maaf gan lama, masih sibuk sama urusan dunia nich
update gan
Hubunganku dengan fenny terus berlanjut sampai pada hubungan hati atau cinta, namun karena keadaan yang menghambat kita membuat kuta menjadi semacam hubungan selingkuh. Namun dengan kondisi, aku yang sedang pisah ranjang sedangkan fenny mempunyai kekasih.
Semenjak perpisahan itu membuatku menjadi lelaki pemburu nafsu, setiap siang ketika jam istirahat kantor, aku selalu keluar menuju mall, dimana banyak abg yang bisa aku ajak untuk melakukan sex, dengan biaya ataupun tidak. Seperti halnya hari itu, ketika menjelang istirahat siang, aku pergi ke blok m yang merupakan tempat nongkrong para abg pencari kenikmatan dan pemburu uang.
Lalu aku melihat sepasang abg keturunan sedang duduk disebuah cafe dan masih berseragam smu dengan bawahab hitam dan kemeja bermotifkan batik sedang menikmati segelas capucino float. Sambil bercanda ringan,gaya abg. Aku duduk dimeja depan mereka, sambil menikmati rokok yang aku nyalakan. Paha mereka yang sebagian tak tertutup oleh rok terlihat sangat halus dan mulus, tanpa bekas luka satupun. Sungguh menggairahkan. Tatapan mataku tak berhenti menatap mereka berdua, sampai mereka menyadarinya. Lalu mereka berdua memanggil waitress dan menuliskan dan berbisik lalu waitress itu mendekatiku dan membisikiku mengatakan bahwa, mereka berdua tak keberatan kalo aku bergabung dengan mereka. Aku terkejut, ini pertama kalinya aku diundang duduk bersama dengan 2 abg yang masih segar dan ranum itu.
AKu mengangguk pada mereka berdua lalu berdiri dan menuju tempat mereka duduk. Kami saling berkenalan, yang berambut panjang bernama vira, sedangkan temannya bernama vika, mereka sekolah disalah satu sekolah tingkat atas ternama diibu kota. Kita berbincang-bincang santai, namun banyak mata menatap dengan cemburu bagaimana orang seperti aku bisa mendapatkan 2 abg smu yang cantik dan seksi, apalagi mereka berdua gadis keturunan. Sungguh keberuntungan yang amat sangat buatku.
"Om, ga balik kekantor nich...?", kata vika.
"Malas ah, enak sama kalian aja...?!", kataku sambil meremas paha vira yang berada disisi kananku.
"Ih maunya om, emang kita mau sama om..?", kata vira sambil mencibir.
Ia tak mengalihkan tanganku tanganku semakin meremas dan naik dipahanya, meskipun masih ada rok yang menutupi, tapi geliat tubuhnya mulai menunjukkan gejala akan gairah dan nafsu. Tanganku yang lain juga melakukan hal yang sama pada vika disisi kiriku.
"Gimana kalo nonton aja, sekalian ngabisin waktu aja, entar sehabis itu kita pulang. Gimana...???", tanyaku pada kedua gadis ini.
Mereka saling berpandangan, lalu mengangguk hampir bersamaan, dan setelah membereskan masalah keuangan pada cafe, aku berjalan diapit oleh kedua gadis smu yang tubuh indah dan mulus itu.
Selesai membeli tiket, yang aku pilih berada dibagian atas sendiri dan terhindar dari pandangan orang2 lain. Kami berjalan masuk kedalam ruangan bioskop. Sambil berjalan aku peluk kedua gadis abg ini, dan mereka tak melawan hanya menurutiku.
Kami duduk ditempat yang sudah ditentukan. Salah satu keunggulan digedung bioskop ini, ialah, sandaran tangan disetiap kursi dapat dinaikkan sehingga memberikan tempat yang lebih luas lagi, dan aku melakukan hal itu, sehingga dudukku semakin bebas. Bebas dalam arti melakukan seranganku pada mereka berdua.
Iklan masih berjalan, sedangkan aku sendiri sedang membuat film untukku sendiri. Aku peluk vira dan vika, sambil tanganku meremas payudara mereka dari dalam baju seragam mereka yang telah terbuka beberapa kancingnya. Mereka berdua hanya memejamkan mata dan mendesah kecil tanpa melawan. Setelah itu aku lepaskan remasanku pada vira, dan beranjak kevika yang bersandar pasrah. Aku buka kancing seragam vika satu persatu sambil tanganku meraba pahanya yang tersingkap dan semakin tersingkap keatas.
"Aaah...omm.jangann..aahhh....enta..rr..aahh..keliatann..ora..aahh..?", desah vika lembut.
Aku lumat bibir tipisnya sambil tanganku terus bergerilya diatas tubuh mulus gadis abg ini. Tubuhnya mengejang kuat ketika tanganku sampai pada pangkal pahanya yang ternyata sudah lembab, karena rangsangan yang telah aku lakukan sebelumnya. Sementara vira hanya diam menatap kami dengan gelisah, antara rasa takut dan gairah yang meninggi. Baju seragam vika telah terbuka semua, lalu aku tarik turun cup penahan payudaranya hingga payudara yang bulat dengan puting merah muda dan sudah mengeras hingga menjulang, terpampang jelas dihadapanku. Vika hanya mendesah sambil memejamkan mata, tubuhnya mengejang lagi ketika aku ciumi payudaranya, dan aku hisap kuat putingnya,
"Aaaahhh.....oommmm...sshhhh....aahhhh..amppunnn..oommm...aahhhh....", desah vika sambil mengejang.
Tanganku bergerak semakin dalam lalu menyusup masuk kedalam celana dalamnya, lalu aku telusuri bibir vagina vika yang lembab dan penuh dengan cairan gairhanya. Tubuh vika menggelinjang semakin sering, sejalan dengan gesekan jariku pada bibir vaginanya. Lalu tiba-tiba vika mengejang hebat dan pahanya menjepit kuat tanganku lalu vaginanya berdenyut kuat sekali dan selanjutnya terasa semburan hangat dari liang vagina vika. Ia mandapatkan organsmenya,
"Aaahh..aahhh..oomm....aahhhhh.....".
Vika mengejang hebat beberapa lama, kemudian setelah mereda semua itu. Vika bersandar pasrah dengan nafas memburu dan keringat yang mulai membasahi tubuhnya. Tubuh ranum vika ternyata sangat sensitif, karena tak ada 2 menit ia sudah mencapai puncaknya dnegan hebat. Aku berbisik padanya,
"Enak sayang...?", tanyaku.
"Hah..hah..enakk, ...enak banget..om..hah..hah..", jawabnya lembut.
"Lagi ya...?!", tanyaku lagi.
"Bentar om, hah...hah..", kata dia mencoba menolakku.
Tapi aku tak menghiraukan perkataannya. Aku jongkok dihadapan vika sambil tanganku menarik turun celana dalamnya, vika tak melawan dan hanya pasrah dengan segala perlakuanku. Sementara vira masih saja menatap kami dengan pandangan tak berkedip dan tangannya bergerak masuk kedalam roknya mencoba menikmatkan gairahnya.
Aku singkapkan rok vika sampai pinggulnya, lalu aku ciumi pahanya yang sangat mulus yang merupakan ciri khas kulit abg, apalagi abg keturunan yang terkenal mempunyai kulit sangat halus tanpa perawatan. Tubuh vika kembali bergetar hebat menerima ciumanku. Kemudian aku angkat kedua kaki vika dan aku sandarkan pada pundakku, sementara tangan dan bibirku bergerak mengelilingi vagina vika yang mengeluarkan aroma khas. Aku jilati sembari jariku memainkan klitoris vika.
"Aaahh..aahh..oomm...oohh....omm..aahh..aahhh...", erang lembut vika.
Tak lama kemudian, vika memekik kecil disertai dengan gelinjang liar tubuhnya, vika menjepit kepalaku kuat2 sambil mencoba mendorong kepalaku, tapi aku singkirkan tangannya dan aku hisap kuat2 vagina vika yang mengeluarkan cairan organsme sangat banyak. Vika semakin kuat mengejang ketika vaginanya yang sedang sangat sensitif malah aku hisap kuat hingga kembali kering. Vika bersandar lemas pada kursi digedung bioskop ini. Dengan tubuh basah oleh keringat. Sementara gelinjang tubuhnya masih terjadi, meskipun tak seintens tadi. Wajahnya memancarkan kepuasan yang amat sangat. AKU menoleh menatap vira yang mengalami organsme karena masturbasi yang dilakukannya sendiri.
"Enak ga sayang...?", kataku sambil mneciumi perut datar vika yang sesekali masih mengejang kaku karena ciumanku.
"Aah...iya..aahh..iyua..oomm.enak banget..ahh..", desah vika lemah.
Aku berdiri setelah menurunkan kaki vika, dan aku duduk sambil berselonjor, lalu aku menarik tangan vika kearah pangkal pahaku, dan dengan lemah ia mulai meremasi penisku yang sudah amat sangat tegang meskipun dibalik kain penutup.
"Buka sayang....?!", perintahku pada vika.
Sementara vika membuka gasper dan celanaku, aku beralih pada vira yang berselonjor lemas disampingku. Aku peluk dia sambil meremasi payudaranya. Desahan lembut keluar dari bibir tipis vira. Karena gemas aku cium penuh nafsu bibir vira, lalu aku merasakan kalo penisku basah dan hangat, ketika aku melirik ternyata tanpa disuruh vika telah bersimpuh dihadapanku dan sedang mengoral penisku penuh perasaan.
Puas melumat dan meremas tubuh vira, aku lepaskan dia, dan aku tahan kepala vika lalu menariknya supaya duduk diatas pangkuanku. AKu hanya menatap mata vika yang sipit, sementara itu vika tak melepaskan penisku dari genggaman tangannya, seakan mengerti kemauanku. Vika membuka vaginanya dan menuntun penisku mengarah keliang vaginanya sendiri. Setelah merasa pas, vika menurunkan tubuhnya, penisku segera terasa hangat ketika dinding vagina vika menjepit penisku, denyutan dinding vagina vika terasa sangat nikmat memijat dan mengurut penisku. Setelah terbenam seluruhnya, vika berhenti bergerak dan memegang pundakku sebagai tumpuan, ia menarik nafas panjang mencoba beradaptasi dengan benda asing didalam vaginanya yang besar. Lalu vika mulai bergerak perlahan maju mundur, desahan dan erangan terdengar dari mulut vika ditengah gemuruh suara didalam bioskop ini. Gerakan yang pertama pelan semakin lama semakin cepat, vika sudah dapat beradaptasi dengan besarnya penisku, Lalu tiba-tiba vika melumat bibirku dengan kuat dan tubuhnya mengejang hebat memelukku erat, sementara itu dinding vaginanya meremas liar batang penisku seakan2 menghisapnya dengan kuat, lalu semburan hangat cairan kepuasan vika membasahi penisku, remasan dinding vagina vika yang amat sangat ketat hampir membuatku ikut mencapai puncakku sendiri.
"Aaahh...aahh..ommm...mmmmhhmmm..aahh.....", erang vika dalam pelukanku.
Beberapa saat setelah organsme vika datang menyerang, denyutan itu masih terasa kuat dan nikmat. Sementara itu vika bersandar lemas dipundakku dengan nafas memburu dan keringat yang bercucuran.
"Enak banget memekmu sayang..?!", kataku berbisik pada vika.
"Hah..hah..om..juga..enak banget...hah.hah..", balas vika.
"Om blon keluar sayang... bantuin ya..?!", bisikku sambil mencium lembut pipi dan kening vika.
Sementara vira yang tak kuhiraukan tampak cemberut meskipun itu semua tak dapat menutupi gairahnya yang membara. Vika melepaskan diri dariku, lalu segera bersimpuh disela kursi penonton yang lumayan sempit itu dan memegang batang penisku lalu menghisapnya perlahan dibarengi oleh kocokan pada pangkal penisku. Sedotan dan jilatan vika sungguh nikmat dan tak butuh waktu lama bagiku untuk mencapai puncak kenikmatanku sendiri.
"Aaah..ahh...enakk..sayangg.enakk..aahh..teruss.ohh..vikkaa..aahh..croott..", aku tahan kepala vika agar tidak melepaskan penisku, hingga penisku berdenyut kuat didalam mulut gadis keturuan itu dan memuntahkan sperma yang sangat banyak, membuat vika tersedak dan akhirnya berhasil melepaskan diri dari tanganku sehingga beberapa kali semprotan spermaku mengenai leher dan payudaranya. Vika bersandar pada kursi dibelakangnya sambil memuntahkan spermaku ditelapak tangannya. Dia tak tahu harus diapakan dengan sperma itu, maka sambil bersandar melepas segala kenikmatan dan rasa lelah aku berkata padanya,
"Sayang oleskan di payudara kamu, ayo...!", perintahku pada vika.
Namun vika ragu2 untuk melakukan itu, aku segera duduk kembali dan memegang tangan vika yang penuh dengan sperma dan menuntun tangan itu kearah payudaranya, lalu mengoleskannya keseluruh permukaan payudara vika. Kemudian aku tarik vira dan menurunkan kepalanya kearah penisku dan sambil memegang penisku, yang aku tempelkan pada bibir tipisnya, lalu aku memerintahkan vira untuk membersihkan penisku. Dengan rasa ragu dan terpaksa namun terangsang, vira mengulum penisku dan menjilati seluruh batang penisku seraya menghisapnya sampaibersih dari sperma dan lelehan cairan kepuasan vika.
Film telah berjalan setengah, begitu pula denganku. Setelah beristirahat sebentar. Aku tarik tubuh vira yang lebih padat dan berisi daripada vika, namun memiliki kelembutan dan kemulusan kulit yang sama. AKu lumat penuh nafsu bibir tipis vira, sambil tanganku membuka seragamnya lalu dengan kasar aku tarik bra milik vira yang terbuat dari katun lembut dengan model tali. hingga terlepas dan aku remas dengan kuat payudara vira yang bentuknya agar menggantung namun sangat lembut itu, erangan keluar dari sela bibir vira yang penuh. Lalu aku balikkan tubuh cvira hingga bertumpu pada sandaran kursi yang ia duduki dengan kedua lutut berada diatas bangku, lalu aku tarik turun celana dalamnya, dan dengan cepat aku tusukkan penisku kedalam liang vagina vira yang sama rapatnya dengan vika, bedanya kali ini tak ada jeda waktu untuk beradaptasi. AKu genjot dia dengan tempo tinggi dan kuat, erangan vira tertutupi leh gemuruh suara teather ini.
"Aaah..aahh..oomm..aahh..sakitt..aahhh..oommm.oomm..ampuunn..aahh..aahh..ommm..aaahhhhhh", erangan panjang vira dengan gelinjang hebat tubuhnya,
Ia mendapatkan organsmenya yang pertama dengan cepat dan liar. Vira melentingkan tubuhnya kebelakang, aku peluk sambil aku cium kuat lehernya serta meremas kuat payudaranya yang membuatku gemas. Beberapa saat setelah itu, aku genjot kembali vira dengan kuat dan cepat, dan virapun kembali mengerang2. Beberapa menit kemudian, vira kembali menggelinjang liar didalam pelukanku, begitu juga dengan denyutan dinding vagina vira yang sangat liar dan nikmat memijat dan mengurut penisku dengan hebatnya, hingga akhirnya akupun menyerah oleh karenanya.
"Aaahh..aahh..ommmm..virraa...laggiii..aahhhhh....", erang vira.
"Aaahh..ahh..viraa..virra..aahh..oommm..keluarr..aahhh..crroott..aahh..croot..".
Kami berpelukan erat melepas kenikmatan tertinggi duniawi hingga beberapa saat, lalu aku lepaskan vira yang langsung ambruk dikursinya dan meringkuk sambil sesekali menggelinjang kecil, sementara aku duduk kembali dikursiku melepas lelah dan rasa puas yang amat sangat.
Sementara aku melepas lelah, vika membersihkan penisku dengan mulutnya hingga bersih. Lalu kamipun berbenah seadanya, dan menonton sisa film yang ada.
"Makasih ya, om puas banget hari ini...?!", kataku sambil merangkul mereka berdua.
Mereka hanya diam seribu bahasa dan tak menatapku. Aku remas kembali payudara vika dan vira bersamaan, dan secara bersamaan pula mereka mendesah pasrah. Spermaku yang tadi aku oleskan pada payudara vika menjadi semakin lengket dan membasahi bra vika dan menebarkan aroma yang khas, sementara itu vira yang masih lemas tak bereaksi, hanya mendesah kecil sambil memejamkan mata.
"Napa diem...? Ga suka ama om ya...? Kurang puas...???", tanyaku pada mereka berdua.
"Aaah..aahh.***.. om..ahh..vika...pua...aahh...ss..banget.. ama om...?", jawab vika disela desahannya.
"Vira..ahh.vi..raa..aahh..puaas...aahh..ahhh...omm..aahh..", desah vira.
"Kalo puas kok ga ngejawab..?", tanyaku lagi pada mereka.
"Maad om, vika cuman ga nyangka aja bakal jadi begini..?!", jawab vika.
"Ya udah kalo gitu, om maafin kalian..?!", kataku singkat.
"Emang semenjak kapan kalian udah ga perawan lagi..?", tanyaku pada mereka.
"Semenjak kelas 1 om. Vira sekarang udah kelas 2, waktu itu ama pacar vira.", jawab vira lemah.
"Kalo yang om maksud dengan puas seperti tadi sich, ga pernah. Malah pacarku sering banget keluar kayak om tadi, tapi vika ga pernah mau kalo disuruh ngemut penisnya..", cerita vika.
"Terus kenapa tadi mau...?", tanyaku mendesak.
"Ga tau, tapi punya om besar banget, jadi vika pengen nyobain...", katanya.
"Enak ga...? Kalo om sich enak banget diisep ama kalian tadi..?!".
"Aneh sich rasanya, tapi waktu liat ekspresi om, jadi tambah terangsang..".
"Kalo entar2 om mau lagi ama kalian gimana...?", tanyaku mengakhiri semua itu.
Mereka terdiam, dan lalu saling menatap satu dengan yang lain, setelah menunggu lumayan lama, vira berkata,
"Boleh aja om, tapi ini rahasia kita aja ya...?", bisik vira padaku.
"Bener nich...???", tanyaku mencoba memastikan jawaban vira yang mewakili keduanya.
"Iya, buat om aja tapi. Ga boleh yang lain...?!", jawab vika, menyela pembicaraanku dengan vira.
"Kalo om lagi pengen, kalian mau dateng ga...? Ato om yang jemput kalian...?".
"Ih, om maunya tuh...", kata vira.
Lalu kami tertawa kecil mengakhiri pembicaraan ini, dengan ciuman dibibir mereka secara bergantian.
Selesai nonton, aku setuju mengantarkan mereka berdua pulang kesekolah, dimana mobil mereka masih disana. Dalam perjalanan menuju mobilku, yang memang sengaja aku parkir dilantai 5 gedung parkir ini, aku sempat mengerjai mereka berdua lagi, bahkan aku juga merekam mereka ketika sedang memuaskanku bersamaan dengan cara oral pada penisku. Aku berjanji pada mereka, kalo rekaman ini sebagai tanda sayang aku sama mereka, meskipun dibalik itu, rekaman ini menjadi alat bagiku untuk terus dapat menikmati tubuh mereka yang ranum itu.