Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Quick Sex

Bimabet
Masih ada lanjutanya yah gan ubur_2 :bingung:

:sendirian:
 
nice story gan.
bikin konak... di tunggu update selanjut ny, klo bisa adik ipar dilibatkan jg......
 
maaf gan lama, masih sibuk sama urusan dunia nich :cool:

update gan

Hubunganku dengan fenny terus berlanjut sampai pada hubungan hati atau cinta, namun karena keadaan yang menghambat kita membuat kuta menjadi semacam hubungan selingkuh. Namun dengan kondisi, aku yang sedang pisah ranjang sedangkan fenny mempunyai kekasih.

Semenjak perpisahan itu membuatku menjadi lelaki pemburu nafsu, setiap siang ketika jam istirahat kantor, aku selalu keluar menuju mall, dimana banyak abg yang bisa aku ajak untuk melakukan sex, dengan biaya ataupun tidak. Seperti halnya hari itu, ketika menjelang istirahat siang, aku pergi ke blok m yang merupakan tempat nongkrong para abg pencari kenikmatan dan pemburu uang.

Lalu aku melihat sepasang abg keturunan sedang duduk disebuah cafe dan masih berseragam smu dengan bawahab hitam dan kemeja bermotifkan batik sedang menikmati segelas capucino float. Sambil bercanda ringan,gaya abg. Aku duduk dimeja depan mereka, sambil menikmati rokok yang aku nyalakan. Paha mereka yang sebagian tak tertutup oleh rok terlihat sangat halus dan mulus, tanpa bekas luka satupun. Sungguh menggairahkan. Tatapan mataku tak berhenti menatap mereka berdua, sampai mereka menyadarinya. Lalu mereka berdua memanggil waitress dan menuliskan dan berbisik lalu waitress itu mendekatiku dan membisikiku mengatakan bahwa, mereka berdua tak keberatan kalo aku bergabung dengan mereka. Aku terkejut, ini pertama kalinya aku diundang duduk bersama dengan 2 abg yang masih segar dan ranum itu.

AKu mengangguk pada mereka berdua lalu berdiri dan menuju tempat mereka duduk. Kami saling berkenalan, yang berambut panjang bernama vira, sedangkan temannya bernama vika, mereka sekolah disalah satu sekolah tingkat atas ternama diibu kota. Kita berbincang-bincang santai, namun banyak mata menatap dengan cemburu bagaimana orang seperti aku bisa mendapatkan 2 abg smu yang cantik dan seksi, apalagi mereka berdua gadis keturunan. Sungguh keberuntungan yang amat sangat buatku.
"Om, ga balik kekantor nich...?", kata vika.
"Malas ah, enak sama kalian aja...?!", kataku sambil meremas paha vira yang berada disisi kananku.
"Ih maunya om, emang kita mau sama om..?", kata vira sambil mencibir.
Ia tak mengalihkan tanganku tanganku semakin meremas dan naik dipahanya, meskipun masih ada rok yang menutupi, tapi geliat tubuhnya mulai menunjukkan gejala akan gairah dan nafsu. Tanganku yang lain juga melakukan hal yang sama pada vika disisi kiriku.
"Gimana kalo nonton aja, sekalian ngabisin waktu aja, entar sehabis itu kita pulang. Gimana...???", tanyaku pada kedua gadis ini.
Mereka saling berpandangan, lalu mengangguk hampir bersamaan, dan setelah membereskan masalah keuangan pada cafe, aku berjalan diapit oleh kedua gadis smu yang tubuh indah dan mulus itu.

Selesai membeli tiket, yang aku pilih berada dibagian atas sendiri dan terhindar dari pandangan orang2 lain. Kami berjalan masuk kedalam ruangan bioskop. Sambil berjalan aku peluk kedua gadis abg ini, dan mereka tak melawan hanya menurutiku.

Kami duduk ditempat yang sudah ditentukan. Salah satu keunggulan digedung bioskop ini, ialah, sandaran tangan disetiap kursi dapat dinaikkan sehingga memberikan tempat yang lebih luas lagi, dan aku melakukan hal itu, sehingga dudukku semakin bebas. Bebas dalam arti melakukan seranganku pada mereka berdua.

Iklan masih berjalan, sedangkan aku sendiri sedang membuat film untukku sendiri. Aku peluk vira dan vika, sambil tanganku meremas payudara mereka dari dalam baju seragam mereka yang telah terbuka beberapa kancingnya. Mereka berdua hanya memejamkan mata dan mendesah kecil tanpa melawan. Setelah itu aku lepaskan remasanku pada vira, dan beranjak kevika yang bersandar pasrah. Aku buka kancing seragam vika satu persatu sambil tanganku meraba pahanya yang tersingkap dan semakin tersingkap keatas.
"Aaah...omm.jangann..aahhh....enta..rr..aahh..keliatann..ora..aahh..?", desah vika lembut.
Aku lumat bibir tipisnya sambil tanganku terus bergerilya diatas tubuh mulus gadis abg ini. Tubuhnya mengejang kuat ketika tanganku sampai pada pangkal pahanya yang ternyata sudah lembab, karena rangsangan yang telah aku lakukan sebelumnya. Sementara vira hanya diam menatap kami dengan gelisah, antara rasa takut dan gairah yang meninggi. Baju seragam vika telah terbuka semua, lalu aku tarik turun cup penahan payudaranya hingga payudara yang bulat dengan puting merah muda dan sudah mengeras hingga menjulang, terpampang jelas dihadapanku. Vika hanya mendesah sambil memejamkan mata, tubuhnya mengejang lagi ketika aku ciumi payudaranya, dan aku hisap kuat putingnya,
"Aaaahhh.....oommmm...sshhhh....aahhhh..amppunnn..oommm...aahhhh....", desah vika sambil mengejang.
Tanganku bergerak semakin dalam lalu menyusup masuk kedalam celana dalamnya, lalu aku telusuri bibir vagina vika yang lembab dan penuh dengan cairan gairhanya. Tubuh vika menggelinjang semakin sering, sejalan dengan gesekan jariku pada bibir vaginanya. Lalu tiba-tiba vika mengejang hebat dan pahanya menjepit kuat tanganku lalu vaginanya berdenyut kuat sekali dan selanjutnya terasa semburan hangat dari liang vagina vika. Ia mandapatkan organsmenya,
"Aaahh..aahhh..oomm....aahhhhh.....".

Vika mengejang hebat beberapa lama, kemudian setelah mereda semua itu. Vika bersandar pasrah dengan nafas memburu dan keringat yang mulai membasahi tubuhnya. Tubuh ranum vika ternyata sangat sensitif, karena tak ada 2 menit ia sudah mencapai puncaknya dnegan hebat. Aku berbisik padanya,
"Enak sayang...?", tanyaku.
"Hah..hah..enakk, ...enak banget..om..hah..hah..", jawabnya lembut.
"Lagi ya...?!", tanyaku lagi.
"Bentar om, hah...hah..", kata dia mencoba menolakku.
Tapi aku tak menghiraukan perkataannya. Aku jongkok dihadapan vika sambil tanganku menarik turun celana dalamnya, vika tak melawan dan hanya pasrah dengan segala perlakuanku. Sementara vira masih saja menatap kami dengan pandangan tak berkedip dan tangannya bergerak masuk kedalam roknya mencoba menikmatkan gairahnya.

Aku singkapkan rok vika sampai pinggulnya, lalu aku ciumi pahanya yang sangat mulus yang merupakan ciri khas kulit abg, apalagi abg keturunan yang terkenal mempunyai kulit sangat halus tanpa perawatan. Tubuh vika kembali bergetar hebat menerima ciumanku. Kemudian aku angkat kedua kaki vika dan aku sandarkan pada pundakku, sementara tangan dan bibirku bergerak mengelilingi vagina vika yang mengeluarkan aroma khas. Aku jilati sembari jariku memainkan klitoris vika.
"Aaahh..aahh..oomm...oohh....omm..aahh..aahhh...", erang lembut vika.
Tak lama kemudian, vika memekik kecil disertai dengan gelinjang liar tubuhnya, vika menjepit kepalaku kuat2 sambil mencoba mendorong kepalaku, tapi aku singkirkan tangannya dan aku hisap kuat2 vagina vika yang mengeluarkan cairan organsme sangat banyak. Vika semakin kuat mengejang ketika vaginanya yang sedang sangat sensitif malah aku hisap kuat hingga kembali kering. Vika bersandar lemas pada kursi digedung bioskop ini. Dengan tubuh basah oleh keringat. Sementara gelinjang tubuhnya masih terjadi, meskipun tak seintens tadi. Wajahnya memancarkan kepuasan yang amat sangat. AKU menoleh menatap vira yang mengalami organsme karena masturbasi yang dilakukannya sendiri.
"Enak ga sayang...?", kataku sambil mneciumi perut datar vika yang sesekali masih mengejang kaku karena ciumanku.
"Aah...iya..aahh..iyua..oomm.enak banget..ahh..", desah vika lemah.
Aku berdiri setelah menurunkan kaki vika, dan aku duduk sambil berselonjor, lalu aku menarik tangan vika kearah pangkal pahaku, dan dengan lemah ia mulai meremasi penisku yang sudah amat sangat tegang meskipun dibalik kain penutup.
"Buka sayang....?!", perintahku pada vika.
Sementara vika membuka gasper dan celanaku, aku beralih pada vira yang berselonjor lemas disampingku. Aku peluk dia sambil meremasi payudaranya. Desahan lembut keluar dari bibir tipis vira. Karena gemas aku cium penuh nafsu bibir vira, lalu aku merasakan kalo penisku basah dan hangat, ketika aku melirik ternyata tanpa disuruh vika telah bersimpuh dihadapanku dan sedang mengoral penisku penuh perasaan.

Puas melumat dan meremas tubuh vira, aku lepaskan dia, dan aku tahan kepala vika lalu menariknya supaya duduk diatas pangkuanku. AKu hanya menatap mata vika yang sipit, sementara itu vika tak melepaskan penisku dari genggaman tangannya, seakan mengerti kemauanku. Vika membuka vaginanya dan menuntun penisku mengarah keliang vaginanya sendiri. Setelah merasa pas, vika menurunkan tubuhnya, penisku segera terasa hangat ketika dinding vagina vika menjepit penisku, denyutan dinding vagina vika terasa sangat nikmat memijat dan mengurut penisku. Setelah terbenam seluruhnya, vika berhenti bergerak dan memegang pundakku sebagai tumpuan, ia menarik nafas panjang mencoba beradaptasi dengan benda asing didalam vaginanya yang besar. Lalu vika mulai bergerak perlahan maju mundur, desahan dan erangan terdengar dari mulut vika ditengah gemuruh suara didalam bioskop ini. Gerakan yang pertama pelan semakin lama semakin cepat, vika sudah dapat beradaptasi dengan besarnya penisku, Lalu tiba-tiba vika melumat bibirku dengan kuat dan tubuhnya mengejang hebat memelukku erat, sementara itu dinding vaginanya meremas liar batang penisku seakan2 menghisapnya dengan kuat, lalu semburan hangat cairan kepuasan vika membasahi penisku, remasan dinding vagina vika yang amat sangat ketat hampir membuatku ikut mencapai puncakku sendiri.
"Aaahh...aahh..ommm...mmmmhhmmm..aahh.....", erang vika dalam pelukanku.

Beberapa saat setelah organsme vika datang menyerang, denyutan itu masih terasa kuat dan nikmat. Sementara itu vika bersandar lemas dipundakku dengan nafas memburu dan keringat yang bercucuran.
"Enak banget memekmu sayang..?!", kataku berbisik pada vika.
"Hah..hah..om..juga..enak banget...hah.hah..", balas vika.
"Om blon keluar sayang... bantuin ya..?!", bisikku sambil mencium lembut pipi dan kening vika.
Sementara vira yang tak kuhiraukan tampak cemberut meskipun itu semua tak dapat menutupi gairahnya yang membara. Vika melepaskan diri dariku, lalu segera bersimpuh disela kursi penonton yang lumayan sempit itu dan memegang batang penisku lalu menghisapnya perlahan dibarengi oleh kocokan pada pangkal penisku. Sedotan dan jilatan vika sungguh nikmat dan tak butuh waktu lama bagiku untuk mencapai puncak kenikmatanku sendiri.
"Aaah..ahh...enakk..sayangg.enakk..aahh..teruss.ohh..vikkaa..aahh..croott..", aku tahan kepala vika agar tidak melepaskan penisku, hingga penisku berdenyut kuat didalam mulut gadis keturuan itu dan memuntahkan sperma yang sangat banyak, membuat vika tersedak dan akhirnya berhasil melepaskan diri dari tanganku sehingga beberapa kali semprotan spermaku mengenai leher dan payudaranya. Vika bersandar pada kursi dibelakangnya sambil memuntahkan spermaku ditelapak tangannya. Dia tak tahu harus diapakan dengan sperma itu, maka sambil bersandar melepas segala kenikmatan dan rasa lelah aku berkata padanya,
"Sayang oleskan di payudara kamu, ayo...!", perintahku pada vika.
Namun vika ragu2 untuk melakukan itu, aku segera duduk kembali dan memegang tangan vika yang penuh dengan sperma dan menuntun tangan itu kearah payudaranya, lalu mengoleskannya keseluruh permukaan payudara vika. Kemudian aku tarik vira dan menurunkan kepalanya kearah penisku dan sambil memegang penisku, yang aku tempelkan pada bibir tipisnya, lalu aku memerintahkan vira untuk membersihkan penisku. Dengan rasa ragu dan terpaksa namun terangsang, vira mengulum penisku dan menjilati seluruh batang penisku seraya menghisapnya sampaibersih dari sperma dan lelehan cairan kepuasan vika.

Film telah berjalan setengah, begitu pula denganku. Setelah beristirahat sebentar. Aku tarik tubuh vira yang lebih padat dan berisi daripada vika, namun memiliki kelembutan dan kemulusan kulit yang sama. AKu lumat penuh nafsu bibir tipis vira, sambil tanganku membuka seragamnya lalu dengan kasar aku tarik bra milik vira yang terbuat dari katun lembut dengan model tali. hingga terlepas dan aku remas dengan kuat payudara vira yang bentuknya agar menggantung namun sangat lembut itu, erangan keluar dari sela bibir vira yang penuh. Lalu aku balikkan tubuh cvira hingga bertumpu pada sandaran kursi yang ia duduki dengan kedua lutut berada diatas bangku, lalu aku tarik turun celana dalamnya, dan dengan cepat aku tusukkan penisku kedalam liang vagina vira yang sama rapatnya dengan vika, bedanya kali ini tak ada jeda waktu untuk beradaptasi. AKu genjot dia dengan tempo tinggi dan kuat, erangan vira tertutupi leh gemuruh suara teather ini.
"Aaah..aahh..oomm..aahh..sakitt..aahhh..oommm.oomm..ampuunn..aahh..aahh..ommm..aaahhhhhh", erangan panjang vira dengan gelinjang hebat tubuhnya,
Ia mendapatkan organsmenya yang pertama dengan cepat dan liar. Vira melentingkan tubuhnya kebelakang, aku peluk sambil aku cium kuat lehernya serta meremas kuat payudaranya yang membuatku gemas. Beberapa saat setelah itu, aku genjot kembali vira dengan kuat dan cepat, dan virapun kembali mengerang2. Beberapa menit kemudian, vira kembali menggelinjang liar didalam pelukanku, begitu juga dengan denyutan dinding vagina vira yang sangat liar dan nikmat memijat dan mengurut penisku dengan hebatnya, hingga akhirnya akupun menyerah oleh karenanya.
"Aaahh..aahh..ommmm..virraa...laggiii..aahhhhh....", erang vira.
"Aaahh..ahh..viraa..virra..aahh..oommm..keluarr..aahhh..crroott..aahh..croot..".
Kami berpelukan erat melepas kenikmatan tertinggi duniawi hingga beberapa saat, lalu aku lepaskan vira yang langsung ambruk dikursinya dan meringkuk sambil sesekali menggelinjang kecil, sementara aku duduk kembali dikursiku melepas lelah dan rasa puas yang amat sangat.

Sementara aku melepas lelah, vika membersihkan penisku dengan mulutnya hingga bersih. Lalu kamipun berbenah seadanya, dan menonton sisa film yang ada.
"Makasih ya, om puas banget hari ini...?!", kataku sambil merangkul mereka berdua.
Mereka hanya diam seribu bahasa dan tak menatapku. Aku remas kembali payudara vika dan vira bersamaan, dan secara bersamaan pula mereka mendesah pasrah. Spermaku yang tadi aku oleskan pada payudara vika menjadi semakin lengket dan membasahi bra vika dan menebarkan aroma yang khas, sementara itu vira yang masih lemas tak bereaksi, hanya mendesah kecil sambil memejamkan mata.
"Napa diem...? Ga suka ama om ya...? Kurang puas...???", tanyaku pada mereka berdua.
"Aaah..aahh.***.. om..ahh..vika...pua...aahh...ss..banget.. ama om...?", jawab vika disela desahannya.
"Vira..ahh.vi..raa..aahh..puaas...aahh..ahhh...omm..aahh..", desah vira.
"Kalo puas kok ga ngejawab..?", tanyaku lagi pada mereka.
"Maad om, vika cuman ga nyangka aja bakal jadi begini..?!", jawab vika.
"Ya udah kalo gitu, om maafin kalian..?!", kataku singkat.
"Emang semenjak kapan kalian udah ga perawan lagi..?", tanyaku pada mereka.
"Semenjak kelas 1 om. Vira sekarang udah kelas 2, waktu itu ama pacar vira.", jawab vira lemah.
"Kalo yang om maksud dengan puas seperti tadi sich, ga pernah. Malah pacarku sering banget keluar kayak om tadi, tapi vika ga pernah mau kalo disuruh ngemut penisnya..", cerita vika.
"Terus kenapa tadi mau...?", tanyaku mendesak.
"Ga tau, tapi punya om besar banget, jadi vika pengen nyobain...", katanya.
"Enak ga...? Kalo om sich enak banget diisep ama kalian tadi..?!".
"Aneh sich rasanya, tapi waktu liat ekspresi om, jadi tambah terangsang..".
"Kalo entar2 om mau lagi ama kalian gimana...?", tanyaku mengakhiri semua itu.
Mereka terdiam, dan lalu saling menatap satu dengan yang lain, setelah menunggu lumayan lama, vira berkata,
"Boleh aja om, tapi ini rahasia kita aja ya...?", bisik vira padaku.
"Bener nich...???", tanyaku mencoba memastikan jawaban vira yang mewakili keduanya.
"Iya, buat om aja tapi. Ga boleh yang lain...?!", jawab vika, menyela pembicaraanku dengan vira.
"Kalo om lagi pengen, kalian mau dateng ga...? Ato om yang jemput kalian...?".
"Ih, om maunya tuh...", kata vira.
Lalu kami tertawa kecil mengakhiri pembicaraan ini, dengan ciuman dibibir mereka secara bergantian.

Selesai nonton, aku setuju mengantarkan mereka berdua pulang kesekolah, dimana mobil mereka masih disana. Dalam perjalanan menuju mobilku, yang memang sengaja aku parkir dilantai 5 gedung parkir ini, aku sempat mengerjai mereka berdua lagi, bahkan aku juga merekam mereka ketika sedang memuaskanku bersamaan dengan cara oral pada penisku. Aku berjanji pada mereka, kalo rekaman ini sebagai tanda sayang aku sama mereka, meskipun dibalik itu, rekaman ini menjadi alat bagiku untuk terus dapat menikmati tubuh mereka yang ranum itu.

:beer:
 
Pertemexxxx... :jempol:
Seks ditempat umum emng sensasinya bener'2 nikmat Gan... :ngiler:

Masih berlanjut gk nih.. :bingung: :sendirian:
 
maaf agan2 semua, udah lama banget post ini ga diupdate, jadi hari ini akan ane update kelanjutan ceritanya.
:semangat:
 
wah sama fenny ga sampai pelaminan y - padahal aku tadinya ngarep jadi sama si fenny tuh, but it's ok ceritanya asik kok :beer:
 
Bimabet
update gan, semoga berkenan dihati..... :)


Beberapa minggu setelah itu, aku mendapatkan kenaikan pangkat atau posisi yang lebih tinggi dikarenakan kinerja karyawan dan pendapatan modal dicabang tempatku memimpin meningkat hampir 200 persen, sehingga pusat memberikan penghargaan dengan kenaikan pangkat sebagai kepala cabang pembantu utama. Yang membuatku mendapatkan ruangan sendiri dengan sekretaris yang cantik.

Hal ini membuatku mendapatkan kekuasaan yang tak dapat ditolak bahkan oleh bagian hrd. Namun semua itu tak membuatku lupa diri, bahkan aku semakin meningkatkan kinerja bawahanku dengan berbagai cara mulai dari hadiah, sampai dengan liburan bagi siapa yang bisa memberikan keuntungan terbanyak bagi perusahan.

Pagi itu aku duduk dikursi baruku, sementara sekretarisku menyiapkan kopi buatku. Setelah siap, ia meninggalkanku yang sedang bersiap untuk melakukan meeting pagi dengan para pimpinan bagian.

Beberapa jam kemudian, setelah menyelesaikan meeting. Aku kembali duduk diruanganku, dan setelah pukul 12.00 tepat. Banyak para kearyawan yang pergi beristirahat. Namun sekretarisku yang bernama noni, tak pergi meninggalkan tempatnya. Lalu aku memanggilnya dan menyuruhnya duduk dihadapanku. Noni merupakan sekretaris baru yang menggantikan lisa yang mengikuti kemana atasannya pergi.
"Noni, kamu ga istirahat...?", tanyaku pada noni yang duduk dan sibuk dengan buku kecilnya.
"Ga pa, saya bawa makanan dari rumah kok.", jawab noni tenang.
"Noni, sebelum disini kamu dibagian apa..?", tanyaku lagi.
"Saya dari bagian marketing pa, spg!", jawab noni singkat.
"Kok bisa pindah kesekretaris...?", tanyaku lagi.
"IYa, sayakan lulusan sekretaris pa.".
"Oh, tapi kok bisa ya kamu jadi spg dimarketing...?", tanyaku lagi sambil membuat minuman buatku dan noni.
"Saya diajak teman pa, terus diterima. Ya saya kerjakan tugas saya marketing.".
"Nih..?!", kataku sambil memberikan segelas teh hangat padanya.
"Terima kasih pa..?!", kata noni.
"Jangan panggil pa, panggil aja namaku atau apa. Inikan jam istirahat, jadi bebas, kalo jam kerja silakan panggil pa, ok.", jelasku pada noni.
"I..iya mas...?", kata noni malu2.
Kamipun terus berbincang memperdalam perkenalan antara atasan dan bawahan, ternyata noni itu gadis yang cantik, sangat pas dengan setelan baju kerjanya yang terdiri dari rok pendek dengan kemeja putih ketat dan blaser. Noni gadis keturunan. Yang memiliki wajah khas orang keturunan.

Setelah jam istirahat selesai, nonipun kembali ketempatnya dan kembali bertugas. Begitu pula denganku. Entah mengapa hari itu aku kembali teringat kejadian tempo hari ketika nonton digedung bioskop di blok m bersama dengan dua gadis smu keturunan. Mengingat hal itu membuatku kembali terangsang dan bergairah. lalu aku angkat telpon, dan menelpon salah satu gadis itu yang bernama, vika.
"Siang vika sayang...?", kataku membuka percakapan.
"Eh, siang om. Pa kabar..? Kok lama ga telpon vika lagi...?", tanya vika.
"Iya, lagi sibuk nich. Vika om kangen dech ama kamu..?", kataku lagi.
"Ihh, om kalo ada maunya pasti bilangnya kangen dech.", kata vika manja.
"Eh, beneran lho. Om kangen banget ama kamu...?", terangku sambil tertawa.
"Vika juga kangen ama om..?!", katanya lemah dan malu2.
"Ketemuan yuk...?", desakku pada vika.
"Boleh, tapi om vika hari ini ada janji ama ortu vika, jadi ga bisa lama2.", jelas vika padaku.
"Ya udah, gpp. DImana vika mau ketemu...?", tanyaku lagi memastikan.
"Vika tunggu disekolah ya om. Vika hari ini ga bawa mobil.", kata vika menjelaskan.
"Ok, tunggu ya. Om berangkat sekarang.".
Lalu telpon aku tutup, dan aku pergi meninggalkan kantor. Aku berpesan kepada noni supaya menungguku, sebentar karena sekitar jam 4 kurang aku udah balik lagi kekantor.

Hampir sejam aku berada dijalan menuju tempat vika berada. Setelah sampai, aku berhenti ditempat parkir sekolahnya, dibawah pohon beringin dan tempatnya tertutup oleh beberapa mobil.
"Hai sayang, om udah diparkiran nich. Kamu dimana..?", tanyaku lewatr telpon.
"Udah sampai nich om, ya udah tunggu vika ya om..?!", kata vika dengan manja.
Tak lama kemudian vika muncul dan mengetuk kaca mobilku, dan aku buka kuncinya lalu vika masuk kedalam dan duduk disampingku. Vika memelukku manja dan mencium pipiku, layaknya aku kekasihnya. Aku menanggapinya dengan remasan lembut pada payudaranya. Beberapa saat kemudian,
"Ihh, om udah nafsu banget ya..?", tanya vika sambil berpindah posisi dibangku belakang yang kemudian aku ikuti.
"Iya, kangen banget sama kamu...?!", jawbaku singkat.
Vika duduk diatas pangkuanku dan memelukku sambil melumat bibirku. Aku mencium vika penuh gairah, dan vika pun membalas dengan gairah yang lebih lagi. Belum lagi ketika bercumbu dengan liar, vika menggesekkan pangkal pahanya pada pangkal pahaku. Rok sekolah vika tersingkap cukup tinggi.

Gairah vika yang menggebu2 membuatku semakin terangsang, lalu tanganku meremas lembut payudaranya yang bulat dan kenyal itu. Erangannya terdengar lirih disela ciuman liar kami. Tangan vika tak berhenti, malah membuka gasperku dan menurunkan resleting celanaku lalu menarik penisku keluar dari dalam celana dalamku dan mengocoknya perlahan. Rasa nikmat menyapaku, aku dorong perlahan vika. Kami berpandangan sambil tangan vika terus saja mengocok lembut penisku yang sudah sangat tegang itu.
"Enak om...?", tanya vika sambil mengocok penisku.
"Aaahh..enak..enakk.banget...sayangg..enakk..aahhh..", erangku.
Vika bersimpuh dihadapanku sambil tangannya terus mengocok penisku, lalu vika mendekatkan wajahnya dan mulai menciumi dan menjilati buah pelirku, dan batang penisku. Rasa geli dan nikmat itu bercampur menjadi satu. Hingga aku mendesah keenakan, lalu vika membuka mulutnya dan memasukkan penisku kedalam mulutnya lalu mengulum, menghisap, dan menjepitnya dengan bibir tipisnya. Erangan kenikmatan dariku menandakan kenikmatan yang aku dapatkan. Disela kuluman dan hisapan lembut itu vika terus saja mengocok penisku dengan cepat dan kuat.
"Aaah..aahh..sayang..aahh.teruss..enakk..aahhh..vikaa..aahh..", erangku sambil mengeramasi rambut vika.
Hingga akhirnya beberapa saat kemudian aku mengerang panjang dan peniskupun berkedut kuat lalu menyemprotkan sperma didalam kuluman vika yang terus saja menghisap dan menjilati kepala penisku.
"Aaahh..aahh..vikkaa..aahh...sayaa..ngg..aahh..crroott..crroott....", erangku.
Vika terus saja mengulum penisku sampai mulutnya penuh dengan spermaku hingga sisa sperma yang tak tertampung meleleh disela bibirnya. Adegan ini semuanya telah aku rekam melalui camera cctv yang aku pasang didalam mobilku.

Beberapa saat setelah selesai aku bersandar lemas, namun masih dengan penis yang tegak dan tidak berkurang kekerasannya. Sementara itu vika bersimpuh dihadapanku dan berusaha menelan sperma yang memenuhi mulutnya. Setelah tertelan semua, vika tersenyum manis sambil membersihkan sisa sperma sisela bibirnya. lalu berkata,
"Hihihi..banyak banget om keluarnya. Ampe vika ga bisa nampung semua..?".
"hah..hah..enak banget vika. Isepan kamu, tambah enak aja, ampe om ga bisa nahan lama.", kataku sambi membelai rambutnya.
"Ngapain ditahan om, kan enak bisa keluar terus.. Vika naik ya om..?", kata vika.
Naik itu berarti ia ingin naik diatasku.

Vika duduk diatas pahaku setelah mengangkat roknya sampai pinggang, dan menarik turun celanaku sampai lutut, sehingga pahaku dan paha vika bergesekan. Aku merasakan kehalusan dan kelembutan paha vika yang semakin membangkitkan gairahku yang sedikit padam. Ia memegang batang penisku, dan mencoba menempatkannya pada bibir vaginanya, lalu ia menurunkan tubuhnya dan penisku bergerak membelah bibir vagina vika, segera lembutanya denyutan dinding vagina vika meremas batang penisku. Belum lagi licinnya cairan pelumas vagina vika yang membasahi seluruh batang penisku. setelah beradaptasi beberapa saat, vika mulai bergoyang maju mundur, naik turun, dan memutar. erangan demi erangan keluar dari bibirnya, menambah panas suasana mobil ini. Genjotan vika yang semakin lama semakin cepat dan liar membuat mobilku bergoyang, memang kalo diperhatikan akan terlihat tapi bila tidak diperhatikan tidak akan terlihat karena tertutup oleh mobil dan rimbunnya dedaunan dari pohon beringin disamping mobilku.

Vika berkeringat semakin banyak hingga membuat baju putihnya yang tipis itu basah oleh keringat. Baju yang sudah terbuka, dengan bra warna kuning yang telah tersingkap hingga memperlihatkan payudara berukuran 34 cup b dengan puting merah muda. Belum lagi goyangan akibat gerakan memompa vika membuat payudara itu berogyang naik turun membuatku semakin bergairah. Aku pegang payudaranya dan aku hisap putingnya. Erangan dan goyangan vika semakin cepat dan keras, hingga pada suatu titik vika memelukku erat dengan goyangan yang liar dan mengerang panjang.
"Aaahh..ahh..omm..omm...aahhh....oommm..aahh.vikkaaa....saammpee...aaahhhh".
Gelinjang liar tubuh vika berbarengan dengan pijatan sporadis dinding vaginanya yang kemudian semburan hangat terasa menyelimuti seluruh batang penisku. Wajahku terbenam diantara payudara vika sampai beberapa saat, dan setelah mereda semua gelinjang itu yang tersisa hanyalah keringat dan deru nafas yang memburu.

Aku dorong vika menjauh, lalu aku jilati putingnya, seketika itu jgua vika mengerang dengan geliat tubuhnya.
"Aah..omm..jangann..ahh...", erang vika.
"Enak banget vika...Kamu sekarang tambah pinter aja..?!", kataku.
"Hihihihi...makasih om. Tapi emang enak banget hah..hah.kok ama om, penuh bagnet rasanya..hah..hah..", kata vika sambil tersenyum manis.
Wajah yang memerah dengan kulit kuning langsat yang penuh dengan keringat membuat vika menjadi semakin menggairahkan.
"Lagi sayang...?", kataku padanya.
Lalu, tanpa melepaskan penisku dari dalam liang vagina vika, aku balik tubuhnya dengan posisi menungging dan ia berpegangan pada sandaran kursi. Kemudian aku genjot vika perlahan, sambil meremas payudaranya. Erangan dan desahan serta deru nafas semakin semakin cepat seiring dengan kenikmatan yang semakin tinggi kepuncak awan. Lalu aku genkot vika dengan kecepatan tinggi dan kuat hingga tubuh vika berkali2 terdorong kedepan.
"Aaahh..aahh..pmm..enakk.bangett...ahhh..", erang vika semakin keras.
Sementara itu, puncak kenikmatanku semakin dekat, dan aku genjot vika semakin cepat dan kuat, begitu pula dengan denyutan dinding vagina vika yang semakin nikmat dan sporadis. Hingga akhirnya aku mengerang panjang diikuti oleh vika yang juga mengejang tubuhnya disertai dengan erangan panjang dan liar. Kamipun mencapai puncak kenikmatan itu bersama2.

Beberapa saat setelah itu, vika meringkuk diatas kursi dengan tubuh yang sesekali masih mengejang karena sisa organsme yang ada. Sedangkan aku duduk berselonjor disamping vika, sambil mengelus rambutnya yang berantakan karena keringat yang membasahi. Beberapa menit setelah semua tenang, vika kembali duduk dengan bersandar padaku, yang sedang fokus melihat keluar. Dimana diluar yang tepatnya disamping mobilku terdapat sepasang manusia sedang bercinta dengan panasnya dan masih memakai seragam, sedang bersegama dengan posisi doggy.
"Liat apa om...?", tanya vika padaku.
"TUh...?!", kataku sambil menunjuk kearah depan.
"Oh, itu anton om, pacar aku. Sama cindy", kata vika tenang.
"Lho, kok kamu gitu reaksinya liat pacar kamu lagi gituan ama temen kamu..?".
"Iya, dia cepet banget om keluarnya. Masa baru diisep sekali udah keluar. Sebel dech, lagian kalo maen ama vika, ga mau tau vika udah puas blon.", kata vika sambil cemberut.
"Ohh gitu ceritanya...?!", kataku sambil memeluk vika dan meremas lembut payudaranya.
"Aahh..iya om..Oohhh...ommm...oohh...enakk..om..", desahnya.
"Enak mana maen sama pacar kamu ato sama om...?".
"Aaahh..enak ama omlah..aahh..omm..udahh.aahhh..", erang vika ketika puting payudaranya aku puntir2. Geliat tubuh ranumnya membuatku kembali bergairah.

Aku merekam kejadian itu dengan hpku sehingga ini menjadi alat buatku mengerjai cindy, teman vika. Cindy terlihat begitu bergairah, namun semua berubah ketika anton kekasih vika menggejotnya dengan tempo tinggi dan tiba2 mengerang panjang, tanda organsme telah sampai padanya. Sementara vika sedang berbenah diri karena akan balik kerumah. KEtika telah sedikit rapi, yang jauh dari kerapian sebelum bercinta denganku, aku menatapnya sambil terus mengarahkan hpku padanya. Vika tersenyum manis, dan tertawa. Aku menjulurkan tanganku mengelus wajahnya yang sangat mulus, lalu turun dan turun kebawah hingga sampai pada payudaranya yang tertutp oleh seragam smunya dan meremasnya lembut. Vika memejamkan mata menikmati remasanku, apalagi ketika aku buka kembali kancing bajunya satu persatu hingga terbuka semua, lalu aku buka kait penahan bra yang berada diantara cup penahan payudaranya hingga terbukalah payudara vika yang kenyal dengan puting merah muda dan sudah mengeras, lalu aku remas lagi payudaranya sambil sesekali memuntir putingnya. Vika kembali mengerang penuh gairah.
"Aaaahhh..ahh..omm..aahh...oomm...ommm...", erang vika sambil meremas roknya sendiri.
Setelah puas meremas payudara vika, tanganku beralih lagi turun kepaha vika. Meraba paha mulus vika hingga rok seragamnya tersingkap kepinggul, lalu menyibakkan celana dalamnya, dan menggosok klitorisnya perlahan lalu dipercepat, setelah beberapa kali gosokan vika mengejang dan mengerang penuh kenikmatan, sementara pahanya mengapit tanganku kuat2. Hpku masih terus aku arahkan kearah tanganku, sehingga semua kejadian tadi terekam dengan jelas. Selesai semua itu, jariku aku bersihnya dengan cara mengulumnya. Lalu aku tarik bra vika sehingga ia tak memakai bra lagi.
"Om...ahhh, om jahat banget dech..hah..hah..masak bikin vika puas direkam sich...?", kata vika sambil cemberut.
"Buat kolekso sayang, entar kalo kangen ama kamu om bisa ngebayangin kamu sambil onani...?!", kataku merayu vika.
"Kalo pengen kenapa ga telpon vika aja..hahh..hah..kan vika bisa muasin om..hah..", kata vika sambil bersandar lemas.
"Baik sayang, entar kalo lagi pengen, om telpon vika ama vira ya...?!", kataku menyenangkan hati gadis abg ini.

Beberapa saat kemudian, vika telah berbenah sekali lagi, namun kali ini tak memakai bra. Aku antar dia menuju rumahnya, dan aku kembali kekantor sekali lagi. Sesampainya dikantor, sekretarisku menatapku penuh tanda tanya karena pakaianku yang tidak serapi tadi sewaktu berangkat, namun ia tak menanyakan hal itu lagi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd