Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Ojek Cinta - Story of Natalia JKT48 (TAMAT)

NatStory
Ojek Cinta

Part IV

Kreeeekkk, pintu kost dibuka, tampak Nat sedang membawa bungkusan yg berisi 3 botol air mineral. "Ehhh kurang ajar kamu, gk ngasi tau klo ada cowok mau dateng", kata Nadila yg tiba2 nyemprot ke Nat. "Kenapa? Kok tiba2 ngomel", tanya Nat bingung, "Santai aja aku tadi keluar dari kamar mandi, gk pake apa2, trus nyanyi2 ambil handuk, huhhhh", jawab Nadila sambil memperlihatkan wajah cemberutnya yg manja. "Hahahaha, trus Kak Rizal liat Nadila bugil ya?", tanya Nat kembali, Rizal hanya menunduk tak menjawab dan memperlihatkan tingkah laku yg sedang malu. "Gk bugil jg sih, aku masih pake CD, tapi aku gk pake BH tauu huuu", kata Nadila sambil berpura2 menangis.

Rizal hanya tertunduk malu dan sesekali salah tingkah berada di antara dua gadis cantik dan seksi itu. "Kak pernah theateran gak?" tanya Nadila, "Hmmm belum pernah sih", jawab Rizal, "Sekali2 theateran kak, nonton si Nat, dia hot bgt loh", kata Nadila, "Awwww", Nadila meringis kesakitan ketika Natalia mencubit pahanya. Rizal kembali tersenyum melihat tingkah laku mereka.


Nadila membuka layar macbook miliknya, kemudian menyalakan lagu2 Korea favoritnya. Mereka bertiga duduk diam sambil menikmati lagu tersebut. "Kapan jadiannya nih?", Nadila kembali bertanya. "Ihhh apaan sih", Nat protes dan memukul2 Nadila menggunakan bantal yg dipakai untuk menutupi pahanya. Tingkah mereka berdua seperti anak kecil, begitu lucu dan menggemaskan, Rizal tersenyum melihat tingkah laku mereka berdua.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Gak ada salahnya kan aku nanya kak? udah 2 Minggu PDKT mulu, gak jadian2", kata Nadila kembali, Nat mencekik leher Nadila sambil berusaha menutup mulutnya, "Ihh bawel bgt sih, diem napa", kata Nat. Nadila hanya tertawa terbahak2, sedangkan Rizal hanya tertunduk malu sambil tersenyum. Suasana gaduh hanya terjadi di kamar Nat saja, sedangkan kamar lainnya sudah sunyi dan hening.

Duaarrrrrrr, "Aaaaaaaa", Nat dan Nadila berteriak ketik suara halilintar tiba2 menggelegar mengejutkan mereka. "Ehh aku balik dulu yaa, mau ujan", kata Rizal, Nat hanya mengangguk sedangkan Nadila sibuk mengetik sesuatu di Macbook miliknya. Setelah berpamitan, Rizal pun keluar menuju halaman kost untuk mengambil motor. Nat mengantarnya hingga pintu gerbang. Cahaya kilat terus bersahutan disambut dgn suara petir yg menggelegar. Dengan cekatan Rizal memutar motornya lalu berlalu pergi meninggalkan kost Natalia. Tak lupa senyum sebagai salam perpisahan mereka berdua terlontar dari bibir Rizal.

Byurrrrrr, tak sampe 1 menit, hujan mengguyur begitu derasnya. Nat bukannya berlari masuk ke kamarnya, melainkan berlari keluar melihat Rizal. Lampu motornya masih terlihat namun dia tetap pergi menjauh walaupun hujan deras membasahi tubuhnya. Nat berharap Rizal balik arah dan kembali lagi ke kostnya, namun yg terjadi malah sebaliknya. Akhirnya Nat masuk, menutup pintu kemudian berlari ke kamarnya. Namun percuma, hujan yg begitu deras sudah terlanjur membasahi pakaian Nat.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Huhhhh, basahhh", kata Nat masuk ke kamar kemudian menutup pintu lalu mengambil handuk dari kamar mandinya. Nat mengusap2 kepalanya, mengeringkan rambutnya dgn handuk itu lalu melepas pakaian dan celananya yg basah. Nat hanya mengenakan BH dan CD berwarna hitam, kemudian membuang pakaian basahnya ke keranjang yg terletak di bawah meja riasnya. Bukannya mengambil pakaian ganti, tiba2 Nat melompat ke atas kasur lalu menindih Nadila yg sedang asik melihat video klip Korea. "Perkosa, perkosa", kata Nat yang menindih tubuh Nadila dari belakang. "Aaaawwwww, ihhh jijik tau, jgn gtu, merinding gw", kata Nadila berusaha melawan. Namun Nat terus menindihnya sambil mencekik lehernya, "cepet buka baju kamu, atau kamu saya tusuk", kata Nat bercanda, "Naaaaaaattt, merinding gw nih", kata Nadila sambil berteriak.


Tingkah laku yg sungguh menggemaskan, kemudian Nat merebahkan dirinya di samping tubuh Nadila. "Pake baju sana, ntar gw sange susah lu", kata Nadila sambil tersenyum, "Sini perkosa gw", kata Nat sambil menarik2 lengan Nadila, "Udahh donkkk, merinding gw nihhh", protes Nadila. Nat pun tertawa terbahak2. "Eh si Rizal menurut lu gmana?", tanya Nat, "Hmmmm, lumayan keren sih, baik jg, tapi dia ada salah", jawab Nadila, "Salah apa?", tanya Nat kebingungan, "Dia udah ngeliat susu gw tauuu", jawab Nadila sambil merengek, "Ihh siapa suruh lu bugil", kata Nat, "Lu sih gk ngasi tau klo dia mau dateng, klo gw diperkosa gmana?", tanya Nadila, "Ya udah, tahan aja, ntar juga nikmat kok", jawab Nat begitu enteng, "Ohhh yakin nih? Klo gw diperkosa ama Kak Rizal lu gk cemburu nih?", kata Nadila sambil menggoda.

Nat kembali memukul lengan Nadila, mereka berdua pun kembali tertawa. Ya, mereka adalah sahabat yg sudah terbiasa bersama dan saling bercanda. "Ehhh lupa aku", kata Nat kemudian mengambil HPnya lalu mengetik pesan singkat kepada Rizal, menanyakan apakah dia sudah sampai atau belum.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Beberapa saat kemudian Rizal membalas chat dari Nat, dia mengatakan bahwa dirinya sudah sampai dgn selamat walaupun basah kuyup. "Sorry agak lama balesnya, aku abis bikin susu panas, abis kedinginan bgt, menggigil", isi chat dari Rizal. "Uwuwuwuw kacian bgt deh, cini aku angetin", jawab Nat, "Gmana caranya angetin?", tanya Rizal, "Becanda, hihihi", jawab Nat kembali. "Eh, Nat, hmmmm, boleh tanya gak? Tapi agak pribadi sih", kata Rizal, "Tanya apaan kak? Tanya aja, gpp kok", jawab Nat, "Mmmm, kmu udah punya pacar blm?", tanya Rizal, "Kan di Jeketi gk boleh pacaran kak", jawab Nat, "Ohhh, gk boleh yaa? Hmmm, ya udah de", kata Rizal dgn suara agak sedih, "Kenapa kak?", tanya Nat kembali, "Gpp kok, nanya aja", kata Rizal.

Mereka berdua lanjut mengobrol melalui chatting, membahas hal2 yg sedikit pribadi. Sudah 2 Minggu mereka selalu bersama, rasa nyaman hadir di antara mereka berdua. Nadila masih saja sibuk mengerjakan sesuatu di Macbooknya, sementara Nat masih terus menikmati perbincangan dengan Rizal melalui chat. Waktu terus berlalu, malam semakin larut, hujan masih saja deras, hingga akhirnya mereka bertiga tertidur pulas di tengah2 berisiknya suara air hujan.

Rizal tersenyum di tengah2 tidurnya, sedangkan Nat begitu pulas, seakan2 tidak ada mimpi yg menghiasi tidurnya, sementara itu Nadila dgn wajah yg murung, tertidur dalam keadaan laptop yg masih menyala.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kriiiiingggg, tiba2 suara alarm memecah keheningan membangunkan Natalia dan Nadila. Hal pertama yg mereka lakukan setelah terbangun adalah mengambil HP mereka masing2. Hujan masih saja terdengar begitu deras. Nadila yg terlihat masih ngantuk, kembali memejamkan matanya, sementara itu Nat tampak kebingungan karena pagi ini dia harus ke kampus. "Kak, aku pake grab aja ya, ntar klo hujan brhenti, jemput aku di kampus", bunyi chat Nat menjawab chat dari Rizal. Setelah itu, Nat pun bersiap2, mulai dari mandi, mempersiapkan peralatan untuk dibawa ke kampus dan memesan Grab.


Tak lama kemudian mobil grab pesanannya pun tiba. Tak lupa Nat berpamitan kepada Nadila yg masih tertidur pulas. Hujan memang membuat banyak orang menjadi malas, ingin menikmati sejuknya suasana sambil tiduran. Namun ujian membuat Nat harus berangkat ke kampus dan melupakan segala kemalasan itu. Nat memang serius menjalani pendidikannya, sama seperti dia menjalani profesinya sebagai member JKT48.

Sore pun telah tiba, jam kampus pun telah usai, namun hujan masih saja deras. "Kmu pake grab aja lagi ya, atau aku jemput, kita pake jas hujan mau gak?", tanya Rizal melalui chat. Rupanya Nat lebih memilih dijemput, "Sesekali mandi ujan pake motor kyknya seru deh, hehehe", kata Nat dalam chattingnya. Akhirnya dengan sabar Nat menunggu Rizal di kampusnya. Sementara itu hanya tersisa beberapa orang saja di kampus, karena yg lain sudah pada pulang. Suasana menjadi sepi, hanya tersisa Rudi, Johan dan Annisa, teman sekelas Nat.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Rudi dan Johan pun keluar dari kelasnya, kemudian Nat dan Annisa ikutan keluar karena merekalah orang terakhir di kelasnya. Suasana kampus begitu sepi dan malam pun telah tiba. Hujan yg tadinya deras menjadi gerimis, hingga akhirnya Nat pun keluar dan berdiri di trotoar sambil menunggu Rizal menjemputnya, sementara itu Annisa pulang terlebih dahulu karena jemputannya telah tiba. "Aku udah deket nih, tunggu di trotoar ya", bunyi chat dari Rizal. Nat hanya membaca tanpa membalasnya, karena dia sudah berada di trotoar.

Selang beberapa lama, tiba2 sebuah mobil avanza warna hitam berhenti tepat di depan Nat. Lalu turun seorang lelaki yg ternyata itu adalah Johan, teman sekelas Nat. "Eh, aku anter yuk, pake mobil, ujan nih", kata Johan, "Nggak, makasi, aku dijemput", jawab Nat, "Ayo lah, ujan nih, ntar sakit", bujuk Johan sambil memegang tangan Nat, "Jangan deh, aku udah di jemput", tolak Nat kembali. Tiba2 datang seorang cowok dari belakang Nat membekap wajah Nat dengan sapu tangan hingga badan Nat menjadi lemas. "Ehh bantuin bego", kata Johan memanggil temannya membopong Nat masuk ke dalam mobil.

Setelah berhasil, mobil pun melaju kencang. Pikiran Nat melayang, kepalanya begitu pusing, kesadarannya benar2 menurun hingga akhirnya matanya terpejam. Sementara itu di tempat lain, Rizal benar2 kebingungan mencoba menelpon Nat, dia menunggu sedari tadi di depan kampus Nat, hingga akhirnya dia pun masuk ke dalam kampus tersebut. Namun tidak ada orang sama sekali, yg ada hanya seorang security yg mengatakan sudah tidak ada siapapun di dalam kampus. Rizal semakin bingung, dia bertanya kesana kemari, mencoba menelpon, mengirim chat, namun tidak berhasil.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nat merasa geli, semakin lama gelinya semakin dalam, hingga kesadarannya kian membaik. Matanya sedikit terbuka, braaakkk, tiba2 Nat menendang ketika melihat seorang lelaki sedang mengulum puting susunya. "Dmana ini?", teriak Nat, semua tampak terkejut. Nat melihat ada 4 orang lelaki di dalam mobil, sementara itu Nat sudah tidak mengenakan pakaian. Bajunya entah dimana dan BHnya sudah terbuka, sabuk dan resleting celana jeans yg dikenakannya pun sudah terbuka. "Rudi, Johan, aku dimana?", teriak Nat kembali.

Kemudian lelaki tadi secara tiba2 menggenggam kaki Nat, Johan memegang tangan Nat dgn kencang, "Aaaaaaa tolooooong", Nat berteriak, namun percuma, karena dia sedang di dalam mobil. Rudi yg sebelumnya duduk di depan akhirnya pindah ke tengah, membantu teman2nya "menjinakkan" Nat yg berontak. Rudi menarik celana Nat, cd nya turut ketarik hingga bulu halus berwarna hitam yg menghiasi kemaluan Nat terpampang jelas di mata para lelaki ini. Nat terus menggeliat, memberontak, kakinya coba menendang hingga akhirnya Rudi mengeluarkan sebilah pisau. "Bisa diem gak? Kalo gak diem aku tusuk kamu", ancam Rudi, "Tolong jangan Rud, Johan, tolong, jangan", Nat merengek sambil mengeluarkan air mata.

Para lelaki ini sudah tak peduli, mereka semua sudah dikuasai nafsu karena melihat tubuh seksi yang sudah telanjang bulat di depan mata mereka. Natalia yg selama ini hanya mampu memuaskan hasrat Rudi dan Johan melalui imajinasi mereka, kini begitu nyata dan siap untuk dinikmati.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Johan memeluk tubuh Nat dari belakang begitu kencang, sehingga Nat tak bisa bergerak, sementara itu temannya yg bernama Anton mulai merenggangkan kedua kaki Nat, Rudi masih memegang pisau sambil mengancam Nat. Wajah Anton kian mendekat ke selangkangan Nat yg sudah tak terlindungi apapun. Begitu dekat, dia mencium aroma kewanitaan Nat yg begitu khas, "Hmmmm, seger bgt", kata Anton, "Pliissss jangan kak", kata Nat merengek. Tiba2 lidah Anton keluar, menjilati kemaluan Nat, menekan klitorisnya dan membasahi setiap sisi kewanitaannya. "Ahhhhhhh, jangan kak, ahhhh", Nat menolak tapi mendesah.

Tangan Johan yg tadinya membekap tubuh Nat, kini mulai liar, bermain nakal meremas buah dada Nat yg lumayan besar. Jarinya bermain di kedua puting susunya yg berwarna kecoklatan itu. Rudi kemudian menaruh pisaunya dan menggantinya dengan HP. Dia merekam adegan yg dilakukan kedua temannya tersebut. Jilatan demi jilatan menyapu bersih lubang kenikmatan Nat. "Ahhhhhhh", desahan yg begitu pelan keluar dari mulut Nat yg makin lama makin menikmati apa yg dilakukan oleh teman2nya tersebut.


Entah bagaimana, namun tiba2 Rudi sudah membuka celananya. Dia meraih tangan Nat dan menuntunnya untuk memegang kontolnya yg sudah tegang. Seakan2 sudah mengerti apa yg diinginkannya, Nat mengocok kontol Rudi, sementara Anton masih menikmati menjilati memek Nat yg tampak begitu terawat dan harum itu. Nat memejamkan mata, namun air matanya tetap keluar, tapi mulutnya tak dapat menyembunyikan desahan yg terkadang keluar.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Minggir lu", kata Rudi kepada Anton. Akhirnya Anton menyingkir, sementara itu Rudi berpindah ke bawah Nat. Rudi mengarahkan penisnya ke lubang kemaluan Nat, sedangkan Anton berpindah posisi berdiri di samping Nat sambil menuntun tangan Nat untuk mengocok penisnya. Penis Rudi sudah berada di bibir kemaluan Nat, "Ahhh jangan kak, jangan dimasukin", kata Nat. Namun nafsu sudah di ubun2, Rudi menggesek2an kemaluannya di lubang kemaluan Nat dan kemudian menghentakkan tubuhnya secara perlahan. Penis Rudi perlahan-lahan masuk ke dalam lubang kenikmatan Nat. "Ahhhhhh kaaak, sakiiit", Nat berteriak.

Blesssss, hentakan kedua, penis Rudi terbenam secara sempurna di dalam lubang kenikmatan milik Nat. "Ehhhhhhh", Nat melenguh pelan, kemudian Rudi mulai menggenjot kemaluan Nat, awalnya perlahan, hingga makin lama makin cepat. Nat tak berani membuka mata, dia hanya mendesah dan meringis menghadapi perlakuan teman2nya. Makin lama Rudi makin beringas, genjotannya makin kasar, "Ahhhhhhh, ahhhhh", desahan Nat makin lama juga makin keras, "Ahhhh kaaak, udah kaaak, ahhhh", Nat terus merengek, tapi dia juga menikmatinya, dan seketika Rudi mengejang, menghujam penisnya makin dalam, ahhhh crooootttt, sperma menyembur deras di dalam rahim Nat. Nat hanya pasrah saja, karena dia sudah tak berdaya.

Rudi tampak lemas, dia mencabut kemaluannya, lalu memakai celana dan kembali duduk di depan. Kini giliran Anton yg sudah tak sabar, "Eh nungging lu perek", bentak Anton. Nat yg masih mengeluarkan air mata dan masih lemas terpaksa harus menuruti perintahnya. Sementara itu Johan mulai membuka celananya dan mengeluarkan penisnya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Johan menarik kepala Nat dan mendekatkannya ke penisnya. Nat yg sudah tak berdaya menurut saja apa yg mereka perintahkan. Anton meremas bongkahan pantat Nat yg terpampang begitu jelas di depannya. Lalu Nat mulai mengulum penis Johan yg sudah berdiri tegak, "Ahhhhhhhh", Johan mendesah ketika mulut Nat mulai bermain di selangkangannya, mengisap batang kemaluannya. "Ahhhhhh, sakit kak", tiba2 saja Nat meringis kesakitan ketika Anton secara tiba2 menghujamkan penisnya ke dalam lubang kemaluan Nat.

Plak Plak Plak, suara yg begitu khas ketika Anton menggenjot memek Nat dari belakang. Nat hanya mendesah sambil menangis dan juga masih mengulum penis Johan. "Ahhhhh, terus Sayang, ahhhh", kata Johan yg makin menghujamkan penisnya ke dalam mulut Nat. "Ahhhhhhhh", Johan memegang kepala Nat, menekannya hingga penisnya menghujam makin dalam. Wajah Nat memerah karena tidak bisa bernafas, dan tiba2, "Ahhhhhhh, sayaaaanggg", croooot crooot, peju Johan menyembur di dalam mulut Nat. "Huueeeekkkkk", Nat mengeluarkan sperma Johan dari mulutnya, namun ada sedikit yg tertelan.

Air mata terus mengalir membasahi pipi Nat. Johan terkulai lemas, sementara itu Anton masih asik menggenjot memek Nat dari belakang. Makin lama makin keras, makin cepat, "Ahhhhhh, akuu mau keluaar, ahhhhh", kata Anton. Tiba2 Anton mencabut penisnya lalu mengocoknya sendiri dan diarahkan ke pantat Nat. Crooot 7x, spermanya menyembur deras membasahi lubang anus Nat kemudian jatuh dan menetes membasahi jok mobil itu.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Eh, giliranku donk", celetuk Aji yg sedari tadi hanya menyetir. "Udah, minggir dulu, gw yg nyetir", kata Johan. Kemudian Aji dan Johan bertukar posisi. Nat yg tertidur tengkurap dan terkulai lemas hanya terdiam pasrah. Tangisannya terhenti dan air matanya telah mengering. Dengan sigap Aji membuka celananya hingga penisnya terbebas. Melihat posisi Nat yg tengkurap seperti itu, Aji menindih tubuh Nat dari belakang. Penisnya diarahkan tepat di sela2 selangkangannya kemudian menggesek2 memek Nat yg masih basah.

Nat kembali memejamkan matanya, sementara itu Aji sedikit mengangkat dan menunggingkan pantat Nat. Blesss, hanya dgn sekali usaha, penis Aji terbenam di lubang kenikmatan Nat. "Ehhhhh", Nat hanya melenguh ketika liang kewanitaannya dihajar habis2an oleh para lelaki bejat tersebut. Aji terus menggenjot memek Nat, plak plak plak, suara beradu antara selangkangan aji dan bokong Nat menghasilkan suara yg sangat indah. "Ahhhhhh, aku mau keluar, ahhh", tiba2 saja Aji berteriak. Srrrrrr, Aji menumpahkan spermanya di dalam rahim Nat. "Ahhhh cemen lu, gak sampe semenit udah keluar", kata Anton, "Hahahahaha", mereka tertawa.

Mengetahui keempat lelaki itu sudah terpuaskan, Nat langsung mengambil pakaiannya. "Ehhh mau ngapain kamu, foto2 dulu lah", tiba2 Anton merampas pakaian Nat. Aji, Anton dan Rudi secara bergantian memotret tubuh bugil Nat yg sedang menangis itu.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Udah, udah, pake deh baju kamu, ntar kita sange lagi", kata Rudi. Nat kembali mengambil pakaiannya satu persatu, lalu memakainya. "Ehh, kalo sampe kamu ngelapor, video n foto2 kamu bakalan nyebar, ngerti gak?", ancam Anton. Nat hanya mengangguk tanpa ekspresi, lalu tiba2 Rudi mencekik leher Nat lalu mencium bibirnya dgn paksa dan berkata, "Jawaaaab, ngerti gak?", bentak Rudi, "Iya ngerti", jawab Nat. "Kalo kita pengen lagi, kamu mau gak?", tanya Anton kembali, "Iyaaa mauuu", kata Nat sedikit emosi, Plaaak, tamparan yg cukup keras dari Anton, "Jawab yg jelas pelacur, mau apa?", tanya Anton dgn nada membentak, "Iyaaaa, aku mau ngentot sama kaliaaan", jawab Nat sambil berteriak dan menangis.

Mobil masih melaju kencang dan tiba2, Ciiiiiitttt, Johan ngerem mendadak, dan tanpa di sadari ternyata sudah berada tepat di depan kampus kembali. "Dah turun sini, inget awas klo sampe ini bocor ya", ancam Rudi kembali. Kemudian Nat turun dari mobil, Anton sempat meremas pantat Nat sambil menepuknya. Nat tidak menghiraukannya, yg ada dalam pikirannya hanyalah keluar dari neraka ini.

Nat berusaha menyembunyikan air matanya, dia berjalan ke sebuah pot bunga besar di depan kampusnya, kemudian dia duduk di tepi pot tersebut sambil terdiam. Malam begitu dingin, jalanan mulai sepi, entah berapa lama para lelaki bejat itu menyiksa tubuh kecilnya. Air mata sudah tak mampu keluar. "Naaaat", tiba2 terdengar suara dari kejauhan, trnyata itu Nadila, Rona dan Rizal. Mereka berlari ke arah Nat, lalu dgn refleks Rizal memeluk Nat, "Kamu kemana? Aku khawatir bgt", kata Rizal. Nat hanya terdiam tanpa ekspresi, hatinya, tubuhnya, masa depannya, semua telah hancur.

BERSAMBUNG
 
wah ini cerita yang udah tamat di IG bacol48, akhinya lo pindahin juga ke semprt hehe mantap. mau dibikin alternate ending ngga nih? bagusan kalo dibiarin si xxx mati sebenernya *no spoiler*

bro, dibikin index part di halaman satu dong, biar yang mau baca dari awal ngga bingung kalo nanti halamannya udah banyak. eug sih woles aja soalnya udah baca sampe tamat di IG hohoho
 
wah ini cerita yang udah tamat di IG bacol48, akhinya lo pindahin juga ke semprt hehe mantap. mau dibikin alternate ending ngga nih? bagusan kalo *********** sebenernya *no spoiler*

bro, dibikin index part di halaman satu dong, biar yang mau baca dari awal ngga bingung kalo nanti halamannya udah banyak. eug sih woles aja soalnya udah baca sampe tamat di IG hohoho

di edit donk bro komennya, mengandung spoiler hehehe, emng rencana gw kyk gtu kok :D
 
Yah jadinya gangbang
Ga jadi deh lanjutin bacanya kalau dah di-gangbang
Baca ceritanya bukannya sagne malah iba
Wkwkwkwk

Btw jgn digembok dong suhu IG-nya
Mau follow tapi malu sama temen-temen ane
:D
 
NatStory
Ojek Cinta

Part V

Hari demi hari terus berganti, Nat menjadi pribadi yg pendiam, Nadila dan Rona tampak sangat kebingungan dengan tingkah laku sahabatnya ini, Rizal masih tetap setia menjadi "ojek pribadi" Nat. Walaupun akhir2 ini Nat sangat jarang berkegiatan. Dia lebih sering menghabiskan waktu di kostnya, bahkan Nat pun sering absen kegiatan JKT48. Tak seorangpun yg tau kecuali dirinya dan teman2 bejatnya. "Pasti ada yg salah ama Nat", kata Rizal saat dia coba curhat ke Nadila, "Aku juga bingung, dia tiba2 berubah, jangan2 ...", sahut Nadila, "Jangan2 apa?", tanya Rizal, "Hmmmm gk ada, gk bole berpikiran yg nggak2", jawab Nadila kembali.

2 Minggu telah berlalu, sikap dingin Nat terhadap semuanya terus berlanjut, bahkan dia sudah jarang membalas chat dari Rizal. Siang ini terasa begitu panas ketika Rizal mengendarai motor mengantar penumpang. Hatinya sungguh tidak tenang karena gadis yang membuatnya jatuh hati kini makin menghindar. Rizal belum sempat mengutarakan isi hatinya, dia merasa tak enak dengan perubahan sikap Nat. Rizal terus merenung, berusaha untuk flashback ke belakang, mengingat kembali apa yg terjadi. Berpikir kalau dia telah berbuat sesuatu yg menyakiti hati Nat, hingga dia mulai berubah.

Waktu terus berlalu, siang menjadi sore, dan sore pun menjadi malam. Sepanjang hari Rizal merasa resah, chatnya tak kunjung dibalas, dan ini bukanlah pertama kalinya Nat tidak membalas chat darinya. "Ahhh, udahlah, aku harus temuin Nat", kata Rizal dalam hatinya. Namun tiba2, hujan turun, tapi hanya gerimis. Rizal memakai jas hujan, kemudian bergegas menuju kost Nat.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Brummmm, motornya melaju kencang menembus hujan, melewati jalanan aspal melalui padatnya Kota Jakarta menuju kost seorang gadis yg telah mencuri hatinya. Ciiiitttt, rem tangan motor Rizal sedikit berbunyi ketika dia sudah tiba di depan kost Nat. Rizal pun turun dari motornya kemudian masuk ke dalam kost dan berdiri di depan pintu kamar Nat. Jantungnya berdegub kencang, pikirannya tak karuan ketika dia mau mengetok pintu kamar Nat. "Hmmmm, nekat ajalah", kata Rizal dari dalam hati. Baru saja Rizal mau mengetok pintu, tiba2, Ceklek, kenop pintu terbuka, dan, "Hah, kak, ngapain?", tanya Nat.


Rizal sempat bengong sesaat melihat wajah Nat yg tampak begitu cantik walaupun tanpa make up dan seperti sedang baru bangun. "Nat, aku mau ngomong ama kamu, boleh kan?", kata Rizal, "Hmmmmm", Nat menghela nafas dalam, kemudian mengangguk lalu memiringkan badannya, memberi tanda mempersilakan Rizal untuk masuk ke kamarnya. Rizal menaruh helm, membuka jas hujan kemudian memasukkannya ke dalam tas yg berisi jaket Ojek Online miliknya.

Nat pun duduk di depan Rizal, "Kenapa kak?", tanya Nat, "Mmmm, anu, aku... mmmm, gmana ya ngomongnya?", Rizal terbata2 dan tampak grogi, "Ihh kk lucu klo lagi grogi deh, hihihi", kata Nat sambil tersenyum, "Duuhh Naaat, ini yg aku tunggu, aku pingin liat senyum kamu, sumpah, aku kangen bgt, knp sih gak bales chat ku? Knp skrg tiba2 berubah? Aku khawatir Nat", tiba2 Rizal bicara dgn lancarnya. Yaa, Rizal tampak bahagia ketika melihat Nat tersenyum untuk pertama kalinya sejak 2 Minggu yg lalu. Rasa capeknya seakan2 sirna melihat senyuman manis gadis pujaannya tersebut.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Maaf ya kak, aku gk berubah kok, aku lagi intropeksi diri aja", kata Nat, "Kenapa? Ada yg salah?", tanya Rizal kembali, "Gak ada kok kak, Eh Kk udah makan belum? Mau aku bikinin makanan spesial gak?", Nat balik bertanya, "Hmmm, ya maulah, cowok mana sih yg gak mau dimasakin ama cewek pujaannya", kata Rizal, "Haah, maksudnya kak?", tanya Nat kembali, "Ehh gk ada, gak ada, ehh mau masak apa nih?", tanya Rizal kembali, "Aku jago masak Mie Goreng tau, hahahaha", Nat kembali bercanda. Akhirnya suasana pun kembali cair setelah sekian lama. Nat menyalakan TV dan menyuruh Rizal menunggu sembari dia membuat Mie Goreng.


Tak lama kemudian, "Hmmm, aromanya, udah jadi belum? Gak sabar nih", kata Rizal sedikit berteriak, "Ihhh sabar atuhh kang mas, udah jadi nih", jawab Nat. Kemudian Nat datang membawa 2 piring Nasi putih dan meletakkannya di depan Rizal, kemudian dia kembali mengambil 1 piring besar berisi 2 mie instan yang dijadikan 1. "Nihh dia, menu spesial dari aku", kata Nat. Tanpa permisi, tanpa ijin, tiba2 Rizal mengambil mie instan itu lalu mencampurnya dgn nasi putih. "Nyamm Nyammm, lezat, enak bgt ini, sumpah", kata Rizal, "Ihhh kk, tukang gombal, dmana2 mie goreng yaa sama rasanya", kata Nat sambil tersenyum.

Keduanya makan dengan lahapnya, hingga mie goreng Rizal habis di piringnya, ketika ia hendak menambah mie goreng itu, tiba2 tanpa sengaja tangannya menggenggam tangan Nat. "Ehh maaf, duluan", kata Rizal, lalu Nat mengambil mie goreng terlebih dahulu kemudian menyuruh Rizal menghabiskan sisanya. Rizal mengaduk2 mie goreng itu dgn nasi putih di piringnya. Matanya tiba2 menatap fokus ke arah Nat.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tiba2, mata mereka bertemu, "Knapa kak? Kok liatin aku kyk gtu?", tanya Nat. "Aku suka kamu", kata Rizal, "Uhuuk,, haaah?", tiba2 Nat batuk dan bertanya kembali. "Aku suka kamuuu", Rizal kembali berkata agak sedikit keras. Nat hanya terdiam sambil melanjutkan makannya, "Kak, abisin dulu makannya ya", kata Nat. Mereka berdua kembali melanjutkan makan.

Glek glek glek, 1 gelas besar air putih habis seketika ketika mereka berdua sudah menghabiskan makanannya. "Kk kok bisa suka sama aku?", tanya Nat, "Emang perlu ya pake alasan?", Rizal balik bertanya, "Perlu kak, mana aku tau kk serius atau nggak", jawab Nat, "Aku gak tau alasannya apa, tapi aku gak bisa kehilangan kamu. Beberapa hari ini kamu berubah dan aku gelisah bgt", kata Rizal. Nat sempat terdiam sesaat, lalu "Hmmmm, maaf ya Kak, ku gpp kok, makasi udah suka ama aku, tapi maaf, aku gak bisa kak", jawab Nat. Bagaikan petir di siang bolong, kata2 Nat membuat sekujur tubuh Rizal menjadi kaku, darahnya seperti mengalir begitu cepat, jantungnya berdegub begitu kencang, pikirannya tak karuan, "Eee.. eee.. taa.. taapii kenapaa?", tanya Rizal dgn terbata2.

Nat hanya tertunduk, tanpa berkata apa2. Tiba2 air matanya menetes, dia menangis, tangisannya begitu pilu. "Nat, jgn sedih donk, klo kmu gk mau, aku gpp, plis jgn nangis", kata Rizal. Rizal makin bingung ketika Nat semakin tersedu2. Tangisannya makin dalam. "Nat, kamu kenapa? Maafin aku klo gara2 ini kmu jadi sedih", kata Rizal kembali.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Kak, kk baik bgt sama aku, tapi kk berhak dapet yg lebih baik dari aku", kata Nat sambil menangis tersedu2. "Nat, kamu yg terbaik bagi aku, buat apa aku cari yg lain kalo aku sudah nyaman sama kamu?", kata Rizal kembali. "Maafin aku ya kak, aku gak bisa, maaf bgt", jawab Nat. Rizal hanya terdiam, kemudian tertunduk lesu. Entah berapa lama suasana menjadi begitu hening. Tak ada kata yg terucap dari keduanya. Air mata Nat masih mengalir. Rizal pun makin tak tega dgn Nat. "Ehh, besok kuliah gak? Aku jemput pagi2 kyk biasanya ya", kata Rizal sambil tersenyum, dia berusaha menyembunyikan hatinya yg sedang hancur.


Nat masih terdiam, kepalanya masih saja tertunduk. Rizal memegang pundak Nat, "Nat, jgn sedih donk, aku gpp kok, kita masih bisa berteman kan?", kata Rizal. Nat tetap saja tertunduk. Perlahan dia mulai melihat ke arah Rizal "Maafin aku ya kak", kata Nat. "Udah, jgn dibahas, kita masih berteman kan?", tanya Rizal. "Kak, mulai besok jgn jemput aku lagi ya, jgn hubungi aku lagi, aku mohon", kata Nat. Untuk kedua kalinya Rizal merasa benar2 dihantam. Dia kembali terdiam mendengar kata2 yg sangat menyakitkan itu. "Kaa.. Kamu udah punya pacar?", tanya Rizal, "Nggak kaak, nggak, aku mohooon, aku sayang kk, tapi aku gak bisa", jawab Nat kembali sambil menangis tersedu2.

Rizal hanya terdiam melihat wajah Nat yg begitu pilu. Rizal membuka tasnya, mengambil sebuah ikat rambut, "Ini aku beli kemarin di seorang bapak tua, dia berdagang siang hari, panas2an, tapi gak ada rasa lelah di wajahnya, alasannya cukup sederhana, ketika dia berjuang untuk seseorang yg dicintainya, apapun halangannya akan dihadapi, apalagi kalo itu hanya sekedar rasa lelah", kata Rizal kemudian memberikan ikat rambut berwarna pink itu kepada Nat.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rizal pun berdiri, kemudian mengambil tas dan helm miliknya. Kemudian berpamitan, "Maafin aku ya, tapi terima kasih banyak, kamu udah pernah mengisi hati aku", kata Rizal yang kemudian melangkah keluar dari kamar Nat. Nat masih saja terduduk lesu sambil menunduk. Air matanya terus mengalir. Hujan tak kunjung berhenti, tapi Rizal tetap saja berjalan keluar tanpa memakai jas hujan yg ada di dalam tasnya.

Rizal menenteng helm dan membiarkan tubuhnya basah kuyup terkena air hujan. Hatinya begitu hancur, tidak hanya ditolak oleh gadis pujaannya, namun dia tak akan bertemu dengannya lagi. Nat hanya menangis tersedu2 melihat lelaki tersebut berjalan keluar untuk terakhir kalinya dari kostnya. "Kaaak", tiba2 Nat berteriak dan berlari ke arah Rizal. Rizal hanya terdiam dan membalikkan badan, "Maafin aku kak, kk boleh kok hubungin aku kapan aja, maafin aku ya", kata Nat membuat sedikit hati Rizal menjadi lega.

Tiba2 Rizal menarik lengan Nat dan memeluknya dgn erat, "Makasiii yaa, makasii bgt, aku gk punya siapa2 di Jkrta selain kamu", kata Rizal. Nat hanya mengangguk hingga akhirnya mereka pun berpisah. Rizal berjalan ke arah motornya, menyalakannya kemudian menarik pedal gas dan melaju. Nat masih terdiam di bawah guyuran hujan. Braaaaakkk, sebuah suara yg cukup keras mengagetkannya. Nat berlari keluar dari halaman kostnya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Aaaaaa", Nat berteriak ketika dia melihat Rizal jatuh tersungkur, di sampingnya berdiri 3 orang lelaki dan ternyata itu adalah Johan, Anton dan seorang lagi adalah preman setempat yg dulu pernah memukul Rizal. Tampak preman tersebut memegang sebilah kayu lalu kembali memukul kepala Rizal. "Jangaaaan, jangaaan", Nat berlari mendekatinya. Rizal hanya terdiam menahan sakit. Tiba2 ada beberapa orang yg datang mendekati mereka. Preman tersebut membuang kayunya lalu berkata, "Gak ada, cuma kepleset aja, dia ngebut sih, udah2, udah ada yg bantu jg", kata preman itu. Lalu orang2 itupun bubar.

Rizal tak berkata apa2, dia hanya berdiri dan membangunkan motornya. Kemudian Johan memeluk Nat, "Kamu ngapain di kost pacarku malam2 haah?", tanya Johan, Nat tak berani berkata2, dia hanya memejamkan mata sambil menangis. "Nat, kamu kenapa nangis? Mereka ini siapa?", tanya Rizal keheranan. Braaaakk, kembali sebuah pukulan mendarat ke perut Rizal dari preman tadi, "Masih banyak tanya kamu ya, pergi sana, gw abisin lo ntar", bentak preman itu. Nat hanya menangis. Kemudian Rizal pun menghela nafas dan berlalu pergi meninggalkan mereka.

Rizal begitu sedih, rasa sakit akibat hantaman kayu tadi tak sedahsyat rasa sakit di hatinya yg begitu hancur berkeping2. Rizal menancap gas dengan kencang, tanpa tau harus berbuat apa. Rizal benar2 kecewa dengan Nat, selama ini Nat mengaku tak punya pacar, namun di depan cowoknya, dia tak dapat berkata apa2. Berarti selama ini Nat membohonginya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sementara itu Johan memberi uang kepada preman tadi lalu menarik lengan Nat. "Ayo ikut", kata Johan, "Mau kemana Kak?", tanya Nat begitu ketakutan. Nat ditariknya ke dalam mobil, Nat berontak lalu berteriak, namun percuma karena dia sudah berada di dalam mobil. Anton menyetir lalu Nat dan Johan duduk di belakang. Baru saja mobil melaju, Johan sudah membuka celananya hingga penisnya berdiri tegak tanpa ada halangan. "Isepin nih", kata Johan sambil menyodorkan kontolnya ke mulut Nat. "Ampun kak, jangaan, pliiiss, ampuuun", Nat merengek. "Banyak bacot lu", kemudian Johan menarik kepala Nat dan menariknya ke arah kontolnya. "Klo gk nurut, video lo bakalan kesebar", ancam Johan.

Sluurrrppp, "Ahhhhhh", Johan mendesah saat dia merasakan gesekan bibir Nat dgn kontolnya yg begitu menggairahkan. Nat tampak begitu pasrah mengisap kontol Johan. Beberapa menit diisapnya, lalu "Eh, buka celana kamu donk", kata Johan. Nat bagaikan seorang budak yg tak dapat berbuat apa2. Kartu As dirinya ada pada Johan dan teman2nya. Nat pun membuka kaitan dan resleting celananya, kemudian memelorotkannya. Dia membuka celananya hingga tak memakai apapun. Dengan beringas Johan memegang pinggul Nat lalu memutarnya kemudian meremas pantat Nat, menariknya hingga Nat terjatuh ke belakang.

Tanpa ampun Johan menggesek2an kontolnya di memek Nat. Johan membasahi memek Nat dgn ludah agar kontolnya dapat masuk dgn mudah. "Ehhh ambilin handbody tuh di dasbor", kata Johan kepada Anton. Kemudian Anton mengambil handbody lalu melemparnya ke belakang. Nat hanya berdiri menunggu dan pasrah terhadap perbuatan temannya itu.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah kontolnya basah dan licin akibat handbody tadi, lalu Johan kembali menarik pantat Nat, dan, blesssss, "Ahhhhhhh sakiiiittt", Nat meringis sambil memejamkan matanya menahan perih karena kontol Johan tertancap tiba2 di lubang kenikmatannya itu. Nat dipaksa bergoyang, plaaaak, plaaaak, "ahhhhhh", Nat kembali meringis kesakitan ketika Johan dgn kasar menampar pantat Nat. Dia dengan terpaksa terus bergoyang menggenjot kontol Johan. Suara kecipak akibat hentakan terdengar begitu keras. "Ahhhhhh, enak bgt bangsat", kata Johan sambil meremas2 payudara Nat dari belakang.


Nat hanya memejamkan mata sambil sesekali menggigit bibir bawahnya akibat merasakan geli di lubang memeknya yg tengah digenjot itu. "Ahhhhh, enak sayang, goyang yg kuat babi", kata Johan dengan begitu kasar. Nat terus bergoyang naik turun berusaha memuaskan nafsu bejat temannya itu. Ciiiiittt, tiba2 Anton mengerem, dia berhenti di sebuah tempat, entah dimana. "Eh bangsat, ngapain lu berhenti?", tanya Johan, "Gw jg sange cuk, tenang aja, aman di sini", sahut Anton. "Eh gmana caranya, masak lu mau join, sempit nih", kata Johan. Sementara itu Nat hanya bisa pasrah sambil menggoyang kontol Johan. "Ahhh bodoamat, pasti bisa", kata Anton.

Anton memelorotkan celana dan boxernya, hingga kontolnya dapat berdiri tegak, kemudian dia melangkah ke belakang. "Ehhh join donk", kata Anton yg sudah berada di belakang, bersempit2an. "Join gmana? Masak lu mau masukin jg ke memeknya?", tanya Johan, "Jangan kaak, aku sakiit kak, jangaan, ampuun", kata Nat merengek sambil menangis.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Ahhh ****** lu begok, lu masukin aja di pantat, gw di memek", kata Anton, "Ahhh bener luuu", jawab Johan yg kemudian tiba2 mengangkat pantat Nat hingga batang kontolnya tercabut dari lubang memek Nat. Johan kemudian mengarahkan kontolnya ke lubang anus Nat, "Kaaak, tolong jgn siksa aku kyk gini, sakiiit kak", kata Nat, "Ehh jgn banyak bacot napa, nurut aja, ntar jg enak, dasar perek lu", kata Anton. Johan membasahi anus Nat dgn handbody, lalu dia memasukkan jarinya ke dalam lubang pantatnya. "Kaaaak, pliiss jangaan", kata Nat sambil berupaya menarik pantatnya.

Lalu tiba2 Anton mencekik Nat dgn kasar, "Aaaakkk kaak, aaaa", Nat tersedak hampir kehabisan napas, "Nurut gak lu, kalo nggak gw bunuh lu skrg", ancam Anton. Nat mengangguk, air matanya keluar, matanya sedikit memerah. Kemudian Johan kembali menggesek2kan kontolnya di lubang anus Nat hingga masuk sedikit demi sedikit. "Ahhhhhh", Nat benar2 merintih kesakitan ketika lubang pembuangannya dimasukin kontol Johan. Johan terus berusaha hingga akhirnya blessss, kontolnya terbenam di lubang anus Nat. Nat memejamkan mata menahan perih yg teramat sangat.

Johan menarik kedua paha Nat, mengangkatnya hingga benar2 mengangkang, lalu Anton mengarahkan kontolnya ke memek Nat, digesek2kannya perlahan, kemudian dgn sekali hentakan, kontol Anton masuk ke dalam lubang kenikmatan itu. Anton menggenjotnya dgn kasar, sementara itu Johan hanya terdiam sambil merasakan sensasi kontolnya berada di lubang anus yg begitu sempit.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Ehh goyang donk sayang", pinta Johan, "Gk bisa kak", kata Nat. Anton dgn beringas terus menggenjot memek Nat yg masih menahan sakit itu. "Ahhhhhh, perekku, memekmu enak bgt", kata Anton yg menggenjotnya makin menggila. "Cuk, gantian donk, gw pingin rasain pantatnya Nat", kata Anton. Kemudian dia menarik tubuh Nat hingga kontol Johan tercabut dari anusnya. Anton menyuruh Nat menungging, Nat hanya menurut saja kemudian dia kembali memejamkan mata.

Anton mengarahkan kontolnya ke lubang pantat Nat, kemudian berusaha mendorongnya masuk sedikit demi sedikit. Secara perlahan kontol Anton mulai masuk hingga beberapa kali hentakan, terbenam secara keseluruhan. Nat kembali meringis kesakitan. "Ehh kocokin donk sayang", pinta Johan. Anton terus saja menggenjot lubang pantat Nat. "Ahhhh, sayang pantatmu sempit bgt", kata Anton terus meracau merasakan kenikmatan yg tiada tara. "Ahhhhh, sayaaang, aku mau keluar", kata Anton seraya mempercepat genjotannya. "Ahhhhhhhh", Anton melenguh panjang ketika pejunya menyembur di dalam anus Nat.

Anton terkulai lemas, lalu mencabut penisnya. Tampak pejunya mengalir keluar dari lubang pantat Nat, sedikit bercampur dgn darah. "Sayang, gantian donk", kata Johan kembali menarik pantat Nat. "Kaak, jgn di pantat ya, sakit bgt, pliis yaa kak", pinta Nat sambil merengek dan menangis. "Duuuh kasian bgt nih perek, iya deh, memek kamu aja sini", kata Johan.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anton yg sudah puas akhirnya kembali pindah ke depan dan kembali menjalankan mobil. Sementara itu Nat menduduki kontol Johan. Kali ini dia duduk berhadapan wajah dgn Johan. Blesss, tanpa perlu diminta, Nat menduduki kontol Johan hingga terbenam di lubang memeknya. "Ahhhh, kamu pinter sayang", kata Johan. Nat menggoyangkan tubuhnya, kali ini Nat begitu liar. Johan meremas pantat Nat sambil menarik2nya agar kontolnya masuk makin dalam.

Goyangan Nat makin liar dan kedua tangannya meremas2 payudaranya sendiri yg masih terlindungi oleh baju tersebut. "Ahhhhhhh, aaahhhh, masukin yg dalem kak", kata Nat, "Ihhhh pelacurku makin pinter sekarang", kata Johan sambil menghentakkan kontolnya makin keras. Nat mendesah karena merasakan kenikmatan. Nat mengangkat bajunya lalu menarik BHnya hingga payudaranya menyembul keluar, lalu mendekatkannya ke mulut Johan. "Isepin kak", kata Nat. Dgn sigap Johan meraih susu Nat dan mengisap putingnya. "Ahhhhhh, Ahhhhhh", keduanya mendesah tak karuan. "Ahhhh Sayang aku mau keluar", kata Johan.

Mendengar itu Nat makin liar, dia terus menggenjot kontol Johan dgn ganas, "Ahhhhh, keluarin kaak, keluariin", kata Nat sambil mendesah. Mereka berdua saling bergoyang makin liar, hingga akhirnya "Ahhhhhhhh", keduanya berteriak bersahut2an. "Akuu keluaaarr sayaaang", kata Johan, diikuti dgn hentakan tubuh Nat sambil melenguh panjang, menandakan dia juga mengalami orgasme.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keduanya terkulai lemas. Tubuh Nat jatuh di tubuh Johan beberapa saat, hingga akhirnya dia mencabut kontol Johan dari lubang memeknya, kemudian memperbaiki BH dan bajunya dan mengambil cd dan celananya, lalu ia kenakan. Tak berapa lama kemudian, mereka tiba di depan kost Nat. "Kapan2 lagi ya sayang", kata Johan. Nat keluar dari mobil tanpa berkata apapun dan dengan ekspresi wajah yg begitu datar. Di dalam hatinya hanya ada kemarahan dan dendam, walaupun sebenarnya dia juga sempat dipuaskan tadi. Namun perasaan yg ada pada dirinya hanya jijik dan benci kepada teman2nya itu.

Nat pun masuk ke dalam kostnya, lalu menanggalkan seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi lalu menyalakan shower. Nat terdiam sambil melamun di bawah guyuran air. Dia menyabuni tubuhnya dgn sangat kasar, "Ahhhhhhhh", tiba2 saja Nat berteriak sambil memukul2 tubuhnya sendiri. Dia merasa jijik, sangat jijik. Nat benar2 membersihkan setiap sisi tubuhnya. Tak ada yg terlewatkan sedikitpun. "Najis, anjing", umpat Nat kepada teman2nya.


Hampir 30 menit Nat mandi, hingga kemudian dia memakai handuk dan kembali ke kasurnya. Dia tiduran lalu membuka HP. "Nat, besok pagi aku jemput ya, kita sarapan bareng yuk", bunyi Chat dari Rizal. Nat hanya bersedih, karena dia harus menolak lelaki baik dan tulus itu. Bukan karena gak cinta, tapi karena dia merasa kotor dan tidak pantas untuk Rizal.

BERSAMBUNG
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Kebanyakan drama tpi bagus kok alurnya kalimatnya juga gampang dipahamk kok
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd