Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERPEN Perkosaan Istriku Yang Alim

Tragedi Di Amerika


Saat aku di amerika, ada kejadian yang sampai saat ini membuatku trauma. Ada sentimen terhadap muslim disana yang digaungkan oleh white supremacy.

Ya meski aku sekarang adalah artis film biru, tetapi aku seorang muslimah. Apalagi sehari-hari aku memakai hijab panjang dan cadar. Bahkan saat aku syuting pun aku tetap tidak menanggalkan identitasku karena memang genre dalam film yang aku perankan tentang muslimah memakai niqab juga.

Kondisi amerika memanas, disana terjadi perang sipil. Pendukung partai republik yang di belakangnya ada donal trump menggerakkan massa anti imigran dan anti muslim.

Aku dan suamiku ketakutan. Toko-toko terbakar, dirusak. Vandalisme disana sangat parah. Seingatku lebih parah dari peristiwa 98 di jakarta.

Sekarang aku tinggal di new york, rasa takut dan traumaku masih membayang di ingatanku.

Orang-orang kulit putih menggelandang orang-orang berwajah hispanik, asia di jalanan. Mereka dieksekusi satu persatu dengan menembak kepala mereka.

Saat itu aku ketakutan, berlari mencari tempat persembunyian.

Korban dari kalangan muslim, yahudi dan orang-orang afro amerika sangat banyak.

Banyak perempuan muslimah, yang rata-rata imigran dari timur tengah yang diperkosa. Mereka dilecehkan, seakan-akan itu adalah kemenangan mereka orang-orang ultra nasionalis.

Sungguh na'as nasibku, suamiku disekap. Dia diikat dikursi dengan mulut dilakban.

Orang-orang kulit putih mengelilingiku. Aku ketakutan.

Karena aku terpojok, aku hanya bisa menangis. Satu persatu dari mereka mendekatiku. Mencoba memegang-megang tubuhku yang masih memakai pakaian lengkap.

Tiba-tiba salah satu dari mereka memegang pipiku dengan kasar. Menarik pipiku yang masih tertutup cadar.

Emm, ja jangan. Aku berontak.

Orang itu mencium bibirku di balik cadar dengan brutal.

Dilepas cadarku dengan kasar, dia kembali mencium, melumat bibirku dengan kasar.

Lalu tubuhku digendong oleh salah satu dari mereka. Dibawa ke dalam ruangan yang pengab.

Tanganku di ikat ke atas dalam kondisi aku berdiri. Dan semua pakaianku dilucuti kecuali hijabku.

Saking panjangnya, hijabku terulur sampai menutupi vaginaku dan pantatku. Hanya pahaku yang terpampang.

Kakiku dibuka dengan kasar oleh mereka. Vaginaku dengan labia yang merekah merah menjadi santapan mereka.

Bule-bule itu menjilati pahaku, aku menggelinjang.

Ahhh, hentikan. Sssshh ah. Vaginaku disentuh oleh salah satu dari mereka. Dikobel-kobel sampai aku menggerakkan tubuhku seperti cacing kepanasan. Tubuhku mengejang. Cairan cintaku meluber sampai membasahi lantai.

Mereka bergiliran menggarapku hanya memakai jari dan lidah mereka. Vaginaku dikorek-korek dengan lidah kasar mereka.

Aku mulai menikmati, karena aku tidak mau menahan penderitaan ini. Kucoba mengalihkan pikiranku dengan memandangi satu persatu dari mereka. Baru aku sadar muka mereka semua tampan.

Lalu aku berpikir kenapa aku harus memberontak, kenapa aku tidak pasrah saja menikmati dilecehkan oleh mereka.

Tubuhku yang mulai lemas, membuatku akan terjatuh. Karena tanganku terikat ke atas. Akhirnya tubuhku hanya menggantung saja.

Salah satu bule itu mendekatiku, melepas tali yang mengikatku. Aku pun terjatuh ke bawah.

Satu persatu dari mereka mendekatiku, mulai menggerayangiku lagi. Bibirku dilumat habis.

Tubuhku yang sudah total telanjang, menjadi santapan mereka.

Aku ditarik duduk oleh salah satu bule, siapa namamu? Kata dia.

Nia, kamu?

Aku jack. Kata dia.

Dia kembali melumat bibirku, tangannya mengelus rambutku yang panjang terurai. Lalu dia berganti mencium lenganku, leherku, telingaku.

Jack menatapku sebentar. Ternyata kamu cantik. Baru kali ini aku mengagumi perempuan asia.

Terima kasih, aku tersipu malu dengan menundukkan pandangan.

Setelah itu aku digilir habis-habisan oleh mereka. Hanya jack yang memperlakukanku dengan manusiawi. Dia bilang dia mulai menyukai perempuan asia dan perempuan asia itu adalah aku.

TAMAT
 
Terakhir diubah:
Akhir Kisah Hidupku



Dari semua kisahku, banyak pelajaran yang aku peroleh. Terlalu mengekang itu buruk tetapi melepas kebebasan dari kandangnya juga akan menghancurkan diri kita sendiri.

Kini aku sudah kembali ke indonesia, aku dan mas deni sudah bisa membeli rumah sendiri. Dan semua kenangan buruk di masa lalu aku lupakan. Aku ingin menjadi istri yang baik bagi suamiku dan ibu yang baik untuk anakkku.

Sekarang anakku sudah berumur 3 tahun, perempuan, namanya afifa muthi'ah. Ya meski aku tidak tau, siapa ayah afifa tetapi aku tetap menganggapnya anak kandung mas deni.

Sini afifa, panggil mas deni.

Abi, anakku berlari menuju abinya. Tubuhnya menghambur ke tubuh mas deni.

Mas deni menggendongnya, memeluknya, menciumnya.

Aku yang melihatnya tersenyum haru, air mataku menetes.

Dalam hatiku aku berjanji akan memperbaiki semua kehidupanku. Berusaha menjadi lebih baik lagi.

Umi, sini. Panggil afifa.

Aku pun mendekati anakku yang sedang digendong ayahnya. Kita bertiga berpose dengan afifa digendong oleh ayahnya dan rendi memotret kita.

Selamat jalan masa lalu. Dan untuk almarhum om dendi, nia merindukanmu. Meski perasaan ini nia simpan di hati nia yang paling dalam. Nia tidak ingin menghapus kenangan kita. Karena nia mencintai om dendi dengan tulus.

Untuk suamiku deni, maafkan aku. Aku akan mencoba untuk membuka hatiku setelah semua kejadian memilukan menimpa kita. Dan aku akan belajar mencintaimu.

Umi kok ngelamun? Kata fifa.

Eh enggak adek, aku menghapus air mataku. Kini fifa aku gendong.

Umi kenapa? Tanya mas deni.

Enggak abi, umi hanya terharu.



TAMAT
 
Terakhir diubah:
Ini Belum Berakhir



Pagi itu aku sedang menyusui anakku afifa, datang 9 orang teman om dendi mengunjungiku. Baru kali ini aku mengenal nama-nama mereka. Dari rusli, badar, ali, joko, ruslan, rehan, tomy, dody dan kholil.

Kita mengobrol di ruang tengah, sedangkan aku sedang menyusui afifa. Meski aku menyusui, payudaraku masih tertutup hijabku. Apakah aku jengah? Tidak.

Apakah salah menyusui itu? Kalo pun ada mata lelaki yang bernafsu melihat payudara seorang ibu menyusui itu bukan salahku. Mata mereka dan pikiran mereka lah yang salah.

Setelah afifa tertidur, aku bawa anakku ke kamar. Dan aku kembali menemui teman-teman om dendi yang rata-rata berumur 50an dan beberapa orang masih muda seperti dody yang seumuran denganku.

Aku yang duduk di atas karpet dihampiri oleh kesembilan teman om dendi. Dody memelukku, mencium pipiku yang tertutup cadar. Kucoba melihat ke arah dody di belakangku. Kita berciuman. Dan tangan dody meremas payudaraku dari luar hijabku.

Ternyata ini belum berakhir, aku harus sekali lagi bermain panas dengan lelaki lain. Tidak tanggung-tanggung 9 lelaki.

Dan aku tersenyum, aku berdiri melepas cadarku. Lalu melepas gamisku secara pelan, sampai turun ke bawah.

Sekarang aku hanya memakai hijab panjang sepanggul, BH dan CD saja. BH hitam berenda dan CD berwarna hitam pula.

Rusli menghampiriku, berdiri di belakangku melepas BHku, pletak. Aku pun digiring duduk di sofa. Kesembilan lelaki ajnabi itu menggerayangiku. Lalu bergantian menyusu, menghisap asi dalam payudaraku yang menggembung dengan puting membesar.

Ahhh, aku mendesah. Dan ini belum berakhir nia, kataku sendiri di dalam hati.

TAMAT
 
Terakhir diubah:
Ayah Ini Salah
Ini postingan terakhir untuk hari ini, tinggal dua atau tiga postingan lagi.


Sudah lama ayahku tidak berkunjung ke rumahku. Ayah terlihat semakin tua. Aku yang melihatnya merasa sedih. Tidak terasa orang tua yang dulu merawatku, menjagaku, kini terlihat semakin ringkih dengan keriput-keriput diwajahnya.

Secara tidak sadar, air mataku menetes. Maafkan aku ya ayah aku tidak bisa menjadi anak perempuan yang bisa menjaga marwah ayah dan agama.

Mari masuk yah, aku mempersilahkan ayahku masuk.

Makasih ya nia, kata ayah sambil menatap sekitaran interior di dalam rumahku.

Bagus nia, kamu dan suami kamu hebat bisa membeli rumah sendiri. Puji ayahku.

Alhamdulillah yah, ini karena usaha dan kerja keras kita selama ini.

Ayahku tidak tau kalo uang untuk membeli rumah ini adalah hasil kerja kerasku saat aku menjadi bintang porno di amerika. Tapi aku berusaha menutup-nutupi karena aku tidak mau mencoreng nama ayahku. Biar aku sendiri sebagai anaknya yang menanggung perasaan malu. Iya malu karena tidak mampu menjaga kesucian sebagai seorang muslimah.

Aku tau seorang anak perempuan yang berdosa karena perbuatan seperti yang aku lakukan ayahnya yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Tapi semoga Tuhan adil, biar aku yang menanggung dosa ini, aku ikhlas.

Ku antar ayahku ke kamar tamu, mata ayahku tetap merasa takjub. Bahkan saat melihat kamar tamu ayahku berdecak sambil geleng-geleng.

Ditaruh disini yah tasnya, ini lemarinya kalo ayah mau menaruh pakaian ayah.

Yaudah nia tinggal ke bawah ya yah kataku.

Ayahku mengerti, sebelumnya saat naik ke lantai atas kutuntun ayahku takut ayah terpeleset di tangga.

Di bawah aku sedang menggendong afifa, aku menyusui afifa. Sekarang aku memakai hijab panjang dan gamis berwarna maroon.

Cucu kakek tidur ya? Ayahku mendekat mengelus-elus pipi afifa.

Iya yah, afifa kecapekan mungkin. Kemarin malam dia rewel soalnya, agak gak enak badan. Badannya panas.

Sudah dibawa ke dokter? Kata ayahku.

Sudah yah, barusan juga sudah minum obat. Jawabku.

Kita ngobrol di ruang tengah. Aku tanyakan kabar ibuku. Sudah lama banget aku tidak pulang ke rumah, rasanya kangen berat dengan ibu.

Ibu bagaimana yah kabarnya, sehat? Kataku.

Sehat, Alhamdulillah. Jawab ayah.

Karena afifa sudah tertidur, aku bawa afifa ke kamar.

Nia bawa afifa ke kamar dulu ya yah. Kataku.

Iya nia. Jawab ayahku singkat.

Aku berjalan menuju ke kamar. Setelah aku tidurkan afifa di atas ranjang, aku kembali menemui ayah untuk ngobrol-ngobrol.

Dibawah kita berbincang-bincang apa saja, sesekali mata ayah melihat ke arah dadaku.

Tapi aku tidak berpikir yang macam-macam, karena tidak ada fantasi aneh seperti incest di dalam kepalaku.

Bagiku incest itu orientasi seksual yang aneh. Karena aneh saja, orang bisa nafsu dengan lawan jenis yang sedarah, apalagi mahramnya sendiri.

Meski begitu aku melirik ke arah dadaku, ternyata hijab panjangku tersampir ke pundak. Payudaraku yang membesar menggembung dibalik gamisku. Lalu aku turunkan hijabku, sekarang menutupi kembali dadaku bahkan sampai panggulku.

Saat aku berdiri dan memunggungi ayahku, tiba-tiba ayahku memelukku. Ayah hanya memelukku dari belakang.

Ayah? Tanyaku. Aku melepas pelukan ayah, membalikkan badanku dan bertanya.

Ada apa ayah? Tanyaku.

Ayah kangen banget sama kamu nia, terbersit ingatan saat kamu belum menikah. Ada perasaan bersalah dari lubuk hati ayah. Gara-gara ayah, iya gara-gara ayah semua ini terjadi.

Maksud ayah? Aku masih menebak-nebak arah pembicaraan ayah.

Ayah tau apa yang terjadi dengan kamu nak, ayahku meneteskan air matanya.

Semua ini karena ayah terlalu mengekangmu, setelah kebebasan datang menjemputmu. Semua yang mengendap dalam dirimu menjadi liar. Maafkan ayah.

Ja jadi ayah sudah tau? Aku menjawab dengan tergagap.

Lalu ayah mendekatiku lagi, kita berhadap-hadapan. Ayah memegang daguku agar aku yang menunduk menatapnya.

Kenapa tidak dari dulu, ayahku tertawa aneh.

Ayah memajukan wajahnya mendekati wajahku, bibir ayahku mendekati wajahku. Dan cup, ayah mencium bibirku.

Ada perasaan aneh muncul dalam diriku. Ini aneh, ini tidak benar. Bahkan diluar agama pun ini salah.

Stop ayah, aku memundurkan tubuhku. Ini salah.

Ayah kembali memajukan tubuhnya, tubuh ringkih ayah berusaha memelukku, menciumku.

Emmm, ayah, ja jangan. Ternyata tenaga ayah masih kuat.

Kecupan ayah di pipi, bibirku semakin intens.

Sampai aku menutup mataku saat tubuhku terduduk di bawah lantai, bersandar di tembok. Ayah mencium bibirku lebih ganas lagi.

Secara refleks aku membuka bibirku, ayahku melumat bibir bawahku. Dan ciuman panas dimulai. Sedotan ayahku menghisap-hisap bibirku, begitu juga lidahku.

Aaaa yah. Muah cup, Elm, Elm.

Tangan ayahku pun memegang payudaraku dari balik hijab panjangnku. Diremasnya pelan.

Uuuhhh, ahhhh. Inikah sensasi incest? Nikmat banget. Maafkan aku ibu, air mataku menetes.

Kok nangis? Ayahku menatapku tajam.

Aku hanya bisa sesenggukan, lalu ayah menarikku agar berdiri. Kita kembali berciuman. Bunyi kecipak kecipok mengisi ruangan.

Umi, afifa menangis memanggilku. Lalu aku melepas pagutan ayah dan melangkah ke kamarku.

Di dalam kamar, aku memeluk afifa. Kusibakkan hijabku. Kancing depan gamisku aku buka. Pletak, payudaraku yang besar menyembul keluar. Kususui anakku afifa sambil aku timang-timang.

Kulihat ke arah pintu, ayahku sudah berdiri disana melihatku dengan tatapan nafsu.

Afifa sudah tertidur pulas lagi. Aku taruh afifa di atas ranjang.

Ayahku mendekatiku, kita duduk berhadapan. Mata kita yang saling menatap membawa kita pada ciuman yang lebih panas lagi.

Kini aku ditindih ayah di ranjang dekat dengan anakku. Aku naik ke atas ranjang, ayah mengikutiku. Menindihku dengan tatapan nafsu.

Payudaraku yang besar masih menyembul keluar, dengan kasar ayah menyosor ke payudaraku. Hijabku yang mengganggu disibakkan.

Ahhh ayah, ayahku menghisap payudaraku penuh susu.

Indah banget payudaramu nia, ayah baru sadar. Ayah kembali menyusu ke dadaku.

Uuuhhh ahhh, aku melenguh. Kulihat ayah juga meremas payudaraku yang sebelah. Sekarang BHku sudah terlepas sempurna. Air susuku menyembur-nyembur saat ayahku meremas payudaraku.

Ayahku melepas bajunya, kulihat tubuh tuanya yang keriput kurus. Celananya pun juga sudah terlepas.

Mataku nanar melihat penis ayahku, dengan batang bengkok. Kepala penisnya besar seperti jamur.

Jantungku deg-degan.

Secara naluri aku menyukai apa yang aku lihat. Tetapi aku berusaha menyadarkan nalarku, bahwa ini salah.

Sudah ayah, sudah. Aku berusaha mendorong ayahku. Ayahku kaget atas penolakanku langsung kembali memakai pakaiannya kembali.

TAMAT
 
Terakhir diubah:
Akhirnya Aku Tau Kenapa Ayah Mengekangku


Tubuhku terlonjak-lonjak di atas ranjang, sekarang aku dalam kondisi telanjang bulat. Dalam posisi misionari ayahku menggenjotku dengan kencang. Payudaraku yang besar bergetar saat penis besar ayahku menerobos liang peranakanku.

Ahhh, ahhh ayaaaah. Kigigit bibir bawahku.

Tangan ayah memegang payudaraku dengan lembut. Tubuh ayah membungkuk, kita berciuman.

Elm Elm, cantik banget kamu nia. Ayahku kembali melumat bibirku.

Ranjang kami bergetar, dengan bunyi kik kik kik. Sampai afifa terbangun dari tidurnya.

Untungnya afifa masih kecil, matanya hanya melihat ke arah uminya yang sedang bersetubuh dengan kakeknya. Afifa belum bisa bicara.

Hampir 2 jam lebih aku bersetubuh dengan ayahku. Ntah sudah berapa kali aku orgasme.

Sampai kita tertidur dalam kondisi berpelukan. Dan kita telanjang bulat.

Penis ayahku masih menempel di vaginaku. Karena kita tidur saling berhadapan, saling berpelukan.

Suara mobil suamiku terdengar, aku buru-buru terbangun dan memakai pakaianku kembali. Ayahku pun juga buru-buru memakai pakaiannya.

Assalamualaikum umi.

Eh iya wa'alaikum salam. Jawabku sambil keluar kamar menata hijabku agar terlihat rapi.

Eh ayah, sejak kapan datang? Tanya mas deni. Mas deni bersalaman dengan ayahku dengan mencium punggung tangannya.

Sejak tadi pagi den. Gimana kabar kamu sehat? Tanya ayahku yang berusaha bersikap wajar.

Alhamdulillah sehat. Jawab mas deni.

Setelah mas deni berganti pakaian, ayah dan mas deni ngobrol-ngobrol di ruang tengah. Karena ayah sangat suka main catur, mas deni mengajaknya main catur.

Ada tawa di kedua laki-laki yang paling aku sayang. Aku pun ikut tersenyum mencoba mengikuti arah obrolan mereka.

Mas deni tidak curiga apa yang baru saja terjadi. Ntah apa yang terjadi jika mas deni mengetahui aku dan ayah saling berbagi kepuasan syahwat. Apakah mas deni bisa menerima seperti apa yang aku lakukan dengan lelaki ajnabi, aku tidak tau.

Saat malam tiba, terasa kakiku digerayangi. Kulihat ayah masuk ke dalam kamarku.

A ayah, aku bicara pelan sekali agar mas deni tidak mendengar.

Sssss, ayah melepas pakaiannya. Dan naik ke atas ranjang. Aku yang dilanda birahi pun ikut melepas pakaianku hingga telanjang pula.

Ayah menggenjotku, mencium sekujur tubuhku sampai aku orgasme berkali-kali.

Ternyata inikah incest? Aku suka. Lalu aku kembali menikmati persetubuhanku. Tanpa rasa khawatir mas deni terbangun, aku mendesah sekencang-kencangnya.

Kulihat mas deni menggeliat, jantungku deg-degan. Antara takut, nafsu bercampur menjadi satu. Tetapi perasaan aneh menyelimutiku, nafsuku semakin meninggi.

Ah ah, lebih kencang, lebih kencang yah. Aku keluar. Tubuhku menegang dengan tanganku yang terkepal. Crot crot crot.

Aku juga, ayahku keluar di dalam. Terasa sperma ayah mengalir memasuki rahimku.

Dengan memejamkan mata, kita berpelukan di samping suamiku.

Saat aku membuka mata, mas deni yang disampingku membuka mata menatap kami.

A abi? Aku terkejut, ada rasa takut juga dihatiku. Takut hubungan terlarangku menghancurkan keluargaku kembali setelah aku perbaiki.

Mas deni tersenyum, merapikan rambutku yang menutupi kening.

Aku yang melihatnya bingung, kenapa mas deni tidak marah pikirku.

Esoknya seperti tidak terjadi apa-apa. Sekarang aku memakai gamis berwarna hijau, dengan hijab dan cadar berwarna serupa.

Kubawakan kopi ke ruang tengah, ayah dan suamiku sedang ngobrol-ngobrol. Aku tidak tau apa yang sedang mereka obrolkan.

Lalu ikut nimbrung dengan mereka, ternyata mereka sedang membahasku. Aku yang mendengarnya begitu malu. Ayahku sendiri ternyata nafsu kepadaku sejak aku belum menikah. Hanya saja kesadaran agama ayahku masih kuat, semua pikiran mesum ayahku coba ditampik oleh ayahku.

Dan sikap overprotektif ayahku adalah cerminan dari endapan nafsu ayah kepadaku yang tidak bisa ayah lampiaskan.


TAMAT
 
Terakhir diubah:
Kanker Membunuh Istriku


Aku, ayah mertuaku, rendi dan teman-teman om dendi sedang melayat vania. Vania meninggal karena kanker serviks.

Kita semua sedih, begitu juga dengan anakku afifah. Afifah sekarang sudah berumur 7 tahun. Dia tumbuh menjadi anak yang cantik dibalut dengan gamis dan hijab lebarnya.

Aku ikut duduk memeluk anakku yang saat ini terduduk di sebelah makam ibunya. Matanya masih berkaca-kaca tetapi tidak ada air mata yang menetes.

Ayok pulang fifa, bujukku.

Anakku memandangku sebentar lalu bangun dari jongkoknya. Fifa tak henti-hentinya memelukku, tangisnya meledak.

Ada perasaan tidak tega melihat anakku, aku pun ikut menangis juga.

Di dalam mobil, afifa aku lihat wajahnya murung. Melihat wajahnya aku jadi teringat nia. Wajah mereka mirip seperti kembar identik.

Di perjalanan aku coba menghibur anakku, ku ajak fifa mampir ke rumah makan padang favoritnya. Fifa tersenyum melihatku, lalu tanganku digandeng afifa masuk ke dalam rumah makan padang.

Wajahnya sedikit ceria, ya karena hobi afifa adalah makan mirip ibunya. Sekarang saja pipi fifa sangat chubby. Wajahnya yang cantik menjadi terlihat imut.

Ah afifa, aku geleng-geleng kepala. Aku berterima kasih kepada istriku telah memberikan anak seperti bidadari. Dan aku berjanji akan selalu menjaganya.


Chapter terakhir dari cerpen dengan alur acak ini pun berakhir.

TAMAT

 
Afifa Yang Sangat Berbeda
Bonus tanpa bumbu sex.

Mulustrasi Afifah Tanpa Cadar.

Mulustrasi Afifah

Usia anakku afifah sekarang sudah 20 tahun, sekarang dia kuliah di salah satu perguruan tinggi islam di jakarta.

Penampilan afifa mirip sekali dengan ibunya, memakai hijab panjang dan cadar. Hanya saja ada perbedaan yang membedakan mereka berdua. Fifa sangat strict dalam beragama. Sifatnya yang jutek, membuat semua lelaki yang mendekati enggan.

Tetapi berbeda dengan kedekatan fifa denganku. Afifa sangat menyayangiku. Dia tidak hanya kuliah, afifa punya usaha kecil-kecilan. Jadi sekarang afifa sudah tidak merepotkanku. Sungguh sangat berbeda kan?

Meski begitu aku tau, banyak lelaki mengejar-ngejarnya. Sikapnya yang jutek justru menantang setiap lelaki untuk mendapatkannya. Mereka tidak tau, afifa anti pacaran. Dan dia juga belum minat menikah.

Aku tau semua itu karena akulah yang menjadi teman curhat anakku. Sikap yang berbeda lagi dengan vania, afifah menomor satukan pendidikan. Sekarang afifa mengambil jurusan filsafat islam. Katanya dia ingin menjadi dosen filsafat. Dan akan melanjutkan pendidikan S2 dengan biaya hasil kerjanya sendiri.

Saat itu aku sedang duduk menonton berita di tv, berita yang aku tonton adalah konflik israel-palestina.

Pemerintah israel dan dunia mengutuk peran hacker yang katanya berasal dari indonesia. Selang beberapa menit ditampilkan foto DPO interpol itu.

Aku terkaget, itu foto afifa. Yang pertama foto afifah memakai cadar dan afifa tanpa cadar. Afifah masuk dalam buronan CIA juga, karena menyulut perang yang lebih besar lagi di timur tengah.

Rudal balistik milik iran dikendalikan afifah untuk menghantam kapal logistik amerika yang akan menuju israel.

Hampir pingsan aku melihat berita itu, aku cari-cari afifa anakku dengan perasaan campur aduk. Anakku sudah dicap teroris oleh dunia.

Dalam hatiku, kabur nak, kabur yang jauh. Abi akan mengikutimu dan melindungimu apa pun yang terjadi. Dan tidak peduli siapa kamu.

Kulihat afifah masih tertidur pulas di kamarnya. Wajahnya yang cantik membuatku tersenyum.

Kudekati anakku, lalu aku duduk di sampingnya. Afifa yang tau kedatanganku terbangun.

Hoam, afifa melihatku dengan tatapan bertanya-tanya.

Mataku berkaca-kaca, kurapikan rambut yang menutupi kening dan wajahnya.

Abi gapapa kan? Tanyanya.

Abi gapapa. Aku berbohong.

Brak, seperti suara tendangan. Aku coba keluar untuk melihat, rumah kami sudah dikepung.

Aku membangunkan fifa, ayo kabur nak, bangun. Buru-buru fifa memakai hijab panjangnya dan cadar. Di saat kondisi yang mencekam seperti ini dia masih memikirkan bagaimana auratnya tetap tertutup. Batinku.

Dengan cekatan afifa mengambil tasnya, aku dan afifa berlari mencari jalan untuk kabur dari sergapan.

Anakku tidak membawa senjata, apalagi memiliki senjata. Hanya laptop bututnya yang selalu dia bawa.

Kita memanjat pagar. Sini abi pegangin. Aku memegang tangan afifah. Lalu Afifah memanjat ke tembok.

Terima kasih abi. Kita memanjat dan meloncat dari pagar tembok yang tinggi. Berlari menyusuri gang gang kecil melewati perkampungan kumuh.

Ternyata afifah memiliki teman yang terkoneksi dengan AL Qassam di perkampungan kumuh itu. Sepasang suami istri, abdul latif dan nurul fatimah.

Akhirnya untuk sementara waktu kita sembunyi di rumah mereka. Dan dipersiapkan berangkat ke timur tengah.



TAMAT
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd