Pasangan baru
Pov : sandra
Bag - 1
Disela-sela petualangan sex aku dan yuda kami suka melakukan variasi sex, baik itu fantasi lama atau merealisasikan fantasi-fantasi baru, yah sekedar hiburan sebelum kami berdua mencapai titik jenuh, swing menjadi salah satu favorit kami, berbagai metode swing kami coba lakukan dengan teman-teman yg sudah menjadi komunitas tetap kami, mereka adalah teman-teman yang bisa memahami satu sama lain, tetapi di luar dari itu sesekali kami mencoba mencari pasangan baru diluar komunitas tersebut, tidak mudah mencari partner swing yang benar-benar saling cocok, tidak sedikit aku dan yuda mencoba bertemu dengan pasangan swing yg lain namun gagal karena tidak menemukan kecocokan, banyak faktor juga sih yang menentukan kecocokan tersebut. Sampai pada suatu hari pergi suatu kota di daerah jawa tengah untuk memenuhi undangan pernikahan rekan kerjaku, sebelum berangkat kami berdua berencana untuk mencari pasangan yang tinggal dikota tersebut, yudapun mencari rekomendasi melalui rekan rekannya yang juga berkecimpung di dunia swing, setelah bertanya sana sini akhirnya kami mendapatkan satubpasangan yang direkomendasikan oleh rekan yuda, sebelum bertolak ke kota tersebut yuda menghubunginya dan mengatur janji untuk bertemu, beda dengan sebelum-sebelumnya biasanya aku penasaran dengan pasangan baru yang akan kutemui, namun tidak kali ini, mungkin berdasarkan pengalaman aku jadi berekspetasi macam-macam kalau mengetahui profil pasangan yang akan jadi lawan mainku, jd aku nothing to lose saja kali ini.
Singkat cerita kamipun tiba di kota tujuan dan menginap disalah satu hotel yang kebetulan juga menjadi tempat resepsi pernikahan rekan yuda, resepsi berlangsung siang hari, jadi pada malam harinya kami berencana bertemu dengan pasangan baru tersebut. Waktu yang ditunggu tunggu pun tiba, ya aku menantikan ini, karena aku selalu antusias terhadap sesuatu yang baru terutama sesuatu hal yang berhubungan dengan sex, hihihi, tidak mau membuang waktu kami mengatur janji di cafe hotel tersebut, kami tiba lebih dulu dan memilih tempat di smooking area karena bayu seorang perokok berat, tak lama setelah kami memesan minum pasangan tersebut tiba dilokasi, aku dan yuda menyambutnya, seperti biasa aku memsang senyum ala lady biar terkesan perempuan dingin
, kami pun berkenalan ternyata mereka sedikit lebih tua umurnya dari kami berdua, Riko M35 dan Nisa F34, aku sedikit kecewa ternyata Riko tidak setampan yang aku harapkan, hihi, postur tubuhnya hampir sama dengan sang misua, kulitnya hitam manis, tp Nisa perempuan yang manis, tinggi badan kira kira 160an, putih, ukuran bra tidak bisa kuperkirakan, yah dari pandangan pertama ini hasratku sedikit berkurang karena ada rasa kecewa, tapi ini sudah sering aku alami jadi kubuat mengalir saja, yuda memulai obrolan untuk mencairkan suasana, yernyata mereka berdua pasangan yang menyenangkan, yerlihat dari cara mereka yang cair dalam obrolan, kamipun larut dalam obrolan santai dimalam itu, di tengah berlangsungnya orbrolan dengan mereka tiba-tiba ada pesan masuk di hp ku, ternyata dari yuda yang menanyakan tanggapanku atas pasangan tersebut, aku menjawab pesan yuda "lemes say, kurang ganteng sih, plus emot senyum" hihihi jahatnya diriku, bayu membalas lagi pesanku "yahh, tapi kamu enjoy-enjoy aja dari tadi??",
"Hmm, yaa orangnya asik-asik aja sih, aku sih enjoy sm dia, kl mau lanjut ya hayuu aja" jawabku santai.
Tampaknya yuda juga mengirim pesan ke.hp riko, tiba-tiba riko beranjak dari kursi sambil mengajak nisa, "ok kl gitu, kita berdua ke depan dulu ya" kata riko, baru kutahu dari yuda ternyata riko ke resepsionis utk membuka kamar, yudapun mengajakku keatas kembali ke kamar, ditengah perjalanan kami yuda bertanya lagi padaku "gimana, yakin mau dilanjut?", "yakin kok say, aku enjoy enjoy aja" jawabku sambil tersenyum, aku memang tidak merasakan canggung, jadi tidak ada salahnya ku coba. Setibanya dikamar yuda langsung pamit keluar kamar, rencananya yuda dan riko akan bertukar kamar, ok kalau begitu, akupun bersiap diri, segera kutanggalkan pakaianku, kusisakan bra hitam dan celana dalam merahku, sambil menunggu aku menuju kamar mandi untuk sekedar bebersih diri dan merapikan makeup ku, setidaknya menutupi wajah ku yang lesu karena lelah, selesai bebersih aku mengambil handuk yang disediakan hotel dan kukenakan untuk membalut diriku yg tidak berpakaian ini, sambil menuunggu riko datang, aku duduk di sofa kamar sambil meminum minuman dingin dari lemari pendingin yang ada dikamar, terbayang bayang dalam benakku, permainan seperti apa yang akan kualami malam ini, cukup lama aku menunggu, sekitar 30 menit bel kamar berbunyi, sesuai dugaanku, riko yang ada dibalik pintu, aku membuka sedikit pintu dan mengeluarkan wajahku "hai.." sapaku, "saya ga salah kamarkan?kok disini lebih cantik dibanding dibawah tadi" canda riko, hihi bisa ngegombal juga cowo ini ucapku dalam hati, kupersilahkan dia masuk, aku langsung menuju ke sofa lagi, "ambil minum sendiri ya disitu" kataku sambil menunjuk lemari pendingin, setelah memilih minuman, riko menarik kursi dr depan meja tv dan duduk seberang meja depan sofa tempat aku duduk, kamipun saling berbasa basi dan sedikit mengulang obrolan dibawah, ternyata riko bukan tipe orang yang agresif untuk laki laki yang berhadapan dengan perempuan yang hanya berbalut handuk, sebelum aku semakin kedingan karena hanya berbalut handuk, aku sedikit memancingnya dengan mengubah posisiku yg semula duduk ke posisi setengah tidur, dengan posisi menyamping seperti ini handuk yang kukenakan jadi sedikit tertarik keatas, jadi pahaku lebih terbuka sekarang, agaknya strategiku sedikit berhasil, mata riko mulai mencuri curi melihat ke arah pahaku, makin nakal pikiranku, sedikit kugoyang-goyangkan lututku hingga handuk yang menutupi pahaku makin terbuka, riko jadu terlihat salah tingkah, berkali kali menengguk minumannya sambil matanya sesekali mencuri pandang ke pahaku, hihihi, entah kenapa ada perasaan bangga dalam diriku ketika berhasil membuat laki laki terpaku pada tubuhku.
Riko kembali mengeluarkan jurus gombalnya "disini acnya dingin tapi gw haus mulu, depan gw hot banget sih" gombal riko, ah hanya mentok digombal menggombal aja dalam hatiku, tampaknya terpaksa aku yang harus sedikit agresif,
"Biar ga kedinginan, pijetin gw aja kl gitu, sambil cari keringet" pintaku dengan nada canda tapi serius, hihi, riko langsung beranjak dari kursinya, dan bergerak menuju sofaku, "eiitt, biar seru sama-sama buka baju dong" kataku sambil sedkit nakal, akupun melepaskan handukku, dan mengambil posisi terlentang dengan maksud memancing birahi riko
Riko menanggalkan pakaianya dan menyisakan cd nya, kini aku bisa melihat tubuhnya, tidak terlalu atletis, namum dadanya bidang, cukup berisi, dan woww, yang menyita perhatianku adalah benda yamg tersembunyi dibalik cd nya, terlihat jelas karena sudah dalam posisi ON sepertinya, cukuplah untuk menghibur diriku.
"Pijit apanya nih" tanya riko, langsung kujawab "terserah, yang penting bisa bikin keringatan" kataku, kupejamkan mataku, kali ini kubiarkan dia yang berkreatifiitas atas diriku ini, hihi, tak lama aku merasakan bibirnya dipahaku, kurasakn perlahan-lahan bibir riko menciumi pahaku, disuruh mijit malah main cium kataku dalam hati, tangannya mulai mengusap usap perutku, bibirny terus mencium pahaku kiri dan kanan, aku mencoba mengikuti saja permainannya sambil mencoba menikmati, jujur riko belum berhasil memancing birahiku, kini bibirnya berpindah ke perutku, meciumi seluruh permukaan perutku, kedua tangannya berpindah ke pahaku, dan melakukan pijitan pijitan lembut di kedua pahaku, selagi aku mulai menikmati belaiannya, riko bangun dari sofa, dengan mataku yang masih terpejam, kedua tangan riko menerobos kebawah tubuhku, dan ternyata riko menggendongku, "aduh, mau ngapain?", tanyaku sambil terkejut, lalu riko kembali duduk disofa sambil memangku tubuhku, "ga bisa nahan diri gw buat meluk lo, sumpah bodi lo hot banget" kata riko, aku tidak keberatan digendongnya, hanya sedikit terkejut awalnya, lalu aku sungguh terkejut ketika merasakan benda yang mengganjal di bokongku, uhhh, padatnya benda ini, aku langsung membayangkan diameternya, sebesar apa kira kira, ingin rasanya tangan ini menggenggam, namun posisiku kurang menguntungkan
Bersambung