Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA OVA si gadis cantik broken home

Mantap nitip absen
Klau boleh minta foto neng ova om. Wajah diblur aja. Dan tetap sopannya aja. Nuwun
 
UPDATE 9

ADEGAN BERBAHAYA DIMULAI

CHAPTER 3 = 4 SEHAT 5 SEMPURNA


Saya mulai mengarahkan tongkat sakti saya mendekati liang senggama febby. "awwwwwhh… sakit… Pelan-pelan sayang", pekik febby ketika kepalanya mulai masuk. "ini udah pelan", jawab saya sambil melanjutkan pengeboran. "aduhhhh… Sakiiiiittttt", kata febby saat masuk lebih dalam. Melihatnya yang merintih kesakitan saya pun mencabutnya, "ahhhhhhhh….. Shhhhh….." febby mendesah. Saya masukkan kembali bagian kepalanya, febby memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya kemudian mencengkeram sprei hingga berantakan. Baru masuk kepalanya saja saya juga merasakan sensasi yang hebat, vagina febby terasa sangat sempit sehingga menyulitkan saya untuk melanjutkan aksi bercocok tanam ini. Perlahan saya gerakkan maju mundur, masih teringat betul febby menggelengkan kepala lalu menekan perut saya seolah tidak diperbolehkan masuk lebih dalam.
Febby : "stop dulu sayang, sakit banget"
Saya : "trus gimana?"
Febby : "pelan-pelan"
Saya : "ini kan udah pelan"
Febby : "punya kamu kegedean"
Saya : "masih gedean kepala bayi kan?"

Dengan sedikit memaksa, saya menghujamkan rudal hingga masuk setengahnya lalu berhenti, tubuh febby bergetar hebat, kuku tangannya mencakar kedua tangan saya (sampai sekarang masih ada bekasnya), lalu febby melingkarkan kedua kakinya di pinggang saya dan "Ouhhhhhhhhhh………. Shhhhhhhhhh……", desahnya. Kemaluan saya terasa seperti diurut, ada yang berdenyut didalam. Berlahan tapi pasti saya kembali menghujamkan kemaluan saya hingga bagian kepala menyentuh bagian dalamnya yang terasa sangat lembut dan licin, "ahhhhhhhh…..", pinggang febby terangkat dengan kepala menengadah, mata dan mulutnya terbuka seperti orang kaget.

Saya diamkan seperti itu hingga febby tenang dan kembali bisa mengontrol tubuhnya. Ini pertama kalinya saya merasakan, begitu hangat dan lembut didalam, pijatan otot vagina febby juga sangat terasa, saya melirik ke arah kemaluan saya, liang itu telihat sangat rapat tanpa celah.
Febby : "mentok itu sayang, jangan dilanjutin"
Saya : "tapi punyaku belum masuk semuanya"
Febby : "punyamu itu yang ukurannya gak masuk akal"
Saya : "rasanya gimana kamu kok kesakitan gitu?"
Febby : "sakit, tunggu bentar ya biar punyaku menyesuaikan dulu"

Menunggu aba-aba dari febby tangan saya meremas payudaranya kemudian memainkan kedua putingnya, lembut banget dan bikin gemes. Febby melingkarkan tangannya di leher saya lalu ditariknya hingga badan saya menindihnya.
Febby : "ahhhhh…..".
Saya : "kenapa lagi kamu?"
Kami berciuman, saya lumat sepuasnya, kemudian pindah ke leher febby, ke telinga. Lanjut mengecup putingnya, lalu saya mainkan putingnya dengan lidah, gak ada suara lain yang keluar dari mulut febby selain suara desahan yang membuat saya semakin bersemangat. Denyutan vagina febby semakin kuat, dia menggerakkan pinggulnya gak beraturan lalu kembali mencakar punggung saya. "ouuhhhhhhhhhhhh……..", febby mengeluh panjang. Saya merasakan ada banyak cairan yang keluar dari vagina febby, badannya bergetar hebat.
Febby : "aku udah keluar lagi"
Saya : "kan punyaku diem aja dari tadi"
Febby : "gak tau", jawabnya sambil mencubit pinggang saya.
Saya : "gimana sih, nanti kamu keburu capek padahal mulai aja belum"
Febby : "punya kamu itu mentok banget, aku belum pernah ngrasain yang begini"
Saya : "mentok gimana? Ini belum masuk semua lho, coba lihat", febby pun melihatnya
Febby : "aduh punyaku bisa jebol"

Saya mengambil posisi seperti orang push up, lalu kemaluan saya tarik keluar berlahan hingga tersisa kepalanya saja. "sshhhh… ahhhh", desah febby. Dan kembali saya dorong berlahan hingga mentok, febby menggerakkan pinggulnya kekanan dan kekiri, tangannya keatas mengacak-acak rambutnya sendiri sehingga payudara febby terlihat semakin menyebul keatas. Pemandangan seperti itu membuat saya merasa kasihan sama febby, dia terlihat seperti orang yang sedang disiksa.
Saya : "aku lanjutin apa enggak?"
Febby : "uhhhhhh… Kamu…. Kamu….. Kamu…. Bikin aku jadi gila"
Saya : "lucu kamu tuh, kayak ikan abis diambil dari kolam trus dijemur"
Febby : "enak banget sayang, aku gak mau kamu lepas"
Saya : "aku harus gimana? Aku gerakin dikit aja kamu begitu"
Febby : "reflex sayang", jawabnya memelas
Saya : "kamu diatas ya, kalau kamu udah selesai nanti gantian aku"

Saya tarik keluar lalu ganti febby posisi diatas, dia langsung mengarahkan burung agar cepat masuk ke sangkar. "uhhhUhhhUhh…", mata febby terpejam menikmati proses masuknya batang kemaluan saya. Saat posisi dibawah terasa ngilu campur nikmat karena si otong sedikit bengkok, liang vagina febby gak cukup untuk menampung panjang kemaluan saya.
Febby : "jangan mentok terus dong sayang, aku gak kuat"
Saya : "mau gimana lagi? Kan gak bisa dirubah ukurannya"

Febby mulai bergoyang dengan gerakan memutar, lalu membimbing tangan saya agar memegang kedua payudaranya. "sayang, ahhhh…… Awwwww….. kamu milikku, ihhhhh sayang, aku gak mau…. UhUhhhhhhh…. Kamu pergi…… Sssshhhhhh…. rasa ini ada di kamu, ahhhh ouuuuhhhhh… ", ucapnya sambil menggoyang pinggulnya. Saya sangat menikmati goyangan febby, kemaluan saya terasa dipelintir seperti orang yang sedang ngelinting tembakau dengan kedua tangannya, mungkin ini adalah ilmu turun temurun dari orang tuanya yang juragan tembakau. Bibir kemaluan saya terasa ngilu campur nikmat karena menyentuh bagian terdalam kemudian digoyang dengan gerakan memutar seperti itu, gak memakan waktu lama hingga febby mencapai puncaknya untuk yang ketiga kalinya. "jar….. ehhhehhh sayanng….. aku…….. ahhhhhhhhhhh", badan febby membungkuk kaku tetapi kepalanya tetap menghadap ke langit-langit kamar sambil tangannya memegang tangan saya yang sedang meremas kedua payudaranya, kemudian menggeliat gak karuan. Dicabutnya kemaluan saya dengan cepat lalu febby membanting badan hingga roboh menimpa saya dengan kuat. Nafas febby gak beraturan, badannya masih sedikit kejang, keringat mulai membasahi badannya yang kini juga membasahi badan saya bagian depan.

Kurang lebih satu menit febby terdiam, hidung dan mulutnya yang berada didekat telinga saya membuat nafasnya terdengar begitu kencang. Untuk membantunya sedikit tenang, saya merangkul dan mengusap punggung febby hingga ke pantatnya yang kenyal itu (walau gak sekenyal milik ova).

Saya : "aku yang lepas perjaka tapi dari awal kamu yang heboh sendiri"
Febby : "kamu bikin aku….. kayaknya aku bakal ingat ini sampai hari tua"
Saya : "jangan berlebihan", sambil saya jewer kupingnya
Febby : "kita istirahat bentar ya"
Saya : "tapi itu masih nancep", saya menggerakkan kemaluan saya dengan cara menegangkannya
Febby : "ahhhhh… ShShhhh…. ihhh dibilang istirahat dulu"
Saya : "katanya pengalaman, trus bisa bikin aku seneng, baru 20 menit lho dari awal kita mulai"
Febby : "20 menit terasa setahun bagiku"
Saya : "emang yang dulu-dulu gimana"
Febby : "payah"
Saya : "payah gimana?"
Febby : "udah ah jangan dibahas, pokoknya selama kamu sama aku jangan bahas atau sebut nama orang lain selain febby dan fajar"
Saya : "iya deh, keringet kamu keluar terus nih"
Febby : "biar kamu ikutan basah"
Saya : "mau lanjut gak? Kasihan kamunya"
Febby : "aku udahan ya, gantian kamu"
Saya : "aku gak bisa diatas, belum bisa gerak lancar kayak di film-film bokep"
Febby : "pokoknya terserah kamu, aku pasrah"
Saya : "nanti kamu pingsan"
Febby : "gak segitunya juga lah, haus nih, aku minum dulu ya"
Saya : "nanti minum ini aja", saya kembali menggerakkan kemaluan saya dengan cara menengangkannya.
Febby : "uuuhhhhh, gak ah aku belum pernah, emang gimana sih rasanya"
Saya : "mana aku tau feb"
Febby : "gak mau ah sayang"
Saya : "ya udah kalau gak mau, kamu minum dulu sana", jawab saya sambil pasang muka kecewa
Febby : "iya deh iya aku coba ya, tapi kalau muntah gimana?"
Saya : "ya tinggal dimuntahin"
Febby : "kamu diatas gih, tenaga aku habis"

Febby mencabut batang kemaluan saya yang masih tertancap di liang kenikmatannya dan berbaring di kasur. Saya mengambil posisi jongkok, agar ritme gerakan maju mundurnya bisa lebih cepat karena dibantu tenaga dari ayunan kaki. Kali ini kemaluan saya masuk dengan lancar, febby mendesah pelan.
Saya : "aku masih pengen lama feb"
Febby : "besok-besok lagi ya, aku capek" mukanya memohon.

Mulailah saya memompa vaginanya, tidak ada suara "ceplek-ceplek" atau apapun itu seperti vagina yang sudah pernah melahirkan anak. Sempit, kalau boleh digambarkan dengan suara seperti ini : "sleppppp….. Sleppppp… slepppppp". Ritme saya makin lama semakin cepat, vagina febby terasa seperti mesin ATM yang menghisap kartu ATM dengan kuat. Febby kelojotan "sayang jangan dimentokin terus nanti aku keluar lagi" ucapnya. Saya gak peduli dengan ucapannya, malah mempercepat ritme gerakan maju mundur, entah ucapan apa aja yang keluar dari mulutnya saya lupa, dia mendesah, mengeluh, sambil ngomong gak jelas. Sepertinya benar febby sudah kehilangan tenaga, dia hanya pasrah dan 15 menit berlalu tanpa orgasme darinya.
Febby : "ahhhh…. Sa…. Sayang… Kok gak keluar…. ShhhhShhhh.. Keluar sih…. Uhhhhhh"
Saya : "bentar lagi, shhhhhhh ahhh"
Febby : "cepetan, kakiku lemes…..", suaranya lirih

Kini 30 menit berlalu dari awal kami berganti posisi, tubuh febby benar-benar lemas tak berdaya, kakinya terpangku lemas di paha saya, kedua tangannya juga pasrah terlentang di kasur. "aku bentar lagi keluar feb", kata saya. "siniin aku emut" jawabnya. Saya mencabut si otong lalu merangkak maju hingga selakangan saya berada tepat di depan mukanya, febby buka mulut dan dikulumnya. Mungkin karena tenaganya habis, gerakan kepalanya maju mundur gak sekuat di awal tadi, saya bantu dengan menggerakkan maju mundur.
Saya : "ahhhh febbbb aku mau keluar"

Terlihat muka febby seperti bersiap-siap menerima semprotan. Si otong semakin keras dan saya sudah gak peduli dengan apapun termasuk saat di awal scene tadi dia terbatuk batuk menerima sodokan kemaluan saya hingga ke tenggorokannya. Kini saya menekan kuat kemaluan saya hingga mentok habis.

"croooooooot…….. creeeettttttt", diiringi erangan kuat dari saya. Sperma itu muncrat di tenggorokan febby. "mmmmfffff…… Mmmmmmfffffff", febby ingin mengatakan sesuatu sambil tangannya menepuk kasur berkali-kali, tapi karena memang saya sudah gak peduli, batang kemaluan saya masih saya tekan untuk menikmati puncak orgasme, setelah rasa itu berangsur berkurang saya menyuruh febby untuk menelannya.
Saya : "telen feb, biar sehat"
Febby : "hmmmm… Mmmfffff"
Terasa otot-otot mulut febby seperti memijat kemaluan saya, dia sedang berusaha untuk menelannya. "Hisap feb biar bersih", kata saya. Febby memberikan jawaban dengan menganggukkan kepala. Lain cerita dengan ova, yang dengan lahap menelan sperma tanpa ragu-ragu. Setelah saya rasa sperma sudah habis keluar, perlahan saya mencabut kemaluan saya hingga keluar seutuhnya. Febby kembali menelan sesuatu bisa jadi sisa-sisa sperma saya atau air liurnya sendiri.

Febby : "asiinnn, anyir, pas keluar rasanya panas ditenggorokan, kamu jahat"
Saya : "udah hilang kan hausnya"
Febby : "ihh kok masih tegang gitu sih sayang, aku gak mau lagi" ucapnya sambil berusaha bangkit.

Dia berjalan keluar kamar sambil sedikit ngangkang dan tertatih, saya merasa kasihan tapi ya itulah akibatnya. Febby kembali ke kamar sambil membawakan segelas air minum. Setelah itu febby mengajak saya keluar untuk makan, kami cuci muka dan beres-beres. Tanpa mengenakan helm kami berboncengan menuju rumah makan padang duta minang jalan magelang. Saat menu pesaran datang saya memulai percakapan.

Saya : "menu kamu lengkap banget siang ini"
Febby : "lengkap gimana?"
Saya : "sama yang tadi jadi 4 SEHAT 5 SEMPURNA"
Febby : "ihhhh kurang ajar kamu ya"

Kami pun tertawa.

***BERSAMBUNG***

NEXT UPDATE 10

FEBBY PUNYA MOBIL

CHAPTER 1 = MOBIL BERGOYANG
 
Hu, konti ente kyknya hasil impor dr timur tengah kali yaa.. Hahaa😬
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd