Sepertinya ini semua berkah, karena ibu juga menikmati nya..ya mungkin namanya dry fuck. Tapi aku tak mau jadikan ini sebagai peluang untuk melecehkan secara seks ibuku sendiri. Kasih sayang tulus ibu mengalahkan segalanya..percayalah.
Keesokan pagi nya melihat dua wanita cantik berbicara sesekali bercanda membuatku merasa damai. Ibu dan kakak memang hampir sama wajahnya.
Sikap ibu juga tidak ada yang berubah padaku.
" tok tok tok tok...permisi.." dokter hartati tampak lebih fresh pagi ini. Rutinitas biasa untuk menge check kesehatanku.
Tapi yang tidak tampak biasa, kini ia sendirian tanpa kehadiran mbak desy assisten nya. Tampilan beliau pun juga lebih segar rambut disanggul rapi, dengan kaca mata bening frame tipis. Dan seperti dugaan ku..payudara nya memang besar dan kelihatan padat menempel ketat pada blouse yang dipakainya.
Seakan kancing kancing baju itu tersiksa karena menahan susu nya yang gede ingin berontak keluar. Di bawah selimut, kontol ku bereaksi dengan baik dan benar..ingin menunjuk ke arah susu bu hartati..tapi segera ku tepis dengan mengangkat satu kaki ku, sehingga ngaceng ini tersamarkan oleh selimut.
Tepat didekatku, beliau melakukan pekerjaan nya dengan stetoskop. Membuka kancing baju ku,,mengusap usap dada bidang ku.
Sembari melakukan kegiatan itu, ibu bercerita tentang kondisiku tadi malam. Tapi tentu nya tidak diceritakan saat kami saling menggesekan kelamin kami.
Mendengar hal itu dokter hartati langsung mengambil inisiatif untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dalam satu jam lagi aku akan di bawa para perawat ke ruangan khusus check up.
Terlihat cemas ibu dan kakak ku..sebisa mungkin aku menenangkan mereka.
Jam 09.00 tepat aku dibawa ke ruangan dengan kaca gelap tersebut. Masih tergolek diatas ranjang dorong, didalam ruangan tersebut hanya ada bu dokter hartati.. Sambil mendorong ranjang dia bercerita perihal assisten nya yang ijin karena anak nya yang sakit.
Tepat di atasku terdapat seperti alat canggih yang ada lampu lampu unik, panjang seukuran tubuh orang dewasa.
" ibu akan melakukan scan pada tubuh kamu dan sedikit menurunkan suhu ruangan ini untuk melihat reaksi tubuhmu saat dalam kondisi dingin..nggak apa apa nak ian..sudah ada pencegahan nya kalau terjadi sesuatu yang tidak di inginkan..jangan khawatir.." jelas nya.
Aku hanya mengangguk setuju saja. Lampu utama dimatikan..kini tinggal lampu dari alat scan ini saja sebagai penerangan. Remang remang tapi cukup jelas.
Seperti sinar laser bergerak menyoroti ku, dari ujung kepala sampai kaki dan bolak balik hingga beberapa kali. Aku yang terlentang bertelanjang dada dan memakai celana khusus pasien hanya bisa diam san pasrah.
" proses scan sudah selesai, selanjutnya ibu akan menurunkan suhu disini..ryan tahan ya..mungkin hanya beberapa menit " terang nya yang kini berdiri tepat di sampingku. Remote ac ia tekan..beberapa menit kemudian suhu menjadi dingin..
Benar saja , aku sedikit merasa berat bernafas..bu har masih melihat sambil mencatat sesuatu, berlanjut beberapa menit kemudian nafasku mulai tersengal aku hanya bisa menoleh pada bu har yang masih mencatat. Semakin lama akhir nya aku merasa tidak kuat..hanya bisa memanggil dokter, dokter. Ku lihat bu dokter menyalakan mesin itu lagi sebagai penghangat dan mematikan ac nya.
Mungkin ada sesuatu yang salah..tidak ada reaksi pada alat tersebut setelah berulang kali tombol nya di pencet.
Dokter hartati yang panik segera mendekatiku . Aku yang rebahan di ranjang awalnya dipeluk dengan kaki dia masih berdiri..tidak ada perubahan berarti, beliau melepas sepatu nya dan naik ke ranjang. Tubuh nya menelangkupi ku..memelukku dari atas.
" dingin..dingin dok.." aku bergumam
Ia melepas blous nya, melolosi rok pendek nya, dan kini menindihku , memeluk diatas tubuhku. Beberapa menit dia masih berusaha menghangatkan badan ku..
" ian,,ian,,tenang saja jangan khawatir..ibu coba menghangatkan tubuhmu, tetap berusaha bernafas dan jangan terpejam ya..lihat ibu..ayo coba lihat bu dokter nak.."
Aku masih bisa mendengar dan berusaha menuruti perintah nya...kutatap wajahnya, dia memberi contoh cara bernafas melalui isyarat mulut nya berharap aku mengikuti gerakan nya.
Lama kelamaan hangat kurasa..wajah kami sangat dekat..nafasku normal..dengus nafas nya menyapu pipi ku , hidung ku..bibir kami hampir bersentuhan.
" hegghhh ehhhh..mmpffhhh.." dia mendesah, mata nya berubah nakal.
" masa nafsu sama yang tua begini nak rian...?... Engghhh.." sambil menekan nekan selangkangan nya persis di kontolku yang keras ngaceng.
" punya nak rian beda..besar..( JUMBO..berbisik menekankan kata itu tepat ditelingaku )..ibu tidak pernah seperti ini pada siapapun..apalagi sama pasien ibu.."
" kali ini pengecualian hanya untu nak rian semata..karena insiden ini ibu jadi tergoda..penis mu terlalu besar untuk di acuh kan..terlalu keras untuk dibiarkan.."
" Kerasa khan, memek ibu basah kuyup hanya dengan menekan dan menggesek penis kamu.." goda nya.
" kontol bu har..dibawah sana itu kontol namanya yang sedang ibu tunggangi "
aku memberanikan diri karena sudah dilanda nafsu, aku yang 0% pengalaman seperti ini hanya mencoba sok tau dan sok berani.
Bu har menggigit bibir bawah nya , serta menggerakan pinggulnya maju mundur lebih cepat.
" uughhh...ahhh..ahhh..ryan..berasa khan hangatnya memek ibu?.. Ibu banjir nak akhh..enak di tekan tekan sama memek ibu dokter seperti ini ha..ah..?" dokter hartati menjadi liar menggenjotku tanpa melepas bh dan celana dalam nya.
" ohh bu har...iya ..seperti itu..gesekin yang cepat bu..tekan yang kuat..ahh..susu bu dokter.." aku pun tak kalah gila.
Mendengar itu ia melososi bh coklat tua nya..saat keluar dari cup nya,, payudara montok milik dokter STW ini serasa tumpah ruah..ia mendekatkan susunya padaku.
" ini sayang..aku tau dari kemaren kamu ingin ini khan..kamu lihatin terus susu ibu..tetek ibu gedhe khan ..kamu suka khan...ayo hisap nak..nyusu sama bu dokter...ahhhh..emmmmmhhhh..uhhh ryan...ibu mau keluar.."
Sambil aku sedot puting bu har kuat kuat..memeknya ditekan tekan rapat rapat pada kontol ku..semakin cepat gesekanya..ia mengerang erang mau sampai..
" arrghh ....kontol mu nikmat sayang aaahhhh...ini punyaku sayang..kontol ini yang selalu akan memuasi ibu nanti..iiihhh...ibu keluar ryaannn..."
Dan penisku serasa basah , hangat, disiram cairan cinta bu hartati.
Tubuh nya ambruk di atasku..kepalanya bersandar di dadaku..
Untuk beberapa saat dokter hariati diam menikmati sisa sisa kepuasan birahi yang direguk nya. Sementara aku yang masih menggebu gebu ingin dipuasi mencoba menahan syahwat ini.
masih dalam keadaan telungkup diatasku, bu har berbicara..
" terimakasih nak ian, ibu tidak menyangka akan terjadi seperti ini..memang ibu butuh kepuasan batin..tapi tidak pernah sekalipun ibu melakukan dengan orang lain kecuali sama suami ibu sendiri "
" tolong jaga rahasia ini nak ian, ibu minta dengan sangat. Dan ibu juga bukan tante tante gatel sperti yang nak ian fikirkan. Jujur saja , ibu tergoda dengan wajah dan tubuh kamu meski ibu tahu ibu salah. Tapi tiap kali ibu tahan tiap kali pula nafsu ibu padamu bertambah kuat,, itu terjadi tiap kali ibu memeriksamu. "
" bu dokter,,jujur saja saya juga suka mendapatkan perlakuan seperti ini..hanya saja saya kaget ibu berubah menjadi liar untuk sesaat tadi..
Ini akan menjadi rahasia kita berdua. Saya juga percaya sama ibu..saya tidak punya fikiran aneh dan prasangka jelek tentang ibu..biarlah semua mengalir seperti yang seharusnya terjadi " aku membalas ucapan dokter hartati.
" terimakasih nak ian,, tapi ngomong ngomong nak ian belum klimaks..maafin ibu ya..apa sekalian mau dikeluarkan sekarang? " tanya nya.
" tidak apa apa bu,,saya masih bisa tahan..khan masih akan ada sesi selanjutnya..hehehe " tambahku
Bu dokter bangkit dari tubuhku dan tersenyum " yang pasti kedepan nya ini akan selalu memuasi ibu...muuaachh.." sambil tangan nya mengelus kontol besarku dan mengecup nya tanpa membuka celanaku.
Bu har kembali memakai bajunya, merapikan dandanan nya. Kemudian membetulkan bajuku. Mencetak hasil scaning tadi dan tidak lupa membawa catatan kecil nya.
Setelah dirasa beres..kemudian dia memanggil para perawat untuk membawaku ke ruang dimana aku dirawat tadi.