talitalitali
Pendekar Semprot
- Daftar
- 15 Dec 2015
- Post
- 1.594
- Like diterima
- 5.376
DISCLAIMER
Ini salah satu cerita favorit saya yang ingin juga saya remake.
Kalau di ceritanya rencana perjalanan selama beberapa hari tapi sayangnya ceritanya cuma 1 part aja.
Jadi saya mencoba mengubah ke versi saya sendiri lagi.
Tentu saja rawan lama update karna yang [Remake] Naught Wife Sarah part Side Storynya belum beres
Silahkan di nikmati.
===================
INDEX
part 1,2,3
part 4,5
part 6
part 7
part 8
***
Siang itu suasana di kantin , belakang kampus itu tampak ramai dengan para mahasiswa dan mahasiswinya,
gelak tawa, suara dering ponsel, suara alat makan beradu, suara mesin kas semua bercampur jadi satu.
Di salah satu meja , tampak tiga mahasiswi yang cantik sedang asik menikmati makanannya.
Tak lama dua orang mahasiswa menghampiri mereka.
“Hi girl… coba lihat ini!”
kata seorang mahasiswa itu pada tiga mahasiswi itu.
Seorang dari mahasiswi itu mengambil brosur itu dan melihat isinya, isinya berupa iklan liburan ke
sebuah pulau dengan pemandangan laut indah yang eksotis, suasana pulau itu dikatakan dalam brosur
sebuah pulau yang romantis membuat anda lupa pulang.
“Apaan nih To?”
tanya Winda, gadis manis berambut pendek terikat ke belakang itu.
“Ini adalah liburan kita, Win!”
jawab Anto.
Seorang mahasiwi lain, yang bernama Cindy , mengambil brosur itu dari tangan Winda , lalu melihatnya .
“Hmm , asik juga yah, tapi ini cuma buat orang borju.."
"Lihat aja biaya tournya, mahal…”
Cindy berkomentar.
Anto tersenyum, begitu juga , Bayu temannya karena mereka sudah punya rencana lain.
“Kita ke sana , engak lewat tour itu..."
"Tapi kita ke sana , dengan sewa kapal sendiri yang tentu biayanya jauh lebih murah…"
"Asyik kan bisa ngerasain seperti di Titanic?"
"Kalau pesawat terbang gitu kan ga bisa 100% nikmatin perjalanannya”
terang Anto .
Ketiga gadis yang cantik cantik itu melihat ke Anto.
”Gimana caranya?"
"Sewa kapal lebih mahal dong..”
tanya Cindy penasaran .
“Tenang aja , Paman si Bayu , itu orang pelabuhan."
"Dia kenal seorang yang menyewakan kapal , dengan harga murah..”
kata Anto.
”Kapalnya sih gak gitu mewah , tapi cukup lah, ada tiga kamar buat kita-kita.”
kata Bayu berpromosi.
“Iya asal bener aja kaya Titanic, bukannya titasik hihihi.”
canda Cindy.
“Terus biayanya , jadi berapa seorang?”
tanya Winda yang mulai tertarik.
“Gini aja, semua orang siapin dua juta aja.."
"Masing masing , itu buat sewa kapal."
"Selebihnya terserah, bisa buat uang saku.”
kata Bayu lagi .
Tak lama ada seorang lagi yang datang menghampiri mereka.
“Hi.. lagi pada ngapain nih?”
kata seorang dosen muda, yang tiba- tiba sudah berada dekat mereka.
“Eh Bu Helen, ini…kita lagi bikin rencana buat liburan semester nih.”
terang Vivian , seorang mahasiswa , yang paling cantik dan agak pendiam itu.
Dan sekali lagi Anto menerangkan rencana liburan mereka pada dosen muda yang cantik itu.
Setelah mendengar penjelasan itu , Helen pun menganguk.
“Vi, kamu ikut?”
tanyanya .
“Maunya sih ikut , tapi mesti tanya ortu dulu nih..”
jawab Vivian .
“Emmm… saya boleh ikut gak?”
tanya Helen lagi.
“Serius nih mau ikut?!”
seru Anto.
Helen tersenyum ,
”Serius dong, emang acaranya tertutup buat dosen yah?”
jawab Helen
“Enggak..enggak kita ga bermaksud nolak kok."
"Kita malah seneng banget kalau Ibu ikut."
"Asal jangan ngasih kita kuliah dikapal aja ntar, hehe..”
jawab Bayu bercanda.
“Kamu ini dasar!”
kata Helen menepuk kepala pria itu dengan brosur
“Tapi jangan panggil saya Ibu dong ini bukan jam kelas.."
"Kan kesannya tua ntar.."
"Panggil Ci…kan udah sering saya bilang!”
Mereka pun tertawa-tawa.
“Eh, Vi, sekalian aja ajak, si Vina, please yah!”
kata Bayu yang kebetulan naksir adik Vivian yang bernama Vina itu .
“Iyah , nanti saya coba ajak dia."
"Tapi mesti tanya ortu dulu nih."
"Boleh gak.”
jawab Vivian .
“Eh omong omong berapa lama sih, perginya?”
tanya Helen lagi.
“Hmm, kira-kira seminggu deh, paling lama sepuluh hari.”
jawab Anto.
“Yah udah, kita bicarakan besok lagi deh."
"Pokoknya kasih kabar yah , yang bisa ikut siapa saja..”
kata Bayu.
“Oke deh, segini dulu aja."
"Kalau mau ajak yang lain juga masih boleh sih.."
"Tapi jangan terlalu banyak.."
"Soalnya kapalnya gak terlalu besar loh...”
lanjut Anto .
Mereka pun sepakat, untuk bertemu lagi besok, untuk memastikan bisa atau tidak.
***
Esok harinya mereka berkumpul lagi di kantin belakang kampus mereka. Semuanya jadi berangkat.
Tentunya beberapa dari mereka berbohong, pada orang tua mereka, dengan alasan wajib dari kampus
mereka. Yang paling berbahagia saat itu adalah Anto karena gadis pujaannya Vivian akhirnya ikut juga.
Sudah setahun lebih Anto melakukan pendekatan terhadap Vivian, memang susah karena Vivian memang seorang mahasiswi
favorit yang bukan cewek gampangan. Memang Anto belum menyatakan cintanya pada gadis itu, dia menunggu saat yang
tepat agar hasilnya tidak mengecewakan karena mendapat cinta gadis ini memang ibarat makan ikan yang banyak durinya,
kalau tidak sabar dan pelan-pelan niscaya durinya akan melukai. Namun tanda-tanda ke arah sana sudah ada, selama ini
Vivian memang sudah menunjukkan reaksi positif atas usaha Anto. Dalam liburan kali inilah Anto berencana mengungkapkan
perasaan hatinya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Bayu, permintaannya agar Vivian mengajak adiknya, Vina terkabul. Dia mengenal gadis itu ketika mengantarkan tugas kelompok ke rumah Vivian dan saat itu yang menerima adalah Vina. Waktu itu dia sempat berkenalan
di pintu rumahnya tapi belum jauh karena Vina sudah keburu dipanggil ayahnya dari dalam rumah. Bayu mencatat, nama-nama temannya di carik kertas. Bayu ,Anto, Vivian, Vina, Winda, Cindy dan Helen.
“Eh ngomong-ngomong.."
"Lo orang mesti cepat setor uang dua jutanya dulu yah.."
"Gua mau bayar sewa kapalnya nih..”
kata Anto .
"Yah udah..."
"Gua tranfer aja yah.."
"Kasih no rekeningnya dong.”
kata Cindy yang cantik dan centil itu .
Bayu pun segera menyebutkan no rekening banknya .
”Eh, di kapal itu ada dapurnya.."
"Jadi bisa dipakai buat masak."
"Lo semua mesti inget bawa bekal buat masak!”
kata Anto.
Mereka pun menganguk .
”Sebagian sudah gua atur, beras, dan lauknya sudah gua siapin."
"Paling gua harapin tambahan dari lo-lo pada.”
kata Anto lagi .
”Sip, deh tenang aja…”
kata Helen .
“Oke deh, kalau gitu kita tinggal tunggu waktu keberangkatan kita yah..”
kata Anto lagi dengan semangat.
Mereka pun menganguk.
Waktu yang ditunggu telah tiba, mereka pun berkumpul di kampusnya. Setelah semua siap,
dengan menyewa dua buah taxi, mereka berangkat menuju pelabuhan dimana kapal yang
mereka sewa bersandar .
”Wah, kapalnya lumayan yah!!"
"Bagus juga!!”
kata Cindy ketika melihat kapal yang mereka sewa.
”Halo! Saya Bagaskara, yang akan mengemudikan kapal ini..”
kata kapten kapal itu memperkenal diri.
Cindy pun menyalami kapten kapal yang setengah baya itu .
”Halo kapten..”
sapa Bayu.
”Halo juga Bayu..”
jawab Kapten itu yang sudah cukup akrab dengan bayu sebelumnya .
”Wah , teman-teman kamu , cantik-cantik yah.”
kata Kapten Bagaskara yang membuat Cindy tersipu genit.
”Ayo naik!”
ajak kapten itu .
Mereka pun menaiki tangga kapal itu .
”Nah ini kamar, itu juga semua ada tiga kamar."
"Kalian pilih deh mana yang cocok.”
kata Kapten Bagaskara.
Mereka pun memilih, Vivian dan adiknya, serta Helen, di kamar tengah. Sedangkan Cindy dan Winda di kamar belakang.
Anto dan Bayu menempati kamar depan. Setelah membereskan barang-barang bawaanya, di kamar kapal itu.
Mereka pun kembali berkumpul dengan kapten kapal itu.
Kapten kapal itu menerangkan lagi, dimana dapurnya, dimana ruang kemudi, dan ruang lainnya.
“Nah ini buat yang mau mancing, ini rell troling.”
terang kapten kapal itu .
“Wah asik juga , boleh coba nih.”
seru Bayu.
“Satu lagi yang penting.”
Bagaskara menambahkan.
“Kalau terjadi apa-apa ambil kotak berisi penunjang kehidupan ini disini."
"Kelak akan sangat membantu dalam keadaan darurat!”
kata pria paruh baya itu seraya membuka sebuah tempat mirip brankas di salah satu koridor kapal.
Di dalamnya ada sebuah kotak merah sebesar CPU berbahan plastik tebal. Benda itu sengaja diletakkan
disitu agar mudah diambil bila diperlukan pada saatnya. Para muda-mudi itu mangut-mangut mendengar
penjelasan itu.
“Lama perjalanan sampai ke pulau itu.."
"Kira-kira tiga empat hari.”
terang kapten Bagaskara.
Mereka pun menganguk.
“Oke kalau tidak ada pertanyaan lagi…"
"Bisa kita berlayar sekarang?”
tanya kapten itu.
“Sip.. berangkat!”
jawab mereka hampir bersamaan
Perlahan kapal itu bergerak, meninggalkan pelabuhan itu, menuju lautan luas .
#Bersambung.
***
(Ilustrasi Helen)
(Ilustrasi Cindy)
(Ilustrasi Winda)
(Ilustrasi Vivian)
(Ilustrasi Vina)
Ini salah satu cerita favorit saya yang ingin juga saya remake.
Kalau di ceritanya rencana perjalanan selama beberapa hari tapi sayangnya ceritanya cuma 1 part aja.
Jadi saya mencoba mengubah ke versi saya sendiri lagi.
Tentu saja rawan lama update karna yang [Remake] Naught Wife Sarah part Side Storynya belum beres
Silahkan di nikmati.
===================
INDEX
part 1,2,3
part 4,5
part 6
part 7
part 8
***
Siang itu suasana di kantin , belakang kampus itu tampak ramai dengan para mahasiswa dan mahasiswinya,
gelak tawa, suara dering ponsel, suara alat makan beradu, suara mesin kas semua bercampur jadi satu.
Di salah satu meja , tampak tiga mahasiswi yang cantik sedang asik menikmati makanannya.
Tak lama dua orang mahasiswa menghampiri mereka.
“Hi girl… coba lihat ini!”
kata seorang mahasiswa itu pada tiga mahasiswi itu.
Seorang dari mahasiswi itu mengambil brosur itu dan melihat isinya, isinya berupa iklan liburan ke
sebuah pulau dengan pemandangan laut indah yang eksotis, suasana pulau itu dikatakan dalam brosur
sebuah pulau yang romantis membuat anda lupa pulang.
“Apaan nih To?”
tanya Winda, gadis manis berambut pendek terikat ke belakang itu.
“Ini adalah liburan kita, Win!”
jawab Anto.
Seorang mahasiwi lain, yang bernama Cindy , mengambil brosur itu dari tangan Winda , lalu melihatnya .
“Hmm , asik juga yah, tapi ini cuma buat orang borju.."
"Lihat aja biaya tournya, mahal…”
Cindy berkomentar.
Anto tersenyum, begitu juga , Bayu temannya karena mereka sudah punya rencana lain.
“Kita ke sana , engak lewat tour itu..."
"Tapi kita ke sana , dengan sewa kapal sendiri yang tentu biayanya jauh lebih murah…"
"Asyik kan bisa ngerasain seperti di Titanic?"
"Kalau pesawat terbang gitu kan ga bisa 100% nikmatin perjalanannya”
terang Anto .
Ketiga gadis yang cantik cantik itu melihat ke Anto.
”Gimana caranya?"
"Sewa kapal lebih mahal dong..”
tanya Cindy penasaran .
“Tenang aja , Paman si Bayu , itu orang pelabuhan."
"Dia kenal seorang yang menyewakan kapal , dengan harga murah..”
kata Anto.
”Kapalnya sih gak gitu mewah , tapi cukup lah, ada tiga kamar buat kita-kita.”
kata Bayu berpromosi.
“Iya asal bener aja kaya Titanic, bukannya titasik hihihi.”
canda Cindy.
“Terus biayanya , jadi berapa seorang?”
tanya Winda yang mulai tertarik.
“Gini aja, semua orang siapin dua juta aja.."
"Masing masing , itu buat sewa kapal."
"Selebihnya terserah, bisa buat uang saku.”
kata Bayu lagi .
Tak lama ada seorang lagi yang datang menghampiri mereka.
“Hi.. lagi pada ngapain nih?”
kata seorang dosen muda, yang tiba- tiba sudah berada dekat mereka.
“Eh Bu Helen, ini…kita lagi bikin rencana buat liburan semester nih.”
terang Vivian , seorang mahasiswa , yang paling cantik dan agak pendiam itu.
Dan sekali lagi Anto menerangkan rencana liburan mereka pada dosen muda yang cantik itu.
Setelah mendengar penjelasan itu , Helen pun menganguk.
“Vi, kamu ikut?”
tanyanya .
“Maunya sih ikut , tapi mesti tanya ortu dulu nih..”
jawab Vivian .
“Emmm… saya boleh ikut gak?”
tanya Helen lagi.
“Serius nih mau ikut?!”
seru Anto.
Helen tersenyum ,
”Serius dong, emang acaranya tertutup buat dosen yah?”
jawab Helen
“Enggak..enggak kita ga bermaksud nolak kok."
"Kita malah seneng banget kalau Ibu ikut."
"Asal jangan ngasih kita kuliah dikapal aja ntar, hehe..”
jawab Bayu bercanda.
“Kamu ini dasar!”
kata Helen menepuk kepala pria itu dengan brosur
“Tapi jangan panggil saya Ibu dong ini bukan jam kelas.."
"Kan kesannya tua ntar.."
"Panggil Ci…kan udah sering saya bilang!”
Mereka pun tertawa-tawa.
“Eh, Vi, sekalian aja ajak, si Vina, please yah!”
kata Bayu yang kebetulan naksir adik Vivian yang bernama Vina itu .
“Iyah , nanti saya coba ajak dia."
"Tapi mesti tanya ortu dulu nih."
"Boleh gak.”
jawab Vivian .
“Eh omong omong berapa lama sih, perginya?”
tanya Helen lagi.
“Hmm, kira-kira seminggu deh, paling lama sepuluh hari.”
jawab Anto.
“Yah udah, kita bicarakan besok lagi deh."
"Pokoknya kasih kabar yah , yang bisa ikut siapa saja..”
kata Bayu.
“Oke deh, segini dulu aja."
"Kalau mau ajak yang lain juga masih boleh sih.."
"Tapi jangan terlalu banyak.."
"Soalnya kapalnya gak terlalu besar loh...”
lanjut Anto .
Mereka pun sepakat, untuk bertemu lagi besok, untuk memastikan bisa atau tidak.
***
Esok harinya mereka berkumpul lagi di kantin belakang kampus mereka. Semuanya jadi berangkat.
Tentunya beberapa dari mereka berbohong, pada orang tua mereka, dengan alasan wajib dari kampus
mereka. Yang paling berbahagia saat itu adalah Anto karena gadis pujaannya Vivian akhirnya ikut juga.
Sudah setahun lebih Anto melakukan pendekatan terhadap Vivian, memang susah karena Vivian memang seorang mahasiswi
favorit yang bukan cewek gampangan. Memang Anto belum menyatakan cintanya pada gadis itu, dia menunggu saat yang
tepat agar hasilnya tidak mengecewakan karena mendapat cinta gadis ini memang ibarat makan ikan yang banyak durinya,
kalau tidak sabar dan pelan-pelan niscaya durinya akan melukai. Namun tanda-tanda ke arah sana sudah ada, selama ini
Vivian memang sudah menunjukkan reaksi positif atas usaha Anto. Dalam liburan kali inilah Anto berencana mengungkapkan
perasaan hatinya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Bayu, permintaannya agar Vivian mengajak adiknya, Vina terkabul. Dia mengenal gadis itu ketika mengantarkan tugas kelompok ke rumah Vivian dan saat itu yang menerima adalah Vina. Waktu itu dia sempat berkenalan
di pintu rumahnya tapi belum jauh karena Vina sudah keburu dipanggil ayahnya dari dalam rumah. Bayu mencatat, nama-nama temannya di carik kertas. Bayu ,Anto, Vivian, Vina, Winda, Cindy dan Helen.
“Eh ngomong-ngomong.."
"Lo orang mesti cepat setor uang dua jutanya dulu yah.."
"Gua mau bayar sewa kapalnya nih..”
kata Anto .
"Yah udah..."
"Gua tranfer aja yah.."
"Kasih no rekeningnya dong.”
kata Cindy yang cantik dan centil itu .
Bayu pun segera menyebutkan no rekening banknya .
”Eh, di kapal itu ada dapurnya.."
"Jadi bisa dipakai buat masak."
"Lo semua mesti inget bawa bekal buat masak!”
kata Anto.
Mereka pun menganguk .
”Sebagian sudah gua atur, beras, dan lauknya sudah gua siapin."
"Paling gua harapin tambahan dari lo-lo pada.”
kata Anto lagi .
”Sip, deh tenang aja…”
kata Helen .
“Oke deh, kalau gitu kita tinggal tunggu waktu keberangkatan kita yah..”
kata Anto lagi dengan semangat.
Mereka pun menganguk.
Waktu yang ditunggu telah tiba, mereka pun berkumpul di kampusnya. Setelah semua siap,
dengan menyewa dua buah taxi, mereka berangkat menuju pelabuhan dimana kapal yang
mereka sewa bersandar .
”Wah, kapalnya lumayan yah!!"
"Bagus juga!!”
kata Cindy ketika melihat kapal yang mereka sewa.
”Halo! Saya Bagaskara, yang akan mengemudikan kapal ini..”
kata kapten kapal itu memperkenal diri.
Cindy pun menyalami kapten kapal yang setengah baya itu .
”Halo kapten..”
sapa Bayu.
”Halo juga Bayu..”
jawab Kapten itu yang sudah cukup akrab dengan bayu sebelumnya .
”Wah , teman-teman kamu , cantik-cantik yah.”
kata Kapten Bagaskara yang membuat Cindy tersipu genit.
”Ayo naik!”
ajak kapten itu .
Mereka pun menaiki tangga kapal itu .
”Nah ini kamar, itu juga semua ada tiga kamar."
"Kalian pilih deh mana yang cocok.”
kata Kapten Bagaskara.
Mereka pun memilih, Vivian dan adiknya, serta Helen, di kamar tengah. Sedangkan Cindy dan Winda di kamar belakang.
Anto dan Bayu menempati kamar depan. Setelah membereskan barang-barang bawaanya, di kamar kapal itu.
Mereka pun kembali berkumpul dengan kapten kapal itu.
Kapten kapal itu menerangkan lagi, dimana dapurnya, dimana ruang kemudi, dan ruang lainnya.
“Nah ini buat yang mau mancing, ini rell troling.”
terang kapten kapal itu .
“Wah asik juga , boleh coba nih.”
seru Bayu.
“Satu lagi yang penting.”
Bagaskara menambahkan.
“Kalau terjadi apa-apa ambil kotak berisi penunjang kehidupan ini disini."
"Kelak akan sangat membantu dalam keadaan darurat!”
kata pria paruh baya itu seraya membuka sebuah tempat mirip brankas di salah satu koridor kapal.
Di dalamnya ada sebuah kotak merah sebesar CPU berbahan plastik tebal. Benda itu sengaja diletakkan
disitu agar mudah diambil bila diperlukan pada saatnya. Para muda-mudi itu mangut-mangut mendengar
penjelasan itu.
“Lama perjalanan sampai ke pulau itu.."
"Kira-kira tiga empat hari.”
terang kapten Bagaskara.
Mereka pun menganguk.
“Oke kalau tidak ada pertanyaan lagi…"
"Bisa kita berlayar sekarang?”
tanya kapten itu.
“Sip.. berangkat!”
jawab mereka hampir bersamaan
Perlahan kapal itu bergerak, meninggalkan pelabuhan itu, menuju lautan luas .
#Bersambung.
***
(Ilustrasi Helen)
(Ilustrasi Cindy)
(Ilustrasi Winda)
(Ilustrasi Vivian)
(Ilustrasi Vina)
Terakhir diubah: