaan mesin mati, Bahkan yang lebih parah si supir nampak santai duduk di bangku penumpang menatap Nina dalam keadaan birahi.

Nina awalnya ga sadar tapi karena terus di pandangin akhirnya berasa juga. Kaya ada sebuah kontol tiba-tiba nyodok anal, risih!

“A-ada apa bang? Kok belum pergi?” ucap Nina merasakan bulu kuduknya merinding.
“ nu-nunggu bu... takut...” jawab supir pelan

Nina melongo, dan dengan tidak percaya dengan jawaban supir itu. Dia merasakan sesuatu merayap di pahanya, yang mengalir dari tempiknya . Membuat Nina gatal pengen ngajak ngobrol abang supir itu.

“Ih takut apaan bang? Ya elah masa gede badan doang ... kontololnya kecil ya?”
“bukan takut setan bu...” jawab supir beralasan.
“ta-takut si ibu diculik, nanti malah saya yang di tanya-tanya polisi sebagai yang nganter ibu.”
“Idih ... takut setan kali... ” jawab nina reflek
“e-enggak bu suwer dah, liat aja nih konti tegang masa takut kontol ngaceng bu?”
“Eh nga-ngaceng? Oh ya udah ..” jawb Nina kaget. Akhirnya nina pun akhirnya berbalik dengan muka cemberut.
“Sialaan masa gue disuruh liat kontol... uuuh gengsi ya...”

Namun Nna tidak sadar, supir itu ngceng bukan tanpa sebab, ada robekan pada bagian pantat, membuat setengah Pantat bulat Nina nongol dari balik roknya, bahkan memperlihatkan sedikit belahan tempiknya yang mulus tanpa bulu.

Melihat Nina masih menunggu dibukakan, Supir online itu pun kembali mengangkat kaosnya. Dan benar kontol supir itu sudah mengacung tegak. Tidak ingin membuang-buang waktu, dia kembali mengocoknya berbahan sebuah kain hitam. Sebuah BH hitam berukuran besar dengan tulisan 36D tertulis di labelnya. Sebuah BH berlendir yang dia temukan saat pindah ke bangku tengah.

“buseeet...tuh tempik robek ga sadar gitu... sengaja godain gue kali ya...”
“anj**** kalo gue berani udah gue selipin kontol tuh...”

“cek-cek-cek”

“Biarinlah swalayan aja”
“Apa gue suruh naek trus Gue pangku? gue genjot dah dari belakang biar kaya pilem-pilem”
“terus gue remes-remes tokednya gue plintir putingnya gigit tengkuknya uuuuhhh”
"iya terus dia teriak... Bang terus bang! Ibu udah mau keluar... kita keluar bareng bang uhhhh...”
“terus gue timpalin Iya bu, abang juga udah mau keluar, ayo keluar bareng... abang keluarin di dalem ya...”

“i-iya uhhh”

Namun saat supir itu lagi asik sendiri,pintu mobil tiba-tiba terbuka. lalu suara seorang cewek tiba-tiba bertanya ga liat-liat sikon

“Bang boleh pinjem hape? Hape saya mati...maaf ya baaa.. ”

“ahhhhh”

Nina berteriak karena syok melihat si supir lagi coli di dalem mobil sambil pasti membayangkan tubuhnya. Namun ga lama setelah teriakan pertama, Nina kembali bersuara panik karena melihat sesuatu melapisi kontol abang itu menutupi pandangannya yang penasaran terhadap kontol abang supi yang masih aja nyoli.

“Eh abang ngapain? Itu anunya kenapa... kok naik turun... ”
“abang.. abang bayangin si-siapa?”
“lho i-itu kan BH... BH pu-punya saya...”

Nina lalu menarik BH hitam itu dari tangan si pria gendut. dengan nafas memburukeduanya berebut sampai, membuat kontol si pria gendut itu bersentuhan langsung dengan tangan mulus Nina. Membuat nina dan juga supir blingsatan karena geli. Hingga akhirnya si supir kalah dan kehilangan BH. Namun itu tidak menyurutkan kocokannya kontol supir itu sudah memerah bengkak hampir memuntahkan spermanya membuatnya memilih melanjutkan mengocok kontolnya. Dan kini benda silinder gemuk berukuran 16 cm sudah mengunci muka Nina. Siap menembak dalam tiga... dua...

“Gue semprot lo!”

“Gue mandiin tubuh hina lo! Lonte!”

Sementara si supir meracau vulgar, Nina terlihat syok tidak mendengar kata-kata si supir.Nina masih bengong memikirkan sensasi lain saat ia menyentuh kontol pria itu. Nina merasakan bahwa kontol si gendut itu memiliki tekstur urat-urat kasar yang pastinya asik menggaruk-garuk toroknya. Apalagi ternyata kontol si gemuk itu, lebih tebal dari kebanyakan kontol-kontol hidung belang yang suka iseng menggodanya, membuat Nina mendadak penasaran. Dan berharap kontol itu kuat... Satu...

“crot-crot-crot”

Peju supir itu menyembur dengan deras. Tujuh semburan peju kental muncrat mengarah kemuka dan tubuh Nina. Namun Nina yang terkejut lantas tidak segera kabur, dia berdiri diam seakan menunggu peju-peju itu membasahi dan memandikannya.

“crot-crot-crot”

Namun semua peju sopir itu hanya jatuh di atas jok. Hanya beberapa senti dari kontolnya yang berkedut tidak setetes pun terbang cukup jauh mengenai Nina yang berdiri di luar mobil. Gagal maning rencana supir gendut itu memandikan Nina dengan peju kebanggaannya yang kental dengan rasa asin-asin manis. Namun si supir paling tidak masih mempunyai sisa-sisa ejakulasi, yang sekarang sedang dikeluarkannya

“ohhhh ohhhh” lengguh si abang supir sambil berkelojotan. kontolnya di goyang-goyang sambil dikocok berusaha mengeluarkan semua pejunya.

Namun suasana menjadi hening saat mata supir ini melek dan menyadari baju Nina sama sekali tidak kotor. Ga ada peju membanjiri toked dan kerudungnya, bahakn tidak ada peju basah yang membasahi rok yang robek di pantat itu. membuat si abang sopir melongo bengong. Seperti nina yang gak tau mau ngomong apa karena kecewa.

Keduanya lalu bengong tanpa suara. Sampe si supir sadar duluan. Itu juga karena si supir melihat seseorang keluar dari arah vila dan sekarang berjalan menuju pagar. Supir itu akhirnya kaget dan sekaligus panik, akhirnya sambil gigit jari, supir itu pun pindah ke bangku depan dan mulai tancap gas dari sana. Meninggalkan Nina yang bengong karena ga tau apa yang terjadi.

“tes-tes-tes”

Cairan tempik Nina kembali merembes keluar, namun tidak hanya mengalir melalui pahanya sebagian juga peju itu jatuh bebas membasahi tanah. Nina barus saja orgasme melihat masturbasi supir itu.

Sementara orang dari vila, sudah terlihat di depan pagar dan memanggil Nina dengan namanya.

“mbak. Mbak nina? Sudah sampe mbak?”

***
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Terakhir diubah:
“I-iya...” jawab Nina gugup.

Nina pun menoleh mendapati bahwa di belakang terlihat seorang pria berumur hampir tiga puluhan menatapnya khawatir. Dia terlihat memperhatikan siluet bentuk bokong Nina yang tercetak dari balik rok muslimahnya. Siluet pantat bulat putih yang semok dan entotable.

“i-itu pantat mbak nina?” batin pemuda itu.

“mbak nina, mbak nina ga apa-apa?”

“I-iya... mbak ga apa-apa...”

“mbak nina ga diperkosa kan?”

“e-engga... kok kok begitu?” jawab Nina gugup.

“tapi.. tadi? Ah ya sudah mbak... ga apa-apa... ” ucapnya pelan

“ga apa-apa mbak ... saya kebetulan masih mau liat ..” lanjut cowok itu dalam hatinya

Lelaki yang teryata adalah Fuad yang mulai memainkan bibirnya karena gugup.

Setelah membuka pagar Fuad lalu mempersilahkan Nina untuk masuk. Nina pun berjalan masuk menarik kopernya membuat robekan roknya tidak begitu kelihatan lagi. Fuad menarik nafas lega, kecewa karena bahan colinya ilang terhalang koper.

“paling ga masih lenggak-lenggok kaya pantat ayam..” batin Fuad membesarkan otongnya.

Namun dasar Fuad beruntung. Saat dia berjalan keluar dari vila dia sempat mengunci pintu. Sehingga Nina terpaksa menunggu di depan pintu untuk menunggu Fuad. Pantat mulusnya terekspos lagi membuat Fuad kegirangan dalam hatinya.

“Aduh konak gue...”

Namun fuad tahu kalau dia sampai disamping Nina kesempatannya melihat pantat Nina pasti hilang. Fuad mulai berpikir dan kebetulan melihat mobilnya.

“mbak maaf.... tunggu ya mbak...”

“Eh Fuad mau kemana...”

“sa-saya mau ambil barang dulu di mobil mbak...”

“oh.. o-oke... jangan lama-lama fuad mbak kedinginan...”

“Ya iyalah pantatnya nongol gitu...” balas fuad sambil bisik-bisik.

Fuad pun masuk ke dalam mobil dengan posisi menungging di bangku belakang. Ia berpura-pura sibuk mencari sesuatu. Padahal tangannya bergerak membuka celananya dan mengeluarkan kontolnya yang sudah tegang. Tanpa ba-bi-bu Fuad pun coli berbahan Nina yang sibuk membelakanginya memeriksa isi kopernya dengan menungging. Pantanya yang nongol separuh itu semakin nongol dan mantep buat diliat.

“anj**** mantep banget!”

“Ga nyesel bisa coli kalo gini... lebih ga nyesel lagi bisa nganal langsung!”

Fuad pun lalu mengocok kontolnya dengan satu tangannya sementara tangan yang satunya lagi sbuk menampar koper yang menjadi penutup kontolnya membayangkan bahwa koper itu adalah pantat Nina yang minta di gampar.

“plak-plak-plak”

Namun.. ada aja gangguan kalo lagi coli diem-deim begini. Saat lagi asik merhatiin pantat Nina, tiba-tiba Fuad Nina nengok ke arah mobil membuat Fuad serangan jantung. Apalagi ketika Nina mulai ngomong karena melihat Fuad lagi nungging dalam mobil.

“Sampe jam berapa tadi Ad?” tanya Nina tiba-tiba.

“ta-tadi sore mbak ... abis asar...”

“oh gitu.. cepet ya?”

“E-enggak ”

Fuad pun panik, karena Nina sudah ga lagi sibuk dengan kopernya. Sekarang mata Nina hanya sibuk melihat ke arah mobil memperhatikan Fuad. Membuat Fuad ga berkutik. Seentara Fuad pura-pura sibuk nyari barang, kontolnya terus bergesek dengan koper membuat nafsu Fuad ga turun-turun jadi ga bisa turun dari mobil.

Takut nina nyamperin, Iseng-iseng fuad coba mengocok kontolnya lagi berharap melihat reaksi Nina, namun Nina tetap biasa saja seakan tidak melihat Fuad coli. Merasa ga ketauan, Fuad makin berani dan mulai mempercepat kocokannya.

Biar cepet kelar!

Fuad mulai melanjutkan colinya ... kali ini dengan melihat wajah dan toked Nina yang memabukkan yang menatapnya sambil goyang-goyang karena tidak jelas.

“Mbhaak maaf ya lama...“ seru Fuad blingsatan.

“ ah iya ga apa-apa.... ” jawab Nina cuek.

“bener ga mau di bantuin?” tanya Nina lagi.

“mbo—boleh mbak... boleh banget...” lanjut Fuad serak.

Tangannya bergerak maju mundur menggoyang kontolnya yang sudah kritis mau memuntahkan peju.

“eh aku kesana ya?”

“disini aku di nyamukin nih? Gatel banget ad... aah”

“plak” Nina menepuk tangannya di dadanya.

Seekor nyamuk baru saja nemplok di tkednya dan menghisap darah membuat oked Nina gatal minta di garuk.

“aduuuh nyamuk nakal!” Nina menggaruk tokednya lupa kalau Fuad memperhatikannya

“susu... susu... susu...” pikir Fuad penuh dengan isi toked Nina memancing peju berkumpul ke ujung kepala kontolnya.

“Ih mbak heboh bangeeet...” teriak Fuad tiba-tiba

“iya toked... ah mbak di gigitin nyamuk...”

“Ih nyamuk nakal... jangan-janganmau nyusu mbak...”

“cek-cek-cek”

“ Hush! kok gitu sih? Aneh...”

“iya susu.. mbak.. eh su-su.. su... ”

“susu? susu apa? Hayo kamu ngapain? Kok lama banget dalem mobil? Jangan-jangan...”

“e-engga mbak... ga ngapa-ngapain...” jawab Fuad setengah berbohong.

Namun tangannya semakin beringas maju mundur menjepit kontolnya sendiri kuat-kuat.

“mbak sendiri ngaphain? Kok sendirian? Suami mbak ga ikut? ” balas Fuad sebiasa mungkin.

Fuad mulai membayangkan Nina telanjang dan menungging sambil membuka lebar lubang pantatnya. Fuad pun bersiap menganalnya sekarang mulai mengoyang-goyang pahanya. Fuad sudahlupa Nina melihatnya. Tapi untungnya suasana gelap, membuat Nina Cuma bisa menebak-nebak.

“Eh.. i-itu masku mendadak mas ku ada kerjaan... makanya ga bisa ikut... tadi aku naik online kesini....”

“Oh... begitu...ahhhh”

Seluruh tubuh Fuad menegang, urat-urat kenikmatan fuad membengak sensasi yang Fuad tahan akhirnya meledak

“ crot-crot-crot”

peju Fuad menyembur hebat. Bahkan lebih hebat dari supir gendut itu. beberapa semprotannya hampir mengenai sepatu fuad membuat Fuad menaikkan kontolnya ke dalam mobil. Akhirnya beberapa semprotan terakhir mencrot sangat jauh. Sampai tersemprot ke kaca mobil. Membuat Nina sempat kaget melihat sesuatu tiba-tiba mencrot mengotori kaca.

“Eh itu apa? Fuad kamu kenapa?...”

“hitu... hitu... susu kotak mencrot kegencet koper mbak...”

“terbang kemana-mana?” tanya Nna bingung

“I-iya...”

“eh perlu mbak bantuin? Kok kamu ngos-ngos an?” lanjut Nina berniat menuju mobil.

“engga... engga mbak... udah ... udah selesai kok... ga usah di bantuin lagi... tu-tunggu aja di sana...”

“saya bukain pintu...”

Fuad pun berjalan keluar mobil membawa sebuah koper. Ia bergerak mendekati Nina tanpa rasa bersalah. Sementara celananya menggembung banget kelihatan sempit dengan tonjolan rudal mirip pentungan satpam nongol sebentar sebelum hilang.

“kamu cari susu itu tadi? Kok keluar bawa koper” tanya Nina tiba-tiba

“I-iya mbak... tadi lagi beresin koper, ga sengaja liat mbak tiba-tiba keingetan susu kotak ...”

“Eh ngeliat mbak?” tanya Nina dengan wajah memerah.

“Eh enggak... enggak..”

Keduanya pun sampai di depan pintu vila dan berjalan masuk.

Namun sebelum Nina masuk Fuad tiba-tiba ngomong serius kepada Nina.

“eh tapi ... jangan bilang Ussiy kita ngomong-ngomong susu ya mbak... nanti aku tidur diluar lagi... ”

Nina tidak menjawab dan masuk tanpa menoleh. Membuat Fuad mendadak jiper karena takut Nina marah. Kalau sudah begitu akibatnya akan sangat gawat. Kalau sapai istrinya tahu Fuad ngomong soal susu-susuan gitu, pasti Fuad akan di hukum yang membuat Fuad merinding. Fuad pun mendadak lemas mengngat hukuman tidur diluar sebelumnya yang cuma pake celana pendek doang. Sementara itu cewek yang punya susu yang menjadi sumber masalah itu sendiri, senyum-senyum sambil menggaruk putingya dari luar jaket. Gatel sih...
 
Nina berkeliling vila itu melihat-lihat beberapa ruangan ditemani Fuad yang kelihatan lelah. Wajar saja Fuad baru aja mejuin mobil membuat pahanya sekarang lemas. Sementara Nina yang udah tidur dari siang tentu aja masih seger dan sekarang asik ngaca di depan cermin gede kaya di tempat dapur rekaman.

“bagus ya... besar...puas...” ucap Nina di depan kaca.

“iya mbak.. bulet... pas gitu” jawab Fuad mengiyakan sambil melirik toked Nina.

“Ih apa yang bulat?” tanya nina kaget.

Namun dia semakin membusungkan dadanya bukan menutupnya.

“Eh i-itu..”

Fuad pun juga kaget melihat toked itu tiba-tibasemakin membusung. Namun sebagai lelaki bersuami, ah sebagai suami beristri, Fuad musti mencari alesan bagus. Sekarang karena mulutnya udah salah ngomong melulu, Fuad mulai berusaha mencari tahu apa yang bulat, maksdunya mencari sesuatu yang bulat. Namun ternyata memang tidak ada benda bulat yang cukup bagus untuk Fuad puji kecuali toked Nina. kecuali bokong Nina nongol lagi dari robekan roknya.

“mati aku, apa ya.. yang bulat... masa aku bilang pantat mbak...”

“su... su...” ucap Fuad pelan terbata-bata

Namun dasar beruntung, sebelum Fuad selesai bicara, Nina sendiri sudah punya jawabannya,

“Iya jam dindingnya bagus ya? Lucu... hihihi” tawa Nina melirik ke atas kepalanya melalui cermin.

Fuad menoleh ke belakang, benar saja ada jam dinding disana yang menunjukkan waktu 00.30. Namun jam dinding itu sebenarnya biasa saja. bahkan bergambar mi*** mo*** yang merupakan produk wahyudi.

“kamu suka jam ad? Atau suka mi*** mo***? ” tanya Nina tiba-tiba.

“j-jam mbak... so-soalnya me-mereka berputar menujukan waktu mbak... kita jadi tahu seberapa banyak kita buang-buang waktu kalau melihat jam...”

“Eh kok kamu jawabnya gugup?” tanya Nina bingung.

“I-iya.. sa-saya ngantuk mbak mau tidur... ”

“eh kok gitu?”

“Saya tidur di sofa dulu mbak, biar besok paginya seger...” ucap Fuad dengan hidung kembang kempis.

Matanya berusaha tidak melihat Nina dengan toked bulat dan pantat robeknya.

“maksud kamu ngapain sih? mbak kok ga ngerti ya? Seger ngapain?” ucap Nina bingung.

“Mampus! Musti ngomong apa gue? Biar mbak Nina ga salah paham.”

“Lagian tuh toked bulet banget sih...pengen banget di caplok aje... ”

Fuad mulai berkeringat, membuat nina tertawa geli dalam hatinya. Walau diam-diam dia kepingn juga.

“eh maksud kamu karaoke ya?” ucap Nina lagi.

“eh karaoke?”

“Iya, nyanyi... karaoke itu nyanyi pake mic...”

“pake mic? ”

Nina lalu menirukan gerakan memeganng mic, tapi gerakan tangan maju-mundurnya sengaja dibuat-buat bikin fuad salah fokus.

“iya... Ussiy suka cerita, katanya suka karaoke kalo baru bangun ....pasti itu kan?”

“i-iya...eh e-enggak... ”

”Itu kok ngeles sih... ya udah kalo gitu temenin mbak dulu dong, mbak belum ngantuk...sekalian ... temenin mbak nyanyi.. biar pada bangun hihihi...”

“eh... eh....”

“ya udah ayo temenin mbak.. awas kalo gak mau...”

Nina pun menarik tangan Fuad menuju ruang audio visual yang letaknya dekat pintu masuk yang sudah di lihat nina duluan. Fuad menurut dengan muka malu-malu mupeng malu-malu terlihat ragu tapi ikutan masuk juga. Lalu, pintu ruangan audio visual pun tertutup. Dan saura musik mulai mengalun yang kemudian tidak berhenti sampai pagi.
 
Nina tertidur bugil di atas sofa sambil terduduk mengangkang. terlihat lubang vaginanya terbuka lebar dengan ujung setengahnya tertancap dalam tempik tanpa bulu itu. Nina terlihat sendirian tanpa seorang pun di sampingnya. Kerudungnya tersampir ke bawah menutupi tokednya yang mengeluarkan ASI sementara rok dan jaketnya sduah tergeletak di depan tv.

Namun kenapa Nina telanjang semua dimulai delapan jam sebelumnya setelah beberapa lagu mereka karaoke berdua. Awalnya nina hanya meladeni dan berniat menggoda fuad. Dia hanya bermaksud bernyani karaoke saja dengan banyak mebawakan lagu-lagu mellow. Membuat Fuad kentang dan akhirnya menyetel lagu-lagu hip hop atau dance yang memancing nina untuk berdansa atau membuatnya birahi minta jatah. Namun rencana nina gagal karena Fuad malah jatuh tertidur dan susah banung lagi meski udah di setel lagu kenceng-kenceng.

“Ih... diajakin enak, malah tidur sih?” keluh nina kesal.

“mau dibangunin kesian, uuuh ga ada kontol laen apa... ”

Nina akhirnya terus bernyanyi sendiri. Namun tidak ngantuk-ngantuk juga karena sudah tidur selama perjalan ke vila, akhirnya karena nina suntuk dan bosen, mendadak Nina horni lagi. Ia pun memulai kebiasaannya onani. ia mulai membuka jaketnya pura-pura bernyanyi keras sambil meremas susunya sendiri. Berharap Fuad bangun dari tidurnya.

Namun Fuad sepertinya memang capek. Meski nina sudah mendesah-desah tidak karuan, berteriak meronta-ronta, Fuad malah semakin lelap tidurnya, dan ngoroknya semakin keras. Akhirnya Nina pilih swalayan aja, namun teringat ucapan Fuad tadi. Fuad lagi kepingin susu, kebetulan Nina stoknya memang banyak.

“hihihi” Nina pun mengambil gelas berisi sirup dan mulai mengisinya dengan tokednya.

“tes-tes-tes” Nina meremas dadanya mengeluarkan susu dari dalam tokednya.

Dalam hati dia merasa bangga dan tertawa cekikikan sambil berkata,

“hihihi, nih mbak kasih susu murni, tadi kepingin kan? Tadi kamu mau bilang pengen susu mbak kan? hihihi”

Nina terus menerus meremas tokednya mengalirkan tetesan-tetesan susu kaya nutrisi yang jatuh menuju gelas. Namun ternyata untuk membuat gelas itu penuh, nina tidak hanya cukup meremasnya, ia harus merangsang tubuhnya supaya kegiatan meremas susunya, tidak membuat tokednya ngilu apalagi sampe pegel dan musti di pijet membuat teteknya kendor.

“aduuuuh...uuhhh shhh...”

“Fuad katanya kamu mau susu? bangun dong .... nyusu langsung aja tangan mbak pegel nih...”

“isep susu mbak... apa kamu lebih suka susu tempik?”

Nina sekarang tidak hanya meremas susunya saja. selangkanganya juga mendapat pemuasan dengan di gesek-gesekkan ke ujung meja karaoke selama beberapa menit ini. Namun saat ini. setelah gelas susu eh gelas siprup itu sudah terisi setengah gelas, gerakan genjotannya melemah sampai akhirnya Nina pun roboh karena capek. Puncaknya, Nina pnindah ke atas sofa dan telentang sambil mengangkang membiarkan ac menerpa tempik dan tokednya yang gatal.

Masih memakai jaket dan rok yang sudah naek sepinggang, Nina lalu, mulai membuka semua bajunya sampai bugil di dalam ruang karaoke itu tanpa menyisakan kerudungnya. Dengan iseng dia mulai lalu nina melebarkan pahanya di dekat kepala Fuad sebelum akhinrnya tempik malang itu di aduk-aduk dengan jarinya.

“ssshhh ahhhh. Fuad... liat mbak... shhh ”

“aduh ... kurang gede.. Fuaad”

“shh dingin... ah.. dingin.. tempik mbak kedinginan”

“ahh tempik mbak gatel... pengen ada yang ganjel...”

“shhh... Fuad mana kontol kamu.. garuk torok mbak...”

Nina lalu iseng mengambil sloki sirup. Yang ia siramkan kebadannya membuat tubuhnya menggigil. Sebelum sirup itu mengalir semua memandikannya dengan air gula, Nina mulai memainkan tokednya, menjulurkan lidahnya, berusaha menggapai tokednya untuk menghisap-hisap susu yang sudah bercampur sirup. Namun karena tokednya mirip dengan melon, agak susah buat nina mengulum putingnya, akhirnya Nina blingsatan sendiri karena kentang dan kedinginan.

“aduh gini nih... kalo udah ngentot sama suami yang kontolnya gede... suka susah muasin kalo main sendiri” batin Nina sedih

“musti nyari yang bisa ganjel tempik, ... apa ya shhh”

Nina kembali memainkan vaginanya, namun kali ini dia menggunakan tiga jarinya untuk menusuk-nusuk toroknya yang masih berisi peju suaminya. Sementara matanya mencari-cari benda beruntung yang bisa mengacak-acak hati dan tubuhnya. Akhirnya Nina pun melirik microphone yang tadinya dipakai bernyanyi. Dan semua selanjutnya terjadi seperti yang sudah pemirsa tahu sebelumnya. Microphone itu tercolok di vaginanya, menggosok itilnya, sambil menggetarkan perasaan Nina yang campur aduk melihat seorang cowok yang berniat menjamah tubuhnya namun ketiduran karena ngantuk.

“ fuad... liat micnya bisa muat dalem tempik mbak... sshhh ahhh keluar masuk kaya kontol ... shhh.. kontol kamu fuaaad....”

“cek-cek cek”

Bunyi becek terus keluar dari tempik Nina, menimbulkan bunyi birahi dan percikan-percikan peju yang meleleh. Puncaknya, Nina mulai mengejang. Perutnya berkontraksi dan pahanya terangkat bersiap menyemprot lendir ke kepala Fuad.

“Nina keluaaaaar... keluaarrrr... ”

“fuaaaad.....”

Nina berkelojotan sampe pahan dan pantantya naik turun menyemprot-nyemprot. Namun orgasme tidak hanya datang sekali, belum selesai ia keluar, sensasi gatal menyembur lagi, akhirnya nina pun pingsan. Dengan microphone korslet di tempiknya.

“makasih ad... mbak puas... tapi kalo kontol kamu mau menuhin tempik... mbak pasti lebih seneng... ampe kelojotan lemes kalo perlu”

Nina pun tertidur dengan microphone masih menancap di tempiknya.
 
ditambahin ilustrasi dong om biar makin joss ngebayanginnya :)
 
mantab ceritanya suhu.

side story kayak gini yg harus dilestarikan. jadi banyak pilihan untuk memenuhi fantasi pembaca.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd