Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Real Story] - es juice pulen punya bulik

Next update ane sama bulik quickly di ruang tamu pas om ane masih tidur di kamar doi.
Ditunggu ya para suhu sekalian.
Mohon maaf kalo sering typo dan ceritanya berantakan 🙏

tapi cerita nya jangan diquickly ya suhu...... hahahahahah
 
Hari minggu pagi waktu ituaku melakukan aktivitas jogging seperti biasa. Kebetulan rute joggingku melewati rumah bulik terlebih dahulu karena rumah bulik ada di pinggir jalan.

Tanpa sengaja aku berpapasan dengan bulik yang sedang menjemur pakaian. Dengan menggunakan daster tipis dengan potongan lengan agak lebar ke bawah. Bulik menyapaku dengan candaan.

"Tris, mau kemana? Pasar?"

"Engga bulik, mau sekolah"

"Hah? Minggu2 kok sekolah sih" jawab bulik sambil menyampirkan jemurannya

Aku tanpa sengaja melihat bongkahan toket bulik yang indah itu.
Batinku "gila pagi pagi ada aja godaannya"

Lalu ku dekati bulik sambil tengok2 disekitar

"Kalo keluar rumah tu pepayanya dibungkus dulu, ntar diminta orang gimana?" Ledekku Sambil sedikit menyentuh puting bulik dari luar

"Wo dasar ponakan gendeng, sana lari yang jauh ntar bulik dilarisi es juice nya"

"Siap ndan" jawabku

Setelah jogging sekitar 1 jam akupun sampai rumah kembali. Lalu mandi dan sarapan. Seusai sarapan aku teringat kata bulik tadi. Enak juga nih minum es juice pagi2 sambil numpang ngerokok di warung bulik.

Akupun langsung bergegas menuju warung bulik.

Sesampainya di warung ternyata masih tutup. Namun dari luar tercium bau sedap bumbu sedang di tumis.

"Wah aku ini bulik pasti lagi masak nih"

Aku pun coba masuk lewat pintu samping yang langsung menuju dapur. Terlihat anak nomor 2 bulik dan dan anak bontot bulik sedang menonton kartun.

"Bulik, bulik".

"Piye tris? Bulik lg masak"

"Wah gimana sih katanya suruh ngelarisin kok malah belum buka" jawabku sambil berjalan menuju dapur.

"Iya tris, lagi pengen masak tumis buncis nih. Itu om wawan tumben pulang awal tadi malem. Biasanya pulang pagi. Eh pulang pulang minta besok pagi masakin tumis buncis"

"Nah om wawan mana bulik?" Dengan gayaku yang tetep cool sambil memandangi toket bulik yang masih belum pakai BRA.

"Itu masih ngorok di kamar"
Bulik pun melirik ke arah wajahku yang gagal fokus tanpa berkedip memandangi toketnya

"Apa lho, eh bulik aku numpang ngerokok ya di depan? Abis makan nih" jawabku sambil cengengesan

"Yaudah ambil aja berapa, uangnya taruh di etalase aja"

Akupun balik ke depan untuk mengambil rokok dja*um kesukaanku. Sementara Bulikpun masih sibuk memasak.

Ku habiskan beberapa batang rokok di warung sambil sms an dengan pacarku waktu itu. Ntah setan apa yang meracuni otakku tiba tiba terpikiran minta BJ bulik di dapur seru sepertinya. Aku pun coba melihat kondisi om di kamar dengan mengintip dari balik pintu yang terbuka sedikit. Terdengar nyaring suara dengkuran om ku yang telihat seperti kelelahan.

Akupun balik lagi ke warung untuk berpikir gimana caranya agar kedua anak bulik ini bisa keluar dari rumah.

Akhirnya aku dekati anak yang nomor 2, aku iming imingin dia untuk main ke rental Playstation di dekat rumah setelah aku kasih uang 5rb untuk sewa nya. Akhirnya anak nomor 2 pun pergi. Tinggalah anak bulik yang paling kecil sedang menonton tv.

Akupun berjalan menuju dapur dengan rasa deg deg an yang amat sangat. Bulik sedang mencuci beras dengan poisi jongkok menghadap ke keran.

Aku dekati dia dengan tiba tiba aku cium pipinya.
"Emmmuach acem amat emak emak satu ini"

"Eh jangan gila ya tris, mas wawan bangun bisa perang dunia" bulik kaget dengan menoleh ke arah kamar tidur mereka.

"Aman, dia tidurnya masih ngorok kenceng barusan aku lihat".

"Lihat lihat sikon ah tris, udah mulai gila ni kamu" bulik sedikitt marah dengan aksiku


"Iyaaa im sorry ya onty" sambil ku peluk dari leher bulik yg masih jongkok mencuci beras.

Setelah itu ku masukan jari2ku ke dalam toketnya yang lembut coklat kehitaman itu.

"Ahh triss lihat ruang tengah ituu, ada riza (anak no2 ga di ruang tengah? )
Jawbanya sambil menghentikan kegiatanya mencuci beras.

"Udah di kondisikan bulik, dia udah aku kasih uang buat ke rentalan PS" jawabku sambil berdiri menurunkan sedikit celana kolor yang aku pakai.

Dengan posisi bulik masih jongkok aku sedikit aku paksa buat membuka mulutnya. Sedkit ada penolakan dari bulik yang takut suaminya bangun.

"Tris jangan gila tris, itu mas wawan kalau keluar dari kamar langsung keliatan kitaa"

Akhirnya aku pindahkan posisiku yang tadinya berdiri di dekat cucian piring. Lalu aku suruh bulik jongkok di dekat kompor yang agak tertutupi tembok dapur.

"Dah disini aman nanti aku sambil tengok tengok. Deg deg an tp enak kan kalo begini"

"Enak palamu itu, biarin aja kontolmu panas ntar. Tanganku kena irisan cabe tadi waktu motongin" bulik sedikit kesal tapi membuka celana kolorku yang tidak terhalang celana dalam lalu mengocoknya perlahan.

"Diademin pake mulut ntar kalo panas ah" jawabku sambil menengok ke arah kamar tidur om

Terasa jantungku berdegup kencang saat bulik mulai melahap juniorku. Sebetulnya aku juga merasakan ketakutan yang sama dengan bulik. Kalau om bangun langsung ke kamar mandi bisa jadi masalah besar.

Namun ketakutan ku tertutupi dengan lahapan mulut bulik yang sangat lihay sekali dengan permainan lidahnya ke arah kepala juniorku. Tangankupun tidak tinggal diam dengan menggerayangi toket bulik yang sangat leluasa tanpa balutan BRA. Sluuurrrrpppp sluurrrrrp slurppppp suara mulut bulik saat menjilati juniorku.
Dengan tangan kanan menahan kearah tembok dan tangan kiri menggrayangi toket bulik yang sudah sedikit kendor namun sangat menggairahkan untuk dimainkan dengan tangan.


"Gimana kalau kita main di kamar mandi lagi bulik? Bisikku

"Ngga ah, sama aja bunuh diri"
Bulik menghentikan sepongannya

"Nanggung nih, ga pengen nih pagi2 ngentot sama brondong?" Pancingku

"Ah, setan emang kamu tris"
Bulim tiba tiba meninggalkanku dan berjalan kearah kamar.

Akupun sedikit bingung, apakah bulik marah karena aku yang terlalu berani mengajaknya having sex sewaktu ada suaminya. Sambil melihat situasi rumah bulik aku mengangkat kembali celanaku yang tadinya sudah turun samoai lutut. Aku berniat meminta maaf kepada bulik karena kekhilafanku ini.

Tidak lama kemudian bulik kembali ke arah dapur tempatku berdiam diri.

"Tris sini ikut bulik" ajak bulik sambil mematikan kompor

"Nggh... Ada apa bulik?" tanyaku bingung

"Udah mau enak ngga kamu? Gausah banyak tanya" jawabnya ketus

Akupun mengikuti bulik ke arah depan meninggalkan dapur. Dengan perasaan yang tidak enak. Dan jantung semakin berdebar. Aku berpikir jika bulik marah bisa bisa tidak dikasih jatah lagi ini. Padahal perjakaku hilang di meki dia pikirku selama berjalan mengikuti bulik.

Kami berjalan keluar rumah lewat pintu samping. Dan berjalan ke depan, sesampainya di depan bulik membuka rolling door dan menyuruhku masuk kembali dan bulik menutup dan mengganjal rolling doornya dengan batako. Kami berjalan ke arah ruang tamu.

Sesampainya di ruang tamu bulik membisiki ku

"Kita main disini gimana?"

"Hah? Seriusan bulik?"

"Kamu tadi bilang aman aman sekarang kok malah ragu sih? Yaudah gajadi aja lah ya?"

"Eh jangan gittu dong cantiku, emang tadi bulik masuk kamar ngapain?"



"Halah... kalo ada maunya aja bilang cantikku cantiku, tadi bulik selimutin dia terus kipas anginya aku nyalain biar tidurnya semakin nyenyak. Soalnya dia kalo tidurnya ada angin2nya gitu bisa sampe siang, terus pintu ruang tengah udah bulik kunci ( model kuncinya pakai kunci grendel/kunci slot) nanti kalau om bangun terus cari bulik kan ngiranya bulik keluar kalo pintunya dikunci dari dalem. dah copot celanamu gausa banyak tanya kayak wartawan"

Akupun langsung mengikuti arahan bulik mencopot celanaku.

"Loh ditinggal bentar dedeknya kok udah tidur lagi? Bener bener kayak bayi aja gampang tidur gampang bangun"

"Hehe.. bangunin lagi dong biar nangis" rayuku manja

Langsung bulik menyerang bibirku tanpa ampun dengan lidahnya yang mulai bertempur dengan lidahku. Tak tinggal diam aku peluk dia sambil aku remas pantatnya yang begitu menggemaskan.
Betapa kagetnya aku bulik sudah tidak menggunakan celana dalam. Langsung aku naikan dasternya yang tipis itu. Kumainkan pantatnya dengan posisi berpelukan. Ku remas remas dengan sedikit kasar lalu aku coba masukan jariku ke sunholenya namun ditangkisnya lagi.

"Dah duduk di sofa cepet, keburu dia bangun malah gagal ntar"

Tanpa menjawab aku duduk dengan posisi tegang teringat kalau om sedang tidur ditambah lagi anak terakhir bulik sedang berada di ruang tengah asik menonton kartun. Betapa kagetnya lagi bulik melepas dasternya dan wanita setengah tua ini telanjang bulat di depanku sedangkan suaminya sedang tidur dengan jarak yang sangat dekat denganku dan dirinya. Posisi ruang tamu yang jadi satu dengan warung, hanya triplek yang jadi penghalang warung dengan ruang tamu. Sedangkan ruang tamu dengan dengan ruang tengah terhalang tembok dan pintu yang bisa di kunci dari kedua sisi.

Semakin berdegup kencang jantung ini melihat situasi ini. Betapa beraninya bulik saat ini. Sangat berbanding terbalik dengan keadaan waktu di dapur tadi.

"Kok malah jadi diem? Gimana sih mau main ga?"

"Yaudah ayok udah siap loh ini. sini naikin aku" jawabku cool untuk menutupi rasa gugupku.

Bulikpun langsung naik ke arah pahaku lalu tangannya lngsung memegangi juniorku dan mengarahkannya ke memeknya yang ternyata sudah basah sekali. Tanpa babibu bulim langsung mengambil tempo tinggi dengan goyangan mautnya.
Terdengar suara crukkkkk cruuuuk cruuukkkk dari meki bulik yang sudah basah.

"Arrggghhhh trissss jilatin aku tris."
Bulik nenyuruhku dgn mengarahkan lehernya ke mulutku.

Dengan posisi bulik menindih aku. Sambil berpelukan aku menjilati leher bulik tanpa ampun. Sedikit bau kecut memang karena mungkin bulik belum mandi ditambah sudah melakuan berbagai aktivitas tadi. Tapi malah menambah gairahku untuk melibas habis lehernya.

"Arghhh kuping juga yank. Yang liar lagi"

Bulik mulai terlihat sangat ON.

10 menit bertempur bulik tiba tiba memeluku erat dan menambah tempo goyangannya tanpan berkata kata lagi. Bergetar tiba tiba pinggul bulik langsung melahap mulutku.
Tak lama kami berpindah posisi MOT. Bulik mengeluh lelah. Padhal aku tahu dia sudah dapat big O. Tapi aku teruskan saja karna aku belum bisa crot.

"Pindah posisi kamu diatas ya. jangan lama lama inget"

"Iyaaa sayang" jawabku dengan mencium bulik"

Ku cepatkan tempo serangan kearah memek bulik tanpa ampun. Namun aku kuatir karna suara memek becek bulik semakin nyaring terdengar. Dilain sisi Bulik menahan desahan yang tampak tidak terbendung. Lalu kuarahkan jariku untuk dijilatinya agar tidak terlalu menahan desahan.

Slurrrp sluuurrppp slurrppppp. Semakin bergairah mendengar mulut bulik yang tampak ganas menjilati tanganku.

"Aku mau keluar aku mau keluar" bisiku

Tiba tiba bulik bangun lalu menyepong dan tangan kirinya mengocok juniorku.

Aku jambak rambut bulik karna aku tidak tahan lagi ingin memuntahkan lahar dinginkuuuu.

"Aaaahhhhh.... ahhhh..aaaaaaaahhh croooooottttttt crooootttt croootttttttt"
Keluarlah lahar dingin ke mulut bulik.

Dengan sigap bulik menjilati sisa sisa lahar dingin yang berada di juniorku. Dan terus menyepongnya sampai benar benar tak bersisa. Lalu bulikpun menelannya seperti tanpa jijik sedikitpun. Sebenarnya aku ingin menciumnya tapi ku urungkan niatku lantaran sisa lahar dinginku yg masih ada di sekitaran mulutnya.

"Uwwwhhh, anget anget anget kentel pejumu rek" kata bulik sambil mengelap sisa2 peju di mulut lalu mengalp keringat yang ada di dahinya. Tak lama kemudian dia memakai dasternya.

"Dah sana pulang dulu dasar Ponakan gila" bulik menyuruhku pulang sambil memakai dasternya.

"Iya iyaaaa, makasih ya sayang, kok ga di tembak dalam aja sih?" jawabku sambil tertawa

"Jangan nanti pejumu sama peju om mu tarung di rahimku" jawabnya sambil menepuk dahiku

"Nanti aku makan disini gapapa ya bulik?"

"Iya nanti sini aja kalau mau makan"

Akupun pulang kerumah untuk beristirahat setelah bertempur dengan stw dabest yang mengilangkan keperjakaanku.

Sekitar jam 11 aku berniat main kerumah kawan yang dengan menggunakan motor.

"Tris, sinio makan bareng kalau mau makan" ajak bulik

Akupun menghentikan lalu mematikan mesin motorku lalu masuk lewat pintu samping.

"Gimana bulik?"

"Sini maem dulu, pake buncis"

"Iyo, rene le maem bareng ben nikmat ( iya, sininle makan bareng biar nikmat" timpal om ku

Betapa kagetnya aku dengan timpalan omku. Langsung pikiranku ke arah istrinya yang tidak lain adalah bulik ku sendiri yang aku buat barengan dengan omku.




Terima kasih respon positifnya 🙏


Next pantau antusiasme suhu suhu sekalian dan waktu luang saya karena kesibukan bekerja pelan pelan akan ada update cerita kejadian yang lain lagi🙏
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd