Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.

ReiTakeuchi

Semprot Kecil
Daftar
1 Jan 2017
Post
94
Like diterima
152
Lokasi
Bimabet
Warning !!
mengandung unsur 18+++,Age-gap/light age different/oedipus complex/ BDSM, ABDL, unusual fetish(es), bisexual,hareem reverse,sensitive/violence word,etc.

Story by multi P.O.V.

no repost, mohon maaf bila ada kesamaan nama,karakter,waktu,latar belakang,hal itu diluar kesengajaan author.

Fuse P.O.V :

“I always feel lonely in all of my life. Nobody understand me well..

I just need a friend..”

"Aku selalu merasa kesepian di sepanjang hidupku. Tak ada yang mengerti diriku dengan baik..

Aku hanya butuh teman..."

Lime P.O.V :

“I’m not usually make a friend easily. I think that friendship is almost unimportant, I have lot of essential things in my life but not friendship.



In the past, I was betrayed,abandoned,ignored....

Dissapointed ..

By people who claim themselves as friend.

Alone is better than go with wrong person.



But, here I am, open myself and want you to be my friend.

Reach my hand,so I keep you everytime.

I’ll do the best for you,as I can..

I won’t leave you like what people did to me.”

"Aku tak semudah itu menjalin pertemanan.
Kupikir, pertemanan hampir bukanlah suatu hal yang penting.
Banyak hal penting dalam kehidupanku,namun bukan mencari pertemanan.

Di masa lalu, aku dikhianati,
dicampakkan,
ditolak,
dikecewakan..
Oleh mereka yang mengklaim diri sebagai "teman".
Maka dari itu, sendiri lebih baik ketimbang bersama orang yang salah.

Namun, di sinilah diriku, membuka diri, dan ingin menjadi temanmu.
Raihlah tanganku, maka aku menjagamu setiap waktu.
Aku akan melakukan yang terbaik untukmu,semampu ku bisa.
Aku takkan meninggalkanmu seperti yang orang lakukan kepadaku."

***

Lime POV

“Hari ini kita akan belajar bagaimana cara menoreh garis berdasarkan intensitas blablablabla... silahkan,saya minta tolong kepada ketua angkatan untuk mengambil kertas A0 di gudang.”

Begitu intruksi dosen pada hari pertama pelajaran Menggambar Bentuk. Saat mahasiswa tahun pertama Desain Industri sedang berdiskusi di kelas membahas maksud arahan dari dosen tadi, seorang perempuan berpakaian overall datang menghampiriku,dan beberapa teman-teman seangkatanku, menanyakan pertanyaan yang sama seperti kemarin.

“Kakak kenapa ngulang?”

Yosh, aku adalah mahasiswi tahun ke 2 di Desain Industri, dan hari ini adalah hari pertama aku mengulang salah satu dari 2 mata kuliahku yang mendapatkan nilai tidak memuaskan,yaitu Menggambar Bentuk atau biasa disingkat Gamtuk.

“Kenapa ngulang?”

Pada akhirnya salah satu dosen itu bertanya padaku,saat aku mulai menggambar.

“Memperbaiki nilai,pak..nilai saya C.” Jawabku,pasrah. Begitu juga dengan alasan teman-teman seangkatanku yang juga mengulang matkul ini.

“Ohh begitu.” Sahut dosenku,dan pergi menuju bangku mahasiswa yang lain.

Memang dasar kurang beruntung, dua matkul itu,kalau diibaratkan,hanya orang-orang beruntung dan beriman yang bisa lulus dengan nilai sempurna.

Aku membuka kotak peralatan menggambarku,dan...

“Yak,bagus. Hari pertama ngulang Gamtuk diawali dengan...pensilku tumpul semua!”

Akan tetapi,daripada terus meratapi pensil-pensilku,aku celingak-celinguk sebentar ke arah bangku mahasiswa lainnya,mungkin ada peraut pensil yang menganggur.

“Ah,itu ada peraut. Pinjam ahh~”

Aku mendatangi 2 bangku di depanku, bangku seorang adik tingkat cowok, dimana cowok itu akan menggambar sementara sudah terpasang headset di telinganya,mendengarkan musik. Atau tak mau mendengarkan ocehan lingkungan sekitarnya. Well, satu hal pertama kali yang meninggalkan kesan bagiku terhadap anak itu; pertama, headset yang ia kenakan ada logo dari sebuah game online FPS terkenal di bagian kiri-kanannya,game apa sih itu, Point Blank? Mau tak mau aku mengambil kesimpulan pertama terhadap anak ini, “Widih ada mas gamers neh.”. Kedua, penampilan dari ujung rambut sampai ujung kaki, aku bisa merasakan bahwa dia itu sejenis,ya Tuhan, apakah dia otaku? Pecinta anime sepertiku? Dia terlihat cukup nerd,tertutup, itu yang kudapatkan sejak kemarin sekelas dengannya di pelajaran Konstruktif.

Tapi apakah tujuanku mendatangi bangkunya hanya untuk mempelototi dan menjudgenya di dalam hati? Tentu saja nggak,lah.

“Dek, mau pinjem rautan dong,boleh?”

“Iya kak.” Jawabnya singkat.

Dan tak sampai setengah menit, pensilku menjadi runcing kembali. Aku mengembalikan rautanku ke tempatnya.

“Makasih dek~”

Dia hanya mengangguk. Beberapa saat sebelum aku meninggalkan bangkunya,aku melirik sedikit ke arah kertas gambarnya yang sudah ia beri nama terlebih dahulu.

“Fuse Takahashi, [insert NIM here]”

“Oh,ini toh,yang namanya Fuse.” Kataku dalam hati,dan kembali ke bangkuku.

Fuse,sebuah nama yang mengingatkanku pada seseorang di SMA,ya,salah satu temanku. Hanya saja temanku bernama Fusantio Widjaja,namun ia juga dipanggil Fuse. Ia memiliki karakter mudah bergaul,termasuk begundal di sekolahnya,dan pemain basket yang handal. Karakter stereotip (bodoh) yang terus melekat di otakku ketika mendengar nama “Fuse”, termasuk ketika mendengar nama adik tingkat itu dipanggil beberapa kali oleh teman-temannya,dosen,dan melihatnya di papan pengumuman. Kukira manusia yang bernama Fuse Takahashi ini juga merupakan tipe anak yang sangar,mudah bergaul,suka senang-senang,anak kekinian,tukang bully,dan sebagainya seperti sifat temanku itu. Akan tetapi,Fuse yang kutemui kali ini kesannya sangat bertolak belakang. Ia adalah seorang otaku-geek,pendiam,tenang,menutup diri,hanya memiliki beberapa teman dekat dan menyukai kerapihan.

Tak mau ambil pusing,aku langsung menggambar,larut dalam imajinasiku,dan tekad untuk memperbaiki kesalahanku di tahun lalu.

Seminggu ini aku hanya fokus untuk mengulang 2 matkul itu,fokus agar bisa lebih baik,aku tak peduli apakah aku harus berbaur dengan adik tingkat atau tidak sama sekali. Aku bahkan tak peduli,are they even exist here?

** minggu depan di hari Sabtu **

Aku datang memasuki sekre [insert japanese campus organization here], bersenda gurau dengan beberapa penghuni di sana yang rata-rata adalah kakak tingkat,atau biasa dipanggil “senpai”, yang sedang sibuk dengan laptop entah ada urusan apa bodo amat. Ada juga yang sedang beres-beres di sekitar pintu masuk,termasuk sahabatku,Nata.

Saat aku sedang membantu beres-beres,aku melihat selembar kertas berisi mahasiswa baru (maba) yang akan masuk UKM ini, dan kulihat sebuah nama di sana,

“Fuse...Takahashi?”

“Ada apa,Lime?” tanya Nata “Apa itu adik tingkatmu?”

“I-Iya! Iya,dia adik tingkatku! Akhirnya dia mendaftar di sini,sudah kuduga~” sahutku.

Ternyata memang benar dia seorang otaku!

“Ciee yang punya anak buah hahahahaha.” Canda Nata seperti biasa.

Aku memperhatikan list itu sejenak, melihat nama Fuse,berikut beberapa data dan kontak yang bisa dihubungi. Setelah itu aku lanjut membantu Nata.


Namun,meskipun aku mengetahui namanya yang terdaftar di member UKM,aku masih tak berusaha untuk berbicara dengan Fuse terkait pendaftarannya di UKM. Tidak sama sekali,aku masih tetap masa bodoh,tak peduli akan kehadirannya,beserta adik tingkat yang lainnya, layaknya orang yang tak mengenal. Seolah-olah “ya udah sih, ya.”. Aku tetap terfokus pada matkul dan perkembanganku,hingga seminggu kemudian..


“Lime! Bisakah kau datang pada hari wisuda besok?”

Tiba-tiba Orie,mahasiswa yang juga seangkatanku dan memegang divisi kostum dalam acara wisuda besok, memberi pesan padaku lewat LINE.

“Emang ada apaan tuh,gue ngapain?” Tanyaku,yang sejak awal tak begitu terlibat dalam acara penyambutan wisudawan yang akan digelar besok.

“Udah dateng aja dulu.”

Nyeh,apaan dah gaje.

Aku mendiamkan pesan dari Orie hingga pukul 7 malam,hingga akhirnya Orie membalasnya kembali.

“Bantuin arak-arakan,bisa gak? Soalnya arak-arakan yang kita tuh sepi,nanti jadi garing...belum lagi ada wisudawan yang request jadi Elf lah,Paladin lah,satpam lah.” Orie berkata dengan berharap banyak bantuanku.

Singkat cerita,aku mengiyakan ajakan Orie. Esoknya aku ke kampus,dan mengikuti arak-arakan wisuda dimana aku harus menjadi Elf dan joget bersama adik tingkat lainnya.

Setelah hampir 2 jam arak-arakan,aku kembali ke gedung jurusanku,ke ruangan di sebelah kelasku.

Aku menaiki tangga menuju lantai 3 dimana kelasku berada. Namun,hampir saja aku tiba di anak tangga terakhir,seorang anak lelaki yang sedang mondar mandir sambil membawa kamera datang kepadaku. Ternyata itu Fuse.

"Kak?"

"Iya?" jawabku,yang sedang berjalan menuju kelas.

"Kakak liat Adit gak?"


Dalam hati aku bertanya,

"Siapa itu Adit? Orang yang manakah? Apakah aku mengenalinya? Is he even exist in this world-----"


"Adit? yang mana tuhhh,aku gatau." jawabku jujur.

"yang pake kaos belang..." jawabnya.

Aku benar-benar tak tahu,tak mengenal. Aku menjawab sejujurnya,dan pamit pergi ke kelas.


Dan tak lama kemudian aku memutuskan untuk pulang. Anak itu sedang berada di photobooth,mengurus proyektor. Merasa mendapat angin untuk berbicara dengannya,aku menghampirinya.


Angin, aku mencatat bahwa akhirnya ialah yang memutuskan berbicara denganku, beberapa detik.


"Wedeeh ngurusin photobooth nih?" aku hendak memuji karena ia memajang gambar yang bagus untuk dijadikan photobooth.

"Wahh keren nih,ada Daft Punk!"

"Hehe, ah enggak kak,ini punya jurusan lain~ aku hanya membantunya." jawabnya,agak malu-malu.


Oh ternyata.Namun tak habis akal,aku memujinya kembali.


"Ciee baik banget yaa bantuin jurusan lain."

Dan dia hanya tertawa kecil. Aku melanjutkan maksud pembicaraanku.


"Oh iya,kamu ngedaftar ke (insert nama UKM jejepangan here) ya?"

"Iya kak,kenapa gitu?"

"Ahahaha,aku juga~! Aku senpaimu di (insert nama UKM jejepangan here),hehe~!" aku menjawab dengan antusias yang susah kusembunyikan.

Dan kita pun berbicara beberapa hal tentang (insert nama UKM jejepangan here).


Akhirnya ia berpesan kepadaku,


"Kak,kalau ada info apapun di (insert nama UKM jejepangan here) tolong chat di LINE ya,kak. Makasih~"

Saaa....I got ur ID in UKM member list,dude!


Dari situlah,perlahan hubungan pertemanan kita semakin membaik. Bahkan dalam beberapa hal,seperti menanyakan tugas,atau kegiatan kampus,ataupun hal diluar itu,ia malah memilih untuk bertanya padaku. Padahal kalau untuk soal tugas sih dia kan sebenarnya bisa bertanya-tanya ke grup angkatannya. Bahkan karena hal itu,aku pernah dengan gemas menyuruhnya untuk bertanya tentang apapun ke teman-temannya,bukannya diam saja.

Meskipun sebenarnya aku bisa memakluminya, karena sebagai mahasiswa tahun pertama, ia tergolong pendiam,di kelas dan saat mengerjakan tugas,headset selalu setiap menemani telinganya, dan hanya akrab kepada orang yang dekat dengannya. Akupun begitu, namun aku tak mau terus terkekang dengan stigma "introvert","pendiam","kaku",dan sejenisnya yang mana hal itu akan menghambatku untuk terus mencari tahu hal yang belum kuketahui. Namun,saat aku ingin mengasingkan diri dari "apa yang terjadi saat ini", yap, headset sudah siap sedia di telingaku,memutarkan lagu penenang.

Namun,bagaimana pun juga,sebagai kakak tingkat,aku akan selalu membantunya,kapanpun itu!

[Chapter 1 : Seasoning Rain]

Narrator

“Huftt...”

Malam ini hujan masih saja turun dan deras. Padahal hujan terjadi sejak pukul 3 sore lalu. Namun itu tak membuat acara pameran Desain Industri dari kampusnya sepi pengunjung, apalagi hari ini adalah hari pertama pameran itu digelar. Seluruh mahasiswa yang ikut serta dalam acara tersebut benar-benar memiliki kegiatan yang padat,tergantung divisinya.

Lime,mahasiswi tingkat 2, melamun di stand danus (dana usaha), ia kedapatan giliran menjaga stand beserta dagangannya hingga pukul 8 malam.


“Bagaimana aku bisa pulang ke rumah jika malam ini masih hujan? Mana ada kutemui transportasi kalau lewat jam 7?”

Lime bingung, ia sudah bertanya sana-sini apakah ada temannya yang pulang searah dengan Lime,sehingga ia bisa menumpang. Sebenarnya ada, tapi orang itu memutuskan untuk menginap di tempat ini karena ia bekerja di divisi acara.


“Hah?? Ya kali gue nginep di sini juga, kayak apaan aja dah!” gerutu Lime dalam hati.

Pikirannya masih sibuk mencari solusi saat ia melihat seorang adik tingkat yang mulai berkuliah tahun ini berlari-lari, membawa payung serta kamera.

“Fuse?” terka Lime.

Benar,itu adalah salah satu adik tingkat yang akrab dengannya. Segera ia memanggil Fuse agar ia berteduh di tenda standnya hingga tak perlu berhujan-hujanan seperti itu.


“Fu-Fuse! Fuse!!” Lime melambaikan tangan, mengajak Fuse untuk berteduh.

“Kak Lime!”

Fuse pun menghampiri stand danus yang ditempati Lime, berteduh. Ia membenahi kameranya, memilah-milah hasil jepretan di acara pameran tadi.


“Cuacanya labil sekali ya, Fus?” Lime membuka pembicaraan.

“Iya kak. Bentar-bentar hujan,terus berhenti,terus hujan lagi...”

Lime tersenyum. Ia selalu terkesan jika berbicara dengan Fuse walau hanya sekedar pertanyaan remeh-remeh.


“By the way, dirimu kebagian shift sampai jam berapa, Fus?”

“Hmm...sampai jam 8 sih kak.”

“Ahhh...sama kalau begitu!”


Fuse mengangguk,kemudian mengambil cup plastik,ia mulai mnyeduh kopi yang dijual di stand itu, kemudian membayarnya, memberikan uang itu ke Lime.

“Mau minum kopi,kak?” Fuse menawarkan.

“Ah,silahkan saja..terimakasih...” tolak Lime. Ia bukan type orang yang cocok meminum kopi. Ia akan mengalami masalah pencernaan kalau ia meminum kopi dalam jumlah banyak.


“Oh iya,kalau boleh tau rumahmu dimana?” tanya Lime.

“Rumahku gak jauh dari sini kok,kak~ Naik motor bentar juga sampai,kok!”

Pupus sudah harapan Lime, ia tak mungkin ikut menumpang pulang dengan Fuse karena rumah mereka jelas berbeda arah.

“Kalau kakak, rumahnya dimana?” tanya Fuse.

Lime menjelaskan alamat rumahnya berada,dimana jarak dari rumah ke kampusnya itu sekitar 8 km.

Lime kembali kalut. Percuma saja ia meminta orang tua menjemputnya,pasti ujung-ujungnya akan menyuruh Lime pulang dengan angkot.

Seakan bisa membaca pikiran Lime, Fuse menimpali, “Wah,kalau hujan gini pasti kakak gak akan bisa pulang ke rumah,kan?”

Lime mengangguk pasrah.

“Aku di rumah sendirian kak..”

Lime menatap Fuse. Sepertinya adik tingkatnya ini mulai curhat kembali.

Ya terus? Punya kepentingan apa denganku,nak?

“Kalau kakak gak keberatan.. kakak bisa menginap dulu di rumahku...semalam aja.”

Lime sedikit terperanjat. Ia tak percaya akan ajakan adik tingkatnya itu.

Y-You? How dare you offer me that.....

Wajah Lime memerah. Ia bahkan belum menjawab ajakan Fuse.

“Gimana,kak? Mau gak? Daripada maksain pulang hujan-hujanan?”

Lime mengangguk setuju,dan tersenyum simpul.

“Oke,boleh lah. Makasih ya Fus. Aku akan izin ke orangtuaku dulu.”

Hmm...such a good night.. kapan lagi aku bisa seatap dengan adik yang menggemaskan ini,eh?


Pukul 20.15, berarti sudah 15 menit yang lalu shift mereka berakhir,dan diizinkan pulang.

Kini mereka berdua sudah tiba di kediaman Fuse. Lime memasuki rumah Fuse dengan hati-hati.


Rumah yang sederhana, tapi nyaman. Dan tiba di kamar “studio” Fuse,tempat dimana Fuse mengerjakan tugas-tugas TPB Desainnya.

Sebenernya yang dimaksud “studio” itu adalah loteng di lantai atas,namun sering dibersihkan,lantainya pun terbuat dari keramik yang sepertinya sering di pel sehingga tak berdebu seperti loteng pada umumnya.

Selain tugas-tugas nirmananya, di loteng itu hanya terhampar kasur dan meja kecil berlaci. Kamar pribadi Fuse sendiri terletak di lantai bawah.

“Anggap saja rumah sendiri,kak!”


Lime tersenyum. Lalu ia memutuskan untuk berkeliling di sekitar rumah Fuse, sementara Fuse yang tadinya rebahan sebentar,mulai menyentuh tugas nirmana 3D nya,lalu mengerjakannya.

Setelah puas berkeliling, Lime kembali menemui Fuse di loteng,masih berkutat dengan tugasnya.

Lime mengamati Fuse,beserta tugas nirmananya satu-satu. Kali ini ia mengerjakan tugas nirmana 3D dari selang aquarium. Berniat membantu Fuse,ia mengambil satu contoh nirmana buatan Fuse yang menurutnya bisa dikembangkan menjadi suatu karya nirmana yang baik.

“Fu~ saranku sih ya,kamu bisa mengembangkan yang ini dengan cara begini..”

Lime menjelaskan masukannya,dan untuk memperjelas tindakannya,ia mengambil salah satu alat yang digunakan Fuse. Sejujurnya, alat yang bahkan belum pernah Lime sentuh,apalagi tau fungsi dari alat tersebut.


“Wha-what the hell is that shit..?”

Pikirnya,itu berbentuk solder,namun tak lazim karena semua bagiannya terbuat dari plastik. Namun memancarkan panas,dan yang terpenting,bentuknya itu...sesuatu yang hanya akan dimengerti oleh Lime dan Fuse.


“Oowww ,that shit thing!”

“Seriusan ini apa dah? Solder?” ujar Lime,mencoba berkata wajar.


“Itu loh kak, kalau misalnya kakak fetish sama yang geter-geter----“

“The Lord! Dari kemarin ni anak ngomongin fetish mulu!!” Lime seolah menghajar Fuse dengan alat yang ternyata adalah pengeriting rambut. Dikibaskannya alat itu ke arah Fuse,namun tak sampai mengenainya.


“Whoaaa,hati-hati kak! Panas itu!”

“Huh,benarkah? Kan gak nyala?” ujar Lime,setelah mengetes ujung alat tersebut terlebih dahulu. Kemudian ia mulai memencet tombol ON.

“Ini pasti alat untuk mengatur kecepatan hehehehehe” canda Lime, kini giliran ia yang berbicara ngawur.

“Nah loh kakak Lime tau yang aneh-aneh ya..”

“Emangnya maksud gue apaan oi? Hahaha masih bocah gak akan ngerti~!” goda Lime. Lalu ia menyalakan tombol ON.


Alat itu bergetar hebat.


“Anjiirrrrrr!!” Lime kaget,ia nyaris melempar alat itu.

“Wkwkwkwk kakak barutau kalau tuh alat emang geter-geter?”

“Srsly...that thing tho............” Lime menatap alat itu,mengecek tombolnya satu-persatu.

“Hahaha,dulu temen SMA ku ada yang pernah beli kayak gituan~” cerita Fuse.

“Eh,benarkah? Yang kayak gini,sama persis??” ujar Lime. “Kalau sama persis, ya wajar sih, kan mau ngeritingin rambut?”

Fuse hanya tersenyum. Saat itu Lime menyadari, ada yang salah dari cerita Fuse.

“Heh,maksudmu yang kayak gitu yang mana nihh??? Jangan-jangan vibrator lagi?!” ujar Lime,bersiap melempar alat pengeriting yang masih bergetar itu ke Fuse.

Fuse hanya tertawa,melihat ekspresi Lime yang memerah merona.

“Aneh-aneh aja!” ujar Lime,pura-pura cemberut.

“Hehe..emangnya aku gak tau yang aneh-aneh yang kayak gitu,kak?” bisik Fuse,menggoda Lime.

Khu...entah mengapa kok aku gemetaran...


Lime terkekeh-kekeh,sejujurnya ia juga menikmati dirty jokes serampangan begini.

“K-kau membuatku merinding, menjauh dariku!” ujar Lime,berpura-pura mengusir Fuse.

“Merinding kenapa hayooo...” goda Fuse,semakin menjadi-jadi. Lime tak menjawab, malah menundukkan wajah.

“Kakak pasti suka yang warna ungu kan?” pertanyaan Fuse semakin ngawur dan tidak penting.

“Duh..apa maksudnya sih,dik...” Lime semakin menundukkan wajahnya,menyembunyikan raut wajahnya yang merah merona.

“Atau warna pink yang bulat itu,kak? Hehe...” goda Fuse.

Tanpa sadar, Lime yang mendadak grogi dan mencoba mengendalikan diri dengan menggenggam kuat ujung alat pengeriting yang masih menyala dan mulai memancarkan panasnya,dan panas dari alat itu mengenai tangan Lime,hingga ia tersentak dan melontarkan alat tersebut.


“Kyaaaa!!! Panass!!!!”

Lime meringis kesakitan,tangan kanannya memerah terkena panas. Fuse pun kaget, ia segera memegangi tangan Lime,namun tak lupa juga mengambil alat pengeriting tersebut dan mematikannya.

“Kubilang juga apa,kak. Panas~”

“Uggh..panas..” Lime masih meringis, dan akan mengaliri tangannya dengan air saat kedua tangannya itu dipegang oleh Fuse,seolah menahannya.


“Sini kak,mana yang sakit?” Fuse memperhatikan tangan Lime dengan seksama. Pada jemari yang memerah akibat kepanasan, ia mengelus-elus jemari itu,sembari meniupnya lembut.

Sejujurnya Lime sangat senang dengan perlakuan lembut adik tingkatnya itu. Namun ia juga merasa tak enak dengannya,maka Lime izin ingin ke toilet untuk mengaliri tangannya dengan air.

“Fuse...tak apa..biar ku basahi aja..“

Fuse masih belum mau melepaskannya. Ia bahkan menggenggam tangan kanan Lime erat, dan mulai menempelkan jemari Lime ke mulutnya. Mengulum jemari itu satu persatu dengan lembut. Sensasi dingin dari dalam mulut Fuse yang sedikit demi sedikit meredakan efek panas di jemari itu.

“Mhhh...mhhh...”

“F-Fuse!”

Mulut Lime ternganga, ia terperanjat. Wajahnya memerah sangat seketika. Tak bisa dipungkiri, Lime tak bisa menolak sensasi nikmat dari jari yang menjalar ke tubuhnya. Nafasnya mulai memberat,menahan hasratnya yang mulai menyala.

“Ehh...F-Fu...”

Badan Lime gemetaran menahan nafsu itu. Apalagi selagi jemarinya dijamah oleh mulut Fuse, pergelangan tangan kanannya ditahan oleh dua tangan Fuse. Telapak tangannya menempel pada dagu Fuse.

Dengan lidahnya Fuse memilin jemari Lime, memberikan sensasi sejuk nan nikmat. Lime ingin membalasnya juga,maka ia menggerakkan jarinya bermain dengan lidah Fuse, kadang menyodoknya lembut maju mundur,atau menjimpit lidah dengan jari telunjuk dan jari tengah.


“Umhhh..mmhh...slrrpss...”


Dan akhirnya Fuse melepaskan kulumannya, namun kini ia mengarahkan jemari Lime yang telah ia jamah ke mulut kakak tingkatnya itu,menempelkan jari telunjuknya pada bibirnya.

Lime sempat kebingungan dengan tindakan Fuse,akan tetapi ia juga segera menyadari bahwa jarak antara wajahnya dengan wajah Fuse adalah bahkan ujung hidung mereka sudah menempel. Fuse segera menyingkarkan jari telunjuk itu dari bibir Lime,dan menggantinya dengan bibirnya.


“Mhhhhnn....”

Dengan bibir bergetar luar biasa, Lime membalas ciuman adik tingkat yang sudah lama ia idamkan selama ini. Ia membuka mulutnya, mengulum lembut kedua bibir adik tingkatnya dengan tumpahan kasih sayang yang menggebu-gebu.

Fuse mendekap kepala Lime, agar ciuman mereka semakin dalam. Lime membalasnya dengan memeluk Fuse erat-erat.

Lidah Fuse menerobos masuk ke dalam mulut Lime, memilin-milin lidah yang berada di dalamnya, tak lupa ia mengemut-emut dan menggigit kecil bibir Lime.

Tak mau kalah, Lime menyedot-sedot lidah Fuse seolah ingin lebih lama berada di dalam mulutnya, dan menerobos paksa lidahnya ke dalam mulut Fuse,menjilati langit-langit mulut Fuse.

Ciuman mereka berlangsung ganas, bahkan terdengar nafas yang memburu dan erangan kenikmatan.

“Errgghhh...mnhhh,slerrpss ck....”

Bahkan saliva mereka pun mengaliri dagu,menetes. Pelukan mereka saling erat,bahkan Lime meremas-remas punggung Fuse.


Sembari berciuman,tangan Fuse meraba-raba leher jenjang Lime, kemudian menuju kedua payudaranya yang masih terbungkus sweater ketat berkancing. Fuse membuka kancing sweater itu,dan terlepaslah sweater dari tubuhnya. Gila,ternyata Lime hanya menggunakan BH di balik sweater yang ia kenakan. Dijamahnya kedua payudara ranum berukuran 36D itu oleh Fuse. Diremas-remas lembut, dan menyibak BH yang menutupinya. Memainkan puting susu Lime yang sudah sangat menegang.


“Ugghhhn....hmnn aahh...”

Ciuman mereka pun terlepas. Saliva teruntai dan menetes dari mulut mereka.

“Fuse....ugghnn....” Lime tergetar menahan nafsu.

“Kenapa,kak?” Fuse tersenyum padanya,sambil asyik menjamah kedua payudara Lime.

“Aahhhn....u’re great k-kisser~!”

Senyum Fuse mengembang. Ia senang pengalaman kissingnya dipuji oleh kakak tingkat.


Fuse mendekati leher jenjang Lime, dan mulai menjilatinya lembut. Disedotnya leher itu dengan lembut, dengan bantuan giginya,ia “memijat” leher Lime dengan mulutnya.

“E-eh..mmhh... hh,hahahah ...” desah Lime, nikmat bercampur geli.



“Sleeerrpsss..mhhnn....”

Ciuman Fuse berpindah ke arah bawah menuju payudaranya. Kini ia menciumi payudara Lime bergantian,putingnya disedot-sedot lembut seperti bayi yang menyusui hingga mencuat keras dan lebih sensitif.


“Ahhn..oohh....ohhnn..”


Lime membalas perbuatan Fuse dengan memegang bagian selangkangannya,meremas-remas penis Fuse yang ternyata sudah mengeras dan mencetak dibalik celana yang ia kenakan. Lime membuka resleting celana jeans hitam itu dengan perlahan,kemudian menyibak CD yang membungkus penis Fuse, namun malah ditepis olehnya.

“Eh?”

“Diam,kak.” Fuse menyudahi ciumannya pada kedua payudara Lime, kemudian mengunci kedua tangannya dengan selang aquarium yang ternyata sudah diambil Fuse tanpa sepengetahuan Lime. Setelah itu, dia mendorong Lime agar ia tidur telentang. Disibaknya paha kakak tingkatnya itu lebar-lebar, kemudian tangan kirinya menyentuh bagian luar vaginanya yang masih terbungkus celana.

[Bersambung...]

Ini fanfict pertamaku yang kupublish di forum semprot. Maaf apabila masih banyak kekurangan dalam berbagai hal. Terimakasih bagi yang sudah mau membaca, krisar sangat kuharapkan agar author bersemangat melanjutkan fanfictnya .
 
Terakhir diubah:
:haha: permemexxx




duhh kalah lagi ah :sendirian:
Atas ane cepet bgt dah... :dor:

Padahal ane sengaja lewat dulu :baca:
Spy dpt permemexxx:stress:
 
trimakasih udh komen disini suhus!:taimacan: *abaikan gambar kotorannya

tar malam ane update lg kok :3
 
Cerita baru nih
Izin baca ya gan :baca:

Mejeng di Vagiwan :haha:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Iya nih kadang gue lupa gender si fuse atau si lime :bata:

Fuse ayo cepet eh lime ayo cepet cium gue

Nah kan salah gender lagi :bata:

muaachh :panlok4:
-Fuse :motor1: *kaburrr

fyi sbnrnya Fuse cowok bi... :'v
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd