Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Nuernberg - Dua Kosong Satu Tujuh. [TAMAT]

Bantu pilih ya...

  • With threesome

    Votes: 46 82,1%
  • Without threesome

    Votes: 10 17,9%

  • Total voters
    56
  • Poll closed .
Oh gitu maksudnya?
Kirain center yang ......
Ah sudahlah
Gua juga pas baca sempat kepikiran seperti itu, "Apakah cerita ini ada sangkut-pautnya dengan dunia peridolan". Tapi kembali lagi kecerita yang dibuat suhu, dan kita tunggu kejutan demi kejutan pada cerita ini.
 
Lah, emang di cerita ini gracia juga jadi center ?:Peace:

Gua juga pas baca sempat kepikiran seperti itu, "Apakah cerita ini ada sangkut-pautnya dengan dunia peridolan". Tapi kembali lagi kecerita yang dibuat suhu, dan kita tunggu kejutan demi kejutan pada cerita ini.

Looh jadi ceritanya disini gracia ex JkT? Gua kira cerita ini beda universe sama dunia joget 48

Wkwkwk pada bingung ya? Itu cuman dialog aja, cerita ini bukan berdasarkan itu. Itu cuman celetukannya si Yovie aja mangkanya di bales "sentar senter, mati aja sana!" Cuman di singgung aja. Kalo berdasarkan itu, dari judul2 sebelum2nya harusnya ada bau2 dunia idol dong, ini kan gaada sama sekali
:haha::haha::haha:

Kalo berdasarkan itu, buset enak banget si Yovie nikah sama kapten JKT48, punya adek senter team J, punya junior senter team KIII, terus skrg ngedeketin ace JKT48. Hei saya juga mau! Wkwkwk
 
Terakhir diubah:
PART 3

ssSo7wy6_o.jpg


"Kamu bilang kamu kangen sama aku tapi nggak begini caranya itu maksudnya apa?" Tanyaku menatapnya.


Dia diam...


"Kakak masalahnya..." Dia menatapku serius.
"Aku?" Aku bingung.

"Aku nggak bisa lepas dari kakak, kamu pake jampi-jampi apa sih?
Selama ini... Aku berusaha ngelupain kak... Tapi nggak bisa...
Kamu gampang banget bikin cewek luluh, tapi kamu gatau apa yang mereka rasain setelah kamu tinggalin..."

Dia gemetar, aku tau dia serius...

"Harus aku bilang berapa kali, gee? Posisi aku sulit. SULIT..."
"Ya kalo sulit jangan bikin semua cewek luluh!" Bentaknya.


DEG...


Aku ngerasa di tampar... Seperti itukah aku?

"Aku... Jahat?" Tanyaku bergetar.

"Aku... Gatau..."


Dia merunduk, aku mendekatinya dan memeluknya...

"Aku emang berusaha lapang dada saat di Indonesia. Tapi disini, aku nggak bisa apa-apa kak..."
"Please... Jangan tinggalin aku..."

Dia sesugukan, lagi... Aku melihat seorang cewek nangis gegara aku... Kenapa aku begini sih? Astaga...

"Aku nggak akan ninggalin kamu... Nggak akan..."
"Aku cinta sama kakak..." Bisiknya.


Aku mencium kepalanya, memeluknya lebih erat...


***


Ini kenapa jadi begini? Disini seolah aku punya cerita sendiri. Aku nggak tau kalo ternyata Gracia segitu beratnya ngelupain aku. Aku pikir setelah dia kesini yaudah itu udah tutup buku. Kenapa waktu itu aku janji kesini buat nyusul dia? Otomatis itu malah membuka buku yang harusnya udah tertutup! BODOH!

Setelah kejadian itu, aku jadi lebih dekat dengan Gracia. Untuk pertama kalinya aku bisa merasakan sedekat ini dengannya. Pertama kali bertemu Gracia aku sudah berpikir mesum karena... ya... Kalian tau lah ya... Aku memegang payudaranya secara tidak sengaja ehehe sampai sekarang dia udah punya anak dariku. Waktu yang singkat...

"Mau nonton konser?" Gracia memelukku dari belakang.
"Konser siapa?" Tanyaku.
"Taylor Swift, kesukaan kamu..." Dia nyengir.
"Kirain JKT48..." Balasku polos.

Dia datar, "Hello... Ini Jerman. Nggak mungkin mereka kesini. Yang nggak-nggak aja!"
"Ya siapa tau... I want you... I need you... I love you..." Aku berjoget.

Gracia datar menatapku lalu meninggalkanku.

"Eh, center! Mau kemana?!" Teriakku.
"Sentar-senter! Mati aja sana!" Balasnya berteriak.

Aku tertawa.

Ya... Akhirnya kami memutuskan menonton konser Taylor Swift, Gracia sudah memesan tiketnya jauh-jauh hari sebelum aku tiba disini ternyata. Aku sempat ingin membawa Gio juga tapi tidak memungkinkan akhirnya Gio tidak ikut dia bersama neneknya. Sepanjang konser kami bersenang-senang, tertawa, berteriak, semuanya...

rv9bw5vV_o.jpeg

"Aku sama Taylor Swift cakepan siapa kak?" Tanyanya tiba-tiba.
"Hmm, Taylor Swift lah." Jawabku mantap.

Dia jadi diam menatapku...

"Tapi kalo body mantepan kamu..." Aku nyengir.
Dia terkekeh, "Yakin? Sampe sekarang aja kamu nggak tau ukuran beha aku..."
"Ya emang penting?" Aku menatapnya.
"Ya penting lah, siapa tau mau gift..." Jawabnya.
"Mana ada gift beha? Di blacklist staff ntar..." Balasku sekenanya.

Dia jadi datar dan kembali memperhatikan konser...

Aku salah ngomong lagi...


Setelah konser kami pulang. Satu hari bersama Gracia cukup seru, setidaknya aku bisa bener-bener ada buat dia, seolah berkata Aku nggak akan kemana-mana, gee... Dalam perjalanan pulang kami singgah dulu di salah satu restoran fast food kesukaannya. Dia terlihat lahap memakan burger miliknya sampai menyisakan sedikit mayonaise di sisi bibir kirinya. Aku terkekeh...

"Heh ibu anak satu. Itu ada mayonaise..." Bisikku.

Zp6dqyY2_o.jpg



Dia bingung menatapku. Astaga...

"Ini ada mayonaise..."

Aku menyeka sudut bibirnya dengan jempolku, dia terlihat cuek lalu kembali makan. Melihat ekspresinya tadi aku sempat berpikir Gracia sebenernya lucu, orang mungkin nggak sadar kalo dia udah punya anak, kelakuannya kadang menyamarkan itu. Aku tersenyum lalu memakan burgerku...

"Kak... Aku ngantuk, pulang yuk..."

Aku diam...

"Kamu usia berapa sih?"
"Ha? Maksudnya?" Dia bingung.

"Iya kamu umur berapa?"
"Emang kenapa sih?"

"Abis kayak anak kecil gitu dari tadi..."
"Biarin! Udah pulang! Ngantuk-ngantuk-ngantuk!"

Aku menghela nafas...


Sesampainya di rumah, Gracia tertidur pulas. Terpaksa aku menggendongnya ke kamarnya. Badannya nambah berat sekarang, makan mulu kali. Sesampainya di kamarnya entah kenapa mencium aroma kamarnya libidoku naik. Tahan... Tahan... Di tambah pakaian Gracia yang ketat membuat payudaranya keliatan jelas. Sabar... Sabar...

DEG...

Dia bergerak sedikit bajunya terbuka memperlihatkan perutnya yang putih...

Damn...

Aku duduk di tepian kasurnya. Wajahku mendekat ke wajah Gracia yang tertidur...

Aku mencium bibirnya...

Androidku bergetar, ada satu pesan masuk.


"Bisa kita ketemu besok?"

Shani...


***

X49faymy_o.jpg


Shani memintaku menemaninya seharian ini dengan kegiatannya, entah kenapa aku mengiyakan permintaannya. Ke berbagai tempat, dia senang memotret. Untuk pertama kalinya aku melihat seorang gadis senang fotografi. Shani memotret apapun yang di lihatnya. Apapun...

Ckrek...

"Eh, apaan sih?"

Aku kaget Shani tiba-tiba memotretku. Dia tertawa...

"Abis kamu lucu lagi bengong gitu..."

Aku tersenyum menatapnya...

"Banyak yang aku baru tau tentang kamu, Shan..."
"Contohnya?" Tanyanya.

"Ya... Ini... Motret..."

Dia tertawa lagi, lalu kembali membidik...

"Dan... Ini bikin aku jadi pengen makin kenal kamu..."

Dia menghentikan kegiatannya mendengar perkataanku. Menatapku sesaat...

"Kamu tau ga kenapa aku ajak kamu temenin aku?" Tanyanya.
"...Karena kamu orang Indonesia..." Lanjutnya.

Aku jadi terdiam menatapnya.

"Selama ini temen-temen aku bule semua. Aku agak susah nyesuain kebiasaan mereka...
...Ada sih temenku yang orang Indonesia juga, tapi dia cewek...
...Tapi untung aku ketemu kamu satu lagi orang Indonesia, aku seneng..."

Dia tersenyum lalu kembali memotret. Lagi... Senyumannya nggak biasa. Aku harus tahan. Aku nggak boleh terbiasa sama senyumnya. Karena ketika aku terbiasa dengan senyumnya aku bakalan suka...

"Makasih udah mau nemenin aku, ayo kenal lebih dekat..." Shani menatapku.


DEG...


Satu lagi hari yang membingungkan. Baru beberapa hari aku disini, aku menemukan seorang gadis yang membuatku ingin saling mengenal...


Apa aku harus cerita sama Gracia soal Shani?


Sekarang aku berdiri di hadapannya. Dia terlihat membaca majalah dengan serius...

"Gee..."
"Hmm..."

Aku duduk di sebelahnya...

"Aku baru kenal gadis..."

Dia terhenti, lalu menatapku...

"Tolong kak. Cukup kenal. Jangan lebih..."

Aku bingung,

"Kak Shania, kak Yuvia... Kakak nggak lupa kan kalo kakak masih punya mereka di Indonesia?"


DEG...


Iya ya, aku masih punya Yuvia adikku dan Shania. Bodoh! Aku lupa sama sekali tentang keberadaan mereka yang masih nungguin aku disana!

"Please kak, cukup aku yang kakak bikin luluh. Jangan ada lagi..." Gracia menatapku serius.
"A-Aku, janji..." Aku sedikit gemetar menatapnya.

Mungkin benar kata Gracia, aku nggak seharusnya mengenal Shani lebih dalam. Itu mungkin bakalan jadi masalah lagi, terlebih aku selalu kalah sama nafsu. Kenal Shani, nyaman, dan... Bodoh!

"Eee... Gee..."
"Apa?"
"Udah lama nih. Kamu masih marah sama aku?"
"Nggak sih... Tapi aku lagi males."

Aku datar, sedikit kecewa. Dia menatap keningku...

"Itu dalemnya isinya cuman begituan doang ya?"

Dia bergegas meninggalkanku yang kesel mendengar pertanyaannya. Enak aja kalo ngomong!


***


Semakin kesini aku semakin berusaha setidaknya bikin Gracia nyaman dengan keberadaanku. Kami lebih sering menghabiskan waktu bersama, seperti nonton konser, sekedar makan bersama, dan sekarang Gracia mengajakku ke Zugspitze melihat salju disana. Ya... Disini kita bisa melihat salju sepuasnya...

qK7CJTOz_o.jpeg

Gracia kedinginan, kami berada di gondola melihat indahnya pemandangan dari sini...

"Emang masih dingin?" Tanyaku.
"Kaki aku dingin banget..." Dia sedikit gemetar.
"Lagian ngeyel, tadi kan dikasih tau pake kaos kaki dua nggak mau..." Aku sedikit protes.

Tiba-tiba Gracia memeluk tanganku, tersadar, aku ganti memeluknya erat...

"Mangkanya kalo dikasih tau nurut!"

Dia hanya membenamkan wajahnya di pelukanku...

"Gimana mau ke puncaknya kalo kamu kedinginan gini..." Celetukku.
"Gapapa. Kita ke puncaknya aja..." Dia melemah.
"Ah nggak deh, nanti kamu kenapa-kenapa lagi..." Aku sedikit khawatir.

Akhirnya kami hanya naik gondola dua kali putaran setelah itu kami kembali ke penginapan. Oiya soal penginapan Gracia juga aneh, dia mengajakku kesini sekaligus menginap. Aku sama sekali nggak tau maksudnya sampai...

Aku tertidur...

Aku merasa sesuatu yang aneh, aku tersadar...

"Astaga..." Bisikku.

Gracia sedang menghisap penisku...

"Kamu ngapain?" Tanyaku setengah sadar.

Dia kaget lalu nyengir menatapku, "Eh bangun... Abis tadi pas kakak tidur dia bangun, jadi...

"Yaudah lanjutin..." Bisikku nyengir.

Dia sempat merajuk sesaat tapi kembali melanjutkan menghisap penisku. rasanya hangat...

"Hmm... Gee... Ssshhh..."

Hisapannya makin lama makin kuat, aku nggak mau kalah. Dia melepas hisapannya dan ganti mengocok kasar penisku. EERRGGHH!

"Ayo kak... Kuarinn..." Dia melotot menatapku.
"Ng-nggak... Belom!" Balasku menahan ikut melotot.
"Gaboleh ditahan-tahan..." Bisiknya terkekeh.

Mataku sayu tapi masih kutahan, kocokannya makin liar...

"Ngeyel ish..."

Dia berganti menghisap dan dengan cepat tanganku menahan kepalanya dan menggerakkan pinggangku. Dia sempat meronta sesaat...

"Aku mau keluar... Di mulut kamu..." Bisikku sedikit terengah.

Dengan cepat aku menggerakkan pinggangku, dia berusaha melepas kepalanya dan memukul-mukul pahaku, matanya berair, dikit lagi!

"Gee! EERRGHHH!!"

Aku mendorong penisku lebih dalam...

Dia nyaris muntah dan terbatuk setelah penisku terlepas, mengeluarkan air mata...

"Nafsu banget ish..." Bisiknya masih terbatuk.
"Aku sampe nangis, gabisa nafas!" Dia ngomel.
"Gausah minta maaf!" Lanjutnya.

"Terus gimana?" Aku menatapnya.

"Ya gantian! Aku juga mau!" Dia duduk lalu membuka pahanya lebar-lebar.
"Awas kalo ditahan pake kaki ya!" Aku memperingatkannya.

Dia hanya tersenyum, aku berlutut di hadapannya. Membuka bibir vaginanya dan menjilatnya perlahan...

"Mmhh... Kaakk... Sssshhh... AAHH..."

Dalam menit selanjutnya aku terus menjilati vaginanya sementara Gracia sudah gelisah beberapa kali tangannya berusaha mencengkram sprei kasur. Sudah berkeringat. Aku ganti kocokan dia melotot...

"Jilat... Aja... Ssshhh..."

Aku menurut, kuganti menjilat seluruh area vaginanya meskipun agak susah karena bulu halusnya...

Tiba-tiba Gracia mengerang, aku nggak perduli terus menjilat. Aroma vaginanya menghipnotisku...

Vaginanya sudah basah jadi agak berisik, ada sedikit rasa asin. Oh shit...

Dia menahan kepalaku dan menjepitnya dengan pahanya. Ini balas dendam. aku hampir gelagepan kekurangan nafas...

"EERRGGGHHH... KAAAKK!!! AAHH!!!"

Perutnya bergetar ada semburan tepat menyemprot wajahku. Kampret...

"Puas?" Tanyaku memerah.
"Sukurin..." Bisiknya lemah.

"Kok nyebelin sih?"

Aku berdiri menariknya ikut berdiri mengangkat kakinya satu keatas kasur dan memasukkan penisku kedalam vaginanya. Dia mengerang tapi kemudian menatapku sayu...

"Kita kuat-kuatan aja sekarang..." Bisikku di telinganya sambil memompa vaginanya.

Dia hanya mendesis sementara aku menciumi lehernya yang jenjang sambil menahan pahanya. Sudah lama aku tidak merasakan jepitan vagina Gracia. Rasanya makin lama makin mengigit. Masa aku kalah duluan? Nggak boleh!

"Kaakk... SSsshh... Mmhhh... AAHH!"


Pegel juga posisi begini...


Kuganti posisi dia menungging memegang bibir kasur sementara aku dari belakang memompa vaginanya. Dalam posisi seperti ini vagina Gracia makin mengigit. Entah kenapa aku jadi makin nafsu...

"OOOHH... KaaKK..."
"Iyah... NNGHH..."
"...Kencengan... Ssshh... AAHH..."

Mendengarnya mengatakan itu pinggangku reflek mempercepat dorongannya. Aku sudah dipuncak nafsuku, mungkin Gracia juga, jadi nggak sadar ngomong gitu. Ini enakk...

"KaaKK... F...FUCK!"


DEG...



"Kamu nafsu banget..." Bisikku.
"Gatau... Enak banget... AAHH!!" Balasnya.

Kami sudah sama-sama berkeringat, Gracia sudah kacau rambut bagian bawahnya lepek karena keringat sementara payudaranya menggantung bergerak seirama dorongan penisku. Kuremas perlahan...

"KAAKK!! AAHH!!"

Dia mengencangkan jepitannya, aku mengerti dan mencengkram pinggangnya...


PLAAK... PLAAKK... PLAAAKKK...


Bunyi pinggangku dan pantatnya saat saling bersentuhan...


"Jangan... Berhenti kak... Aku mau kuarr!" Bisik Gracia.
"Iyaahh... Aku juga..." Balasku.


"Kencengan kak... KENCENGAN!!"


Perutnya bergetar keseimbangannya nyaris hilang, suaranya bergetar. Yap Gracia squirting...

"NNGHHHH..."

Satu...
Dua...
Tiga...
Empat...

PLOOPP...

Setelah empat kali mengeluarkan sperma, penisku terlepas dari vagina Gracia. Sama-sama memerah. Aku jatuh terduduk dan Gracia berlutut di dekat kasur. Kami sama-sama tersengal...

"Makasih Gee..." Bisikku.

Gracia hanya tersenyum...

Setelah itu kami mandi bersama. Gracia sempat menyelipkan penisku di payudaranya sekali lagi saat mandi. Tapi aku penasaran apa tujuannya mengajakku kesini?

"Sebenernya ngapain sih kayak gini?" Tanyaku.
"Maksudnya?" Dia menatapku bingung.
"Iya kamu ada apa? Ngajak jalan jauh gini..." Aku memperjelas pertanyaanku.

"Hmm... Gapapa, cuman pengen berduaan sama kakak aja...
...Baru satu ronde..."


DEG...

Apa maksudnya satu ronde? Astaga. Mungkin aku harus banyak makan tauge...


Gracia selesai handukan dan keluar kamar mandi sementara aku membersihkan tubuh dari sisa sabun. Begitu selesai Gracia terduduk di kasur sambil memegang androidku...

"Ini yang kakak bilang baru kenalan?
...Shani?
...Ada misscall banyak banget..."


Aku terdiam menatapnya yang sekarang berubah judes menatapku...

AgreD6KH_o.jpg


BERSAMBUNG....


Ehehehe maap kalo nunggu, baru apdet nih... Monggo... (Tolong jangan bahas DEG yang kebanyakan yha) WKWKWK KEEP CROOT!
Grasiya gk pernah main lagi nih semenjak dari indonesia mangkanya makin nagih ngewong, namun yopi tercyduck sodara sodara wkwkwkwk
 
Wkwkwk pada bingung ya? Itu cuman dialog aja, cerita ini bukan berdasarkan itu. Itu cuman celetukannya si Yovie aja mangkanya di bales "sentar senter, mati aja sana!" Cuman di singgung aja. Kalo berdasarkan itu, dari judul2 sebelum2nya harusnya ada bau2 dunia idol dong, ini kan gaada sama sekali
:haha::haha::haha:

Kalo berdasarkan itu, buset enak banget si Yovie nikah sama kapten JKT48, punya adek senter team J, punya junior senter team KIII, terus skrg ngedeketin ace JKT48. Hei saya juga mau! Wkwkwk
Iya, Ane juga paham. Semangat terus suhu buat ceritanya, Ditunggu kejutan kejutan demi kejutan dari cerita ini suhu.
 
Grasiya gk pernah main lagi nih semenjak dari indonesia mangkanya makin nagih ngewong, namun yopi tercyduck sodara sodara wkwkwkwk

baru 1 ronde sudah tercyduck payah bener yovie alias lanjutken hu makin penasara

Nice update hu di tunggu kelanjutannya
Yovie terciduk akankah nanti ada threesame

Ini edisi tercyduk memang wkwk tapi tolong jangan laporin yang di Indonesia ya WKWKWKWK:wek::wek::wek:


Para bgt ci cani nelpon ga dijawab2

Tau, kacau tuh orang tuh sama mamah sunny :pandaketawa::pandaketawa:

Aku ngerasa di tampar... Seperti itukah aku?

Kok gak ditampar beneran sih

Cukup Shania aja yg suka nampar.. sakit tau di tampar. :hua::hua::hua:

Iya, Ane juga paham. Semangat terus suhu buat ceritanya, Ditunggu kejutan kejutan demi kejutan dari cerita ini suhu.
Swiyaaappp. Make at homee (?):klove::klove:
 
PART 4

W82dGQPK_o.jpg


"Ini yang kakak bilang baru kenal?"

Gracia menatap androidku...

"Shani? Misscall banyak banget..."
"Aku aja nggak segitunya..."

Dia santai, aku sedikit tegang.

"Eee, iya namanya Shani. Dia bukan bule tapi orang Indonesia..." Aku nyengir.

Dia sempat kaget sesaat.

"Kenapa?" Aku bingung,
"Oh... Nggak, gapapa..." Gracia berusaha cuek.
"Kok belom pake baju sih?" Aku tersadar dia masih berlilit handuk.

Dia ganti cengengesan lalu mendekatiku, mencium bibirku dan menarikku ke kasur...

It's been a long night...



***

m23e49CA_o.jpeg

Aku terbangun dalam keadaan telanjang, kutoleh sebelah kiri Gracia tertidur menghadap aku. Wajahnya sungguh cantik. Tapi tadi malam entah kenapa jadi sangat liar... Astaga, kenapa kayak kapal pecah gini kamarnya? Semua berantakan... Aku memakai pakaianku dan menyelimuti Gracia yang masih tertidur telanjang. Erangannya masih terdengar di kupingku sampe sekarang.

Aku teringat androidku...

Ada lima misscall sama satu pesan dari Shani...

"Lagi sibuk banget ya?"

Aku menoleh menatap Gracia yang masih tidur, masuk kamar mandi bermaksud menelpon Shani.

"Ini aku, maaf semalem banyak tugas..."

Iya tugas... Tugas bikin adik buat Gio... Ehehehe...


"Iya, aku tau. Justru aku yang minta maaf udah telepon-telepon kamu..." Balas Shani.

"Serak gitu, baru bangun?" Tanyaku. Dia hanya tertawa.

Tiba-tiba terlintas di pikiranku ekspresi Gracia yang kaget mendengar nama Shani kusebut.

"Eee, Shan..."
"Iya?"
"Kamu... Kenal Gracia?"
"Gracia? Gracia yang mana? Ada sih temen aku beberapa yang namanya Gracia..."
"Oh banyak, yaudah deh lupain aja..."

Dari suaranya Shani kayaknya nggak kenal Gracia yang aku maksud deh, tapi kenapa Gracia kaget semalem?

"Kaak?"

Aku kaget mendengar suara Gracia, "Eh, udah dulu ya Shan, aku mau lanjut kerja!"

Kututup teleponnya dan keluar. Gracia masih terbaring dikasur, masih mengumpulkan kesadaran. Tau keadaannya telanjang penisku tegang lagi...

"Tegang lagi..." Bisikku.
"Astaga, aku baru bangun..." Gracia malas.
"Lagian sih telanjang..." Aku cengengesan.
"Ish, semalem udah keluar banyak banget juga. Gio punya adek ini mah..." Balasnya menggerutu.

"Ya Gio kan udah minta adek..." Aku cengegesan.
"Nggak, Gio nggak bilang sama aku..." Gracia mengelak.
"Bilangnya sama aku lah..." Balasku sedikit bernafsu.
"Nggak! Bandel!" Balasnya sedikit membentak.
"Ayolah gee, suara ngerang kamu masih kedengeran di kuping aku..." Aku memelas.

Dia diam...

"Gee..."
"Yaudah iya, tapi satu kali aja ya..."


***


PLAAKK... PLAAKK... PLAAKK...

"Ngghh... Nggghh... AAHH... KaaKK..."

Pinggangku menghantam pantat Gracia beberapa kali, makin kupercepat tempoku. Kami sudah sama-sama basah tapi tidak perduli, Gracia mengerang lagi. Vaginanya menjepit penisku dan mengurut di dalam sana. Ini gila! Enak sekali!

"Astaga... Enak... Gee... Ngghh... Ngghh..."
"Iyah kaak... Iyaahh... MMHHH..."

Makin lama dinding vaginanya makin menjepit penisku, terasa diurut di dalam sana. Aku menatap wajahnya yang sayu sambil mengigit bibir bawahnya tiba-tiba berubah senyum licik...

"Kakak nggak lupa ini kan?"

Tiba-tiba urat dinding vaginanya mengencang memijit penisku. Kemampuan yang di lakukan secara sengaja ini membuatku melotot...

"OOHH... JANGAN BEGINI!"

Aku lupa kemampuannya yang satu ini, kemampuan yang sama persis dengan Yuvia, kalo begini terus aku bisa keluar...!

"Nggak... Nggak!" Bentakku.
"Iyaahh... Kuarin yang banyak...!" Balas Gracia membentak.

Pinggangku nggak bisa berhenti menghentak dan Gracia sudah melipat kakinya di punggungku dan tangannya di leherku. Aku menjilati lehernya. Dikit lagi...

"GEE... Ssshhh..."
"Kuarin kaak..."
"Kamu... Curang..."
"Mmhh... Biarin..."

Sekarang posisinya berbalik, aku yang sayu menatapnya sementara dia yang bernafsu menatapku karena dia berhasil mengambil alih kontrol permainan melalui dinding vaginanya itu...

"AARRGGHH GREE!!! AAAHHH!!!"

Satu...
Dua...
Tiga...
Empat...
Lima...
Enam!

Aku menyemburkan spermaku di dalam vaginanya, tapi anehnya dia tidak mengendurkan kuncian kaki dan tangannya. Astaga...

"Ngilu..." Bisikku.
"Aku belom kuar!" Dia menahan.

Dengan sisa-sisa tenaga aku kembali memompa vaginanya, rasanya mulai ngilu. Gracia sepertinya benar-benar masih bernafsu. Tapi entah kenapa kecepatanku naik dengan sendirinya. Tubuh kami sudah sama-sama banjir keringat. Wajah kami sama-sama memerah...

"Ngghh... KaaKK... AAAHH..."
"Kuarin! Cepet!"
"Kencengan!"

Aku makin mempercepat doronganku, dia mengerang. Aku tidak perduli lagi, memompanya secara cepat dan sedikit kasar. Sampai tidak sadar dia terus mengerang dan mulai menganga...

"MMHHH... Dikit lagi kaakk... AAHH..."
"CEPETAN GEE!! NGGAK KUAT!!"
"JANGAN BERHENTI KAAK!!!"

Dia mengencangkan jepitan vaginanya...

"AAHHH KAKYOV!!!"

Perutnya bergetar hebat seiring tarikan nafasnya mengerang dan aku juga orgasme beberapa kali lalu ambruk diatas Gracia, kami sama-sama lemas...

Hening...

Penisku terlepas dari vaginanya, sama-sama merah. Aku berbaring di sebelahnya...

"Hhhh... Udah? Puas?" Tanyanya.
"Hhhh... Iyah..." Jawabku.
"Tapi... Kamu... Curang..." Bisikku.
"Curangan... Kakaklah..." Balasnya gamau kalah.
"Kamu... Nguras... Sperma aku..." Aku masih tersengal.
"Tetep aja... Aku udah... Lima... Kali... Tadi..." Dia masih ngeyel.
",,,Aku dari... Semalem... Ampe... Ngilu nih..." Aku meringis.

Dia tertawa tapi lemah, aneh suaranya...

"Gapapa... Akhirnya aku ngerasain lagi penis kakak..."
"...Abis ini makan tauge kak biar keisi lagi..."

Dia nyengir lalu memejamkan mata. Aku terdiam dan juga memejamkan mata...

Menurut orang dulu sih katanya kalo mau banyakin sperma harus makan tauge... Tapi, gatau deh...

Kami sama-sama lemas dan tertidur lagi...


***

2kdpgwpL_o.jpg



Setelah itu kami jadi berusaha saling memahami, bahkan lebih dekat dari sebelumnya tapi tampaknya ada sesuatu yang mengganjal hati Gracia. Aku nggak tau itu apa, tapi yang jelas sekarang aku bahagia sama dia...

Sampai...

"Kak?"
"Iya? Kenapa sayang?"

Dia memegang sesuatu seperti foto...

"Aku kepikiran cewek yang kakak kenal..."

Dia memberikan selembar foto itu...

"Apa dia orangnya?"


DEG...



Shani sama Gracia temenan?


Aku berusaha tenang menatap foto itu, dia menatapku...

"Apa dia orangnya kak?"
"Bukan..."

Bohong!


"Oh, kirain dia, kalo dia tolong jauhin kak... Aku nggak mau dia jadi kayak aku, cuman dikasih harapan palsu..."

Aku diam...

Bukan harapan palsu! Ah!


"Yaudah lah gausah di bahas yang penting kan aku udah sama kamu sekarang disini..." Aku berusaha menenangkannya.

Dia berusaha tersenyum...

grQyXPlI_o.jpg

Dan ya setelah itu aku jadi semakin berhati-hati kalo nerima telepon atau pesan dari Shani. Kami masih sempat saling kontak. Shani beberapa kali minta bertemu tapi aku tolak karena memang saat ini fokusku masih untuk Gracia, tapi sekarang sepertinya mendesak soalnya dia bilang ingin bicara serius...

TeqnC3bf_o.jpeg


Hari mendung saat ini, aku sudah terduduk manis di dalam sebuah cafe kecil di tengah kota, bahasa Jerman sangat kental terdengar disini. Menunggu sebentar dia datang menghampiriku, lagi-lagi tersenyum. Astaga...

"Maaf ya nunggu lama..."
"I-iya gapapa..."

"Sibuk banget ya?" Tanyanya sambil duduk di hadapanku.

Aku berusaha nyengir, "Iya nih..."

"Jalan-jalan yuk, biar kamu nggak stress..."
"Eh, kemana?"
"Udah ikut aja!"

Setelah membayar minuman, dia menarik tanganku meninggalkan cafe. Aku hanya menurut aja. Kami menuju Heidelberg yang kata Shani tempat yang cocok untuk melepas penat. Jerman ternyata punya banyak tempat asyik, aku dan Shani berjalan di pinggir kota menikmati jajanan kecil disana seperti gulali dan beberapa minuman. Kami duduk disalah satu bangku jalan...

qW0saEmh_o.jpeg

Aku menatapnya...

Shani terlihat menikmati setiap kebersamaan denganku, ya emang sih belom sering banget. Tapi dia seakan nggak pernah sedih atau murung kalo ketemu aku. Ada baiknya aku tetap pada identitasku yang tersamarkan ini...

Reflek aku tersenyum...

"Eh iya, Yov. Tempo hari yang kamu telepon soal Gracia, itu maksudnya siapa?"

Aku berganti ekspresi...

Pikiranku terlempar ke foto yang di berikan Gracia...

"Yov? Kok diem?" Dia menatapku.
"Eee, nggak, aku punya temen disini..." Aku berusaha mengontrol perkataanku.
"Oh, gitu. Orang sini?" Tanyanya lagi.

"Bukan...
...Orang Indonesia..."

BODOH!


Dia terdiam sesaat menatap mataku. Saat itu aku mencaci maki diriku yang harusnya nggak berkata begitu!

"Apa nama lengkapnya, Shania Gracia?" Dia bingung menatapku.

Suasana jadi makin gelap karena awan mendung sudah berkumpul. Aku bingung harus jawab apa dengan pertanyaan Shani itu, aku cuman bisa diam...

"Jawab aku..." Dia mulai serius.

Damn! Aku harus apa?!


"Kalo gitu kita gabisa sama-sama lagi mulai sekarang..." Dia berdiri.
"Shan..." Bisikku.

Rintik hujan mulai turun, aku harus menahannya sebentar. Tapi apa daya dia bergegas meninggalkanku yang diam menatapnya menjauh. Harusnya nggak begini. Sekarang aku harus memperbaiki semuanya lagi. Tapi ketika Shani berlalu meninggalkanku, aku mulai merasa ada yang aneh...

Aku harus jujur sama dia...


Hujan mulai deras, aku berdiri di depan flat Shani. Sudah setengah jam aku berdiri disini nggak melakukan apapun. Ada pikiran ngapain disini? tapi sedetik kemudian berubah aku harus tetap disini sampai Shani muncul...

KrCIkIKS_o.jpg


***


"Astaga kakak! Kok basah gitu?" Gracia ngomel.
"...Pasti hujan...

"Aduhh... Berat!"


Semua gelap...

Aku terbangun...

Kok? Ini dimana? Kayak di kamar Gracia...

Semalam aku berdiri terdiam di depan flat Shani... Apa yang terjadi setelah itu? Kok bisa tiba-tiba disini?


Aku berusaha bangun, ada sebuah handuk basah jatuh dari keningku. Kulihat Gracia tertidur di sisi kasur. Ngapain dia disini?

Aku memegang keningku, sedikit hangat. Apa aku masuk angin karena hujan-hujanan?

Dia terbangun, "Eh udah bangun..."
"...Semalem ngapain sampe ujan-ujanan?" Tanyanya.

Astaga, apa aku harus jujur lagi?

EDnAUcOd_o.png


BERSAMBUNG...


Ehehehe ada apdetan nih! Monggo langsung di nikmati. Maap kalo baper ato kurang berkenan abis si Yovie gajelas sih! WKWKWKWK


Next Part
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd