Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Petualangan Udin

BAB 22



Selang 1 dupa kemudian Udin selesai makan.

"Jaka...." ucap Arya Sentanu.

"Dalem Eyang kakung.." ucap Udin.

"Apakah di balik bajumu itu kalung Ibumu?" ucap Arya Sentanu.

"Injih Eyang Kakung..." ucap Udin.

"Sembunyikan saja di balik bajumu itu Jaka atau gak di simpan saja...

"Sebab perkataan Ibumu ternyata benar..Bahwa Awakmu lagi di buru oleh kerajaan Awan..." ucap Arya Sentanu lirih.

"Baik Eyang kakung..." ucap Udin.

"Ayoo ikut Eyang kakung... " ucap Arya Sentanu.

"Kemana Eyang Kakung...?" ucap Udin.

"Latihan menotok.." ucap Arya Sentanu.

Arya sentanu lantas menggendong Udin.Lalu berjalan ke ruang latihan.

Tak sampai 1 dupa mereka sudah sampai di ruang Latihan.

Sebelum Mereka masuk keruang latihan,ada sepasang mata melihat Udin. Lalu diam - diam berjalan ke arah lubang udara untuk mengintip Udin.

"Apakah Ayah dan Ibumu sebelumnya sudah melatihmu tenaga dalam Jaka..."ucap Arya Sentanu.

"Sudah Eyang.... " ucap Udin.

"Bagus...Jadi Jaka sudah punya dasar untuk menggunakan ilmu ini." ucap Arya Sentanu.

Arya Sentanu lantas memberi tahu letak titik saraf sambil menyentuh tubuh Udin.
Setelah itu memberi tahukan dimana saja untuk menotok saraf agar tidak bergerak,dan juga membebaskan orang lain dari totokan.

Udin mendengar ada suara di balik dinding ruang latihan.

Luciefer ikut menyimak apa yang di ucapakan Arya Sentanu.

"Sepertinya aku bisa menggunakan ilmu itu pada Kutu kupret itu...

"Tapi.....

"Sepertinya gak mungkin deh... Boro - boro aku menotok kutu kupret,yang ada aku duluan yang babak belur di hajar sama dia" ucap Luciefer dalam hati.

Selang 3 dupa kemudian Arya Sentanu selesai memberikan arahan pada Udin.

"Apakah Jaka sudah paham dan mengerti.." ucap Arya Sentanu.

"Mengerti Eyang kakung..." ucap Udin.

"Paman Lusi..." ucap Udin telapati

"Nama hamba Luciefer Bos...Bukan Lusi.." ucap Luciefer telepati.

"Iya Paman..Maksud Udin itu... Apakah Paman tahu siapa orang yang sedang mengintipku?" ucap Udin telepati.

"Bentar Bos..." ucap Luciefer telepati.

Nampak di punggung Udin keluar satu titik hitam,lalu titik hitam itu menembus tembok.Setelah itu titik hitam masuk kembali ke tubuh Udin.

"Baiklah.. Eyang kakung akan mengajarkan kamu Ajian tapak bintang.." ucap Arya Sentanu.

"Bos...Yang mengintip itu orang yang telah mengambil tongkat waktu itu..." ucap Luciefer telepati.

"Eyang..." ucap Udin.

"Iya Jaka...." ucap Arya Sentanu.

"Jaka ingin mempraktekkan jurus menotok ini pada orang yang mengintip kita di balik tembok itu Eyang..." ucap Udin sambil menunjuk arah.

"EH....!!!??? Sinta terkejut saat mendengar ucapan Udin,Keberadaanya di ketahui oleh Udin.

"Siapa yang mengintip Jaka....?" ucap Arya Sentanu penasaran.

"Orang yang mengambil tongkatku Eyang..." ucap Udin.

"Sintaa...... " ucap Arya Sentanu berkata nyaring karena geram.

"Sialaaan.... Aku harus pergi dari sini" ucap Sinta dalam hati.

Arya Sentanu lantas melesat ke arah Sinta.

Sinta baru berlari 6 tombak tiba - tiba Arya Sentanu sudah menotoknya dari belakang.
Sinta tak bisa bergerak,hanya mulutnya saja yang bisa bergerak.

"Ampun ketuaa... Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi." ucap Sinta ketakutan.

"Ayoo ikut aku...." ucap Arya Sentanu sambil membebaskan totokannya.

"Baik ketua...."ucap Sinta.

"Mengapa dia bisa tahu kalau aku yang mengintipnya...." ucap Sinta dalam hati sambil berjalan.

Tak lama kemudian,ia sudah di samping Udin.

"Nah... Sekarang Jaka bisa mempraktekkannya..." ucap Arya Sentanu.

"Mbak Sinta duduk dong...Jaka gak sampai neh.." ucap Udin.

"Gak mau....Salah sendiri tubuhmu kecil.." ucap Sinta.

"Sinta...Lakukan apa yang di suruh oleh Jaka.." ucap Arya Sentanu.

"Iya ya...." ucap Sinta.

Sinta kemudian duduk.

Udin kemudian meraba tubuh Sinta untuk mencari titik saraf.

"Sial...Dia berani meraba tubuhku..." ucap Sinta dalam hati.

Setelah Udin menemukan titiknya,Lalu Udin mempraktekkan ilmu menotok tersebut.

"Bagus jaka... Kamu telah bisa menggunakan ilmu totok tersebut " ucap Arya Sentanu.

"Apakah Eyang kakung punya alat tulis..." ucap Udin.

"Alat tuliss..???
Arya Sentanu langsung mengerti arah ucapan Udin tersebut.

"Ada...Tunggu sebentar ya Jaka...Eyang ambil dulu.." ucap Arya Sentanu.

Arya Sentanu lantas keluar dari ruang latihan.

"Hei bocah sialan...Bebaskan totokanmu ini..." ucap Sinta.

"Namaku Jaka mbak....Bukan bocah Sialan..Mbak tenang saja... Nanti jaka akan melepaskan totokannya.." ucap Udin.

"Bos...Siksa dia saja bos...Biar dia kapok.." ucap Luciefer telepati.

"Ini juga Udin mau siksa dia paman..." ucap Udin telepati.

Tak lama kemudian Arya Sentanu datang sambil membawa alat tulis lalu di serahkan oleh Udin.

Alat tulis itu berupa kuas kecil lalu ada kotak kecil berisi tinta.

"Nah...Mbak Sinta diam saja ya...Jaka mau dandani embak biar jadi cantik seperti putri Raja.." ucap Udin.

Udin kemudian mencelupkan kuas itu di kotak tinta,lalu tangan kiri memegang wajah Sinta. Kemudian Udin melukis wajah sinta. Udin menggambar muka sinta seperti muka kucing.

Selang 1 dupa,Udin selesai melukis wajah Sinta.

"Ha....Ha....Ha...Ha...Ha...Ha....Ha...." Arya Sentanu tertawa melihat wajah sinta.

"Mbak Sinta jadi cantik sekarang...Jangan di hapus selama 2 hari ya mbak..." ucap Udin.

"Sialaaan....." ucap Sinta dalam hati.

"Jakaa....Aku minta maaf...Tolong hapus tinta di mukaku ini" ucap Sinta.

"Itu adalah hukumanmu Sinta.. Kamu pilih hukuman yang di berikan oleh Jaka atau aku sendiri yang menghukummu..." ucap Arya Sentanu sambil menahan tawanya.

"EH....!!!?? ...

"Saya pilih hukuman dari Jaka saja ketua..." ucap Sinta.

Sinta sudah tahu hukuman apa yang akan di berikan oleh Arya Sentanu. Hukuman itu lebih berat dan lebih lama.

"Pilihan yang bijak...

"Nah sekarang Jaka.....Bebaskan totokannya Sinta" ucap Arya Sentanu.

"Sendiko dawuh Eyang Kakung..." ucap Udin.

Udin mendekatkan mukanya ke telinga Sinta.

"Setelah 2 hari...Jaka akan memberi sesuatu pada mbak.."ucap Udin berkata lirih.

Udin kemudian membebaskan totokan Sinta.

"Jangan di ulangi lagi ya Sinta..." ucap Arya Sentanu.

"Iya Ketua..Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.." ucap Sinta.

"Bagus....Sekarang keluarlah...Jangan di hapus selama 2 hari.." ucap Arya Sentanu.

"Baik ketua..." ucap Sinta.

Sinta kemudian berdiri,lalu berjalan ke arah pintu keluar.

Tak sampai satu dupa,terdengar suara tawa para penghuni pedepokan Bintang laut karena melihat wajah sinta yang penuh coretan.

"Ha...Ha...Ha....Ha....Ha....Ha...Ha...

(Skip sampai malam hari)

Tadi sore,Udin masuk kedalam dunia cincin untuk mandi dan BAB,setelah itu keluar lagi.

Kini Udin berada di dalam kamar tidur sambil dengarin lagu di Walkmannya.Ia memikirkan lebih baik memberi tahu nama asli ke Umam meskipun nama belakangnya saja.

"Jaka...." ucap Umam telepati.

"Iya Paman..." ucap Udin telepati.

Umam lalu muncul di samping tempat tidur.

"EH....!!!??? Umam terkejut saat melihat Udin mempunyai Dantian Qi.

"Siapa yang mengajarimu Energi Qi jaka..." ucap Umam.

"Mbak Lusi Paman..." ucap Udin.

"Bosss...Aku ini cowok,bukan Cewek,dan namaku Luciefer..Bukan Lusi." ucap Luciefer telepati.

"Ooo...Mbak Lusi....

"Lusinta Luna kah Jak?" ucap Umam.

"Paman mau,Udin sebut nama asli paman..Kalau iya.. Maka Udin sebut nama Paman ke Paman Umam" ucap Udin telepati.

"Ho oh... Paman." ucap Udin.

"Jangan...Jangan Bos...." ucap Luciefer telepati.

"Paman Umam...." ucap Udin.

"Ya Jaka..." ucap Umam.

"Paman panggil Jaka dengan Udin saja Paman...Sebab Nama belakangku Udin.." ucap Udin.

"Ooo...Begitu..Baiklah.." ucap Umam.

"Kok sama kaya nama Bos ya..." ucap Umam dalam hati.

"Paman Umam punya Sabun cair,Shampo dan Parfum apa enggak.." ucap Udin.

" Ada... Parfumnya Mau yang wangi apa Din?" ucap Umam.

"Hem...Jaka gak tahu paman.." ucap Udin.

"Loh....Kok gak tahu..."ucap Umam.

"Soalnya...Parfumnya untuk wanita Paman..." ucap Udin.

"Ooo.... Aku gak punya kalau tuk wanita

"Harus beli Din..." ucap Umam.

Udin merogoh kantong celananya.

"Udin punya segini aja Paman...." ucap Udin memberikan uang koinnya pada Umam.

"Aiiissh... Itu kurang Udin....Minimal 100 keping emas.

"Emang... uang Udin ada berapa Paman?" ucap Udin.

"Ada 26 keping emas,100 keping Perak." ucap Umam.

Tiba - tiba Sri menelepati Umam.

"Akang..." ucap Sri telepati.

"Ya Beb..." ucap Umam telepati.

Sri muncul di samping Umam.

"Kalau beli sampo bisa gak Paman..." ucap Udin.

"Kalau sampo bisa... Mau berapa botol..?"ucap Umam.

"Akang ini...***k kasihan kah sama Jaka... Kita kan punya stok banyak..." ucap Sri.

"Eh ... !!!?? Ada Bibi..." ucap Udin.

"Gimana kabarmu Jaka..." ucap Sri..

"Baik Bi.....

"Nah... Kebetulan Bibi datang...Bibi ada punya parfum untuk wanita apa enggak" ucap Udin.

"Punya Jak...Emang untuk siapa?" ucap Sri.

" Buat teman - teman Bi... Tadi kata paman Umam duitku gak cukup buat beli parfum,sabun mandi dan shampo.." ucap Udin.

"Kang... Apa yang di minta oleh Jaka... Kasih saja... Jangan minta uangnya.." ucap Sri.

"Iya Beb..." ucap Umam.

"Jaka.... Kalau Suamiku ada berbuat nakal saat menjagamu,beritahu Bibi ya..." ucap Sri.

Glekk.... Umam menelan ludahnya.

"Sendiko dawuh Kanjeng Ratu....." ucap Udin.

"Kang... Ambilkan yang Jaka minta dan taruh dalam cincin ruang. Sekarang ya Kang.." ucap Sri.

"Siap Beb..." ucap Umam.

Umam lalu menghilang

"Berhubung Jaka punya Qi.. Maka Bibi kasih alat.. Alat ini terhubung langsung ke Bibi..Jika batrei habis maka akan berbunyi,cukup Jaka alirkan Qi pada alat ini" ucap Sri sambil memberikan alat seperti HT yang ia ambil dari cincin ruangnya.

"Caranya gimana Bi..." ucap Udin.

Sri lantas memberi tahu caranya.

"Ooo... Begitu....

"Terus Berbuat nakal itu seperti apa Bi...?" ucap Udin.

"Contohnya Suamiku menjahili teman - temanmu jaka...Atau berbuat mesuum..."ucap Sri.

"Siaapp Kanjeng Ratu..." ucap Udin.

"Seperti aku masih nyimpan Pil peledak energi buat manusia... Mudah - mudahan masih ada.." ucap Sri dalam hati. Sri memeriksa cincin ruangnya.

"Naahh..Ketemu...

"Jakaa...." ucap Sri.

"Dalem Bi..." ucap Udin.

"Ini Bibi ada pil peledak energi Qi. Tapi hanya sedikit saja...Dan Pil Pondasi.." ucap Sri sambil memberikan Pil lev 8 kepada Udin yang di taruh dalam Botol.

"Gunanya untuk apa Bii...?" ucap Udin.

"Untuk cepat naik tingkat sayaang...

"Botol bulat itu pil peledak energi sedangkan yang kotak itu Pil Pondasi. Jaka telan yang Pil peledak dulu 1 butir.. Lalu setelah efeknya habis,maka telan pil pondasi 1 butir. " ucap Sri.

"Ooo... Begitu,naik tingkat itu apa Bi. " ucap Udin.

Udin memasukkan ke kantong celananya tapi tidak muat.

"Yang ngajarin Jaka belajar Ilmu Qi ini dari siapa?" ucap Sri.

"Dari Mbak Lusi Bii.." ucap Udin.

Umam muncul di samping Udin.

"Apa Jaka gak di beri tahu tingkatan kultifator oleh Lusi?" ucap Sri.

"Enggak Bi..." ucap Udin.

"Kang.... Kasih dia ilmu pemahaman tentang Kultifator kang.." ucap Sri.

"Siap Beb.." ucap Umam.

Umam menaruh jari telunjuknya di kening Udin.

Umam memberikan pengetahuan tentang tingkatan Kultifator,jenis pil,Cincin ruang.

"Waahh....Banyak juga ya tingkatannya Bi.." ucap Udin.

" Ya banyak Jaka...Semakin tinggi tingkatannya maka semakin kuat...

"Kang... Mana cincin ruangnya..." ucap Sri.

Umam memberikan cincin ruangnya.

"Ini bibi punya cincin Ruang,Isinya barang yang Jaka minta...Tolong di terima ya Jak.." ucap Sri sambil meletakkan cincin ruang pada Udin.

"Iya Bi....

Udin memasang cincin ruang pada jarinya.

"Hem....Panggil saja nama belakangku Bi.. Yaitu Udin.." ucap Udin.

"Udin....!!

"Bos Udin.....!!!???" ucap Sri secara Reflek..

"EH.....!!!??? Udin terkejut.

"Boss....Ini aku Sri anak buahmu Bos...Apa Bos gak ingat?" ucap Sri.

Udin geleng - geleng...

"Kang....Kenapa gak kasih tahu kalau dia ini Bos Udin.." ucap Sri.

"Aku mana tahu Beb...Kata dia namanya Jaka,lalu nama belakangnya Udin..Begitu.." ucap Umam.

"Bos...Bos Syaifudin..." ucap Sri.

"Dalem Bi....

"EH....!!!?? Bibi kok tahu nama asliku" ucap Udin terkejut.

"Nah...Benar kan dia Bos Udin.." ucap Sri.

Sri lalu memeluk Udin.

"Boss...Aku kangeeen....Huu....Huuu...Hu...." ucap Sri sambil menangis bahagia.Sekian lama tidak bertemu.

"Maaf Bi...Apakah dulu Bibi dan paman teman - temanku.." ucap Udin.

"Iya Bos...Dulu kita adalah teman sekaligus keluarga Huuuu...." ucap Sri.

Udin juga ikutan menangis... Ada perasaan hangat menyelimuti dirinya.

Sri melepaskan pelukannya.

"Bibi...Paman....Udin minta tolong...Kalau hanya kita di sini gak apa - apa Paman dan Bibi panggil nama Udin,jika ada orang lain,panggil saja Jaka,dan jangan beritahu pada siapapun. Biar Udin sendiri yang memberi tahu" ucap Udin.

Sri mengusap air matanya.

"Siaaap Boss..." ucap Umam dan Sri serempak.

Udin mendengar suara langkah kaki.

"Boss... Kita tinggal dulu ya... Sebab Ada urusan yang harus di selesaikan.." ucap Sri.

"Injih Bi..." ucap Udin.

"Ingat pesanku ya Bos...tentang alat yang aku kasih ke bos.." ucap Sri.

"Siap Bi...Udin ingat kok.." ucap Udin.

Sri dan Umam menghilang.

Tak lama kemudian Pintu kamar Udin ada yang membuka.

Krriiieet....Pintu kamar Udin terbuka.

Udin dengan sigap menyimpan botol pil ke dalam cincin ruangnya.

Nampak Cempaka masuk dalam kamar Udin.

"Jaka....."ucap Cempaka.

"Dalem Bi...Ada apa?" ucap Udin.

"Bibi boleh tidur sini gak?" ucap Cempaka.

"Hem...Boleh Bii..." ucap Udin.

Cempaka lalu menutup pintunya. Lalu berjalan ke arah tempat tidur Udin.

"Bibi sebenarnya juga ada perlu denganmu jaka.." ucap Cempaka.

"Ada keperluan apa Bi..." ucap Udin.

Cempaka lantas naik ke tempat tidur Udin.

"Tadi sore Bibi cari pakaianmu kok gak ada.." ucap Cempaka.

"EH.... Masa seh Bi..." ucap Udin pura - pura terkejut.

"Iya Jak... Sampe pusing aku mencarinya.."ucap Cempaka.

Udin terdiam

"Nanti Bibi akan belikan kamu pakaian yang baru ya Jak...Lagian pakaianmu sudah waktunya minta ganti..." ucap Cempaka.

"Iya Bi...Tapi Bibi gak perlu belikan jaka baju baru.Jaka bisa beli sendiri..Ini Jaka punya uang Bi.." ucap Udin sambil memperlihatkan uang pada Cempaka.

"Uangmu simpan saja Jaka...Bibi ada simpanan kok" ucap Cempaka.

Udin kemudian berebah.

"Kamu habis nangis ya Jak..." ucap Cempaka melihat pipi Udin basah.

"Iya Bi.... Jaka teringat almarhum kedua orang tua Jaka..." ucap Udin berbohong.

"Ooo.... Begitu....

"Maaf ya Jak...Bibi membawamu ke sini.. Sebab Bibi pikir kamu adalah Cucunya ketua.." ucap Cempaka sambil berebah di samping Udin.

"Ya Gak apa - apa Bi...

"Mereka sudah menganggap Jaka ini cucunya." ucap Udin.

"Mungkin 10 hari lagi Bibi akan keluar dari pedepokan ini untuk mencari Cucunya ketua.." ucap Cempaka.

"Jangan Bi...Mending Bibi di sini saja..." ucap Udin.

"Gak bisa begitu Jaka....Ini sudah Rutinitas Bibi." ucap Cempaka.

"Nanti Jaka akan bilang ke Eyang... Agar Bibi tetap di sini..." ucap Udin.

"Iya kalau bisa Jak..Kalau enggak gimana? Nanti kamu di marahin lagi lalu di usirr.." ucap Cempaka.

"Gampang itu Bi...Nanti Jaka bujuk mereka..." ucap Udin.

"Yuk Jak...Tidur...Besok takut kesiangan..." ucap Cempaka.

Cempaka memeluk Udin.

"Rambutmu wangi banget Jak...Kamu kasih apa?" ucap Cempaka penasaran.

"Kasih Shampo Bi..." ucap Udin.

Hooooaaammm....Udin menguap.

"Ooo...Shampo...Sampo itu apa jaka?: ucap Cempaka.

"Besok Udin beritahu Bi....Hooaammm" ucap Udin.

"Baiklah..." ucap Cempaka.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd