PART 5B
(ilustrasi Dira)
Kringgg
“Hai Tejo sayang ada apa?”
“Kak Dira aku boleh minta tolong?”
“Ada apa Jo?”
“Kamu lagi kenapa?”
“Kok nadanya kayak orang lagi marah?”
tanya Dira yang merasakan ada nada suara yang tak biasa dari Tejo.
“Kak Dira punya kenalan polisi”
“Atau siapapun yang Kakak percaya?”
tanya Tejo penuh harap.
“Eh ada sih?”
“Emangnya ada apa Jo?”
“Kok kamu tiba-tiba nanya kayak gitu?”
“
Kak Dira, Tejo lagi di situasi yang amat serius”
“Kalau dalam 1 jam lagi Tejo gak ngehubungin Kak Dira..”
“Tolong Kak Dira sama kenalan Kak Dira itu datang ke alamat yang nanti aku kirim ke Kakak”
ujar Tejo memberikan penjelasan.
“Aku minta tolong banget ya Kak Dira.”
“EHHH.. KAMU KENAPA JO??”
“CERITA DULU KAMU LAGI KENAPA?”
“KOK TIBA-TIBA KAMU MINTA TOLONG KAYAK GINI?”
Dira langsung panik mendengarkan Tejo.
“Maaf Kak, cuma Kak Dira harapan aku.”
“Aku gak bisa cerita sekarang.”
“Nanti Kakak akan tahu.”
“Tolong banget ya Kak”
“Kalau Kak Dira gak mau nolongin Tejo”
“Juga gapapa kok.”
“Ini semua tanggung jawab Tejo sendiri”
“Untuk nyelametin Tante Tejo”
“Tante kamu kenapa emang Jo???”
Klek
Tut..Tutt..Tutttt..
“TEJOOO!!!!”
“KENAPA DIMATIIN SIH?”
Ting
"Ini alamatnya ya Kak.."
isi pesan teks dari Tejo.
“Ini Tejo bercanda gak sih?”
“Aah!! Gua jadi ikutan pusing kan kalau gini?!”
ucap Dira.
“Tapi gak mungkin Tejo berbohong...”
“Aduh tapi kayaknya Tejo dalam situasi yang serius banget deh”
Hiks...Hiks...
“Duh cengeng banget sih Dira..”
Kring Kring Kring
“Halo Papa..”
“Pah aku mau minta tolong untuk suruh Pak Diga ke apart Dira sekarang Pah”
“Penting banget ini Pah, Pleaseee”
***
(ilustrasi Eliza)
Aku terus mengikuti kemana si bajingan ini pergi.
“Masih gak nyangka kenapa bisa banget ngeliat orang hina itu lagi.”
Ya segitu bencinya perasaanku terhadap si bangsat ini.
Gak akan pernah aku lupakan orang jahat ini seumur hidup aku!
“Ngg.. Kok dia masuk ke perumahan elite?”
Eliza terus mengikuti Pandu, sampai akhirnya Pandu memasuki sebuah rumah.
Eliza pun memakirkan tamannya didekat rumah itu.
Kring!
Kring!
Kring!
“Eliza kamu dimana?”
“Share location kamu lagi.”
“Udah mati soalnya yang kamu kirim live locationnya.”
“Iya sebentar Ded.”
“Kamu gak kehilangan jejak Pandu kan?”
tanya Dedi.
“Engga kok Ded..”
“Sekarang aku lagi parkir gak jauh dari lokasi dia.”
“Tapi aku bingung deh Ded.”
“Bingung kenapa?”
tanya Dedi lagi.
“Emang Pandu orang kaya atau punya keluarga orang kaya?”
“Engga kok Za!”
“Dia itu anak yatim piatu, dia di urus sama Om sama Tantenya”
“Kenapa kamu nanya gitu?”
“Ini aku ngikutin Pandu ke daerah kompleks elite gitu.”
ucap Eliza memberikan keterangan.
“Hah? Ngapain si bangsat?”
“Ya mana aku tahu Ded..”
“Makanya aku nanya kamu!”
“Oke, kamu hati-hati jaga jarak.”
“Jangan sampai ketawan dia.”
“Firasat aku agak sedikit tidak enak soal ini.”
“Aku gak lama lagi sampai di lokasi kamu.”
Dedi mulai lebih sedikit mempercepat laju motornya.
“Oke Ded.”
“Terus si Pandunya ngapain sekarang?”
“Dia masuk ke suatu rumah gitu.”
“Oke..”
“Kamu matiin dulu telponnya.”
“Takutnya nanti ada apa-apa malah lowbat.”
“Masih bisa ya kamu perhatian disituasi yang kayak gini?”
“Iyalah!”
“Aku kan sayang sama kamu Za!”
“Iya iyaa.. makasih ya Ded.”
“Kalau begitu aku matiin dulu telponnya.”
“Oke..”
Baru saja Eliza akan mematikan telefonnya, dia sekilas sempat melihat ada sosok yang
tak asing lagi bagi dirinya. Sosok itu sedang melangkah dari samping arah rumah itu, menuju pagarnya.
“Eh...Itu kan..”
ucap Eliza dalam hati..
“Ded ded deddddd”
“Belum dimatiinkan?”
dengan tergesa-gesa Eliza kembali memanggil Dedi.
“Belum biasanya juga kamu yang matiin”
“Ada apa tiba-tiba manggil?”
“Itu..ituu...”
“Itu apaan Za??”
“Kan aku gak bisa ngelihat!”
“Aduh maaff..maaff”
“Itu kok tiba-tiba ada Tejo!”
“Hah!”
***
“Darimana lo?”
“Nyari temen lo yang kabur lah kontol!”
“Hahaha.*** usah dicariin”
“Gua tau dimana dia tinggal”
“Gua masih jadi inceran polisi ******!”
“Iye..iye!”
“Gak usah makin marah gitu.”
“Kan lo punya backingan!”
“Si babi ngelunjak ya, mau gua bunuh ya lo?”
“Eh eh bukan gitu..”
“Sori-sori..”
dia tahu, kalau orang yang sedang dihadapannya ini sedang tak main-main.
“Keasikan makan memek lo anjing!”
“Mana tuh lonte mau gua pake!”
“Lagi nidurin anaknya bang, bentar lagi turun”
“Udah gak kedengeran nangis lagi”
ucap salah satu diantara mereka.
“Gak sabar gua mau make!”
“Ngomong-ngomong lo pernah liat cewek ini gak?”
“Wuih siapa tuh?”
“Cakep amat!”
“Gua tadi disamperin sama ‘bawahannya Bos gua’..”
“Dia bilang, bosnya lagi nyari cewek ini..”
“Lonte kesayangannya Bosnya, katanya.”
“Ajib!!”
“Udah hijaban, cantik pula!”
“Jadi penasaran!”
“Kalau lo gak sayang nyawa silahkan aja..”
ucap orang itu sambil memberikan perasaan yang menakutkan
DEGG..
Semua orang di ruangan itu langsung terdiam.
“Ngomong-ngomong..”
“Kalau nanti dia lapor ke Tejo gimana?”
ucap salah seorang lagi diantara mereka.
Ada perasaan cemas dari dirinya, disatu sisi dia merasa bersalah
dan merasa terlanjur berada didalam situasi seperti ini.
“Lapor aja, emangnya Tejo bisa apa?”
“Siapa Tejo?”
“Bukan urusan kita lah pokoknya.”
“Serahin sama gua.”
Tak lama terdengar suara kaki.
“Boleh istrirahat dulu gak tuan?”
“Lonte kalian kelelahan banget..”
Pria yang sudah tak sabar lagi untuk menikmati hidangan yang ia inginkan, menoleh kearah
wanita cantik itu. Dengan memberikan sedikit senyuman merendahkan, dia pun melangkahkan
kaki kearah seorang wanita cantik dengan tampilan yang sudah sangat amat berantakan.
“Ngomong apa tadi?”
“Kurang jelas”
Dengan sedikit mengeluarkan air mata wanita itu tak kuasa membuka mulutnya
yang sedang dicengkram keras oleh orang itu.
“Tuan, aku mau dientot lagi..”
“Tejo tolong Tante...”
ucapnya dalam hati.
(
#Bersambungkah?)