Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Real Story] - es juice pulen punya bulik

Penantian panjang akhirnya apdet :mantap: Pengin liat mulustrasi buliknya hu
 
Mohon maaf suhu suhu semuanya untuk keterlambatan cerita buliknya. Dikarenakan sudah masuk fase new normal, dan kerjaan dikantor sudah mulai menumpuk. Baru saya sempatkan untuk menulis cerita kembali. Tanpa panjang dan lebar:

Cekidot


Hari jumat sepulang sekolah aku langsung bergegas untuk makan siang lalu berganti pakaian untuk melaksanakan sholat jumat.

Setelah jumatan niat hati ingin tidur siang setelah pagi hari ada pelajaran olahraga yang melelahkan. Ku berjalan pulang kerumah seperti tidak biasanya kulihat warung bulik masih tutup padahal waktu sudah menunjukan jam 13.30. Aku lihat pintu samping pun tertutup rapat dengan kunci gemboknya. Aku pikir bulik sedang pulang ke rumah orang tuanya karena memang sebulan sekali beliau pasti pulang untuk menjenguk ibunya yang sudah tua.

Sesampainya di rumah aku buka hp jadulku dan kulihat ada SMS dari bulik.

"Tris bulik bisa minta tolong?"

Sms tersebut masuk pukul 11.45 dimana aku sudah berada di masjid.

Akupun dengan cekatan langsung membalas SMS dari bulik. Rasa kuatir pun muncul. Karena tidak biasanya beliau meminta tolong melalui SMS.

"Pripun bulik?

Tak berselang lama bulik langsung menelponku, beliau meminta tolong untuk menemani mencari om wawan (istri bulik) yang membawa perhiasan dan uang tabungan bulik. Langsung merasa kasihan aku dengan beliau karena kebiasan omku yang suka berjudi. Aku langsung menanyakan posisi beliau ada dimana dan langsung bergas menuju lokasi beliau berada.
Dan ternyata benar saja beliau pulang ke rumah orang tuanya. Langsung aku menuju rumah orang tua bulik yang berjarak 20 km dari desa tempatku tinggal.

Sesampainya di rumah ortu beliau langsung menyuruhku masuk rumah.

"Masuk sini tris" dengan suara lirih dan mata yang sudah dipenuhi air mata.

Setelah masuk rumah, betapa kagetnya aku melihat bagian mata kanannya yang lebam. Reflekku bertanya.

"Itu kenapa matanya bulik?"

Langsung keluarlah tangisan bulik yang tidak dapat ia bendung lagi. Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa saat itu. Sebagai lelaki aku sangat tidak bisa melihat wanita menangis. Akhirnya kudekati lalu kupegang tanganya.

"Yuk kita keluar ngobrol diluar aja ntar kasian si mbah denger malah jadi sakit"

Kamipun keluar sedikit menjauh dari rumah ortu bulik. Sambil jalan dia menceritakan kalau si om semalam pulang dengan kondisi mabuk membawa paksa perhiasan dan uang tabungan bulik yang ia kumpulkan untuk biaya sekolah anaknya. Sontak aku geram dengan omku kalau uang itu adalah uang untuk biaya sekolah ternyata.

"Bajingan emang om wawan. Tega teganya dia sama anak istri ya sendiri cuma buat judi, terus itu kenapa bulik matanya?" Ku tanya kembali untuk meyakinkanku

"Jadi karna aku ga terima kalau duit itu mau dibawa aku rebut lagi duitnya. Aku bilang kalau mau bawa emasku aja uang itu jangan, lalu om kamu malah memukulku sampai lebam gini tris" ceritanya sambil mengeluarkan air mata

"Dah yuk gausah lama lama disini keburu ilang tuh orang. Ayuk kita cari bulik" sahutku sambil mengusao air matanya dan mengajak kembali kerumah

"Anak anak gimana tapi ya tris?" Tanya nya

"Terserah bulik, tapi kalau kita ajak gamungkin lah bulik, kasihan anak2. Titip di mak bulik aja dulu sampai kondusif" jawabku

Bulikpun akhirnya menitipkan anak2nya ke ibunya, dan kami memulai mencari keberadaan om wawan di tempat2 yang biasa om wawan datangi.

"Tris coba ke tempat billiard pura*****a dulu ya aku mau coba cari info ke mas yuyus temen om kamu" intruksi bulik waktu perjalanan menuju kota S.

"Nggih bosku, yg penting kamu jangan nangis terus to ya buliku seng paling tak sayangg"

"Tris ah, kamu kok gemati bgt sih" jawab buliksambil tangannya memeluk badanku erat dan mulutnya mencium pundakku.

"Bulik, ya boncengnya jangan gini lah, ntar ketemu om wawan di jalan bisa jadi masalah lagi"

"Biarin orang kayak gitu mah dibuang kelaut aja" jawabnya

"Hmm, terserahlah yang penting peluknya jangan kenceng2 punggungku bisa bolong ntar" candaku dan bulikpun bisa sedikit tertawa karena candaanku itu.

Sesampainya bertemu teman om wawan bulik mengarahkan aku ke desa J yang jaraknya tidak jauh dari situ. Karena disitu ada rumah judi yang sering om wawan datangi.

Setelah sampai desa J aku bertanya2 kepada warga dan bertemulah rumah judi itu. Aku langsung bergegas mencoba masuk kerumah itu namun bulik melarangku.

"Tris, bukanya apa apa ya. Aku mohon maaf bgt. Biar bulik yang selesaikan aja. Bulik minta tolong kamu ke warung sebarang aja jangan sampai om wawan tau kalo aku yang anterin kesini itu kamu"

Akupun menuruti kata beliau dan menunggunya di warung sebrang lalu membeli sebotol minuman ringan.

10 menit berselang bulik keluar sambil menahan tangisnya dan menghampiriku.

"Tris, ayo" ajaknya

Tanpa menanyakan hasil percakapan mereka akupun langsung menghidupkan mesin motorku dan bergegas meninggalkan rumah judi tersebut. Sesampainya dijalan aku baru menanyakannya

"Gimana bulik? Uangnya bisa bulik bawa"

"Bawa apa tris,bukannya aku dapat uang tabunganku malah dapat tampar dari dia, anjing emang wawan. Gabisa aku hidup terus terusan gini. Dari pacaran udah dirusak aku sama dia kalo kamu tau wan. Aku di usia 17 tahun sudah hamil gara gara kelakuan bejat om yang maksa2 aku buat ngasih perawanya ke dia kalo aku emang sayang sama dia"

"Terus bulik mau?"

"Mau? gimana orang aku di minumin pil biar aku ga sadar. Sadar2 memek aku udah sakit dan aku udah ga pakai celana" sahutnya sambil menangis

Mendengar cerita bulik ini rasanya sedih campur deg degan entah kenapa.

"Terus ini mau kemana?"

"Kerumah temen aku aja dulu tris aku mau nenangin pikiran"

Di tunjukanlah rumah temen bulik. Yang ternyata tinggal hanya berdua dengan anaknya yang masih balita. Usut punya usut temen bulik itu janda 3 tahun dibawah usia bulik saat itu. cerai hidup karna kasus kdrt.

Sebelum sampai di rumah teman bulik, beliau mengarahka ku ke warung kecil. Lalu memintaku berhenti sebentar.

"Tris habis ini ada warung kecil kiri jalan warna ijo berhenti dulu ya bulim mau belikan jajan buat temen bulik"

"Ok, bos" jawabku singkat

Setelah keluar dari warung, bulik membawa kantong plastik besar. Setelah naik ke motor ternyata yang ada didalam kantong itu adalah botol kaca.

"Bulik itu botol kaca ya?"

"Iya tris, sorry ya bulik pusing bener. Pengen minum sama temen bulik. Kamu kalo mau ikut gapapa kok. Kita saling jaga rahasia aja yang penting."

"Rahasia yg mana? Yang keluar didalem?" Sahutku

"Hahaha" bulikpun langsung tertawa dengan lepas

"Cie sayangku bisa ketawa"

"Ah jangan gitu ah, ntar kalo aku jadi cinta sama km gimana"

"Ya cinta cinta ajalah, yang penting jatah lancar sehari 3x"

"Gila kamu tris, sok kuat" jawabnya sambil mencubit perutku

Sesampainya di rumah teman bulik itu aku dikenalkanlah dengan temannya. Namanya kak eri. Dan bulikpun langsung membuka botol minuman tersebut lalu dimulailah sesi curhat dengan kawannya atas kejadian tadi.

"Eh jeng ponakanmu ini minum gak?"

"Kasih aja gapapa, biar cepet gede" jawab bulik

Kamipun mulai minum sampai malam menjelang. Bulik dengan kondisi sangat kacau menangis tanpa henti ku tenangkan sambil ku peluk dan ku tenangkan.

Sedangkan temannya juga ikut menenangkan beliau.

"Jeng sadar jeng... , kamu boleh nangis tapi jangan keras2 ya gaenak sama tetangga" jawabnya mulai panik dengan tangisan bulik

"Mas, buliknya diajak masuk ke kamarku aja ya"

Akupun langsung merangkul bulik dan mengajaknya ke kamar kak eri.

"Tris kamu panggil eri ya, biar dia aja yang temenin aku disini. Maaf ya tris"

"Iya bulik gapapa yang penti g bulin tenangin diri dulu" jawabku sambil kukecup keningnya

Akupun berjalan ke ruang tamu dan memberi tau kak eri supaya menemai bulik di kamarnya.

Selang 1 jam berlalu kak eri keluar kamar. Ternyata bulik sudah tidak sadarkan diri dan tertidur di kamar.

Kamipun mengobrol tentang masalah bulik dan om wawan dan menjalar sampai dia curhat tentang masalah yang dia hadapi dulu dengan suaminya. sampai dimana ada pertanyaan kak eri yang mengejutkanku.

"Mas, kamu kok bisa sedekat itu sih sama bulikmu? Sampe2 bisa minum bareng gini? Jangan jangan ada apa apa ya kamu sama bulikmu?" Jawabnya spontan

"Ngg.. ngg.. ngga kok kak. Biasa aja kebetulan"

"Hilih mana mungkin bisa sedekat ini lho"

Kak eri terus memojokanku dengan pertanyaan2 yang membuat aku tersudut dan tidak bisa lagi berbohong kalau aku ada hubungan khusus dengan bulikku.

"Sampai ngentot juga ga, masak ya cuman cium2 terus netek doang sih? Tanyanya terus memojokannku

Dibawah pengaruh alkhol akupun memberanikan diri menjawab

"Iya kak sampai ngentot juga. Habis gimana body bulik idaman aku bgt sih, ng... kakak juga ngomong2" sahutku sambil ketawa kecil

"Ah apaaan orang body krempeng gini kok idaman"

"Krempeng mah kalo pake baju, coba bugil, behhhh bodynyaaa bikin gakuaatttt." Pancingku sambil merebahkan badan ke sofa

"Tapi kalo boleh jujur sih kak eri cantik bgt sih. Sumpah"

"Halah gombalmu"

Kamipun semakin akrab mengobrol di ruang tamu. Sampai saat dimana aku melihat kak eri memindahkan posisi duduknya menjadi bersila. Sampai aku bisa melihat bungkusan mekinya yang berenda2 berwarna ungu karena kak eri memakai celana hotpants. Juniorku berubah tegak lurus seketika pikiranku menuju ke badan kak eri yang ngga terlalu semok seperti bulik namun parasnya yang ayu dan cara dandan dia yang sangat aku idam idamkan membuat juniorku semakin tidak kuat.

Akhirnya aku memohon izin untuk ke kamar mandi. Berharap ada celana dalam yang tertinggal di sana. Sempat menoleh ke kamar kak eri melihat bulik yang sedang tertidur rasanya ingin menikmati tubuhnya kembali namum kondisi bulim sedang tidak baik baik saja membuat aku kasihan terhadapnya.

Sebelum sampai ke kamar mandi aku lihat ada mesin cuci dengan tumpukan pakaiannya dengan sang anak. Sambil tolah toleh memastikan kondisi aman aku mencari celana dalam dia untuk bahan coli di kamar mandi. Dann... akhirnya aku menemukan celana dalam hitam lalu aku bawa ke kaamr mandi. Saat aku akan menciumi celana dalam itu aku melihat ada cairan putih di bagian meki kak eri membuat aku semakin bernafsu dan menjilatinya sampai kepala betul2 terasa senut2. Tidak lama junorku jebol dan aku crotkan di celana dalam kak eri lalu aku kembalikan ke mesin cuci itu.

Setelah plong aku kembali lagi ke ruang tamu untuk menemui kak eri

"Habis boker ta kamu?"

"Iya kak mules abis minum itu"

"Halah mules apa konak pengen ngentotin bulikmu?"

"Eh kak soal masalah itu tolong banget ya kak di jaga rahasianya. Jangan cerita kesiapa siapa kalo aku gitu sama bulik. Dan jangan cerita ke bulik juga kalo aku ceritain masalah ini ke kak eri"

"Iyaa aman kalo sama aku mas, dah sana lho kalo mau naikin bulikmu mumpung tepar dia"

"Ngga ah kak, kasian lagi banyak masalah dia" jawabku sambil mengambil posisi duduk mendekat di kak eri

Gantian aku pancing dia dengan masalah ngentot

"Kak eri sendiri terus setelah sendiri gini terakhir ngentot kapan kak?" Tanya ku sambil malu2

"Wah kepooo nih, haha" jawabnya

"Gasik nih kak, seriusan"

"Aku pisahan kan udah 8 bulan ini yaa, tapi 1 bulan yg lalu udah ngentot sih sama pacar aku"

"Kok sebulan yang lalu kak, lama amat jaraknya?"

"Iyaa, dia berlayar jadi jarang pulang"

"Wah gatel lagi dong mekinya" pncingku sambil bercanda

"Mau garukin ta kamu? Nih kalo mau garukin" jawabnya sambil membuka kaki pahanya

Akupun lebih mendekat ke arahnya

"Gausah mancing2 kak, ntar aku pengen gimana" bisikku

"Eeh, beneran ini. Kalo mau garukin ya ini lho" jawan nya sambil membuka kembali kaki pahanya yang masih terbungkus celana hotpants nya

Mendapat sinyal hijau tanpa babibu aku langsung melumat bibirnya dan memasukan tanganku ke dalam celananya untuk mencari lubang kenikmatan dari janda 1 anak ini.

"Hey Mas mas mas, slow slow slow gausah buru buru mau kemana" dengan tanganya memegang kepalaku

"Tutup pintu depan, pintu kamar ku terus dikunci, ntar kakak ajarin kamu main yang enak" jawabnya membuat kaki ini bergetar


Makasih Hu...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd