Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PAHA MULUS ITU PUN MERENGGANG - (TAMAT)

Top Suhu Neena.... Ayo Sam hajar memek Tante Dina dengan rudal hebat mu..... hehe
 
Bagian 04



T
ante Della membiarkanku mendekap pinggangnya dari belakang. Dan berkata, “Nyaris tidak percaya pada pendengaranku sendiri, bahwa Sam bisa mengagumiku yang begini adanya. “

Sahutku, “Tante ... kita boleh merendahkan diri, tapi jangan terlalu merendahkan diri sendiri, karena hal itu sama dengan melecehkan Sang Pencipta, yang menciptakan kita semua. Kalau aku menilai secara objektif, di antara adik - adik almarhumah Ibu, Tante Della lah yang tercantik dan paling anggun. Pendidikan Tante pun paling tinggi di antara semua adik - adik almarhumah Ibu. “

“Aku juga harus jujur ya Sam, “ ucap Tante Della, “Begitu melihat Sam dalam reuni itu, aku juga sangat mengagumi Sam. Karena selain ganteng dan macho, Sam juga sudah menjadi sosok yang sukses di usia sebegitu mudanya. Walau pun begitu, aku harus membatasi diri, kekagumanku hanya sebagai seorang tante kepada keponakannya saja. Sampai waktu aku mendatangi kantor Sam juga pendirianku masih tetap seperti itu. Tapi kini ... hatiku luluh sudah. Terlebih setelah Sam memperlihatkan perasaan khusus itu padaku. Ya sudah ... kita ikuti saja apa kata hati kita, ya Sam. “

Kemudian Tante Della memutar tubuhnya jadi berhadapan denganku. Sepasang mata buindar beningnya menatapku disertai senyum manis yang menghiasi bibir sensualnya.

“Iya Tante. Hanya sayangnya kita takkan bisa menikah, karena selain dilarang oleh agama kita, istriku juga sudah empat orang. Sudah maksimal. “

“Nggak apa - apa Sam. Yang penting Sam bisa menjadi pelindungku, bisa menjadi temanku di setiap saat aku membutuhkan teman untuk bertukar pikiran. “

“Kalau itu sih sudah pasti Tante. Aku akan melindungi Tante. Akan mencintai dan menyayangi Tante sebagaimana mestinya mencintai dan menyayangi seorang kekasih. Aku pasti jadi teman Tante juga, karena nanti hampir tiap hari aku bakal ketemu dengan Tante di kantor. Kalau Tante mau mengunjungi kota yang ada cabang perusahaan, aku juga siap menemani Tante. Ada satu hal lagi yang membuatku bakal mencintai Tante. Aku ini ditinggal oleh ibu kandung sejak kecil. Sehingga aku membutuhkan kekasih yang sekaligus menjadi sosok ibu bagiku. “

“Terima kasih Sam. Aku bahagia sekali mendengarnya. Aku pasti akan menyayangimu sebagai seorang bibi pada keponakan kandungnya, sekaligus sebagai seorang kekasih yang sangat mencintaimu, “ ucap Tante Della yang dilanjutkan dengan kecupan mesranya di bibirku.

Pada saat itu Tante Della hanya mengenakan beha dan celana dalam, karena sudah selesai mencoba semua gaun cheongsam yang kuberikan padanya, tapi belum sempat mengenakan spanrok dan blouse serba putihnya.

Dalam keadaan semenggiurkan itu, ciuman Tante Della jadi sangat mengundang nafsu birahiku. Maka kusambut ciumannya dengan lumatan hangat, sambil melingkarkan lenganku di lehernya, sementara Tante Della pun jadi mendekap pinggangku yang masih berpakaian lengkap ini.

Cukup lama aku dan Tante Della saling lumat, sampai akhirnya kuraih tubuh tanteku ke atas bed lalu menggumulinya dengan sepenuh gairahku.

Sampai pada suatu saat, ketika Tante Della sedang melepaskan behanya, aku pun bergerak cepat melepaskan segala yang melekat di badanku, hanya celana dalam saja yang kubiarkan melekat pada tempatnya.

Lalu dalam keadaan sama - sama tinggal bercelana dalam, kami bergumul lagi dengan mesra dan hangatnya.

Sebagai seorang lelaki yang selalu haus cinta dan kasih sayang ini, aku pun tetap jadi seorang lelaki yang berjiwa petualang. Karena bagiku, seorang wanita baru tetap meningga;lkan kesan yang baru juga. Dan aku menolak kalimat yang sering diucapkan orang - orang, bahwa rasa wanita yang mana pun begitu - begitu juga. Tidak. Bagiku, satu orang wanita punya rasa dan kesan tersendiri. Maka 1000 orang wanita pasrti rasanya 1000 macam, berikut 1000 kesan yang ditinggalkan di dalam hati pasangan seksual mereka.



Aku semakin terhanyutkan oleh nafsu birahiku setelah memukan suatu kenyataan, bahwa sepasang toket Tante Della laksana toket gadis di bawah 20 tahunan saking kencang dan padatnya. Aku tidak tahu apa yang menyebabkannya begitu. Mungkin dia rajin berolah raga, rajin pula minum ramuan - ramuan tradisional yang konon bisa mengencangkan payudara. Yang jelas aku mulai menikmati sepasang toket berukuran agak gede tapi tidak terlalu gede itu. Dengan meremas toket yang satu dan mengemut pentil toket satunya lagi. Tubuh Tante Della pun mulai menghangat. Terlebih ketika aku mengemut pentil toketnya, sementara tanganku menyelinap ke balik celana dalamnya, lalu menjamah sebentuk kemaluan yang bersih dan licin ... lalu aku mulai mencolek -colek celahnya ... sementara emutanku sudah berganti jadi isapan dan jilatan di pentil toket Tante Della. Maka tubuh Tante Della pun semakin hangat saja rasanya.

Bahkan pada suatu saat Tante Della melepaskan celana dalamnya. Lalu memelentang sambil mengusap - usap memek plontosnya, sambil berkata, “Nih ... mau diapain ... terserah Sam tercinta ... “

Aku tersenyum dengan batin merasa telah meraih kemenangan. Lalu aku menelungkup di antara sepasang paha Tante Della yang sudah direntangkan. “Tante Della ini dari ujung kaki sampai ujung rambut tidak ada celanya sedikit pun bagiku, “ kataku sambil menepuk - nepuk perlahan memek Tante Della, “Bahagia sekali rasanya bisa memiliki Tante yang begini perfect-nya. “

Dan kuciumi memek yang begitu menggiurkannya, sambil mengusap - usap perut Tante Della yang terasa padat kencang ini. Lalu kungangakan labia mayoranya dengan kedua tanganku, sehingga bagian dalam memeknya yang berwarna pink itu tampak jelas di mataku. Ujung luidahku pun mulai menyapu - nyapu bagian yang berwarna pink itu. Sementara Tante Della terdiam pasrah, sambil mengelus - elus rambutku yang berada di bawah perutnya.

Dengan cermat kujilati setiap bagian yang berwarna pink itu. Dengan sendirinya labia mayora dan labia minora-nya pun tak terlewatkan. Sementara Tante Della mulai menggeliat - geliat erotis. Terlebih lagi setelah aku fokus menjilati clitorisnya disertai dengan isapan - isapan agak kuat, desahan Tante Della pun mulai terdengar, “Aaaaaa .... aaaaahhh ... Saaaaam .... aaaaaa ... aaah Sam Cintakuuuu .... aaaaaa ... aku cinta kamu Saaaaaam ... Della cinta Saaaam ... benar - benar cinta Saaaam ... aaaaaa ... aaaaah .... Della Cinta Saaaaam ... Cintaaaaaa ... aaaaa ... cintaaaaaaaaaaaaaa .... “

Tak lama kemudian, kusadari bahwa liang memek Tante Della sudah basah, sudah siap untuk dieksekusi oleh batang kemaluanku.

Cepat kutanggalkan celana dalamku dan siap untuk meletakkan puncak batang kemaluanku di mulut vagina Tante Della. Namun tiba - tiba Tante Della terperanjat, lalu duduk sambil memegangi batang kemaluanku. “Saaam ... edaaaan ... penismu ini ... luar biasa gede dan panjangnya ... !”

“Iya Tante ... beginilah adanya penisku. Penis yang sebentar lagi akan menjadi milik Tante ... “ sahutku sambil mendorong dada Tante Della agar menelentang kembali seperti tadi.

Tante Della pun menelentang kembali, Dan mengerti apa yang harus dilakukannya. Lalu sepasang paha mulus itu pun merenggang ... seolah mempersilakan hadirnya batang kemaluanku di dalam liang surgawinya.

Dengan cermat kuletakkan puncak penis ngacengku di mulut vagina Tante Della. Lalu dengan sekuat tenaga kudorong alat kejantananku ini. Dan ... berhasil membenam sampai lehernya.

“Untung barusan memekku dijilatin dulu. Kalau nggak, wah, pasti susah masuknya, “ kata Tante Della sambil menatap langit - langit kamar pribadiku.

Aku cuma tersenyum. Lalu kudorong lagi penisku sekuatnya ... membenam lagi hampir separohnya ...

“Memek Tante seperti memek gadis belasan tahun ... sempit sekali ... “ ucapku.

“Ya iyalah Sayang ... aku kan belum pernah hamil dan melahirkan ... “ sahut Tante Della.

Kudorong lagi penisku sekuatnya. Dan membenam lagi semakin dalam.

Aku pun menjatuhkan dadaku ke atas dua bukit kembar di dada Tante Della, lalu membisiki telinganya, “Mudah - mudahan aku bisa menghamili Tante yaaa ... “

“Silakan aja ... tapi jangan dalam waktu dekat ini. Kan aku harus jadi GM perusahaanmu. Kalau hamil segala, pasti sulit bergerak, “ sahutnya sambil melingkarkan lengannya di leherku. Lalu mencium bibirkju dengan mesranya.

Aku pun menyambutnya dengan lumatan hangat, sambil mengayun penisku perlahan - lahan dulu. Dan ... sangat terasa betapa sempitnya liang kemaluan Tante Della ini. Laksana liang memek gadis yang baru seminggu diperawani ... !

Jelas ini mendatangkan nikmat tersendiri bagiku. Karena gesekan antara penisku dengan dinding liang memek Tante Della terasa sekali. Terasa penisku bergeseran dengan dinding liang surgawi yang bergerinjal - gerinjal dan membuatku semakin bersemangat untuk mengentotnya.

Setelah beberapa saat aku mengentotnyha dalam kecepatan rendah dan jarak yang pendek - pendek, akhirnya aku bisa mengentot liang memek Tante Della dengan lancar. Karena liang memek tanteku yang cantik dan anggun itu sudah menyesuaikan diri dengan ukuran batang kemaluanku.

Bahkan moncong penisku berkali - kali mentok di dasar liang memek Tante Della. Membuat mata tanteku membeliak, lalu terpejam lagi setelah aku menarik kembali alat kejantananku.

Tante Della pun mulai menggeliat dan merintih erotis. “Saaaaam .... oooooh ... penismu ini ... luar biasa enaknya Saaaam ... terasa sekali menggesek - gesek liang memekku. Ooooh Saaaam ... Della makin cinta Saaaam ... entot terus Saaam ... entot teruuussss ... ini luar biasa enaknyaaaa ... ooooh ... ooooh ... Sam Sayaaaang ... aku sayang kamu Saaaaaam .... sayang sekali ... cinta sekali Saaaaam ... cintaaaaaaa ... cintaaaaaaaaaa ... jangan tinggalkan aku ya Saaaam ... aku benar - benar mencintaimu sekaraaaang ... benar - benar cinta dan sayang kamuuu .... “

Rasanya baru sekali ini aku merasakan menyetubuhi wanita yang menghamburkan kata - kata cinta dan kasih sayang dari mulutnya. Baru sekali ini pula aku merasakan gesekan antara penisku dengan liang memek yang aduhai ... dinding liang surgawinya itu seolah terbuat dari puluhan kelereng daging yang mengitari penisku, membuat nafasku terengah - engah dalam nikmat yang tiada bandingannya ... !

Aku pun membayar kenikmatan yang tiada bandingannya ini, dengan mencelucupi pentil toket kirinya sambil meremas toket kanannya dengan tangan kiriku. Hal itu membuat Tante Della sampai menjengking - jengking seperti pacet mau melompat.

Terkadangkulumat bibir sensual dan hangatnya, kemudian mulutku pindah ke leher Tante Della, untuk menjilatinya disertai gigitan - gigitan kecil, yang membuatnya semakin riuh berdesah dan merengek - rengek manja, “Aaaaaahhhh ... Saaaaam .... aaaaaaa .... aaaaah Saaaaam ... penis Sam ini luar biasa enaknya Saaaaam ... iyaaaaaaa ... iyaaaaaaaaaaa ... entot teruuuussss cintaaaaaaaaaa ... entoottttttt ... iyaaaaaaaa ... iyaaaaaaaaaa aku cinta kamu Saaaaam .... cintaaaaaaaa ... benar - benar cintaaaaaa ... entot terussssssss ... entoooooottttttttttttt .... oooo .... oooooohhhh .... baru sekali ini aku merasakan nikmatnya disetubuhi yang luar biasa indahnya ini sayaaaaaaaaaaang ... aaaaaahhhhh .... aaaaaah .... entooootttt teruuuuus Saaaam ... entoooot teruuuusssssssssssssss .... “

Aku merasakan betapa Tante Della memasrahkan kehormatannya padaku berdasarkan cinta. Aku yakin itu. Tapi bukankah diam - diam aku pun melakukan semuanya ini berdasarkan cinta juga ?

Lalu siapa sebenarnya wanita yang paling kucintai di muka bumi ini ?

Entahlah, karena cintaku ini laksana sebuah pohon yang banyak cabangnya. Dan setiap cabang mengandung cinta.

Lalu apakah semua wanita yang pernah kugauli itu kucintai juga ?

Tidak. Tidak semuanya kucintai. Tapi ada beberapa juga yang kucintai.

Inilah aku, si Sammy yang tak pernah tabah melawan godaan birahi ini.

Namun Tante Della tak pernah menggodaku pada awalnya. Justru aku yang menggodanya secara step by step, dengan caraku sendiri.

Dan kini aku sedang memetik buahnya. Buah benih yang kutabur baik dari ucapan mau pun perilakuku.



Tubuhku mulai bermandikan keringat. Tante Della juga sama. Tapi aku tidak mempedulikan hal kecil itu. Yang sangat kupedulikan adalah, ketika kudengar Tante Della berbisik, “Aku sudah mau lepasm Sam. Barengin yuk ... biar nikmat ... “

“Oke, “ sahutku sambil mempercepat entotanku, sementara Tante Della mulai berkelojotan. Kemudian mengejang tegang, dengan perut sedikit terangkat ke atas. Lalu kubenamkan penisku sedalam mungkin, tanpa kugerakkan lagi, sambil menikmati erotisnya wanita yang sedang orgasme.

Ya, liang memek Tante Della terasa seperti ular pithon yang sedang membelit mangsanya ... seolah memeras penisku dengan kencangnya. Kemudian kurasakan liang surgawi ini mengejut - ngejut. Dan ... terasa benar ada sesuatu yang hangat mengalir ke sekeliling batang kemaluanku.

Lalu apakah aku sudah ejakulasi ?

Tidak. Masih jauh ... ! Aku hanya menipu Tante Della dengan berpura - pura mau ejakulasi. Lalu, setelah Tante Della terkulai lemas, aku justru menggencarkan entotanku lagi ... !

“Eeee ... Saaaam .... curaaaang ....! Barusan belum ngecrot ya ?” Tante Della mencubit pipiku dengan sikap seperti gemas.

“Belum Tante ... masih kerasan ngentot memek Tante ... “ sahutku sambil menjilati leher Tante Della lagi. Kemudian mulutku berpindah sasaran. Untuk menjilati ketiak Tante Della habis - habisan. Membuat tanteku ketawa cekikikan sambil gedebak - gedebuk.

“Hihihihihiiii ... ketek sih jangan dijilatin Saaam ... hihihihi ... ini geli banget Saaaam ... tapiiii ... gelinya kok geli enak yaaaa ?” Tante Della jadi terdiam dengan mata terpejam, dengan rintihan melemah, “Oooh Saaam ... gak nyangka dijilatin ketek gini enak sekali Saaam ... iyaaaa ... jilatin aja sekenyangmu Sayaaaang ... enak Sayang ... enaaaakkkk ... aaaah ... ternyata apa pun yang Sam lakukan padaku, enak semua Sayaaaang ... “

Hayo ad yg hapal nggak,..
Yang ud d hajar ma si Sam, siapa aj,..???
 
Sambil menggenjot penisku, masih sempat aku membisiki Tante Della, “Nanti ... kalau mau orgasme lagi ... kasih tau aku ya ... biar bener - bener dibarengin ... “

“Iya Sam ... ooooh ... ini udah mulai enak lagi Sayaaang ... “ ucap Tante Della sambil menggoyang pinggulnya. Perlahan - lahan awalnya, makin lama makin menggila ... meliuk - liuk dan memutar - mutar ... lebih edan daripada goyang pinggul penyanyi pantura ... !

Mungkin Tante Della mau memaksaku agar ngecrot secepatnya, dengan cara menggeol - geolkan pinggulnya sebinal mungkin. Geolan yang begitu trampilnya, sehingga batang kemaluanku terasa dibesot - besot dan direemas - remas oleh liang sempit menjepitnya. Namun gerakan pinggulnya yang sering menukik dan menghempas, membuat kelentitnya terus - terusan menggesek batang kemaluanku. Dan aku yakin, tak lama lagi juga Tante Della bakal orgasme.

Untuk menuruti keinginannya agar mencapai puncak kenikmatan secara berbarengan, kugenjot penisku secepat mungkin.

Tante Della berkata terengah, “Aku mau lepas lagi Sayang ... ayo barengin biar nikmat ... “

“Susah Tante ... kayaknya aku bakal ketinggalan, “ sahutku terengah.

Namun Tante Della tampak tak peduli lagi mau bareng atau tidak. Ia memang sudah berada di titik yang paling krusial, lalu ia mengejang sambil menahan nafasnya. Disusul dengan kedut - kedut indah di liang memeknya. Lalju ia menggelepar dan akhirnya terkulai lemas.

Sementara penisku masih mengentot liang memek yang sudah dua kali orgasme itu.

“Sam ... “ Tante Della membuka matanya, “aku ingin menelan air manimu. Lepasin di mulutku aja ya. “

“Iii ... iya Tante ... ini udah mau lepas .... “ sahutku sambil mencabut batang kemaluanku dari liang kewanitaan tanteku.

Buru - buru kuangsurkan moncong penisku ke dekat mulut Tante Della. Dengan sigap ia menangkap penisku, lalu memasukkan ke dalam mulutnya. Terasa lidah Tante Della menggeluti penisku, disertai dengan isapan - isapan kuat.

Dan ... croootttt ... crooooottttt ... croooottttttttt ... crotcrot ... crooooooooootttttttt ... !

Air maniku berlompatan dari moncong penisku di dalam mulut Tante Della. Dan adik almarhumah ibuku itu menelannya semua ... glekkkk ... tak disisakan setetes pun ... !

Tante Della pun duduk sambil tersenyum dan berkata perlahan, “Itulah tanda cintaku padamu Sam. Ini untuk pertama kalinya aku menelan sperma. Dengan almarhum suamiku sendiri belum pernah kulakukan hal itu. “

Kucium sepasang pipiTante Della sambil berkata setengah berbisik, “Terima kasih Tante. Aku membutuhkan cinta sejati Tante, meski kita gak bakalan bisa menikah. “

Aku duduk bersila di atas bed. Tante Della memeljukku dari belakang, “Sam ... kalau aku mengandung anakmu, apakah anak kita akan Sam rawat sampai dewasa ?”

“Tentu saja. Aku takkan pernah menyia - nyiakan darah dagingku sendiri, “ sahutku.

“Tapi nanti ya Sam ... setelah tugasku dilaksanakan dengan lancar, barulah Sam boleh menghamiliku. Sekarang jangan dulu, supaya aku bisa bekerja secara profesional. “

“Yang penting Tante harus bisa bekerja secara ikhlas dan penuh semangat untuk membuat perusahaan berkembang pesat. “

“Mudah - mudahan aku bisa melaksanakan tugasku secara profesional. Tapi aku mohon agar Sam sering - sering menemuiku, supaya hatiku senantiasa besar. “

“Di kantor perusahaan itu kan ada ruang pribadiku juga Tante, seperti di sini. Jadi kita bisa melakukannya kapan pun kita inginkan. “

“Ohya Sam ... kenapa kantornya gede - gede amat ? Kalau sekadar kantor pusat kan tak usah bangun gedung bertingkat setinggi dan sebesar itu. “

“Hehheheee ... Tante ... kantor kita hanya di lantai satu dan lantai tujuh. Dari lantai dua sampai lantai enam itu kantor - kantor perusahaan lain. “

“Ooo ... kirain seluruh gedung bertingkat itu dijadikan kantor perusahaan Sam. “

“Sekarang kita mandi yuk. Biar badan kita seger lagi. Setelah mandi, aku ingin ngajak Tante menengok rumah dinas yang bakal Tante tempati nanti. “

“Iya, “ Tante Della mengangguk. Lalu kami menuju kamar mandi.



Dalam tempo beberapa hari saja aku sudah membuiktikan sesuatu yang sangat menggembirakan. Bahwa Tante Della bekerja secara profesional. Tante Della bukan hanya cerdas untuk mengelola perusahaanku, tapi juga punya leadership yang patut diacungi jempol.

Aku pun merasa bersyukur melihat kenyataan yang menggembirakan itu.

Tante Della pun bisa memisahkan antara urusan perusahaan dengan urusan pribadi. Pada saat membicarakan masalah perusahaan, ia bersikap formal sebagai seorang GM kepada komisarisnya. Namun pada saat sedang berduaan di tempat yang tertutup, dia bisa bersikap mesra sekali padaku. Aku semakin yakin bahwa ia mencintaiku sebagai seorang kekasih tercinta, sekaligus bersikap mengasuhku sebagai seorang bibi kepada keponakannya.

Tante Della sudah menempati rumah dinasnya yang sengaja terpisah jauh dengan rumah dinas Wulan sebagai asisten pribadiku. Sehingga Tante Della belum menyadari juga bahwa keponakannya (Wulan) bekerja juga di perusahaanku sebagai aspri komisaris. Nanti pada suatu saat Tante Della akan kupertemukan dengan Anak Tante Reki yang statusnya masih jadi istri Yoga itu.

Sesuai dengan janjiku, Tante Della kukasih sebuah sedan inventaris. Tentu saja bukan sedan semahal sedanku yang pemberian Mamie itu. Tapi Tante Della tampak senang sekali mendapatkan sedan inventaris itu. Ketika kutawari sopir pribadi untuk melayaninya, Tante Della menolak. Dia lebih senang nyetir sendiri. Kebetulan setelah kuperhatikan, Tante Della sudah mahir mengemudikan mobil, karena dahulunya pun dia pernah punya mobil.



Hari demi hari pun berputar dengan cepatnya.

Sampai pada suatu sore ...

Sore itu aku berada di ruang kerja lamaku, di hotelku yang sudah biasa kujadikan tempat mengatur bisnisku, sekaligus kujadikan tempat istirahat atau tidur juga.

Saat itu aku baru bangun tidur siang di private roomku. Lalu mandi sepuasnya, sehingga aku merasa badanku segar kembali.

Ketika aku baru selesai mandi dan sedang menyisir rambut di depan cermin, tiba - tiba interphone berdering. Bergegas kuangkat call yang ternyata dari bagian security itu.

“Maaf Big Boss ... ini ada tamu wanita, yang katanya datang dari jauh. “

“Ya, antarkan aja ke pintu ruang kerjaku, “ sahutku yang masih mengenakan kimono putihku yang terbuat dari bahan handuk ini.

“Siap Big Boss. “

Tak lama kemudian pintu ruang kerjaku dibuka dari luar. Petugas security mengantarkan seorang wanita setengah baya, berperawakan tinggi langsing dan ... cantik sekali ... !

Setelah petugas security berlalu, wanita bergaun hitam dengan manik - manik di seputar lehernya itu mjenghampiriku sambil tersenyum, “Pasti Sam belum kenal aku kan ?” ucapnya sambil memegang kedua pergelangan tanganku.

“Mmm ... siapa ya ? Kalau melihat wajahnya sih rasa - rasa kenal. Tapi ... “

“Aku ibunya Natasha, “ potong wanita setengah baya yang luar biasa cantiknya itu, sambil merentangkan kedua lengannya.

“Tante Rose ?!”

“Iya, “ sahutnya sambil tersenyum.

Aku pun menghambur ke dalam pelukan hangatnya. Bahkan Tante Rose menciumku ... mencium bibireku, bukan pipiku ... ! Ini membuatku gelagapan sesaat, tapi sekalian saja kudekap pinggang rampingnya sambil membalas ciumannya dengan lumatan, seolah tengah melumat bibir istri atau kekasihku ... !

Kebetulan tiada reaksi sedikit pun dari Tante Rose setelah lumatanku dilepaskan. Tante Rose malah mengfucek - ngucek rambutku sambil berkata, “Dulu waktu Sam baru lahir, aku tau. Tapi setelah itu tak pernah lihat Sam lagi, karena merantau ke sebrang lautan. Eeee ... sekarang tau - tau sudah dewasa dan sangat ganteng gini ... kalau ketemu di jalan sih pasti gak kenal dan cuma bisa nelan air liur karena melihat cowok seganteng ini. “

“Tante juga luar biasa cantiknya. Dengan Natasha juga cantikan ibunya ini, “ sahutku sambil memegang kedua tangan Tante Rose.

“Masa sih ?! “ Tante Rose meninju perutku, “Ohya, mana Natasha ? Lagi sibuk kerja ?”

“Lho ... Natasha belum laporan sama Tante ?”

“Laporan soal apa ?”

“Dia kan kujadikan pimpinan perusahaan baruku yang di Surabaya. “

“Ohya ?! Iiiih ... itu anak kok gak mau ngomong - ngomong kalau sudah pindah ke Surabaya segala. “

“Tenang aja Tante. Jabatannya di Surabaya lebih luas scopenya daripada di hotel ini. Gajinya juga tiga kali lebih besar daripada gaji di sini. Mungkin sekarang dia masih sibuk menata di sana - sini, karena perusahaannya juga baru dibuka seminggu yang lalu. “

“Terus kalau mau nengok Natasha ke Surabaya, bagaimana caranya ? Maksudku di mana alamatnya ?”

“Tenang aja Tante. Kalau mau ke Surabaya, nanti kuanterin. Kebetulan aku punya hotel juga di Surabaya. Jadi soal makan dan tidur gratis semua. “

“Jadi Sam punya hotel juga di Surabaya ?”

“Punya Tante. Yoga yang mimpin di sana. “

“Yoga itu adik Sam kan ?”

“Iya. Saudara kandungku satu - satunya ya Yoga itu. “

“Jadi ... kalau aku mau ke Surabaya, Sam mau nganterin ?”

“Mau Tante. Ngawal wanita cantik seperti Tante sih menyenangkan. “

“Kamu gombal mulu ah. Mmm ... sekarang aku harus gimana dong ? Langsung ke Surabaya kan capek. Harus istirahat dulu semalam atau dua malam. “

“Ya udah istirahat aja dulu, “ ucapku sambil memeluk pinggang Tante Rose dari belakang.

“Di mana ? Cek in di kamar hotel ini ?” tanyanya.

“Ayo jalan aja dulu tantenya, menuju pintu di depan itu tuh, “ sahutku tetap mendekap pinggangnya dari belakang dan mendorongnya agar melangkah ke arah pintu menuju kamar pribadiku.

Tante Rose melangkah perlahan dan membiarkan pinggangnya kudekap terus.

Akhirnya Tante Rose mulai memasuki kamar pribadiku. Dan berseru tertahan, “Wow ini kamar hotel kok mewah sekali kelihatannya. “

“Ini kamar pribadiku Tante. Jadi Tante bisa istirahat di sini. Mau tidur sebulan di sini juga semuanya serba gratis. Mau makan tinggal masuk ke ruang makan pribadiku tuh, “ ucapku sambil menunjuk ke arah kanan, “Mau masak semndiri juga ada dapur di sana, “ aku menunjuk ke pintu yang berdampingan dengan ruang makan pribadiku.

“Waaaah ... kalau disewakan kamar lengkap begini sih bisa berjuta - juta tarifnya Sam. “

“Sengaja aku tata semuanya, termasuk ruang keluarga dan ruang tamu di sana, “ kataku sambil menunjuk ke arah kiri.

“Gede banget ... ini sih malah lebih besar daripada rumah kontrakanku di Halmahera, Sam. “

“Memang aku rombak suite room ini untuk tempat pribadiku. Karena aku juga lebih sering tidur di sini daripada di rumah istri - istriku. “

“Mmm ... kata Natasha, istrimu empat orang ya ?”

“Betul Tante. “

“Ada bulenya segala dua orang ya ?”

“Begitulah kira - kira. “

“Memang pantes kamu punya istri banyak. Ganteng gini sih, “ ucap Tante Rose sambil memijat hidungku, “Selain ganteng, kamu tajir melilit pula. Makanya cewek yang bagaimana juga pasti mau dijadikan istrimu. “

“Hmmm ... sekarang silakan bawa tas pakaian Tante ke kamar pribadiku. Kalau mau mandi juga silakan. Itu kamar mandinya. “

“Wow ... dinding kamar mandi dan pintunya terbuat dari kaca begitu. Kamu bisa liat aku telanjang dong kalau mandi di situ. “

“Kan kaca buram Tante. Lagian ada gorden plastiknya di dalam. Tinggal tarik aja, biar gak kelihatan dari luar. “

Lalu Tante Rose mengambil tas pakaiannya dari ruang kerjaku. Dan meletakkannya di dekat sofa putih kamar pribadiku.

“Bednya kok cuma satu ?” tanya Tante Rose sambil duduk di sofa putih itu.

“Kan bednya super lebar Tante. Mau dipakai tidur sama enam orang juga muat. “

“Terus nanti Sam tidur bersamaku di situ ?”

“Iya. Gak apa - apa kan tidur sama keponakan sendiri sekali - sekali. “

“Hihihiiii ... kamu nakal gitu ... bisa terjadi sesuatu kalau tidur sebed sama kamu sih. “

“Kalau Tante takut, aku sih bisa tidur di rumah atau pilih kamar lain di hotel ini. “

“Jangan ah. Aku malah lebih takut lagi kalau disuruh tidur sendirian di kamar segede gini. “

“Nah gitu dong. Santai aja Tante. Aku gak bakalan memperkosa Tante kok. Kecuali kalau Tante yang minta, pasti kukasih. Hahahaaaa ... “

“Apa ? Kamu serius apa bercanda ?” tanya Tante Rose sambil mencubit perutku.

“Mau dianggap bercanda boleh, dianggap serius juga boleh. “

“Kamu gak nyadar ya kalau aku ini adik papamu ?”

“Sangat sadar Tante. Tapi kita kan baru ketemu sekarang ini. Sejak kecil sampai sedewasa ini, aku tidak bisa membayangkan Tante Rose itu seperti apa. Ternyata setelah bertemu ... gila .. Tante ini luar biasa cantiknya. “

“Pasti kalah cantik dibandingkan istri - istrimu sih. Lagian aku ini kan sudah tua Sam. “

“Tante ... aku mau jujur ya. Sebenarnya aku paling suka sama perempuan setengah baya seperti Tante ini. “

“Masa sih ?!”

“Serius Tante. Apalagi perempuan setengah bayanya secantik Tante ini, “ kataku sambil memegang kedua pangkal lengan Tante Rose. “Sekarang silakan mandi dulu. Biar badan Tante harum mewangi ... “ ucapan ini kulanjutkan dengan mengecup pipi Tante Rose. Lalu aku melangkah ke ruang kerjaku.

Tak lama kemudian kudengar bunyi air shower dipancarkan dari arah kamar mandi. Aku tersenyum sendiri di ruang kerjaku, sambil membuka laptopku dan memeriksa laporan para manager hotel. Tapi pikiranku tidak tertuju ke angka - angka yang tertera di layar laptopku. Pikiranku tertuju ke arah Tante Rose terus.



(Bersambung)





“Flirting is a woman’s trade, one must keep in practice.”
― Charlotte Brontë, Jane Eyre


"Menggoda adalah perdagangan wanita, kita harus terus berlatih."
― Charlotte Brontë, Jane Eyre
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd