Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Rumah Impian




BAB. 01
HIDUP INI INDAH

Sosok itu begitu cantiknya namun begitu suramnya, tak ada senyum apalagi tawa. Mata sayu menyimpan duka nestapa, wajah kuyu lesu dan letih membuat orang malas menyapa.

Entah kenapa selalu saja begitu keadaannya, teman kerja Saka yang duduknya di meja sebelahnya persis, hanya terhalang jarak beberapa centimeter untuk lalu lalang saja.
Sama dengan Saka yang hanya pegawai kantor biasa, Daniar si pemilik wajah sendu ini ke kantor dengan mengendarai motor matik keluaran lama. Kebetulan saja mereka berdua masuk kerja hampir bersamaan sekitar 3 tahun yang lalu.
Sungguh aneh selama 3 tahun ini, duduk berdampingan tak membuat Saka tahu banyak tentang Daniar, semuanya serba canggung dan seolah mereka baru kenal.
Daniar cenderung menarik diri bila pembicaraan sudah mengarah pada yang bukan urusan pekerjaan.

Awal2 perkenalan sih Saka begitu semangat menjalani masa kerjanya, bagaimana tidak semangat kalau disampingnya ada sesosok bidadari yang anggun dan cantik menarik hati. Namun sikapnya yang dingin dan cenderung introvert serta wajah sendunya membuat siapa saja pasti ingin segera melarikan diri daripada berlama2 berbicara dengan Daniar, termasuk Raka.
Penampilan Daniar yang memang sederhana dan tanpa polesan make up berlebih cenderung menenggelamkan keberadaanya di kantor. Terus terang di Kantor itu setidaknya setengah karyawannya adalah wanita, dan sebagian besarnya tampil menggoda dengan balutan rok span yang kadang hanya sejengkal diatas lutut saja.
Sehingga para lelaki di kantor lebih suka berkelakar dan berkomunikasi dengan wanita2 sexy tadi. Itulah kondisi kantor administrasi PT Garing, yang merupakan perusahaan eksport import barang2 elektronik.

Dan ternyata, Daniar justru senang dan menikmati kesendiriannya di kantor, minim komunikasi dengan rekan2 selain soal pekerjaan dan jarang tegur sapa.
Itulah Daniar yang lembut kalem dan yang dengan penampilannya serta pemilihan busananya bisa dengan tepat menyembunyikan kecantikannya yang luar biasa.

Daniar bukan tak tahu kalau dirinya sering digunjingkan diantara teman2nya dengan macam2 sebutan yang menusuk hati, namun dirinya benar2 tak peduli itu semua. Biarlah anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Bagi Daniar hidupnya sekarang yang jauh dari bermacam konflik dan penuh ketenangan merupakan keindahan hidup yang diidamkannya. Hidup ini indah, masalah besarnya adalah bagaimana memandang keindahan itu, begitulah prinsip Daniar.

***

Beda Daniar, beda pula si Raka, yang hidupnya sangat sangat berwarna, temannya banyak dari berbagai kalangan, terutama kalangan kelas bawah.

Raka memang suka ngobrol kesana kemari dan berkawan dengan siapa saja, setia kawan dan kadang suka berlebihan dalam membantu kawan malah. Tak sekali dua kali dia sekedar dimanfaatkan oleh teman2nya yang kadang tak tulus dalam berkawan.

Bukan tak tahu, tapi buat Raka, prinsip hidupnya biarlah di menolong tanpa mengharapkan balasan dan itu biarlah jadi urusannya orang lain yang sekedar memanfaatkannya.

Gaji yang tak seberapa besar, dan pola hidupnya yang demikian kadang membuatnya tekor sendiri di akhir bulan, sampai akhirnya kembali Raka menguras tabungannya.

Tabungan yang dia simpan sejak dia SMA. Sejak dia diusir dari rumahnya karena perusahaan papanya pailit dan semua harta mereka disita guna menutupi hutang2 papanya. Keluarga Raka terpaksa hidup mengontrak dari satu rumah ke rumah lain. Berusaha dari nol lagi.

Mama Raka meninggal tak lama setelah kebangkrutan keluarga itu, celaan cercaan dan hinaan dari banyak pihak membuat mama Raka menglami stress yang akhirnya memicu serangan jantung.

Papanya tak lama kemudian menyusul mamanya meninggal setahun kemudian.

Saat itu Raka baru kelas 2 SMA dan satu2nya saudaranya adalah kakaknya Fajar yang sedang kuliah di Satu institut negeri di Surabaya, semester akhir.
Sang kakak memang sudah merintis usaha disela2 kehidupan kuliahnya.

Kejatuhan bisnis Ayahnya disadari merupakan pukulan berat bagi keluarganya, namun bukan bagi dirinya yang sudah sejak awal kuliah telah mandiri, dan begitulah ayah mereka dulu mengajari.

***

Namun bagi Raka, kejatuhan dan meninggalnya ibu dan ayahnya merupakan pukulan berat. Sejak kecil hidup berkecukupan dan memang dia agak longgar dalam pendidikan berusaha dari orang tuanya menjadikan butuh waktu lebih banyak untuk bangkit dan survive menjalani hidup seorang diri.

Setelah sebulan meninggalnya sang ayah, Raka dan Fajar menjual semua barang2 yang tersisa dan semuanya buat modal awal Raka serta biaya hidup di kos2an di kota kelahirannya Solo.

Amat tak memungkinkan merawat semua benda peninggalan orang tua mereka. Kondisi hidup mengharuskan berfikir rasionalis. Raka harus ngekos, bukan kontrak rumah yang biayanya besar.

Sang kakak terpaksa tega ga tega melihat sang adik berjuang seorang diri. Ada memang kiriman darinya setiap bulan namun itu tak akan cukup untuk menghidupi Raka kalau Raka sendiri tak berusaha mencari tambahan untuk biaya hidup.

Itulah masa SMA Raka yang penuh pedih perih kehidupan.

Rupanya Tuhan masih menyayanginya dengan sangat, selepas lulus kuliah sang kakak diterima jadi dosen di almamaternya dan langsung sekolah di Stanford University USA.

Dan saat melepas kepergian kakaknya kuliah itulah saat terakhir bertemu sang kakak, karena 5 bulan setelah itu sang kakak tewas dalam sebuah kecelakaan lalulintas.

Sebagian besar tabungan Raka kala SMA adalah seluruh usaha kakaknya sebelum berangkat yang dijual dan diaerahkan keladanya dan premi asuransi serta beberapa santunan atau sekedar tanda berbela sungkawa.

Itulah Raka.

Yang periang ramah dan sangat suka bergaul dan bersosialisasi, tidak hanya sekedar untuk menutupi kesedihannya. Bagi Raka, hatinya sudah mati rasa terhadap kesedihan, karena segala bentuk kesedihan dan kepedihan yang sangat menyakitkan sudah dia rasakan.

Hatinya sudah mati rasa.
Tak ada lagi hal2 yang membuatnya terluka dan bersedih.

***

Kisah ini adalah kisah si Raka yang kehilangan banyak hal dimasa mudanya, dimana kebanyakan teman2nya hura2 dan bersenang2.

Kisah ini penuh derai air mata.
Kisah ini sangat memedihkan.
Kisah ini bukan kisah biasa yang penuh canda tawa dan suka cita.
Inilah kepedihan hati
Inilah perihnya dihianati
Inilah kisah tentang keputusasaan dan harapan bertarung sengit habis2an.

Inilah bagaimana perjuangan mewujudkan rumah impian, yang benar2 rumah….
home not house
Soal rasa dan bukan sekedar bangunan.

***
Monggo….
Biasakan sediakan tisu kali2 njenengan, anda2 semua meneteskan air mata

Ha ha ha


Salam Ga Jelas
 
Kita patok tanah kavlingnya sembari NeNeN.

LPZ7YFY.jpg
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd