Chapter III
Aray
Wanita itu pun nampak bergegas menuju toilet umum dengan langkah yang terburu buru.
" Dasar orang ibu kota di tolongin cuman bilang makasih. " gumah Aray
Waktu yang terasa begitu sangat menjenuhkan bagi aray, dia tak terbiasa menunggu lama sedangkan rokok yang di miliki pun sudah tidak ada. Uang yang di pegang nya pun hanya tersisa 3 ribu rupiah. Ya pada masa itu adalah uang yang masih lumayan banyak. Era tahun 90 an biaya hidup masih tergolong sangat murah. Mungkin uang 3000 jaman dulu sangat lah berharga.
Waktu yang terus bergulir matahari yang semakin meninggi batang hidung Tio kawan yang tadi di telepon nya tak kunjung datang rasa gelisah juga cemas akan kawan yang memiliki kebiasaan suka datang terlambat dan terkenal berandalan pada jaman SMT nya. Tio adalah jagoan sekolah masa STM memiliki banyak pengikut dan terkenal di kalangan siswI SMA atau SMK lain. Tio adalah anak tunggal salah seorang juragan tanah di daerah desaku, memiliki uang yang banyak. Tapi masih gemar merampas uang jajan siswa lain. Dari ke jauhan segerombolan orang memandang ke arah Aray, bersama dengan 2 pengamen yang baru saja tangan nya nyaris patahkan. Entah apa yang mereka bicarakan hingga akhirnya mereka segerombolan preman berbadan tegap datang menghampiri Aray yang berdiri di sebelah warung.
" Mau kemana lu? " tanya salah seorang dari mereka
" Saya lagi nunggu temen " ujar aray masih sopan.
" bagi roko dong, mulut gw kecut belum ngeroko " ujar sang preman
" Maaf saya juga lagi gak meroko bang, " jawab aray dengan tenang.
Salah seorang dari mereka berteriak
"Udah geledah ajah ransel nya! " perintah si jangkung.
" banyak bacot lu sini tas lu gw periksa siapa tau lu punya barang berharga " ujar si gendut
Aray pun memberikan tasnya, mereka bongkar seluruh isi tas aray. Tapi yang ada hanya pakaian dan balsem.
" Wiiih... Gembel baru nih " Ejek si kurus
" Lu jangan macam macam disini kalo gak gw abisin lu " ancam si jangkung
" Saya, gak macam macam. Kan tadi saya bilang saya lagi nunggu temen. " Jawab aray.
" Gw liat tadi lu pelintir tangan anak buah gw waktu dia mau ambil tas dari cewek berhijab yang badan nya bau peju " Hardik si gendut yang merasa diri nya paling jago.
" Itu bukan tas kalian. Dan bukan hak kalian, kalian masih kuat dan cukup buat jadi pekerja kuli. Udah bang cari yang halal ajah jangan rampas hak orang lain. Apa lagi dia perempuan. " Ucap aray.
" Haaa...... Haaaa.. " mereka serempak tertawa
" Mau jadi ustadz lu! Ceramahin kita kita orang " Si kurus menjawab dengan memgacung acung kan jari telunjuk nya.
Mata aray mengikuti arah jari telunjuk si kurus. Aray sadar benar dia ada dalam posisi yang sangat berbahaya.
Aray memasang ke waspadaan nya dengan sedikit mengalirkan tenaga dalam nya ke telapak tangan bilamana situasi darurat terjadi dia sudah siap dengan mereka.
Tio
" Woi..! Ngapain lu ngerubutin temen gua? Mau cari mati lu sama gua.! "
Bentak Tip yang berjalan sambil berjalan ke arah Aray. Serentak mereka menengok ke arah Tio.
" Bisa gawat ada bang Tio " Ujar si kurus kepada si gendut
" Maaf bang kita kaga tau kalo dia temen abang. " Balas si gendut sambil memasang wajah ketakutan.
" Lu semua kalo mau ribut jangan disini, ayok ikut gw ke belakang terminal tempat parkiran bis rongsok. Gw gak akan ikut campur masalah lu sama temen gua. Gua bakal diem ajah. Tapi inget jangan maen peso, atau alat lainya tangan kosong aja. Yaa anggap ajah lu separingan sama temen gua, mau satu lawan satu atau sekalian rame juga oke. Gw gak bakal bantuin temen gua " Ucapan Tio yang membuat ku tercengang.
Mereka ada 10 orang berjalan di belakang Tio menuju tempat dimana bus rongsokan di parkir. Aray yang merasa kesal sekaligus tertantang karena mereka sudah meng acak acak isi tas ranselnya pun hanya berjalan di belakang mereka.
" Ray... Lu gak niat kabur kan" tanya Tio.
Namun aku tidak menjawab dengan ucapan. Tapi menjawabnya dengan aku berjalan di samping Tio yang sudah berada di depan.
Sekitar 10 menit Aray, Tio dan anggota preman berjalan sampai di tempat itu. Mereka segera berbaris dan aku berhadapan dengan mereka. Tak lupa aku menanggalkan jaket levis dan ransel di atas rumput. Mata hari yang semakin terik membakar pori pori kulit pun mulai menyengat. Keringat yang menetes serta debu yang terbawa angin.
" Eeh gendut lu yang dari tadi kaya jagoan maju duluan dah." Perintah tio pada si gendut.
Tanpa basa basi si gendut mulai menyerang dengan melancarkan pukulan hug kanan. Aray menangkis serangan itu dengan sangat mudah. Di barengi dengan tendangan berputar yang mengenai punuk belakang si gendut.
Buuuuugh..... Suara punuk yang terkena tendangan aray mengakibatkan si gendut tersungkur dan tak lagi bisa bangun.
Si kurus kemudia berteriak...
"Bangsaat..... Mati lu hari ini " ujar si kurus mengumpat sambil berlari maju.
Aray pun tak membuang kesempatan untuk menyerang setelah si kurus dekat aray langsung mendang si kurus hingga dia terpental di barengi dengan bunyi Krak... Rupanya tendangan Aray mengenai rusuk si kurus hingga mengakibatkan patah tulang. Kini dua preman yang di anggap paling jagoan di wilayah terminal terjungkal tak berdaya membuat anggota preman lain nyalinya menciut. Si cungkring pun maju tapi rahangnya langsung di cekik oleh aray dan membanting nya hingga wajah menyentuh tanah. Mereka semua semakin ketakutan melihat 3 kawan mereka langsung tak sadarkan diri.
" Udaah, Stop..! Cukup sampe disini. Lu semua bukan tandingan dia. Lu semua cuman taunya ngentot sama perek lampu merah " Bentak Tio kepada mereka.
" Bawa tuh semua temen lu ke rumah sakit. Kalo mati lu kubur kalo mereka idup biaya rumah sakit nya jadi hutang " Sungguh perkataan yang menurut Aray kejam.
" Maaf ray, anak buah gua bikin isi ransel lu berantakan. " ucap tio
" Ya gak apa apa lagian tas aku cuman isi baju ganti, uang sisa ongkos yang kamu kirim aku kantongi sama dompet. " Jawab Aray.
" Yadah yuk cabut ketempat kerja gw " Ajak Tio.
selama dalam perjalanan menuju tempat pekerjaan Tio. Disana Tio banyak bercerita tentang pekerjaan nya, Dan siapa Tio, Tio rupanya bekerja di salah satu tempat karaoke dan diskotik elit di pinggiran ibu kota. Peran Tio sendiri adalah Tangan kanan Tyson salah seorang bule asal Canada yang melakoni bisnis haram berupa tempat perjudian, karaoke dan klub malam.
" Tapi yang kami tawarkan ke aku pekerjaan halal toh " tanya aray pada tio
" Iyee gw jamin pekerjaan halal, gak ada sangkut paut nya sama perek,germo,minuman keras dan narkoba, lu kerja sebagai tukang sapu sama pelayan di kantor. Ya paling di suruh beli nasi padang sama gorengan pokok nya ini kerjaan halal buat lu. " jawab Tio
" Okey kalo itu saya mau. Asalkan pekerjaan itu halal dan aku dapat yang halal aku siap. Karena uang itu untuk tabungan ibu ku dan biaya adik adik ku sekolah " Jawab aray.
" Udah tenang ajah. Gw berengsek tapi gw gak mau lu jadi berengsek kaya gua juga, karena bokap lu dulu itu guru silat gw dan gw sangat menghormati bokap lu Ray " Tegas Tio sambil tersenyum.
sesampai nya di tempat karaoke yang Tio kelola. Dua orang satpam segera membuka kan pintu mobil sembari menyambut nya dengan sapaan bos.
Sungguh tempat yang begitu luas dan mewah juga gelamor. Para wanita wanita cantik nan seksi pun sedang berdandan ada juga yang sudah menerima tamu. Tangan tangan jahil pria hidung belang asik membelai belai lembut paha mulus sang gadis.
" gw masih gak habis pikir gimana bokap lu bisa meninggal " Tanya Tio dengan penuh penasaran.
" Bapak sedang berada di kebun. Tapi di serang sama wak Toha dukun sakti belakangan ini mau menguasai kebun pisang punya bapak, tapi bapak gak mau menjualnya sampai akhirnya hampir tiap malam ada kejadian kejadian aneh di rumah. Dan bapak pun selalu berduel dengan Wak Toha hampir tiap malam. " Tutur Aray. Yang membuat Tio merasa ikut Geram. ayah arai adalah seorang kyai sekaligus guru silat kanuragan dan kebatinan. Banyak dari anak anak muda di desanya yang menjadi santri juga murid ayah nya Aray.
" Ray. Lu itu jago beladiri, ilmu silat lu tinggi dan tenaga dalam lu luar biasa hebat kenapa sih lu gak mau jadi bodyguard Mr. Tyson. Lu bakalan kejamin hidup lu. Adek lu gak bakal putus sekolah dan ibu lu bisa naik haji " Pungkas Tio kepada aray.
Mereka berjalan sambil mengobrol.
" Boss... Temen nya ganteng gw rela deh di entot tanpa di bayar. Mau berapa kali gw sanggupin. " Ujar salah seorang wanita
" Iye boss kece badai nih temen nya. Mending jadi bodyguard gw ajah bos tiap malam gw susuin " tutur wanita lain sambil memegangi payudaranya yang besar.
" Lu berdua mau gw telanjangin, terus gw lempar ke terminal malam ini biar memek sama pantat lu megar di perkosan si gendut codet sama anak buah nya " Ancam Tio kepada mereka
" Ihh bos tega amat yaa. " jawab mereka serempak.
Salah satu dari mereka membelai dada bidang aray seraya berkata.
" Uhhh otot nya keker, gimana rasa kontol nya " Cerocos mereka
" Kontolnya kaya nya gede deh nih laki. Abis badan nya ajah laki banget " tembung perempuan lain.