Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Saat cinta harus mengalah

aradea

Tukang Semprot
Daftar
23 Jun 2011
Post
1.123
Like diterima
1.617
Bimabet
Dering keras HP ku yg ke 2. Berbunyi keras. Aku terbangun dari tidurku.

“uhh. Baru jam 6. Siapa ini”. Rutukku. Dan menggapai HP yang ada di kolong tempat tidur. Tanpa melihat siapa yang menelepon, tombol menjawab panggilan kutekan.

“yaa. Siapasssihhh.masih subuh iniii”. Kataku sambil menahan kantuk. Siapapun yang menelepon, aku tak peduli cara menjawabnya. Karena telepon ini khusus teman teman dekatku saja.

Suara di sisi sana langsung meninggi. “bro bro. gue harus ke Surabaya ngedadak pagi ini. Tolongin gue dong. Anterin mala ke jobfair di disnaker ya”.

“Ahh. Si anton. Pagi pagi udah ngeribetin aja” pikirku. “ya.ok.jam berapa?.gue hasrus jemput?” tanya ku.

“ntar mala call lu deh.thanks bro.bangun lu.kelarin tuh skripsi.cepet cari gawe” akhir kalimat dari anton temenku.

Dan telepon ku akhiri. Aku lalu duduk.sambil memejamkan mata.



Namaku Aria. Usiaku tahun ini 25. Masih kuliah semester akhir yang tak kunjung selesai di salah satu univ swasta di kota bandung. Anton adalah salah satu temanku dari banyak teman lainnya. Rata rata mereka sudah selesai dan sudah mulai berkarir setelah selesai kuliah. Selain dari kiriman orang tua, biaya kebutuhan hari hariku bisa kudapat dari ngobyek ke teman temanku itu. Japrem dari permohonan bantuan dari mereka kepadaku. Entah service mobil, entah butuh benerin laptop, antar ortunya ke rumah sakit atau dokter dan juga salah satunya ini, menjadi supir pribadi pacar pacar mereka yang rata rata baru mau lulus atau lagi bimbingan. Dan hari ini, pagiku dimulai dengan mengantar si mala yang baru selesai sidang dan mulai untuk apply apply pekerjaan. Baik online ataupun mendatangi jobfair jobfair. Aku juga tinggal di kost kost an campur dekat kampus. Kost an campur ini tidak mengawasi perilaku penghuni kost an nya. Sehingga terkadang, lawan jenis bebas untuk mendatangi kamar penghuni kost. Dan membuatku merasa beruntung.



Sedang asik memejamkan mata, sebuah tangan keluar dari selimut dan menjamah penisku yang masih lesu. Dan seketika ada listrik mengejutkan otakku.

“yanggg”. Sebuah suara keluar dari balik selimut. Dan selimut ku singkap. Kepala erika muncul.

Hawa pagi dan sentuhan di penisku membuat otakku hanya memikirkan satu hal.

Kepalaku mendekat kepada wajah Erika. Kami mulai berciuman dan bergumul. Semakin lama semakin panas. Tangan kiriku mulai mencubit putting kirinya. tangan kananku mengelus area luar vaginanya. Saat kurasa mulai basah, jari tengahku, kumasukkan kedalam lubang vaginanya, dan melakukan Gerakan fingering.

“ahhh.sayang.aahhh.masikhh pagi inihhh.ohhh. emmh enakkk.uhhh” rintih Erika

Sekitar 10 menit pergumulan ini dan lalu aku menarik diri ke sisi ranjang lalu memunggungi Erika

“ehh.apaan ini.kok udah yang” protes Erika

“lanjut ntar yang. Aku ngantuk” jawabku

“eh ga sopan. Awas ya” balas Erika

Dan tahu tahu kepalanya sudah berada di bawah sana. Penisku sudah berada didalam mulutnya. Agak kasar dan kencang melakukan Gerakan kulum dan jilat.

“yang. Gak ahhh. Ntar lagi dongg” protesku pura pura

Tangan kanannya mencubit pahaku. Dan lalu dia dengan memaksa, membuatku terlentang penuh. Dan beringsut menaikiku. Lalu mengangkangi penisku. Dan dengan sekali dorongan. Penisku amblas ditelan vagina nya. Dengan Gerakan maju mundur terkadang memutar mutar dan kiri kanan secara keras, dia menggoyang penisku di dalam vaginanya.

“auhhh ahhh.ayyy.sakit ayy pelan pelan. Patah ntar” protesku

Sambil mengunci pergelangan tanganku dengan tangannya, wajah Erika mendekatiku. Dan menciumku dengan ganas sambal bergoyang. Lalu melepas ciumannya.tangannya menekan dadaku kuat dan semakin kuat menggoyang.

“ahh ahh ahh.suruh siapa HAH. Pagi pagi ngegoda aku Hah. Nih. Aku hukum” ceracau Erika sambal merem melek menikmati goyangan nya.

Setiap kata hah keluar dari mulutnya, maka dia menghentak kuat. Dan 10 menit kemudian aku merasa ada cairan panas yang melapisi penisku.

“ohhhh yangggg awchhhh aku dapet” ceracau Erika lagi, menandai orgasme pertamanya.

Dan setelah goyangan mereda. Erika ambruk ke samping ku.

Dan aku langsung mengambil posisi missionaris.

Kuhentak keras penisku maju mundur.

“ akh akh akh akh akh terus yang awh enak banget akum au dapet lagi ini” ceracau Erika menghadapi serangan kencangku

“oh..ah..nih. rasain hukuman buat cewek baik baik tapi aslinya nakal kayak kamu” sahutku.

Hanya 4 menit aku melakukan ini dan merasa ada hal hebat di ujung penisku. Dan ejakulasiku terjadi. 5 semprotan kuat spermaku didalam vagina Erika terjadi.

Aku berani lakukan karena tahu, Erika sudah ada di ujung tanggal akan haid. Orgasmenya yang selalu mengeluarkan cairan yang panas adalah tandanya. Dan biasanya setelah kami have sex dengan ejakulasiku didalam vaginanya. 2 atau 3 hari kemudian dia akan mens. Tanda lainnya adalah sakit pinggang dan payudara yang juga sakit yang menandakan akhir masa suburnya dan akan mens.

“okhhh aku keluar juga yangggggg.ouchhhhhh enak bangettt” ceracau Erika.

“semoga, ceracau Erika tidak terdengan teman kostku” pikirku

Dalam keadaan penisku mengecil dalam vagina Erika, kami lalu berciuman lama. Dan aku lalu melepas tindihanku dan memeluknya. Dan kami tertidur sebentar.



Mataku terbuka saat satu kecupan lembut mendarat di pipiku. Dan kulihat Erika sudah berpakaian rapih.

“aku ke kantor dulu ya. Nanti malem, gentian kamu tidur di apartemen aku lho ya. Aku punya baju dinas baru” kata Erika genit. Lalu berlalu sambil mengambil kunci mobil di atas lemari. Dan berjalan keluar pintu.

Ya. Erika pacarku, sudah bekerja. Untuk ukuran Wanita. Dia cantik. Pintar. Ambisius. Sehingga, dari sebelum lulus pun, dia sudah diterima di salah satu perusahaan farmasi di bandung dalam sebuah program MT. Hubungan kami dimulai dari pertemanan tidak sengaja alias dikenalkan teman. Saat menyelesaikan tugas skripsi tahap akhirnya, pekerjaan nya yang baru dimulai saat itu, membuatnya tidak memiliki waktu menyelesaikan skripsinya. Dan temannya mengenalkan aku kepadanya, dan aku membantu membereskan skripsinya. Dan pertemuan intens membawa kami ke hubungan berpacaran. Ya. Sebagai laki laki. Aku memang supel. Mudah bergaul. Memiliki banyak kemampuan. Dan aku fast learner. Dan banyak kemampuan yang aku miliki, aku gunakan untuk membantu orang lain. Tapi bila menyangkut untuk diri sendiri, entah kenapa aku malas. Bantu skripsi orang aku jago. Tapi skripsi sendiri, aku malas. Aneh memang.



Dalam lamunanku. HP ku yang ke 1 berbunyi. Nama “mala” muncul di layar. Telepon ku angkat

“ya mal?” jawabku

“kang. Tadi anton chat. Akang mau nolongin aku nganter ke jobfair ya. Hehehe. Soalnya akang punya banyak kenalan HR yang jaga stand” cerocos Mala

“ya mal. Nanti saya antar. Saya ke rumah anton dulu. Ambil mobil terus ke rumah kamu. Jemput. Job fair biasanya open jam 10. Saya jemput kamu jam 9.30 an ya” terusku

“boleh kang. Aku nunggu ya. Akang ga lagi repot kan?” tanya mala

“kebetulan lagi enggak mal” jawabku

“o k kang. Aku nunggu ya. Nuhun” tutup mala.

Aku lalu melempar hp ke bantal. Berdiri dan meregangkan badan sebentar. Jam menunjukkan pukul 7.30. masih ada 1 jam ke jam 8.30 untuk ku mandi lalu ke rumah anton lalu menjemput mala. Dan aku mulai menyalakan laptop untuk mengerjakan skripsi.



Tentang Mala dan anton ini lucu. Anton itu teman terdekatku. Kami satu SMA. Tapi saat kuliah, walau pengambilan jurusan kami sama, tapi beda kampus. Kemampuan ekonomi orang tua kami adalah fackor kenapa kami beda universitas. Kami sama sama pintar kata orang. Sama sama supel. Tapi ada satu kelebihan dan juga kelemahan anton. Juga sangat ambisius. Bermental petarung. Semua buat dia adalah kompetisi. Kemampuan pengambilan keputusan yang cepat. Leader alami. Energi besar. Siap konflik dengan siapa saja, bahkan mala saja bagi anton adalah partner walau sejatinya pacar. Sering anton mengeluhkan, mala itu manja, kurang mandiri, susah kalau diajak ke pertemuan pertemuan training. Gampangnya, anton itu seperti Erika pacarku, namun dalam bentuk laki laki. Sedangkan aku bukan petarung. Seorang peragu, pecinta kedamaian, senang berteman dengan siapa saja. Katakanlah anton itu batman dan aku adalah Alfred. Ohya satu lagi. Anton ini bukan anak sembarangan. Ayah Ibunya adalah pejabat kenamaan di kota bandung. Sedangkan aku. Ayahku hanya manager di sebuah perusahaan swasta. Ibuku seorang guru sma negeri. Kakakku 2 perempuan. 2 2 nya sudah menikah dan tinggal di luar kota. Dari mereka, orang tuaku mempunyai 3 orang cucu. Kakak ipar tertuakuadalah guru di pangandaran. Kakak ipar ke 2 ku adalah seorang tentara berpangkat biasa, karena hanya lulusan sma lanjut mendaftar program bintara TNI. Dia dan kakakku tinggal di asrama tentara di depok. Seringnya, kami keluarga besar berkumpul saat lebaran saja. Hanya lebih sering, kakak kakak ku mengunjungi mertuanya.



Nah. Mala ini adik angkatanku. Kami satu pembimbing skripsi sebetulnya. Tapi yaaa, dengan ketekunannya. Dia lulus duluan di banding aku. Dan aku Kembali mengontrak sks skripsi untuk lanjut. Sebetulnya saat dulu ospek dia, aku sudah naksir. Saat memulai pendekatan dengan pertemanan. Mala juga tentu kenal dengan anton. Dan dengan kepribadian kayak anton dan dengan aku tidak cerita bahwa aku suka mala dan tidak cerita ke anton. Mala jatuh ke pelukan anton. Walau aku sedih saat anton cerita, dia bisa jadian sama mala. Tapi aku senang sahabatku bahagia.

Namun Di sisi lain, aku bingung. Mala itu secara fisik dan penampilan, sangat biasa. Tidak cantik namun juga tidak jelek. Tipe pendiam. Tidak ikut kegiatan mahasiswa apa apa. Tipe kuliah lalu pulang. Yang aku tahu, pacar anton itu selalu cantik, bisa dikatakan spek model. Biasanya pintar pintar secara akademis. Dan aku tahu, mantan mantannya sekarang sehebat anton karirnya. Entah apa yang ada di pikiran anton saat memilih memacari mala. Dan pelan pelan rasa terhadap mala hilang seiring berjalannya waktu. Apalagi aku memiliki Erika sekarang.



9.30 aku sudah di depan pagar rumah mala. Tak lama setelah aku text. Mala keluar. Kerudung coklat dan berblazer serta rok hitam dan sepatu formal membungkus dirinya.

“ayok kang” ucap mala saat sudah masuk mobil.

Aku mengangguk dan melajukan mobil ke daerah sabuga. Jobfair diadakan di sana. Aku menemani mala. Bertemu dengan teman teman seangkatan yang sudah bekerja. Bertemu dengan beberapa adik Angkatan yang juga teman mala. Setelah menitipkan mala kepada teman temanku yang menjadi HR di perusahaan perusahaan yang ikut jobfair, Aku melangkah keluar mencari minum dingin. DanHP ku berdering. Nama ibu muncul di layar. Telepon segera kuangkat.



Jam 12.30, aku sedang menghadapi semangkuk bakso sambil berbicara dengan Erika via telepon sambil duduk di pelataran parkir sabuga di bawah pohon trembesi. Hanya jam makan siang, akua tau Erika bisa saling menghubungi. Diluar jam itu, paling kami text text kan. Erika menertawaiku yang mengantarkan adik kelas mencari kerja. Ledekan ledekan manja dan rayuan rayuan merangsang dia bisikkan dengan suaranya yang diserak serakkan di telepon, memancing gairahku.

“jgn gitu yang. Masih siang nih. Ntar aku ke kantor merkosa kamu di ruang loh” candaku

“sini kalau sayang berani. Ke kantor ke ruangkanku. Aku tunggu tanpa menggunakan celana dalam” godanya lagi

“udah dulu ya yang. Aku mau naik ke lantai 8” tutup Erika

Dan pembicaraa kami berakhir. “lantai 8” adalah kode dia bahwa akan meeting penting.

Tak lama, bahuku dicolek. Mala berdiri di sana.

“aduh akang. Ngebaso sendirian aja. Mana aku nge text nyariin ga dibalas” tutur mala

“maaf maaf. Aku lapar. Kamu mau?” tanyaku

“enggak kang. Pulang ajalah. Aku makan di rumah aja” jawabnya.

Lalu bakso yang tinggal sedikit kuhabiskan. Dan aku berjalan ke mobil dimana mala sudah jalan duluan

“gimana skripsi kang?” tanya mala di tengah perjalanan

“udah ambil data sih. Males ngolahnya” jawabku

“sayang kang. Tinggal ngolah sih. Terus uji terus bikin bab 4 ama 5 diberesin” tukasnya lagi

Dan aku pun berkilah atas hal lain. Sambil juga bercerita tadi ibuku menelepon mengabarkan sudah kirim uang saku bulananku bulan ini, dan mewanti wanti agar aku semester ini segera selesai karena tahun depan papaku akan pensiun.

“akang itu kan bungsu ya, seingatku?” tanya mala

“yos mal. Gue bungsu” jawab ku

Dan obrolan lain mengalir dalam perjalanan kami

Setiba di rumah mala. Saat mala turun dan aku memarkirkan mobil di garasinya dan menutup pagarnya yang tinggi, telepon khususku berbunyi.

“oy” jawabku malas malasan, karena tahu anton menelepon.

“gimana mala brad?.aman. hehehe” kekeh anton.

“aman bos. Ud di rumahnya nih”jawabku

“ok dah. Ngecek sambil gabut aja gue. Nunggu sesi meeting berikutnya” sahut anton

“gue doain goal lagi lu. Jadi inget gue dan fee supirnya ngegedein” candaku

“bahahahaha. Beres sob.bikin invoicenya” tawa anton di Surabaya sana

Lalu telepon selesai. Dan mala berdiri di teras melambaikan tangannya memanggil

“kang. Nih sirup lemon dingin” kata mala

Aku pun berjalan ke teras dan duduk dan langsung meminum minuman favoritku

“kok sepi mal?” tanyaku

“iya kang. Papa kerja. Mama sudah 3 hari di jogja. Kebagian jaga kakek. Kondisinya menurun kang. Sore ini papa dari kantor langsung ke terminal, nyusul mama ke jogja. Pulang minggu pagi mereka. Pakai kereta. Sore sampai bandung. Adikku kan pesantren di garut. Pulangnya kalau dijemput” jawab mala.

“oh.kamu sulung?” tanyaku lagi

“iya kang. Makanya aku ngejar cepat lulus. Biar cepat bantu ekonomi keluarga” jawab mala.

“eh kang. Aku liat data mentahnya bab 3 akang dong.mana sih yang akang males lanjut” ucap mala.

“ahtadi pagi baru aku olah lagi. Ada di dropbox. Ada komputer gak?”tanyaku

“ada kang. Yuk kedalam” ajak mala

Dan kami bangkit dari teras. Lalu melangkah ke dalam. Tanpa sadar aku mengunci pintu depan dan mengikuti malam masuk ke dalam kamar.

Saat di depan computer aku dan mala berdiskusi. Sampai di suatu momen saat mala menunjuk layer menggunakan tangan kirinya, tangan kanan aria bergerak mengambil mouse di kanan keyboard.dan siku tanganku tidak sengaja menyenggol keras payudara kiri mala

“aww” jerit mala

“duh sorry mal. Sorry. Ga sengaja” sahutku. Sambil nyengir

“sakit kang” kata mala lagi

“hehe. Maaf” kataku.

Lalu mala dengan agak cemberut melangkah keluar. Dan aku lanjut proses data berdasar arahan mala tadi. Tidak lama mala Kembali. Menggunakan kaus lengan Panjang dan celana kain serta jilbab rumahan.

Kami tidak saling berkata kata membahas tadi kecuali kalimat mengenai data skripsiku.

Sampai suatu Ketika hujan tiba tiba turun dengan deras.

“aduh jemuran” ucap mala lalu berlari

Lalu akupun ikut berlari ke arah halaman belakang. Dan mala sempat panik mencari kunci pintu belakang, dan aku ikut mencari dan saat menemukan, kami berebutan mengambil jemuran yang tergantung dan mengapitnya serta membawa nya ke dalam.

Saat berduaan di ruang setrika. Aku dan mala saling menatap dan tertawa. Bajuku rambutku basah setengah, juga mala. Dan dalam basah kaus mala, mataku terbelalak melihat payudaranya yang menantang, besar dan bulat yang tercetak karena basah kausnya. Aku melotot, lalu tersipu dan menjatuhkan jemuran jemuran yang aku pegang dan membalikkan badan, untuk melangkah pergi.

Dan tangan mala menarik tanganku.

“mau kemana kang?” tanya mala

Aku berbalik dan menatap mala. Wajahnya sendu. Entah setan mana yang membisiku. Tahu tahu, bibir kami sudah berpagut. Aku mencium panas pacar teman baikku.

Naluriku membawa tanganku meremas payudara mala dari luar. Dan mala menjatuhkan pula jemuran yang dia pegang. Mala menarikku jatuh ke pelukannya dan kami terjatuh di atas karpet karet dan tumpukan jemuran semi basah yang tadi kami angkat. Tangan mala mulai menyentuh selangkanganku. Entah siapa yang memulai semuanya. Aku mulai melepas seluruh pakaian mala dan pakaian ku sendiri. Dan tahu tahu posisi 69 sudah kami lakukan. Mala secara telaten menjilat biji zakarku dan aku mengoral vagina mala. Dalam kesadaran di antara ketidaksadaranku, aku tahu, vagina ini bukan vagina perawan. Tapi kenikmatan oral mala terhadap penisku, mengalahkan semua kesadaranku.
 
Tanpa kusadari aku sudah menindih mala. Kedua kakinya melingkar di pinggangku. Penisku sudah lama masuk kedalam vagina mala. Sambil berciuman, aku memajukan penisku dengan ritme sedang.

“ahh ahh ahh ohh akang ohh ahh” desah pelan mala.

Peluh mulai menetes di hidungku. Sudah 10 menit dalam posisi ini dan kemudian dengan sedikit memaksa, aku memutar tubuh mala. Nafsu lain mulai merasukiku. Dengan gaya doggy style aku melanjutkan permainan kami. Sambil menjambak rambut maya yang ternyata Panjang, aku menyetubuhinya. Terkadang menampar pantatnya. Payudaranya yang besar menggantung Indah berayun sesuai rytme sodokanku. Lebih besar dari payudara Erika.

“ohh ahh akang. Auh ahh oh enak banget. Ohhhhhhhh” ceracau mala lagi. Dan itulah orgasme pertamanya.

Dan aku mempercepat ritme sodokan penis. Dan sebelum ejakulasi, penis ku cabut kukocok dan sperma berhamburan ke punggung dan rambut mala. Dan aku ambruk di sebelah mala yang masih tengkurap.



Sepertinya aku terlelap sebentar, saat sentuhan halus tangan mengelus pipiku. Dan aku membuka mata. Dan aku terkejut saat melihat mala menitikkan air mata.

“maaf mal. saya gak maksud………”ucapku dan aku tak mampu melanjutkan kalimatku.

Telunjuk mala menutup bibirku.

“gak kang. Aku yang salah” ucap mala sambil tersenyum dan menitikkan air mata.

Lalu mala bangun dan memunggungiku dan mulai mengenakan celana dalamnya dan kaus. Bra dan celana, dipegangnya dan dia berjalankembali kea rah kamar. Aku sendiri terbangun dan membawa pakaian pakaianku lalu berjalan mencari kamar mandi. Setelah sedikit membersihkan bawah tubuhku. Aku kembali berbaju lengkap. Lalu duduk di dapur dan merenung. Dan HP berdering, yang sontak membuat jantungku berdegup sangat kencang. Agak lama kubiarkan dia berdering sampai akhirnya kujawab.

“yak halo” kataku.

“bro. dimana lu” suara anton bersuara.

“di tongkrongan di garasi endul” bohongku

“ohh. Eh tadi balik dari mala jam berapa?. Gue telepon dia kagak diangkat. Nge text kagak di balas” lanjut anton.

Sambil menenangkan diri dan menahan debaran jantung. Aku coba menjawab menahan agar tidak gemetar

“ga lama dari lu telepon bro” jawabku

“ohh. Ok dah. Gue coba call sohib sohibnya. Kali ngelayap bareng” pukas anton.

Dan saat anton berbicara. Mataku melihat ke arah kamar mala. Di sana, di celah yang sedikit terbuka, aku melihat sosok mala mengintip. Aku mematung hingga anton menutup telepon. Entah apa yang dia bilang di akhir percakapan kami. Aku tak mendengarnya lagi.

Aku melangkah ke kamar mala. Mengetuk pintunya. Tak kunjung terbuka. Dalam redam suara hujan, kudengar isak dibalik pintu. Kubuka perlahan. Di situ. Di atas tempat tidur. Kuluhat mala telungkup. Isak tangisnya terdengar jelas. Aku mendekat perlahan. Berdiri disebelahnya.

“mal. Maafkan saya. Saya menyesal” ucapku

Hening cukup lama. Dan aku terduduk di meja rias mala. Aku menatap nanar keluar. Dan tak lama, dering teleponku berbunyi. Nama Erika muncul di layar. Dalam kepanikanku, aku melangkah keluar kamar., menarik nafas dan hembuskan dan mengangkat telepon.

“ya yang” ucap pelanku

“hah. Knapa bisik bisik yang. Lagi di mana?” tanya Erika

“oh. Eh. Enggak. Ketiduran. Aku di tongkrongan biasa” jawabku

“ooo. Udah makan yang?. Ini….Aku kayaknya agak maleman pulang. Kamu duluan aja ke apartemen ya. Bobo duluan. Nanti aku dateng……………………” jeda Erika

Dan diikuti kalimat suara syahdu menggoda dari Erika, “aku mandiin kamu. teru.....kamu harus puasin aku ya yang.”

Dan telepon ditutup. Aku memejamkan mata dan kepala terasa pening
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd