Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Rumah Impian

puyeng gue ..... itu kpala sanggup yach bagi x ..... apa ada tambahan kpala ..... salam mantul dech .....
 
yahadeeew bisa cocok kaya gitu yaa. btw hu rada bingung kalo pas scene ngobrol cuma ditulis kata yang diomongin aja tanpa gerakan atau keadaan yang mendukung, kaya pas adegan kecup itu "muach"nya mmungkin saya rada bingung apakah itu ciuman atau cuma cium udara
 
waduh.........ommmmm @Pemancingmimpi
ampun............
jangan siksa diriku harus menunggu 2 minggu lagi.............
berikanlah kemurahan hatimu............
segeralah update.........
:jempol::jempol::jempol:
 
Bener kan hahahahahaha.... Siska jadiaj sama riki, dan daniar sama saka. Tinggal nunggu siapa yg duluan selingkuh dengan mantan. Dan kita lihat siapa yg tersakiti selamanya... Atau hahahaahhaha saka dpt bekas, dua2 nya dah dijebol sama riki riki menang banyak... Tp riki maot, dua2nya akhirnya diurus saka... Mantap tuh
 
Resiko punya warung banyak. Saat family time, semua warung tutup. Wajar terjadi pada long weekand spt kali ini.
 

BAB. 06
BANDUNG LAUTAN API



Daniar dan Raka menginap di Aryaduta yg masih dibilangan Riau juga. Rupanya Daniar masih belum puas belanja hari itu, dia masih ingin menuntaskan keinginan belanjanya di Bandung kala ada waktu senggang dari tugasnya.


Raka hanya bisa mengiyakan saja. Mereka menginap di kamar yang berdampingan dan ada conecting doornya. Bukan utk tujuan yang “mesum” tapi Raka dan Daniar yakin, mereka membutuhkan “privacy” lebih kala ingin mengerjakan beberapa pekerjaan bersama2 dan tak harus lewat pintu depan.


Lagian kalau mau bermesum ria, lewat pintundepan juga ga masalah kok, sama2 dewasa ini dan di hotel ini, siapa yang akan peduli ?


Sore menjelang petang mereka baru check in dengan membawa setidaknya 1 troley hotel, setengahnya isinya adalah belanjaan Daniar.


Raka sedari tadi hanya senyum2 saja melihat kelakuan Daniar tak bisa melepaskan tawanya.


“Duh sayang, tuh lihat belanjaanmu setengah troley sendiri, tas mu juga segedhe gaban, ha ha ha, punyaku cuma 10% nya punyamu kali ya, ha ha ha”


“Diih kaya ga tahu cewek itu gimana. Namanya cewek itu hobby utamanya ya belanja, kalau punya hobby lain ya itu hobby sampingan lah, hi hi hi”


“Ha ha ha bisa saja ngelesnya nih, tapi ga papa kok jadi tahu kalau kamu itu seleranya gimana suka warnanya apa, ha ha ha cuma lucu saja lah, tadi tuh kita belanja ada kalau 4 jam tuh jalan terus ga pake istirahat. Kuat juga ya, ha ha ha”


“Dibilangin kok, kalau urusan belanja tuh cewek pastilah nomor satu lah. Sakit juga langsung sembuh gara2 diajak belanja, hi hi hi”


“Eh dah sampai, mmm ini jam 3.30 sore, nanti kita keluar makan malam jam 6 an saja ya, aku mau tidur sebentar istirahat, capek juga jadi kuli angkut”


“Hi hi hi, iya, jam 6 malam kita makan di Cafe Ba** ya, lumayan enak dan tempatnya nyaman asal datang jam2 segitu. Kalau kemalaman susah parkirnya disana soalnya”


“Siap, jam 6 lebih dikit lah aku samperin ya”


“Hi hi hi, tinggal buka connecting door, napa?”


“Takutnya pas masuk eh kamu lagi mandi, ha ha ha ngintip dosa ga ngintip mubazir.”


“Hi hi hi, halah, ayuk atuh kalau mau mandi bareng mah, hi hi hi”


“Glodak, boleh juga idenya ya…. Ok nanti aku ke sebelah buat mandi deh, aaauuch“


“Hi hi hi, dalam mimpi saja ya mandi barengnya hi hi hi”


***


Sepasang muda mudi yang sedang tugas di Bandung ini mulai akrab seolah peran sandiwara mereka alami. Orang yang melihatnya ga mungkin menyangka bahwa mereka sedang bersandiwara menjadi sepasang kekasih.


Raka yang memang pada dasarnya suka sembarangan kalau bicara, dengan mudahnya memanggil sayang atau cantik atau macam2 rayuan gombal selama di kantor kepada siapapun selama masih tepat baik waktu ataupun kondisinya, seolah tak perlu lagi penyesuaian.


Si gadis, Daniar sebenarnya tak berbeda jauh watak dan sikapnya dengan Raka, cuma kejadian putusnya dirinya dengan Riki membuatnya menjadi pribadi yang lain, yang tertutup dan anti sosial. Rupanya liburan dan tugas kali ini membuatnya kembali menjadi sosok yang hangat dan gampang bergurau dengan joke2 segar.


Namun tetap saja suasana yang mereka ciptakan berbeda dengan waktu bergurau. Ada sentuhan2 kecil semacam membelai pipi, bersandar di bahu, memencet hidung, kadang bahkan kecupan lembut di pipi membuat siapapun sukar untuk berfikiran bahwasannya mereka sedang bersandiwara


“Mmmm sayang, kenapa hari ini rasanya berbeda ya? Sepertinya kita ini terlalu menikmati peran masing2 ya? Ha ha ha meski sandiwara kok ser2an masih ada kayaknya ha ha ha”


“Hi hi hi, kirain aku saja yang merasa begitu, mmm aku mau cerita nih, penting buat kamu tahu, cuma cium dulu dong”


“Isssh kok jadi manja sih, sini, mmmuuuaach sudah nih cium pipinya, kalau minta lain nanti di kamar saja ya ha ha ha”


“Hi hi hi, lagi dong, eh aku saja yang cium lah, mmmuuach”


“Ha ha ha kenapa sih jadi gini hmmmm?”


“Jangan noleh2 ya, arah jam 3 ada Riki dan Siska soalnya, jangan keras2 bicaranya. Hi hi hi”


“Eh kamu kenal Siska ?” Bisik Raka, terus terang Raka mati2an menahan dirinya utk tidak menoleh ke arah yang dimaksud oleh Daniar.


“Dia itu sahabat atau teman akrab si Riki, dulu gara2 kamu tinggal ke Jakarta ga pake pamit, Sinta shock berat. Riki jadinya kasihan dan akhirnya kecantol Siska kayaknya. Tepatnya aku ga terima dan minta putus sepertinya dari sana mereka jadian”


“Eh ada ya cerita kebetulan kayak begitu ?”

“Mmmm”

“Jadi kamu jutek sama aku dulu gara2 ini kah?”

“Mmmm”


“Maaf ya, gara2 saya kamu jadi begini, mmm tapi kalau Riki ga terlalu masuk ke urusan Siska khan jadinya kamu ga pisah ya?”


Raka memegang tangan Daniar dengan lembut dan mengecup punggung tangannya.

Daniar tampak diam tapi matanya berbinar


“Ga juga sih, aku sebenarnya ga merasa cocok sejak awal dengan Riki dalam hal prinsip hidup kok, kejadian itu hanyalah pemicu saja.

Riki hidup dengan mengandalkan harta orang tuanya dan seolah itu miliknya, aku ga suka caranya dalam berfikir itu. Kalau aku miskin belum tentu juga Riki mau sama aku.”


“Husssh, putus ya putus saja, ga perlu menceritakan kejelekan orang ya sayang, mmmm”

“Baik sayang, maaf ya sayang”

“Mmm ga papa, aku tahu juga akhirnya ada lingkaran takdir antara aku Siska dan Riki serta kamu, sesuatu yang unik dengan alasan yg hampir sama”


“Heemmm aku juga merasa begitu, awal mula aku kerja langsung neg melihatmu, serasa mau muntah saja, soalnya kamu adalah alasan utama kenapa aku bubaran dengan Riki, lambat laun aku merasa ternyata bukan kamu penyebabnya.

Aku melihat watak dan sifatmu yang baik, teman2 juga suka kamu, kerja kerasmu dihargai orang lain. Itulah sebabnya aku melihat ada alasan lain yang membuatmu tega meninggalkan kekasihmu begitu saja, tapi aku ga tahu kenapa”


****


Dan ternyata dunia ini memang sempit, lagi2 Riki dan Siska melihat keberadaan mereka berdua kala Saka mengcup pipi Daniar dan kemudian seolah sebuah games, Daniar kemudian membalas kecupan di pipinya dengan memeluk mesra Saka dan mengecup tipis bibir Saka.


Siska terbakar hebat. Marah namun tak kuasa, bagaimanapun dirinya dan Saka bukan siapa2 lagi, malah dirinya saat ini sudah memiliki calon Suami, yang sejak perkenalan mereka dulu sampai sekarang sangat akrab. Hingga 2 minggu lalu Siska tahu kalau Saka belum punya gebetan alias jomblo dari seorang kawan SD nya, yang kebetulan satu kantor dengan Saka.


Artinya dirinya dulu lah yang memulai berhubungan dengan Riki bahkan sejak awal2 mereka mulai ga jelas hubungannya. Dari kegembiraan dan sinarmatanya Saka benar2 tampak berbahagia dan bukan seperti dulu, sekalipun tertawa sorot matanya masih saja memancarkan kesedihan. Inilah yang membuat Siska terpukul, karena ternyata ada wanita lain yang lebih mampu darinya dalam membuat keceriaan di wajah Saka.


Riki juga melihat adegan mesra dihadapannya. Benar2 nampak bak dua sejoli yang sedang dimabuk asmara. Seolah tak menghiraukan sekelilingnya mereka berdua berasyik masyuk saling berbisik, membelai dan mengecup pasangannya. Kadang tertawa lepas entah apa yang mereka tertawakan.


Daniar di depan Riki saat ini bukanlah Daniar yang dikenalnya dulu yang selalu resah dan gelisah yang selalu murung serta penuh kecurigaan. Waktu itu memang Riki juga mengakui kesalahannya akibat terlalu dekat dengan Siska, sahabatnya yang dirundung kesedihan akibat hubungannya ga jelas dengan kekasihnya Saka.


Daniar kala itu seolah mengekang Riki dalam bersahabat dengan Siska, dan sampai saat ini, Riki juga belum berani bermesraan dengan Siska karena dia tahu dan memahami bahwa di hati Siska masih ada Saka sebagaimana Siska tahu dan paham bahwa dihatinya masih ada Daniar.


Dadanya terbakar hangus melihat betapa mesranya Daniar dan Saka di pojok Cafe yang sekalipun remang2 masih terlihat jelas oleh Riki kemesraan mereka berdua.


Riki dan Siska akhirnya tanpa kata2 hanya diam sejenak di dekat jalur keluar dan seolah sudah saling menyetujui, mereka keluar Cafe Bal* dan membatalkan rencana mereka makan malam.


Sepanjang perjalanan pulang Siska hanya diam membisu, demikian juga Riki. Mereka berdua sudah sangat sering membicarakan soal Saka dan Daniar. Sehingga sekalipun Siska baru kali ini melihat Daniar dia bisa menyimpulkan bahwa Daniar dan Saka benar2 telah move on dari masa lalu mereka.


Dan sang hidup memang hendak mengombang ambingkan mereka berdua, di saat menghadapi rencana permikahan mereka, ternyata masing2 mereka masih menyimpan bara cinta yang luar biasa buat mantan kekasih mereka masing2.


Riki mulai berfikir utk merenungkan kembali hubungan mereka yang sampai saat ini boleh dibilang masih mirip persahabatan dibanding hubungan percintaan. Hanya permintaan orang tualah yang membuat mereka mencoba melangkah.


Sama halnya dengan Siska.

Hatinya saat ini benar2 teriris dan berdarah, semua salahnya.

Saka dulu marah juga karena kelakuannya.

Saka pergi tak tentu rimbanya juga akibat dirinya.

Dulu Siska masih merasa semuanya adalah salah Saka, namun setelah dirinya menjalani bisnis sendiri tanpa back up orang tua, barulah dia paham bahwa cara2 saka menjalankan usaha begitu bagusnya dan jauh lebih bagus dibandingkan dirinya.

Barulah Siska memahami kemauan Saka…

Menghormati dan menyanjungnya.

Namun Saka sudah menghilang entah kemana.


Kehilangan inilah yang kemudian terisi oleh kehadiran Riki yang sebenarmya sahabatnya atau bisa dibilang pembibimbingnya sejak saat SMA. Sosok kakak yang mengayomi dan memberikan rasa hangat dan nyaman. Yang akhirnya sukses merusakkan hubungan Riki dengan Daniar.


Waktu itu Siska paham kalau disisi Riki sudah ada sesosok gadis sebagai kekasihnya, itulah kenapa Siska di awal2 hubungan bisnis mereka membatasi dirinya untuk bersikap bisnis oriented.


Kekacauan terjadi kala Siska menemukan kenyataan bahwa Saka sudah menghilang, benar2 menghilang dari Bandung. Dua hari setelah wisuda Siska datang ke kos2an Saka dengan membawa kado ucapan selamat jadi sarjana dan sekalian bermaksud merayakan ultah Siska. Didapatinya Saka sudah pergi entah kemana. Semua kawan dan anak2 jalanan yang diasuhnya menyatakan hal.yang sama, bahwa semua bisnis Daka sudah berpindah tangan hanya dalam waktu sehari saja.


Berhari2 Siska menangis dan menangis saja, wajahnya tirus dan tak bercahaya. Papa dan Mama Siska yang awalnya tidak begitu pedulikan hubungan anak mereka dengan Saka karena memang masih terlalu dini dibicarakan, menjadi khawatir.


Riki juga khawatir dengan perkembangan Siska yang seolah merasa bersalah dan cenderung putus asa. Kekhawatiran Riki inilah yang memicu pertengkaran dengan sang kekasih Daniar. Semakin hari semakin bergolak dan memanas. Sampai kemudian Riki dan Daniar putus.


Dan Siskalah yang kemudian menjadi tertuduh sebagai biang keladi putusnya Daniar dan Riki, padahal Siska sendiri sedang terpuruk dan tak memikirkan apa2 kecuali memikirkan Saka dan rasa bersalahnya pada yang kekasih.


***


Duh kok jadi melenceng begini plotnya ya….

Ini gara2 si No kayaknya…

Ha ha ha


Wes ah.

Yang penting khan update ya


Salam ga Jelas !!!!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd