Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [Remake] Naughty Wife Sarah

Bimabet
terakhir nongol TS nya tanggal 29 Juni 2020 dan sekarang tanggal 10 Agustus 2020. Udah lebih dari 30 hari gak ada update atau kepastian cerita ini tamat atau belum.
 
PART ENDING
(bagian 3)














.....









*hening*







Putih...







.....









Ah..







......













***











OII PANDU





Pandu menoleh kearah suara itu.





Huh...
Gak nyangka...

Bisa ketemu lagi sama ini anak bangsat!

Apa kabar Ded?
Gimana memek Eliza?

Masih enak?
Hehehe
ucap Pandu berbasa-basi




Mati lo anjing!
Dedi pun langsung berlari dan melompat untuk menghantam Pandu.





Namun Pandu yang memang masih berjaga-jaga dengan kuda-kudanya dengan mudah menangkis
serangan Dedi tersebut.



Makin barbar aja si kera ini
ucap Pandu





Dedi pun berusaha menahan serang balik Pandu yang juga sama bertubi-tubi dengannya.









***









Pak Diga ini alamat rumahnya.
Kalau dari titik lokasinya, seharusnya rumah yang pagernya putih itu.


Tolong segera di cek Pak, takutnya teman saya kenapa-kenapa.
ucap Dira dengan perasaan khawatir dan cemas.



Baik non, non tetap di mobil saja, demi keaman non ya.


Dira pun menggangguk.





Setelah memakirkan mobil di tempat yang dianggapnya aman, Pak Diga pun berjalan menuju rumah yang ditunjukan oleh nona majikannya itu.
Saat sudah mulai mendekati rumah tersebut, tak sengaja Pak Diga mendengar ada suara seperti pecahan dan bantingan yang agak sedikit kencang.




Perasaan ku sedikit tak enak.
Alangkah baiknya melihat situasinya terlebih dahulu.


Beruntung pintu utamanya terbuka.





Selangkah demi selangkah, sayup-sayup terdengar seperti ada suara seseorang yang sedang menggerutu. Pak Diga pun mencoba
mencari posisi yang enak untuk mengintip situasi di dalam rumah. Tentu saja bagi Pak Diga yang sudah terbiasa dengan pekerjaan
baku hantam “profesional” ini sangat mudah baginya untuk “bersembunyi”.



Pak Diga melihat ada seseorang yang sedang duduk di lantai sambil memegang kepalanya, terlihat ada sedikit darah mengalir
dibagian samping kepalanya. Pak Diga langsung pun menuju kearah orang tersebut yang ternyata adalah Luki.





Bukan Tejo
ucap Pak Diga yang memang sudah tahu wajah Tejo karna sudah diperlihatkan foto wajahnya oleh Dira.





Siapa lo anjing!
Terdengar suara bentakan tiba-tiba kearah Pak Diga.





Pak Diga pun berdiri dan langsung mengambil kuda-kuda, karna sosok yang tiba-tiba muncul ini tengah memegang pisau yang berlumuran darah.



Sosok itu langsung menyerang Pak Diga,









***











“Mas Tejo!!”
“Mas Tejo!!”






Ngghh...







“Ugh..”
“Kelapa ku pusing”





“Mas Tejo!!”
“Mas Tejo!!”



“Bangun Mas Tejo!!”





“Eehh.. siapa?”

atinku.





“Mas Tejo bangun mas tejo!!”
“Bantu saya membawa kedua orang ini!!”





“Eeh dua orang??”

ucapku yang masih menerka-nerka apa yang sedang terjadi.





Pelan-pelan aku mencoba menyadarkan diriku, kepalaku masih terasa sakit.
Saat pandanganku sudah bisa sedikit fokus, aku melihat sosok dihadapanku ini sedang menggendong seseorang.



Jika aku perhatikan baik-baik...
Kondisi orang itu...




“MAS TEJO JANGAN BENGONG!!”
“KITA HARUS CEPAT PERGI!!”






DEGGGG







Aku langsung segera tersadar



“Tante Sarah??”





“MAS TEJO SAYA SUDAH MEMANGGIL ANAK BUAH SAYA UNTUK SEGERA KEMARI!”
“SEKARANG SAYA MINTA MAS TEJO FOKUS BANTU SAYA”

“KITA TAK BOLEH TERLAMBAT!!”






Aku pun buru-buru mencari keberadaan Tante Sarah yang ternyata sudah tersandar lemas karna luka yang dialaminya.
Iya, Tante Sarah memang phobia dengan darah yang mengalir, dan saat ini dihadapan kami berdua, banyak sekali darah
yang sudah berlumuran.



Ini darah Dedi..



Iya orang yang sedang digendong oleh bapak-bapak dihadapanku ini adalah Dedi.
Kondisinya saat ini bisa kubilang sedang sekarat(?)





Tak butuh waktu lama, aku segera berdiri dan mencoba memapah Tante Sarah.





“Bapak siapa?”
tanyaku.



“Nama saya Diga..”
“Saya adalah suruhannya non Dira untuk melihat kondisi Mas Tejo.”



“Non Dira ada didepan, kita harus bawa kedua orang ini segera.”



“Kak Dira datang..”

batinku.



“Lalu apakah bapak melihat orang lain yang selain kami Pak?”


“Ya saya melihatnya, yang satu kabur saat sudah hampir saya kalahkan”
“Hanya saja karna tubuhnya berkeringat, tubuhnya sangat licin untuk saya kunci.”



“Yang satu lagi ada didepan pintu, saya ikat.”






Dan saatku melihat orang yang dimaksud Pak Diga, ternyara itu adalah Luki.
Kondisinya benar-benar babak belur. Aku coba mengingat-ingat, apakah yang sedang terjadi tadi sebelum
aku kehilangan kesadaran sesaat.





“Mas Tejo jangan bengong!”
“Hayuk jalan!”

ucap Pak Diga tegas menyadarkan ku, bahwa kami saat ini sedang dikejar oleh waktu.







Tak lama ada teriakan





“TEJO”
“DEDI!!!!”

“APA YANG TERJADI!!”






Itu...Eliza...
Kenapa dia bisa berada disini??







“DEDI KENAPA JO???!!!”
ucap Eliza dengan penuh rasa cemas dan khawatir..





Aku hanya bisa terdiam.





“KAMU KENAL PANDU JO?
“AKU LIHAT PANDU KABUR!!”





“Aa..aku.”



“SUDAH-SUDAH KITA HARUS LEKAS KE RUMAH SAKIT”
“ATAU ORANG INI AKAN MATI KEHABISAN DARAH!!”






Eliza pun meminta Pak Diga bersamanya, karna dia membawa mobil.
Pak Diga merasa itu hal yang baik, karna ada dua orang yan sedang terluka.



Tak lama Kak Dira pun juga muncul menghampiri kami dengan mobilnya.
Kak Dira memang berinisiatif dan mengikuti instruksi Pak Diga dengan baik.
Jika dia sudah melihat Pak Diga keluar dari rumah Tejo, Kak Dira akan meluncurkan mobilnya kearah kami.


Karna menurut Pak Diga, bisa saja ada maupun tidak ada kejadian buruk yang akan menimpa kondisi kami didalam rumah.









“Cepat masuk jo.”
ucap Kak Dira.





Kak Dira pun mengerti akan situasi Pak Diga saat ini, makanya dia hanya sekedar melihat dan mengangguk kepada orang
terbaik suruhan ayahnya itu.





Kami pun bergegas ke rumah sakit terdekat. Selama didalam perjalanan menuju rumah sakit, aku mencoba mengingat-ingat
apa yang terjadi. Apa yang sebenarnya membuat Dedi dan Tante Sarah seperti ini.





Kondisi Tante Sarah saat ini ada luka sayatan yang cukup panjang di bagian lingkar atas lengannya, meskipun tidak banyak
mengeluarkan darah, tapi itu cukup memberikan shock kepada dirinya.

Saat ini Tante Sarah seperti orang yang sedang kerasukan, hanya terdiam tanpa ada ekspresi apa-apa, dan seluruh tubuhnya
bergetar-getar ala orang yang sedang mengalami phobia.





“Maafkan Tejo Tante...”
Aku memeluknya.











***









Setelah akami tiba di rumah sakit, semua terasa begitu cepat, segala bentuk proses yang didepan mata ini benar-benar
memberikan dampak ke alam pikiranku.



Tak lama, polisi pun datang dan mereka ini adalah kenalannya Pak Diga.
Aku pun dimintai keterangan oleh mereka, perihal apa yang sedang terjadi.





Yang kuingat:





Saat Pandu dan Dedi mulai bertarung hebat layaknya atlit silat, Luki mencoba membantu Pandu untuk menggulingkan Dedi,
namun usahanya itu sia-sia, karna Dedi jauh lebih unggul dalam hal baku hantam dibandingkan Luki. Merasaa kesal, Luki meraih
apapun yang ada disekitarnya untuk menyerang Dedi. Aku yang melihat itu pun juga ingin membantu Dedi, dengan tenaga yang
aku punya, aku pun mencoba menarik bangku dan meleparkannya kearah Luki.





Situasi perselisihan yang makin menjadi-jadi inilah yang membuat Tante Sarah semakin ketakutan, dan beberapa temanku
yang lain Eno, Boim, Beni melihat kesempatan ini untuk mereka kabur lewat belakang. Sejujurnya aku yakin mereka masih
punya hati nurani dan tak ingin mendapatkan masalah yang lebih besar daripada ini. Yang nantinya kutahu kalau mereka pun
sebenarnya sangat takut kepada Pandu, jadi saat Pandu dan Luki sedang berkonsentrasi bertarung dengan Dedi dan aku,
mereka memilih untuk kabur.





Yang kuingat lagi tahu-tahu aku sudah tersungkur ke lantai dan kepalaku terbentuk dengan lemari kayu yang
berada didekat meja makan, kalau tak salah ingat, Pandu menendangku dengan sangat kuat dan kencang dan
membuatku terpental, sesaat sempat kulihat Pandu mengeluarkan pisau, dan saat ia akan menikamku,
Tante Sarah mencoba menghalanginnya.



Luki pun kelihat menjadi kewalahan menghadapi serangan Dedi yang bertubi-tubi, dan tak lama aku sepertinya pingsan.





Begitulah penjelasanku kepada pihak ke polisian, aku benar-benar tak tahu apa yang terjadi selanjutnya dan membuat
Dedi seperti itu, kuncinya ada di Luki yang memang sempat bertatapan dengan Pak Diga, sebelum akhirnya Luki dibuat
pingsan olehnya.





Oom Heru juga sekitar jam 12malam sampai di rumah sakit, dan mendengarkan penjelasan keterangan suster tentang apa
yang terjadi kepada istrinya, Tante Sarah, setelah itu dia masuk ke kamar dan menghampiriku. Aku menangis ketika melihat
Oom ku itu. Bisa kulihat ada ekspresi tak terungkap yang dilukiskan diraut wajahnya.





“Istirahatlah Jo, besok baru kita bahas.”
ucap Oom Heru.



“Baik Oom..”











***







POV Eliza






Krrttt


Suara pintu terbuka.









“Bagaimana dok??”
“Bagaimana keadaan teman saya??”





“Saya sudah melakukan yang terbaik.”
“Saatnya nona menghampiri temanmu.”





“Maafkan saya.”

ucap sang dokter.







“Tidak!”!
“Tidak!!!”



“Dedi!!!”

Aku pun tak kuasa mendengar hal itu..





“Dedi maafkan aku!!”
“Andaikan aku enggak keluar hari ini..”
“Andaikan aku enggak telpon kamu karna ngelihat si bangsat itu..”





“Ded...”
“Aku masih mau lebih lama sama kamu..”




Hiks













***



















POV Sarah














Hari ke 3 di rumah sakit






.....









*hening*







Putih...







.....









Ah..







......









Ahh iya..
“apa Aku berada di rumah sakit..





Mama sudah siuman?”
ucap seseorang.



Akupun menoleh kearah suara itu.
Betapa bercampur aduk perasaanku saat semakin jelas melihat sosok itu.

Tak kuasa air mata ku pun membanjir keluar.



Maafkan Mas..
Ya suamiku, terasa seperti tlah lama sekali tak bertemu dengannya.



Semua akan baik-baik aja setelah ini
Aku tak akan terlalu lama jauh darimu..







Hiks
Hiks






Aku hanya bisa menangis.







***







Sejak hari itu suamiku jadi selalu berada dirumah, polisi pun juga sudah menangani kasus ini.

Kata mereka, Pandu ini memang sedang menjadi incaran mereka. Tak kusangka bahwa anak itu menjadi incaran polisi,
dan dari apa yang aku dengar dari temannya Tejo yang bernama Eliza itu...
Rasanya sungguh tak percaya..



Apakah memang pemerkosaan didalam sekolah itu memang sering terjadi ya?



Anto pun sempat menanyakan kabarku setelah dia mendengar kabar tentang apa yang terjadi di rumahku.
Kita sempat berbicara di telpon, dia menceritakan bahwa dirinya akan berlibur kesuatu pulau bersama teman-temannya.
Dia berjanji kepadaku, jika tempatnya bagus, dia akan mentraktirku.

Tentu saja dia tak ikut, katanya takut kalau khilaf dan adanya kasus seperti ini yang sedang terjadi padaku, akan menjadi suatu
jebakan untuk dirinya, sehingga dia harus berususan dengan kepolisian.



Masuk akal sih untukku, meskipun aku tahu bahwa aku tak akan melakukan hal itu kepadanya.







Aah ngomong-ngomong soal liburan..
Jadi ingin berlibur juga!





Uhh udah lama gak pake bikini..
Tapi tapi nda boleh nakal..



Ya semoga...



Eh eh ehhh!
Isshh harus gak nakal Sarah!!



Hahaha
ucapnya dalam hati.





Sebentar lagi aku pun akan memulai awal kehidupan yang baru, suamiku mengatakan bahwa dalam beberapa minggu
lagi kita akan segera pindah. Katanya demi keamanan aku. Ya sudah seharusnya aku menjadikan hal ini sebagai ajang pembenahan diri.



Dan Tejo..
Ya semoga dirinya bisa jadian dengan seniornya itu yang bernama Dira.



Selama aku di rumah sakit Tejo banyak bercerita.
Dan temannya yang bernama Dira itu cantik sekali.



Aku pun berhutang balas budi padanya, kalau tak karna bodyguardnya dia.
Aku tak tahu apa yang akan terjadi kepada Tejo dan diriku.





Semoga kalian menjadi jodoh ya.









***









Ketemu Bos!
Bisa dipastikan orangnya sama seperti yang di foto yang bos kasih!
ucap Pandu dengan percaya diri.





Hehehe.. kerja bagus!



Pandu pun tersenyum puas..





Akhirnya ketemu juga kamu sayang...
"Sudah kangen sekali kontolku menghajarmu..




Dira...



“Oya Pandu saya punya tugas lain untuk kamu...”





“Apa itu bos?”
















Ceklek













Dor












“Tak seharusnya hewan peliharaan menyulitkan majikannya..”



“Iya kan...”







“Shinta...”



















TAMAT



---



Tamat sudah akhirnya cerita yang saya remake, gak terungkap berapa banyak kendala sebenernya dalam menyelesaikan finalnya ini, udah ngetik sampe 8draft wkwk. Tapi ya saya memutuskan untuk membuatnya lebih simple meskipun saya rasa akan ada yang merasa plot hole. Memang baiknya itu dijadikan cerita sampingan yang mungkin nantinya bisa saya tambahkan.


Mohon maaf sebesar-besarnya kepada suhu-suhu yang membaca thread ini yang tamatnya jauh dari rencana jadwal yang dijanjikan.


PS: alasannya simple.
Lagi nyari cuan untuk berumah tangga.




Sampai bertemu dilanjutan kisah remake berikutnya

:beer:
 
Suhu tamatinya jangan nangggung dong kan jadi penasaran.siapa yg di maksud pandu trus siapa yang di tembak....?
 
waaaah akhirnya tamat. dan dgn open ended ending, membuka segala kesempatan untuk sequels wkwkwk.


moga suhu dilancarkan RL nya biar bisa bikin karya lagi.:jempol:


tapi jadi bertanya2 sih, siapa si shinta dan si bos. soalny di ceritanya dira, atopun eliza ga ada nama tsb :huh:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd