Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Ojek Cinta - Story of Natalia JKT48 (TAMAT)

NatStory
Ojek Cinta

Part VI

Suara cuitan burung memecah heningnya suasana pagi. Udara sejuk masuk ke dalam kamar dan menyeruak melalui sela-sela selimut seolah-olah ingin membangunkan gadis cantik yang sedang rapuh itu. Desiran angin yg perlahan menerpa kulitnya secara perlahan berhasil membuka mata Nat yg terpejam sejak semalam tadi. Nat terbangun, namun seperti biasa, tak ada semangat dalam dirinya, yang ada hanya tatapan kosong menghadap ke langit-langit kamar kostnya yg dipenuhi berbagai ornamen, hasil karya kreatifitas Nat yang dulu.

Nat kini lebih suka menyendiri. Bahkan dengan sahabat2nya di JKT48 pun dia menjadi tertutup. Tak mudah bagi seorang gadis untuk dapat bangkit dari trauma yang merenggut kewanitaannya. Sungguh tragis, dan itu bukan terjadi sekali, melainkan 2 kali. Tubuh mungilnya diperlakukan dengan kasar. Tak ada lagi bayangan masa depan di dalam benaknya, yg ada hanyalah pikiran untuk mengakhiri semua ini.

Namun yg tetap pada diri Nat adalah, dia tetap memberikan yg terbaik di setiap show nya bersama JKT48, dia tetap semangat menyelesaikan pendidikannya, dan, dia tetap menyembunyikan semuanya.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Entah berapa banyak panggilan tak terjawab yang masuk, entah berapa banyak chat yg tak dibacanya dan entah ada berapa mention di social medianya yg tak dihiraukannya. Namun satu yg tetap setia. Ya, dia adalah Rizal, lelaki ini sesekali datang ke kost Nat, menggantungkan makanan, entah itu nasi goreng, batagor, hingga makanan lainnya. Setiap hari Rizal mengirim chat dan dia sekalipun tidak pernah mengeluh dengan sikap Nat yang lagi-lagi berubah.

Di lain tempat, tatapan mata yg kosong dari Rizal menatap langit-langit kamar kostnya yg menjadi hamparan luas bagi para laba-laba untuk membangun tempat tinggal mereka. Lampu kamar yg masih menyala cukup menyilaukan mata Rizal, membantunya kembali dari lamunan yg begitu menyedihkan. Rizal tak kenal lelah, dia harus membiayai pendidikannya, harus membiayai hidupnya, bahkan sesekali mengirim uang untuk orang tua dan adik2nya di Kampung. Rizal bukanlah orang kaya yang dapat dengan leluasa menjadikan harta sebagai pegangan hidupnya, tidak.

Matanya kembali terpejam, berusaha berimajinasi tentang gadis pujaannya yg telah terpatri di dalam hatinya, tak mampu dilupakannya. Seminggu sudah sejak terakhir kali Rizal ke kost Nat. Tak ada satupun chatnya yg dibalas. Jangankan dibalas, dibaca pun tidak. Namun sejatinya, kesetiaan seorang lelaki yang telah jatuh cinta dapat meruntuhkan berbagai halangan yg merintanginya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tiiing, sebuah notifikasi muncul di HP Rizal. Matanya langsung terbelalak, dia bangun dan mencari HPnya. Dengan semangat dia meraih HPnya lalu membukanya. "Kak, ntar siang ada waktu gak? Aku pingin ngomong", bunyi chat dari Nadila. Seketika tubuh Rizal kembali lemas, disangkanya Nat yg mengirim chat. Rizal pun membalasnya, "Oke, ntar siang ya", balas Rizal. Dia kembali duduk di kasur tanpa dipan miliknya, menutup wajahnya dengan kedua tangannya, "Aaaaarrrggghhh", dia pun berteriak sambil menggeliat, mencoba untuk mengumpulkan semangat, hingga akhirnya dia berdiri dan melompat2 beberapa kali dan kemudian mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.


Alunan instrument piano dari lagu Pesawat Kertas 365 Hari yang diputar oleh Nat dari HP yg terhubung dengan headset yg terpasang di telinganya cukup menenangkan pikirannya. Sebuah video yg begitu indah dan damai mampu menghipnotisnya sesaat. Sebuah video membuatnya sedikit tersenyum, tapi sambil menangis. Di satu sisi, alunan musik itu mampu membangkitkan semangatnya sejenak, tapi di sisi lain, bayangan masa depan telah sirna dari benaknya.

Nat kembali tersenyum, entah apa yg disenyuminya, namun dia berusaha tetap tegar, hingga akhirnya Nat bangun dari tidurnya. Membuka pintu dan berdiri sejenak, menghirup udara pagi, berusaha meresapi kekuatan yang ada di dalamnya. Desiran angin pagi yang begitu sejuk terhirup masuk ke dalam tubuhnya menghasilkan energi positif yg membuatnya kembali bersemangat menghadapi hari2nya yg kelam.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nat kembali menutup pintu, mengambil handuk, kemudian masuk ke kamar mandi. Hari ini ada 2 kegiatan yg harus dilaluinya, yaitu kampus dan JKT48. Sementara itu, Rizal telah siap menyusuri jalanan ibu kota untuk mencari rezeki. Tidak ada kegiatan di kampusnya hari ini. Dia membuka lemari pakaiannya, mengambil jaket berwarna hijau kemudian dikenakannya, lalu memakai helm dan membawa tas, berjalan keluar dari kamar kostnya menuju ke arah motor kesayangannya, menyalakannya kemudian menancap gas. Tak lupa dia berpamitan pada pak Arifin, penjaga kostnya.

Satu hal yg tak pernah dilewatkan oleh Rizal, yaitu berkunjung ke sebuah minimarket di suatu tempat untuk bertemu dgn seorang Bapak Tua. Lalu kemudian melanjutkan perjalanan, mencari penumpang di jalanan padat ibu kota. Rizal benar2 lelaki tangguh, meskipun hatinya sedang patah dan hancur, namun semangatnya tak kendor untuk mencari biaya hidup.

Sementara itu di tempat lain, Nat sedang menatap keluar dari jendela mobil Grab yg dipesannya dan mengantarnya menuju kampusnya. Setiba di kampus, Nat turun lalu berjalan menuju ruang kelasnya. Sepasang mata menatapnya tajam, "Ehm, ehh sombong", kata Rudi, berusaha menggoda Nat. Helaan nafas yg panjang dari Nat berusaha untuk menguasai emosi dalam dirinya. Kampus kesayangannya kini menjadi neraka akibat Rudi dan Johan. Namun mau tak mau Nat harus menerima kenyataan pahit sekelas dengan mereka.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Waktu berlalu dgn sangat cepat. Angin semilir pagi hari berangsur2 menghilang, berganti menjadi terpaan panas yg menyengat di siang hari. "Kak, ketemu di kantin kampusku ya", kata Nadila dalam chatnya. Rizal yg sudah mendapatkan beberapa penumpang hari ini kemudian bergegas menuju sebuah kampus. Dia melaju cukup kencang, karena penasaran terhadap apa yg akan disampaikan oleh Nadila.

Beberapa saat kemudian, Rizal tiba di sebuah kampus. Banyak orang berlalu lalang, dan Rizal memarkirkan motornya di parkiran motor, kemudian melepas jaket ojek onlinenya dan memasukkannya ke dalam jok motor. Kemudian dia bertanya kepada salah satu orang yg sedang berjalan, "Permisi neng, kantinnya di mana yah?", tanya Rizal. Wanita tersebut menjelaskan letak kantin kampus itu dengan begitu detail dan ramah. Setelah berterima kasih, Rizal melanjutkan perjalanan menuju kantin tersebut.

Setelah tiba di kantin, dia melihat Nadila sedang duduk sendiri di sebuah meja di pojokan kantin. Rizal menghampirinya, "Eh maaf, udah lama ya?", tanya Rizal, "Mmm gak kok, kan kampusku jg", jawab Nadila sambil tersenyum. "Oh iya ya, hehehe", kata Rizal. "Mau bakso gak?", tanya Nadila, "Boleh deh, kebetulan lagi laper nih", jawab Rizal. Nadila memesan 2 mangkok bakso terlebih dahulu dan 2 es teh, kemudian kembali duduk di kursi berhadapan dengan Rizal. Nadila sempat menghela nafas yg begitu dalam, memancarkan kebingungan dalam dirinya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


"Seumur2 aku kenal Nat, dia gak pernah seperti ini, hampir sebulan sikapnya berubah", kata Nadila. "Aku juga bingung Nad, aku berkali2 kasi perhatian ke dia, tapi dikit pun gk diperhatiin", kata Rizal membalas. "Kak, plis jujur ama aku ya, kk suka ya ama Nat?", tanya Nadila, "Hmmm, gmana ya, iya aku suka ama dia, tapi dia udah kasi jawaban ke aku", jawab Rizal, "Haah, jawaban apa maksudnya? Kk pernah nembak dia?", tanya Nadila kembali, "Pernah, tapi dia nolak aku", jawab Rizal dengan nada yg cukup lemah dan sedih. Nadila hanya menatap Rizal kebingungan, "Nat udah punya pacar, waktu itu aku liat pacarnya jemput dia pake mobil, Nat dipeluk, tapi aku liat sepertinya Nat gak suka", kata Rizal kembali. "Wait kak, tolong jelasin, pacar apa maksudnya? Aku kenal Nat, dia gk punya pacar, dan gk mngkin dia mau dipeluk ama cowok sembarangan", tanya Nadila dgn tegas.

Rizal menjelaskan kejadian seminggu lalu, saat dia mampir ke kost Nat dan kemudian dia dihajar oleh preman dan juga pacar Nat. Mendengar penjelasan dari Rizal, Nadila makin bingung. Dia merasa ada yg aneh, karena Nat adalah orang yg terbuka apalagi dgn Nadila dan Rona. Kemudian Nadila menjelaskan tentang perasaan Nat kepada Rizal. Penjelasannya sempat membuat Rizal tersenyum karena sedikit berbahagia saat Nadila mengatakan bahwa Nat ada rasa dgn Rizal.

Tapi suasana kembali mencekam saat Nadila mengatakan sesuatu, "Jangan2 tuh cowok ngancam Nat, makanya Nat berubah kyk gini", kata Nadila. Rizal mengernyitkan dahinya, dalam pikirannya penuh tanya. Apakah benar demikian?

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sementara itu di tempat lain, Nat sudah bersiap2 untuk mengakhiri kegiatan di kampusnya. Semua perlengkapan dimasukkan ke dalam tas kecilnya, lalu dia berjalan keluar kelasnya. Plaaak, sebuah tamparan ke bokongnya dari Rudi. Nat sempat menoleh namun tak dihiraukannya. Dia terus berjalan, dan berlalu pergi. Kriiiinggg, tak lama kemudian HPnya berbunyi. Seseorang menelpon, setelah dilihat ternyata Rudilah yg menelpon Nat. Nat hanya melihat layar HPnya tanpa berkata apa2 dan tanpa menjawabnya. Dia tampak begitu kebingungan. "Heiiii, ngapain bengong?", tiba2 tepukan di pundaknya benar2 mengagetkannya. Ternyata itu adalah Rudi, "Yahhh berani gak angkat tlponku yaa", kata Rudi.

Nat hanya terdiam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. "Aku anter yuk", kata Rudi. Nat hanya menggelengkan kepala, tapi secara tiba2 Rudi menggenggam tangan Nat, kemudian menariknya masuk ke sebuah ruangan Lab yg kosong. "Kamu berani ngelawan ya", kata Rudi dgn nada yg mengancam. "Nggak kak, aku capek, tolong tinggalin aku", kata Nat kembali dgn wajah yg hampir menangis. "Ya udah, klo capek kocokin aja deh, atau blow job jg gpp", kata Rudi kembali, "Kaak, aku mohon, aku nyerah, aku udah capek hidup kyk gini", kata Nat yg kemudian menangis. "Udah capek hidup? Mau mati? Enak aja", kata Rudi yg kemudian membuka resleting celananya, lalu mengeluarkan kontolnya yg sudah tegang.

Nat hanya memejamkan mata saat melihat kontol Rudi sudah tegang dan ingin segera dipuaskan itu. Rudi meraih tangan Nat dan memaksanya untuk menggenggam kontolnya. Nat hanya bisa pasrah menggenggam dan kemudian mulai mengocok kontol Rudi.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Ahhhhh, enak sayang, terus donk", kata Rudi meracau ketika kocokan dari jari jemari lentik Nat menyentuh lembut batang kemaluannya. Nat hanya bisa mengocok sambil memejamkan mata, merasakan jijik yg amat sangat. Tiba2 suara langkah kaki seseorang menghentikan kocokan Nat. Setelah diintip, ternyata itu adalah security dan beberapa mahasiswa. Akhirnya Rudi memasang kembali celananya dan mengajak Nat untuk mengikutinya.

Nafsu sudah menguasai ubun2, tanpa berpikir panjang Rudi masuk ke dalam toilet wanita. Dia menarik tangan Nat agar ikutan masuk ke dalam bilik yg sama. Kemudian Rudi memelorotkan celananya dan memaksa Nat agar membuka celananya. Nat hanya diam, Plaaaak, sebuah tamparan yg keras mendarat ke pipinya. Nat hanya terdiam sambil melotot menatap tajam ke mata Rudi penuh dendam. Nat lalu melepas kaitan celananya dan menurunkan celana serta cdnya dan berputar membelakangi Rudi. "Ihh udah pinter skrg yaa", kata Rudi yg kemudian mengarahkan kontolnya ke memek Nat dari belakang.

Rudi menggesek2an kontolnya, sambil sesekali membasahi memek Nat dgn air yg ada di toilet itu. Berkali2 Rudi berusaha mengkobel2 memek Nat hingga cairan licin mulai keluar dari memeknya. Kemudian Rudi menggenggam kontolnya dan mengarahkannya ke lubang memek Nat, dan blessss. Sekali hentakan saja, kontolnya masuk ke dalam memek sempit gadis cantik itu. Nat hanya memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya ketika batang kemaluan Rudi menyeruak masuk ke dalam liang kewanitaannya. Kemudian Rudi menjambak rambut Nat dan disodoknya dgn keras.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Ahhhhhh, enak bgt sayang", kata Rudi, sementara itu Nat berusaha mengimbangi goyangan Rudi. Sesekali Rudi meremas bongkahan pantat Nat yg begitu seksi sambil memainkan lubang anusnya. "Ahhhh ahhhhhh ahhhh", desahan demi desahan keluar dari mulut keduanya, menandakan keduanya sudah dikuasai oleh nafsu. Suara kecipak yg dihasilkan dari keduanya makin lama makin keras seiring dengan hentakan yg begitu keras. Serasa tak mau kalah, Nat makin menunggingkan pantatnya, menambah rangsangan visual bagi Rudi.

Plaaak, tamparan demi tamparan mendarat di pantat Nat, menghasilkan bercak merah berbentuk tangan. "Sayang aku cobain pantat kamu ya", kata Rudi, "Jangan kaak, aku belum BAB", kata Nat, berusaha membohonginya. "Ahhh padahal aku pengen, kata Anton, anusmu enak bgt", kata Rudi kembali sambil terus menggoyang memek Nat. Makin lama mereka berdua makin liar. Tak berusaha merubah gaya, karena rasa nikmatnya sudah merayap ke ubun2. "Ahhhhhh, sayang, aku mau keluar", kata Rudi tiba2 diikuti dengan tubuhnya yg kejang. "Keluar di luar ya kaak", kata Nat.

Tiba2 Rudi mencabut batang penisnya, lalu menyodok lubang pantat Nat, "Ahhhhh, kaaak sakiiit", kata Nat merasakan perih yg amat sangat. Karena sempit, kontol Rudi hany amasuk bagian kepalanya saja, namun puncak kenikmatan sudah di ujung hingga akhirnya "Ahhhhhh, aku keluar, ahhhh", kata Rudi sambil mencabut penisnya dan menggesek2kannya di sela2 memek Nat. Srrrrrr, pejunya tumpah membasahi paha Nat dan sedikit mengenai celananya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Makasi sayang, gitu donk, enak kan?", kata Rudi yg kemudian celangak celinguk melihat ke luar. Setelah mengetahui tak ada seorang pun, Rudi pun berlari keluar meninggalkan Nat seorang diri. Nat terkulai lemas, lalu terjatuh di toilet wanita Kampus itu. Dia tak sempat orgasme tadi, dan tanpa sadar jari2 Nat mulai nakal, menyentuh kemaluannya sendiri. Posisi Nat terjatuh tapi masih menungging, sementara itu jarinya memainkan klitorisnya sendiri. "Ehhhhhhh", lenguhan panjang keluar dari mulut Nat ketika makin lama kenikmatannya hampir memuncak.

Tubuh Nat tiba2 mengejang hingga desahan panjang menandai dirinya telah orgasme. Tarikan nafas yg begitu cepat akibat adrenalinnya berpacu begitu cepat mengimbangi nafsunya yg kian menggebu. Nat masturbasi di toilet wanita setelah Rudi meninggalkannya dalam keadaan belum mencapai puncak. Nat merasa puas, namun tiba2 tangisan tak terbendung, air mata jatuh di pipinya.

Nat kembali merasa jijik terhadap dirinya sendiri. Dia merasa sudah berubah, merasa bukan Nat yg dulu lagi, yg dikenal karena hot dan seksi. Kini dia merasa aura di tubuhnya telah menghilang. Nat menangis sedih, tapi itulah kenyataan yg harus dilaluinya dan tak dapat diulang.

BERSAMBUNG
 
NatStory
Ojek Cinta

Part VII

Nat berjalan keluar dari kampusnya dgn langkah yg begitu lunglai, serasa tak ada tenaga. Wajahnya begitu pucat tanpa semangat sedikitpun. Tatapan kosong matanya ketika melihat langit yg mulai menunjukkan warna jingganya, berusaha memaknai hidupnya yg benar2 kelabu. "Mending lu mati aja deh, dari pada hidup kyk gini, memalukan", sebuah bisikan datang secara tiba2 di pikiran Nat. "Eh, lu harus ngelawan bego, lo harus berontak, ada berapa banyak wanita korban perkosaan yg hidupnya hancur karna takut ngelawan", sebuah bisikan lain datang memberi semangat pada dirinya.

Celana Nat sedikit ada bercak bekas sperma Rudi. Dia sudah berusaha membersihkan dgn air, namun bercaknya masih terlihat saat mengering. Nat berdiam sesaat di trotoar depan kampusnya. Melamun dan berusaha membangkitkan semangatnya kembali, karena hari ini dia harus show di theater. Kriiiiinggg, sebuah telpon berdering di HPnya. "Halo sayang, hari ini show kan?", tanya Nadila dari telponnya. Mereka mengobrol sesaat, namun tak seperti biasanya. Tak ada antusias dari Nat. Bicaranya begitu datar. Nadila bersedih dan sempat menangis melihat perubahan pada sahabatnya itu.

Nat berjalan, menyusuri trotoar, tanpa tau mau kemana, dan tiba2, ciiiiittt. Sebuah mobil Avanza hitam kembali mendekatinya. Dengan refleks Nat melompat menjauh karena kaget. Tiba2 Johan membuka pintu dan keluar dari mobil, "Ayoo ikut", kata Johan, "Nggak, sudah cukup, aku gak mau lagi", jawab Nat. "Ehh, jgn macem2 ya, video lu ada di gw", ancam Johan, "Bodoamat, kalian akan dapetkan balasannya", kata Nat berusaha tegar dan berani melawan.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tiba2 Anton keluar dari mobil dan berusaha menarik tangan Nat, "Ehh bangsat, jgn coba2 ya, aku bakalan teriak", ancam Nat sambil menepis tangan Anton, "Liat aja lo ya, bakalan gw sebarin nih video", kata Anton kembali. Tiiin Tiiin, tiba2 sebuah klakson berbunyi, dan ternyata itu adalah Rizal, dia kemudian turun dari motornya, masih mengenakan jaket ojek online, melangkah mendekati Nat. "Yuk, aku antar", kata Rizal yg kemudian menggenggam tangan Nat, menariknya agar naik ke motornya. Johan dan Anton hanya melihatnya. "Eehhhh anjing, awas kau, mati kau nanti", tiba2 seseorang berteriak dari dalam mobil, dan ternyata itu adalah preman2 dari daerah kostnya Nat. Untung saja Rizal datang, kalau tidak, Nat akan di gangbang oleh 5 orang yg ada di dalam mobil.

Rizal menyalakan motor, kemudian berlalu pergi meninggalkan gerombolan manusia2 bejat tadi. Nat memeluk erat tubuh Rizal, menikmati indahnya sore hari yg begitu sejuk. Cahaya senja menemani mereka berdua menyusuri jalanan ibu kota. "Kak, aku sayang kk", tiba2 ucapan itu keluar dari mulut Nat. Rizal begitu terharu mendengarnya. Tak terasa air mata Rizal menetes di pipi, air mata bahagia mendengar gadis pujaannya mengungkapkan rasa sayangnya kepada dirinya. Tangan kiri Rizal mendekap mesra ke tangan Nat yg sedang memeluk erat tubuhnya.


Naiki motor tua
Menara sebagai petunjuk
Dekati musim panas
Ku ajak dirimu
Di tengah tanjakan landai
Di sana kan mulai terlihat
Kembang api warna kuning
Terbentang sangat luas

Aku tak akan bertanya apapun
Jika kamu hidup
Banyak hal yang terjadi
Hal yang tak kau suka dan kesulitan
Pada saat itu,
Ku dari bukit ini
Memegang pada seseorang

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Suasana begitu romantis ketika hujan gerimis mulai membasahi bumi. Sepasang muda mudi yg sejatinya sedang dimabuk asmara, namun tak sempat mengungkapkannya ini benar2 menikmati suasana. Awan putih yg bergulung seakan2 menyaksikan mereka berdua yg sedang berbunga2. Nat mampu melupakan kesedihan dalam dirinya sesaat. Sudah lama ia tak merasakan bahagia seperti ini. Senyum di bibirnya begitu terkembang. Kriiiing2, berkali2 HPnya berdering, namun tak dihiraukannya. "Kenapa gk diangkat?", tanya Rizal.

Akhirnya Nat mengangkat HP itu, dan berkata pada Nadila bahwa dia absen hari ini, dan ingin menghabiskan hari ini bersama Rizal. Mendengar hal itu Nadila menjadi tenang, karena sahabatnya jatuh di pelukan orang yg tepat. Akhirnya Nadila menyampaikan pada pihak manajemen agar mengijinkan Nat untuk absen. Suasana makin malam, hingga akhirnya Rizal belok menuju ke arah kostan Nat.

Sudah cukup hari ini dihabiskan berduaan di atas motor menikmati perjalanan panjang tanpa tujuan. Tak perlu kata2 terucap dari bibir keduanya. Curahan kasih sayang tlah tertumpah hanya lewat pelukan dan dekapan mesra keduanya. Sungguh sebuah perjalanan yg cukup romantis. "Kak, aku masih kangen, balik ntar aja gpp?", terucap sebuah kalimat yg membuat hati Rizal begitu bahagia.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"As you wish my princess", kata Rizal, "Eh artinya apa kak?", tanya Nat sambil tertawa, "Artinya aku sayang kamu, hehehe", jawab Rizal, "Ihh kk bohong", kata Nat kembali. Canda dan tawa pecah di antara keduanya. Tawa bahagia yg tulus akhirnya keluar dari mulut Nat yg sudah lama tertahan, begitu pula dgn Rizal, hati yg sangat bahagia, membuatnya merasakan menjadi dirinya yg baru. "Nat, aku cinta sama kamu, tolong jangan berubah ya", kata Rizal sambil mendekap tangan Nat, "Iya kak, maafin aku ya, sikapku aneh selama ini, aku juga cinta sama kk", jawab Nat.

Entah berapa kali mereka saling mengungkapkan cinta, seakan2 rasa cinta mereka terlalu besar dan cukup jika hanya diungkapkan sekali saja. Kencan yg begitu romantis. Suasana penuh romansa walaupun hanya dilalui di atas motor saja. Mereka berdua melalui sebuah jalan yg sepi, pohon yg begitu rindang dan hujan gerimis yg begitu lembut benar2 membuat suasana romantis makin nyata.


Makin malam, hujan yg tadinya gerimis agak sedikit deras. "Kak, ke kostan ku aja yuk", kata Nat kembali sambil tersenyum, karena tadinya dia yg menolak tapi kini malah dia yg mengajak. Rizal hanya menuruti apa kemauan gadis pujaannya ini. "Peluk yg erat donk sayang", kata Rizal, kemudian Nat memeluknya lebih erat lagi. "Kurang erat, aku gk mau kmu ninggalin aku lagi", kata Rizal mencoba untuk romantis, "Ihh gombal, nanti aja di kostan kita peluk2an", kata Nat. Kata2 itu membuat Rizal jadi deg2an, karena dia tidak pernah peluk2an yg mesra dengan cewek.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Waktu terus berlalu, hujan walaupun gerimis namun cukup membuat basah jaket dan celana Rizal. Nat tidak begitu basah karena terlindungi tubuh Rizal hingga mereka pun tiba di kost Nat. "Masuk dulu yuk kak, ada yg mau aku bicarakan", kata Nat yg kemudian turun dan membuka pintu gerbang. Rizal memasukkan motornya dan memarkirkannya di parkiran motor lalu kemudian berjalan masuk ke kamar Nat dan melepas jaket serta helmnya lalu duduk di sebuah karpet berwarna biru. Nat memberikan handuk kepada Rizal, "Keringin dulu kak", kata Nat. Lalu Rizal masuk ke dalam kamar mandi dan mengeringkan kepalanya, walaupun sebenarnya tidak basah karena dia memakai helm fullface.

Setelah itu Rizal kembali ke kamar Nat, dan kali ini duduk di sebuah kursi di dekat meja rias Nat. Kemudian Nat duduk di kasurnya. "Kak, aku mau ngomong sesuatu, dan setelah ini, terserah kk, mau gimana terhadap aku, yg penting aku mau coba jujur", kata Nat. Rizal yg tampak bingung akhirnya menyuruh Nat berbicara dgn jujur. Nat mengawali pembicaraan dgn helaan nafas yg begitu dalam. Terlihat jelas kesedihan di wajahnya mulai muncul. Nat tak hanya membutuhkan kejujuran, namun juga keberanian dalam mengungkapkan apa yg sebenarnya terjadi pada dirinya.

Nat bercerita dari awal secara detail apa yg terjadi. Tak terasa air matanya pun tumpah mengalir membasahi pipinya. Raut wajah Rizal berubah, matanya memerah menahan emosi yg amat sangat. Kepalan tangannya menandakan bahwa emosinya sudah memuncak. "Mereka ngancem aku pake pisau kak, mereka perkosa aku, aku gak bisa ngelawan, mereka juga ngerekam aku", kata Nat sambil menangis tersedu2.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rizal berdiri, lalu melangkah mendekati Nat, kemudian memeluknya erat, "Sudah cukup, tak ada lagi yg perlu kmu jelaskan", kata Rizal sambil memeluk erat Nat. "Iya kaak, makasi udah mau dengerin aku, skrg terserah kk, mau anggap aku kotor atau apa", kata Nat kembali. "Aku anggap kamu gadis paling suci, gadis paling sempurna dan gadis yg paling aku cintai", kata Rizal kembali. Tangisan Nat begitu menjadi ketika mengetahui Rizal masih tetap mencintainya walaupun kehormatannya telah direnggut oleh beberapa teman2nya.


Nat pun berdiri dan membalas pelukan dari kekasihnya itu. "Kita pacaran kak?", tanya Nat, "Kamu mau kan?", Rizal balik bertanya, "Aku mau kak, tapi kk gak jijik ama aku?", tanya Nat, "Aku cinta kamu Nat, aku sama sekali gak jijik sama kamu. Besok kita laporin ke polisi perbuatan mereka", kata Rizal. Nat hanya mengangguk. Entah berapa lama mereka berdua berpelukan. "Eh tunggu dulu kak", kata Nat kemudian berjalan mengambil macbook miliknya, kemudian menyalakannya dan membuka Channel Youtube. Alunan instrumen piano dari beberapa lagu JKT48 yg begitu indah benar2 menghanyutkan suasana. "Sini donk, katanya tadi mau peluk2an", kata Rizal kembali.

Nat kembali melangkah mendekati Rizal dan memeluknya. Mereka berpelukan erat seolah2 sedang berdansa diiringi instrumen musik lagu JKT48. Pelukan yg makin dalam dan makin hangat, hingga akhirnya Nat menatap ke wajah Rizal.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rizal menatap sayu mata Nat, refleks wajahnya makin mendekat, terus mendekat, hingga akhirnya ciuman mesra mendarat di bibir Nat. Natalia, seorang member JKT48 generasi 2 yg terkenal dengan imej Hot itu perlahan menutup matanya, menikmati ciuman hangat dari seseorang yg dicintainya. Kecupan lembut penuh romansa, sentuhan bibir mereka benar2 menghanyutkan suasana. Lidah mereka yg semula malu dan bersembunyi, secara perlahan mulai menyeruak keluar, saling bersentuhan dan saling menjilati.

Air liur Nat, bagaikan oase di tengah padang pasir yg tandus, dihisap masuk ke dalam mulut Rizal, benar2 membasahi setiap sudut mulut Rizal. Makin lama, mereka makin berani membuka mulut mereka, membiarkan lidah pasangannya bermain liar saling melilit dan menjilati. Nat yg sudah terhanyut dalam dekapan dan ciuman mesra kekasihnya tak sengaja mendorong tubuh Rizal hingga akhirnya jatuh ke kasur. Bruuuuk, suaranya cukup keras sempat melepaskan lilitan lidah keduanya.

Nat yg berada di atas tubuh Rizal benar2 makin liar, jilatannya yg bermain nakal di dalam mulut Rizal kini mulai berani keluar, menjilati bagian leher Rizal, mengecupnya perlahan. Rizal tampak kegelian, tapi Nat sudah dikuasai oleh nafsu yg membara. Sebuah nafsu yg benar2 murni berasal dari hasrat dalam hatinya, bukan karena paksaan ataupun ancaman.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah puas membasahi leher pasangannya, Nat kemudian duduk, lalu membuka kancing bajunya satu per satu. Mata Rizal hanya tertuju pada mata Nat yg benar2 ikhlas menyerahkan dirinya untuk dinikmati oleh lelaki yg disayanginya. Nat membuka bajunya, kemudian menanggalkan BH yg ia kenakan, hingga payudaranya terpampang menggantung begitu kencang di hadapan Rizal.

Rizal tak mau menyia2kan waktu, tangannya meraih gundukan bukit yg begitu indah itu, kemudian meremasnya perlahan. Nat bergoyang di atas tubuh Rizal sambil kedua tangannya membantu tangan Rizal agar meremas lebih keras. "Ahhhhh Ahhhhh, nikmatin aku kak", Kata Nat begitu dikuasai oleh nafsu. Lalu Rizal pun menarik tubuh Nat hingga payudaranya menempel tepat di mulutnya. Puting susu yg telah mengeras itu kemudian diisapnya dgn lembut. "Ahhhhh, geli kak", kata Nat mendesah. Rizal tak mempedulikan desahan kekasihnya dan terus mengisap puting susunya sambil sesekali menggigitnya pelan.

Merasa begitu geli akhirnya Nat menarik payudaranya kemudian menyodorkan payudara yg satunya lagi. Tangan Nat yg semula hanya memainkan puting susunya sendiri kini mulai turun, mengelus2 kontol Rizal dari balik celananya. "Buka sayang", kata Nat. Mendengar itu kemudian Rizal menanggalkan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat. Lalu kemudian membantu Nat membuka celananya, hingga keduanya telanjang bulat.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nat membalikkan tubuhnya, lalu menaiki tubuh Rizal. Nat memundurkan tubuhnya hingga memeknya tepat berada di wajah Rizal. Kemudian Rizal menggenggam pinggul Nat lalu sedikit menariknya hingga lidahnya mencapai memeknya yg sudah basah akibat cairan pelumas yg sudah keluar sedari tadi. Lidah Rizal menyapu bersih permukaan labia mayora Nat yg berwarna merah keceoklatan dan ditumbuhi bulu-bulu halus dan terawat itu.

Desahan Nat begitu menjadi dan makin keras ketika ujung lidah Rizal menekan secara kasar ke klitoris Nat. Sesekali Rizal memasukkan lidahnya ke lubang memek Nat yg rasanya begitu asin dan amis itu. Jilatan yg kasar membuat tubuh Nat mengejang dan menggelinjang hebat hingga akhirnya Nat terduduk sambil membelakangi Rizal. Pantatnya menduduki wajah Rizal yg lidahnya masih bermain kasar di memek Nat.

Nat menggoyangkan tubuhnya, sambil meremas2 payudaranya sendiri. "Ahhhhh, kaaaak, aku mau sampe kak", kata Nat yg tubuhnya terus saja menggelinjang keenakan. Mendengar itu Rizal makin memperdalam jilatannya. Sesekali ia mengisap memeknya dan kembali menjilatinya, "Kaaaaak, ahhhhh, aku keluar sayaaang", kata Nat ketika cairan kenikmatannya menyembur keluar membasahi wajah Rizal. Nat pun terkulai lemas, terjatuh di atas tubuh Rizal, sementara itu Rizal menikmati pemandangan indah, bongkahan pantat Nat tepat di depan wajahnya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rizal bergerak sedikit, memberi aba2 pada Nat bahwa dia ingin segera dipuaskan. Nat pun segera bangun dan berpindah ke samping Rizal. Nat tiduran terlentang dan mempersilahkan Rizal untuk menindihnya. "Sini kak, ke atasku", kata Nat sambil memberi tanda menggunakan kedua tangannya. Rizal pun naik ke atas tubuh Nat, kemudian mengarahkan kontolnya ke lubang memek Nat, kemudian menggesek2nya perlahan dan blessss, sekali hentakan membuat kontol Rizal terbenam seluruhnya ke dalam lubang kenikmatan Nat. "Ahhhhhh, enak bgt kak", kata Nat sambil mendesah.

Rizal menggenjot Nat sambil memeluknya. Mata mereka saling menatap penuh nafsu. Tatapan mata Nat yg begitu sayu benar2 meningkatkan gairah Rizal. "Goyang yg keras kak, puaskan aku kak", kata Nat meracau, "Iya sayang, kamu milikku", kata Rizal sambil menggenjotnya dgn tempo yg makin cepat. Memek Nat terasa seperti berdenyut, menghasilkan sensasi kenikmatan yg luar biasa hingga membuat mata Rizal terpejam saking tidak tahan merasakan nikmat seperti itu. "Kaak, aku milik kk, nikmatin aku kak", kata Nat di telinga Rizal, membuat semangatnya makin bergelora, menghantam dgn keras selangkangannya menghasilkan suara kecipak yg begitu keras.

Desahan mereka makin lama makin menjadi, "Ahhhh, kaaak, aku mau keluar, kontol kk enak bgt", kata Nat kembali meracau, "Iyaa sayang, memek kamu jg enak bgt", kata Rizal. "Genjot terus kak, kasarin memek aku donk, aku mau keluar, ahhhhhhh", Perkataan Nat makin tak karuan ketika dia hampir mencapai puncak. Tiba2 Nat mengangkat pinggulnya, tubuhnya menggelinjang hebat, "Kaaaak, aku keluaaar, kaaaaaak ahhhhhh", desahan yg begitu panjang menandai orgasme yg kedua bagi Nat.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nat menyilangkan kakinya di pinggul Rizal kemudian memeluknya dgn erat sambil mencium bibir Rizal, "ehhhhhhh", lenguhan panjang keluar dari mulut Nat seiring dgn keluarnya cairan kenikmatannya. "Kamu udah keluar sayang?", tanya Rizal, "Sudah kak, nikmat bgt, kk pingin gaya apa lagi?", kata Nat. Kemudian Rizal mencabut kontolnya dari memek Nat dan menyuruhnya untuk nungging.


Nat gadis bertubuh mungil yg sungguh seksi ini kemudian menungging di depan Rizal. Tubuhnya sungguh indah, apalagi bongkahan pantatnya yang begitu seksi benar2 membuat Rizal terpana. "Kaaak, kok diem aja sih, kasarin lagi memek ku donk", pinta Nat, "Eh iya sayang, pantatmu bagus bgt sih", kata Rizal kemudian kembali menyodok memek Nat dari belakang. "Ahhhhhhh", desahan dari Nat ketika kontol Rizal kembali masuk ke dalam lubang memeknya begitu dalam. Rizal kembali menggenjot memek Nat yg sedang nungging itu.

Kali ini genjotan Rizal lebih kencang, karena dia makin bersemangat disuguhi pemandangan yg sangat indah, sebuah bongkahan pantat yg begitu seksi. Jari Rizal kemudian bermain nakal dgn mengelus2 anus Nat. Merasakan hal itu, kedua tangan Nat menggenggam pantatnya sendiri kemudian melebarkannya. "Kak, masukin donk jarinya", pinta Nat. Mendengar permintaan itu, Rizal meludahi anus Nat, kemudian memainkannya dgn jari lalu dicoba memasukkannya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Ahhhhhhh", geli kak, enak bgt, kata Nat ketika jari Rizal bermain liar di dalam lubang anusnya. Sementara itu kontolnya masih menikmati lubang kenikmatan yg begitu sempit dan berdenyut itu. "Sayang, aku mau keluar", kata Rizal yg kemudian meningkatkan tempo sodokannya. "Ahhhh, iya kak, keluarin di mulut aku aja kak", kata Nat. Rizal terus menggenjot memek Nat dari belakang, sementara itu jarinya sudah cukup puas memainkan lubang anus Nat.

Makin lama goyangan Rizal makin keras, "Ahhhhhh sayaaaang", Rizal mendesah panjang kemudian mencabut kontolnya dari memek Nat. Dgn sigap Nat berbalik badan kemudian meraih kontol Rizal dan dimasukkan ke dalam mulutnya. "Ahhh sayaaaang, enak bgt", kata Rizal yg ikut menggenjot mulut Nat. Isapan bibir Nat begitu terasa nikmat hingga akhirnya puncak kenikmatan Rizal jebol juga. "Ahhhhhh sayaaang, aku keluuaaaar", Srrrrrr, peju Rizal menyembur di dalam mulut Nat yg disapu habis oleh Nat.

Tak disisakan sedikit pun pejunya menetes, semuanya ditelan habis oleh Nat. "Hmmmmm, hueeeeekkkk, gak enak kaaak", kata Nat sambil memasang tampang jijik. "Ihhh siapa suruh ditelen", kata Rizal. Keduanya pun terkulai lemas, lalu kembali saling berpelukan sambil tiduran di kasur empuk milik Nat. "Makasi sayang udah puasin aku", kata Nat, "Makasi juga ya sayang, apapun yg terjadi aku gk akan ninggalin kamu", kata Rizal. Mereka berdua pun kembali berciuman sesaat lalu memejamkan mata sambil berpelukan mesra.

BERSAMBUNG
 
As my name, I am TheLovers, not a Players, menikmati dan menghidupi karakter Rizal, cuman sayangnya ia tak dibekali ilmu bela diri, dan bila itu saya, takkan kubiarkan ironi terus menikmati calon masa depanku :adek:
#darealbrobro #barbaredan

Meski katanya kopas dan true admin dan saya ga langsung percaya, cerita ini cukup membangkitkan gairah para Lovers terutama saya sendiri, hhehe

Keep post gan
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
NatStory
Ojek Cinta

Part VIII (FINAL PART)

Sepasang kekasih ini masih terkulai lemas tak berdaya ketika keduanya baru saja merasakan kenikmatan yg tiada tara. "Kak, makan yuk, tadi kita belum makan lho", kata Nat secara tiba2 di tengah2 pelukan mesra Rizal. "Eh iya, aku jg lupa, abis keenakan sih, hehehe", kata Rizal, "Tenang aja kak, ini punya kk kok", kata sambil sambil menunjuk ke arah memeknya. "Yuuk kak, makan di luar", ajak Nat kembali.

Entah sudah jam berapa saat ini, larut malam namun kehidupan Kota Jakarta yg tak pernah tidur membuat mereka bebas bepergian kapan saja. Mereka berdua pun bangun dari tidurnya lalu mengenakan pakaian kemudian keluar, menuju ke arah motor. "Yuk sayang", kata Rizal menyuruh Nat naik ke atas motor. Pelukan erat dari tangan Nat kemudian Rizal melaju.

Angin dingin malam hari tak begitu terasa karena pelukan Nat yang hangat dan mesra. "Kita makan apa sayang?", tanya Rizal, "Hmmmm apa aja deh Kak, yg penting cepet, hehehe, laper nih", jawab Nat. "Okeee sayaaaang", kata Rizal kemudian menarik pedal gas, memacu motornya begitu kencang. Nat membiarkan rambutnya berkibas diterpa oleh angin. "Aaaaaaaaiiii loveeeee yuuuuuu", Nat berteriak, suaranya begitu keras terbawa oleh angin. Hati yg begitu tenang, seakan2 mereka berdua adalah pribadi yang baru.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Suasana begitu romantis, ketika hanya ada Rizal dan Nat di tengah jalan. Brummmmm,, ciiiittt, "Aawwwwww", tiba2 Rizal ngerem mendadak ketika sebuah mobil secara tiba2 memotong jalan mereka dan kemudian berhenti. Rizal dan Nat tampak kebingungan ketika tiba2 4 orang lelaki turun dari mobil langsung memukul Rizal, "Aaaa tolooooonggg", Nat berteriak, tapi percuma, 2 orang langsung mendekap tubuhnya lalu membawanya masuk ke dalam mobil. Kemudian 2 orang lagi menyuruh Rizal masuk ke dalam mobil sambil mengacungkan sebilah pisau.

Semuanya sudah masuk di dalam mobil hanya tersisa 1 orang yg bertugas membawa motor Rizal. Ternyata mereka adalah Anton, Johan, Aji dan seorang preman, entah siapa namanya. Tak tampak Rudi bersama mereka. Nat ditodongkan pisau ke lehernya oleh Anton, sementara itu Johan dan seorang preman bernama Black sedang mengikat kaki dan tangan Rizal. "Hahahaha, mampus lo", kata Johan sambil berkali2 memukul kepala Rizal. "Jangaan kaak, jangaaan", Nat merengek, "Jangan apa haah?", bentak Anton.

Aji yg menyetir, memacu mobil begitu kencang, dia menuju ke sebuah tempat, entah kemana. Siksaan demi siksaan mendarat di tubuh Rizal yg makin lama makin lemah. Hantaman ke arah perut dan dada membuat matanya menjadi merah, menahan rasa sakit yg teramat sangat. Nat menangis meraung2 melihat kekasihnya disiksa. "Kaaak, kk boleh perkosa aku sepuasnya, tolong jgn sakitin Rizal", kata Nat. "Hahahahaha", mereka hanya tertawa. Lalu Anton menggores pipi Rizal dgn sebuah pisau hingga terluka dan mengeluarkan darah yg cukup banyak. "Jangaaaaan, ampuuuun", Nat berusaha memeluk Rizal, melindunginya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Akhirnya mereka tiba di suatu tempat, terlihat seperti sebuah tempat parkir yg begitu gelap di sebuah gedung tua tak terpakai dan tak berpenghuni. Mereka semua turun dari mobil, kemudian memaksa Nat dan Rizal turun. Tak lama kemudian datang juga salah seorang preman membawa motor Rizal. Nat diikat di sebuah kursi, kemudian Rizal disuruh berdiri. Secara bergantian mereka menendang memukul Rizal. Berkali2 Rizal terjatuh, namun mereka membangunkannya kembali. Rizal tak mampu mengeluarkan suara, tubuhnya sudah benar2 tak berdaya.

Hingga sebuah tendangan terakhir tepat ke arah dadanya hingga Rizal jatuh tersungkur dan merasakan sesak nafas. "Eh lu org Jawa jgn macem2 di Jakarte ya, gw makan lu", kata Anton sambil mengacungkan pisau ke arah wajahnya. Suara tangisan Nat sudah tak terdengar lagi. Suaranya telah habis akibat teriakan sedari tadi. Lalu tiba2 Johan melepas ikatan Nat dan menarik tangannya. Menyeretnya seperti anjing. "Jangaaan sentuuuh Naaaat", tiba2 Rizal berteriak, Bruuuuuk, sebuah tendangan keras kembali mendarat ke perutnya, membuat Rizal kembali tak berdaya.

Johan mendorong Nat hingga jatuh tersungkur di hadapan Rizal. Kemudian Nat merangkak mendekati Rizal, memeluk erat kepalanya. Nat menangis sedih, mata mereka saling menatap pilu, namun cinta mereka takkan pernah pudar. Tiba2 saja Anton menarik celana Nat dari belakang. Nat sempat berteriak, namun apa daya, gadis ini tak memiliki kekuatan untuk melawan 5 orang.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anton menarik celana serta cd Nat, hingga kini Nat sudah tidak memakai celana lagi. "Aaaaaarrrgggghh, awaaasss kaliaaan semuaaa", teriak Rizal dgn penuh emosi. Braaaak, tiba2 Black menendang kepala Rizal, lalu menyumpal mulutnya dgn cd Nat. "Hahahahaha, mampus lho", kata Black. Nat terus memeluk erat kepala Rizal dan kemudian dengan beringas Anton mulai mengangkat pantat Nat dan menyodok memeknya dari belakang.

Nat tampak memejamkan mata, meringis kesakitan, sementara itu Rizal tak bisa berbuat apa2, kaki dan tangannya terikat, mulutnya disumpal, matanya menatap tajam ke arah Nat yg sedang digarap oleh 5 orang lelaki bejat itu. Rizal menangis, benar2 menangis melihat kekasihnya diperlakukan seperti itu, "Hahahaaha", tawaan, cacian, ancaman dari mulut kelima lelaki bejat tadi seolah2 menertawakan kesengsaraan mereka.

Anton terus menggenjot memek Nat tepat di depan mata Rizal, kekasihnya. Tiba2 saja, Nat tersenyum ke arah Rizal, "Sayang, jgn sedih, aku tetap milikmu", kata2 Nat sungguh membuat hati Rizal makin hancur berkeping2. "Eeerrgghhhh errrrrghhh Aaarrrghhhh, kubunuh kalian semuaaaaaaa", tiba2 cd Nat terlepas dari mulut Rizal dan membuatnya bisa berteriak lantang. Tapi apa daya, baru saja berteriak, sebuah hantaman yg keras mendarat ke kepala Rizal, membuat pandangannya kabur. Dia hanya melihat Nat meringis kesakitan sambil menangis sementara itu para lelaki bejat tadi secara bergantian menikmati memek Nat dari belakang.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nat memeluk erat kepala Rizal yg mengeluarkan darah itu, hingga akhirnya kesadarannya menurun dan pandangannya menjadi gelap. Rizal pun tak sadarkan diri. Nat hanya terdiam dan pasrah ketika lubang memek dan anusnya dinikmati oleh para lelaki bejat dan para preman itu. Dunia seakan berputar, semua menjadi kelam, suasana gelap pun menjadi tambah gelap, dan tiba2 Nat pun tak sadarkan diri. Rizal dan Nat pingsan, sementara itu kelima lelaki itu masih saja terus memuaskan dirinya masing2, menghajar lubang memek dan anus Natalia.

Entah berapa lama mereka menghadapi siksaan demi siksaan itu, hingga akhirnya mereka berdua terbangun. Mereka diikat menggunakan seutas tali menjadi satu. Nat masih tidak mengenakan celana, sedangkan tubuh Rizal benar2 remuk menerima hantaman berkali2. "Kaak, aku mohon, lepasin kita kak", kata Nat merengek, "Ehh kita belum selesai", kata Anton.

Kemudian Black mengambil sebotol bensin dan menyiramkannya ke motor Rizal. "Jangaaan, itu satu2nya mata pencaharianku", kata Rizal berteriak, "Jangaaan kaak, jangaan, tolong kasianin kami kaaak", kata Nat memohon. Tapi tanpa dihiraukan, Black menyulut api dan membakar motor Rizal. Nat dan Rizal hanya dapat memejamkan mata, tidak tega melihat motor kesayangannya dibakar di depan matanya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Entah berapa lama motornya terbakar. Motor Rizal sudah benar2 menjadi besi dan abu, sudah benar2 tak berbentuk, hingga akhirnya mereka berlima kembali berjalan ke arah mobil mereka. Lalu Anton dan Black mendekati Nat dan Rizal, "Masih belum kapok?", tanya Anton, "Apa salah kami kak? Rizal gak pernah ganggu kk, kk bisa bebas pake aku sepuasnya, tapi jgn ganggu Rizal", kata Nat, Plaaaak, tamparan keras di pipi Nat dari Black, "Jangan banyak omong kau pelacur, tadi kita pingin ngentot kau malah menolak, ini akibatnya", kata Black. Melihat kekasihnya ditampar, Rizal berteriak, "Anjiiiing, pengecuuut, lepasin aku, kita duel pengecuuuut", kata Rizal dgn penuh amarah.

Mereka berdua pun berjalan menjauh, tapi rupanya Black tak terima dikatakan pengecut. Dia mengambil sebilah kayu, lalu kembali ke arah Rizal. "Jangaan kaaak, jangaaan, ampuuuun", kata Nat merengek, dan tanpa ampun, Braaaaak Braaaak Braaaak, 3 kali Black menghajar kaki dan kepala Rizal, hingga Rizal tak mampu mengeluarkan suara menahan sakit. Nat menangis berteriak2 melihat kekasihnya kesakitan.

Akhirnya mereka semua pergi. Nat dan Rizal masih terikat di tempat sepi itu hingga kemudian Nat berusaha membuka ikatan talinya. Rizal sudah tak mampu bergerak, sekujur tubuhnya penuh dgn luka. Usaha Nat akhirnya membuahkan hasil. Ikatannya terlepas, entah berapa jam Nat berusaha melepaskan ikatannya dan ikatan Rizal. "Sayang, ayoo bangun sayang", kata Nat.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Berkali2 Nat mencoba membangunkan Rizal, namun tak berhasil, kemudian Nat mencari cd dan celananya terlebih dahulu, dan memakainya. Kemudian mencari HP di kantong celananya. Dia benar2 kebingungan, orang pertama yg dihubunginya adalah Nadila. "Tolooong, toloong akuu, toloong", kata Nat terbata2, Nadila tampak terkejut mendapat telpon tengah malam dari Nat. "Adaaa apaa sayaaang, ada apaa? Aku tolongin, rileks rileks, ngomong, ada apa?", tiba2 telponnya mati, dan sebuah chat masuk ke HP Nat. Chat yg berisi Share Location.


Nat kembali berusaha membangunkan Rizal, darah segar mengalir dari mulut Rizal. "Aaaaaaaaa", Nat berteriak kencang, kemudian memeluk Rizal. Nat benar2 panik, "Sayaaaang, banguuuun, kita udah bebas sayaaang", kata Nat. Nat memeluk erat tubuh Rizal, dia benar2 panik sedangkan tak ada cahaya apapun selain cahaya HP yg sudah lowbatt, hingga akhirnya petttt. Hpnya pun mati. Mereka berdua di tengah kegelapan yg mencekam. Tak ada seorang pun, berusaha menunggu pagi, berusaha untuk tetap bertahan.

Nat menangis meraung2 di samping Rizal yg benar2 tak sadarkan diri. Kakinya patah akibat hantaman yg begitu keras. Dadanya lebam, wajahnya memar dan ada bekas luka goresan pisau. Sungguh biadab perbuatan mereka.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nat pun tak tau harus berbuat apalagi. Dia tak tau sedang dmana, dan takut untuk menyusuri tempat ini sendirian. Satu2nya harapan hanyalah menunggu Nadila datang atau menunggu pagi. Nat kemudian tiduran di samping Rizal yg masih tak sadarkan diri, memeluknya dgn erat. "Sayang, kmanapun kamu pergi, aku ikut kamu", kata Nat berbisik di telinga Rizal. Tangisan yg begitu lirih terdengar pilu dari mulut Nat. "Sayang, kamu tau nggak, waktu pertama kali aku mesen ojek online kamu, sebenarnya dalam hatiku berkata, kamu ganteng juga ya, semoga kita ketemu lagi, hihhi", kata Nat sambil tertawa sendiri.

Nat terus berbisik di telinga Rizal, "Trus masalah uang kembalian itu, sebenarnya aku sengaja juga loo, aku pingin kamu hubungin aku lagi, dan aku mau ngetest kamu, ternyata kamu orgnya selain ganteng, jujur juga, hihii, jadi malu", kata Nat di tengah kegelapan malam itu. "Sayang, aku pingin masakin kamu mie goreng lagi, mau gak? Katanya kamu suka banget ya?", Nat terus berbisik. Namun tak ada jawaban apapun dari Rizal. "Sayang, aku mau nyanyi, kamu dengerin ya", kemudian Nat pun bernyanyi sambil memeluk Rizal dari belakang.

Air matanya begitu deras membasahi pipi, dan Nat pun mulai bernyanyi dgn suara yg lirih.


Remember!

You!
Pada saat aku
sedang putus asa
aku melihat mimpi-mimpi yang
telah kamu tinggalkan
Panggillah aku dengan suara
yang lebih keras lagi
You!
Pada saat aku
sedang putus asa
kututup mata
Mengingat lagi
sosok dirimu sedang
bertepuk tangan kepadaku
adalah teman yang abadi

I miss you!

Yes!
Aku tidak lupa
kepada dirimu
Di taman yang tak ada siapa pun
sambil duduk di bangku
dirimu terus mendengarkan
lagu yang kunyanyikan
Yes!
Aku tidak lupa
pertemuan itu
Walaupun itu bulan desember
tapi terasa seperti
terjadinya baru kemarin

Waktu berlalu dengan cepat​

SEKIAN
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
gk ada epiloguenya kentang nih pgn tau keadaan rizal setelah itu
 
jadi penasaran perbudakan Nat nya berlanjut kah? rizal nya dimatiin nih?
banyak belum terjawab suhu....

mungkin season 2 kali yah..
 
sip, cukup menjanjikan nih ceritanya, langsung update banyak part pula :beer:
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd