Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Remake] Perjalanan Ke Suatu Pulau

PART 4




(Ilustrasi Cindy)​














“Buset si non..”
“Bikin kaget, saya kirain hantu laut..”

“Gak taunya bidadari..hehehe”

rayuan itu terlepas dari mulut Gino.


“Ih..abang genit ah!”
kata Cindy dengan mencubit dada Gino.






Tentu saja Gino jadi semakin berani, dan ini adalah lampu hijau buat Gino. Dan Cindy sudah kehilangan harga dirinya,
dia tak peduli lagi dengan yang namanya malu, dia ingin memenuhi hasratnya untuk bercinta dan tersumpal kontol kembali.

Cubitan di dada itu dibalas dengan genggaman tangan Gino yang mengenggam tangan lembut Cindy .





”Non, ke sini saja, banyak angin..”
“Nanti kalau masuk angin enggak enak liburannya!”

kata Gino sambil menarik tangan Cindy masuk ke ruang di deck belakang kapal itu.





Ruang yang khusus untuk ABK itu terasa pengap, disana terdapat dua buah ranjang susun,
sebuah meja yang diatasnya terletak gelas yang setengahnya terisi kopi, kartu, asbak dan lain-lain,
serta sebuah kursi panjang. Gino membuka jendela itu sedikit. Dan membiarkan angin laut bersirkulasi
dalam ruang belakang kapal itu.

Mereka berdua duduk di kursi panjang . Mata Cindy melihat sekeliling ruang itu. Tempatnya cukup luas,
tapi tak senyaman dek penumpang. Mata Gino mencuri-curi pandang antara paha mulus Cindy dan
belahan dadanya yang memakai pakaian berleher rendah.




“Eh yang lain kemana bang, kok sepi gini?”
tanya Cindy .


“Walah , masa satu cowok gak cukup sih non?”
jawab Gino menggoda.


Cindy menatap Gino dengan mengerutkan dahi



“Ah abang, orang tanya, kok malah ngeres pikirannya!”
kata Cindy.


Dalam ruang belakang itu hasrat Gino tak tertahankan lagi. Diapun nekat, wajahnya yang hitam,
mendekati wajah Cindy yang putih, sungguh terlihat kontras. Gino dengan cepat mencium bibir Cindy .






Hmmuff …muff…
suara Cindy yang berusaha meronta.



”Hmm..bang ..”
“Ish ..ngapain sih ..”

kata Cindy .


“Non maaf...”
“Saya jadi nafsu sama Non...”
kata Gino dan kembali menciumi bibir Cindy.




Cindy meronta, namun Gino mendekapnya. Lidah Gino terus mendesak masuk ke mulut Cindy.
Lidah itu bermain dalam mulut Cindy, menyapu ke sana kemari, mengelitik mulutnya. Lidah Cindy
pun ikut bermain, birahinya meninggi.

Tangan Gino pun mulai merabai buah dada yang montok. Tangan itu bermain di t-shit putihnya,
meremas pelan selembut mungkin. Tangan kasar itu juga merabai paha mulus putih Cindy.





”Bang…”
“Ahhh..malu..”



“Jangan ah…”
“Udah…Ssh”

erang Cindy perlahan .




Lain di mulut, lain di hati. Mulut Cindy bisa menolak, tapi birahinya tidak, lagipula penolakan itu tidak
sungguh-sungguh. Vaginanya mulai terasa basah dan Cindy semakin tak bisa mengusai tubuhnya.
Tangan Gino mulai melepas t-shirt Cindy, juga bra putihnya.





”Wah ..wah..."
"Benar-benar indah!!”

gumaM Gino , yang langsung melumat putting susu Cindy.



Cindy memejamkan matanya dan menikmati sensasi nyata dari imajinasinya. Lidah Gino terus bermain
di putting susunya. Buah dada yang lainnya mendapat sentuhan, rabaan , dan remasan lembut tangan kiri Gino .





”Bang…ahhh…..”
erang Cindy perlahan .





Birahi Cindy semakin meningkat. Dan sekarang tangan Gino mulai membuka kancing celana hot pantsnya,
menurukan resletingnya, dan melepas celana hot pants itu. Sambil membuka kaki gadis itu lebar,
kepala Gino mendekati selangkangan Cindy yang masih terbalut celana dalam g-string berwarna putih.

Terlihat ada bercak basah di selangkangannya. Hidung Gino mendekati selangkangan celana dalam itu,
dan menghirup aromanya.



”Hmmm.. benar-benar mantap!”
puji Gino.




Tangan gino lalau melepas celana dalam putih itu dan kembali melebarkan kedua belah kaki Cindy.
Mata Gino nanar menyaksikan vagina Cindy yang masih muda itu. Belahannya masih terasa sempit
dengan bulu bulu halus yang tumbuh subur di bukit vaginanya.


Dengan dua jarinya Gino membelah bibir vagina itu , dan menemukan klitorisnya yang merah,
serta liang vaginanya yang tampak basah.

Lidah Gino pun menjulur , menjilati vagina Cindy .



”Ahhhh…ahhh…”
“Enak…aahh...”

erang Cindy , dengan tubuh yang mengeliat.



Lidah Gino terus saja menyapu vaginanya . bergerak cepat di klitorisnya yang terlihat semakin tegang.
Cindy pun terus menerus mengeluarkan erangan nafsunya. Lidah Gino semakin liar menyapu vagina
Cindy sehingga birahi Cindy dengan cepat memuncak.



”Ahhh sudah bang..sudah…”
“Pake itu aja…”

pinta Cindy .



Entah mimpa apa Gino semalam , tapi dia merasa sangat beruntung, bisa menikmati tubuh muda
belia gadis ini. Dengan segera Gino melepas celananya sekaligus kolor hitamnya.

Penisnya langsung mencuat, tegang sekali.

Gino menyodorkan penis itu di mulut Cindy. Cindy meraba-raba penis itu, dicium kepalanya,
dijilat atau digesekkan ke pipi mulusnya. Mata Gino merem-melek karenanya. Kemudian batang
penisnya di remas jari jari lembut Cindy dan diarahkan ke mulutnya yang membuka.

Penis itu lalu dikulumnya.




”Ahhh…Non… ahh....enak….”
erang Gino sambil meremasi rambut Cindy.



Penis itu bergerak dalam mulut Cindy, maju mundur. Tapi tak lama, Cindy segera mengeluarkan penis itu dari dalam mulutnya .





”Bang, masukin….”
Pinta Cindy , yang tak sabar ingin segera merasakan penis itu berada dalam vaginanya.



Gino pun yang sudah bernafsu segera mengarahkan penis itu ke vagina Cindy. Kepala penis itu,
menempel di liang vagina Cindy. Perlahan-lahan penis yang besar itu menyesaki ruang di liang vaginanya.
Walaupun sudah tidak perawan tapi baru pernah dia dimasuki penis sebesar itu, sehingga rasa nyeri pun terasa olehnya




”Awww…. ”
jerit Cindy ketika penis Gino yang besar itu, menerobos masuk liang vaginanya.





Kemudian Cindy mengigit bibirnya dan Gino terus menekan, hingga penisnya mentok
di dalam vagina Cindy. Perlahan Gino menarik penisnya dari liang vagina Cindy, disertai erangan erotis Cindy.



”Gila, enak bener memek kamu non!”
Gino melenguh, sambil terus mengerakkan penisnya dalam vagina Cindy .




Mereka terus asik masyuk, dalam permainan laga birahi ini. Tanpa terasa oleh dua insan berlainan jenis ini,
pintu ruang dek belakang itu terbuka, dan dua orang ABK teman Gino, masuk ke ruang itu.
Mereka tercengang, dan menatap nafsu, Gino dan Cindy yang tengah berpacu dalam birahi itu.






“Eh, lagi pada asik-asik yah!”
tegur Yayat .





Mereka berdua sempat berhenti, dan memandang ke arah asal suara itu.





Gino tersenyum, rupanya temannya sendiri , lalu terus kembali bergerak.
Tapi Cindy sepertinya meronta dan berusaha menutupi bagian tubuhnya.




”Non, boleh ikutan gak? ”
tanya Yayat.



Cindy hanya terdiam tak menjawab, disatu sisi gairahnya belum reda karan ulah Gino.



”Boleh, ayo Yat!!”
“Ini bidadari yang bikin kita nefsong sampe kebawa mimpi itu!”

jawab oleh Gino





Yayat menghampiri Cindy , dan menarik t shirt yang di gunakan Cindy untuk menutupi buah dadanya.
Cindy tak melawan sehingga Yayat semakin leluasa,








“Aduh di gangbang deh..hihihi...”
batin Cindy.








“Semoga enak!”












#Bersambung.....
 
Terakhir diubah:
PART 5





(Ilustrasi Winda)​












“Aaaaaahhhh...”
“Aaaaaaaaaahhhh.....nghhh”

“Keluar....Aaaahhh...”
“Aku keluar Ci!”

jerit Vivian yang klitorisnya sedang dipermainkan oleh dosennya itu.





“Gimana rasanya Vi?”
“Enak?”

tanya Hellen sambil tersenyum kearah Vivian.





Awalnya Hellen hanya ingin memberikan bagaimana rasanya ciuman dan rabaan, namun
karna sedikit dipengaruhi birahi, Hellen pun mengocok vaginanya sendiri. Vivian yang
melihat hal itu hanya bisa bengong saja, dia belum pernah sekalipun melakukan mastrubasi.

Hellen menatap Vivian dengan penuh nafsu, sejurus kemudian Hellen berjongkok menjilati vagina Vivian.


Vivian pun kaget dan tak melayan, dia cukup shock dengan apa yang dilakukan oleh dosennya
itu secara tiba-tiba. Sejujurnya Vivian merasakan sedikit horny, karna sempat dirangsang oleh raba-rabaan
dosennya itu. Dilubuk hatinya masih banyak rasa penasaran yang ada pada dirinya. Saat ini dia bisa
merasakan lidah dosennya sedang bermain dengan lihai di selangkangnnya. Kemudian Hellen berdiri
dan berbisik ke telingan Vivian.





“Kamu mau ngerasain orgasme gak?”
“Tenang, gak akan Cici colok kok..”

tanya Ci Hellen.




Vivian pun mengangguk, dia memang sudah sangat penasaran dengan perduniaan birahi ini.
Hellen pun akhirnya meng-fingering Vivian.





“Enak banget ci!”
“Sumpah aku baru tahu kalau seenak itu rasanya.”

jelas Vivian.


“Sst..inget ya..”
“Rahasia kita berdua itu!”
“Hihihi..”




“Iya ci, gak boleh sampe ada yang tahu ini...”
“It’s our secret! Hihihi...”

Vivian memberikan senyuman manisnya ke Ci Hellen.






Setelah berbugil ria mandi bersama dan pun berpakaian lengkap dan tidur saling berpelukan.









***











Sekitar jam 3 pagi, Cindy kembali ke kamarnya, badannya terasa pegal sekali melayani 3 orang ABK
sekaligus. Dia pun akhirnya memutuskan untuk mandi.





“Si Winda kebo juga ya.”
“Semoga dia gak sempat bangun nyariin gua.”

ucap Cindy dalam hatinya.







Cindy pun mandi sambil mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

Dalam hatinya, dia sedikit menyesal, karna tidak sepeti apa yang dia pikirkan saat akan digangbang
oleh para ABK itu. Sebenarnya yang sangat Cindy nikmati saat permainannya dengan Gino, namun
ketika kedua temannya Oman dan Yayat yang menggarap Cindy, sungguh rasanya tidak enak bagi dirinya.
Cindy sama sekali tak bisa menikmati.









”Gak enak, abang mainnya kasar..”
“Udah saya gak mau…”

Cindy protes .

Mereka berdua hanya tersenyum , lalu Oman melebarkan ke dua kaki
Cindy, Cindy meronta, tapi Yayat memegangi tubuhnya .



”Ahhhh….sakit!!”
erang Cindy ketika Oman dengan tiba-tiba menghujamkan penis besarnya di liang vagina Cindy .







Saat ini Cindy hanya bisa memijit vaginanya dan mengelus-elusnya.





“Gede doang, sakit iya!”
batin Cindy.







Setelah mandi Cindy pun langsung merebahan dirinya dan tertidur pulas.











***









Hari Ketiga









Kapten Bagaskara menyampaikan, kalau dari chart perjalanan mereka mungkin akan sampai
sekitar kurang dari 48 jam. Hanya saja dia sedikit khawatir, biasanya dibalik perjalanan
yang bisa memakan waktu sedikit lebih cepat seperti ini, ada kemungkinan ada pusaran
badai yang akan datang. Memang sejak semalam dia sudah agak merasakan hal yang
janggal, karna Laut yang mereka lalui tidak terlalu besar ombaknya, terlihat lebih tenang.



Sehingga dia mengatakan, untuk masing-masing berdoa dan bersiaga kalau memang ada badai yang tiba-tiba bisa datang.





“Sebisa mungkin kalian gak terlalu main dia area belakang dan didepan.”
“Sehingga kalau ada ombak besar datang tiba-tiba, kalian masih aman.”

ucap Bagaskara menjelaskan situasi.





“Kalau bisa yang perempuan tidak terlalu jauh dari yang Laki-laki.”
“Jadi kalau ada apa-apa ada tangan yang bisa membantu.”



“Disini ada 6 orang laki-laki, termasuk saya dan 3 ABK kapal.”
“Dan ada 5 orang perempuan.”



“Sebaiknya masing-masing memilih untuk berpasangan dengan siapa.”
“Sebagai buddy sementara untuk beberapa jam kedepan.”

“Jikalau ada apa-apa bisa saling jaga satu sama lain.”

Bram memberikan penjelasan untuk menangani situasi yang ada.



“Sebagai kapten kapal..”
“Saya yang harus paling terakhir kalau ada sesuatu yang terjadi disini.”
“Jadi silahkan atur pembagiannya ingin berpasangan dengan siapa buddynya.”






Saat Bagaskara mengucapkan hal itu, dirinya dan Winda sama-sama saling menatap satu sama lain.
Bagaskara menangkap sinyal dari Winda kalau dirinya ingin berpasangan dengan Bram.





“Tapi kalau ada yang tetap ingin sama saya.”
“Silahkan saja.”

“Tapi inget, saya yang akan keluar paling terakhir kalau terjadi apa-apa dengan kapal ini.”




Hati Winda merasakan ketenangan, dia pun sedikit melempar senyuman kearah Bagaskara.




“Terus cara pembagiannya gimana kapt?”
tanya Anto.





“Undian? Atau gambreng?”
tanya Bram lagi.





“Udahlah langsung milih aja!”

“Gw mau jagain Vina ya!”

ucap Bayu dengan lantang dan tegas.





“Ye itu mah emang maunya elo cumi!”
“Yaudah gw mau jagain Vivian!”



“Eh..eh..eh..”
“Kalau pada kayak gitu, Cici sama siapa dong?”

“Gak adil ih!”

ucap Hellen yang merasa keberatan.



“Gua mau sama kaptain Bram..”
tiba-tiba Winda berucap.


Semua yang ada diruangan itu langsung menoleh kearah Winda.



“Gua lebih percaya kaptain.”
“Titik gua maunya sama kaptain Bagaskara.”

tegas Winda.



Kalau Winda sudah seperti itu, tidak ada yang berani melawan.



“Yaudah deh aku sama pak Gino aja..”
“Beliau yang paling keliatan bisa dipercaya juga.”

ucap Cindy, padahal sebenarnya Cindy memang lebih senang jika dirinya berada didekat Gino.





Mendengar hal itu, ketiga ABK itu saling berpandangan, terlihat ada senyum kemenangan
di wajah Gino saat mendengar Cindy lebih memilih dirinya sebagai partner keamanannya.
2 ABK lainnya, Oman dan Yayat merasa iri dengan Gino, apalagi saat mereka melihat Gino
mengacungkan jempol kejepit dengan kepalannya kearah mereka.





“Ihh..terus Cici sama siapa dong?”
tanya Hellen.





“Tahu nih jangan main ajuin sepihak aja dong..”
Vivian memberikan berkomentar.





“Udah deh gak usah diganti-ganti!”
ucap Winda.



“Pak Oman dan Pak Yayat suit aja siapa yang jadi buddnya Ci Hellen.”
“Atau dua-duanya aja deh yang jadi buddynya Ci Hellen!”

tegas Winda.





Saat Winda sudah meninggikan suaranya, tidak ada yang berani membantah. Teman-temannya Winda
cukup tahu, kalau Winda memang galak dan ketus, jadi tidak ada yang berani beragumen dengannya.
Sekalipun itu adalah dosennya sendiri. Vivian pun jadinya enggan berkomentar lagi dan menundukan
kepalanya. Dalam situasi seperti ini Hellen pun tahu, saat ini hubungan dia dan Winda bukalan mahasiswi
dengan dosennya, melainkan teman berlibur. Jadi dia mencoba memahami sikap Winda.





“Yaudah deh gapapa.”
“Cici dijagain 2 orang aja kalau gitu.”
“Berarti Cici lebih aman dibandingkan kalian..we”

ucap Hellen sambil memberikan mimik kekanak-kanakan untuk mencairkan suasana.



Oman dan Yayat senang-senang saja mendengar hal itu, kedua malahan langsung berpikir
yang tidak-tidak kepada Hellen. Setelah semalamnya mereka menggarap Cindy, mereka pun
jadi kepikiran apakah mereka bisa menggarap wanita yang satu ini juga.





Setelah pembagian buddy masing-masing, mereka semua kembali keaktifitas masing-masing.







***





Bagaskara sedang melihat chart juga navigasi kapal, dia ingin memastikan bahwa apa yang dia pikirkan hanyalah asumsi belaka.







Tok..Tok..Tok...





“Ya masuk.”
ucap Bagaskara.


“Kamu lagi ngapain?”
ternyata itu adalah Winda.




“Lho kamu.. gak takut ketawan temen-temen kamu?”


Winda pun mengelengkan kepalanya,





“Kan aku buddy kamu..”
“Jadi gak bakalan ada yang curiga..”

jawab Winda sambil melangkah mendekati Bagaskara.



Winda pun kemudian bersimpuh dan menarik reselting celana Bagaskara.





“Kangen ya?”
tanya Bagaskara sambil mengelus kepala Winda.





“Enggak...”
“Aku kan budak kontol kamu..”
“Udah sewajarnya aku lakuin ini.”

ucap Winda mulai melayani kontol Bagaskara.




Slruppp....





“Pinter Lonte aku.”
ucap Bagaskara tersenyum.





Clokkk..Clokk..Clokkk
Slurppp...Slurppp..Slurrppp






“Lonte aku emang pinter sepongannya.”





Tak lama Bram merasakan kapal sedikit bergoyang.
Dia pun langsung menengok kearah jendela.





“Bentar Win...!”



Bagaskara menjauh kan kepala Winda dan segera melihat keluar jendela.





“Sudah ku duga!!”


“Win kamu disini jangan kemana-mana!”

ucap Bagaskara dengan ekspresi yang terlihat serius.



“Di depan kita ada badai besar!”
“Sebaiknya kamu tetap disini!!”












#Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd