Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Perjalanan Cewek Eksibisionis

Repost direct request dari @monikaeksib : https://www.semprot.com/threads/another-story-of-exhibitionist-girls.1409033/#post-1905331409

Saran dari teman-teman, aku mencoba menulis dan mengupload di thread sendiri.
3 Kisahku sebelumnya telah dimuat di thread sebelah :

https://www.semprot.com/threads/perjalanan-cewek-eksibisionis.1378061/page-87#post-1904924388
https://www.semprot.com/threads/perjalanan-cewek-eksibisionis.1378061/page-88#post-1905115385

P.O.V. Monica

Pagi sampai sore ini, aku dan Mitha lagi nyantai plus istirahat di kost-an, kita lagi capek setelah aktivitas semalam dengan teman-teman. Udah jadi kebiasaan sejak dulu, aku dan Mitha di kost-an hampir selalu bugil, andai ada orang, kita cuman make pakaian yang longgar, yang kadang kala juga terbuka serta minimalis tanpa daleman sama sekali, begitu pula saat ini, aku dan Mitha sama-sama bugil sambil nunggu Ko Henry dan Almira datang ke sini. Tadi malam aku dan Mitha sempat mengutarakan ke Ko Henry, kalo aku dan Mitha sama-sama pengen lebih berani, lebih lama tetek atau vagina kita dilihat orang. Nah kali ini kita mencoba untuk merealisasikan hal ini, kenapa hanya berempat saja ? Karena situasi dan kondisi belakangan ini, sementara waktu kita kalo keluar dan eksib, maksimal berempat aja, tentunya bergantian dengan yang lain.

Ko Henry dan Almira mengetuk pintu kamar kost-ku lalu aku berteriak menyuruh mereka langsung masuk, saat itu aku lagi duduk menonton tayangan TV dengan kedua tanganku menopang kepala, kaki agak ngangkang sehingga vaginaku terlihat dengan jelas. Setelah Ko Henry dan Almira di kamarku, aku menghubungi Mitha yang kamarnya ada di seberang kamarku, Mitha juga masuk ke kamarku dalam kondisi bugil. Sore ini, Almira memakai terusan kemben yang pendek sekali, aerola Almira hampir terlihat, putingnya terlihat menonjol, kemudian panjang terusan kemben ini pas sepantat. Kalau nunduk, atau tangannya keatas, susunya melompat keluar dan pantatnya terlihat. Ko Henry sempat meremas susuku dan memlintir putingku, lalu turun mengelus vaginaku, sementara aku meremas tititnya dari luar celana.

Ko Henry membawakan 2 outfit yang menurutnya menunjang dari apa yang kita inginkan, pertama terusan tank top warna biru dengan tali di leher, belakangnya separo backless, dan bagian samping longgar sekali, pakainya dipadukan dengan kain pantai. Outfit kedua terusan sabrina yang belahan dadanya rendah sekali, panjangnya sepantat kurang dikit. Ko Henry menyuruhku untuk memakai outfit pertama, ikatan di leher dilonggarkan sehingga kondisi tank top jadi turun sampai posisi putingku hampir terlihat, ini salah satu keunggulan menggunakan tali di leher, bisa disesuaikan, kondisi dari samping yang sudah lebar makin terlihat lebar untuk mengintip susuku. Bawahannya, Ko Henry mengikat kain pantai di samping tetapi ikatan diletakkan di pinggang agak atas, kenapa begitu, dengan ikatan yang berada di samping agak atas, belahan paha semakin terlihat, dan dalam beberapa keadaan vaginaku juga bisa terlihat, panjang kain pantai ini tidak lebih dari pantatku. Sedangkan Mitha memakai outfit kedua, sexy sekali, terlebih karena belahan dadanya yang rendah sekali, dari depan di beberapa kondisi, kita dapat melihat putingnya, ketika tali sabrinanya melorot, susunya terlihat dengan jelas.

Tujuan pertama kita ke salah satu coffee shop, ketika kita masuk, tatapan wajah pengunjung mengarah ke kita, pahaku sebelah kanan terlihat sampai pinggang dan setiap orang yang melihat pasti tau kalau aku tidak pake daleman. Kita duduk di kursi barstool yang membuat kita agak jinjit supaya bisa duduk dimana ketika kita duduk, sekilas bawahan kita tersingkap dan bukan tidak mungkin yang melihat juga pasti melihat vagina kita. Orang yang ada di samping kananku dapat melihat kemulusan pahaku dan susu sebelah kanan, di sebelahku ada Almira, di depanku ada Ko Henry dan di depan Almira ada Mitha. Dengan tangan bertumpu di meja, susuku dan susu Mitha terlihat oleh siapapun yang melewati kita. Barista melihat dengan jelas susuku ketika kita memesan, dia terlihat melirik bergantian ke arahku dan Mitha, hal ini langsung membuatku horny. Aku silangkan kaki kanan-ku, membuat paha kananku semakin terekspose namun aku masih merasa kurang, begitu pula dengan Mitha yang sesekali tali sabrina-nya melorot namun tidak sampai memperlihatkan susunya karena memang tertahan lengan yang tertumpu di meja. Ketika pesanan kita diantar, kembali barista dapat melihat susu kita dengan jelas. Kebetulan semua sofa sedang penuh, sehingga kita tidak mendapat spot di sofa-sofa yang ada.

30 menit kemudian, sofa dekat toilet, ditinggal pengunjungnya, kita pindah ke sisi sofa, terlihat cowok di sebelahku kecewa karena kita pindah. Di sofa ini, meja memiliki posisi yang sama dengan sofa-nya sehingga kalau kita mau mengambil minuman susu kita pasti terlihat, lalu dengan mini-nya outfit kita, ketika Mitha dan Almira duduk, vaginanya bisa terlihat ketika mereka sedikit mengangkang. Barista lain membersihkan meja yang kita pakai sekarang, dia mencuri-curi pandang ke arah pahaku, kemudian ke vagina Mitha dan Almira, ketika dia berdiri, dia dapat melihat susu kita dengan jelas. Mitha sedikit mengangkangkan kakinya membuat dia semakin blingsatan karena lebih jelas melihat vagina Mitha.

Setelah barista tersebut pergi, perlahan Ko Henry yang duduk di sampingku, melonggarkan kembali ikatan tali tank top yang di leher, membuat tank top-ku sedikit turun, putingku sedikit terlihat, kadang terlihat, kadang tidak, lalu Ko Henry juga melonggarkan ikatan kain pantai, tujuannya bisa sedikit bebas untuk mengangkang. Jantung kita dag dig dug, kepingin lebih tapi memang situasi kondisi kurang memungkinkan. Tiba-tiba, selang 5 menit kita duduk di sofa ini, Ko Henry disapa oleh teman kantornya namun beda divisi, mereka terlihat ngobrol sebentar sambil berdiri, mata teman kantornya terus mengawasi aku dan Mitha bergantian, kita sengaja duduk sedikit membungkuk-kan badan, membuat susu kita terlihat jelas oleh dia yang sedang berdiri. Aku merasakan cairan vaginaku meleleh saking horny-nya, Mitha juga merasakan hal yang sama, tali sabrina-nya melorot yang membuat susunya semakin terlihat.

Setiap ada orang yang melewati kita mau menuju ke toilet, pasti melihat ke arah kita, terkadang aku, Mitha, dan Almira sedikit mengangkang, sehingga mereka bisa melihat vagina kita. Ko Henry bertanya ke aku, apakah mau ikatan di leher dilonggarkan sedikit lagi, aku pun mengiyakan, dengan kondisi sedikit lagi dilonggarkan, aerolaku terlihat sedikit lalu putingku pas di kain teratas tank top ini, membuatku semakin basah. Temen kantor Ko Henry kembali datang ke kita buat pamit, dia menatap terus kearahku karena susuku terlihat olehnya, kemudian pergi meninggalkan kita. Setelah itu, Ko Henry memanggil barista untuk meminta bill, ketika disodori bill, Mitha yang duduk di seberangku meraih bill tersebut, barista bisa melihat susunya, lalu dengan sedikit mengangkang, Mitha mengambil dompet di tasnya lalu memberikan uang di nampan bill tersebut, barista mengambilnya sambil tersenyum. Sesudah itu kita meninggalkan Coffee Shop tersebut, sebelumnya Ko Henry menyuruhku ke toilet, untuk memutar kain pantai yang aku pakai ke kiri sehingga ikatannya lurus dengan pahaku, bukan di samping. Dengan begini, ketika berjalan, paha sebelah kanan-ku lebih terlihat lagi dan samar-samar yang berpapasan mungkin bisa melihat vaginaku.

Dari coffee shop, kita pergi ke mini market, harapannya lebih bisa showing something. Kita berhenti di salah satu mini market yang lumayan besar, terlihat tempat parkirnya luas, di samping kanan ada sederetan PKL yang berjualan, sedangkan di samping kiri, ada beberapa tempat duduk yang tersedia. Aku membeli snack yang dijual oleh PKL tersebut, kebetulan yang sebelah-sebelahnya sudah tutup. Penjual terlihat curi-curi pandang ke arah susuku, dia melihat aerolaku yang sedikit keliatan dengan putting yang tegang. Sementara Mitha masuk dengan Ko Henry, Almira duduk di salah satu tempat yang kosong. Ada 1 orang yang sedang duduk menikmati kopi dan rokok. Sesudah membayar dan mendapatkan snack itu, aku bergabung dengan Almira, posisi duduk-ku membelakangi orang tersebut. Dia terlihat memperhatikan Almira terlebih ketika Almira menyilangkan kakinya, membuat paha sampai sedikit pantatnya terlihat.

Ko Henry bersama Mitha membeli minuman lalu keluar menuju ke arah kita, Mitha duduk di depan Almira, lalu Ko Henry berdiri di belakangku menutupi pandangan orang itu ke aku, Ko Henry kembali melonggarkan tali tank topku, sehingga tank topku menjadi turun lagi, susuku terlihat dengan jelas, lalu berbisik, kalo ada orang, bagian depan bisa ditarik keatas buat nutupin, lalu Ko Henry berbisik juga, kalo aku berani, ikatan kain pantai dilepas, aku pun langsung melepasnya. Kain pantainya tidak terbuka secara langsung di bagian depan, tapi dari belakang, dari sisi orang tersebut, bisa melihat belahan pantatku dari sela sandaran dan dudukan kursi. Sementara Mitha disuruh duduk menyamping menghadap ke orang itu, sambil seolah-olah tidak sengaja mengangkang, orang itu terlihat membetulkan tititnya, mungkin sudah ngaceng. Menurutku dengan posisi duduk Mitha yang menyamping, vaginanya jelas terlihat, lalu tali sabrina sebelah kiri pelan-pelan dengan gerakan tangan dan pundak, dibuat melorot sehingga putting keatas terlihat jelas. Kita lakukan ini sambil ngobrol santai tanpa ada beban apapun, namun aslinya juga bercampur-campur antara horny, tegang, dag dig dug, dan segalanya.

Almira berdiri lalu ke toilet di dalam mini market, disitu, dia menurunkan kembennya sampai putingnya tepat di atas kemben lalu membeli coklat di depan kasir, kasirnya terlihat memperhatikan dengan seksama putting Almira yang nongkrong. Sewaktu Almira ke dalam, aku sempat sedikit berdiri mengambil minuman di sisi meja Ko Henry, otomatis pantatku terlihat sama orang itu. Ko Henry menyuruhku duduk di tempat Almira, sambil memegangi kain pantai, aku pindah ke tempat duduk Almira, dari samping, orang itu bisa melihat pahaku seluruhnya, lalu melihat susuku dengan jelas karena memang aku tidak menarik tank top ini keatas, vaginaku makin basah saja. Setelah Almira keluar dan duduk di tempat dudukku, orang itu masuk ke dalam, ke toilet, mungkin menuntaskan hasratnya. Ketika orang tersebut masuk, Ko Henry meminta kain pantai yang jadi bawahanku, aku pun berdiri dan memberikannya, lalu dilipat dan ditaruh di paha Ko Henry. Aku duduk bottomless, ndak seberapa keliatan karena tank top turun sekali hampir menutupi pantat. Sebentar orang tersebut kembali dan duduk di tempat asalnya, dia kembali merokok sambil memperhatikan ke arah kita. Posisi Almira yang membelakangi orang itu, membuat Almira memelorotkan kembennya, sehingga susunya menggantung bebas, lega katanya. Baru sebentar, ada mobil masuk, Almira menaikkan kembali kembennya, kemudian ada orang turun dari mobil, aku mengenalinya sebagai temen seangkatan, sekelasku.

Aku menaikkan tank top lalu memanggilnya, menyapa, dia datang ke meja kita, disitu kita ngobrol sebentar, kebetulan sekelompok proyek akhir mata kuliah, kita ngobrol bentar sambil aku kenalin ke Almira, Mitha, karena aku dan Mitha ndak sejurusan, jadinya ndak kenal, lalu sama Ko Henry. Matanya melihat ke arah susu Mitha yang memang tali sabrina-nya melorot, kemudian karena menyambut uluran tangan temenku ini, Mitha jadi agak mengangkang sehingga vagina-nya lebih terlihat oleh orang yang duduk. Ketika ngobrol, tank top-ku melorot, karena memang ikatan belakangnya tidak di leher, semakin melorot, semakin memperlihatkan susuku, temenku melihatnya dengan gaya yang agak salah tingkah, memang dia ini termasuk pendiam, nerd, tapi jago banget kuliahnya. Aku biarkan dia melihat susuku, toh kalo ke kampus aku juga ndak pernah make daleman, beberapa temen juga pernah melihat susuku secara ndak sengaja. Semakin lama omongannya semakin tidak fokus, tentu saja karena melihat susuku, lalu dia pamit masuk membeli sesuatu, lalu dia kembali berjalan ke arahku dan berpamitan, sewaktu dia berpamitan, posisi tank top ku sudah kembali tergantung bebas seperti sebelumnya, susuku terlihat jelas.

Sesudah temenku pergi, orang yang duduk di belakang itu juga berkemas kemudian mengambil motor dan pergi. Setelah orang itu pergi, Ko Henry baru bilang, kalo sempat dengar obrolan orang itu di dalam, baterei hp-nya abis bis, dan di mini market itu ndak ada charger atau kabel punya karyawan mini market yang cocok, jadi dia ndak mungkin bisa ambil gambar. Aku langsung melepas ikatan tank topku, lalu meletakkan kedua kaki di pegangan kursi dan masturb, Almira menurunkan kembennya, dan menarik bagian bawah, Mitha melepas seluruh terusan Sabrina full. Kita memainkan vagina kita masing-masing, ndak tahan horny dari tadi di coffee shop. Setelah puas, masturb, kita diajak pulang oleh Almira, sebelumnya Ko Henry suruh aku buang sampah di dekat pintu kaca mini market, bebas spot CCTV. Tali tank top ku kembali diikatkan tetapi tidak full, susuku masih terlihat, lalu berjalan tanpa bawahan ke arah tempat sampah, membuang sisa bungkus makanan dan minuman, karena kurang pas membuang, ada botol yang jatuh, aku memungutnya sambil membelakangi kaca tersebut, dari dalam mas-mas melihat aksiku ini, vaginaku terlihat dari belakang sewaktu nungging memungut sampah, lalu berjalan masuk mobil. Sebelumnya Almira, Mitha dan Ko Henry sudah masuk, Mitha malah berjalan bugil masuk ke dalam mobil.

Kita menuju apartemen tempat Katrin dulu tinggal, lihat story temen-temen ya detilnya. Apartemen yang masih proses pembangunan dan sepi penghuni, sesampainya disitu, aku tidak memakai bawahan sama sekali, jalan masuk ke dalam unit apartemen di lantai 5, Almira dan Mitha masih memakai pakaiannya kembali. Sesampainya di dalam unit, kita langsung bugil, dan main dengan Ko Henry. Aku mengulum tititnya sementara Ko Henry meremas-remas susu Mitha dan Almira, sampai dengan ML dengan aku dan Mitha, sementara Almira masturb. Ketika Ko Henry mau sampai, aku suruh dia mencabut tititnya dari vagina Mitha, lalu aku minta Ko Henry menyemprotkan spermanya ke wajah plus tubuh aku dan Mitha. Almira membantu mengocok titit Ko Henry sampai mucrat banyak sekali ke wajahku, wajah Mitha dan di susu kita berdua. Sisa sperma dijilati oleh Almira, lalu aku dan Mitha berjalan keluar unit, berjalan-jalan di lorong apartemen sambil wajah dan tubuhkita berlumuran sperma Ko Henry. Di lantai ini hanya ada 3 penghuni termasuk unit kita. Kita berjalan mengendap-endap mengelilingi apartemen lantai 5 ini, trus masuk kembali. Cukup dag dig dug sih, kawatir ada salah satu penghuni keluar.

Keesokan harinya, kita diantar kembali ke kost-an, kali ini hanya bertiga dengan Ko Henry. Sesampainya di kost-an, Ko Henry aku ajak masuk dulu, toh masih jam 7 pagi. Jam 7.30, temen sekampus yang nerd semalam ketemu di mini market, datang ke kost-an ngasih tugas proyek mata kuliah untuk kusempurnakan. Aku suruh dia naik langsung ke kamarku, sementara itu Ko Henry memberi usul untuk menemui dia memakai kaos singlet aja, kucari kaos singlet yang ada, cukup longgar, susuku terlihat, lalu panjangnya separo pantat saja. Ketika aku membukakan pintu, dia terlihat kaget, lalu kusuruh masuk, duduk di lantai, disitu aku minta dia menjelaskan proyek yang dibuat, sambil berkeringat dia membuka laptopnya lalu menjelaskan kepadaku tentang yang dibuat sementara aku ada di sebelahnya, dia terlihat melirik aku, melihat susuku yang memang dengan mudah terlihat. Setelah menjelaskan, aku berdiri tepat di depan dia, aku menunduk untuk mengambil flash disk di dalam tasku yang terletak di bawah, Ko Henry yang mengawasi dari belakang, melihat dia memperhatikan vaginaku yang memang terlihat jelas. Setelah mengcopy data, dia pamit untuk meninggalkan kost-an ini. Vaginaku basah, dan langsung lanjut ML dengan Ko Henry. Di tengah ML, Mitha masuk ke kamarku, dalam kondisi bugil, ada temen cewek yang menyorakinya, karena dia bugil, sekilas temen cewek itu juga melihat aku yang sedang bugil mengulum dan mengurut titit Ko Henry. Kembali pagi itu, aku dan Mitha bergumul dengan Ko Henry, alhasil kita males ke kampus buat kuliah karena kecapekan.

Sekian sekilas cerita kita, nggak janji ada update, tapi semoga bisa update. Kisah ini benar terjadi, bagi yang percaya, syukurlah, nikmatilah, yang tidak percaya, keep silent ya… Hihihi…
 
Repost direct request dari @monikaeksib : https://www.semprot.com/threads/another-story-of-exhibitionist-girls.1409033/#post-1905331409

Saran dari teman-teman, aku mencoba menulis dan mengupload di thread sendiri.
3 Kisahku sebelumnya telah dimuat di thread sebelah :

https://www.semprot.com/threads/perjalanan-cewek-eksibisionis.1378061/page-87#post-1904924388
https://www.semprot.com/threads/perjalanan-cewek-eksibisionis.1378061/page-88#post-1905115385

P.O.V. Monica

Pagi sampai sore ini, aku dan Mitha lagi nyantai plus istirahat di kost-an, kita lagi capek setelah aktivitas semalam dengan teman-teman. Udah jadi kebiasaan sejak dulu, aku dan Mitha di kost-an hampir selalu bugil, andai ada orang, kita cuman make pakaian yang longgar, yang kadang kala juga terbuka serta minimalis tanpa daleman sama sekali, begitu pula saat ini, aku dan Mitha sama-sama bugil sambil nunggu Ko Henry dan Almira datang ke sini. Tadi malam aku dan Mitha sempat mengutarakan ke Ko Henry, kalo aku dan Mitha sama-sama pengen lebih berani, lebih lama tetek atau vagina kita dilihat orang. Nah kali ini kita mencoba untuk merealisasikan hal ini, kenapa hanya berempat saja ? Karena situasi dan kondisi belakangan ini, sementara waktu kita kalo keluar dan eksib, maksimal berempat aja, tentunya bergantian dengan yang lain.

Ko Henry dan Almira mengetuk pintu kamar kost-ku lalu aku berteriak menyuruh mereka langsung masuk, saat itu aku lagi duduk menonton tayangan TV dengan kedua tanganku menopang kepala, kaki agak ngangkang sehingga vaginaku terlihat dengan jelas. Setelah Ko Henry dan Almira di kamarku, aku menghubungi Mitha yang kamarnya ada di seberang kamarku, Mitha juga masuk ke kamarku dalam kondisi bugil. Sore ini, Almira memakai terusan kemben yang pendek sekali, aerola Almira hampir terlihat, putingnya terlihat menonjol, kemudian panjang terusan kemben ini pas sepantat. Kalau nunduk, atau tangannya keatas, susunya melompat keluar dan pantatnya terlihat. Ko Henry sempat meremas susuku dan memlintir putingku, lalu turun mengelus vaginaku, sementara aku meremas tititnya dari luar celana.

Ko Henry membawakan 2 outfit yang menurutnya menunjang dari apa yang kita inginkan, pertama terusan tank top warna biru dengan tali di leher, belakangnya separo backless, dan bagian samping longgar sekali, pakainya dipadukan dengan kain pantai. Outfit kedua terusan sabrina yang belahan dadanya rendah sekali, panjangnya sepantat kurang dikit. Ko Henry menyuruhku untuk memakai outfit pertama, ikatan di leher dilonggarkan sehingga kondisi tank top jadi turun sampai posisi putingku hampir terlihat, ini salah satu keunggulan menggunakan tali di leher, bisa disesuaikan, kondisi dari samping yang sudah lebar makin terlihat lebar untuk mengintip susuku. Bawahannya, Ko Henry mengikat kain pantai di samping tetapi ikatan diletakkan di pinggang agak atas, kenapa begitu, dengan ikatan yang berada di samping agak atas, belahan paha semakin terlihat, dan dalam beberapa keadaan vaginaku juga bisa terlihat, panjang kain pantai ini tidak lebih dari pantatku. Sedangkan Mitha memakai outfit kedua, sexy sekali, terlebih karena belahan dadanya yang rendah sekali, dari depan di beberapa kondisi, kita dapat melihat putingnya, ketika tali sabrinanya melorot, susunya terlihat dengan jelas.

Tujuan pertama kita ke salah satu coffee shop, ketika kita masuk, tatapan wajah pengunjung mengarah ke kita, pahaku sebelah kanan terlihat sampai pinggang dan setiap orang yang melihat pasti tau kalau aku tidak pake daleman. Kita duduk di kursi barstool yang membuat kita agak jinjit supaya bisa duduk dimana ketika kita duduk, sekilas bawahan kita tersingkap dan bukan tidak mungkin yang melihat juga pasti melihat vagina kita. Orang yang ada di samping kananku dapat melihat kemulusan pahaku dan susu sebelah kanan, di sebelahku ada Almira, di depanku ada Ko Henry dan di depan Almira ada Mitha. Dengan tangan bertumpu di meja, susuku dan susu Mitha terlihat oleh siapapun yang melewati kita. Barista melihat dengan jelas susuku ketika kita memesan, dia terlihat melirik bergantian ke arahku dan Mitha, hal ini langsung membuatku horny. Aku silangkan kaki kanan-ku, membuat paha kananku semakin terekspose namun aku masih merasa kurang, begitu pula dengan Mitha yang sesekali tali sabrina-nya melorot namun tidak sampai memperlihatkan susunya karena memang tertahan lengan yang tertumpu di meja. Ketika pesanan kita diantar, kembali barista dapat melihat susu kita dengan jelas. Kebetulan semua sofa sedang penuh, sehingga kita tidak mendapat spot di sofa-sofa yang ada.

30 menit kemudian, sofa dekat toilet, ditinggal pengunjungnya, kita pindah ke sisi sofa, terlihat cowok di sebelahku kecewa karena kita pindah. Di sofa ini, meja memiliki posisi yang sama dengan sofa-nya sehingga kalau kita mau mengambil minuman susu kita pasti terlihat, lalu dengan mini-nya outfit kita, ketika Mitha dan Almira duduk, vaginanya bisa terlihat ketika mereka sedikit mengangkang. Barista lain membersihkan meja yang kita pakai sekarang, dia mencuri-curi pandang ke arah pahaku, kemudian ke vagina Mitha dan Almira, ketika dia berdiri, dia dapat melihat susu kita dengan jelas. Mitha sedikit mengangkangkan kakinya membuat dia semakin blingsatan karena lebih jelas melihat vagina Mitha.

Setelah barista tersebut pergi, perlahan Ko Henry yang duduk di sampingku, melonggarkan kembali ikatan tali tank top yang di leher, membuat tank top-ku sedikit turun, putingku sedikit terlihat, kadang terlihat, kadang tidak, lalu Ko Henry juga melonggarkan ikatan kain pantai, tujuannya bisa sedikit bebas untuk mengangkang. Jantung kita dag dig dug, kepingin lebih tapi memang situasi kondisi kurang memungkinkan. Tiba-tiba, selang 5 menit kita duduk di sofa ini, Ko Henry disapa oleh teman kantornya namun beda divisi, mereka terlihat ngobrol sebentar sambil berdiri, mata teman kantornya terus mengawasi aku dan Mitha bergantian, kita sengaja duduk sedikit membungkuk-kan badan, membuat susu kita terlihat jelas oleh dia yang sedang berdiri. Aku merasakan cairan vaginaku meleleh saking horny-nya, Mitha juga merasakan hal yang sama, tali sabrina-nya melorot yang membuat susunya semakin terlihat.

Setiap ada orang yang melewati kita mau menuju ke toilet, pasti melihat ke arah kita, terkadang aku, Mitha, dan Almira sedikit mengangkang, sehingga mereka bisa melihat vagina kita. Ko Henry bertanya ke aku, apakah mau ikatan di leher dilonggarkan sedikit lagi, aku pun mengiyakan, dengan kondisi sedikit lagi dilonggarkan, aerolaku terlihat sedikit lalu putingku pas di kain teratas tank top ini, membuatku semakin basah. Temen kantor Ko Henry kembali datang ke kita buat pamit, dia menatap terus kearahku karena susuku terlihat olehnya, kemudian pergi meninggalkan kita. Setelah itu, Ko Henry memanggil barista untuk meminta bill, ketika disodori bill, Mitha yang duduk di seberangku meraih bill tersebut, barista bisa melihat susunya, lalu dengan sedikit mengangkang, Mitha mengambil dompet di tasnya lalu memberikan uang di nampan bill tersebut, barista mengambilnya sambil tersenyum. Sesudah itu kita meninggalkan Coffee Shop tersebut, sebelumnya Ko Henry menyuruhku ke toilet, untuk memutar kain pantai yang aku pakai ke kiri sehingga ikatannya lurus dengan pahaku, bukan di samping. Dengan begini, ketika berjalan, paha sebelah kanan-ku lebih terlihat lagi dan samar-samar yang berpapasan mungkin bisa melihat vaginaku.

Dari coffee shop, kita pergi ke mini market, harapannya lebih bisa showing something. Kita berhenti di salah satu mini market yang lumayan besar, terlihat tempat parkirnya luas, di samping kanan ada sederetan PKL yang berjualan, sedangkan di samping kiri, ada beberapa tempat duduk yang tersedia. Aku membeli snack yang dijual oleh PKL tersebut, kebetulan yang sebelah-sebelahnya sudah tutup. Penjual terlihat curi-curi pandang ke arah susuku, dia melihat aerolaku yang sedikit keliatan dengan putting yang tegang. Sementara Mitha masuk dengan Ko Henry, Almira duduk di salah satu tempat yang kosong. Ada 1 orang yang sedang duduk menikmati kopi dan rokok. Sesudah membayar dan mendapatkan snack itu, aku bergabung dengan Almira, posisi duduk-ku membelakangi orang tersebut. Dia terlihat memperhatikan Almira terlebih ketika Almira menyilangkan kakinya, membuat paha sampai sedikit pantatnya terlihat.

Ko Henry bersama Mitha membeli minuman lalu keluar menuju ke arah kita, Mitha duduk di depan Almira, lalu Ko Henry berdiri di belakangku menutupi pandangan orang itu ke aku, Ko Henry kembali melonggarkan tali tank topku, sehingga tank topku menjadi turun lagi, susuku terlihat dengan jelas, lalu berbisik, kalo ada orang, bagian depan bisa ditarik keatas buat nutupin, lalu Ko Henry berbisik juga, kalo aku berani, ikatan kain pantai dilepas, aku pun langsung melepasnya. Kain pantainya tidak terbuka secara langsung di bagian depan, tapi dari belakang, dari sisi orang tersebut, bisa melihat belahan pantatku dari sela sandaran dan dudukan kursi. Sementara Mitha disuruh duduk menyamping menghadap ke orang itu, sambil seolah-olah tidak sengaja mengangkang, orang itu terlihat membetulkan tititnya, mungkin sudah ngaceng. Menurutku dengan posisi duduk Mitha yang menyamping, vaginanya jelas terlihat, lalu tali sabrina sebelah kiri pelan-pelan dengan gerakan tangan dan pundak, dibuat melorot sehingga putting keatas terlihat jelas. Kita lakukan ini sambil ngobrol santai tanpa ada beban apapun, namun aslinya juga bercampur-campur antara horny, tegang, dag dig dug, dan segalanya.

Almira berdiri lalu ke toilet di dalam mini market, disitu, dia menurunkan kembennya sampai putingnya tepat di atas kemben lalu membeli coklat di depan kasir, kasirnya terlihat memperhatikan dengan seksama putting Almira yang nongkrong. Sewaktu Almira ke dalam, aku sempat sedikit berdiri mengambil minuman di sisi meja Ko Henry, otomatis pantatku terlihat sama orang itu. Ko Henry menyuruhku duduk di tempat Almira, sambil memegangi kain pantai, aku pindah ke tempat duduk Almira, dari samping, orang itu bisa melihat pahaku seluruhnya, lalu melihat susuku dengan jelas karena memang aku tidak menarik tank top ini keatas, vaginaku makin basah saja. Setelah Almira keluar dan duduk di tempat dudukku, orang itu masuk ke dalam, ke toilet, mungkin menuntaskan hasratnya. Ketika orang tersebut masuk, Ko Henry meminta kain pantai yang jadi bawahanku, aku pun berdiri dan memberikannya, lalu dilipat dan ditaruh di paha Ko Henry. Aku duduk bottomless, ndak seberapa keliatan karena tank top turun sekali hampir menutupi pantat. Sebentar orang tersebut kembali dan duduk di tempat asalnya, dia kembali merokok sambil memperhatikan ke arah kita. Posisi Almira yang membelakangi orang itu, membuat Almira memelorotkan kembennya, sehingga susunya menggantung bebas, lega katanya. Baru sebentar, ada mobil masuk, Almira menaikkan kembali kembennya, kemudian ada orang turun dari mobil, aku mengenalinya sebagai temen seangkatan, sekelasku.

Aku menaikkan tank top lalu memanggilnya, menyapa, dia datang ke meja kita, disitu kita ngobrol sebentar, kebetulan sekelompok proyek akhir mata kuliah, kita ngobrol bentar sambil aku kenalin ke Almira, Mitha, karena aku dan Mitha ndak sejurusan, jadinya ndak kenal, lalu sama Ko Henry. Matanya melihat ke arah susu Mitha yang memang tali sabrina-nya melorot, kemudian karena menyambut uluran tangan temenku ini, Mitha jadi agak mengangkang sehingga vagina-nya lebih terlihat oleh orang yang duduk. Ketika ngobrol, tank top-ku melorot, karena memang ikatan belakangnya tidak di leher, semakin melorot, semakin memperlihatkan susuku, temenku melihatnya dengan gaya yang agak salah tingkah, memang dia ini termasuk pendiam, nerd, tapi jago banget kuliahnya. Aku biarkan dia melihat susuku, toh kalo ke kampus aku juga ndak pernah make daleman, beberapa temen juga pernah melihat susuku secara ndak sengaja. Semakin lama omongannya semakin tidak fokus, tentu saja karena melihat susuku, lalu dia pamit masuk membeli sesuatu, lalu dia kembali berjalan ke arahku dan berpamitan, sewaktu dia berpamitan, posisi tank top ku sudah kembali tergantung bebas seperti sebelumnya, susuku terlihat jelas.

Sesudah temenku pergi, orang yang duduk di belakang itu juga berkemas kemudian mengambil motor dan pergi. Setelah orang itu pergi, Ko Henry baru bilang, kalo sempat dengar obrolan orang itu di dalam, baterei hp-nya abis bis, dan di mini market itu ndak ada charger atau kabel punya karyawan mini market yang cocok, jadi dia ndak mungkin bisa ambil gambar. Aku langsung melepas ikatan tank topku, lalu meletakkan kedua kaki di pegangan kursi dan masturb, Almira menurunkan kembennya, dan menarik bagian bawah, Mitha melepas seluruh terusan Sabrina full. Kita memainkan vagina kita masing-masing, ndak tahan horny dari tadi di coffee shop. Setelah puas, masturb, kita diajak pulang oleh Almira, sebelumnya Ko Henry suruh aku buang sampah di dekat pintu kaca mini market, bebas spot CCTV. Tali tank top ku kembali diikatkan tetapi tidak full, susuku masih terlihat, lalu berjalan tanpa bawahan ke arah tempat sampah, membuang sisa bungkus makanan dan minuman, karena kurang pas membuang, ada botol yang jatuh, aku memungutnya sambil membelakangi kaca tersebut, dari dalam mas-mas melihat aksiku ini, vaginaku terlihat dari belakang sewaktu nungging memungut sampah, lalu berjalan masuk mobil. Sebelumnya Almira, Mitha dan Ko Henry sudah masuk, Mitha malah berjalan bugil masuk ke dalam mobil.

Kita menuju apartemen tempat Katrin dulu tinggal, lihat story temen-temen ya detilnya. Apartemen yang masih proses pembangunan dan sepi penghuni, sesampainya disitu, aku tidak memakai bawahan sama sekali, jalan masuk ke dalam unit apartemen di lantai 5, Almira dan Mitha masih memakai pakaiannya kembali. Sesampainya di dalam unit, kita langsung bugil, dan main dengan Ko Henry. Aku mengulum tititnya sementara Ko Henry meremas-remas susu Mitha dan Almira, sampai dengan ML dengan aku dan Mitha, sementara Almira masturb. Ketika Ko Henry mau sampai, aku suruh dia mencabut tititnya dari vagina Mitha, lalu aku minta Ko Henry menyemprotkan spermanya ke wajah plus tubuh aku dan Mitha. Almira membantu mengocok titit Ko Henry sampai mucrat banyak sekali ke wajahku, wajah Mitha dan di susu kita berdua. Sisa sperma dijilati oleh Almira, lalu aku dan Mitha berjalan keluar unit, berjalan-jalan di lorong apartemen sambil wajah dan tubuhkita berlumuran sperma Ko Henry. Di lantai ini hanya ada 3 penghuni termasuk unit kita. Kita berjalan mengendap-endap mengelilingi apartemen lantai 5 ini, trus masuk kembali. Cukup dag dig dug sih, kawatir ada salah satu penghuni keluar.

Keesokan harinya, kita diantar kembali ke kost-an, kali ini hanya bertiga dengan Ko Henry. Sesampainya di kost-an, Ko Henry aku ajak masuk dulu, toh masih jam 7 pagi. Jam 7.30, temen sekampus yang nerd semalam ketemu di mini market, datang ke kost-an ngasih tugas proyek mata kuliah untuk kusempurnakan. Aku suruh dia naik langsung ke kamarku, sementara itu Ko Henry memberi usul untuk menemui dia memakai kaos singlet aja, kucari kaos singlet yang ada, cukup longgar, susuku terlihat, lalu panjangnya separo pantat saja. Ketika aku membukakan pintu, dia terlihat kaget, lalu kusuruh masuk, duduk di lantai, disitu aku minta dia menjelaskan proyek yang dibuat, sambil berkeringat dia membuka laptopnya lalu menjelaskan kepadaku tentang yang dibuat sementara aku ada di sebelahnya, dia terlihat melirik aku, melihat susuku yang memang dengan mudah terlihat. Setelah menjelaskan, aku berdiri tepat di depan dia, aku menunduk untuk mengambil flash disk di dalam tasku yang terletak di bawah, Ko Henry yang mengawasi dari belakang, melihat dia memperhatikan vaginaku yang memang terlihat jelas. Setelah mengcopy data, dia pamit untuk meninggalkan kost-an ini. Vaginaku basah, dan langsung lanjut ML dengan Ko Henry. Di tengah ML, Mitha masuk ke kamarku, dalam kondisi bugil, ada temen cewek yang menyorakinya, karena dia bugil, sekilas temen cewek itu juga melihat aku yang sedang bugil mengulum dan mengurut titit Ko Henry. Kembali pagi itu, aku dan Mitha bergumul dengan Ko Henry, alhasil kita males ke kampus buat kuliah karena kecapekan.

Sekian sekilas cerita kita, nggak janji ada update, tapi semoga bisa update. Kisah ini benar terjadi, bagi yang percaya, syukurlah, nikmatilah, yang tidak percaya, keep silent ya… Hihihi…
Mantab sist,,
 
Repost Request Direct dari @monikaeksib : https://www.semprot.com/threads/another-story-of-exhibitionist-girls.1409033/page-2#post-1905352085

P.O.V. Monika

Hari ini kampus kita (aku dan Mitha) mengadakan event besar bakti sosial, alhasil seluruh kegiatan perkuliahan diliburkan. Bukan berarti just a day or two days off, tapi mendekati akhir semester, tugas mata kuliah sampai proyek pengganti UAS datang bertubi-tubi, di WAG kelas sedang ribut berdiskusi tentang tugas dan proyek ini, aku malas membaca-nya karena memang sedang malas berurusan dengan tugas-tugas ini. Mitha masuk ke kamarku, masih dalam kondisi bugil, aku pun juga sama, sedang bugil. Pokoknya kalau ada kesempatan bugil, kita pasti bugil, karena hal ini yang bikin kita berdua enjoy banget.

Sebentar leyeh-leyeh di ranjangku, Mitha mengajak untuk cuci pakaian barengan di atas. Kost kita berdua mirip seperti kost kita waktu di SMA yang berada di pulau seberang, di lantai 3,5 ada areal penjemuran pakaian yang cukup luas, kemudian ada 8 mesin cuci yang terbagi 2 masing-masing saling berhadapan dengan dibatasi tembok yang tingginya dimana aku dan Mitha berdiri pas di leher kita. Kost-an ini campur antara mahasiswa dan pekerja, sehingga ketika di pagi hari cenderung sepi karena semua pada melakukan aktivitas masing-masing. Cukup banyak mahasiswa/i sekampus dengan aku dan Mitha yang kost disini.

Aku bertanya ke Mitha, situasi di luar gimana, Mitha menjawab, mostly sudah pada pergi, ada yang kerja, ada yang pergi garap tugas, ada yang entah kemana karena kampus sedang off. Sekitar Pk. 08.30, kita berdua membawa pakaian kotor yang jumlahnya juga ndak terlalu banyak, naik ke lantai 3,5 untuk mencuci, tentu saja kita lakukan dengan berbugil ria, kita menggunakan mesin cuci yang menghadap ke areal penjemuran. Ketika kita sedang tengah-tengah mencuci, ada temen kost cowok yang naik keatas juga mau mencuci. Ketika dia membuka pintu kayu, masih ada pintu kasa yang harus dibuka supaya bisa keluar ke areal ini. Seketika, aku dan Mitha langsung mencari pakaian seadanya dan ketemulah singlet yang agak molor, belahannya cukup rendah dan panjangnya se-pantat, aku pakai, lalu Mitha menemukan terusan tank top kuning yang belahannya lumayan rendah, panjangnya sepantat, dan bagian samping longgar yang langsung kita pakai dengan tergesa-gesa.

Dia memakai mesin cuci yang berhadapan dengan kita, setelah saling menyapa sebentar, dia mencuci pakaiannya, Pakaian yang kita pakai secara mendadak ini masih basah dan baru selesai dari pengering. Tatapan mata dia seperti orang heran, sembari mencuci, kita sempat ngobrol sebentar, lalu mempersilahkan kita untuk menjemur. Ketika kita mengambil pakaian dari pengering, susuku dan susu Mitha terlihat jelas olehnya, aku melirik, dia begitu memperhatikan susu kita berdua. Kita lalu menjemur satu per satu pakaian kita, aku melihat dia semakin memperhatikan kita, apalagi untuk menjemur, kadang kita perlu berjinjit, dengan kondisi jinjit, pakaian yang kita gunakan tertarik keatas dimana pantat kita berdua jadi lebih terlihat. Aku melirik, dia sedang menunggu pakaian yang dicucinya di mesin pengering sambil memperhatikan kita. Putting kita ngecap di pakaian kita, dan seyakin-yakinnya, dia pasti sempat melihat vagina kita berdua. Ketika menjemur seprei yang cukup lebar, Mitha membantu dengan melipat seperei tersebut jadi 2 bagian, hal ini membuat kita agak menunduk, dia pasti bisa melihat susu Mitha dan vaginaku karena posisi Mitha menghadap ke dia dan posisiku membelakangi dia. Setelah selesai menjemur, kita pamit ke dia untuk kembali ke kamar kita.

Sesampainya di kamar, vagina kita berdua basah karena peristiwa barusan, lalu kita mandi di kamar mandi masing-masing untuk membersihkan diri. Seusai mandi, aku mendapati WA dari temen sekampus yang nerd, dia menanyakan kelanjutan tugas yang sudah diserahkan kemarin, untunglah aku sudah menyelesaikan dan hanya kurang mencetak, menjilid dan mengumpulkan di pos satpam kampus. Setelah kuberi penjelasan seperti itu, dia memintaku untuk mengirimkan email agar bisa dicetak, karena horny gegara kejadian cuci mencuci diatas tadi, timbul keisenganku, alih-alih mengirimkan email, aku pun mengajak dia untuk mencetak di percetakan dan menjilid sekalian, dia pun setuju dan meluncur ke kost-anku.

Aku mengajak Mitha ikut serta menemani, Mitha tidak keberatan dengan rencanaku, aku memakai terusan tank top yang pendek sekali, belahan dada rendah, serta longgar, kemudian Mitha memakai hem pendek tanpa lengan yang kuikat di pusar, hanya 1 kancing yang kupasang sehingga belahan dadaku begitu terlihat, sedangkan bawahannya aku memakai rok mini sekali. Ketika dia sampai dan mengabarkan via WA, kita berdua pun turun. Aku duduk di depan, Mitha di belakang. Dia terlihat kaget dengan kehadiran kita, aku jelaskan kalo Mitha mau sekalian ke percetakan, terlebih lagi ketika aku duduk, tanpa disadari vaginaku langsung terlihat namun karena dia di sampingku, dia tidak bisa langsung melihat. Dia begitu tegang, Mitha yang duduk di belakangnya mengirimkan WA ke aku kalau dari samping susuku bisa terlihat dengan jelas, dia sering melirik ke arahku untuk mengintip susuku.

Sambil berbincang, aku pun menyadari hal tersebut, tatapan matanya mengarah ke susuku, akhirnya kuberanikan diri untuk nanya…

Aku : kamu kenapa kok lirik-lirik aku terus, naksir ya
Dia : eh.. enggak…

Aku : oh jadi ndak naksir aku
Dia : eh gimana ya…

Aku : oh aku tau kamu ngintipin susuku ya, keliatan ya
Dia : eh iya keliatan, eh… maaf

Aku : oh gitu aja grogi, nggak apa-apa
Dia : hah ? iya ta ? kamu ndak make daleman

Aku : iya aku ndak suka make daleman, aku ndak pernah make BH dan CD kecuali mens
Dia : hah ? eh… trus keliatan

Aku : iya, kamu belum pernah liat langsung punya cewek ya
Dia : eh sudah kemarin

Aku : kapan ?
Dia : eh maaf pas di kamarmu

Aku : oh liat punyaku juga ?
Dia : iya eh maaf… maaf

Aku : sebelumnya ndak pernah liat ya ?
Dia : iya

Aku : oh gitu, nih aku lihatin yang lebih jelas ya
Dia : hah ? maksudnya…

Aku lalu menurunkan tali tank top seketika susu kanan terlihat dengan jelas, lalu gantian sebelah kiri, dia jadi ndak konsen mengemudi, sambil sesekali melihat ke arahku.

Aku : nih.. liat aja ya, jangan bilang siapa-siapa, ndak bole pegang
Dia : eh.. iya

Lalu aku duduk menyamping menghadap dia sambil ngangkang dan menarik bagian bawah terusan ini, dia langsung melihat ke arah vaginaku.

Aku : nih, daripada kepo, lihat aja

Dia langsung menatap susu dan vaginaku, Mitha bergeser ke belakang kursiku, lalu mengatakan hal yang sama ke dia

Mitha : mau cuman lihat punya Monika aja, nggak mau lihat punyaku
Dia : eh mau.. eh…

Waktu itu pas berhenti di traffic light yang padat, Mitha melepas hem-nya menjadi topless, melihat hal ini, aku menarik keatas terusanku ini menjadi bugil.

Aku : sekalian ya bugil, nanggung…
Mitha : aku juga

Lalu Mitha melepas rok mini-nya dan ngangkang, dia melihat tanpa kedip, apalagi aku mencubit bibir vaginaku agar klitorisku makin muncul. Aku melihat tititnya ngaceng.

Aku : -sambil meraba tititnya- kalo yang ini pernah dipegang cewek ndak
Dia : belum eh…

Aku : hhmmm… udah keras nih, terangsang ya
Dia : eh iya…

Aku lalu membuka resletingnya, mengeluarkan tititnya, lalu mengocoknya perlahan-lahan sambil dia mengemudi.

Aku : enak ndak…

Dia : enak… eh…
Aku : sering ngocok ndak ?

Dia : endak…
Aku : makanya punya cewek donk…

Nggak sampek 5 menit, tititnya sudah mengeluarkan sperma, cukup banyak, mengenai tititnya, cdnya, celana jeans-nya dan tanganku. Aku melap tititnya dengan tissue, sesampainya di tempat percetakan, dia membersihkan sisa sperma di celana, habis banyak tissue yang digunakan, lalu aku menyuruhnya turun untuk mencetak, sementara aku dan Mitha bugil di mobil. Kondisi siang, kaca mobil tidak terlalu gelap, rasanya kaca film 60% dan kita bugil di dalamnya. Selesai mencetak dan menjilid, di tempat yang sama, kita kembali ke kost-an, memakai kembali pakaian kita, lalu dia pamit pulang. Aku sedikit mengancam, tidak memperbolehkan untuk menceritakan hal ini kepada siapapun, kalo diceritakan, aku akan menceritakan bentuk dan panjang tititnya dan hanya sebentar dikocok sudah muncrat spermanya. Dengan ketakutan, dia setuju dengan apa yang kusampaikan ini.

Ketika di kost-an, kita berdua kembali bugil, sambil melap vagina kita yang basah, Mitha datang ke kamar, ngajak ngambil pakaian yang dicuci dan dijemur, aku pun setuju, kita naik keatas sambil bugil, mengambil pakaian, tidak disangka, kita kembali ketemu dengan cowok yang bersama mencuci tadi pagi, kita kaget, menutupkan pakaian yang kita ambil ke tubuh kita, dia pun memperhatikan sambil keheranan, lalu kita cepat-cepat pamit dan turun kembali ke kamar, dia pasti melihat pantat kita berdua dari belakang. Tambah basah vagina kita karena hal ini, tetapi kita puas melakukan hal ini, ada sensasi tersendiri ketika melakukan.

Sore menjelang malam, Ko Henry datang ke kost-an bersama dengan Felicia yang memakai terusan kemben warna putih yang mini sekali. Mereka mengajak kita ke mall untuk sekedar makan, aku memakai hem panjang tanpa lengan, 2 kancing atas tidak terpasang, belahan samping cukup tinggi sampai mendekati perut, sehingga pahaku terekspose maksimal. Mitha memakai kaos you can see dengan bagian samping yang lebar sekali. Di mall kecil tersebut, kita hanya makan di sisi outdoor café yang menjual makanan berjenis steak, waiter mencuri pandang melihat ke arah susuku yang memang terlihat ketika dia berdiri dan susu Mitha yang dari samping terlihat jelas. Lalu lanjut di sebuah coffee shop kekinian yang terletak di pinggir jalan raya besar. Kita berempat duduk di bagian outdoor langsung menghadap ke jalan raya, Mitha dan Felicia di samping kiri dan kanan, belakangku adalah kaca yang berbatasan dengan kasir, lalu di depanku adalah Ko Henry.

Dari dalam kasir kalo melihat ke arah kita, bisa melihat susu Mitha secara langsung, dari sisi samping kanan, pengunjung bisa melihat ke arah susuku kalo memang aware. Suasana masih lumayan rame, jalanan juga masih banyak mobil melintas. Ko Henry menyuruhku melepas semua kancing satu per satu, perlahan-lahan supaya tidak mencolok. Aku pun mengikuti keinginannya, ditambah horny sedari pagi tadi, membuatku semakin nekat. Mitha dan Felicia duduk langsung dengan pantat di kursi, aku pikir cukup disini, ternyata tidak, Ko Henry menyuruhku perlahan mengeluarkan kedua tanganku dari terusan hem ini, cukup sulit dengan memperhatikan kondisi sekitar supaya tidak menarik perhatian, setelah 15 menit an baru berhasil, sekarang hem-nya hanya menggantung di kedua pundak, tubuh bagian depan terbuka seluruhnya.

Tidak lama setelah aku berhasil mengeluarkan kedua tangan, Ko Henry mengajak kita untuk pulang. Dengan kedua tangan memegang terusan hem ini di pundak, aku berdiri dan berjalan keluar melewati pengunjung yang masih ada di meja samping kita, suasana remang-remang memang mendukung action ini, nampaknya mereka menyadari karena seketika kita lewat, mereka terdiam, kita berjalan cepat ke arah mobil yang memang terparkir di dekat kita.

Setelah dari coffee shop kita ke rumah Fenty, cuaca kebetulan sedang hujan, sesampai nya di rumah Fenty, semua temen-temen sedang berkumpul disana, aku yang tidak tahan, langsung menyerang Ko Henry dan berakhir dengan ML yang menggebu-gebu.

Sekian sedikit update, mulustrasi sedang dicari, cukup sulit, jika ada, akan diupdate kembali. Salam sehat…
 
Repost Request Direct dari @monikaeksib : https://www.semprot.com/threads/another-story-of-exhibitionist-girls.1409033/page-2#post-1905352085

P.O.V. Monika

Hari ini kampus kita (aku dan Mitha) mengadakan event besar bakti sosial, alhasil seluruh kegiatan perkuliahan diliburkan. Bukan berarti just a day or two days off, tapi mendekati akhir semester, tugas mata kuliah sampai proyek pengganti UAS datang bertubi-tubi, di WAG kelas sedang ribut berdiskusi tentang tugas dan proyek ini, aku malas membaca-nya karena memang sedang malas berurusan dengan tugas-tugas ini. Mitha masuk ke kamarku, masih dalam kondisi bugil, aku pun juga sama, sedang bugil. Pokoknya kalau ada kesempatan bugil, kita pasti bugil, karena hal ini yang bikin kita berdua enjoy banget.

Sebentar leyeh-leyeh di ranjangku, Mitha mengajak untuk cuci pakaian barengan di atas. Kost kita berdua mirip seperti kost kita waktu di SMA yang berada di pulau seberang, di lantai 3,5 ada areal penjemuran pakaian yang cukup luas, kemudian ada 8 mesin cuci yang terbagi 2 masing-masing saling berhadapan dengan dibatasi tembok yang tingginya dimana aku dan Mitha berdiri pas di leher kita. Kost-an ini campur antara mahasiswa dan pekerja, sehingga ketika di pagi hari cenderung sepi karena semua pada melakukan aktivitas masing-masing. Cukup banyak mahasiswa/i sekampus dengan aku dan Mitha yang kost disini.

Aku bertanya ke Mitha, situasi di luar gimana, Mitha menjawab, mostly sudah pada pergi, ada yang kerja, ada yang pergi garap tugas, ada yang entah kemana karena kampus sedang off. Sekitar Pk. 08.30, kita berdua membawa pakaian kotor yang jumlahnya juga ndak terlalu banyak, naik ke lantai 3,5 untuk mencuci, tentu saja kita lakukan dengan berbugil ria, kita menggunakan mesin cuci yang menghadap ke areal penjemuran. Ketika kita sedang tengah-tengah mencuci, ada temen kost cowok yang naik keatas juga mau mencuci. Ketika dia membuka pintu kayu, masih ada pintu kasa yang harus dibuka supaya bisa keluar ke areal ini. Seketika, aku dan Mitha langsung mencari pakaian seadanya dan ketemulah singlet yang agak molor, belahannya cukup rendah dan panjangnya se-pantat, aku pakai, lalu Mitha menemukan terusan tank top kuning yang belahannya lumayan rendah, panjangnya sepantat, dan bagian samping longgar yang langsung kita pakai dengan tergesa-gesa.

Dia memakai mesin cuci yang berhadapan dengan kita, setelah saling menyapa sebentar, dia mencuci pakaiannya, Pakaian yang kita pakai secara mendadak ini masih basah dan baru selesai dari pengering. Tatapan mata dia seperti orang heran, sembari mencuci, kita sempat ngobrol sebentar, lalu mempersilahkan kita untuk menjemur. Ketika kita mengambil pakaian dari pengering, susuku dan susu Mitha terlihat jelas olehnya, aku melirik, dia begitu memperhatikan susu kita berdua. Kita lalu menjemur satu per satu pakaian kita, aku melihat dia semakin memperhatikan kita, apalagi untuk menjemur, kadang kita perlu berjinjit, dengan kondisi jinjit, pakaian yang kita gunakan tertarik keatas dimana pantat kita berdua jadi lebih terlihat. Aku melirik, dia sedang menunggu pakaian yang dicucinya di mesin pengering sambil memperhatikan kita. Putting kita ngecap di pakaian kita, dan seyakin-yakinnya, dia pasti sempat melihat vagina kita berdua. Ketika menjemur seprei yang cukup lebar, Mitha membantu dengan melipat seperei tersebut jadi 2 bagian, hal ini membuat kita agak menunduk, dia pasti bisa melihat susu Mitha dan vaginaku karena posisi Mitha menghadap ke dia dan posisiku membelakangi dia. Setelah selesai menjemur, kita pamit ke dia untuk kembali ke kamar kita.

Sesampainya di kamar, vagina kita berdua basah karena peristiwa barusan, lalu kita mandi di kamar mandi masing-masing untuk membersihkan diri. Seusai mandi, aku mendapati WA dari temen sekampus yang nerd, dia menanyakan kelanjutan tugas yang sudah diserahkan kemarin, untunglah aku sudah menyelesaikan dan hanya kurang mencetak, menjilid dan mengumpulkan di pos satpam kampus. Setelah kuberi penjelasan seperti itu, dia memintaku untuk mengirimkan email agar bisa dicetak, karena horny gegara kejadian cuci mencuci diatas tadi, timbul keisenganku, alih-alih mengirimkan email, aku pun mengajak dia untuk mencetak di percetakan dan menjilid sekalian, dia pun setuju dan meluncur ke kost-anku.

Aku mengajak Mitha ikut serta menemani, Mitha tidak keberatan dengan rencanaku, aku memakai terusan tank top yang pendek sekali, belahan dada rendah, serta longgar, kemudian Mitha memakai hem pendek tanpa lengan yang kuikat di pusar, hanya 1 kancing yang kupasang sehingga belahan dadaku begitu terlihat, sedangkan bawahannya aku memakai rok mini sekali. Ketika dia sampai dan mengabarkan via WA, kita berdua pun turun. Aku duduk di depan, Mitha di belakang. Dia terlihat kaget dengan kehadiran kita, aku jelaskan kalo Mitha mau sekalian ke percetakan, terlebih lagi ketika aku duduk, tanpa disadari vaginaku langsung terlihat namun karena dia di sampingku, dia tidak bisa langsung melihat. Dia begitu tegang, Mitha yang duduk di belakangnya mengirimkan WA ke aku kalau dari samping susuku bisa terlihat dengan jelas, dia sering melirik ke arahku untuk mengintip susuku.

Sambil berbincang, aku pun menyadari hal tersebut, tatapan matanya mengarah ke susuku, akhirnya kuberanikan diri untuk nanya…

Aku : kamu kenapa kok lirik-lirik aku terus, naksir ya
Dia : eh.. enggak…

Aku : oh jadi ndak naksir aku
Dia : eh gimana ya…

Aku : oh aku tau kamu ngintipin susuku ya, keliatan ya
Dia : eh iya keliatan, eh… maaf

Aku : oh gitu aja grogi, nggak apa-apa
Dia : hah ? iya ta ? kamu ndak make daleman

Aku : iya aku ndak suka make daleman, aku ndak pernah make BH dan CD kecuali mens
Dia : hah ? eh… trus keliatan

Aku : iya, kamu belum pernah liat langsung punya cewek ya
Dia : eh sudah kemarin

Aku : kapan ?
Dia : eh maaf pas di kamarmu

Aku : oh liat punyaku juga ?
Dia : iya eh maaf… maaf

Aku : sebelumnya ndak pernah liat ya ?
Dia : iya

Aku : oh gitu, nih aku lihatin yang lebih jelas ya
Dia : hah ? maksudnya…

Aku lalu menurunkan tali tank top seketika susu kanan terlihat dengan jelas, lalu gantian sebelah kiri, dia jadi ndak konsen mengemudi, sambil sesekali melihat ke arahku.

Aku : nih.. liat aja ya, jangan bilang siapa-siapa, ndak bole pegang
Dia : eh.. iya

Lalu aku duduk menyamping menghadap dia sambil ngangkang dan menarik bagian bawah terusan ini, dia langsung melihat ke arah vaginaku.

Aku : nih, daripada kepo, lihat aja

Dia langsung menatap susu dan vaginaku, Mitha bergeser ke belakang kursiku, lalu mengatakan hal yang sama ke dia

Mitha : mau cuman lihat punya Monika aja, nggak mau lihat punyaku
Dia : eh mau.. eh…

Waktu itu pas berhenti di traffic light yang padat, Mitha melepas hem-nya menjadi topless, melihat hal ini, aku menarik keatas terusanku ini menjadi bugil.

Aku : sekalian ya bugil, nanggung…
Mitha : aku juga

Lalu Mitha melepas rok mini-nya dan ngangkang, dia melihat tanpa kedip, apalagi aku mencubit bibir vaginaku agar klitorisku makin muncul. Aku melihat tititnya ngaceng.

Aku : -sambil meraba tititnya- kalo yang ini pernah dipegang cewek ndak
Dia : belum eh…

Aku : hhmmm… udah keras nih, terangsang ya
Dia : eh iya…

Aku lalu membuka resletingnya, mengeluarkan tititnya, lalu mengocoknya perlahan-lahan sambil dia mengemudi.

Aku : enak ndak…

Dia : enak… eh…
Aku : sering ngocok ndak ?

Dia : endak…
Aku : makanya punya cewek donk…

Nggak sampek 5 menit, tititnya sudah mengeluarkan sperma, cukup banyak, mengenai tititnya, cdnya, celana jeans-nya dan tanganku. Aku melap tititnya dengan tissue, sesampainya di tempat percetakan, dia membersihkan sisa sperma di celana, habis banyak tissue yang digunakan, lalu aku menyuruhnya turun untuk mencetak, sementara aku dan Mitha bugil di mobil. Kondisi siang, kaca mobil tidak terlalu gelap, rasanya kaca film 60% dan kita bugil di dalamnya. Selesai mencetak dan menjilid, di tempat yang sama, kita kembali ke kost-an, memakai kembali pakaian kita, lalu dia pamit pulang. Aku sedikit mengancam, tidak memperbolehkan untuk menceritakan hal ini kepada siapapun, kalo diceritakan, aku akan menceritakan bentuk dan panjang tititnya dan hanya sebentar dikocok sudah muncrat spermanya. Dengan ketakutan, dia setuju dengan apa yang kusampaikan ini.

Ketika di kost-an, kita berdua kembali bugil, sambil melap vagina kita yang basah, Mitha datang ke kamar, ngajak ngambil pakaian yang dicuci dan dijemur, aku pun setuju, kita naik keatas sambil bugil, mengambil pakaian, tidak disangka, kita kembali ketemu dengan cowok yang bersama mencuci tadi pagi, kita kaget, menutupkan pakaian yang kita ambil ke tubuh kita, dia pun memperhatikan sambil keheranan, lalu kita cepat-cepat pamit dan turun kembali ke kamar, dia pasti melihat pantat kita berdua dari belakang. Tambah basah vagina kita karena hal ini, tetapi kita puas melakukan hal ini, ada sensasi tersendiri ketika melakukan.

Sore menjelang malam, Ko Henry datang ke kost-an bersama dengan Felicia yang memakai terusan kemben warna putih yang mini sekali. Mereka mengajak kita ke mall untuk sekedar makan, aku memakai hem panjang tanpa lengan, 2 kancing atas tidak terpasang, belahan samping cukup tinggi sampai mendekati perut, sehingga pahaku terekspose maksimal. Mitha memakai kaos you can see dengan bagian samping yang lebar sekali. Di mall kecil tersebut, kita hanya makan di sisi outdoor café yang menjual makanan berjenis steak, waiter mencuri pandang melihat ke arah susuku yang memang terlihat ketika dia berdiri dan susu Mitha yang dari samping terlihat jelas. Lalu lanjut di sebuah coffee shop kekinian yang terletak di pinggir jalan raya besar. Kita berempat duduk di bagian outdoor langsung menghadap ke jalan raya, Mitha dan Felicia di samping kiri dan kanan, belakangku adalah kaca yang berbatasan dengan kasir, lalu di depanku adalah Ko Henry.

Dari dalam kasir kalo melihat ke arah kita, bisa melihat susu Mitha secara langsung, dari sisi samping kanan, pengunjung bisa melihat ke arah susuku kalo memang aware. Suasana masih lumayan rame, jalanan juga masih banyak mobil melintas. Ko Henry menyuruhku melepas semua kancing satu per satu, perlahan-lahan supaya tidak mencolok. Aku pun mengikuti keinginannya, ditambah horny sedari pagi tadi, membuatku semakin nekat. Mitha dan Felicia duduk langsung dengan pantat di kursi, aku pikir cukup disini, ternyata tidak, Ko Henry menyuruhku perlahan mengeluarkan kedua tanganku dari terusan hem ini, cukup sulit dengan memperhatikan kondisi sekitar supaya tidak menarik perhatian, setelah 15 menit an baru berhasil, sekarang hem-nya hanya menggantung di kedua pundak, tubuh bagian depan terbuka seluruhnya.

Tidak lama setelah aku berhasil mengeluarkan kedua tangan, Ko Henry mengajak kita untuk pulang. Dengan kedua tangan memegang terusan hem ini di pundak, aku berdiri dan berjalan keluar melewati pengunjung yang masih ada di meja samping kita, suasana remang-remang memang mendukung action ini, nampaknya mereka menyadari karena seketika kita lewat, mereka terdiam, kita berjalan cepat ke arah mobil yang memang terparkir di dekat kita.

Setelah dari coffee shop kita ke rumah Fenty, cuaca kebetulan sedang hujan, sesampai nya di rumah Fenty, semua temen-temen sedang berkumpul disana, aku yang tidak tahan, langsung menyerang Ko Henry dan berakhir dengan ML yang menggebu-gebu.

Sekian sedikit update, mulustrasi sedang dicari, cukup sulit, jika ada, akan diupdate kembali. Salam sehat…
Menarik bgt sist story nya.. lanjutkn..
 
Direct Request dari @monikaeksib : https://www.semprot.com/threads/another-story-of-exhibitionist-girls.1409033/page-3#post-1905360813

P.O.V. Monika

Pagi ini bangun dengan rasa malas, terutama kebangun karena panggilan alam, sedangkan jadwal kuliah jam 1 siang nanti. Masih jam 5.20 pagi, suasana kost masih sepi, kebanyakan masih bersiap di kamar masing-masing. Dengan bugil, aku keluar kamar dan menyeberang ke kamar Mitha, mengetuk beberapa kali, barulah dibuka dengan mata sayup-sayup setengah melek, bugil ? of course, full naked. Aku mengajak Mitha untuk ke mini market membeli camilan, aku kelaparan dan stok camilan di aku dan Mitha sama-sama abis. Sedikit ogah, Mitha mau menemaniku ke mini market, katanya sekalian membeli camilan juga, barangkali bisa eksib katanya.

Aku memakai kaos singlet putih yang panjang, bagian samping lebar tanpa apa-apa lagi di dalamnya. Susuku yang imut terlihat dari samping, putingku samar-samar terlihat dari tipisnya singlet ini. Mitha memakai kemben putih yang hanya menutup bagian susunya, dan kain pantai warna putih yang diikat samping di bagian pinggang. Susu dan putingnya terlihat nongol, oya Mitha melapisi dengan bolero pendek. Kita mau naik mobil atau pinjam motor, kebetulan ada cowok yang naik mau mencuci, kita langsung samperin untuk pinjam motornya, dia terlihat kaget karena disuguhin susu 2 cewek di pagi-pagi ini. Of course karena susu, dia meminjamkan motornya buat kita. Jarak mini market tidak terlalu jauh dan masih berada dalam kompleks yang kita tempati, dinginnya udara pagi membuat putting kita semakin mengeras, Mitha yang mengendarai motor ini, aku yang dibonceng, tentu saja ketika duduk di boncengan, vaginaku terlihat. Kita melewati beberapa orang yang sedang berolahraga sepeda, mereka tentu saja melihat ke arah kita.


Sesampainya di mini market, kita masuk dan membeli camilan, situasi tidak ada pengunjung kecuali kita namun beberapa saat kemudian, ada beberapa pengunjung yang juga membeli sesuatu di mini market ini. Mereka terlihat mengawasi kita yang sedang berbelanja aneka makanan ringan, kita cuek menunduk, menungging, untuk mengambil beberapa barang belanjaan begitu pula sewaktu di kasir, susu dan vagina kita pastilah terlihat dengan jelas dari orang yang mengantri di belakang kita dan di samping kita yang sedang bertransaksi di kasir sebelah. Tatapan kasir sama kagetnya, pagi-pagi disuguhin 2 susu cewek, meski tidak terlalu besar tetapi aku yakin membuat mereka horny. Setelah berbelanja, kita makan roti sebentar di kursi depan mini market, beberapa pengunjung yang datang dan memarkirkan motornya terlihat melihat ke arah kita karena susu dan vagina kita terlihat, iseng, ketika ada pengunjung yang datang, aku mengangkangkan kakiku sedikit yang otomatis vaginaku terlihat dengan bebas, kita berdua terlihat seperti cewek baru bangun tidur dengan baju tidur pergi ke mini market. Biasanya kita ke mini market malam hari, sekarang berdua di pagi-pagi hari.

Setelah selesai makan roti, kita kembali ke kost, Mitha mengusulkan agar aku duduk menyamping, wah benar juga dengan duduk menyamping, vaginaku lebih bebas dan pakaianku sedikit terbang-terbang terkena angin yang terkadang vaginaku terlihat jelas bagi orang yang ada di samping kita. Ketika masuk blok tempat kost-kost-an kita, aku lihat cukup sepi, lalu aku menarik kemben Mitha ke bawah sehingga susunya terlihat dan aku menurunkan kedua tali kaos singletku, mendadak mendekati kost-kost-an, ada salah satu rumah yang mobilnya keluar, aku langsung mendekap tubuh Mitha dan menutup boleronya sampai di depan kost, dengan tertawa terbahak-bahak, di depan kost kita benerin pakaian kita. Sebelum ke kamar, kita ke lantai 2 tempat cowok untuk mengembalikan kunci motor, kemben Mitha agak turun, putingnya nyaris terlihat ketika mengembalikan kunci motor, lalu kita naik ke lantai 3 tempat kamar kost-ku dan Mitha, di tangga naik, kita melepas outfit kita menjadi bugil sampai masuk kamar, vagina kita basah semua.

Sekitar jam 11, Mitha mengajak berangkat ke kampus, kebetulan kuliah kita sama-sama jam 1, lalu sebelum kuliah kita bisa makan siang dulu di kampus. Horny karena eksib tadi pagi belum tersalurkan, aku memakai terusan sabrina yang panjangnya se-paha, tidak bisa terlalu sexy jika ke kampus, namun terusan sabrina ini berpotongan dada cukup rendah sampai mendekati susuku, memiliki karet namun karena susuku yang kecil, dengan adanya karet ini makin terlihat menggembung sehingga susuku mudah untuk dilihat, aku melapisi dengan bolero. Mitha memakai terusan hem yang panjangnya sepaha, bagian samping kiri dan kanan ada resletingnya sampai pinggang.


Sesampainya di kantin dan memesan makanan, kita bergabung duduk dengan beberapa teman-teman sekelas, ada cowok, ada cewek, yang cowok mengamati arah susuku, juga susu Mitha, karena Mitha melepas 2 kancing karena kepanasan, aku melepas bolero, memang kantin tidak ada AC-nya. Ketika sedikit menunduk untuk memakan makanan kita, susu kita lebih terlihat lagi dari samping, apalagi disampingku temen cowok, ketika ada orang yang berdiri di sampingku, jelas sekali dapat melihat susuku, beberapa teman cowok, mengajak-ku ngobrol sambil dia berdiri. Mendekati jam 1, kita masuk ke kelas masing-masing, aku dan Mitha berpisah. Di kelas, aku mendapat tempat duduk di pojok belakang sendiri, kebetulan mata kuliahnya teori, dosennya tua dan pembawaannya membosankan. Karena jumlah pesertanya banyak, kelasnya pun lumayan besar, dan bermodel teater, ditambah physical distancing, jarakku dengan dosen jadi cukup jauh, sehingga jangkauan pandangan ke arahku pun juga terbatas, di kelas teater ini mempunyai meja panjang yang cukup tinggi sehingga tubuh kita mostly tertutup meja, tidak lama ada 1 temen cowok duduk di sebelahku, ketika mau duduk, sepertinya dia melihat susuku, dia tersenyum.

Aku membuka laptop, untuk menutupi aktivitasku dari jangkauan mata dengan dosen, dimana rata-rata banyak mahasiswa juga melakukan hal yang sama. Ketika kelas dimulai, aku melihat beberapa temen di sebelah temen cowok, keluar satu per satu, biasanya mereka akan masuk mendekati waktu berakhirnya kuliah karena dosen akan mengabsen satu per satu, sehingga suasana di belakang menjadi sepi. Aku membaca novel yang ditutupi oleh laptop, namun sebentar temen cowok di sebelah, mengirimkan kertas dengan cara menggeser, disitu terjadilah percakapan jaman kuno

Dia : Mon, boring ya

Aku : iya, boring banget, makanya aku tinggal baca novel
Dia : iya, aku ndak ada bahan bacaan, internet kampus juga lemot nih wifinya

Aku : oya, aku ndak nyoba sih
Dia : Mon, nanya ya, jangan ngambek

Aku : iya, napa emang ?
Dia : kamu ada cowok ?

Aku : enggak
Dia : ooo… oke

Aku : kepo ih… hehehehe
Dia : nanya lagi ya, kamu ndak make BH ?

Aku : -dengan gestur mikir, wah kesempatan nih- emang kenapa
Dia : nanya aja kok

Aku : kalo iya napa, kalo ndak napa
Dia : ndak apa-apa, kayaknya aku tadi liat payudaramu, sorry

Aku : oya, iya aku ndak make BH
Dia : wow, berani banget kamu

Aku : payudaraku kecil, ndak ada yang suka palingan
Dia : aku suka, payudaramu bagus

Aku : thanks, jangan bilang-bilang ya
Dia : iya oke, laen kali kalo ndak make BH, bilang-bilang ya, aku mau liat lage

Aku : yee, maunya
Dia : hehehe… aku pengen liat lagi

Aku : cari cewek sono
Dia : sama kamu aja

Aku : emoh… hehehe
Dia : aku ndak pernah liat payudara cewek secara langsung, jadi pengen liat lagi

Aku : makanya cari cewe donk…
Dia : bole ndak aku liat lagi, ke kamar mandi yuk atau ke auditorium, janji ga bilang-bilang

Aku : -dengan nekat- hhmmm… kenapa ndak disini aja
Dia : disini ? gimana caranya ?

Aku : janji ga bilang-bilang ya
Dia : iya aku janji, suer

Aku duduk agak bersender agak ke bawah, hanya wajahku terlihat dari balik laptop, kemudian aku melepas boleroku perlahan-lahan yang di sisi sebelah kanan, lalu aku menurunkan sabrinaku sampai di siku, susuku sebelah kanan terlihat sempurna. Dengan agak miring, dia melihat susuku sebelah kanan yang terbuka bebas.

Dia : wah nekat banget, bagus banget payudaramu
Aku : udah ya cukup, jangan punya keinginan buat megang, awas

Dia : yah kok ditutup, pengen lihat dua-duanya
Aku : wah kurang ya,

Dia : pengen lihat lebih lama, dua-duanya donk
Aku : awas ya minta lagi

Aku melepas bolero sisi kiri, lalu aku menurunkan kedua sisi sabrinaku turun sampai di siku, kedua susuku terlihat bebas, dari depan tertutupi laptop. Aku mencubit putingku, sementara vaginaku tambah basah, lalu aku menurunkan terus kedua sabrinaku sampai terlepas dari kedua tanganku, topless. Dia makin panas, makin tegang.

Dia : Payudaramu bagus, putingnya bagus, putih dan pink. Kamu keren dan nekat deh, salut.
Aku : thanks, udah ya

Lalu aku menarik keatas sabrinaku tapi belum memasukkan kembali ke tangan. Dia menyodori kembali kertas :

Dia : sorry kepo, kalo bawahnya make underwear ndak

Aku : nah kan ngelunjak, tebak aja
Dia : make ya

Aku : jangan bilang ndak pernah liat vagina cewek secara langsung, jadi sekarang mau lihat
Dia : hahaha… kamu cenayang deh

Aku : udah cukup liatnya ya
Dia : nanggung, 50%, pengen 100%, bawahnya donk

Aku : yeee… kamu sapa mau liat-liat
Dia : ayolah, nanggung nih, aku kepo, kamu make underwear ndak

Aku : kalo ndak kenapa
Dia : buktiin, liat donk

Aku : ndak usah modus deh
Dia : iya, sorry, aku pengen liat, ijinin donk

Aku : awas ya macem-macem, awas bilang-bilang
Dia : iya suer, just for me

Aku lalu bergeser mendekati tembok lalu duduk menyamping, tak lupa membetulkan posisi laptop agar tetap tertutupi sambil pandangan mengarah ke depan. Aku menarik keatas bagian bawah sabrinaku, lalu sedikit mengangkang terlihatlah vaginaku yang gundul plontos ini, plus basah. Dia melihatnya dengan seksama ke arah vaginaku, lalu karena horny yang sangat, aku sedikit menarik bagian belakang sabrinaku supaya lebih terbuka, pantat aku langsung duduk di kursi kuliah ini sehingga bagian depan lebih mudah diangkat, dia masih melihat dengan seksama, tanpa diminta, aku memegang vaginaku, lalu membuka bibirnya membuat dia melongo, ketika aku melakukan hal ini, sabrinaku sedikit melorot memperlihatkan susuku, sekalian aja aku turunin sabrinaku di perut sehingga susu dan vaginaku terlihat seluruhnya yang membuat dia semakin melongo dan geleng-geleng kepala. Dia memberi isyarat jempol, tanda menyukai susu dan vagina serta kenekatanku. Aku mau semakin nekat, dengan melepas sabrina ini secara full, tapi ada temen yang tadi keluar beberapa saat, kembali, tidak terasa waktu kuliah hampir habis. Dengan secepat kilat, aku menarik sabrinaku keatas dan duduk kembali semula. Setelah jam kuliah berakhir, dia menghampiriku, ingin mengantar pulang ke kost tapi aku menolaknya dengan halus. Aku mengatakan sudah janji dengan Mitha untuk pergi ke mall.

Aku bertemu dengan Mitha dan menceritakan kejadian barusan, Mitha tertawa terbahak-bahak dan memberi 2 jempol atas apa yang aku lakukan, suatu kejadian yang memang tidak terduga sama sekali. Mitha mengatakan, kenapa ndak mau diantar ke kost, bisa bugil di depan dia, aku katakan ndak seru, seruan tadi di kelas. Aku dan Mitha lanjut ke mall, mau berbelanja beberapa kebutuhan yang memang harus dibeli. Aku melepas boleroku, Mitha melepas resleting di kiri dan kanan, sehingga pahanya terlihat sampai hampir pinggang, lalu melepas 2 kancing atas. Ketika berbelanja, aktivitas yang dilakukan ya seperti biasa, nungging, jongkok, tapi karena memang outfit kita agak panjang, yang terlihat hanya susu kita saja. Mendengar ceritaku tadi, Mitha juga ikut horny, ditambah kejadian tadi pagi juga belum tersalurkan, akhirnya Mitha melepas 2 kancing bawah namun dengan seperti ini, juga tidak terlihat bagian bawah tubuhnya, hanya lebih terlihat belahan di bagian pahanya. Agak sore kita beranjak pulang menuju ke kost, mandi dan beristirahat.

Sementara sedari tadi temen cowok yang melihat susu dan vaginaku di kelas terus mengirimkan WA, bertanya berbagai macam hal, lalu mengutarakan keinginan untuk datang ke kost-an dan mengajak keluar. Tentunya hal ini membuatku takut, tetapi di satu sisi, aku masih bergelora dan ingin mengeksplor lebih lagi, hal ini kuutarakan ke Mitha, dia tertawa juga berpikir bagaimana yang terbaik. Dari obrolan via WA ini, dia lebih mengedepankan ingin melihatku kembali, lalu sama Mitha diberikan satu ide, karena memang sudah malam, Mitha mengusulkan bagaimana kalo bertemu di parkiran kampus, pasti sepi. Sewaktu kuberitahukan tentang hal ini kepada dia, dia cukup heran, tapi juga mau. Akhirnya kita berangkat ke parkiran kampus, sepi sekali hanya ada mobilku dan mobil dia. Aku memakai outfit yang sama dengan tadi pagi sewaktu ke mini market, begitupula dengan Mitha. Sesampainya di parkiran mobil dengan melihat situasi dan kondisi yang sepi sekali, dia memarkirkan mobilnya tepat di sebelah mobilku, dia keluar, dan aku membuka kaca jendela mobil, dia terlihat kaget sekali melihat dandanan kita berdua, aku dan Mitha pun keluar lalu aku memperkenalkan Mitha kepada dia.

Aku : sudah kan, sudah ketemu ya, sudah puas kan
Dia : aku pengen liat susu dan vaginamu lagi, gilak kamu berani banget pake pakaian begini

Aku : ya aku sudah menuruti kan, ketemu lagi dengan kamu, abis ini sudah ya
Dia : waow… gilak

Melihat sekilas kondisi parkir mobil yang sepi, aku lalu melepas pakaianku langsung full bugil, lalu aku duduk di kap mesin, mengangkang menghadap dia, melongo sejadi-jadinya. Hari ini aku show ke orang yang sama 2x dan kali ini aku bugil. Meskipun minim cahaya, namun susu dan vaginaku jelas terlihat dengan baik.

Mitha : nah sudah lihat Monika bugil kan, ini bonusnya

Lalu Mitha melepas kemben dan rok yang dipakainya menjadi bugil juga, lalu duduk di kursi mobil sambil mengangkang.

Aku : hari ini kamu lihat 2 cewek bugil, semoga kamu puas ya… jangan bilang belum pernah lho ya. Awas kalo kamu ember.

Tititnya terlihat tegak berdiri, lalu aku dan Mitha masuk mobil, dan meninggalkan dia yang melongo. Cukup menegangkan bugil di parkiran kampus, di depan cowok temen sekampus. Di satu sisi aku pengen mengulangi kejadian siang tadi di kelas, tapi masih ada keraguan dan gengsi dengan temen cowok tersebut. Kata Mitha kalo memang situasi dan kondisi memungkinkan ya kenapa tidak.

Minggu depannya, 1 hari sebelum jadwal kuliah yang seharusnya, kembali di mata kuliah yang sama, kali ini adalah sesi untuk post test. Dosen mengambil jadwal salah seorang rekan dosen yang berhalangan mengajar. Aku kembali duduk di kursi yang sama, dia kembali berada di sebelahku, Ada sedikit kekecewaan, karena ketika post test dilakukan, pastilah temen-temen tidak ada yang keluar kelas, padahal sikon mendukung karena dosen akan duduk diam di depan. Plus aku memakai pakaian yang sama seperti kemarin. Ternyata dugaanku salah, beberapa teman menyelesaikan post test dalam waktu yang singkat termasuk teman-teman yang sederetan denganku, dosen terlihat langsung mengoreksi pekerjaan dari mahasiswa yang mengumpulkan. Temen cowok yang sama akhirnya perlahan mengirimkan catatan :

Dia : bajunya sama kayak minggu lalu

Aku : iya emang, pas ya, mata kuliah sama, baju sama
Dia : ndak mau sama kayak minggu lalu

Aku : lho kan malamnya sudah liat puas gitu lho
Dia : hehehe.. kebanyang terus, pengen lagi

Aku : dasar, ndak mau ah, ketagihan
Dia : ayo lah, mumpung enak nih sikonnya

Aku : hhmm… apa sih yang menarik, payudaraku lho kecil
Dia : kecil-kecil mantap yo, ayolah

Aku : --kesempatan nih—kali ini aja ya, awas minta lagi, awas ember
Dia : suer deh

Akhirnya aku memberanikan diri untuk melepas bolero, menggantungkan di kursi setelah temen terakhir yang sederetanku mengumpulkan post test-nya.Dia terlihat kaget, namun aku membalasnya dengan senyuman, lalu aku menurunkan sabrinaku bagian kanan dan kiri secara perlahan-lahan, dia kembali melotot, melihat kedua susuku,

Dia : yang bawah donk, si pinky
Aku : hush, kasih nama si pinky

Dia : iya kulitnya putih banget, vaginanya pink, makanya si pinky
Aku : hhmmm…

Aku meloloskan seluruh sabrina sampai bawah, akhirnya aku bisa full bugil, di kelas, lalu menghadap ke dia sambil ngangkang, vaginaku basah se-basah-basahnya, jantungku berdetak kenceng banget. Kira-kira 10 menit berlalu, aku memakai kembali sabrina tersebut secara perlahan, sampai atas dan memakai kembali boleroku lalu mengumpulkan post test. Setelah selesai perkuliahan, dia mengajak-ku ke auditorium, bagian belakang ada kamar mandinya dan bebas dari jangkauan orang-orang. Karena takut, aku mengajak Mitha, ternyata dia minta ijin mau ngocok sambil ngeliat aku bugil. Setelah mempertimbangkan, aku pun mengabulkan permintaannya, aku melepas seluruh pakaianku, lalu berjongkok di kloset jongkok yang ada, lalu dia ngocok tititnya sampai muncrat, diam-diam Mitha merekamnya. Temen cowokku ini makin Ge-er karena aku kembali melakukannya sesuai permintaan dia dan terus mengejar mau ke kost-an, aku pun menolak dengan halus, sampai aku mengijinkan dia ke kost tapi ada Ko Henry, aku bilang kalo Ko Henry ini pacarku dan kokonya Mitha, lalu kita juga tunjukin kalo kita punya rekaman dia ngocok, selanjutnya dia langsung berhenti mengejarku dan Mitha.

Sekian update tipis-tipis, semoga cocok.
 
Makin mantab sist story nya.. ada warna baru eksibnya.. nekat banget bugil di kelas yg di situ nasih ada dosennya.. mantab siist @silviarosa
 
Direct Request dari @monikaeksib : https://www.semprot.com/threads/another-story-of-exhibitionist-girls.1409033/page-3#post-1905360813

P.O.V. Monika

Pagi ini bangun dengan rasa malas, terutama kebangun karena panggilan alam, sedangkan jadwal kuliah jam 1 siang nanti. Masih jam 5.20 pagi, suasana kost masih sepi, kebanyakan masih bersiap di kamar masing-masing. Dengan bugil, aku keluar kamar dan menyeberang ke kamar Mitha, mengetuk beberapa kali, barulah dibuka dengan mata sayup-sayup setengah melek, bugil ? of course, full naked. Aku mengajak Mitha untuk ke mini market membeli camilan, aku kelaparan dan stok camilan di aku dan Mitha sama-sama abis. Sedikit ogah, Mitha mau menemaniku ke mini market, katanya sekalian membeli camilan juga, barangkali bisa eksib katanya.

Aku memakai kaos singlet putih yang panjang, bagian samping lebar tanpa apa-apa lagi di dalamnya. Susuku yang imut terlihat dari samping, putingku samar-samar terlihat dari tipisnya singlet ini. Mitha memakai kemben putih yang hanya menutup bagian susunya, dan kain pantai warna putih yang diikat samping di bagian pinggang. Susu dan putingnya terlihat nongol, oya Mitha melapisi dengan bolero pendek. Kita mau naik mobil atau pinjam motor, kebetulan ada cowok yang naik mau mencuci, kita langsung samperin untuk pinjam motornya, dia terlihat kaget karena disuguhin susu 2 cewek di pagi-pagi ini. Of course karena susu, dia meminjamkan motornya buat kita. Jarak mini market tidak terlalu jauh dan masih berada dalam kompleks yang kita tempati, dinginnya udara pagi membuat putting kita semakin mengeras, Mitha yang mengendarai motor ini, aku yang dibonceng, tentu saja ketika duduk di boncengan, vaginaku terlihat. Kita melewati beberapa orang yang sedang berolahraga sepeda, mereka tentu saja melihat ke arah kita.


Sesampainya di mini market, kita masuk dan membeli camilan, situasi tidak ada pengunjung kecuali kita namun beberapa saat kemudian, ada beberapa pengunjung yang juga membeli sesuatu di mini market ini. Mereka terlihat mengawasi kita yang sedang berbelanja aneka makanan ringan, kita cuek menunduk, menungging, untuk mengambil beberapa barang belanjaan begitu pula sewaktu di kasir, susu dan vagina kita pastilah terlihat dengan jelas dari orang yang mengantri di belakang kita dan di samping kita yang sedang bertransaksi di kasir sebelah. Tatapan kasir sama kagetnya, pagi-pagi disuguhin 2 susu cewek, meski tidak terlalu besar tetapi aku yakin membuat mereka horny. Setelah berbelanja, kita makan roti sebentar di kursi depan mini market, beberapa pengunjung yang datang dan memarkirkan motornya terlihat melihat ke arah kita karena susu dan vagina kita terlihat, iseng, ketika ada pengunjung yang datang, aku mengangkangkan kakiku sedikit yang otomatis vaginaku terlihat dengan bebas, kita berdua terlihat seperti cewek baru bangun tidur dengan baju tidur pergi ke mini market. Biasanya kita ke mini market malam hari, sekarang berdua di pagi-pagi hari.

Setelah selesai makan roti, kita kembali ke kost, Mitha mengusulkan agar aku duduk menyamping, wah benar juga dengan duduk menyamping, vaginaku lebih bebas dan pakaianku sedikit terbang-terbang terkena angin yang terkadang vaginaku terlihat jelas bagi orang yang ada di samping kita. Ketika masuk blok tempat kost-kost-an kita, aku lihat cukup sepi, lalu aku menarik kemben Mitha ke bawah sehingga susunya terlihat dan aku menurunkan kedua tali kaos singletku, mendadak mendekati kost-kost-an, ada salah satu rumah yang mobilnya keluar, aku langsung mendekap tubuh Mitha dan menutup boleronya sampai di depan kost, dengan tertawa terbahak-bahak, di depan kost kita benerin pakaian kita. Sebelum ke kamar, kita ke lantai 2 tempat cowok untuk mengembalikan kunci motor, kemben Mitha agak turun, putingnya nyaris terlihat ketika mengembalikan kunci motor, lalu kita naik ke lantai 3 tempat kamar kost-ku dan Mitha, di tangga naik, kita melepas outfit kita menjadi bugil sampai masuk kamar, vagina kita basah semua.

Sekitar jam 11, Mitha mengajak berangkat ke kampus, kebetulan kuliah kita sama-sama jam 1, lalu sebelum kuliah kita bisa makan siang dulu di kampus. Horny karena eksib tadi pagi belum tersalurkan, aku memakai terusan sabrina yang panjangnya se-paha, tidak bisa terlalu sexy jika ke kampus, namun terusan sabrina ini berpotongan dada cukup rendah sampai mendekati susuku, memiliki karet namun karena susuku yang kecil, dengan adanya karet ini makin terlihat menggembung sehingga susuku mudah untuk dilihat, aku melapisi dengan bolero. Mitha memakai terusan hem yang panjangnya sepaha, bagian samping kiri dan kanan ada resletingnya sampai pinggang.


Sesampainya di kantin dan memesan makanan, kita bergabung duduk dengan beberapa teman-teman sekelas, ada cowok, ada cewek, yang cowok mengamati arah susuku, juga susu Mitha, karena Mitha melepas 2 kancing karena kepanasan, aku melepas bolero, memang kantin tidak ada AC-nya. Ketika sedikit menunduk untuk memakan makanan kita, susu kita lebih terlihat lagi dari samping, apalagi disampingku temen cowok, ketika ada orang yang berdiri di sampingku, jelas sekali dapat melihat susuku, beberapa teman cowok, mengajak-ku ngobrol sambil dia berdiri. Mendekati jam 1, kita masuk ke kelas masing-masing, aku dan Mitha berpisah. Di kelas, aku mendapat tempat duduk di pojok belakang sendiri, kebetulan mata kuliahnya teori, dosennya tua dan pembawaannya membosankan. Karena jumlah pesertanya banyak, kelasnya pun lumayan besar, dan bermodel teater, ditambah physical distancing, jarakku dengan dosen jadi cukup jauh, sehingga jangkauan pandangan ke arahku pun juga terbatas, di kelas teater ini mempunyai meja panjang yang cukup tinggi sehingga tubuh kita mostly tertutup meja, tidak lama ada 1 temen cowok duduk di sebelahku, ketika mau duduk, sepertinya dia melihat susuku, dia tersenyum.

Aku membuka laptop, untuk menutupi aktivitasku dari jangkauan mata dengan dosen, dimana rata-rata banyak mahasiswa juga melakukan hal yang sama. Ketika kelas dimulai, aku melihat beberapa temen di sebelah temen cowok, keluar satu per satu, biasanya mereka akan masuk mendekati waktu berakhirnya kuliah karena dosen akan mengabsen satu per satu, sehingga suasana di belakang menjadi sepi. Aku membaca novel yang ditutupi oleh laptop, namun sebentar temen cowok di sebelah, mengirimkan kertas dengan cara menggeser, disitu terjadilah percakapan jaman kuno

Dia : Mon, boring ya

Aku : iya, boring banget, makanya aku tinggal baca novel
Dia : iya, aku ndak ada bahan bacaan, internet kampus juga lemot nih wifinya

Aku : oya, aku ndak nyoba sih
Dia : Mon, nanya ya, jangan ngambek

Aku : iya, napa emang ?
Dia : kamu ada cowok ?

Aku : enggak
Dia : ooo… oke

Aku : kepo ih… hehehehe
Dia : nanya lagi ya, kamu ndak make BH ?

Aku : -dengan gestur mikir, wah kesempatan nih- emang kenapa
Dia : nanya aja kok

Aku : kalo iya napa, kalo ndak napa
Dia : ndak apa-apa, kayaknya aku tadi liat payudaramu, sorry

Aku : oya, iya aku ndak make BH
Dia : wow, berani banget kamu

Aku : payudaraku kecil, ndak ada yang suka palingan
Dia : aku suka, payudaramu bagus

Aku : thanks, jangan bilang-bilang ya
Dia : iya oke, laen kali kalo ndak make BH, bilang-bilang ya, aku mau liat lage

Aku : yee, maunya
Dia : hehehe… aku pengen liat lagi

Aku : cari cewek sono
Dia : sama kamu aja

Aku : emoh… hehehe
Dia : aku ndak pernah liat payudara cewek secara langsung, jadi pengen liat lagi

Aku : makanya cari cewe donk…
Dia : bole ndak aku liat lagi, ke kamar mandi yuk atau ke auditorium, janji ga bilang-bilang

Aku : -dengan nekat- hhmmm… kenapa ndak disini aja
Dia : disini ? gimana caranya ?

Aku : janji ga bilang-bilang ya
Dia : iya aku janji, suer

Aku duduk agak bersender agak ke bawah, hanya wajahku terlihat dari balik laptop, kemudian aku melepas boleroku perlahan-lahan yang di sisi sebelah kanan, lalu aku menurunkan sabrinaku sampai di siku, susuku sebelah kanan terlihat sempurna. Dengan agak miring, dia melihat susuku sebelah kanan yang terbuka bebas.

Dia : wah nekat banget, bagus banget payudaramu
Aku : udah ya cukup, jangan punya keinginan buat megang, awas

Dia : yah kok ditutup, pengen lihat dua-duanya
Aku : wah kurang ya,

Dia : pengen lihat lebih lama, dua-duanya donk
Aku : awas ya minta lagi

Aku melepas bolero sisi kiri, lalu aku menurunkan kedua sisi sabrinaku turun sampai di siku, kedua susuku terlihat bebas, dari depan tertutupi laptop. Aku mencubit putingku, sementara vaginaku tambah basah, lalu aku menurunkan terus kedua sabrinaku sampai terlepas dari kedua tanganku, topless. Dia makin panas, makin tegang.

Dia : Payudaramu bagus, putingnya bagus, putih dan pink. Kamu keren dan nekat deh, salut.
Aku : thanks, udah ya

Lalu aku menarik keatas sabrinaku tapi belum memasukkan kembali ke tangan. Dia menyodori kembali kertas :

Dia : sorry kepo, kalo bawahnya make underwear ndak

Aku : nah kan ngelunjak, tebak aja
Dia : make ya

Aku : jangan bilang ndak pernah liat vagina cewek secara langsung, jadi sekarang mau lihat
Dia : hahaha… kamu cenayang deh

Aku : udah cukup liatnya ya
Dia : nanggung, 50%, pengen 100%, bawahnya donk

Aku : yeee… kamu sapa mau liat-liat
Dia : ayolah, nanggung nih, aku kepo, kamu make underwear ndak

Aku : kalo ndak kenapa
Dia : buktiin, liat donk

Aku : ndak usah modus deh
Dia : iya, sorry, aku pengen liat, ijinin donk

Aku : awas ya macem-macem, awas bilang-bilang
Dia : iya suer, just for me

Aku lalu bergeser mendekati tembok lalu duduk menyamping, tak lupa membetulkan posisi laptop agar tetap tertutupi sambil pandangan mengarah ke depan. Aku menarik keatas bagian bawah sabrinaku, lalu sedikit mengangkang terlihatlah vaginaku yang gundul plontos ini, plus basah. Dia melihatnya dengan seksama ke arah vaginaku, lalu karena horny yang sangat, aku sedikit menarik bagian belakang sabrinaku supaya lebih terbuka, pantat aku langsung duduk di kursi kuliah ini sehingga bagian depan lebih mudah diangkat, dia masih melihat dengan seksama, tanpa diminta, aku memegang vaginaku, lalu membuka bibirnya membuat dia melongo, ketika aku melakukan hal ini, sabrinaku sedikit melorot memperlihatkan susuku, sekalian aja aku turunin sabrinaku di perut sehingga susu dan vaginaku terlihat seluruhnya yang membuat dia semakin melongo dan geleng-geleng kepala. Dia memberi isyarat jempol, tanda menyukai susu dan vagina serta kenekatanku. Aku mau semakin nekat, dengan melepas sabrina ini secara full, tapi ada temen yang tadi keluar beberapa saat, kembali, tidak terasa waktu kuliah hampir habis. Dengan secepat kilat, aku menarik sabrinaku keatas dan duduk kembali semula. Setelah jam kuliah berakhir, dia menghampiriku, ingin mengantar pulang ke kost tapi aku menolaknya dengan halus. Aku mengatakan sudah janji dengan Mitha untuk pergi ke mall.

Aku bertemu dengan Mitha dan menceritakan kejadian barusan, Mitha tertawa terbahak-bahak dan memberi 2 jempol atas apa yang aku lakukan, suatu kejadian yang memang tidak terduga sama sekali. Mitha mengatakan, kenapa ndak mau diantar ke kost, bisa bugil di depan dia, aku katakan ndak seru, seruan tadi di kelas. Aku dan Mitha lanjut ke mall, mau berbelanja beberapa kebutuhan yang memang harus dibeli. Aku melepas boleroku, Mitha melepas resleting di kiri dan kanan, sehingga pahanya terlihat sampai hampir pinggang, lalu melepas 2 kancing atas. Ketika berbelanja, aktivitas yang dilakukan ya seperti biasa, nungging, jongkok, tapi karena memang outfit kita agak panjang, yang terlihat hanya susu kita saja. Mendengar ceritaku tadi, Mitha juga ikut horny, ditambah kejadian tadi pagi juga belum tersalurkan, akhirnya Mitha melepas 2 kancing bawah namun dengan seperti ini, juga tidak terlihat bagian bawah tubuhnya, hanya lebih terlihat belahan di bagian pahanya. Agak sore kita beranjak pulang menuju ke kost, mandi dan beristirahat.

Sementara sedari tadi temen cowok yang melihat susu dan vaginaku di kelas terus mengirimkan WA, bertanya berbagai macam hal, lalu mengutarakan keinginan untuk datang ke kost-an dan mengajak keluar. Tentunya hal ini membuatku takut, tetapi di satu sisi, aku masih bergelora dan ingin mengeksplor lebih lagi, hal ini kuutarakan ke Mitha, dia tertawa juga berpikir bagaimana yang terbaik. Dari obrolan via WA ini, dia lebih mengedepankan ingin melihatku kembali, lalu sama Mitha diberikan satu ide, karena memang sudah malam, Mitha mengusulkan bagaimana kalo bertemu di parkiran kampus, pasti sepi. Sewaktu kuberitahukan tentang hal ini kepada dia, dia cukup heran, tapi juga mau. Akhirnya kita berangkat ke parkiran kampus, sepi sekali hanya ada mobilku dan mobil dia. Aku memakai outfit yang sama dengan tadi pagi sewaktu ke mini market, begitupula dengan Mitha. Sesampainya di parkiran mobil dengan melihat situasi dan kondisi yang sepi sekali, dia memarkirkan mobilnya tepat di sebelah mobilku, dia keluar, dan aku membuka kaca jendela mobil, dia terlihat kaget sekali melihat dandanan kita berdua, aku dan Mitha pun keluar lalu aku memperkenalkan Mitha kepada dia.

Aku : sudah kan, sudah ketemu ya, sudah puas kan
Dia : aku pengen liat susu dan vaginamu lagi, gilak kamu berani banget pake pakaian begini

Aku : ya aku sudah menuruti kan, ketemu lagi dengan kamu, abis ini sudah ya
Dia : waow… gilak

Melihat sekilas kondisi parkir mobil yang sepi, aku lalu melepas pakaianku langsung full bugil, lalu aku duduk di kap mesin, mengangkang menghadap dia, melongo sejadi-jadinya. Hari ini aku show ke orang yang sama 2x dan kali ini aku bugil. Meskipun minim cahaya, namun susu dan vaginaku jelas terlihat dengan baik.

Mitha : nah sudah lihat Monika bugil kan, ini bonusnya

Lalu Mitha melepas kemben dan rok yang dipakainya menjadi bugil juga, lalu duduk di kursi mobil sambil mengangkang.

Aku : hari ini kamu lihat 2 cewek bugil, semoga kamu puas ya… jangan bilang belum pernah lho ya. Awas kalo kamu ember.

Tititnya terlihat tegak berdiri, lalu aku dan Mitha masuk mobil, dan meninggalkan dia yang melongo. Cukup menegangkan bugil di parkiran kampus, di depan cowok temen sekampus. Di satu sisi aku pengen mengulangi kejadian siang tadi di kelas, tapi masih ada keraguan dan gengsi dengan temen cowok tersebut. Kata Mitha kalo memang situasi dan kondisi memungkinkan ya kenapa tidak.

Minggu depannya, 1 hari sebelum jadwal kuliah yang seharusnya, kembali di mata kuliah yang sama, kali ini adalah sesi untuk post test. Dosen mengambil jadwal salah seorang rekan dosen yang berhalangan mengajar. Aku kembali duduk di kursi yang sama, dia kembali berada di sebelahku, Ada sedikit kekecewaan, karena ketika post test dilakukan, pastilah temen-temen tidak ada yang keluar kelas, padahal sikon mendukung karena dosen akan duduk diam di depan. Plus aku memakai pakaian yang sama seperti kemarin. Ternyata dugaanku salah, beberapa teman menyelesaikan post test dalam waktu yang singkat termasuk teman-teman yang sederetan denganku, dosen terlihat langsung mengoreksi pekerjaan dari mahasiswa yang mengumpulkan. Temen cowok yang sama akhirnya perlahan mengirimkan catatan :

Dia : bajunya sama kayak minggu lalu

Aku : iya emang, pas ya, mata kuliah sama, baju sama
Dia : ndak mau sama kayak minggu lalu

Aku : lho kan malamnya sudah liat puas gitu lho
Dia : hehehe.. kebanyang terus, pengen lagi

Aku : dasar, ndak mau ah, ketagihan
Dia : ayo lah, mumpung enak nih sikonnya

Aku : hhmm… apa sih yang menarik, payudaraku lho kecil
Dia : kecil-kecil mantap yo, ayolah

Aku : --kesempatan nih—kali ini aja ya, awas minta lagi, awas ember
Dia : suer deh

Akhirnya aku memberanikan diri untuk melepas bolero, menggantungkan di kursi setelah temen terakhir yang sederetanku mengumpulkan post test-nya.Dia terlihat kaget, namun aku membalasnya dengan senyuman, lalu aku menurunkan sabrinaku bagian kanan dan kiri secara perlahan-lahan, dia kembali melotot, melihat kedua susuku,

Dia : yang bawah donk, si pinky
Aku : hush, kasih nama si pinky

Dia : iya kulitnya putih banget, vaginanya pink, makanya si pinky
Aku : hhmmm…

Aku meloloskan seluruh sabrina sampai bawah, akhirnya aku bisa full bugil, di kelas, lalu menghadap ke dia sambil ngangkang, vaginaku basah se-basah-basahnya, jantungku berdetak kenceng banget. Kira-kira 10 menit berlalu, aku memakai kembali sabrina tersebut secara perlahan, sampai atas dan memakai kembali boleroku lalu mengumpulkan post test. Setelah selesai perkuliahan, dia mengajak-ku ke auditorium, bagian belakang ada kamar mandinya dan bebas dari jangkauan orang-orang. Karena takut, aku mengajak Mitha, ternyata dia minta ijin mau ngocok sambil ngeliat aku bugil. Setelah mempertimbangkan, aku pun mengabulkan permintaannya, aku melepas seluruh pakaianku, lalu berjongkok di kloset jongkok yang ada, lalu dia ngocok tititnya sampai muncrat, diam-diam Mitha merekamnya. Temen cowokku ini makin Ge-er karena aku kembali melakukannya sesuai permintaan dia dan terus mengejar mau ke kost-an, aku pun menolak dengan halus, sampai aku mengijinkan dia ke kost tapi ada Ko Henry, aku bilang kalo Ko Henry ini pacarku dan kokonya Mitha, lalu kita juga tunjukin kalo kita punya rekaman dia ngocok, selanjutnya dia langsung berhenti mengejarku dan Mitha.

Sekian update tipis-tipis, semoga cocok.
Makin hari makin seru suhuu, semangat eksib sama nulisnya suhuu
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd