MEMBERI TAHU TAPI TIDAK SEMUANYA
Rissa yang mendapat pertanyaan itu mau tak mau jujur,tapi tak semua diceritakan.
"Namaku Clarissa Yue Yan,panggil saja Rissa.aku adalah calon istri Lin Udin" ucap Rissa.
"APAAAAAAAA!!?? ucap Kedua orang tua Udin. terkejut
"Oooo....Berarti beneran ta yang dibilang Bos waktu itu,tapi kenapa bos bilang istri ya" ucap Paijo dalam hati jadi bingung.
"Lalu teman- teman putraku?" ucap Ayahnya Udin penasaran.
"Aku akan memberi tahu,tapi aku ingin anda berjanji dahulu demi langit dan bumi tidak memberitahukan pada orang lain" ucap Rissa sengaja melakukan itu agar aman.
"Baiklah aku berjanji demi langit dan bumi tidak akan memberi tahu kepada orang lain,jika aku memberitahu kepada orang lain maka aku akan mati" ucap Ayahnya Udin dengan tegas.
Jedderrr..... Tiba - tiba ada petir lewat.
Kemudian Rissa menatap Ibunya Udin.
"Apakah aku harus berjanji juga?" ucap Ibunya Udin tahu arti tatapan Rissa itu.
Rissa hanya menganggukkan kepalanya.
"Baiklah..Aku berjanji demi langit dan Bumi tidak akan memberi tahu pada orang lain,jika melanggar maka aku akan mati" ucap Ibunya Udin.
Jedddeeeerrrrr..... Suara petir lagi.
"Nah..... Sekarang aku akan memberi tahu pada ayah dan Ibu,Paijo adalah Dewa penguasa Naga" ucap Rissa merasa aman setelah orang tua Udin sudah berjanji.
"APPAAAAAAAAA!!!!??" ucap Kedua orang tua terkejut.
"SALAM HORMAT KAMI YANG MULIA DEWA PENGUASA NAGA,MAAFKAN KAMI YANG TIDAK MENGETAHUINYA DAN TELAH LANCANG MENYURUH YANG MULIA" ucap mereka serempak sambil bersujud.
"EH!!!?? Paijo juga terkejut.
"Kok dia bisa tahu ya" ucap Paijo dalam hati.
"Berdirilah...Kalian tidak perlu bersujud padaku,karena aku adalah temannya putra kalian" ucap Paijo.
Kedua orang tua Udin berdiri.
Rissa melanjutkan lagi.
"Lalu,Ponijan ada dewa penguasa harimau suci,Kuwi adalah makhluk bangsa elang emas,Djarwo adalah dewa penguasa kura - kura" ucap Rissa.
Kekuatan Djarwo belum kembali diranah Dewa penguasa. Djarwo masih berada diranah Raja dewa Hitam tingkat 5.
"HAAAAAAAAA" ucap kedua orang tua Udin terduduk sambil mulutnya terbuka.
Lalu mereka mengeluarkan seteguk darah akibat sangking terkejutnya.Sebab yang disebutkan oleh Rissa itu adalah makhluk Legenda yang selama ini mereka yakini tapi belum pernah melihatnya.
"APAAAAA???!!!!ucap Paijo terkejut. Masalahnya dia merasakan aura yang familiar pada Djarwo tapi ia lupa.
"Darimana dia bisa tahu" ucap Paijo dalam hati.
"Sekarang kalian sudah tahu siapa kami" ucap Rissa.
Kedua orang tua Udin hanya menganggukkan kepalanya saja.
Terjawab sudah pertanyaan yang berada dikepalanya kecuali 1 pertanyaan,mengapa Udin bisa mendapatkan kekuatan untuk membunuh ribuan bangsa Iblis,Sedangkan dirinya saja tidak sanggup melawannya.
"Hem....Apakah kalian saling jatuh cinta" ucap Ibu yang dari tadi hanya diam saja.
Nampak wajahnya Rissa memerah mendapat pertanyaan dari Ibu mertuanya.Ia hanya bisa menganggukan kepalanya saja.
Lalu Ibunya Udin menatap Udin.
"Udin sudah lama jatuh cinta IBu" ucap Udin. Ia tak memberitahu bahwa Rissa adalah Istri pertamannya sewaktu di bumi.
"Baiklah...Ibu akan menikahkan kalian " ucap Ibunya Udin.
"Yesss... Bentar lagi Aku menikah " ucap Risa dalam hati kesenangan.
"EH.!!?!! Udin terkejut.
"Tapi Udin masih kecil bu.." ucap Udin.
"Itu gak masalah,yang penting kalian saling suka itu sudah cukup" ucap Ibunya Udin.
"Bu...Udin akan menikah ketika Umur Udin 17 tahun." ucap Udin menolak secara halus.
" Hem.....Nampak ibunya Udin berpikir..
"Baiklah... Kalian akan menikah ketika berumur 17 tahun." ucap ibunya Udin.
"Yaaaaahh..***gal deh " ucap Rissa dalam hati kecewa.wajahnya Rissa nampak murung.
Ibunya Udin melihat Rissa nampak murung lalu mendekat.
"Rissa'er tenang saja,Ibu akan menganggap Rissa menantu walaupun belom menikah" ucap Ibunya Udin sambil mengelus rambut Rissa.
"Terima kasih Bu" ucap Rissa tersenyum.
Kedua orang tua Udin tidak mau mengetahui asal usul Rissa,sebab mereka sudah mengetahui siapa teman - teman Udin itu sudah cukup. Ditambah Rissa memiliki kekuatan yang sangat besar,buktinya Ia dapat menyembuhkan penyakit yang melanda desa tempat tinggalnya. Masih kecil saja sudah punya kekuatan besar,apa lagi jika sudah besar nanti. Itulah yang ada dalam fikiran mereka.
Tak lama kemudian.
Kedua orang tua Udin dan Paijo keluar dari kamar Udin.
"Dek..Apa yang terjadi ketika aku tak sadarkan diri " ucap Udin ketika hanya mereka berdua saja didalam kamar tidur.
"Kang mas membantai bangsa iblis,memyerang warga desa dan menyerang Ponijan" ucap Rissa.
"APPAAAAAA???"ucap Udin terkejut dan syok.
"Terus..." ucap Udin penasaran apa yang terjadi setelah dirinya tak ingat peristiwa itu.
"Kang mas hilang kendali akibat dikuasai Oleh kekuatan kegelapan,untungnya itu belum secara penuh,jadi adek bisa menyegelnya,jika terlambat maka kang mas seutuhnya telah dikuasai oleh kekuatan kegelapan dan tidak bisa kembali secara normal lagi" ucap Rissa.
"Ooo..... Begitu. Eh tunggu dulu,dulu itu Rany sempat bilang padaku bahwa aku punya kekuatan kegelapan ketika ia melihat mataku menghitam, " ucap Udin teringat saat bersama dengan Rany.
"Dulu kang mas bisa mengontrol emosi apa enggak?" ucap Rissa.
"Hem....Bisa dek. Semarah - marahnya aku,aku bisa mengontrolnya" ucap Udin.
"Sekarang?" ucap Rissa.
"Hem...***k bisa dek.. EH!!!" ucap Udin lalu tersadar.
Pantesan dirinya mengamuk gak tahunya dirinya gak bisa mengontrol emosinya yang meledak - ledak.
"Sekuat apapun kang mas menahan emosinya kang mas,itu gak akan berhasil sebelom kang mas membuka elemen cahaya" ucap Rissa.
"Ooo.... Ngono ta dek. Jadi aku tidak akan bisa mengontrol diriku ketika aku emosi" ucap Udin.
Rissa menganggukkan kepalanya lalu memeluk Udin.
Udin juga membalas pelukan Rissa.
"Hem.....Bangsa iblis ada datang lagi gak dek?" ucap Udin khawatir bangsa iblis akan datang menyerang kembali setelah dirinya membunuh pasukan iblis.
"Enggak kang mas" ucap Rissa.
"Syukurlah.... "Udin merasa lega mendengarnya
Udin melepaskan pelukannya begitu juga Rissa.
"Oh iya..Kuwi gimana dek?" ucap Udin yang teringat Kuwi luka parah. nampak matanya sekit menghitam
"Kuwi sudah sembuh sayang" ucap Rissa.
Rissa memegang tangan Udin,
Kemudian Rissa membuat gelang sebagai penghalang agar kekuatan kegelapan itu tidak muncul kembali. setelah jadi nampak mata Udin kembali normal kembali.
Udin memperhatikan gelang yang dibuat oleh Rissa. Nampak gelang itu sebagian terbuat dari batu Giok dan ada batu bewarna Bening seperti kecubung es berbentuk seekor naga.
"Ini gelang apa dek?" ucap Udin.
"Gelang ini buat penahan sementara agar kekuatan kegelapan kang mas bisa dikendalikan. Usahakan kang mas jangan mudah emosi" ucap Rissa.
"Oooo... Begitu.... " ucap Udin menganggukkan kepalanya.
Selama Udin tak sadarkan diri,Rissa selalu memberikan energinya pada Udin agar tetap sehat.
"Krucuk...Krucuk.... " suara perut Udin.
"Hehehehe....Aku lapar dek. Aku tak makan dulu ya.. " ucap Udin.
"Iya kang mas" ucap Rissa.
Udin berjalan menuju meja tempat dimana ia biasa makan buah - buahan.
.
.
----***-----
.
.Suasana langit cerah dan masih Siang hari.
Ditempat Latihan yang biasa Udin gunakan ,Disana ada Ponijan,Djarwo dan Kuwi.
Kuwi saat ini sudah berada diranah Dewa Merah tingkat 5.Ia tidak tahu sewaktu dirinya berada di dunia cincin,sebab Kuwi berada didalam Ruangan,setelah selesai menyerap batu inti kemudian Kuwi keluar dari dunia cincin.
Mereka sedang bertanding melempar potongan kayu yang disusun lalu menggunakan batu kerikil untuk merobohkan potongan kayu tersebut.
"Ayo Woo... Jangan sampai kalah sama Kuwi" ucap Ponijan memberi semangat. Sebab Kuwi dapat melepar batu kerikil dengan tepat. Kuwi memiliki pengelihatan yang sangat tajam ,bahkan jarak puluhan Kilometer bisa ia lihat.
Jarak antara Djarwo dan potongan kayu 40 m.
Ada 10 potong kayu berbentuk bulat yang disusun berbaris.
Djarwo mengambil ancang - ancang lalu melempar batu kerikil dengan kekuatan fisiknya saja.
wusssshhh... Batu melesat.....
Tak.... batu itu tak mengenai targetnya.
Djarwo kembali melempar batu tersebut.
Wussshh.... Batu melesat...
Tak..... Duk..... Batu kerikil mengenai dipinggir kayu. ..
"Bos sudah sadar bro" ucap Paijo telepati ke Ponijan.
"EH!!!?? Ponijan terkejut.
"Bos kita sudah sadar gaes" ucap Ponijan.
Djarwo yang hendak melempar lagi mengehentikan kegiatannya.
"Serius ?" ucap mereka hampir bersamaan.
"Iya aku serius... Paijo yang memberitahuku" ucap Ponijan.
"Syukurlah kalau bos dah sadar" ucap Kuwi.
"He eh.. Kalau bos gak sadar - sadar bisa bete' disini terus" ucap Ponijan.
"Bete"??? ucap mereka serempak.
"Bete' itu jenuh,bosen" ucap Ponijan.
"Iya juga seh," ucap Djarwo mengiyakan.
Sebab mereka gak bisa keluar secara bebas selama Udin belum sadar,terutama Ponijan. Ia ingin pergi kekota untuk mencuri arak.
"Nah... Berhubung Bos sudah sadar.. Aku tinggal dulu ya" ucap Ponijan yang ingin kekota.
Sebab didesa Bulan tidak ada yang menjual arak.
"Kakak kelima mau kemana?" ucap Kuwi.
"Ikut donk" ucal Djarwo.
"Hem.....Ponijan nampak berpikir.
"Kalian bisa berubah wujud jadi binatang kecil gak?" ucap Ponijan.
"Bisa " ucap Mereka serempak.
Kuwi berubah menjadi burung elang dengan panjang 50 cm dan Djarwo berubah menjadi kura - kura panjang 30 Cm.
Ponijan melihat Djarwo menjadi kura - kura menepuk jidatnya.
"Wo... kalau kamu berubah jadi kura - kura,kapan sampainya" ucap Ponijan.
"EH... Iya ya..... Aku kok gak kepikiran ya" ucap Djarwo lalu berubah menjadi manusia kembali.Ia belum bisa berubah kebentuk yang lain.
"Hem.... Gini saja tunggu kami Di... " ucap Ponijan menjelaskan tempat untuk menunggu selama Ponijan dan Kuwi kekota.
Ponijan juga menjelaskan mengenai tujuannya kekota.
"Oke kakak Kelima" ucap Djarwo.
"Sip... Ayo Wi... Kita berangkat" ucap Ponijan merubah bentuknya menjadi kucing kecil lalu naik kepunggungnya Kuwi.
Kwwwaaaaakkkkk...... Pletak.. Kepala kuwi dipukul Ponijan.
"Kenapa kakak kelima memukulku" ucap Kuwi.
"Jangan berisik,nanti orang - orang pada datang lalu memburumu" ucap Ponijan. Ponijan mengerti bahasa hewan
"Iya ya... Kenapa aku gak kepikiran ya" ucap Kuwi lalu melesat kearah kota.
Sedangkan Djarwo melesat ketempat yang disebut kan oleh Ponijan tadi.
***
Djarwo sudah sampai ditempat yang disebutkan oleh ponijan.
25 Meter dari tempat Djarwo ada seekor buaya dengan panjang 10 meter. Buaya itu melihat ada manusia duduk didekat sungai.
"Waahh...ada mangsa empuk neh" ucap buaya. Lalu bergerak secara menuju ke arah Djarwo dengan cara menyelam secara perlahan.
Djarwo merasakan ada bahaya mengincarnya.
Lalu melihat disekiling.
"Hem.... Dasar buaya kurang ajar,awas saja menggangguku" ucap Djarwo dalam hati.
Kini Buaya sudah dekat dengan Djarwo. Buaya itu mengambil ancang - ancang lalu melesat sambil membuka mulutnya lebar - lebar.
Hap.... Mulut buaya menerkam Djarwo,dengan Sigap Djarwo mengambil sebongkah batu berbentuk lonjong lalu ditaruh dalam mulut buaya tersebut.
Byuurrr.... Buaya itu menceburkan dirinya. Ia merasa berhasil telah menerkam manusia tersebut,ketika ia hendak mengoyak daging manusia.
Kraaaacckk.... Suara Giginya patah..
"Auuu........ Buaya itu merasa kesakitan lalu ia melihat benda yang dimulutnya itu.
"HAH!!!!??? Buaya terkejut. ia melihat batu besar dimulutnya.
Lalu dengan segera membuang batu tersebut.
"Sial.... Gigiku patah semua.... " runtuk Buaya.
Ia menoleh ke arah manusia yang tadi ia lihat sebelumnya.
"EH!!!??... Dia masih ada. Lalu kenapa aku malah mengigit batu ya?" ucap Buaya penasaran.
"Kalau kamu ganggu aku lagi,aku potong - potong badanmu nanti." ucap Djarwo sambil me natap Buaya itu.
"kenapa aku menatap matanya jadi gemetar ya badanku" ucap buaya.
Kemudian buaya itu kabur.
Tak lama kemudian Datang lah Ponijan dan Kuwi. Kuwi mendarat di bebatuan.
Tap... Suara kaki mendarat. Kemudian Ponijan melompat dari punggung Kuwi.
Setelah itu mereka berdua berubah menjadi manusia.
Ponijan mengeluarkan puluhan botol arak dan daging segar.
"Waktunya pesta..." ucap Ponijan.
mereka mengobrol sambil makan dan minum.
.
.
.
.
.
---***----
.
.
.
2 bulan kemudian
Udin meminta izn pada kedua orang tuanya untuk pergi berpetualang lagi.
Awalnya kedua orang tua Udin sempat tidak setuju,namun Udin terus merengek meminta izin. Akhirnya mereka menyetujuinya.
Mereka menaiki kuwi yang berubah menjadi elang dengan panjang 20 meter..
Ponijan ,Djarwo dan Kuwi terkejut disaat Paijo memberi tahu tentang Rissa,Mereka menjadi penasaran dengan sosok Rissa. mengapa dia bisa tahu tentang mereka. Namun mereka tak berani bertanya.
Rissa duduk disamping Udin,Lau Djarwo dan ponijan ada dibelakang.Tak lupa Udin memasang array pelindung .
"Kalian harus berhati - hati,untuk Paijo,Djarwo,dan Ponijan tolong jagain Putraku" ucap Ibu.
"Siap Ibu Bos" ucap Mereka serempak.
"Kami pergi dulu Ayah...Ibu... Da...Da...Da... I Miss You... " ucap Udin sambil melambaikan tangannya
Udin menggunakan jurus mengilangnya agar Tidak diketahui oleh warga sekitar,lalu Kuwi melesat terbang.
"EH!!!?? Kedua orang tua Udin terkejut ketika Udon menghilang.
"Bos... Kita kemana?" ucap Kuwi.
Udin merangkul rissa
"Hem.... Dek kita kemana?" ucap Udin yang tak tahu arah tujuannya.
"Kesana saja kang mas." ucap Rissa.
"Kearah Saja paman" ucap Udin sambil menujuk arah.
"Siap Boss...." ucap Kuwi lalu melesat terbang.
Udin mengeluarkan kapak naga geninya. Kemudian memainkan sulingnya.
Paijo dan ponijan mendengar irama suling tersebut bernyanyi tapi tidak berani nyaring. sebab Rissa berebah ,paha Udin sebagai bantalnya. Nampak Rissa menikmati alunan suara seruling yang Udin mainkan.
Djarwo dan Kuwi hanya diam saja,mereka tak mengerti apa yang diucapkan oleh Paijo dan Ponijan tersebut. mereka hanya menikmatinya saja.
Har ghadi badal raha hai roop zindagi
Chaav hai kahhi hai dhoop zidnagi
Har pal yahan jee bhar jiyo
Jo hai sama, kal ho na ho
Har ghadi badal raha hai roop zindagi
Chaav hai kahhi hai dhoop zidnagi
Har pal yahan jee bhar jiyo
Jo hai sama, kal ho na ho
Chaahe jo tumhe poore dil se
Milta hai woh mushkil se
Aisa jo koi kahin hai
Bas vahi sabse hasin hai
Us haath ko tum thaam lo
Woh meherbaan kal ho na ho
Har pal yahan jee bhar jiyo
Jo hai sama kal ho na ho
Palko ke leke saaye
Paas koi jo aaye
Lakh sambhalo paagal dil ko
Dil dhadke hi jaaye
Par sochlo is pal hai jo
Woh dastan kal ho na ho
Har pal yahan jee bhar jiyo
Jo hai sama kal ho na ho
Har pal yahan jee bhar jiyo
Jo hai sama kal ho na ho