Deswa_Rockmantic
Suka Semprot
Cerita ini berdasarkan pengalaman newbie dengan seseorang yang pernah hinggap beberapa saat dalam kehidupan newbie. Jika ada kesamaan cerita, mohon maaf, karena latar belakang cerita mungkin bisa saja sama.
.
Cerita ini berawal dari gue yang resign dari kantor gue di bidang pengadaan dan aftersale mesin print di sebuah kota yang diapit oleh beberapa kabupaten di Jawa Tengah dan terkenal dengan ikon kota yaitu sebuah tugu di tengah perempatan. Dan juga dengan sebuah kawasan jalan padat pengunjung yang berada di sebelah utara keraton. Yups, kota Yogyakarta.
Oh ya, perkenalkan nama gue Deska (nama samaran).
Setelah gue resign, gue coba merintis usaha sendiri di bidang ice blend yang di pegang oleh istri gue. Dan gue juga masih menerima service mesin print karena sebelumnya saya sebagai teknisi lapangan di kantor gue dulu. Oh ya, gue saat itu udah punya istri, dan punya anak 1.
Suatu hari gue dapet customer baru yang entah dia dapet nomor dari client gue yang mana juga aku dah lupa. Setelah gue ke TKP yang mau service mesin print, yang ternyata sebuah kantor salah satu penerbit buku di Yogyakarta.
Disitu, gue berkenalan dengan wanita, yang menurut gue lumayan manis, tinggi 165 ( sama kek gue), kulit putih bersih.
Dia bekerja disitu sebagai editor dan juga merangkap bagian lain yang berhubungan dengan mesin print yang gue service. Sebut saja dia dengan nama "Vita" ( nama samaran ).
Setelah pertemuan pertama di kantornya, yang saat itu aku hanya setting-setting minor di mekanik print dan setting minor juga di konektivitas dengan PC karena ada beberapa hasil print out yang "missing font" berlanjut ke pertemuan-pertemuan selanjutnya dikantornya juga untuk urusan hasil print. Karena sejak pertemuan awal gue dan dia saling tukar nomor Whatsapp dan ID YM, karena saat itu gue masih sering komunikasi chat dengan client dengan YM. So,setelah pertukaran kontak itu gue dan dia agak intense berkomunikasi jika di dua mesin dia ada trouble lagi. Dan hampir 2 minggu sekali gue berkunjung ke kantor dia untuk general check up mesin print kantor Vita.
Karena seringnya bertemu dengan dia, dan entah kenapa gue ngerasa saling nyaman satu sama lain, walaupun tidak saling mengungkapkan satu sama lain.
Suatu waktu Vita nge-Whatsapp gue pagi pagi.
"Des, gue bisa ketemu ama lu gak hari ini?. Whatsapp Vita ke gue.
"Boleh, gue gak begitu sibuk kok hari ini. Ada schedule buat visit customer sih, tapi masih bisa gue pending besok, karena gak begitu urgent cuatomer gue", jawab gue bales chat dari Vita.
"Yahhhh, kalo lu emang mau visit customer gpp deh. Ketemu besok juga gpp kok des. Gue cuma pengen curhat dikit ma lu", jawab Vita.
"Lahhhh, buat tuan putri Vita ga jadi masalah kok, santuy.. masih ada waktu besok di customer juga. Dan keknya lu lagi urgent". Jawab gue.
"Yaudah, ketemu dimana des?", Tanya Vita.
"Terserah lu aja Vit, senyaman nya lu aja mo dimana terserah", timpal gue.
"Yaudah, kalo di cafe "xxx" jl. Kaliurang gmn Des?", Jawab Vita.
"Oke Vit, jam maksi aja ya?", Usul gue.
"Oke deal, jam 12an ketemu disana ya Des", jawab Vita.
"Sippplah tuan putri", kata gue.
"Dodol lu Des", jawab dia mengakhiri chat whatsapp.
.
Akhirnya, gue sampe di tempat janjian, dan langsung gue buka HP buat hubungi Vita.
Gue telpon Vita, " halo vit, lu dimana? Dah nyampe?", Tanya gue.
"Udah Des, barusan gue nyampe, langsung aja ke meja lantai atas di balkon yak? Gue tau lu ga tahan buat ngerokok", jawab Vita.
"Oke Vit, gue masuk", jawab gue sembari buka pintu cafe dan menuju ke meja sesuai instruksi Vita.
.
"Hay dodol, pa kabar lu?", Sapa dia waktu gue duduk di kursi satu meja berseberangan dengan dia.
"Dodol dodol apaan? Lu yang dodol kalee, mesin di kantor lu sekarang dah kek mesin jahit Vit. Suaranya ampuuunnn...", Jawab gue sekalian nyindir kerjaan dia.
"Hahahahah, sekarang gue dah gak ngurusin tuh mesin, gue dah resign dari kantor gue. Dan gue ngajakin lu ketemu disini karena ada yang mo gue omongin sehubungan dengan gue resign dari kantor gue, lu pesen minum makan dulu gih...", Kata Vita sambil mukanya kek dikit sedih.
Akhirnya gue setelah memesan minuman dan kentang goreng, dia cerita bagaimana dia bisa resign dari kantor dia.
Di sela-sela percakapan dia berkata," Des, bagi rokok donk.... Gue lagi suntuk nih...".
"What???? Lu ngerokok?", Tanya gue heran, karena baru saat itu gue tau kalo Vita ngerokok jika saat dia ngerasa suntuk.
"Iya, gue lagi suntuk banget, khan udah gue ceritain semuanya tadi Des...", Jawab dia.
"Iya niy ambil aja, tp lu doyan? Khan rokok gue Gudang Garam Signature?", Jawab gue.
"Gapapa lah... Td gue juga lupa beli", jawab dia sambil nyulut korek buat ngebakar rokok yang udah dibibir dia.
"Fiuuuuhhhhhhhhhssss", hembusan asap keluar dari mulut dia seolah bebarengan dengan beerbagai masalah yang membuat dia suntuk juga ikutan keluar.
.
"Trus, sekarang lu kerja dimana Vit?", Tanya gue membuka pembicaraan yang sempat terhenti karena keasyikan ngeliat dia ngerokok.
"Sekarang gue kerja dirumah Des, sambil momong Ray anak gue. Ditawarin kerjaan sama teman", jawab dia.
Kemudian dia bercerita kalo ada penerbit lain yang kerja sama dengan dia untuk urusan editing buku, dan Vita ngerjain secara freelance. Karena kerjaan itu, dia bisa sekalian momong anak dia di rumah.
.
Dia tadi bercerita kalo dia dikantor sedang ada masalah dengan boss nya. Boss nya sering ngajakin dia keluar di saat jam kerja. Entah alasan meeting dengan client lah, urusan apalah. Dan hal itu menimbulkan gosip gosip ga jelas dikantor dia. Bahkan suatu saat, dia disindir oleh istri boss nya saat berkunjung ke kantor nemuin bossnya Vita. Bahkan istri bossnya itu menyewa orang untuk selalu mengamati gerak gerik suaminya alias bossnya Vita entah alasan cemburu atau apa. Apalagi disaat Vita sedang keluar bersama bossnya.
Ya pada awalnya dulu pas pertama ketemu sih gue ngerasa kalo Vita emang deket dengan boss nya, dan gue ga tau apa Vita ada affair atau engga sama bossnya, dan gue ga peduli tentang itu.
Diperlakukan seperti itu di lingkungan kantor dan oleh istri bossnya, dia lama kelamaan ga tahan, dan akhirnya memilih untuk resign dari tempat dia bekerja.
.
Setelah pertemuan gue dengan Vita di cafe itu, gue makin intense komunikasi dengan dia. Entah komunikasi via Whatsapp, YM, maupun intense ketemuan diberbagai cafe di seputaran jogja sambil dia ngerjain kerjaan editing dia. Hingga suatu saat muncul perasaan aneh di dalam diri gue terhadap Vita. Ada perasaan ingin melindungi dia, menyayangi dia, dan bahkan gue ngerasa mulai jatuh hati sama Vita.
Tapi gue ga tau apakah Vita juga ngerasain hal yang sama atau tidak.
.
*Vita mempunyai perasaan yang sama atau tidak?
Nanti kita lanjutkan di update selanjutnya.
Oh iya, disclaimer cerita ini adalah diangkat dari kisah nyata newbie, dan mungkin ada bumbu-bumbu sedikit, walau tidak begitu menyimpang dari kisah nyata newbie.
.
Cerita ini berawal dari gue yang resign dari kantor gue di bidang pengadaan dan aftersale mesin print di sebuah kota yang diapit oleh beberapa kabupaten di Jawa Tengah dan terkenal dengan ikon kota yaitu sebuah tugu di tengah perempatan. Dan juga dengan sebuah kawasan jalan padat pengunjung yang berada di sebelah utara keraton. Yups, kota Yogyakarta.
Oh ya, perkenalkan nama gue Deska (nama samaran).
Setelah gue resign, gue coba merintis usaha sendiri di bidang ice blend yang di pegang oleh istri gue. Dan gue juga masih menerima service mesin print karena sebelumnya saya sebagai teknisi lapangan di kantor gue dulu. Oh ya, gue saat itu udah punya istri, dan punya anak 1.
Suatu hari gue dapet customer baru yang entah dia dapet nomor dari client gue yang mana juga aku dah lupa. Setelah gue ke TKP yang mau service mesin print, yang ternyata sebuah kantor salah satu penerbit buku di Yogyakarta.
Disitu, gue berkenalan dengan wanita, yang menurut gue lumayan manis, tinggi 165 ( sama kek gue), kulit putih bersih.
Dia bekerja disitu sebagai editor dan juga merangkap bagian lain yang berhubungan dengan mesin print yang gue service. Sebut saja dia dengan nama "Vita" ( nama samaran ).
Setelah pertemuan pertama di kantornya, yang saat itu aku hanya setting-setting minor di mekanik print dan setting minor juga di konektivitas dengan PC karena ada beberapa hasil print out yang "missing font" berlanjut ke pertemuan-pertemuan selanjutnya dikantornya juga untuk urusan hasil print. Karena sejak pertemuan awal gue dan dia saling tukar nomor Whatsapp dan ID YM, karena saat itu gue masih sering komunikasi chat dengan client dengan YM. So,setelah pertukaran kontak itu gue dan dia agak intense berkomunikasi jika di dua mesin dia ada trouble lagi. Dan hampir 2 minggu sekali gue berkunjung ke kantor dia untuk general check up mesin print kantor Vita.
Karena seringnya bertemu dengan dia, dan entah kenapa gue ngerasa saling nyaman satu sama lain, walaupun tidak saling mengungkapkan satu sama lain.
Suatu waktu Vita nge-Whatsapp gue pagi pagi.
"Des, gue bisa ketemu ama lu gak hari ini?. Whatsapp Vita ke gue.
"Boleh, gue gak begitu sibuk kok hari ini. Ada schedule buat visit customer sih, tapi masih bisa gue pending besok, karena gak begitu urgent cuatomer gue", jawab gue bales chat dari Vita.
"Yahhhh, kalo lu emang mau visit customer gpp deh. Ketemu besok juga gpp kok des. Gue cuma pengen curhat dikit ma lu", jawab Vita.
"Lahhhh, buat tuan putri Vita ga jadi masalah kok, santuy.. masih ada waktu besok di customer juga. Dan keknya lu lagi urgent". Jawab gue.
"Yaudah, ketemu dimana des?", Tanya Vita.
"Terserah lu aja Vit, senyaman nya lu aja mo dimana terserah", timpal gue.
"Yaudah, kalo di cafe "xxx" jl. Kaliurang gmn Des?", Jawab Vita.
"Oke Vit, jam maksi aja ya?", Usul gue.
"Oke deal, jam 12an ketemu disana ya Des", jawab Vita.
"Sippplah tuan putri", kata gue.
"Dodol lu Des", jawab dia mengakhiri chat whatsapp.
.
Akhirnya, gue sampe di tempat janjian, dan langsung gue buka HP buat hubungi Vita.
Gue telpon Vita, " halo vit, lu dimana? Dah nyampe?", Tanya gue.
"Udah Des, barusan gue nyampe, langsung aja ke meja lantai atas di balkon yak? Gue tau lu ga tahan buat ngerokok", jawab Vita.
"Oke Vit, gue masuk", jawab gue sembari buka pintu cafe dan menuju ke meja sesuai instruksi Vita.
.
"Hay dodol, pa kabar lu?", Sapa dia waktu gue duduk di kursi satu meja berseberangan dengan dia.
"Dodol dodol apaan? Lu yang dodol kalee, mesin di kantor lu sekarang dah kek mesin jahit Vit. Suaranya ampuuunnn...", Jawab gue sekalian nyindir kerjaan dia.
"Hahahahah, sekarang gue dah gak ngurusin tuh mesin, gue dah resign dari kantor gue. Dan gue ngajakin lu ketemu disini karena ada yang mo gue omongin sehubungan dengan gue resign dari kantor gue, lu pesen minum makan dulu gih...", Kata Vita sambil mukanya kek dikit sedih.
Akhirnya gue setelah memesan minuman dan kentang goreng, dia cerita bagaimana dia bisa resign dari kantor dia.
Di sela-sela percakapan dia berkata," Des, bagi rokok donk.... Gue lagi suntuk nih...".
"What???? Lu ngerokok?", Tanya gue heran, karena baru saat itu gue tau kalo Vita ngerokok jika saat dia ngerasa suntuk.
"Iya, gue lagi suntuk banget, khan udah gue ceritain semuanya tadi Des...", Jawab dia.
"Iya niy ambil aja, tp lu doyan? Khan rokok gue Gudang Garam Signature?", Jawab gue.
"Gapapa lah... Td gue juga lupa beli", jawab dia sambil nyulut korek buat ngebakar rokok yang udah dibibir dia.
"Fiuuuuhhhhhhhhhssss", hembusan asap keluar dari mulut dia seolah bebarengan dengan beerbagai masalah yang membuat dia suntuk juga ikutan keluar.
.
"Trus, sekarang lu kerja dimana Vit?", Tanya gue membuka pembicaraan yang sempat terhenti karena keasyikan ngeliat dia ngerokok.
"Sekarang gue kerja dirumah Des, sambil momong Ray anak gue. Ditawarin kerjaan sama teman", jawab dia.
Kemudian dia bercerita kalo ada penerbit lain yang kerja sama dengan dia untuk urusan editing buku, dan Vita ngerjain secara freelance. Karena kerjaan itu, dia bisa sekalian momong anak dia di rumah.
.
Dia tadi bercerita kalo dia dikantor sedang ada masalah dengan boss nya. Boss nya sering ngajakin dia keluar di saat jam kerja. Entah alasan meeting dengan client lah, urusan apalah. Dan hal itu menimbulkan gosip gosip ga jelas dikantor dia. Bahkan suatu saat, dia disindir oleh istri boss nya saat berkunjung ke kantor nemuin bossnya Vita. Bahkan istri bossnya itu menyewa orang untuk selalu mengamati gerak gerik suaminya alias bossnya Vita entah alasan cemburu atau apa. Apalagi disaat Vita sedang keluar bersama bossnya.
Ya pada awalnya dulu pas pertama ketemu sih gue ngerasa kalo Vita emang deket dengan boss nya, dan gue ga tau apa Vita ada affair atau engga sama bossnya, dan gue ga peduli tentang itu.
Diperlakukan seperti itu di lingkungan kantor dan oleh istri bossnya, dia lama kelamaan ga tahan, dan akhirnya memilih untuk resign dari tempat dia bekerja.
.
Setelah pertemuan gue dengan Vita di cafe itu, gue makin intense komunikasi dengan dia. Entah komunikasi via Whatsapp, YM, maupun intense ketemuan diberbagai cafe di seputaran jogja sambil dia ngerjain kerjaan editing dia. Hingga suatu saat muncul perasaan aneh di dalam diri gue terhadap Vita. Ada perasaan ingin melindungi dia, menyayangi dia, dan bahkan gue ngerasa mulai jatuh hati sama Vita.
Tapi gue ga tau apakah Vita juga ngerasain hal yang sama atau tidak.
.
*Vita mempunyai perasaan yang sama atau tidak?
Nanti kita lanjutkan di update selanjutnya.
Oh iya, disclaimer cerita ini adalah diangkat dari kisah nyata newbie, dan mungkin ada bumbu-bumbu sedikit, walau tidak begitu menyimpang dari kisah nyata newbie.