Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Waaah para suhu ternama kok betah disini yak :kretek:

Ini harus di awasi, kalau gak bisa berabe ini :kacamata:

Mohon ijin gelar tenda dulu hu, nanti kalau ada yg macem2 ane siap dengan bala tentara hu :pandaketawa:

:baca: dulu aah
 
Namun tangan Lime malah menggenggam tangan Fuse,berusaha menghentikan remasan pada payudaranya.

“A-Apa maksudmu...? Kau ingin lagi?”

“Kenapa,kak? Gak mau ya?” ujar Fuse,melepaskan tangannya dari payudara Lime, menatapnya dengan perasaan sedikit kecewa. “Yaudah gak apa,kak....”

“E-eh..benarkah?” tanya Lime,sebersit perasaan bersalah menghampirinya,namun juga ia masih kelelahan akibat semalam dan tadi pagi. “Maafkan aku..kumohon kau jangan marah,Fuse...”

Fuse tersenyum sinis. “Tapi,ingat,aku adalah mastermu.”

Diangkatnya dagu Lime. Kemudian Fuse membuka ikat pinggang yang ia kenakan di celana jeansnya, lalu mengikatkannya pada kedua tangan Lime,mengencangkannya.

“F-Fuse...”

“Aku tidak ingin kau menggangguku saat bermain game.”

Lime hanya bisa pasrah menerima hukuman dari Fuse, dengan kondisi tubuh berbaring dan tangan terikat.

Sementara itu,Fuse kembali menyetel PS4 nya,kali ini ia memutuskan bermain Killer Instinct. Namun, Fuse teringat sesuatu, ia mengambil lakban hitam yang terletak tak jauh di kolong kasurnya.

“Lime...” ujar Fuse,sembari menyibakkan rok yang digunakan Lime-sebenarnya rok itu adalah pinjaman dari tantenya Fuse,karena celana yang kemarin ia gunakan sudah “kotor”- dan terlihatlah gundukan vagina Lime yang tak terbalut celana dalam. Hari ini Fuse melarangnya menggunakan celana dalam.

*Plakkk!!*

“Aw!!!” rintih Lime,menerima satu tamparan cukup keras di vaginanya.

Fuse membungkukkan wajahnya sebentar,mengarahkan wajahnya pada vagina Lime,dan membuat seolah ia berbicara dengan vagina itu.

“Hai memek tembem~! Mau ikut main game?” ujar Fuse sembari mencolek klitoris yang ada disitu.

“Fuse,kamu gila! Masa memek kau ajak ngomong-“

*sfx : Pleppss!*

“K-Kyaaaa!!!”

Salah satu bagian untuk menggenggam pada stick PS4 itu dimasukkan ke dalam vagina Lime. Terasa sensasi yang geli,namun juga agak perih.

“Fuseee,kamu ngapaiin Fusee,lepasiiin!!!” berontak Lime,namun Fuse menahan batang stick PS4 itu dengan tangannya,sehingga membuatnya seolah mengaduk-aduk vagina Lime. Tak buang waktu,Fuse segera mengambil lakban,dan merekatkannya pada bagian stick PS4 yang tidak ikut terbenam di dalam vagina Lime,dan juga pada bagian luar vagina Lime yang botak.

“Huh,begini lebih baik!”


Setelah itu, ia mengatur mode permainan terlebih dahulu,yaitu “multiplayer”, agar PS4 yang sedang disumpalkan ke vagina Lime juga ikut bergetar saat permainan. Kemudian ia mulai memilih karakter game yang menurut ia terkuat.

Saat game sedang countdown menuju permainan...

“Siap-siap sayang...”

Fuse memencet tombol OK pada PS4 yang tengah disumpalkan,lalu..

*sfx : Plakss!!*

Satu tamparan pada vagina Lime,dan Fuse memulai permainannya

Fuse bermain game tersebut dengan sangat lihai, melawan karakter lawan yang sudah pasti tidak akan bergerak akibat tidak dimainkan oleh Lime. Fuse menghajar boss lawan dengan jurus-jurus terbaiknya. Setiap pukulan dan jurus-jurus itu keluar dan mengenai karakter lawan,pasti batang PS4 itu akan bergetar.

Fuse sengaja memukul lawan berkali-kali,yang berakibat stick PS4 yang disumpalkan pada vagina Lime terus-menerus bergetar.

“Aarrghh Fuse...aarghh...hhahhh...aaghnnn...”

Badan Lime mulai kelojotan,ia merasakan seakan vaginanya tengah disumpal oleh vibrator.

“Ampuunn Fusee ugghhnnn....ugghnnn.....”

Fuse melanjutkan memukul lawannya sementara ia sesekali menoleh ke arah Lime.

“Hehehehe, ayo dongg masa gitu aja gak bisa lawan,hehe payah ah!” ujar Fuse,dengan ekspresi mengejek. Kemudian ia mengeluarkan jurus terakhirnya,jurus yang paling dahsyat.

*sfx : Zrrttt zrttt zrtttttt!!!*

“Aaaarghhh Fusee nngghh oaaahhkkk-aaahhhkkk!!!”

*sfx : Bless....kcipkk..cleppsskk...”

Lime langsung menggeliat hebat,stick PS itu semakin terbenam di dalam vaginanya,bahkan hingga menimbulkan bunyi.

“Aahh...kakak...ummhhnn sampai bunyi begitu...” gumam Fuse,melihat kakak tingkatnya, dan tangannya mulai meloloskan celana jeans hitam yang ia kenakan,sehingga penisnya kini mengacung bebas. Fuse mengocok penisnya sesekali,sebelum ia melanjutkan game pada ronde selanjutnya.

Kali ini Fuse sengaja memilih karakter dengan skill terburuk, dengan kemampuan memukul yang melempem supaya ia bisa lebih lama menghajar karakter lawan,dan membuat stick PS4 yang disumpalkan ke dalam vagina Lime semakin sering bergetar akibat efek pukulan yang bertubi-tubi. Lime sendiri sempat menengok ke arah layar monitor TV,dan mengernyitkan dahi terhadap pilihan Fuse.

Untuk apa dia memilih karakter itu? Itu karakter yang jelek,gak punya kemampuan apapun.

Kemudian keheranan Lime sepertinya terjawab, saat Fuse memulai kembali permainannya,dan sengaja mengulur waktu dengan memukul karakter lawan dengan sembarang dan bermain kabur-kaburan.

*sfx : Zrrtt zrtt...zrtt zrtt...*

“Errghh..Fusee..aahh..mhhnn...”

Tubuh Lime kembali menggeliat, pahanya meronta-ronta kesana kemari menahan sensasi nikmat pada vaginanya.

“Aahhnn Fusee ughhnn...kumohonn..aaahkk....”

“Kumohon kenapa,kak? Hmm?” jawab Fuse tanpa mengalihkan pandangannya dari layar kaca.

“Aaah,akhirnya! Rasakan!”

Fuse memencet tombol kotak berkali-kali untuk memukul,menyebabkan stick PS4 yang disumpalkan di lubang kenikmatan Lime bergetar terus-menerus. Perlahan tapi pasti batang stick itu terus bergetar intens sehingga akhirnya menggaruk-garuk G-spot pada vagina Lime.

“Aaahhnn...aahhnn..aaghhn...ohhnnnn....” Lime tak kuasa menahan sensasi geli, lubang vaginanya berdenyut-denyut kencang tanda sebentar lagi ia akan mencapai puncaknya.

“Mphhnn Fuse...mmhhnnn...ugghhnnn.....” Lime menghentakkan pantatnya ke kasur sesekali,berusaha mengempot-empot vaginanya seolah menolak stick PS4 yang bergetar itu keluar.

“Aaarghh Fusee...haaahhh....akkkhh....!!”

*sfx : Croootss creettss sreettss...srrttss....!*

Menyemburlah cairan cinta Lime seperti kencing,merembes membasahi paha dan kasur Fuse.

“Aaahh..Fuse....kkkhh...muncratt...aaagghnn....!”

Lime masih menghentak-hentakkan badannya,menuntaskan orgasmenya. “Aaarghh Fuse gelii arrghh..ugghnnn kkhh k-kumohoonn aahkkk sudaahh...aaahhh....!”

Fuse baru menyelesaikan permainannya saat nafas Lime sudah tersengal-sengal.

“Haahh...hahhh...”

Fuse tersenyum lebar,lalu tertawa.

“Huahahaha!”

Kemudian Fuse melepaskan stick PS4 itu dari lubang vagina Lime dengan hati-hati. Terjuntailah cairan cinta saat stick PS4 itu dilepaskan,membasahi sebagian dari body stick PS4 tersebut.

“Basah,nih. Keringin dulu,gih!” ujar Fuse,menyodorkan batang stick PS yang basah itu ke mulut Lime. Lime menjilat dan mengemutnya,merasakan sendiri rasa cairan cintanya yang asin manis.

“Slrrppss..mhlnn...mplhnn....umplhh...sleerrp...”

Wajah Lime saat mengoral stick PS begitu menggoda,membuat Fuse kembali mengocok penisnya yang tegang.

“Ayo,sekarang giliran pakai joystick!

Apa?? Ada lagi?!

Lime hanya bisa membelalak-itupun lemah-saat Fuse berniat menghajar lubang vaginanya dengan joystick. Namun..

“Sini sayangku.”

Fuse membaringkan badannya secara horizontal saat posisi Lime adalah vertikal di atas badannya sehingga membentuk huruf T. Setelah itu,Fuse memiringkan badannya menghadap Lime,dan mulai memasukkan penisnya perlahan-lahan ke dalam lubang vagina Lime.

tumblr_nhjjgmbLmP1rkvwzuo7_500.gif


“A-aahnn..awwhh....!”

Lime merasakan vaginanya kembali sesak sekaligus nikmat terisi penuh oleh penis Fuse. Kakinya bertumpu pada pinggang dan bahu Fuse,sementara Fuse memegangi kaki Lime yang bertumpu pada bahunya. Ia mulai menggenjot vagina Lime,memuaskan batang penisnya yang membutuhkan kehangatan.

“Aaahnn...mhnn...oohnnn.....” tak sadar Lime mendesah panjang,merasakan kenikmatan dengan posisi seks yang berbeda dengan kemarin. Dengan bantuan kakinya yang bertumpu, Lime mulai menggenjot lubang kenikmatannya,menggaruk-garuk dinding vaginanya yang gatal dengan penis Fuse.

“Ohh yesshh..mhhnn....”

“Hehehe,katanya tadi gak mau,kak?” goda Fuse,sengaja memelankan genjotannya.

“Aaahhkk ayolah Fusee...” Lime terpaksa berusaha lebih untuk memuaskan vaginanya dengan menekan genjotannya pada penis Fuse.

“Hmmhhnn....yeaahhh!”

*sfx : Cplakk!*

Dengan tiba-tiba Fuse menghentakkan penisnya hingga mentok ke dalam vagina Lime.

“Aaahh!! Ohkkk..!!”

Selama beberapa menit mereka bersetubuh dengan posisi seperti itu,dengan ritme genjotan yang berbeda-beda. Sembari menggenjot, Fuse sesekali menjilati paha Lime,kemudian berpindah mempermainan klitoris Lime yang mengeras.

“Aaahkkk Fusee...aahhkk ...mhhnnnn....ugghnnn....”

Genjotan Lime semakin menjadi-jadi,dapat dirasakan dinding vaginanya berdenyut-denyut serta semakin banjir. Sembari terus menekan-nekan dan menguyel klitoris Lime, Fuse bertanya,

“Kenapa,sayang?”

Sembari menggenjot Lime dengan memutar, Fuse melanjutkan pertanyaannya.

“Kamu pasti mau keluar,kan~?”

Merasakan denyutan pada dinding vagina Lime yang semakin kencang,Fuse melepaskan penisnya,dan menggantinya dengan 4 jari tangan yang dicolokkan ke lubang kenikmatan Lime.

“Mhhnn ayoo sayanggg..ohhkkk yeaaahh~!!”

Fuse mengocok vagina Lime dengan agak kasar, namun semakin menghajar titik G-spot Lime sehingga tubuh Lime semakin menggelinjang,kakinya kelojotan hebat menendang-nendang tubuh Fuse.

“Aaaarghh Fusee oaaaahkkkkk...oaaahkkk mmhhhnnnn ooohhkkkkkk!!”

Lime mengangkat-angkat pantatnya,dan..


*Sfx : Cplurrtsss cplrrtsss srruutssss...!!”

“Aaaahh Fusee akkkhhh akuu keluaarrrr lagi sayanggggg...aaahkkkk...aaargghhkk!”

Lime membanting pantatnya keras-keras,vaginanya kembali menyemburkan cairan cinta,membasahi tangan Fuse. Fuse melepaskan kocokannya,dan berganti menampar vagina Lime.

*sfx : Plakk plak plakkk plakk!!*

“Orrghnnnn yaaahhhhh aaaaahhhkkkk....!!” Erang Lime, kemudian melemas. Pantatnya gemetaran hebat. Sementara Fuse meratakan cairan cinta yang muncrat itu ke paha dan vagina Lime.


Setelah itu,Fuse bangkit, menatap kondisi kekasihnya yang semakin lemas itu. Masih ada seringai lapar di matanya.

“Hnnggkhhh....ugghh...khh....”

Lime mulai menangis,ia merasa lemas. Melihat itu,Fuse datang,memegangi belakang lehernya,mengangkat kepalanya.

“Kok kamu cengeng banget ya,sayang?” Fuse menoel hidungnya.

“Uhhkk..hnnkggs...ghhh..” Lime tak mampu menjawab,seluruh tubuhnya gemetar.

*sfx : Plakkk!!*

Satu tamparan mendarat di pipi kanan Lime. Tangisan Lime semakin keras.

“Huwaaa....ugghh hngkss..Fusee....”

Fuse membanting kepala Lime ke kasur,kemudian memaksa membalikkan badan Lime sehingga ia tengkurap. Tak lupa dilepaskannya ikat pinggang dari tangan Lime.

Lime pikir segalanya sudah selesai,maka ia memutuskan untuk merangkak dan meraih bantal yang ada disitu untuk istirahat. Saat Lime sudah meraih bantalnya dan baru saja hendak merebahkan diri...


*sfx : CTAAARRR!! CTARRRR!!!*

“AAAAAARRGGHHHH!!!!!” jerit Lime,keras.

“Mau kemana,bodoh?! Kita belum selesai!”

Fuse berdiri dan berkacak pinggang di atas kasur,dengan memegang ikat pinggang. Dengan kesal ia menendang pantat Lime yang masih berposisi nungging, sehingga posisi badan Lime agak ambruk-ia menahan beban tubuh dengan sikunya agar tak terjatuh- sementar kepalanya membentur sandaran ranjang. Wajahnya jatuh ke bantal.

Namun,melihat pose Lime yang sedemikian rupa malah membuat birahi Fuse semakin menjadi-jadi. Ia menghampiri gundukan vagina Lime, kembali memasukkan dua jarinya,namun tidak dikocok,hanya didiamkan di dalam sana.

“Unggh...” Lime sedikit mendesah. Dengan jari yang masih bercokol di vagina Lime,Fuse mengubah posisinya menjadi berlutut di sebelah Lime,kemudian mengalungkan ikat pinggang pada leher Lime,menariknya paksa agar wajahnya menghadap penisnya. Tiba-tiba...

“Aaww!!”

Fuse mencubit hidung Lime dengan kasar, akibatnya Lime berteriak,mulut ternganga. Dengan kesempatan itulah Fuse memaksakan penisnya masuk memenuhi rongga mulut-dan hampir tenggorokan-Lime.

“Aaahkk uhh....puasin kontol gue dulu lontee...ohhkk....enakk aja lu doang yang puass anjinggg..” racau Fuse,menyodok mulut Lime maju mundur. Sementara tangannya yang satu lagi mulai mengocok pelan vagina Lime.

“Mpphh slerrpss...glerpppsss ....mplh mhnnn.....”

Bersusah payah Lime mengulum dan menjilati penis Fuse-yang entah mengapa ia merasakan penisnya berukuran lebih besar dibanding kemarin malam- dikulum dan disedotnya penis itu dengan kuat, sesekali salah satu tangannya menjamah buah pelir Fuse,memijatnya agar Fuse puas. Benar saja...

“Aarrghh yeahh umhhnn ahahahah ohhhh...kamu kok pinter banget nyepongnyaa sayangg...unchh..ughhh...”

Fuse merasakan penisnya seakan ditelan,ia mengacak-acak rambut Lime pertanda kenikmatan sementara ia semakin mempercepat kocokannya pada vagina Lime yang membanjir. Sementara itu Lime mengemut penis Fuse maju-mundur dengan semakin cepat, sehingga dapat dirasakan penis Fuse agak mengembung dan berkedut.

“Aaahh yeaahh teruss sayangg ....yeaahh..hahahah..ohhh...!!” ujar Fuse sembari menampar pantat Lime sesekali,dan kembali mengocok vaginanya. Vagina Lime pun sudah berkedut-kedut dan semakin kencang seolah memijit jemari Fuse. Menyadari itu,Fuse segera melepas kocokannya pada vagina Lime,berganti menampar vaginanya keras-keras.

*PLAAAKKK!*


“Enak aja lu keluar terus,anjing!”ujar Fuse,kesal,dan melepaskan penisnya dari mulut Lime,sehingga lenguhan dan erangan Lime keluar tak tertahankan.

“Aarrrghh...ourrggnn...!!”

Meskipun sakit,namun tamparan tersebut juga justru menambah nikmat dan membuat vaginanya semakin berdenyut kencang. Namun tak lama kemudian,...


“KYAAAHHH!”

Fuse segera berganti posisi berdiri di belakang Lime yang nungging,menyodok penisnya keras-keras.

Menggaruk setiap senti dinding vagina Lime yang semakin sensitif. Terlebih Lime membalas sodokan kasar dari penis Fuse itu dengan mengempotnya di dalam vagina.

“Aaahh..ohhh...ohhhh....mhhnnn...Oaaahhhh...aahhnn....”

*PLAKKK!*


Fuse memecuti punggung Lime sekali,kemudian bertanya sembari menghajar vagina Lime.


“Memekmu lagi diapain sama kontolnya Fuse? Hmn?”

Lime yang sudah hilang akal meracau segila-gilanya,

“Mhhnn memekkuu ugghnn..ohhhnn lagii dikontoliiin Fuse ahkkkk....!”

Fuse merasa senang,lalu menampar pantat Lime bergantian,menambah sensasi nikmat di kemaluan Lime.

“Aaaahh ayoo katakann lagii pelacurku sayanggg mmhhn...ohhnnn yeaahhhh....~!”

Fuse menyodok vagina Lime semakin kencang,bahkan menyodoknya dengan gerakan memutar, sementara itu..

“Aargghhhkk enakkk ahhh enakkk ngentot sama kamu sayangg mmhhhnn...siksaa teruss aku sayanggg ...mhhnn ahh ngentotttt aahkkk...!!” ujar Lime,dengan lidah yang terjulur keluar menahan nikmat,serta salivanya yang perlahan menetes dari mulutnya.

Baik Lime maupun Fuse sama-sama merasa akan mendekati puncak saat mendengar racauan Lime. Fuse menghentak-hentakkan penisnya ke dalam vagina Lime,memecuti pantatnya bergantian.

“Aaarrgghhkkk pelacurrkuu sayangg mhnnn aku hamilin kamu ya sayangg mhhnn..terima pejuhku ini anjinggg oohhhkkkk!!”

*sfx : Crooottsss crroooottss creeettsss sreeettss splurrtss....!!!*

Cairan mani Fuse menyembur deras,membasahi rongga vagina serta rahim Lime,menghangatkan. Terasa tubuh Fuse yang agak bergetar saat berejakulasi,sementara kini tangannya berpindah menjambak rambut Lime.

“Ngaaaahhnnn Fuse sayangg aahhhkk...akkhh aku juga m-mauu muncrattt aahkkkk....aaahkkk...Aaaaaahhhkk!!!”

*sfx : Creettss srettss...splrrrttss...cplrrsss....~!!*

Cairan cinta Lime menyembur pula dengan deras,membasahi paha dan menetes di kasur Fuse,bahkan saking banyaknya,cairan mani Fuse ikut larut keluar membasahi kasur. Sensasi hangat di rahim serta nikmat dan siksaan bertubi-tubi dari Fuse membuatnya seakan kehilangan kendali dirinya.

“Huwarghhh aaahh...hikss..hikkss...ahh..Fusee...! Aku gak bisa b-berhenti muncratthh...aaahhhh..”

Tubuh Lime terus gemetaran hebat saat berorgasme,bahkan ia menangis dan lidahnya terjulur keluar,salivanya menetes sejadi-jadinya.

“Ampuunnhh Fuse s-shayanggg urrgghh ampoonnhhh.......” ujar Lime,mendongakkan kepalanya menatap Fuse dengan tatapan memelas.

“I love you Lime,muacchh...”

Fuse mencium bibir Lime yang belepotan saliva,mempermainkan lidahnya dengan lembut.

Akhirnya mereka menuntaskan orgasmenya,dan lemas. Ciuman pun terlepas.

Lime benar-benar ambruk,disusul Fuse yang menjatuhkan diri di sisi Lime. Sempat Fuse menatap jam dinding yang terpampang di kamarnya, pukul 10:40.

Akhirnya mereka tertidur kelelahan,dengan kondisi hanya menggunakan pakaian atasan sedangkan bagian bawah dibiarkan telanjang.

---

Pukul 14.00

“Haii-“ sapa Celine,terhenti, saat ia melihat Lime memasuki gedung, namun rasa heran muncul melihat Lime menggelayuti lengan Fuse. Terlebih kondisi Lime saat itu sangat lemas.

“Lime,kamu...?” perkataan Celine tercekat,namun ia berusaha menguasai diri. “Kamu kenapa,Lime?”

Sebelum Lime sempat menjawab, teman-teman Lime dan Fuse keburu muncul,menyusul di belakang Celine.

“Wahhhhh,Limeeey!! Kamu... pegangan tangan seperti itu!!”

“Ciee,yang kemarin pulang bareng,sekarang juga datang bareng,yak?” goda salah seorang kakak tingkat yang kebetulan berdiri di situ.

“Cieeee suiiwwwwiittt,udahh jadiaaann..PJ nya Fuse yaelahh!!!” ledek teman-teman seangkatan Fuse,heboh.

“Waduhh Lime, elu lagi-lagi,ye! PJ sini! Giliran teman-teman seangkatan Lime menimpali.


“H-Hei,aku ketemu dia di jalan-“ Lime berusaha protes,namun disela oleh Fuse.

“Wes wes tenang lah, iya,tadi tuh aku ketemu Lime di jalan,terus dia jalannya lemes gitu. Kutanya kenapa-“

“Iya aku jatuh pas mau kesini,kebetulan ketemu Fuse,jadi aku minta bantuannya dan menumpang..” tutup Lime. Orang-orang yang hadir disitu mangut-mangut, dan kembali sibuk dengan urusannya masing-masing,walaupun tetap ada beberapa orang yang tetap menggodai mereka berdua.

“Hahaha,makasih ,kamu pinter ngebohong juga,Fuse. Padahal ini gara-gara memekku bengkak habis dientot lagi sama kamu..” ujar Lime dalam hati.


“Ciee Fuse, tumben lu mau bopong cewek,eh?” goda Adit.

“Nah,nah,nah, candaan lu kayak gini yang bikin cewek ogah deket sama lu!” balas Fuse yang mulai kesal karena sisi jelek Adit keluar. Adit hanya bisa sewot,sementara Lime tertawa kecil.


Hari ini adalah puncak acara dari pameran Desain Industri yang mereka gelar, dimana pada malam hari,nominasi karya terbaik akan dibacakan,ditemani dengan workshop dan hiburan musik sore. Maka dari itu hari ini seluruh mahasiswa Desain Industri yang terlibat dalam acara akan menjadi lebih sibuk dibanding hari-hari sebelumnya,namun mereka akan mendapatkan hiburan yang lebih. Apalagi hari ini hari Sabtu, hari yang patut untuk dinikmati,tak terkecuali oleh dua sejoli Fuse dan Lime. Mereka menikmati workshop yang memasok ilmu pengetahuan mereka akan desain secara besar-besaran,juga musik sore yang menghibur. Walaupun begitu,sesekali selama acara,mereka curi-curi ke tempat sepi,misalkan WC,atau ruang panitia,untuk sekedar berciuman,ataupun melakukan foreplay hingga mereka orgasme.


[ Bersambung.]
 
Terakhir diubah:
lanjut lagi suhu....

Penasaran nih kelanjutan hubungan Lime dan Fuse. Dan apakah akan ada tokoh wanita lain dalam cerita ini.

wkwkw nantikan aja kelanjutannya~ spoiler dikit,ada kok karakter cewek tambahan hehe <3

wihiii... TPB, desain lagi, keknya kenal nih latar kampusnya mana

husshh diam :'v PM aja kalau tau hu wkwk

Waaah para suhu ternama kok betah disini yak :kretek:

Ini harus di awasi, kalau gak bisa berabe ini :kacamata:

Mohon ijin gelar tenda dulu hu, nanti kalau ada yg macem2 ane siap dengan bala tentara hu :pandaketawa:

:baca: dulu aah

wkwkw santaii ajaa mz mereka gk ngapa2in kok wkwkwk
 
wew ada typo,tp udh dibenerin kok hehe
 
[ Chapter 2 : Hidden Treasure ]


Pagi menjelang siang di hari Senin, dan Lime sudah duduk manis di atas salah satu meja yang berada di pojok ruangan TPB, tepatnya di jendela. Tangannya menggenggam pensil 2B,sedang menorehkan guratan imajinasi dalam wujud gambar di atas kertas sketchbook berukuran A5.

Bukan tanpa alasan Lime tiba-tiba memutuskan untuk menikmati me time di ruangan khusus mahasiswa tahun pertama Desain Industri itu. Ia berada di ruangan itu sembari menunggu rapat evaluasi pameran Desain Industri pekan lalu,yang dijanjikan oleh himpunannya akan diselenggarakan di ruangan TPB ini.

Ketika sedang asyik menggambar, tiba-tiba Lime dapat merasakan hembusan nafas di belakangnya,lalu sesosok yang semakin mendekat kepada Lime.


*PLOKK!*

“Aaahh!!”

Lime sontak kaget,seketika ia merasakan pantatnya ditampar,meskipun tak terlalu terasa sakit karena terlindungi oleh sweater wool yang tebal.

“Enak yaa,duduk di atas meja orang.” tegur Fuse,yang baru saja tiba di kelas.

“Numpang dong,bentar ajaa...” ujar Lime,agak memohon,namun tetap melanjutkan aktivitasnya. Namun Lime melihat sekilas Fuse yang sedang menaruh ranselnya di bawah meja.Kemudian Lime bertanya,

“Lho,sebentar,kamu baru dateng?? Kamu gak ikut kelas Berpikir Kreatif?”

“Ah,tadi juga dosennya ngechat di WA kalau dia gak bisa ngajar hari ini~ Jadi berangkatnya agak siangan,deh.” ujar Fuse,santai. Lalu menengok ke arah sketchbook Lime.

“Gambar apaan tuh kak? Cieeee~~~”

Lime terus menggambar, namun ia memberikan sedikit tempat untuk Fuse agar ia bisa melihat ke arah sketchbooknya,sehingga kini Fuse bisa melihat jelas bahwa Lime sedang menggambar sesosok manusia dengan ornamen tumbuhan,karakter fiktif.

“Ohhh....yaudah,permisi dong kak,mau dipake mejanya.”

“Tunggu bentar dongg,belum selesai nihh!!” ujar Lime,menggesekkan pantatnya ke meja seolah enggan untuk beranjak.

Merasa ditantang, Fuse menyergap Lime dari belakang, meremas lembut kedua buah payudara Lime yang terbungkus di balik sweater tebalnya.

“Nantangin nih,kak? Hmnn??” ujar Fuse,sembari mengendus-endus tengkuk dan punggung Lime,memasrahkan wajahnya di punggung Lime karena menikmati betapa empuk dan tebalnya sweater yang ia kenakan.

“Aaahh Fuse,j-jangan d-di sini~” Lime sengaja menekukkan lututnya,menutupi buah dadanya yang tengah diremas oleh Fuse agar tak terlihat orang-orang yang berada di ruangan itu.

“Aahh iya Fuse a-aku turun-aaahh...”

Namun Fuse tak mau berhenti meremas payudara Lime untuk menggodanya, ia tertawa kecil,dan kini iseng menjilati leher Lime sembari memeluk dari belakang.

“Slrrrphh..”

“Aahh,hahaha uhh...ihihii aduhh gelii uhhkk...”

Lime tak bisa menahan rasa gelinya,ia tertawa agak kencang. Sontak,orang-orang yang berada di ruangan itu memperhatikan mereka berdua, memperhatikan Fuse yang masih meremas buah dada Lime dibalik lutut Lime yang menghalanginya. Apalagi ada Eza yang duduk tak jauh dari situ,mulai mengambil HPnya,lalu iseng memotretnya.

“Hahaha, ciee pasangan romantis emang.” Ujar Eza,tertawa-tawa.

“Wah parah si Eza main foto aja!” ujar Fuse,agak sewot.

“Udahh Fuse,pada ngeliatin kan..” wajah Lime memerah malu,ia menunduk,dan mencubit salah satu tangan Fuse agar berhenti meremas payudaranya.

Untungnya,saat itu juga, kak Aya dan kak Hyuna,”orang besar” di himpunan datang memasuki ruangan,hendak memulai evaluasi pameran. Disusul oleh banyak mahasiswa lainnya yang pekan lalu turut serta membantu kelangsungan acara pameran tersebut.

Saat itu waktu menunjukkan pukul 11.00.

***

Setelah 3 jam membahas evaluasi pameran,akhirnya rapat pun usai. Para mahasiswa beranjak keluar dari ruangan TPB,termasuk Lime yang bergegas keluar ruangan,tak sabar ingin pulang untuk melepas penat di rumah. Namun...

“Kak.”

Tangannya ditahan oleh seseorang.

“Ada apa,Fuse?” tanya Lime,lembut.

“Kakak..bolehkah aku minta tolong?” ujar Fuse,sembari mempererat genggamannya pada tangan Lime.

“Katakan saja.”

“Kak,kakak mau kan,bantuin aku mengerjakan nirmana 2D..?”

Lalu Fuse menceritakan bahwa sebenarnya ia belum melakukan perbaikan nilai dari sejak pertama kali tugas 2D diberikan,dan ia mendapatkan nilai yang kurang memuaskan pada tugas pertamanya.

“Ihhh kamuuuu...bukannya dikerjain! Malah main game ajaaa..!” ujar Lime,gemas,sembari mencolek hidung Fuse. “Hayuk deh,aku bantu! Aku juga kangen nih udah lama gak mainan cat poster, hihi!”

“Yeee,asyik! Tapi..aku belum beli cat posternya nih!” ujar Fuse.

“Tak masalah,ayo kita ke toko Artland! Lagipula ada beberapa keperluan yang harus kubeli~!”

Singkat cerita,mereka pergi ke toko penyuplai kesenian bernama Artland, guna membeli keperluan untuk tugas Rupa Dasar 2D milik Fuse,dan juga membeli beberapa jenis kertas gambar untuk Lime.

Setelah kebutuhan mereka terpenuhi, mereka keluar dari toko itu,dan berjalan-jalan sebentar di dalam mall. Oh iya, toko Artland itu memang terletak di dalam mall yang cukup terkenal di kota kembang, terletak di lantai 2.

“Wah,kak, ternyata di toko itu harga cat poster lebih murah,ya.. 1 botol kecilnya bisa terbeli dengan harga sebelas ribu!”

Lime mengiyakan pernyataan Fuse, “memang Fuse,aku pun baru tahu toko ini kemarin dari kak Celine..meskipun toko ini agak jauh dari kampus,tapi worth it lah,peralatannya lengkap dan murah.”

Dan mereka seketika merasa mengiklankan toko tersebut,dan tertawa bersama-sama.

Kemudian mereka tiba di lantai dasar mall,dan menemukan restoran cepat saji khas Jepang. Tak buang waktu,mereka langsung memesan makanan di situ,dan setelah pesanan mereka sudah jadi,mereka menempati bangku yang terletak di pojokan,dan kebetulan bangku tersebut berupa lesehan,sehingga mereka bisa sekalian mengistirahatkan kaki mereka sembari makan.


“Fuse...”

“Hmm?” gumam Fuse,menjawab Lime yang memanggilnya karena mulutnya masih mengunyah ebi katsu.

“Aaaa~~” ternyata Lime ingin menyuapi Fuse,ia menyodorkan sumpit berisi daging teriyaki ke arah Fuse. Namun Fuse menolaknya, dan Lime bertanya-tanya.

“Mengapa,Fuse? Kau tak suka daging?”

“Bukan begitu.” Fuse meminum air sebentar untuk membersihkan mulut dan kerongkongannya,lalu lanjut berbicara,”Aku tak begitu suka bermesra-mesraan seperti itu di tempat publik kayak gini,kak.”

“Begitu,maafkan aku...”

Kemudian mereka melanjutkan makan, meski setelah itu pandangan Lime menjadi mengawang. Rupanya,sembari makan, Lime memikirkan resep apa saja dibalik pembuatan menu masakan khas Jepang yang sedang mereka santap ini, dan bila ia sudah tahu resepnya,ia akan membuatnya menjadi selezat mungkin untuk dimakan,kalau bisa berdua dengan Fuse. Yah,pikiran yang muncul bak memasuki mahligai rumah tangga.

Namun, akhirnya Fuse menyadari tatapan Lime yang kosong,namun ia salah menyangka.

“Kak Lime?”

Satu kali panggilan Fuse belum cukup untuk membuyarkan lamunannya.

“Kak Lime..” Fuse memegang tangannya. “Maaf kalau tadi aku menyinggungmu...”

Lime baru tersadar setelah tangannya dipegang. “Ehh? Apa? Apaan? Ohhh,aku sedang melamunkan resep untuk membuat masakan Jepang ini,hehe!”

“Eh, benarkah? Memangnya kakak tahu?” tanya Fuse,penasaran.

“Aku sedang memikirkannya~”

“Ohh..tapi, apa kakak pernah bikin masakan Jepang?” tanya Fuse,tiba-tiba.

Lime berusaha mengingat-ingat, ingatan yang kembali saat ia masih SMA dan mengikuti seminar kebudayaan Jepang bersama teman-temannya di sekolah.

“Aaahh,paling aku cuma pernah bikin sushi dan bento! Memangnya Fuse pernah bikin juga?”

“Pernah sih,tapi waktu SD...hehe.”

“Wahh, waktu SD? Udah lama,dong? Emang masak apaan?”

Chicken curry,tau kan?” jawab Fuse.

“Aaaahhh,tau kok! Tapi aku penasaran,apa bumbu dari kare tersebut sama dengan..dengan..” Lime

berpikir lagi.

“Dengan apa?” tanya Fuse.

“Dengan...bumbu kare yang dibuat saat perayaan hari raya??”

Fuse sontak menertawai Lime. “Hush,ya beda jauh lah kak! Hahaha.”

Lalu mereka pun tertawa bersama-sama.

“Oh iya,gimana kalau kita bongkar resep dari makanan ini, terus kita bikin bareng-bareng?” ujar Lime

mengutarakan hasil dari lamunan ia tadi.

“Ayo!” jawab Fuse,tersenyum.

Lalu mereka kembali terdiam,menikmati kembali santapan mereka, hingga saat santapan mereka hampir habis..

“Kak Lime,tutup mata deh.”

Lime menurut saja,ia menutup mata saat ia merasakan tangannya disentuh,dan telapak tangannya merasakan ia memegang sesuatu,seperti bingkisan kecil yang dibalut kain.

“Silahkan dibuka matanya,dan dibuka hadiahnya kak..”

Meskipun Lime heran mengapa Fuse memberi kado secara tiba-tiba,ia tetap membukanya,dan...

“Wah...i-ini..?”

Lime memperhatikan choker yang ia terima dari Fuse, dimana wujud choker tersebut ada berenda hitam,lengkap dengan liontin kecil berbentuk hati yang juga berwarna hitam,cocok untuk nuansa gothic.

“P-padahal... aku memang menginginkan ini,tapi aku belum pernah cerita soal ini padamu,kan? Tapi, makasih loh hadiahnya!” ujar Lime kegirangan,ia hendak memeluk Fuse saat Fuse berkata,

“Haha, coba pakai dulu,kak.”

“Oke!”

Lime langsung memakaikan choker itu pada lehernya.

“Wah, choker yang bagus,sangat cocok untukmu sayang!” puji Fuse. Namun,tak lama kemudian,

“Eh,tunggu sebentar kak, ada pesan,nih.” Izin Fuse,mengambil HP nya lalu terlihat seperti membuka pesan.

Lime menunggui Fuse berkontak di HP nya,tanpa rasa curiga,hingga akhirnya....

(sfx : Zzzrrttt...zrttt...zrrrtt...)

Lime merasakan lehernya seakan diberi getaran dan kejut listrik yang walau rendah tapi mulai menyakitkan. Ternyata choker yang ia pakai bergetar,dan mulai mengencang dilehernya sedikit demi sedikit.

“Aaaakhh..Fuse..orggh..uhukkkk....” Lime berusaha melepaskan choker itu dari lehernya.

“Fuseee ahkk...ohokk aku diapain Fusee.uhukkk ohhkkk..” ujar Lime,terbatuk-batuk melepaskan chokernya.

Ternyata, sedari tadi Fuse sedang mengatur kontrol dari choker tersebut dengan HPnya.

“Hahaha, sudah kubilang, kau adalah budak sexku,kan? Choker itulah yang pantas kusematkan padamu,sayang..” Fuse mendekatkan wajahnya pada Lime,menyaksikan wajah kekasihnya itu yang mulai memerah menahan sakit dan perasaan tercekik. Fuse menyentuh choker yang masih bergetar itu dengan ujung jarinya. “Aku telah meminta temanku yang berkuliah di jurusan Elektro untuk memodifikasi choker indah ini untukmu,sayang...” ujar Fuse,terkekeh.

“F-Fusee..uhukk..okhhh...ahakkhh...uhhhkk..” Lime mulai menangis, semakin merasa tercekik.

“K-kumohon Fuse lepaskaaann..akkhhh....”

Fuse mengurangi sedikit kekuatan dari choker itu,kemudian kembali berujar, “Baik,tetapi setiap kau menolak perintahku,choker ini akan semakin mencekikmu.”

“Apapun itu..huhuhu hiksss...hiksss..”

“Baik,sekarang...” Fuse mendekati Lime,dan mulai membuka kancing pada sweater Lime satu-persatu,namun..

“F-Fuse,apa yang kamu lakukan,di sini banyak orang----“

Choker di leher Lime pun langsung kembali menguat,seakan mengoyak lehernya.

“AAAAKKKH....hhHHH!” Lime berteriak namun tertahan,meski teriakannya sukses membuat beberapa orang menengok ke arah mereka. Namun nampaknya Fuse tidak peduli akan hal itu.

“Tak mau,ya? Ya sudah,biarkan saja choker ini menghancurkan leher-“

Belum selesai Fuse melanjutkan perkataannya, Lime buru-buru melepas kancing pada sweaternya,demi menyudahi siksaan di lehernya. Kini terlihat tubuh Lime yang mulus,dengan payudara besarnya yang kini sudah tidak tertutupi apapun lagi kecuali sweaternya.

“Nah,bagus.” Fuse segera mematikan getaran pada choker Lime. Lime pun bernafas lega.

“Sesuai dengan permintaanku,hm?” Fuse memegangi payudara kanan Lime dengan lembut.

“Mulus,tanpa penutup apapun....tetapi..” Fuse kembali menyibak sweater tebal yang dikenakan Lime itu, melepaskannya hingga tersangkut di kedua siku Lime.

“Nah,begini baru indah!”

*sfx : Ckrek!*

Kini Fuse memotret seorang gadis yang tengah bertelanjang dada di restoran Jepang tersebut. Lime hanya bisa menundukkan wajahnya,kembali menangis namun kali ini lebih pelan.

“Hiks..Fuse...aku malu ....hiks...”

Kemudian Fuse mendekat,berbisik kepadanya, “Gapapa sayang,kamu cantik kok,hmmnn..”

Kemudian Fuse mencolek sedikit payudara Lime,sebelum akhirnya ia menyodorkan sumpit makan Lime, dan menyuapinya daging teriyaki.

“Aaaaahh~ makan sayangku,ayo makan lagi~”

Saat itu, pengunjung restoran masakan Jepang yang beruntung dapat melihat kemolekan tubuh telanjang dada Lime, payudara besarnya. Bahkan beberapa dari mereka hanya memfotonya tanpa berusaha menegur mereka berdua. Lime dan Fuse pun akhirnya saling suap-suapan,namun...

“Ah,ups,jatuh!” ujar Fuse, ia ceroboh saat menyuapi Lime dengan teriyaki yang masih basah oleh saus bumbunya,teriyaki itu terjatuh dan sausnya mengenai payudara Lime.

“Aahhnn... Fuse..tak apa biar aku saja..” Lime dengan sigap mengambil daging yang terjatuh itu,lalu memakannya,akan tetapi...


“E-eh? Aahhhhnn...!”

Lime terkejut, kini Fuse tengah menjilati bagian atas payudaranya yang masih belepotan saus teriyaki itu.


“Sllrpps..mhn...”

“Fuse! Kamu-“ Lime refleks mencoba menyingkirkan kepala Fuse dari payudaranya,akan tetapi Fuse tak bergeming,malah ia semakin memperlancar aksinya,mengemut kedua payudara Lime bergantian sembari meremasnya pelan. Tak lupa Fuse mengurut-urut penisnya yang sudah menegang dibalik celana jeans hitamya, amat menikmati fetish barunya itu,yaitu saat pacarnya (dipaksa) melakukan adegan ekshibionis dan ia menjamah tubuh pacarnya itu di depan banyak orang. Suasana di restoran semakin ramai akibat pengunjungnya seakan disuguhi oleh adegan panas tepat di depan mata mereka. Ada yang riuh bersorak, bahkan sempat mengabadikan pemandangan panas secara langsung itu dengan kamera.


Namun tak lama kemudian,dengan sigap Fuse kembali memakaikan Lime sweaternya tanpa sempat mengancingkan,dan menarik tangan Lime dengan kuat,memaksanya untuk kabur dari restoran tersebut.


“Hiks hiks hikss...ugghh...” Lime langsung menangis sesenggukan,menutupi wajahnya dengan sweaternya.

“Kak...” ujar Fuse,memegang pundak Lime namun langsung ditepisnya.

“Fuse jahat!!!”

Lime sangat tersiksa oleh tatapan orang-orang di restoran tadi,terlebih seumur hidup bahkan ia tak pernah kepikiran untuk melakukan tindakan ekshibionis.

Fuse hanya terdiam,namun tangannya mengancingkan sweater Lime walau tak sepenuhnya,sehingga masih menyisakan sedikit pemandangan buah dada besar Lime dari bagian atas sweaternya.

“Maafkan aku,kak... yuk, pulang...” dengan lembut Fuse mendekap kepala Lime di dadanya,mengelus-elusnya sembari mengajaknya pulang. Lime menurut saja,walau masih sedikit menangis.

Setelah tiba di parkiran motor, mereka berdua segera pergi dari mall itu menuju rumah Fuse, dengan motor yang melaju kencang,menikmati angin sepoi-sepoi sore hari.

“Kak,sweaternya kancingin yang bener napa??Nanti masuk angin,loh.” goda Fuse,di tengah perjalanan.

“Uhhhhh..!!” Lime malah mencubit pinggang Fuse,gemas. “Kan tadi dibukain sama kamu,huh!”

Lalu Lime segera mengancingkan sweaternya,dan mempererat pelukannya pada Fuse dari jok belakang motor.


Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 17:30.

[To Be Continued..]
 
PERTAMAX...

Ijin :baca: dulu.

Wah tambah menarik nih, Lime dah pake coker, dah ga bisa ngapa-ngapain dan harus nurut ama Fuse.

Cuman pemaksaan exib'nya terlalu cepat dengan langsung menelanjangi dada Lime.
:Peace:

mbb,hahaha thx masukannya, ohh begitu ..karena fuse sendiri baru mengenal dunia ekshib dan blmtau cara yg tepat utk memulainya,sehingga caranya yg tadi itu emg gk bisa diterima oleh lime~ tapi ntar jg fuse ngerti ko jd bakal pelan2 dlu hahha xD
 
Akhirnya ad updatean.. Thank you suhuu

wew iya sama2 hu,thx jg udh mau nungguin apdetan ckckck


btw bakal update gk menentu karena TS kembali sibuk kuliah ~ :( tapi pasti diupdate sih
 
[Pukul 18:05]

“Aaahh...akhirnya sampai juga~!”

Fuse segera memasuki rumah, disusul oleh Lime, lalu melemparkan tasnya ke sofa. Sementara Lime langsung pergi beranjak ke kamar Fuse,yang kemudian diikut Fuse karena ia juga hendak ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Seakan kasur milik sendiri, Lime merebahkan tubuhnya sejenaknya yang kelelahan. Beristirahat selama beberapa menit sembari menunggu Fuse keluar dari kamar mandi.

“Kak, kakak inget kan,peraturan yang dibuat kemarin?”

Fuse muncul dengan handuk yang meliliti bagian perut bawahnya. Badannya terlihat basah, sepertinya habis mandi.

Lime hanya menggeliat dengan malas,sembari berusaha mengingat. Namun, melihat itu Fuse malah berdecak gemas.

“Ckckck...”

Kemudian Fuse mendatangi Lime, membuka kembali kancing sweater Lime hingga ia telanjang.

“Kakak harus bertelanjang setiap di rumahku.”

“H-Hei..”

Belum sempat Lime mencegah,Fuse dengan sigap menarik rok span Lime,dan..



“Nah! Bagus, sesuai permintaanku~!”

Puji Fuse,sembari menepuk bagian luar vagina Lime yang kini tak terbungkus apapun karena ia tidak memakai celana dalam,atas perintah Fuse.

“Mhnnn..!”

“Yaudah,ayo kak,bantu kerjakan tugasku!” ujar Fuse,sembari menarik lembut lengan Lime,memaksa Lime untuk bangkit dari kasur.

Tak lama kemudian, Fuse-yang kini hanya mengenakan celana dalam-bergegas menuju meja belajarnya,mengambil beberapa lembar kertas dengan jenis yang berbeda,gunting,cutter,penggaris dengan berbagai ukuran,kuas,serta spidol dan cat poster berbagai warna.

Singkat cerita, malam itu Lime membantu Fuse mengerjakan 3 tugasnya. Mudah bagi Lime untuk mengecat setiap tugas nirmana 2D Fuse dengan rapi,dan lagi ia bisa melakukannya dengan cekatan.

Fuse sangat puas dan berterimakasih karena ada seseorang yang bersedia membantunya mengerjakan tugas,namun ia juga penasaran bagaimana bisa kakak tingkatnya itu melakukan pengecatan terhadap tugas-tugasnya itu dengan rapi bak ahli cat tembok.

“Kak,kok kakak ngecatnya rapi gitu...gimana caranya?” tanya Fuse,sembari sesekali membandingkan hasil pengecatan yang ia lakukan dengan hasil pengecatan Lime.

“Hahaha...” Lime tertawa.

--- Flash Back ---

Hari ini adalah mata pelajaran Rupa Dasar 2D, dimana kali ini mahasiswa Desain Industri angkatan 2015 mengerjakan tugas nirmana warna dengan menggunakan cat poster.

“Eh,kamu...kok ngecatnya kayak gitu??” tegur Bu Nastiti,dosen yang mengajar pada saat itu. Ia mendatangi bangku Lime,dan mengecek pekerjaan Lime, cat poster yang ia poleskan pada kertas gloria.

“Ini warnanya gak rata,yang ini pasti terlalu encer sehingga kertasnya menjadi ‘berbulu’ begini...” tunjuk Bu Nastiti kepada Lime.

“Ini tuh jorok namanya!”

“....” Lime hanya bisa terdiam,ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia memang tak pernah berurusan dengan kegiatan cat-mengecat selama hidupnya sebelum memasuki jurusan ini.

“Sini,ibu ajarkan cara memulas cat yang benar.” Suara Bu Nastiti merendah,namun nadanya menekankan. “Karena saya paling benci orang yang bekerja tapi jorok.”

Dengan sigap ia segera mengambil kuas Lime,dan mulai menuangkan cat poster ke palet.

“Seharusnya kau mengambil cat dengan sendok kecil.semacam sendok es krim,lah. Namun tak apa untuk kali ini kita menggunakan kuas dulu~”

Lime hanya bisa mengangguk-angguk sementara Bu Nastiti mulai mencampurkan beberapa tetes air dengan cat yang berada di palet itu.

“Lalu kau rasakan kekentalan cat ini,jangan terlalu kental,apalagi encer...”

Bu Nastiti mengaduk cat yang telah tercampur air di palet,sembari berujar kembali,

“Harus bisa dirasakan kekentalan cat ini,harus dirasakan! Seorang desainer harus memiliki feeling yang kuat~”

Kini Lime sedikit demi sedikit tercerahkan oleh cara Bu Nastiti mengajarkan ilmu pengecatan padanya.

“Kalau ingin jadi orang maju,harus bisa mendengarkan nasihat orang lain.” Lanjut Bu Nastiti,lalu tersenyum pada Lime. Lime membalas senyuman Bu Nastiti,mengangguk. Petuah berharga yang akan selalu diingat oleh Lime sepanjang hidupnya.

Setelah dirasa kekentalan cat tersebut mencukupi, Bu Nastiti mengambil secarik kecil kertas gloria yang berada di dekat Lime,mulai memulaskan cat.

“Nahh...lihat ini.” ujar Bu Nastiti menunjukkan hasil pekerjaannya,lalu membandingkan dengan pekerjaan cat milik Lime. “Lebih baik mana?”

”Wah...yang ini lebih baik,bu. Lebih rapih!” ujar Lime sembari menunjukkan hasil kerja Bu Nastiti.

“Nah,iya kan? Lebih rata,lebih rapih...” ujar Bu Nastiti,tersenyum. “ Nah,sekarang coba kau ulangi caraku tadi,Lime.”

Lime menerapkan cara yang tadi diajarkan Bu Nastiti, dan benar saja,kini hasil pengecatan Lime jauh lebih baik dari sebelumnya. Bu Nastiti tersenyum puas,ia menepuk bahu Lime,tak lama kemudian ia beranjak ke bangku mahasiswa lain untuk melihat pekerjaan mereka.

--- Flash Back End ---

“Nah,begitu ceritanya Fuse...” ujar Lime, usai dengan cerita pengalaman Rupa Dasar 2Dnya setahun lalu sembari mengajari Fuse mengecat tugasnya dengan baik selama ia bercerita.

“Oh iya,jangan lupa,air untuk mencuci kuas harus selalu diganti dengan air yang baru,kalau air untuk mencuci itu udah kotor.” ujar Lime,sembari menunjuk gelas plastik berisi air yang sudah beberapa kali diganti.

“Iya kak,iya...” ujar Fuse,mengerti.


“Fiuhhh...”

Akhirnya tugas-tugas Fuse pun kelar, Lime merebahkan dirinya sejenak di kasur Fuse,mengistirahatkan badannya yang kali ini benar-benar penat. Fuse pun hendak begitu,namun....



*sfx : nada dering HP*

HP Fuse berbunyi. Tertera di layarnya, nama paman Fuse yang kini berada di Nagoya, Jepang.

Ada apa paman menelponku malam-malam begini? Padahal aku juga ingin tidur..

Fuse pamit dulu sebentar kepada Lime untuk menelepon pamannya di dapur. Lime mengiyakan saja.

*15 menit kemudian*

Fuse telah selesai bertelepon dengan pamannya itu,dan ia kembali ke kamarnya saat ia melihat Lime telah tertidur pulas.

“Wah,pasti dia ketiduran karena terlalu lama menungguku bertelepon...” ujar Fuse dalam hati.

Fuse memasuki kamar Lime dengan berhati-hati agar tak membangunkannya,lalu menyelimuti Lime dengan selimutnya.

Kini kantuk Fuse menghilang,maka dari itu ia bingung apa yang akan ia lakukan di malam yang larut ini, pukul 22:30. Belum lagi memikirkan soal perkataan pamannya nanti. Namun,tak lama kemudian,ia teringat akan suatu pekerjaan,maka dari itu ia bergegas mengambil dan mengenakan jaket serta celana panjangnya,mengambil sekop,dan pergi ke halaman rumah.



Fuse POV

“Hoshh...hoshh...”

Aku menyeka peluhku yang bercucuran. Akhirnya,setelah hampir setengah jam lebih menggali, kutemukan kotak itu. Kotak yang katanya berisi ‘barang laknat’. Setidaknya itulah perkataan yang kuingat dan kudengar dari paman dan bibiku saat mengubur kotak ini di dekat pohon mangga yang berada di teras belakang. Saat itu aku masih kelas 6 SD dan tentu saja aku tak tahu apapun dengan maksud semua itu. Tapi aku sempat melihat mereka saat memasukkan barang-barang tersebut ke dalam kotak sebelum menguburkannya. Barang-barang yang sama kulihat saat aku kelas 3 SD,saat kulihat di kamar tidur paman dan bibi,yang saat itu bibi langsung beringsut mengambilnya.

Barang-barang yang kutemukan setelah malam sebelumnya aku mendengar suara erangan,desahan yang aneh,teriakan,dan juga suara tangis dari bibiku di kamar mereka. Aku tahu karena kamar mereka hanya 1 tingkat di atasku. Tidurku terganggu saat itu,aku ketakutan. Aku hanya bisa meringkuk dibalik selimut,merapatkan tubuhku pada ayahku yang tidur di sebelahku.

“Ayah,ada apa dengan paman dan bibi...?” tanyaku saat itu .

“Ah,biarkan saja,biarkan mereka bermain..” ujar ayah. Jawabannya tak mengobati ketidakmengertianku. Bermain? Permainan apa yang menyebabkan seseorang sampai menangis dan berteriak keras? Sudah pasti permainan itu berbahaya,namun mengapa paman dan bibi melakukan itu berulang-ulang setidaknya tiga kali dalam seminggu?

Lebih parah lagi,suara yang terdengar dari kamar paman dan bibiku semakin aneh.

“Aaarghh ohhk..nikmaathh sayaanggg...aahkkkk siksa aku sayangg ahkkk...okkhhh...”

Aneh sekali,suaranya seperti erangan orang kesakitan,tapi kok berkata “nikmat”? Aneh sekali, sejak kapan ada orang yang merasa nikmat ketika disiksa? Belum lagi samar-sama aku mendengar seperti suara tamparan,yang membuatku semakin takut bahwa telah terjadi KDRT. Namun, sebagai anak kelas 3 SD yang belum memiliki keberanian,aku tak bisa melakukan apapun. Aku hanya bisa meringkuk,sembari menahan tangis pertanda kasihan akan bibiku.

Karena aku tak ingin jika sampai keluarga paman dan bibiku mengalami kejadian seperti keluargaku,kedua orang tuaku...

Suara tamparan dan sesekali caci maki pamanku mengingatkan akan kejadian bertahun-tahun silam,mungkin saat usiaku 4 tahun?

Aaahhh...sebenarnya aku benci untuk mengingatkannya kembali. Saat itu kusaksikan kedua orang tuaku bertengkar hebat, kulihat ayahku menampar ibuku, sesekali kudengar beberapa kali ayah ucapkan pada ibu kata “selingkuh”,”wanita jalang”,”perek”, dan lain-lain bahasa yang tak ku mengerti dan tak (mau) kuingat. Berakhir dengan kepergian ibuku saat itu juga,menenteng koper. Sejak itu tak pernah ku mendengar kabarnya lagi hingga aku kelas 4 SD dan bertemu dengannya saat aku beserta keluarga dari ayahku berlibur ke pulau sebelah, Lombok. Kini ibuku memiliki kehidupan yang lebih baik, ia merintis usaha salon dan dinikahi direktur pariwisata terkenal di Lombok sana. Namun hingga saat ini ibuku masih menghubungiku walau hanya melalui sosial media.

Tapi,sudahlah, tak ingin berlama-lama dengan mengingat masa laluku,aku bergegas mengangkat kotak besar yang ternyata adalah koper yang terbuat dari kayu,dan itu terkunci. Namun aku tak habis akal. Kuseret koper itu menuju gudang bawah tanah yang “segelnya” bsrhasil kuhancurkan semenjak aku pindah ke rumah ini.

Butuh hanya hampir seminggu bagiku untuk menata kembali ruangan yang “tersegel” itu. Tak sia-sia aku sempat mempelajari ilmu Merpati Putih, karena aku dapat menghancurkan rantai yang mengunci ruangan itu dengan mudah hanya dengan tendanganku. Saat ruangan itu terbuka, isinya membuatku terbelalak tak percaya,takjub. Ada kompor khusus yang biasa digunakan di laboratorium kimia saat aku SMA,berikut dengan peralatan lainnya seperti panci khusus,gelas tabung,gelas labu,dan lain-lain. Namun bukan itu yang membuatku tercengang. Ruangan itu sangat luas,dan “laboratorium” tadi hanya menempati 1/8 ruangan. 7/8 dari ruangan itu harus kuperlihatkan kepada kak Lime,mungkin hari Jum'at.

Tak lama,aku membuka koper itu,kuutak-atik sekrupnya dengan obeng agar kunci kopernya terbuka,dan berhasil. Setelah koper itu terbuka, terlihat sudah barang-barang yang selama ini kuduga. Tak salah lagi, ternyata dulu paman dan bibiku juga senang melakukan tindakan BDSM dan seksual lainnya,persis yang kulakukan dengan Lime! Pikiranku mulai menggila, celanaku perlahan menyempit,membayangkan bagaimana jika aku melakukan adegan itu dengan Lime,menggunakan alat-alat ini?

Aku segera mengisi panci dengan keran air yang kebetulan dekat dari situ,dan mulai menyalakan kompor untuk memanaskan air. Tak lupa kutuangkan alkohol 30% yang kubeli di supermarket. Kemudian aku mengambil pencapit besar yang berada disitu,dan menggunakannya untuk mengambil beberapa ‘barang’ yang sekiranya sudah berdebu dan perlu untuk dibersihkan,disterilkan. Kurebus ‘barang-barang’ itu hingga mendidih. Aku ingin barang itu bersih dan steril saat digunakan oleh Lime.

Setelah semua barang itu kusterilkan, barang-barang itu kuhanduki dengan hati-hati,kujemur dengan penerangan lampu bohlam kuning yang cukup.

Ahh,tak sabar rasanya menunggu 4 hari lagi. Aku beristirahat sebentar,kusandarkan badanku pada tembok. Kuraba-raba sakuku..oh iya ya! Aku kan tak bawa HP, HP ku sedang dicharge setelah paman meneleponku. Namun,kutemukan benda lain yang menjadi gundukan di sakuku.

“Celana..dalam?”

Akupun teringat, setelah aku bersetubuh dengan Lime di malam setelah pulang dari pameran, Lime tak mengenakan celana dalam karena vaginanya masih bengkak,ia merasa tak nyaman karena hal itu. Maka diam-diam aku menyakukan celana dalamnya,dan lagi, Lime tak menanyakan dimana celana dalamnya! Hufft..dasar,memang ada ada saja kakak tingkat kesayanganku itu.

Dengan hati-hati,kuenduskan celana dalam itu.

“Huuuppt!”

Eh,ternyata baunya tidak semengerikan bau-celana-dalam-yang-belum-dicuci-dua-hari- pada umumnya. Aku lanjut menciumi aroma celana dalam tersebut kuat-kuat,menikmati setiap bau kenikmatan yang merangsang indera penciumanku. Kusadari penisku telah ‘memberontak’ sehingga cukup menyakitiku yang menggunakan celana jeans hitam ini. Akupun mulai melepas resleting celanaku,lalu mempelorotkannya hingga ke betisku untuk memberi ruang pada penisku. Ternyata,bahkan kepala penisku sudah muncul menyeruak dari celana dalamku.

Perlahan kuelus penisku yang menegang itu,kupijit-pijit lembut kepalanya. Hidungku belum mau lepas dari celana dalam wanita beraroma nikmat itu. Bahkan kini lidahku pun ikut penasaran,menjilati dan menyicipi rasa dari permukaan kain pembungkus vagina pacarku. Asin manis. Rasa yang sempurna dipadukan dengan bau khas vagina perempuan.

Aku semakin menggila, wajahku terus berkutat dengan celana dalam itu sementara kini penisku sedang kukocok-kocok dengan ritmik yang berbeda-beda sembari membayangkan aku sedang menghajar vagina Lime dengan penisku.

“Ahh..Lime..aahnn...mhh...memek..”

Terbayang kembali adegan pesetubuhanku dengan Lime,dua kali kubuat memeknya bengkak. Aku ingin selalu seperti itu. Kocokanku semakin kencang,bahkan penisku kini berdenyut-denyut nikmat. Segera kupindahkan celana dalam wanita itu menjadi menggosok penisku,kugunakan sebagai ‘alat bantu’ku untuk bermasturbasi.

“Aahhhnn aagghhnn.... u-ughhh!!”

Setelah beberapa menit aku mengocok penisku,akhirnya ‘lahar’ putih nan hangat menyembur deras,membasahi celana dalam Lime. Namun,walau begitu, kepuasan yang kudapat masih kalah dengan kepuasan saat aku memuncratkan benih-benihku ke dalam vagina Lime yang hangat dan menjepit di kala ia berorgasme.

Kini hanyalah lemas yang tersisa,ditambah rasa kantukku yang muncul. Aku kembali merapikan pakaianku,dan berjalan keluar dari ruang bawah tanah itu menuju kamarku.



Lime P.O.V


Aku terbangun di pagi hari, saat aku merasakan kehangatan yang menerpa tubuhku. Sinar matahari? Oh,bukan. Melainkan karena selimut yang menutupi tubuhku. Tak hanya itu,kehadiran satu sosok manusia di dalam selimut yang kukenakan menambah kehangatan pada suhu badan ranjang tempatku terbangun. Melihat jam yang terpampang di dinding kamar dan menunjukkan hampir pukul 6 pagi,aku bergegas membangunkan sesosok manusia pemilik selimut ini, kalau tak ingin dia terlambat menghadiri perkuliahan Rupa Dasar 3 Dimensi-nya.

“Fuse...bangun!” Kutepuk dengan lembut pipinya,membangunkannya. Salah satu bagian dari wajahnya yang selalu senang kujamah,aku selalu senang melihat wajah babyface-nya setiap hari,dan hampir seluruh orang setuju dengan pendapatku akan rupa Fuse yang menawan khas keturunan Jepang itu.

“Mhh...” Fuse hanya bereaksi sebentar,kemudian malah semakin merapatkan selimut pada tubuhnya,dan melanjutkan alam mimpinya.

“Hei! Nanti kamu kesiangan loh!” ujarku,agak keras.

Fuse tak bergeming. Malah kini sayup-sayup kudengar dengkurannya. Aku sempat kesal, lalu kuperhatikan penampilan dia dengan seksama selama ia tidur ini. Tak tertutup sehelai benangpun kecuali hanya mengenakan celana dalam, ya, pakaian yang sama ia gunakan saat aku membantunya mengerjakan tugas semalam lalu.

“Ayooo Fuse,banguuunn..!! Bukankah kita akan ke kampus bersama? Aku juga ada kuliah jam 8!!”

Masih tak bergeming.

Tak habis akal,aku langsung mengarahkan tanganku ke gundukan kejantanannya yang masih terbungkus celana dalam.

Mau gimana lagi, biar dia bangun??

Kuremas lembut batang kejantanannya,kupijit perlahan terutama pada bagian ‘kepala’nya. Tak lama kemudian aku mendengar suara hembusan nafas berat. Pasti,itu pasti suara hembusan khas orang yang sedang terangsang. Namun,ternyata Fuse masih enggan membuka mata.

“Ha? Masih mau pura-pura tidur,ya?” selidikku,sembari menyibak celana dalamnya,dan menyambut batang kejantanannya yang perlahan mulai menegang. Kukocok-kocok lembut sebentar,sebelum ku menciumi batang kejantanan terfavoritku sejak November 2016. Akan tetapi...

Hei..bau ini? Sedikit bau..sperma! Wah..jangan-jangan semalam dia....

Namun tak dapat ku elak,bau itu justru langsung merangsang birahiku,niatku yang awalnya hanya ingin membangunkannya, kini malah berbalik diriku yang ‘terbangun’.

Tak menunggu lama,kumasukkan batang kejantanan Fuse ke dalam mulutku,bermula dari mengulum kepala penisnya dengan lembut,dengan lidahku yang menjilati kepala penisnya secara memutar.

“Mhhh...mhhn...glerrphh...slrrrppsss.....”

Kini penis itu semakin dalam kumasukkan dalam mulutku,kuemut dan kukocok dengan mulutku. Kulahap penis adik tingkatku itu dengan lahap akibat birahiku yang menggelegak,seakan ingin menelan semua ‘isi’ dari penis itu.

“Mhplhhn...mhhn..hmmhnn....”

Kulumanku semakin cepat,dan tak lupa aku memainkan kedua buah pelirnya,kupijit lembut agar adik tingkat kesayanganku itu merasakan kenikmatan.

Kini aku asyik ‘bermain’ dengan batang gagahnya,hingga aku bahkan tak peduli bahwa Fuse akhirnya terbangun,dan menggeliat keenakan.

“Mhh...mhnn....aahhh.....”

Kurasakan pantatku yang menghadap wajahnya sedang disentuh oleh Fuse,dielus-elusnya lembut pantatku. Kemudian berganti menjadi satu tepukan yang cukup keras.

*sfx : Plakkk!*

Aku masih melanjutkan mengulum penis Fuse dengan mulutku,bahkan kini aku “menelan” penis itu lebih dalam hingga mengenai seperempat tenggorokanku. Ini terasa nikmat, aroma khas kejantanan yang terkena sperma sedang dirasakan oleh mulutku.

“Umhhnn mhhnnn..glrrphh...mmhnn...”

“A-ahhh..kakakk...” desah Fuse. Dua jemarinya mulai nakal,menyibak bibir vaginaku,dan kemudian telapak tangannya berganti mengelus-elus lubang vaginaku,meratakan cairan vaginaku yang sudah membanjiri di sana. Hingga akhirnya..



“Mhhhnn!!”

Desahanku tertahan oleh batang kontol yang masuk ke mulutku. Dapat kurasakan bahwa kini Fuse memasukkan jemarinya di dalam liang vaginaku,menggerakkannya maju mundur. Aku menggerakkan pinggulku agar jemari Fuse semakin dalam mengocok liang vaginaku yang sudah berkedut-kedut minta pemuasan itu.

Gerakan jemari Fuse di dalam liang vaginaku kini berubah menjadi semacam garukan di dinding vaginaku,tepatnya di daerah G-spot,titik yang benar-benar menjadi kelemahanku.

“Aaaahhnn...mhhnn...F-Fusee.....!”

Aku melepaskan kulumanku dari kontolnya, tak tahan untuk mendesah. Aku menggoyangkan pinggulku dan menghentak-hentakkan pantatku ke arah wajah Fuse,menggeliat kenikmatan. Namun tetap tanganku tak lepas dari mengocok kontolnya yang juga sudah mulai berkedut-kedut dan mengembang,pertanda akan muncrat.

“Shhhh ohhh..mhhhnnnn~!! Enakkan mana dengan dikocokkin sendiri?” godaku, sembari mengocok dengan cepat,tak lupa menggoyangkan pantatku nakal sembari menepuknya keras,dan mendorong agar jemarinya menghujam memekku lebih dalam dan lama lagi.

“Ughh s-sayangg..ahhh...” erang Fuse,mulai kelojotan,kontolnya berdenyut-denyut kencang hendak memuncratkan lahar putih panasnya. Fuse membalasnya dengan menggaruk G-spotku agak kasar namun lidahnya menjilati klitorisku hingga aku mendesah kenikmatan.

“Aaaghhh ayoo keluarkann sayangg agghhh hmnphhh~!”

Aku menempatkan mulutku pada kepala kontolnya,dan...



*sfx : Crooootssss croootsss ssrrruuttssss...~!!*

Cairan lahar hangat dari kontol Fuse memenuhi mulutku,langsung kutelan bak binatang kehausan hingga tak ada satupun cairan mani yang menetes keluar dari mulutku. Rasa asin yang menjadi canduku.

“Sleerpss glerppss...slerrpsss...!”

“Aahh...kak L-Lime...uhh..awas kau kak! Kubalas kamu!” erang Fuse,tertahan, menuntaskan orgasmenya. Kali ini ia mengocok memekku dengan kasar,menghajar titik gspotku dengan jemarinya serta menyedot klitorisku seolah memaksanya copot dari memekku.

“Mhhnn ahgghh...F-Fuse...aarghhh ampun aargghhh ,aaaahhkkk aaaaahhhhhh.....” erangku,tak tahan untuk menjulurkan lidah sebagai tanda kenikmatan. Bahkan kini dapat kurasakan dua jari dari tangan Fuse yang satunya tengah menusuk-nusuk lubang anusku. Rasa yang agak perih,namun menjadi nikmat luar biasa.

“Aaaaahh...aahnnknn..uggghhhnnnn.... aaargggghnnn...!!”

Kugoyangkan pinggulku,kocokan Fuse pada memekku semakin menggila,klitorisku pun semakin membengkak. Bahkan kini memekku tak mau berhenti berdenyut dan memuncratkan cairan cinta.

“Urrrghh....hikss...aahh...ak keluarr...aaahkkkkk ahkkkk!!”

Aku meremas pantatku sendiri,tubuhku blingsatan seperti kesetanan, merespon semua kenikmatan dari tubuh bagian bawahku. Cairan cinta memekku muncrat tak terkendali, menyiram wajah Fuse serta bantal yang ia gunakan untuk tidur.

“Ahhkk ayooo lonteee,muncratinn terusss...ugghhh memekk pelacurrr...!”

Bahkan Fuse tak segan untuk meminumnya.

“Slrrrpss slrrpsss...slrrpsssss......glekk..”

Tubuhku gemetaran hebat,disusul dengan satu tepukan keras pada pantatku.

*PLAKKK!*

“Aaarrgghhnn..aaahnn...aakkhh...!”



Akhirnya aku jatuh lemas,memeluk betis Fuse sementara pantatku menimpa wajahnya.



...

*sfx : suara alarm dari HP Fuse*

“Hei! I-ini! Udah jam 7!”

Fuse segera menyingkirkan badanku,beringsut mengambil HPnya.

“Kamu sih!!! Aku bangunin jam 6 malah gak mauu!!” Aku membalasnya agak kesal,melemparkan bantal padanya.

“H-Hei!” Fuse berhasil mengelak dari lemparanku. “Ayo mandi,kak!”

Buru-buru Fuse menarik pergelangan tanganku,menyeretku ke kamar mandi dengan kondisi tubuh yang telanjang penuh keringat.

Kali ini kami hanya mandi,itupun terburu-buru. Tak ada sesi bercinta.

[Bersambung...]
 
:wow: :mantap: suhu...

Makasih updatenya. Penasaran dengan semua alat BDSM yang ada pada koper tua itu.

hahaha thanks suhu~hmmm isi kopernya akan dibahas sekitar 2-3 chapter lagi...karena masih ada beberapa cerita yg berhubungan dengan masa depan kedua tokoh (ups,ini spoiler sih) jadi mohon bersabar ._.m
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd