Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Uas?

Wah masih belia ternyata si rei

Kalo butuh contekan siap ngebantu..

Nmer 1 a, nmer 3 b nmer 10 c :ha:

______

Sip menanti update berikutnya udah agak jarang cerita yang mengangkat tema kayak gini.. :beer:

:kretek:
memangnya kk kira usiaku berapa? :3
plis deh uasnya dibawa pulang kok,ngegambar :semangat:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Aih Lime kenyal kenyal enyoi :panlok2:

Lanjut sist Rei !!! jangankan dua hari, seminggu nubie tunggu deh apdetnyah !!!
 
[ Chapter 2 : Shower Time ]

Fuse POV :


Aku terbangun,dan di sebelahku adalah seorang gadis yang sedang tertidur pulas. Kulihat jam, menunjukkan pukul 05.00. Baiklah, ini sudah menjadi kebiasaanku,mau tidur jam berapapun pasti bangun sekitar jam segini. Kuperhatikan tubuh gadis itu, polos,tanpa pakaian,seharusnya berkulit mulus,namun...

Luka-luka merah ini, kulit yang lecet... Aku memegang luka itu di punggungnya ketika ia tidur membelakangiku. Luka itupun kudapat di pantat Lime.

Astaga! Benarkah? Apa yang telah kulakukan? Malam kemarin...yang benar saja?

Aku menampar wajahku keras-keras untuk membuktikan.

*PLAKK!*

Sakit. Berarti memang benar semalam aku melakukan persetubuhan dengan kakak tingkat. Dan luka-luka ini...darah yang mengering..berarti..nyata,aku dengan sadar menyiksa dan melakukan torture menyakitkan pada kakak tingkatku. Aku melukainya,aku melakukan hal yang selama ini paling kubenci. Bagaimana kalau luka itu membekas,dan berdampak buruk untuk kedepannya? Hal terburuk dari itu semua,aku sangat menikmati bagaimana gadis itu menangis tersiksa.

Aku merasa bersalah,maka kupeluk tubuh gadis itu,kubenamkan wajahku di punggungnya. Apakah dia akan marah setelah terbangun? Aku jahat telah melukainya. Tak sadar air mataku menitik, aku menangis dengan perasaan bersalah yang amat sangat. Bahkan air mataku mengenai punggungnya.


“....”

“Aahh...zzz...”

Tahu kakak Lime akan bangun,aku segera mengusap airmataku. Kutunggu beberapa saat,namun ternyata ia hanya mengingau,dan kembali tertidur! Huuuhhhhh, kakak Lime memang begitu!

Banyak hal terjadi selama aku memasuki jurusan ini,apalagi ini tahun pertamaku, tahun dimana terjadi batu loncatan besar bagiku. Aku masih butuh pengalaman,aku masih butuh pegangan. Dan yang terlebih lagi, bisakah aku menepis sifat “anti-sosial” yang selama ini melekat pada diriku? Aku akan butuh waktu lama untuk itu semua.

Pertama kali aku masuk,aku berkenalan dengan semua teman seangkatan,namun hanya akrab dengan beberapa. Dan lagi, semua teman akrabku memiliki sifat yang tak terduga dan takkan pernah kutemukan dimanapun,bahkan tidak di sekolahku dahulu.

Seperti,misal,Hiro. Untuk ukuran seorang otaku,Hiro masih terbilang sangat alim,tak tersentuh oleh dunia kelam perwibuan seperti fanservice,hentai,dll. Apresiasi yang luar biasa untuk dia,mengingat ia adalah pentolan sekolah keagamaan ternama. Lalu ada Adit. Untuk lelaki seusiaku, pemikiran dia jauh melesat dibandingkan teman sebayanya. Dia selalu membahas topik yang berat,seperti politik,konspirasi,konstisipasi,partisisapi apalah itu, sebenarnya dia sangat jauh dari seorang “otaku”, tak sepertiku. Dia juga sangat terobsesi menirukan gaya orang dewasa-maaf-mungkin lebih tepatnya paruh baya,sehingga seringkali ia dikira dosen,bahkan oleh kakak tingkat.

Dan...ahhh! Kakak tingkat, sudah hampir 2 bulan ini aku berkenalan dengan seorang kakak tingkat. Tapi.... benarkah? Pertama kali bertemu,apalagi setelah akrab dengannya,imageku tentang dia sebagai kakak tingkat langsung runtuh! Yup,dia lebih mirip teman sebayaku,bahkan adik kelasku,baik dari sifat,fisik,hampir keseluruhan.

Cewek yang aneh, sering blunder, tukang tertawa padahal kelihatan kesepian. Kadang aku senang membullynya,seperti dia selalu membullyku dengan kata-kata sarkasnya,namun seringkali dapat ku lawan,dan berakhir dengan kak Lime merajuk kepadaku. Akan tetapi,salah satu hal paling aneh dari kak Lime; dia senang banget menghina dirinya sendiri,dan akhirnya merajuk juga. Dasar aneh!

Namun aku suka saat berdiskusi dengannya,ia dapat dengan mudah nyambung pada topik yang dibicarakan,ditambah ia berwawasan luas,seru pokoknya! Tak hanya hal yang sekedar anime,hal yang menyerempet ke arah esek-esek pun dibahas,dan dia tau banyak pula! Kalau suka begitu,canda dan tawa yang meledak-ledak pasti terselip di setiap topik yang dibicarakan,bahkan saking serunya teman-temanku sering menimpali, “Cieeee kalian kok bisa nyambung aja sih ngobrolnya??“


“Anjirr cocok kalian berdua,udah jadian aja sono!” ujar temanku, Eza,yang berakhir dengan jitakan dariku di kepalanya.


Terkadang juga,kalau aku sedang kesulitan mengerjakan tugas,ia suka membantuku.

Sumpah,dia sebaiknya menjadi adik tingkatku saja,karena sudah sifatnya seperti itu,fisiknya juga... cukup menipu. Pertama kali melihat penampilannya yang chubby dengan badan yang pendek, kukira dia adalah anak kecil yang sedang bermain-main ke kampus entah apa tujuannya. Namun,ternyata ia adalah kakak tingkatku,setahun di atasku!

Yah, salah satu fetishku juga untuk menyukai wanita yang lebih tua,apalagi kalau dia punya perawakan beberapa tahun lebih muda dari usianya.

Tapi,setidaknya,kehadirannya membuat hidupku lebih berwarna. Aku kini tak terlalu canggung untuk berinteraksi dengan teman-temanku yang lain,dan pasti,’memaksaku’ untuk lebih rajin!

Dia yang nampaknya selalu ingin berada di dekatku,dimanapun aku berada... Kuharap ia akan tetap seperti itu,setelah sekian lama ia semakin mengenalku lebih jauh..


-Narrator-


“O-ha-you~!”

Lime mengucapkan “selamat pagi” dalam Bahasa Jepang,membalikkan tubuhnya menghadap Fuse dengan perlahan. Menatap Fuse dengan pandangan sayu,bercampur lelah,ngantuk,dan kenikmatan.

“O-ohayou....” jawab Fuse,sedikit tergagap. Lime menyunggingkan senyum di bibirnya,tangannya membelai kepala Fuse dengan lembut,pertanda bahwa hatinya sudah sepenuhnya menyayanginya.

Fuse hanya menatap wajah Lime dengan ekspresi datar, pikirannya masih dipenuhi sekelumit pikiran yang tak akan dimengerti oleh Lime. Akan tetapi, Lime hanya memejamkan mata,menikmati bagaimana ia memanjakan adik tingkatnya itu.

“Eh..?”

Lime merasakan bahwa tangan nya yang tengah membelai, dipegang oleh Fuse. Sangat erat,dan hangat.

“Kak,mandi yuk?”

Lime hanya tersenyum,mengangguk lemah menyetujui ajakan Fuse. Fuse bangkit lebih dahulu dari kasur,sedangkan Lime...

“U-uhh...uhh..”

Lime terlihat berusaha untuk bangun,namun gagal,badannya kembali terhempas ke kasur.

“Kakak?? Kakak kenapa?!” Fuse menjadi panik,kecemasannya sedikit banyak terbukti.

“Huhuhu...aku susah bangun Fuse.***k bisa jalan...aahn...” Lime mulai menangis.

Tak buang waktu, Fuse menawarkan dirinya untuk menggendong Lime. Ketika ia akan meraih badan Lime-dimana saat itu posisi tubuh Lime sedang tidur telentang- ia memperhatikan bagian selangkangan Lime,karena saat itu Lime sedang membuka paha dimana vaginanya akan terlihat sangat jelas tanpa penutup apapun. Vagina yang memerah,bengkak.

“Pantas saja, kakak...” ujar Fuse,agak tercekat. Ia menggendong badan Lime,dan inilah yang terjadi di pagi ini, sepasang kekasih pergi untuk mandi tanpa menggunakan sehelai pakaian pun,dimana sang pria tengah menggendong wanita-nya.

Dengan berhati-hati, Fuse menaruh Lime di WC duduk. Tak lama kemudian, ia menuangkan shampoo secukupnya di telapak tangan.

“Keep calm~ I’ll take care of you,dear.”

Perlahan Fuse membersihkan rambut Lime,tak lupa dipijitnya dengan lembut kepala kakak tingkatnya itu.

“Fuse..”

Sekali lagi Lime terpana akan sisi lain Fuse, sisi lain yang sangat menawan hatinya. Lime terharu dengan perlakuan Fuse yang walau kelihatannya sepele...

Lime menikmati cara Fuse membersihkan rambutnya,memijit kepalanya. Bahkan tak sadar ia mendesah keenakan. Ditambah dengan aroma shampoo campuran aloe vera dan green tea yang menenangkan.

“Aaahh...”

“Gimana,enak kak?” tanya Fuse.

“Enak sekali sayang..terimakasih Fuse..” jawab Lime.

Akan tetapi, karena posisi Fuse yang sedang membersihkan rambut Lime sambil berdiri,maka mau tak mau wajah Lime berhadapan dengan penis Fuse,dan penis itu ternyata sedang agak menegang.

Terbersit pikiran jahil Lime untuk menggoda penis Fuse agar ereksi sempurna. Maka,sembari Fuse masih membersihkan rambutnya, ia meraih penis itu dengan tangan kirinya,dan mengocok-ngocoknya lembut,tak lupa ia memijiti kepala penisnya.

“Hmhh....mhmhh....”

Fuse membiarkan penisnya dijamah oleh kakak tingkat,dan tetap melanjutkan kegiatannya. Tak puas dengan reaksi Fuse, tiba-tiba Lime memasukkan penis Fuse itu ke dalam mulutnya sembari masih dikocok-kocok. Dijilatinya lubang kencing itu,kemudian leher kepala penis Fuse layaknya sedang mengulum permen. Tak lama kemudian ia mengemutnya dengan perlahan,maju mundur.

“E-errrghhh...kakakk..diemm kakk.....” Fuse merasa agak gemetaran dan tak fokus pada kegiatannya. Namun ternyata Lime tak menggubris perintahnya.


“Kakk nanti aja kakk nyepongnyaa, kan lagi dikeramas nanti kena mata kakak-“

*sfx : Slerrrpss cleepsss clksss slurrrpppss plepppsss sleerpssss..*

Lime malah menyedot-nyedot rakus penis Fuse yang sudah menegang sempurna, bahkan ia tak ragu memasukkan penis Fuse ke mulutnya begitu dalam hingga mentok. Tak lupa buah pelirnya ikut dipijiti oleh tangan kiri Lime.

“Aduhhh...aahhh...haahhh....”

Fuse tak lagi konsentrasi untuk mengeramasi rambut Lime,malah kini ia mendekap kepala Lime di di selangkangannya, berharap agar sepongan Lime semakin dalam. Sesekali Lime melepas kulumannya pada penis Fuse, menggantinya dengan kocokan tangan sementara mulutnya berpindah menjamah kedua buah pelir Fuse, dan tak lama kemudian mulutnya kembali berpindah mengemuti penis Fuse.

Sepuluh menit Lime mengoral penis Fuse,ia dapat merasakan lutut Fuse yang kini bergetar hebat,dan memegang bahu Lime agar tak terjatuh.

“Ahh kakakk...aahhh...” Fuse mendongakkan kepalanya keenakan,sesekali matanya merem melek. Dapat dirasakan penis Fuse semakin membesar di mulutnya,bahkan berdenyut-denyut pertanda ia siap menyemburkan sperma di mulutnya, tak lama lagi.

“Sleerrrpss cksss mpphh...mplhhh glrrpphh mplhhnnn...”

Tubuh Fuse mendadak menegang,ia refleks mendekap kepala Lime dan menyodokkan penisnya hampir menghantam tenggorokan Lime.

“Kakk aahh...aaahhhhh...ohhhh.....!!”

*sfx : Creeetttt creeettt croottsss...cruuttttss!!!*

Lime menyedot-nyedot penis Fuse yang tengah berejakulasi itu,meneguk habis cairan mani Fuse dengan rakus layaknya binatang yang kehausan.

“Kakakkk aaahhh.....enaakk kak yeeahhhh.... haaahhhh...”

Fuse keluar dengan banyak sekali, maka tubuhnya menjadi lemas. Ia jatuh berlutut,di hadapan Lime dengan kondisi busa shampoo berceceran,dan cairan mani yang sepenuhnya muncrat di dalam mulut Lime.

“Kakak...kakak nakal!” ujar Fuse,seolah tak menerima. Ia mencubit dengan gemas bibir vagina Lime yang tembem.

“Awwhh,hahaha ahhh...” tawa Lime,bercampur sedikit kesakitan. “Tapi Fuse pasti sukaa~!”

Tak menjawab, tangan Fuse malah meraih rak berisi set alat mandi yang berada di dekatnya. Mengambil sebuah alat cukur yang masih baru.

“Botakkin ajaa ah~ Fuse menyeringai,sembari mengusap bagian luar vagina Lime dengan busa shampoo yang berceceran,menggantikan fungsi cream cukur.

“Fuse-kamu ngapain-“

*PLAKK!!*

Satu tamparan mendarat di paha kanan Lime,karena Lime malah menggeliat.

“Diam,bodoh! Nanti memekmu luka.” gertak Fuse.

Kemudian ia mulai mencukur bulu kemaluan Lime dengan sangat hati-hati.

“Memek botak memek botak~ aku suka memek botak~” Fuse bernyanyi aneh sembari mencukur bulu kemaluan Lime hingga hampir habis total. Lime hanya tertawa kecil,dan menikmati perlakuan Fuse.

“Nahh,selesai~!” ujar Fuse,mengelus vagina Lime,dan menamparnya kecil.

*Plakk!*

“Aaw!”

“Sakit ya sayang~? Hm?” Fuse mendekatkan wajahnya ke kelamin Lime,menjilati klitorisnya yang sembari tadi mengeras dan menegang.

*Slrrrpss ckss slrrpss..slrrpss!*

“E-eh,euhh...aaaahh.....!” Lime berusaha menyingkirkan kepala Fuse dari vaginanya yang masih membengkak,namun Fuse tak bergeming,malah mengerjai klitoris Lime semakin kencang dengan mulutnya.

“A-aahh..aaahkkk...! Huhhh....” Lime hanya bisa mendongakkan kepala,menahan nikmat yang muncul kembali.

Tak lama kemudian ia merasakan lubang vaginanya tengah dimasuki sesuatu,ternyata itu adalah gagang cukur yang tadi digunakan Fuse.

“Dimana sih kemarin tuh~ di sini ya kak? Hmm??”

Dengan akurat Fuse menempatkan gagang itu langsung di titik G-spot Lime,dan mengocok-ngocok lembut vagina Lime dengan gagang cukur itu.

“A-aahh..hmn....”

Dapat dirasakan kini vagina Lime berkedut nikmat menerima sodokan gagang cukur dari Fuse. Cairan pelumas semakin meluber membasahi vaginanya.

“Masa sih kak, dientot gagang cukur aja keenakan???”

Fuse mencabut gagang cukur dari lubang vagina Lime,di saat Lime mulai keenakan dan lubangnya semakin berdenyut kencang.

“Fuse...enggaa...aahhhnn...” Lime mendongakkan kepalanya, putus asa. Ia tak mau lagi dikerjai Fuse, ditunda-tunda orgasmenya.

“Engga apa,sayang?” Fuse menyeringai,mendekatkan wajahnya pada wajah Lime. Mencium dan mengulum bibir Lime sekilas.

*Cup!*

“Coba kak..” Fuse kembali memasukkan batang cukur tersebut ke lubang vagina Lime,kemudian melanjutkan perkataannya,

“Coba kak,masturbasi pake gagang cukur.”

Lime hanya menatap Fuse. Agak kesal, Fuse menampar wajah Lime.

*Plakkk!!*

“Heh,ayo ngocok pake ini!” Fuse menunjukkan Lime gagang cukur yang sedang terbenam di vagina tembemnya.

“I-iya dek..”

Lime menuruti apa kata Fuse,daripada nanti kena pukul lagi. Dengan menanggung nafsu, Lime mulai memuaskan dirinya dengan gagang cukur itu. Dipijitinya G-spot dengan gagang tersebut,kemudian digesek maju-mundur hingga lubang kenikmatan Lime kembali berdenyut hebat.

“Aaaahhh aaahhh...aahhnnn.....”

“Ohh begini kalau cewek masturbasi ya kak..” ujar Fuse,menonton di dekat antara paha Lime yang terbuka lebar.

“Huufttt dasar tukang coli,tukang ngocok!” Fuse menampar bagian luar vagina Lime.

*Plakk plaakk plakkk!*

“Ahhh bener-bener wanita gatell ya dirimu kaakk, gak sabar pengen dikontolin lagi ya sayang hmmmnn??” lanjut Fuse,sembari perlahan mengocok batang kemaluannya yang kembali menegang akibat melihat Lime bermasturbasi.

Caci maki dan tamparan Fuse membuat Lime mendekati puncak orgasmenya.

“Aaarghh aku inginnya kontooll Fusee,aarrghhh ohhh ak-aakhhh m-mmhh k-keluaarr arrghhh ngentottt arggnnnn!!!!” Lime mengocok vaginanya keras-keras,pantatnya terhentak-hentak hebat di dudukan WC tersebut.

Fuse semakin mendekatkan wajahnya pada vagina Lime,dan...


*Crooootsss croootsss splurrrttsss!!!*

“Aaaaarghh Fuseeee aaaahkkkkkkkk...!!”

Cairan cinta Lime kembali menyemprot tak terkendali,mengenai wajah Fuse cukup keras. Fuse membuka mulutnya,menampung cairan cinta Lime. Bahkan saking kerasnya,batang cukur yang digunakan masturbasi itu terlempar,untungnya tak mengenai wajah Fuse.


“Glekkhh...glekhhh..”

Kini giliran Fuse yang meneguk cairan cinta Lime,dengan menyisakan sedikit di mulutnya. Kemudian ia bangkit, berdiri,mendekatkan wajahnya pada wajah Lime,dan..


“Mhhnn gleerphhh mnhhnn...mggnhhhh..slerrpspss ckkksss....”

Mereka berpagutan bibir dengan penuh birahi, Fuse mentransferkan cairan cinta Lime yang berada di mulutnya bersama dengan ciuman bibir tersebut, menetes bersama saliva yang terjuntai di dagu mereka.

“Mhhnnn nhhn...aaahhnn.....”

Mereka pun melepas ciumannya.

“Cairan memek kakak memang lezat~” goda Fuse terakhir kalinya,menciumi pipi Lime. Kemudian ia membersihkan rambut Lime dari shampoo,hingga bersih.

“Aaaahh....hhhmmm...” desah Lime,menikmati sensasi air dingin yang membasahi kepalanya.

Setelah selesai mengkeramasi Lime, Fuse menyalakan keran air hangat pada bathub.

“Ayo kak,waktunya mandi...” ujar Fuse,ramah. Tak lupa ia membopong tubuh Lime agar memasuki bathub.


[ Bersambung... ]
 
Terakhir diubah:
*note : kemungkinan bakal doublpdate,dan kalau jadi,disertakan dg foto mulustrasi dari pemeran utama cerita ini :D maaf kalau ngaret karena UASnya jg baru selesai hari ini :(
 
[...]

“Ayo kak,waktunya mandi...” ujar Fuse, membopong tubuh Lime untuk memasuki bathub.

Lime menyandarkan punggungnya pada tepi bathub,mendongakkan kepalanya, tubuhnya semakin lemas akibat tadi dipaksa masturbasi.

Kini Fuse mengambil sebotol sabun cair dengan aroma buah yang menenangkan,kemudian menuangkan dan membalurinya ke tubuh Lime. Memijatnya perlahan, bermula dari bahu Lime. Tak lupa mencampurkan sedikit air dari bathub agar sabun tersebut semakin licin sehingga dapat membersihkan tubuh Lime dengan baik.

Selain menikmati, Lime tertawa kecil di dalam hati,ia malah merasa diperlakukan seperti bayi.

“Mhhh...”

Kini tangan Fuse mendarat di kedua buah dadanya. Masih dengan tangan berlumuran busa dan sabun, Fuse memijiti dengan lembut buah dada Lime secara melingkar,berulang-ulang. Tak lupa sesekali ia meremas buah dada itu.

“Ahhnn..kenyalnyaa...” Fuse mulai iseng memainkan buah dada itu naik turun.

“H-Hei Fuse... ahahaah hmmnnn..” Lime tertawa kegelian sekaligus nikmat.

“Coba kukenyot yaa~”

Fuse mendekatkan mulutnya pada puting payudara Lime,mengemutnya perlahan,lahan. Memutarkan lidahnya mengelilingi sekitar puting payudara Lime secara bergantian.

“Fuse..kamu nakall lagi ya,mhhnn mmnhhhn....” Lime mendekap kepala Fuse,membiarkan Fuse bermain dengna payudaranya.

Fuse mengangkat kedua buah payudara Lime,sehingga sela-sela belahan payudara Lime terlihat,kemudian ia menyabuni bagian tersebut.

“Ini pasti sering keringetan~” ujar Fuse sembari menyabuni daerah tersebut. “Makanya sering-sering dibersihin,kak~ biar gak bau!”

Dikatakan seperti itu, wajah Lime agak memerah malu.

“Kamu tau darimana hal perempuan sekecil itu,Fuse?”

Tak menjawab, Fuse menekankan telapak tangannya dan menggesek pada daerah itu dengan tujuan agar lebih bersih.

“Nah~” Fuse mendekatkan hidungnya pada sela buah dada tersebut,mengendusnya dengan kuat.

“Huuup! Sekarang udah wangi~ hihi~” Goda Fuse,menjilati daerah tersebut sesekali.

“Hhh...hahahah..uhhh dasarrr...” Lime tertawa geli, menjitak pelan kepala Fuse.

Fuse menyudahi jilatannya. Tangannya kini berpindah dari buah dada ke arah perut Lime,menyabuninya. Tak lama kemudian ia pun turun menyabuni bagian paha Lime,mulai dari paha luar..


“Ahhh...”

Itu adalah salah satu titik sensitif Lime, maka dari itu tanpa sadar ia mendesah nikmat.

Baluran dan pijatan itu beralih ke arah paha dalam Lime, kemudian ke selangkangan,membersihkan sela-sela selangkangan Lime,juga membersihkan bibir vagina yang masih kotor oleh cairan cinta mereka berdua.

“Ohhh..hmmnn..ughh k-kalau dicebokkin b-begitu-..”

“Awas jangan sampai muncrat,kak. Nanti airnya jadi kotor!”

Lime menarik nafas panjang, berusaha menahan nafsu yang kembali bangkit, menahan agar ia tak orgasme di bathub,sebab benar juga,masa mandi dengan air yang tercemar cairan kelamin?

Akan tetapi Fuse juga tahu diri,ia hanya menyeka vagina Lime dengan hati-hati, tak sampai memasukkan jarinya ke dalam lubang vagina Lime. Sejujurnya Lime juga merasa kondisi vaginanya sudah agak membaik berkat berendam di air hangat.

Terakhir, Fuse mematikan keran air karena air sudah mengisi hampir penuh pada bathub. Setelah itu ia mulai membilas seluruh tubuh Lime dengan air bathub,tak lupa juga dengan kaki Lime,ia bersihkan hingga sela-sela jari. Setelah itu...


“Nah, gimana?” Fuse menempatkan tubuhnya di tepi bathub yang bersebrangan dengan Lime, namun kali ini ia berbalik membelakangi Lime.

“Kakak mau mandiin aku,gak?” Fuse menengok ke arah Lime,setengah menantang.

“Baiklah...”

Dengan perlahan Lime bangkit, kemudian mengambilkan sebotol sabun cair yang tadi digunakan oleh Fuse. Menuangkannya langsung ke punggung Fuse,dan memijitnya perlahan.

“Ahh...yahh...terus kak...”

Fuse memasrahkan kepalanya pada tepian bathub,menikmati bagaimana punggungnya disabuni dan dipijiti oleh kakak tingkatnya itu. Tak lupa Lime sesekali menyabuni bagian leher Fuse,yang ia tahu itu adalah salah satu titik kelemahan Fuse.


“Erggh kak..gelii...aduhhh....” Fuse menggerak-gerakkan lehernya,berusaha menyingkirkan tangan Lime dari situ. Lime hanya terkekeh,dan melanjutkan menyabuni punggung Fuse,memijitnya lembut.


“Eh..sebentar. Sepertinya tadi kamu belum keramas~” Lime segera meraih botol shampoo yang berada di dekatnya, menuangkannya ke kepala Fuse,kemudian menggosoknya hingga berbusa. Memijat-mijat kepala Fuse secara memutar,layaknya pelayan salon yang sedang melakukan creambath.

“Yeee di creambath~” ujar Fuse, bercanda seperti biasa.

“Wuuu keenakan dia!” sahut Lime, sembari meneruskan membersihkan rambut adik tingkatnya itu. Sesekali ia menciumi leher dan punggung Fuse.


Setelah itu, baru saja Lime hendak menuangkan sabun cair ke bagian perut Fuse,tiba-tiba Fuse berbalik badan,dan langsung menangkap badan Lime.

“Hup!”

“Waaa..!”

Karena licin,dengan mudah Lime terjatuh di pelukan Fuse,disambut dengan dekapan hangat darinya.

Sembari di peluk, Lime meneruskan menyabuni bagian tubuh depan Fuse,kemudian berlanjut menyabuni pahanya,dan saat tiba di bagian selangkangan...

“Gak usah kak,sama aku aja..!”

“Benar kah? Yasudah kalau begitu~”

Lime menghentikan aktivitasnya,sementara Fuse mulai memegangi penisnya, membersihkannya sendiri dengan berhati-hati agar tak perih. Ia tak ingin Lime melakukan kesalahan pada saat menyabuni alat vitalnya yang mengakibatnya perih,maka dari itu Fuse memutuskan untuk membersihkan sendiri alat vitalnya.

Terakhir, Fuse membersihkan kepalanya dari shampoo. Setelah itu, masih memeluk Lime, Fuse mulai mendekap kepala Lime di dadanya. Namun..


*Slerpss mhhnn mplhh..mhhnn....*

“Heehh,malah diisep nih si kakak!” Fuse berpura-pura menyingkirkan kepala Lime yang terlanjut mengemut putingnya.

“Mhhnn..mhnnn..biarinnn wleeekkk...” Lime memeletkan lidah,kemudian menjilati puting Fuse bergantian dengan cara memutar.

“Astaga kakak,mhhh nakaall ah...!” sembari terkekeh-kekeh, Fuse menyingkirkan kepala Lime dari putingnya. Kemudian,ditemani dengan air hangat yang penuh busa, mereka menghabiskan sisa-sisa “shower time” dengan bercanda,berbicara berbagai banyak hal.

“Kak.... mau tinggal bersamaku,gak?” tanya Fuse,tiba-tiba.

Lime terkaget. “Ehhh,bagaimana mungkin???!!!”

Pikiran Lime langsung menerawang tentang apa yang terjadi jika ia tinggal bersama Fuse,bagaimana ia harus mendapatkan izin dari orang tua masing-masing,hingga alasan dibalik perkataan Fuse yang mendadak tersebut.

“Fuse...aku masih tinggal sama orang tua...”

“Yah...aku tau kok..” Fuse tersenyum kecil,menundukkan wajah.

“Karena....om dan tanteku..yang menghuni rumah ini...akan pergi ke Jepang,dalam waktu lama...”

Lime menatap mata Fuse lekat-lekat. Ia dapat merasakan bahwa Fuse sangatlah kesepian di rumah.

“Aku takkan bisa ikut ke sana karena aku harus berkuliah...” pernyataan Fuse yang sudah diduga oleh Lime sebelumnya tentang mengapa Fuse tak ikut saja ke Jepang.

“Kalau boleh tahu,mengapa keluargamu pergi ke Jepang? Apakah ada suatu urusan pekerjaan,atau apa,gitu?” tanya Lime, penasaran.

“Selain pekerjaan mereka sebagai desainer fashion, keluarga ayah,tepatnya adiknya kakekku di Jepang, sedang sakit keras,sedangkan ia hanya tinggal berdua dengan anaknya yang masih sekolah...”

Lime menatap mata Fuse,berkata dengan penuh kesungguhan.

“Pertama,aku ucapkan turut bersedih dengan kondisi adik kakekmu,semoga segera diberi kesehatan yang cukup. Lalu, aku akan berusaha untuk selalu ada untukmu,kalau bisa juga tinggal bersamamu. Walaupun,mungkin saat ini aku hanya bisa mengunjungi rumahmu beberapa kali seminggu,dan menginap? Aku akan bilang bahwa aku mengerjakan tugas di rumah teman,mudah saja. Bagaimana?”

Senyum Fuse mulai mengembang.

“Benar,kak?”

Lime mengangguk pasti,keputusannya bulat.

Fuse tersenyum senang,ia mengecup rambut Lime.

*cup!!*

“Bener yah kak...kakak harus bisa pegang janji kakak itu...”

“Iya adikku sayang...Hmmm...”

“Berhenti memanggilku adik!” tiba-tiba Fuse menyentak Lime. “Setelah semua yang kita lalui semalam,kamu masih menganggapku adik saja?”

Loh, Fuse bisa dramatis juga?

Lime gelagapan.

“E-Eh..iya..maaf...sayang... kamu tuh pacar aku.....” ujar Lime,memeluk Fuse.

“Bukan cuma pacar.” Fuse mengangkat wajah Lime. “Tapi juga mastermu, your beloved sadistic!”

Lime memeluk badan Fuse semakin erat,ia amat suka mendengar perkataan Fuse.

And I’m your beloved masochist!”


Bibir mereka pun bertemu,saling berpagutan mesra beberapa saat, mengadukan lidah mereka melepas kasih sayang. Setelah itu,mereka menyudahi ciumannya.

“Tapi...kamu mau janji satu hal gak,untuk saat ini?” tanya Fuse.

“Apa itu, Fuse?” jawab Lime.

“Saat ini jangan sampai hubungan kita tersebar..rahasiakan ini dari angkatanku,rahasiakan dari orang-orang!”

“Baiklah. Aku pun tak mau sampai angkatanku tahu soal ini..” ujar Lime. “Jadi,bersikaplah seperti biasa.”

Mereka pun mengangguk setuju.

[Bersambung..]

***

Nih,sesuai janji auth,akan diberikan mulustrasi dari tokoh2 di dalam fanfict ini,here we go!

16114030_1387538954589643_4499827573504386680_n.jpg
15977897_1387538927922979_43461545039976436_n.jpg

Referensi : Ai Haibara from Detective Conan (1/2 face,personality,height,hair), Momoka Nishina (body,breast,1/2face)


15936971_1387539091256296_1016369157297315926_o.jpg

16107555_1387539137922958_468984924587750359_o.jpg

Referensi : Death the Kid from Soul Eater (almost overall both appereance and personality, fisik seperti gambar terlampir,kecuali untuk model rambut lebih pendek.)

Lime dan Fuse mempunyai sifat yang hampir serupa. Mereka sama-sama Introvert, lebih condong ke arah logika alias pemikir,dan perencana yang baik. Hanya saja Lime cenderung menggunakan intuisi dalam pola pikirannya, maka dari itu Lime terlihat lebih berorientasi masa depan,abstrak,bebas,dan kreatif dibanding Fuse. Sedangkan Fuse lebih cenderung berpola pikir sensing,alias menyadari dengan inderanya tentang apa yang terjadi di masa kini, maka dari itu Fuse terlihat lebih ekspresif,terstruktur, dan memiliki sense of aesthetic serta kerapihan yang lebih baik dari Lime. Mereka sama-sama perfeksionis, sama-sama sangat mendetail, walaupun sebenarnya Fuse lebih concern dalam hal ini. Ia merasa segala sesuatu harus simetris,presisi,serta tepat pada tempatnya. Berbeda dengan Lime yang baru akan menyadari detail yang berhubungan dengan dirinya/pola yang ia perhatikan, dimana orang lain tak akan memperhatikannya. Terakhir,dalam perencanaan waktu, Lime lebih dapat menggunakan kesempatan yang sebesar-besarnya di dalam “waktu yang hampir habis/deadline” dengan baik dibanding Fuse.
 
Terakhir diubah:
mantap suhu...
Ane tunggu update selanjutnya.

Ijin :baca: dulu suhu.

Wah romantis sekali.
Kayaknya pasangan yang bakal awet hubungannya nih. Si Fuse (sadisme) dan si Lime (masokisme).
Maaf kalo salah penjabarannya

:mantap: suhu.
:beer: :semangat:

benerr kok kak :D
 
Njiiir... Sampek bengkak abis wewew,,,

Wokeey gue juga nunggu DP'nya ( Double uPdate ) :D
Gimana gk bengkak,di ekse sampe mentok + dipukulin terus,belum lagi muncrat berkali2 :D
 
Aw aw aw cocok banget dah tu Momoka yang toge pasar jadi ilustrasi Lime ...
:ngiler:

Btw, thk updetnya nd'Rei-chan Rei - chan :panlok4:
 
[ Chapter 3 : Retry ]

Pukul 07:45

*Chop..chop....*

“Hei Fuse,lagi apa?”

Lime menghampiri Fuse yang sedang memotong sayuran di dapur. Terlihat di atas kompor ada wajan hitam yang sudah berisi nasi beserta bumbu yang lazim digunakan untuk membuat nasi goreng.

“Bikin sarapan,kak~ Gapapa kan hari ini sarapannya nasi goreng?”

Lime tertawa kecil. “Hahaha ya gak apa apa kali,emang apa yang salah??”

Fuse hanya tersenyum,dan melanjutkan kegiatannya.

Lime mendekat menghampiri kompor yang tengah menyala dengan api kecil, hendak mencampurkan nasi dengan bumbu nasi goreng saat..

“Ehh,gausah kak! Kakak duduk aja,kan masih capek?”

Fuse pun segera mengambil alih wajan beserta spatula yang digunakan Lime.


Beberapa menit kemudian...

Dua piring nasi goreng sudah terhidang di meja ruang keluarga,lengkap dengan telur,tomat,dan mentimun,ditambah aroma khas bumbu nasi goreng yang menggelitik hidung.

“Haaaap!”

Tanpa ba-bi-bu, Lime segera menyambar sepiring nasi goreng tersebut,memakannya dengan lahap. Ia kelaparan dengan amat sangat akibat energinya yang terkuras akibat persetubuhan semalam. Tak hanya nasi, bahkan dalam hitungan beberapa detik,irisan mentimun dan tomat serta setengah potong dari telur mata sapi dilahapnya. Hingga pada akhirnya ia menyadari bahwa hanya ia sendiri yang makan nasi goreng di meja itu,sementara Fuse tak memakannya,malah berdiam di sisi Lime sembari menatap Lime dengan senyum-senyum.

“Fuse? Gak ikut makan?”

Fuse tak menjawab,malah menatap wajah Lime agak lama, dengan senyuman tersungging seperti hendak menertawakan. Saat itulah Lime akhirnya sadar,dan malu karena ia terang-terangan menunjukkan sisi rakus kepada adik tingkatnya itu.

“Fuse....” Lime meletakkan sendoknya,dan menunduk menyembunyikan wajahnya yang merah.

“HUAHAHAHAHAHAHAAH!” tawa Fuse meledak melihat reaksi Lime.

“Fuseeeee!!!!! Kamu-???” Lime menggebrak meja,menatap Fuse tak percaya.

“Kamu kelaperan banget ya sayang?? Hmm?? Capek gara-gara semalem habis dientot?-“

“AKU BENCI KAMU FUSEEEEE AAAAAAAAA!!!!!” Lime meneriaki Fuse,dan menepis tangan Fuse yang menoel-noel ujung hidungnya. Kemudian menutupi muka merahnya dengan tangan,malu.

“Sshh..hus..hus!”

Fuse segera mendekap Lime, mengelus-elus rambutnya. Namun Lime masih tak mau bergeming.

“Tuh kan mulai merajuknya~ huuu pundung~” goda Fuse.

“Hmph!!”

“Udah ayo lanjut lagi makannya,biar gak kelaperan...”

Dengan lembut Fuse menggenggam tangan Lime,menyingkirkan dari wajah Lime perlahan. Sebagai permintaan maafnya, Fuse menyuapi Lime sesendok nasi goreng.

“Buka mulutnya,aaakk....”

Lime membuka mulutnya dengan malu-malu. Akhirnya sesuap nasi goreng masuk ke mulutnya.

“Aku bukan bayi,Fuse...Haduhhh...” Lime kembali berakting sok-merajuk, menyosorkan kepalanya ke dada Fuse. Mereka pun tertawa bersama,dan berujung saling menyuapi nasi goreng satu sama lain.

“Aku gak tahu kamu bisa masak juga,Fuse...” ujar Lime saat sarapan telah berakhir dan nasi goreng mereka habis.

“Kakak gak sedang mengejekku,kan?” Fuse sedikit skeptis dengan pernyataan Lime tentangnya,karena Lime yang ia tahu adalah sosok yang sering berkata sarkas.

Lime memelototi Fuse, “Kamu tuh dipuji malah gak mau...”

“Oh hehe, iya, aku bisa masak,karena suatu saat aku akan menggantikan ibuku...”

Tiba-tiba suara Fuse tercekat. Ia mengeluarkan statement yang menjurus kepada hal yang selama ini tak pernah ia ceritakan ke siapapun. Untungnya Lime langsung mengerti dengan statement Fuse yang terpotong itu,maka ia segera mengganti topik.

“Begitu..eh,sambil nunggu acara jam 2 siang ntar,enaknya ngapain ya?”

“Ahh!” Seketika Fuse merasakan seakan ada lampu bohlam menyala di otaknya. Ia menarik lengan Lime,mengajaknya ke kamar.

“Ayo,kak. Aku punya game bagus yang pasti kakak akan suka!”

***


“Aduhhhh dasarrrr,aahhh sakitt juga!!” Lime sedang berusaha keras mengatur strategi sementara tangannya tetap lincah memencet tombol-tombol stick PS 3 milik Fuse. Dengan menggunakan karakter Johnny Cage, ia berusaha melawan karakter Scorpion yang digunakan Fuse.

“Heyaaahhhh!!”

Fuse yang memang sudah ahli bermain Mortal Combat XV mengeluarkan jurus andalan terakhirnya,melontarkan tombak dengan kekuatan super yang menyebabkan karakter yang dimainkan Lime tewas,berakhir “Fatality”.

“Guuuhh, Scorpion sakit banget ya! Oke,aku akan coba!” ujar Lime,keputusannya saat bermain dengan ronde baru,dan kali ini ia memilih Scorpion.

Dan tak lama kemudian permainan pun dimulai kembali...


Benar saja,memang dasar nasib Lime lagi beruntung saja,atau kemampuan Lime memang disitu,tak lama kemudian ia akan mengalahkan karakter Fuse dengan telak menggunakan Scorpion.

“Wiihhh ngamuk nih si kakak,waduh ampuunnn ckckckckc...” ujar Fuse,yang hanya bisa menatapi bahwa akhirnya karakter andalan Fuse mati terkatung-katung oleh tombak Scorpion.

“Oke,kakak hebat!” puji Fuse,sembari memeluk dan mengelus rambut Lime. Tentu saja Lime sangat senang diperlakukan seperti itu.

“Yeeee akhirnya main Mortal Combat juga,ahahaha hebat!” ujar Lime. Ia memejamkan mata menikmati dekapan Fuse,sambil sedikit berflashback pada masa dimana mereka masih PDKT,dan memutuskan untuk pergi ke acara workshop kampus bersama-sama,dimana tema workshop saat itu adalah tentang perbedaan game dari Amerika dan Jepang beserta simulasi menggunakan PS 4.

“Kak,ayo main lawan aku?” colek Fuse di pundak Lime pada saat itu.

“Hayuk!”

“Halaaaahh lu cewek sok-sokan main PS ma, pencet tombol O,X dan kotak pun tak tau!” goda kakak tingkatnya, Yudi,saat ia mendengar Lime menyanggupi ajakan Fuse.

“Enak aja,gini-gini juga aku dulu suka main PS! Ayo liat sini!” tantang Lime.

Mereka pun sepakat bermain game Fighting Climax,kemudian Killer Instinct. Mereka memenangkan permainan tersebut bergantian.

Pengalaman yang menyenangkan, terutama bagi Lime pada saaat itu yang berpikir, “Oh,aku? Diajak main game sama gebetan? Hmm kapan lagi~”


Di tengah lamunan Lime akan masa lalu,ia merasakan bahwa payudaranya tiba-tiba dijamah.

“Kak,bangun woi! Duh digituin aja langsung tidur~”

“Ehh...siapa yang tid-“

Belum selesai Lime melanjutkan perkataannya, bibirnya telah dikecup,dan dikulum lembut seketika oleh Fuse.

“Mhhnn.....mhhnn...mhhnnn...slrrrpss...”

Lime membalas kuluman Fuse dengan menggerakkan lidahnya menerobos mulut Fuse,tak lupa sesekali menyedot bibir bawahnya.

“Mhhnhh...mpllhh slrrrppss...cksss...mucchh.....”

Bahkan tangan Lime kali ini cepat tanggap langsung memegangi penis Fuse yang masih terbalut celana pendeknya,meremasnya perlahan.

Tak mau kalah, Fuse membaringkan Lime di kasur, tangannya langsung memegang kedua buah dada Lime,meremasnya lembut,tak lupa sesekali memijatnya memutar,memelintir putingnya yang mencuat mencetak dibalik kaos yang dikenakan Lime.

“Kali ini aku pasti akan mengalahkanmu,sayang.”

[To be Continued in Saturday Night.]
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd