Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Season 1 & 2] - Slavery Game

Tim siapakah anda?

  • Lia

    Votes: 68 21,1%
  • Indah

    Votes: 40 12,4%
  • Vera

    Votes: 20 6,2%
  • Yolanda

    Votes: 60 18,6%
  • Azizah

    Votes: 125 38,8%
  • Natsu

    Votes: 9 2,8%

  • Total voters
    322
SG 44 – One is Good, Two is Better


Sementara itu di rumah Vera..


POV Reza

Setelah aku berdiskusi dengan mas Teguh tentang rencana penyelamatan Nuha Paredan, mas Teguh pamit kepadaku lalu pergi ke luar rumah dengan membawa mobil Bramono.

Ia tidak menceritakan tujuannya hendak kemana kepadaku, tapi aku tahu ia mau melakukan beberapa hal yang aku minta tadi.

Kemudian aku berjalan menuju ruang kerja Bramono dan melihat Vera yang sedang sibuk mengedit video rekaman sambil dipandu oleh Bramono yang menjelaskan tentang cerita di balik video-video itu.

Kudengar Bramono tampak bangga bisa punya relasi dengan banyak pejabat negri ini dan memiliki video-video ini yang bisa digunakannya untuk mem-blackmail pejabat-pejabat itu. Vera juga tampak antusias mendengarkan cerita Bramono.

Aku hanya berdiri diam memperhatikan tingkah mereka berdua di depan pintu ruang kerja ini. Beberapa saat kemudian tampaknya mereka menyadari keberadaanku.

Bramono seketika berhenti bicara lalu bergerak sedikit menjauh dari Vera. Pandangannya langsung menunduk ke lantai. Ia tidak berani menyombongkan dirinya padaku karena aku sama sekali tidak terkesan baik itu dengan relasinya, pengaruhnya ataupun info-info kasus korupsi yang dimiliki Bramono.

Vera juga melihatku datang kemudian memutar kursinya menghadapku seraya tersenyum. Lalu dengan bersemangat ia mulai berkata,

“Mas mas.. coba liat sini deh.. Vera gak nyangka ternyata ini salah satu ketua komisi di Dewan Suara Rakyat terlibat korupsi juga. Ada juga ini ni, yang artis jadi anggota dewan itu ternyata korup juga. Padahal keliatannya orang baik..”, ujarnya sambil menggebu-gebu bercerita kepadaku. Aku terbengong melihat tingkahnya.

Aku malah merasa Vera saat ini seperti sedang menggosip dengan antusias kepadaku. Sepertinya sifat yang banyak dimiliki oleh wanita pada umumnya ini, dimiliki juga oleh Vera. Aku menghela nafas lalu berkata kepadanya dengan serius,

“Setiap korupsi yang mereka lalukan itu, sudah menyengsarakan rakyat terutama rakyat kecil”, kataku miris. Vera seketika terdiam dan mulai merubah sikapnya menjadi lebih serius setelah mendengar perkataanku.

Lalu aku melanjutkan,

“Negara kita sebenarnya negara kaya. Tapi banyak tikus-tikus yang menggerogoti lumbung padinya. Ujungnya rakyatlah yang menderita. Dan kau bangga dengan hal itu?”, tanyaku dengan intonasi meninggi sambil menoleh ke arah Bramono.

Bramono hanya diam tertunduk mendengar perkataanku. Namun tidak terlihat sedikitpun olehku penyesalan dari dirinya. Dan untuk saat ini, aku memang tidak mempersoalkan sikap Bramono itu. Karena tak lama lagi aku tahu dia akan mempertanggung jawabkan tindakan-tindakan korupsi dan kriminalnya itu.

Tujuan utamaku saat ini adalah untuk menghancurkan Rudy Zhao dan kelompoknya. Bramono sekarang hanyalah menjadi alat bagiku untuk bisa mendekati dan memancing Rudy Zhao. Jadi aku membiarkan Bramono dan kesombongannya ini untuk sementara waktu. Aku juga lagi malas untuk menghukumnya.

Setelah beberapa saat terdiam, aku lalu meminta Vera untuk menunjukkan video yang terkait dengan kasus korupsi yang sedang diselidiki oleh BPK , yang aku instruksikan kepadanya tadi.

Vera pun langsung menunjukkan satu folder yang berisi video rekaman pertemuan beberapa pejabat yang terlibat kasus itu. Di folder itu juga terdapat satu file audio dari video itu yang sudah diedit Vera. Lalu ada juga 1 file ms word yang berisi data transaksi dan aliran dana terkait kasus ini.

Aku meminta Vera untuk memindahkan file audio dan file word itu ke dalam flash disc. Setelah itu, aku meminta Vera untuk melanjutkan tugasnya dan menginstruksikannya untuk memisahkan tiap data video dan dokumen menjadi per folder untuk setiap kasus. Kemudian aku menuju ke ruang TV sendirian.

Di ruang TV, aku melakukan browsing di hpku untuk mencari beberapa informasi yang kubutuhkan. Pikiranku saat ini penuh dengan rencana penyelamatan Nuha Paredan yang akan kulakukan dengan mas Teguh.

Aku takut rencana kami ini akan gagal, jadi aku harus mempertimbangkan kembali matang-matang rencana kami ini. Aku bukan takut kalau sampai aku atau mas Teguh terluka atau bahkan sampai terbunuh.

Yang lebih aku takutkan adalah kalau kami gagal menyelamatkan Nuha sehingga Nuha terbunuh oleh hitman suruhan Rudy Zhao itu.

Dan juga aku takut pada reaksi dari Rudy Zhao ketika mengetahui rencana eksekusinya gagal. Entah kegilaan apa lagi yang nanti akan ia lakukan.

Untuk itu aku harus mempersiapkan semuanya dengan teliti dengan mempertimbangkan banyak aspek sambil memprediksi langkah apa lagi yang akan dilakukannya nanti.

Sekitar 2 jam kemudian, Vera muncul lalu duduk di sofa di sampingku. Ia mengatakan bahwa tugasnya sudah selesai lalu memberikan sebuah flash disc dan sebuah hard disk eksternal kepadaku.

Flash disc itu berisi data tentang kasus yang sedang diselidiki BPK, sedangkan hard disknya berisi folder-folder tentang kasus korupsi lain yang disutradarai oleh Rudy Zhao dan Bramono atau yang berhubungan dengan mereka.

Vera melihatku yang tampak sedang pusing berpikir. Lalu sambil tersenyum, ia menuntunku untuk rebahan dan meletakkan kepalaku di pangkuannya. Aku menurut.. Kemudian Vera mulai memijat-mijat lembut kepalaku.

Aku menikmati pijatan Vera di kepalaku dan langsung memejamkan mataku. Sesekali Vera juga membelai rambutku. Kami berdua diam tak berbicara. Hanya gerakan memijit yang dilakukan Vera dan aku yang terbaring nyaman di pangkuannya.

Setelah beberapa saat aku membuka mataku dan melihat Vera yang sedang menatapku sambil tersenyum. Aku mengucapkan terima kasih padanya hanya dengan gerakan bibirku, tanpa suara.

Vera tersenyum semakin manis. Lalu dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Bibir kami bertemu. Vera melumat bibirku lembut. Ciuman kami hanya berlangsung sebentar sebelum Vera melepasnya dan berbisik kepadaku,

“Mas mau?”, bisiknya lirih.

Aku membelai rambutnya yang sedikit terjatuh mengenai mukaku dan menyampirkannya di telinganya. Lalu aku berkata dengan lembut kepadanya,

“Lain kali aja boleh? Mas lagi gak mood. Lagi banyak yang mas pikirin.”

Vera terlihat sedikit kecewa tapi langsung mengangguk sambil masih tersenyum. Lalu ia kembali duduk tegak dan melanjutkan memijit kepalaku.

..

Aku pulang ke rumahku sekitar jam 2 siang. Sebelumnya, aku sudah makan siang bersama Vera dan Bramono dengan memesan gofood. Aku memang sudah meminta kepada Vera agar menyuruh bi Yanti untuk tidak datang hari ini.

Tadinya aku berniat menunggu sampai mas Teguh pulang. Namun baru saja dia mengirimkan pesan kepadaku bahwa ia akan pulang larut malam sehingga aku tidak jadi menunggunya dan langsung pulang ke rumah.

Vera mengatakan kepadaku akan kembali mencoba mengedit beberapa video rekaman yang dimiliki oleh Bramono sehingga tiap folder video juga terdapat file yang hanya menampilkan audionya saja.

Lalu aku juga meminta Vera untuk mengedit bagian-bagian di mana wajah Bramono tertangkap juga di dalam rekaman video tersebut. Namun aku tetap meminta Vera untuk menyimpan file video lengkapnya.

Sesampainya di rumah, aku lihat Lia masih belum pulang dari acara shopping-nya bersama teman-temannya. Aku menghabiskan waktuku dengan bermain game sambil sesekali men-stalking media sosial calon slave-ku.

Wanita bertubuh aduhai yang menjadi targetku itu, sepertinya tipe wanita yang tidak suka ber-selfie ria. Hanya ada sedikit foto-fotonya di media sosial miliknya dan kebanyakan fotonya pun, diambil bersama dengan keluarga atau teman-temannya.

Setelah puas melihat foto-foto wanita itu, aku pun meneruskan bermain game sambil menunggu Lia pulang.

Lia sampai di rumah sekitar jam 4 sore. Setelah menceritakan kepadaku tentang kegiatan jalan-jalannya tadi, lalu Lia pergi mandi.

Malam itu aku dan Lia makan malam dengan nasi goreng yang dimasak oleh Lia. Ia bertanya kepadaku tentang projek yang aku kerjakan dengan Bramono. Aku menjawab sekedarnya.

Aku tahu Lia tidak antusias kalau sudah berbicara soal teknologi dan hal yang berhubungan dengan bidangku karena Lia memang tidak terlalu paham dengan bidangku itu. Walaupun Lia tetap mendengarkan kalau sesekali aku sedang bercerita kepadanya tentang pekerjaanku.

Selesai makan malam, aku dan Lia menonton TV di kamar kami. Setelah beberapa saat, Lia mengatakan kepadaku bahwa dia sudah mengantuk dan berniat untuk langsung tidur. Aku juga yang merasa sudah agak mengantuk, langsung memejamkan mataku. Tak berapa lama, aku pun tertidur.

Aku yang memang sudah mengantuk dan lagi tidak mood, tidak berniat untuk mengaktifkan perintah ‘dream connection’ untuk memanggil kesadaran Indah dalam dream room, yang akan berlanjut seperti biasa dengan aku dan Indah bercinta dengan liar. Tapi kali ini aku memang lagi tidak mau dan hanya ingin tidur lalu bangun keesokan paginya.

Namun tetap saja..

BYURR DERR

Aku kembali terbangun setelah mendengarkan suara yang familier itu. Dengan pasrah aku membuka mataku lalu menoleh ke sampingku.

Dan benar saja, aku melihat Indah yang sedang menatapku sambil tersenyum. Tatapannya itu sudah sangat kupahami. Ya… Tatapannya yang ‘itu’, kawan.. yang langsung meruntuhkan kontrol diriku. Apalagi saat ini Indah sedang memakai piyama yang dipakainya di foto selfie yang dikirimkannya padaku pertama kali. Dan lagi-lagi, tanpa bra!!

Sontak penisku perlahan menegang. Dan senyumnya yang menenangkanku itu, seketika merubah mood-ku, dari jelek menjadi…mesum.

Aku seketika bangkit dari tidurku dan langsung menindih tubuhnya dengan bertumpu pada kedua tanganku. Lalu perlahan mulai mencium bibir tipisnya itu. Indah tertawa kecil melihat reaksiku, lalu mulai membalas ciumanku.

Namun beberapa saat kemudian, kurasakan Indah mendorong tubuhku. Ciuman kami pun terlepas. Lalu Indah berkata,

“Tunggu dulu mas.. Indah kepo, mas harus cerita dulu”

“Hmm? Cerita apa?”, tanyaku.

“Yang waktu makan malam di rumah orang jahat itu. Kemarin kan belum sempat cerita..”, rengeknya manja.

“Lahh salah siapa? Kamu kan yang kayanya kemarin nafsu banget trus langsung cascuscascus”, godaku kepadanya.

Tapi aku seketika teringat dengan penambahan atribut ‘str’-ku yang kuperkirakan gara-gara aksi liarku dan Indah kemarin malam. Lalu aku menceritakan kepada Indah tentang kondisi statusku itu.

“Oh ya? Berarti abis bercinta sama Indah, mas jadi tambah kuat dong?”, tanya Indah menggoda sambil telunjuknya menelusuri dadaku.

“Gak tau. Itu cuma hipotesa mas aja. Tapi kita bisa cari tau malam ini”, kataku sambil menyeringai mesum. Lalu aku mulai menciumi leher Indah. Namun lagi-lagi Indah mendorong tubuhku.

“Nanti dulu ihh.. Mas cerita dulu”, ujarnya sedikit memaksa.

Aku pun pasrah lalu menuruti keinginannya. Aku merebahkan tubuhku di samping Indah. Hingga kini posisi kami berbaring menyamping sambil berhadapan. Setelah itu, aku mulai bercerita kepadanya tentang kejadian malam itu.

Aku mengakhiri ceritaku sampai Bramono dibawa ke rumah sakit oleh mas Teguh. Kemudian aku berkata,

“Ya gitu ceritanya..”, aku menutup ceritaku.

“Ehh trus trus?”, tanyanya lagi bersemangat.

“Trus apa?”, tanyaku pura-pura tak mengerti.

“Ya trus apa lagi. Kan mas tinggal berdua tuh sama mba Vera.. mba Vera pasti masih horni tuh gara-gara obat perangsangnya, dan Indah tau pasti mas juga.. jadi trus trus?”, katanya lebih bersemangat kali ini.

Aku melihat Indah seolah sedang mendengarkan cerita seru seperti di film-film. Sontak aku tertawa tergelak melihat tingkahnya yang seperti itu.

“Ihh mass.. ayo lanjutin ceritanya”, rengeknya.

“Haha.. ya gitu.. iya mas bercinta dengan Vera”, jawabku santai.

“Hmmm….”, Indah terlihat merenung setelah mendengarkan ceritaku. Terlihat juga olehku seperti ada perasaan iri yang sekilas tergambar di wajahnya. Namun seketika juga wajahnya berubah menjadi sedikit serius.

Setelah beberapa saat, lalu Indah berkata,

“Kalo gitu mas.. Apa gak sebaiknya mas juga panggil mba Vera ke dream room ini?”, tanyanya lembut.

“Eh?? Ya ngga lah.. mas kan udah janji sama kamu.. Dream room ini hanya untuk kamu”, jawabku sambil membelai pipinya.

“Ya gpp mas.. beneran kok Indah gpp kalo harus berbagi dream room ini sama mba Vera. Lagian bukannya mas tadi bilang gara-gara…kegiatan kita disini mas jadi lebih kuat. Kalo sama Indah aja status atribut mas bertambah, apalagi ditambah mbak Vera, ya kan?”, tanyanya polos.

DEGG

“Ohhh imajinasiku… fantasi masa mudakuuu!! Here we go...”, batinku bersorak mesum..



….

….

….
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd