Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA SALAH SASARAN - Ipar-Iparku yang Ahhh... Sudahlah (NO SARA!)

CHAPTER 22



Aku benar-benar lagi dalam kondisi on fire banget bro. Bagaimana tidak, sejak berakhirnya bulan Ramadhan, istri masih belum memberikan pelayanan padaku untuk memanjakan si otong. Lalu, saat tiba di Bandung, sejak siang tadi adik iparku malah menyiksa, mempermainkanku, usilnya bahkan tak ia tuntaskan karena memang waktu dan kondisi yang tak memungkinkan. Penyiksaanku belum berakhir. Tambahan siksaan dari si biang kerok Azizah ini, kembali terjadi dua jam’an yang lalu waktu aku bersamanya membeli cemilan malam hari buat mereka bertiga yang masih pengen nongkrong malam ini untuk mengobrol sampai larut.

Jadi saat aku tiba bersama Azizah di rumah tadi, mereka bertiga malah berlanjut ngobrolnya. Yang anehnya, istriku benar-benar tak terbuka otaknya untuk berfikir, apakah suaminya tersiksa apa tidak sih. Masa iya, dia tak sadar-sadar juga padahal ada satu kejadian sore tadi yang membuat kami berdua malu karena menjadi bulan-bulanan bullyan keluarga tepat di meja makan pula. Itupun karena satu penyebab, yaitu aku lagi terbakar.

Lalu sekarang….

Bagaimana caraku untuk menuntaskannya?

Errrrr! Aku sampai menggertakkan gigi ini saking kesalnya aku atas kelakuan istriku yang tidak ngerti-ngerti juga dengan kondisi suaminya. Aku juga sudah dua kali mengirimnya pesan yang telah ku pastikan dari kejauhan jika istriku yang memegang ponselnya - karena kebetulan aku masih ada di ruang tamu bersama Rafiq, mengobrol juga sambil ngudud - mengajak istriku untuk segera berasyik masyuk. Mungkin quickie adalah jalan yang tepat bagiku, tapi lagi-lagi istriku meresponnya dengan emoticon ketawa ‘doank’. Kan sue namanya kalo udah gitu. Punya bini tak pengertian gini rasa-rasanya pengen aku ganti saja deh. Ups! Maaf, bercanda.

Setelah aku tak lagi punya selera untuk meladeni obrolan Rafiq, maka ku pungkasi kebersamaanku dengannya, sembari izin buat lebih dulu tidur dengan alasan lelah habis menyetir tadi dari Jakarta ke Bandung.

“Sip bang.” Rafiq menjawab. Ia pun beranjak setelah aku beranjak dari sofa lebih dulu.

“Bun… ayah tidur duluan ya” suaraku agak mengeras, sembari menatapnya dengan tatapan yang penuh kekesalan.

“Iya yah. Bunda masih asyik ngobrol”

“Halah, paling lagi bergosip” balasku.

Setelahnya ku tinggalkan rumah utama menuju ke rumah di depan sana, yang berada di tengah.

Kebetulan putriku tidur di kamar kedua mertuaku, bukannya waktu untuk memanjakan si otong sekarang sudah pas banget kan? Tapi nyatanya istriku tidak menyadarinya.

Jadilah aku yang awalnya ingin bermarturbasi, baca - Coli di sofa dengan bantuan JAV, eh, tau-taunya aku malah ketiduran.









Waktu telah menunjukkan pukul 00.23 menit ketika aku terbangun. Aku akui, kadang kala kalo aku bener-bener sudah kelelahan, di tambah lagi pusing kepala karena menahan desakan birahi, membuatku tidak sadar kalau ternyata aku sudah tertidur. Aku juga salah satu orang yang mudah tidur dimana pun aku berada. Mau di sofa, mau di mobil kalo sudah ngantuk, kalo sudah ku pejamkan mata maka aku pasti langsung tertidur dengan nyenyaknya.

Aku pun lantas beranjak dari sofa untuk mengecheck keberadaan istriku.

Rupanya istriku sudah tertidur nyenyak di dalam kamar. Kenapa ia tak membangunkan tadi ya?

Aku niatnya ingin menggerayangi istriku sekarang, tapi, perutku langsung mengajakku untuk berantem di malam ini. Jadilah aku terdiam sesaat, mencoba menenangkan suara keriyukan di dalam sana. Dilema sih. Mau langsung gerayangi istri yang lagi tidur, atau mengisi perutku dulu biar tak menganggu konsentrasiku nanti saat ku setubuhi Azita di kamar.

Rupanya, perutku menang di banding si ‘Kodir Botaak’ yang kembali berontak di dalam celana pendekku.

Aku pun sesaat memutuskan untuk mencari makanan di dalam rumah utama, berharap masih ada makanan yang tersisa, dan juga berharap pintunya belum terkunci.



Rupanya pintu beneran tak di kunci. Bukan hanya itu, di saat aku membuka kulkas, ahhh! Betapa aku bersorak gembira karena masih banyak lauk yang tersisa di dalam sana. Yah sudah, aku pun segera menyiapkan untuk ku santap malam ini sebelum memulai ronde pertama bersama istri di kamar depan nantinya.







Beres makan, aku rencananya menyempatkan untuk menikmati sebatang udud di depan. Aku pun mencuci piring makanku, kemudian setelahnya aku melangkah keluar.

Aku memutuskan untuk merokok di samping mobil, yang juga kebetulan berdekatan dengan rumah pertama dari tiga rumah di depan. Yang adalah berada di samping rumah kak Nira.

Baru juga proses isapan pertama, bahkan belum ku keluarkan asapnya dari mulut, tiba-tiba telingaku menangkap suara yang tak lazim. Aku langsung menahan batuk karena hampir keselek asap rokok di dalam, karena ku takut suaraku ini di sadari oleh pemilik suara yang tak lazim itu. Perlahan aku menghembuskan asap keluar dari mulutku, terbang bebas ke angkasa, seperti bebasku malam ini yang bakal mendengar secara diam-diam apa yang terjadi sebenarnya di rumah pertama ini.

Namun sebelum itu, ku putar pandanganku ke sekitar. Benar-benar sepi melempem. Tak ada orang lagi di luar sini, pagar rumah juga sudah tertutup rapat di depan sana. Memang kalo di siang hari, suara samar tak lazim seperti ini sulit di dengar, tapi tidak di malam yang sepi ini.

Aku yakin, itu suara Nira. Siapa lagi yang tinggal di rumah pertama ini selain dia. Gak mungkin Azizah kan? Hahaha!

Pada akhirnya, setelah merasa aman untuk mencuri dengar apa yang sebenarnya terjadi. Ku pusatkan konsentrasiku pada pendengaranku hingga aku menyadari bahwa itu benar-benar adalah suara Nira yang sdang merintih.

Pada awalnya aku tidak berfikir yang aneh-aneh, karena suaminya ada di dalam juga.

Pasti mereka berdua lagi bersetubuh.

Aku hanya mengira Nira lagi di genjot malam ini sampai kelinjeran dan erangannya tak ia sadari sampai keluar dan di dengar si biang borokokok ini. The one and only, Ardan Widjaja. It’s me.

Tapi jika ia melakukannya di kamar, bukankah kamarnya justru berdekatan dengan dinding kamarku yang rumah di tengah? Dan harusnya juga suara rintihannya bisa teredam, tidak sampai jelas seperti ini ku dengar. Karena penasaran, aku bergeser lebih ke depan, hingga aku yakin kalau suara itu datang dari ruang tamunya Nira.

What the!

Mereka ngewenya di ruang tamu. Hahahaha. Seru-seru.

Aku memutuskan untuk lebih ke depan, dan di saat ingin melewati jendela di depan, aku menunduk, dan bergerak kayak katak yang lagi tengkurap, demi mendengar jelas rintihan dan erangan kakak iparku ini seperti apa. Haha!

Setelah tiba di depan pintu. Masih dengan posisi di bawah, dengan pelan, ku tempelkan telingaku di daun pintunya.



Degh....




Nira sedang mendesah, lebih tepatnya desahan kenikmatan. Aku semakin penasaran. Mana si Kodir brekele perlahan bangun, kembali tegangannya maksimal.

Aku harus bisa melihat ke dalam, apa yang sebenarnya terjadi.

Dasar yah! Ketika orang ingin berbuat tidak-tidak, ada aja jalan yang di berikan oleh sang pemilik takdir. Sama sepertiku. Kebetulan kaca rumahnya ini memang tengah tertutupi horden, tapi rupanya posisi hordennya ada yang sedikit terlipat. Di situlah tempatku untuk bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Sejujurnya pengen liat juga sih tubuh telanjang kakak iparku yang lagi di siksa oleh suaminya itu. Dengan sangat pelan ku posisikan mataku dengan tepat dan dengan penuh kehati-hatian jangan sampai ketahuan.

Begitu mataku sudah mulai beradaptasi dengan ruangan yang temeram di dalam sana….



Tiba-tiba saja…..



Wanjir!

Jantungku hampir copot rasanya. Aku benar-benar di kejutkan dengan pemandangan di dalam sana.

Nira rebahan di atas sofa. Kondisinya masih berdaster, tapi jilbab lebar beserta khimarnya pun tak ia kenakan. Kedua tungkai kakinya mengangkang, sedangkan tangannya aku lihat sudah berada di bagian bawah. Dan yang membuatku jauh lebih terkejut lagi...........................



Nira hanya sendiri.



Gila!

Laki nya mana?

Tangan kirinya berada di depan selangkanyannya, sedangkan tangan kananya digunakan untuk memegangi ponselnya. Ohhhh shit, Nira masturbasi. Ku kerutkan keningku agar mendengar desahnya lebih jelas.

“Shhhhh….. ahhhh…. besaaaar sekali ahhhh”

Wait… wait!

Meski aku tak dapat dengan jelas melihat layar ponselnya karena posisinya ke arah tembok, jadinya aku hanya melihat di bagian sisi sampingnya saja, tapi pikiranku sudah kemana-mana saat ini. Apakah di layar ponselnya itu menampilkan foto penisku yang ku jepret secara close up?

Anjir! Tidak…. tidak. Itu tak mungkin.

Karena bagaimana cara dia mendapatkan foto tersebut dari HP istriku? Lagian, bukankah kalo ia memforward ke nomor WA nya, bakal di ketahui istriku karena adanya histori chat bersama kakakknya itu? Atau jangan-jangan setelah mengirim, Nira langsung menghapus di ponsel istriku?

Argh! Tidak. Sekali lagi, itu tak mungkin terjadi. Itu hanya sebatas angan-angan, sebatas imaginasi liarku saja.



Aku sungguh tak menyangka, kakak iparku yang kesehari-hariannya sangatlah tertutup, tapi rupanya, ia menyimpan sisi lainnya yang malam ini sedang menggebu-gebu.

Ku perbaiki posisi mengintipku. Aku memutar otak. Hasratku untuk ‘memakai’ Nira tiba-tiba saja muncul ke permukaan. Keinginan untuk menaklukkan kakak istriku setelah adiknya, semakin membesar di dalam sana.

Apa yang harus ku lakukan?

Oh iya, aku ada ide………….



Hmm. Ini sih lebih ke nekad sih. Tapi, gak apa-apalah. Demi sesuatu yang lebih menyenangkan ke depannya. Dengan satu harapan, semoga saja pintu rumahnya ini tidak terkunci. Pun jika terkunci, itu artinya rencanaku gagal untuk bisa lanjut ke step berikutnya. Tapi aku harus menunggu sampai waktu yang tepat untuk ku jalankan rencanaku ini.

“Ahhh… ahhh, ingiiiiiiinnnn di masukin. Ohh” rintih Nira semakin menjadi-jadi.



Begitu seterusnya, aku masih sabar menanti waktu yang tepat. Dan aku yakin kalian pasti sudah tahu, dimana waktu yang tepat yang ku maksudkan itu.

Begitu seterusnya. Yang aku lihat bagaimana upaya Nira untuk bisa mendapatkan orgasmenya sendiri dengan cara self service.



Hingga…………..



“Ahhhh Ar…. ahhh, akuuuu…… dikit lagi dikit lagi mau keluar. ahh”

Inilah saatnya. Batinku bergejolak. Dengan segera aku berdiri dan menggerakkan tanganku untuk…………..



Krieeeeek!!!! Wanjirrrrrr.........

Again?

Ahhh, bener-bener yah, orang yang pengen berbuat yang tidak benar, selalu saja di permudah jalannya. Terbukti, bisa-bisanya pintu rumahnya tidak dalam kondisi terkunci?

Awalnya aku ingin membukanya pelan, tapi karena perasaanku yang sudah menggebu-gebu, eh, pintu rumah malah ku buka dengan cukup keras. Alhasil, saat aku masuk, aku langsung memutar otak untuk segera berfikir apa yang mesti ku lakukan saat ini.

Aku masuk dengan cepat sambil memasang muka panik seolah-olah ada kejadian serius.

“Aahhhhhhhhhhh…..” desahan panjang pun terdengar dari Nira saat menyadari pintunya terbuka, serta menyadari keberadaanku di dekatnya saat ini.

Nira pun langsung reflek membelalak tapi lucunya kemaluannya tak segera ia tutupi dengan daster, dengan cara menarik dasternya ke bawah. Eh ini malah ia tutupi hanya dengan kedua tangannya saja. Tapi yang bener-bener ku saksikan di depanku saat ini, geliat tubuhnya yang seperti cacing kepanasan.

Meski dalam remang cahaya....

Tapi, apa yang ku saksikan saat ini, sangat-sangat menakjubkan.

Jadi, kalian bisa paham kan bagaimana kondisi tubuh seorang wanita yang lagi mendekati ejakulasi alias orgasme tapi tiba-tiba urung terjadi?

Seperti itulah yang ku saksikan saat ini di depan mataku, bro.

Jelas lah, birahiku semakin menggunung.

“Nir…. Kamu gak pa-pa? Mana bebeknya? Eh maksudku malingnya?” Kataku tapi dengan suara ditahan. Nira yang masih tersiksa karena sedang berada di titik puncak tertinggi, yang sebentar lagi orgasme, lalu tiba-tiba di gantung ke titik tak bertepi, dengan ujung pintu orgasme yang tiba-tiba terkunci rapat-rapat, oleh tindakanku barusan - malah menunjukkan ekspresi yang. Ahhhh! Sue. Seksi banget. Sumpah.

Tak mau kehilangan akal, aku pun lantas berucap kembali.

“Maaf, tadi aku denger kayaknya ada suara yang masuk ke rumahmu. Aku kira ada maling yang masuk”

Nira diam saja. Ekspresinya wahhh fantastic banget. Aku baru kali ini di hadapkan dalam situasi seperti ini, bro. Sumpah, aku bahkan sulit menarasikan bagaimana ekspresi yang tercipta pada wajah cantik nan syahdu kakak iparku ini. Wajah yang teramat sangat mendambakan penuntasan orgasmenya, tapi urung terjadi.

Aku menghela nafas, tapi mataku sempat melirik ke sisi bawah kakak iparku ini. Lebih tepatnya ke kedua telapak tangannya yang tengah menutupi kemaluannya.

Ingin rasanya ku sentuh tangannya itu, lalu ku geser biar bisa ku lihat jelas bagaimana bentuk kemaluan kakak iparku ini. Namun, hal itu urung ku lakukan. Jir….

Bro....

Woi Bro...........

Sumpah, gue.... deg-deg an banget sekarang. Anjir!

Apa yang bakal terjadi nantinya ya? Di saat aku kembali bertemu dengan Nira?

Eh tunggu!

Secara tiba-tiba, aku amat sangat terkejut karena di saat tanpa sengaja ponsel yang sempat terjatuh dari tangan Nira rupanya dalam kondisi masih on, layarnya masih menyala, aku menatap ke sana.

Hingga jantungku nyaris sekali lagi berhenti berdetak, sampai-sampai aku kembali menahan nafas, sembari memfokuskan sepasang mata ini dari remangnya cahaya untuk bisa melihat dengan jelas apa yang ada di layar ponsel tersebut.



What the…



Nira masturbasi dengan melihat foto penis laki-laki?

Iya lah, laki-laki. Gak mungkin betina punya penis kan?



Dan….

Foto penis tersebut, sepertinya tak asing bagiku.



Mataku lantas membelalak sesaat, ketika signal dari mata terkirim ke otak, untuk memproduksi sebuah ingatan pada sebuah kejadian yang tak begitu lama terjadi, dan jenak berikutnya, barulah ku sadari jika foto penis tersebut, adalah foto penis yang ku jepret secara Close up.



Anjir! Itu foto penisku.

Fuuuucckkkk!




BERSAMBUNG CHAPTER 23






============================​



Catatan :

Maaf, karena sudah banyak yang nanyain cerita yang lain, jadi ane pending lagi update chapter berikutnya untuk cerita ini ya. Yah, gak lama sih. cuma seminggu doank, lagi pen fokus lanjutin cerita yang lain. Hohoho.....

Yang gak sabar nungguin, yah serah lo pade lah. Emang gue pikirin.... hahay. Makan tuh kentang.....
 
Nah kan beneran nira ga tahan juga =))

Thanks updatenya om, masih setia menunggu gimana buasnya nira ketika keseharian tertutup rapat, pendiam & menahan orgasmenya yg sedang menggebu bertemu langsung dengan si empunya yg tak lain yg punya pentungan jumbo :pandajahat:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd