Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Sanggupkah Aku Menjaganya? (Kisah Nyata)

#


Pakaianku sudah rapih dan siap untuk berangkat. Aku memakai kemeja flannel berwarna biru dengan celana jeans berwarna hitam. Hijab pashmina warna hitam yang aku pakai membuat serasi penampilanku. Tak lupa aku membawa sweater untuk menghindari terpaan panas matahari pagi ini. Sebelum berangkat, aku mengabari orangtuaku. Hari ini adalah hari sabtu. Satu jam yang lalu aku baru tau jika orangtuaku pergi karena harus melayat teman kantornya yang meninggal.

“yuk, berangkat yang” kataku sambil mengunci pintu rumah

Ardi sudah bersiap dimotornya saat aku menyimpan kunci rumah dibawah pot bunga ditaman depan rumah. Sudah menjadi kebiasaan keluragaku untuk menyimpan kunci rumah disini. Hal ini dilakukan agar siapapun bisa masuk kedalam rumah tanpa harus menunggu yang membawa kunci rumah. Menurutku hampir setiap rumah punya tempat rahasianya masing-masing. Rahasia yang semua orang tau.

Motor mulai berjalan. Ardi memintaku untuk memajukan duduk ku.

“emang kenapa sih yang? Masih kurang aja?” kataku agak kesal karena harus merapat dengan tubuh Ardi yang menjadikan payudaraku agak merapat dengan punggungnya.
“hahah bukan gitu, motornya jadi berat yang. Tapi, siapa sih yang bisa puas sama kamu, nagih hahaha” suara tawanya cukup menarik perhatian pengendara lain.

Khawatir omongannya yang barusan terdengar, aku mencubit tangannya. Ardi hanya merintih kesakitan sambil sesekali tertawa.

“kamu kenapa sih ketawa aja?” tanyaku penasaran

“gak apa-apa sih yang, masih kebayang aja teriakan kamu tadi” jawabnya yang membuatku teringat dengan hal yang menurutku cukup memalukan.


Satu setengah jam sebelumnya

---------------------------------

Setelah aku melepas pakaian tidurku, kini aku bertalanjang dada. Aku kemudian mengikat rambutku menjadi ekor kuda yang membuat bagian depan tubuhku makin terlihat jelas. Sebenarnya aku deg-degan juga dengan posisi ini. Sampai saat ini aku belum tau dimana posisi orangtua ku. Bisa saja saat aku menunggangi Ardi secara tiba-tiba mereka datang.

Tangan Ardi reflek meremas payudaraku. Remasannya begitu lembut dengan sesekali ibu jarinya menyentuh puting payudaraku. Aku sendiri langsung memeluk kepalanya dan mendekap wajahnya agar bisa menghirup aroma tubuhku. Ardi paham maksudku dan langsung mengerjakan tugasnya.

“aahhhh” aku mendesah saat bibirnya mulai menciumi payudaraku.

Tangannya masih aktif memanjakan benda kenyal itu. Bibirnya memberi kecupan disetiap sudut payudaraku. Sampai pada puting payudaraku, dia menghisapnya sangat dalam. Tak ayal aku ikut melayang.

“oohhhhh sayannnggggsss” antara perih dan enak.

Secara telaten dia bergantian menjilati, mengulum puting payudaraku. Remasan tangaku pada rambutnya membuat dia semakin beringas. Sepertinya semakin aku merasakan nikmat maka akan semakin bersemangat juga Ardi mencumbuku.

Lidahnya terus bergerak menjauh dari payudaraku. Kali ini leher menjadi sasarannya. Ardi paham betul, leher sebelah kiri adalah titik kelemahanku. Lidahnya menari disana dengan sesekali menggelitik telinga ku.

“enak gak sayang” tanyanya saat kami bertatapan. Tangannya masih tetap meremas payudaraku yang sepertinya semakin kenyal.
“enak sayang, kamu pinter amat sih” kataku sambil mencium bibirnya
“aku mau cium bibir yang bawah boleh gak”tanyanya dengan wajah yang sayu.
“aku takut ada yang dating tau yang” aku mencoba mengungkapkan keraguanku
“yaudah kalo gitu gak usah, kamu mandi dulu” tangannya mulai berhenti meremas payudaraku. Ardi rela melepas betinanya yang sedang birahi.
“yaudah deh sayang” aku bangkit dari duduk ku, mengambil baju tidurku dan berjalan ke kamar mandi di dekat dapur.

Aku langsung menutup pintu kamar mandi dan membuka celana tidurku lengkap dengan celana dalamnya. Tapi tunggu, celana dalam ku basah. Saat ku raba vaginaku juga sudah basah. Ada rasa bergetar saat aku belai vaginaku. Aku mencoba menghalau rasa itu, aku takut ada yang datang jika aku nekat melakukannya saat ini.

Saat aku mulai membasuh tubuhku dengan air, tak sengaja aku menyentuh vaginaku.

“aaahhhh” aku tak sengaja mendesah. Rasanya birahi ku sudah diujung.

Aku terus melupakan pikiran itu, aku terus melanjutkan mandiku. Saat aku selesai, aku tersadar tidak membawa handuk. Aku berinisiatif untuk meminta Ardi membawakannya. Toh letaknya juga tidak jauh.

“sayang, tolong ambilin anduk biru digantungan dong” aku berteriak dengan kepala yang menyembul di pintu.

Ada perasaan aneh yang belum tuntas dalam diriku. Saat aku kembali menyentuh vaginaku, masih terasa lengket. Aku masih terasing dipikiranku saat pintu kamar mandi diketok oleh Ardi yang membawa handuk. Aku langsung mengambil handuknya dan langsung mengeringkan tubuhku.

“sayang, mau minta tolong lagi, ada yang lupa” terikau dari kamar mandi.
“ada apa yang?”Tanya Ardi yang sudah berada didepan pintu kamar mandi nampaknya.

aku kemudian keluar kamar mandi dengan handuk yang terlilit ditubuhku.

“sayang, masih mau nyium bibir bawah gak?” aku mulai menjual harga diriku untuk kepasan batin ku.
“lah, kamu pengen yang? Nanti kalo ada yang dateng gimana?” Tanya Ardi khawatir
“yaudah sebentar aja sayang, nanti kamu langsung keluar aja kalo ada yang dateng” sekali lagi, harag diriku hilang.
“yaudah, mau dimana yang?” Ardi yang sebenarnya hornypun mulai luluh keimanannya.
“yaudah didalem aja yang” aku langsung masuk ke kamar mandi


Kami sengaja membiarkan pintu kamar mandi terbuka, agar jika ada yang datang Ardi bisa lebih mudah keluar. Kami saling berpandangan, sambil tangan Ardi mulai meremas payudaraku dari balik handuk.


“mau pake anduk aja yang? Susah dong” katanya sambil sesekali menicum keningku.


Spontan. Aku langsung membuka handuk ku dan menggantungnya. Tubuh telanjangku langsung terlihat. Lampu kamar mandi yang putih membuat aku semakin jelas terlihat. Kami berciuman, tangan Ardi langsung bergerilya di payudaraku. Aku langsung memeluk erat punggungnya.

“ooohhhh sayaaangggghhhh” aku mendesah saat lidah Ardi mulai menjalar di leherku.

Aku mengarahkan tangannya menuju vaginaku. Setelah sampai disana tangan Ardi dengan lihai membelai belahan surga itu dengan lembut dan telaten. Kombinasi antara rangsangan di puting payudaraku dengan lidahnya dan belaian tangannya pada belahan vaginaku membuat aku mabuk kepayang dan lupa diri. Bibirku terus mendesah seperti kepedesan. Tanganku terus meremas rambut Ardi saat rangsangan ini membuat aku semakin dekat dengan puncak kenikmatanku.

"kamu duduk sayang" perintah Ardi sambil melepaskan badanku yang mulai lemas

Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, aku menurut. Aku memposisikan diriku duduk di kloset duduk dengan kaki yang terbuka lebar. Kemudian Ardi bersimpuh didepan vaginaku. Sapuan lidahnya mulai membelai paha bagian dalamku. Sedangkan tangannya mencoba memegang kakiku agar tetap terbuka.

"ooohhhhhhh saayaangggghhhh" aku mendesah saat lidahnya mulai membelai lembut belahan surgaku.
"enak gak sayang?" tanya Ardi sambil sesekali menicum klitorisku
"ohhhhh yangghhhh" aku terus mendesah mencoba menikmati perlakuannya

Lidah dan bibirnya terus berkolaborasi menciptakan satu harmoni yang luar biasa. Terkadang aku heran, dari mana dia bisa seperti ini? Apakah ada wanita jalang yang mengajarainya?

"sayaang aku mau keluaarhhh, aahhhh ahhh ohhhhh sayaanggghhhhh"

Aku merintih keenakan saat lidahnya menari diatas klitorisku.

“aaahhhhhh sayaaang, auh auh aku keluaaarssshhhhhh” aku merintih agak menjerit saat aku berhasil mencapai orgasme ku.

Dia melahap habis cairan surgawai yang keluar. Aku masih terlalu lelah untuk berpikir apakah itu bukan hal yang menjijikan. Selama ini Ardi meminta untuk mengelurakan spermanya di wajahku, atau mengelurkan saat penisnya masih berada dalam mulutku. Tapi selalu aku tolak mentah-mentah karena, menjijikan bukan?

"enak banget ya sayang, sampe teriak gitu?" Ardi membimbing tubuhku untuk bangun dari kloset duduk di kamar mandiku.
"kamu kok bisaan sih yang? belajar dari mana?" aku masih terheran dengan kemampuannya
"ada deh, yaudah buruan. Nanti keburu siang" dia mencium keningku sebelum meninggalkan ku di kamar mandi sendirian


-----------------------

Setelah sekitar 30 menit perjalanan, kami sampai di salah satu pusat perbelanjaan di kota ku. Hari ini aku dan Ardi akan mengahbiskan waktu bersama. Setalah aku sibuk dengan urusan kampus, tak ada salahnya aku mengahbiskan waktu bersama dia yang sudah membantu membuatkan skripsiku. Selain berjalan-jalan, aku sekaligus mencari pakaian yang nantinya akan dipakai saat wisuda dan undangan ke salah satu teman kami.


#
 
Perkembangan terbaru yg bisa ane kasih sekian dulu.

Oiya, terima kasih atas segala respon yg suhu kasih buat cerita ini. Lewat cerita ini, ane mau angkat soal topik pacaran lama dan udah ngpain aja. Ini jadi pengalaman pribadi ane yg pacaran sampe 8 tahun lebih. Banyak orang yg nanya udah ngapain aja? karena ane udah lama pacarannya.

Semoga suhu berkenan atas hasil karya yg masih cupu ini.

Salam
 
Mantap nih.. kisah nyata ane demen bacanya,,, tetep update y
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd