Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Season 1 & 2] - Slavery Game

Tim siapakah anda?

  • Lia

    Votes: 65 20,6%
  • Indah

    Votes: 40 12,7%
  • Vera

    Votes: 20 6,3%
  • Yolanda

    Votes: 58 18,4%
  • Azizah

    Votes: 123 38,9%
  • Natsu

    Votes: 10 3,2%

  • Total voters
    316
"Azizah tunggu dulu, sebentar...sabar. Aku bersumpah tidak melakukan apapun pada dirimu dengan kekuatanku. Aku tau kmu juga ingin ngentot kan? Jujur aku juga mau..tapi bagaimana dengan sayuran ini? Bagaimana rencana masak capcaynya?"

"Ah, sudahlah mas.. jangan banyak alasan. Mas mau kita ngentot sekarang nggak? Atau nunggu nanti kita nikah?? Aku udah gak tahan nih... Klo urusan soal masak nanti biar kita suruh suhu @Cikouna aja yg masak. Enak aja dia selalu dibelakang layar tapi gak mau ikutan susahnya!! Pokoknya nanti klo masakan capcaynya gak enak, bakal aku potong, dan ku iris tipis-tipis itu burungnya suhu Cikouna biar kujadikan bumbu tambahan capcaynya.."

"Aseekkk.. yuk aah... Blessshhhh... Aaaahhhh.... Enaaaak maassuukkk pak ekoooo"
 
SG 88 - Suddenly Changing Plans due to Unexpected Event

“Nakal..”, Azizah melepaskan ciumannya di bibirku dan berkata kepadaku dengan nada yang menggoda sambil menatapku sayu. Di balik tatapan mata indahnya itu, terlihat jelas gairahnya yang sedang membumbung tinggi.

Awalnya aku berniat untuk menjelaskan kepadanya bahwa ini semua bukan kesalahanku, melainkan ulah sistem sesat yang merencanakan semuanya dari balik layar. Namun setelah melihat tatapan menggoda dari bidadari cantik di hadapanku ini, pertahanan tekadku sebelumnya langsung runtuh.

Aku bisa saja tetap mempertahankan janjiku pada Azizah dengan cara menggunakan skill [Lull] padanya lalu memanggil Indah kesini dan memintanya untuk menormalkan kondisi Azizah lagi dengan kemampuannya. Tapi buat apa? Mana mungkin aku menolak rezeki nomplok seperti ini? Lagipula aku takut, sistem malah akan menghukumku kalau aku berbuat seperti itu.

Alhasil, aku hanya bisa berkata lirih pada Azizah,

“Maafin mas, Zizah..”, ujarku sambil langsung menyosor lagi bibir sensual Azizah dan melumatnya dengan bernafsu.

Azizah yang sedang sangat bergairah, akibat poin sensitivitasnya yang dinaikkan secara mendadak oleh sistem itu, membalas lumatanku di bibirnya dengan tak kalah menggairahkan pula.

Ciuman kami berlangsung lama sambil diiringi hisapan dan gigitan kecil kami masing-masing. Nikmat sekali rasanya.. Aku tak menyangka wanita alim sepertinya, sangat lihai dalam berciuman. Azizah juga tanpa malu-malu menjulurkan lidahnya dan menyeruak masuk ke dalam mulutku, sehingga lidah kami saling bertaut mesra.

Kedua tanganku tak mau tinggal diam dan meremas kedua bokong Azizah yang membuatnya semakin merapatkan tubuhnya ke tubuhku.

Beberapa saat kemudian, Azizah melepaskan ciumannya. Ia menatapku sayu sambil berbisik,

“Mas.. Zizah pengen..”, suaranya yang merdu itu menggelitik libidoku.

Diiringi dengan pekikan manjanya, aku dengan sigap menggendongnya. Tangan kiriku menyangga lehernya dan tangan kananku menelusup ke bawah lututnya. Lalu aku membawanya ke kamar Vera.

Sesampainya di kamar, aku menurunkan Azizah. Lalu sambil berdiri, kami berciuman lagi dengan penuh gairah. Kurasakan nafas Azizah perlahan semakin memburu. Ia terlihat sudah tidak sabar dan langsung membuka sabuk yang kukenakan lalu melepaskan celanaku. Aku membantu usahanya itu dan meloloskan celanaku lewat kakiku dengan tangan kananku.

Sedangkan tangan kiriku masih aktif meremas gemas bongkahan bokongnya bergantian. Azizah pun mulai membuka kancing-kancinge kemejaku. Aku pun menarik resleting gamisnya. Ciuman kami terlepas sesaat dan kami masing-masing melepaskan pakaian luar kami, sehingga aku dan Azizah kini hanya tinggal memakai pakaian dalam.

Azizah terlihat mau melepaskan juga hijabnya, namun aku mencegahnya. Lalu Azizah merangkulkan kedua tangannya di belakang leherku. Tanpa banyak bicara, ia kembali menyosorkan bibirnya dan menciumku dengan sangat panas.

Cupp.. cuppp.. muachh

“Mmhh.. nghh”, kudengar Azizah sudah mulai mendesah erotis di tengah ciuman panas kami ini.

Aku yang sudah sangat bernafsu, dengan gerakan sedikit kasar membalikkan tubuh Azizah sampai membelakangiku.

“Ahhh mass..”, desahannya terdengar lebih jelas kali ini karena aku mulai meremas kedua gunung kembarnya yang masih terbungkus bra-nya dengan penuh kelembutan. Azizah menyenderkan kepalanya di dadaku dan sedikit menggeliat erotis sambil membusungkan dadanya sehingga membuat payudaranya yang cukup besar itu semakin membusung indah.

Aku semakin gemas dan terus meremas-remas gunung kembar kebanggaannya itu. Kulit Azizah yang sangat putih itu, membuat urat-uratnya yang biru tercetak samar di balik kulit mulusnya.

Sesaat kemudian, aku melepaskan remasanku di payudaranya lalu menuntun Azizah untuk membungkukkan tubuhnya sampai kedua telapak tangannya bertumpu pada ranjang.

Posisinya sekarang yang membungkuk sedikit menungging ini, mengakibatkan bokong sekal dan bulatnya itu seolah menantangku untuk melecehkannya. Ingin rasanya kutampar bongkahan daging itu, namun sekuat tenaga kutahan hasratku itu, karena menurutku belum saatnya Azizah diperlakukan kasar seperti itu.

Jari-jari kedua tanganku langsung bergerilya di bokong menggairahkan Azizah itu dan kembali meremasnya dari luar celana dalamnya.

“Ngghh..”, Azizah kembali menggeliat dan mendesah.

Setelah puas meremas-remas bokong bulat itu, dengan sangat perlahan aku memegang ujung CD-nya lalu menurunkannya.

GLEK

Aku langsung menelan ludah melihat pemandangan indah yang tersaji di depanku ini. Mataku langsung nanar melihat kulit bokongnya yang putih, mulus dan bersih tanpa noda. Area kemaluan Azizah pun sangat bersih tanpa ada sehelai pun rambut kemaluan di sekitarnya.

“Mmhh mass..”, Azizah melenguh lirih ketika jariku dengan sengaja mengelus kulit bokongnya, terus turun ke pahanya sambil terus menurunkan CD-nya. Kulihat Azizah menundukkan wajahnya dan kedua matanya terpejam erat, tidak berani melihatku.

Namun wajahnya yang merah padam membuatku sadar bahwa saat ini, Azizah sedang dalam kondisi sangat malu telah mempertontonkan area surgawinya kepadaku. Ditambah nafsu birahinya yang sudah memuncak, membuatnya pasrah dengan apa yang kulakukan.

Azizah mengangkat kedua kakinya bergantian untuk melepaskan celana dalam yang sudah kuturunkan ke mata kakinya. Kulihat di tengah-tengah CD Azizah itu sudah agak basah oleh lendir kenikmatannya.

Setelah CD Azizah terlepas, aku membuangnya ke lantai, lalu dengan bernafsu aku mendekatkan wajahku ke area kemaluannya itu.

Cuppp

Aku mengecup bagian tengah lipatan vagina Azizah yang sedikit merekah terbuka namun masih terlihat sangat rapat. Padahal wanita ini sudah melahirkan 2 orang anak.

“Wanitaku ini memang pintar merawat diri”, batinku menyeringai puas.

“Ahhn..”, Azizah mendesah dan terlihat terkejut dengan aksiku itu. Refleks, ia memajukan pinggulnya namun aku langsung menahannya.

“Eh mass.. Itu Zizah mau diapain..”, rengeknya kepadaku dan terlihat ia sedikit enggan kuperlakukan seperti itu.

“Rileks aja sayang.. Mas akan memberikanmu kenikmatan yang sesungguhnya. Apa suamimu sebelumnya tidak pernah melakukan hal seperti ini?”, tanyaku kepada Azizah.

“Be-belum pernah mas. Itu kan jo.. Ahhh”, perkataannya terpotong karena aku menurunkan telapak tanganku menuju lubang kemaluannya. Lalu dengan kedua jempolku, aku membuka belahan liang surgawinya.

Bagian dalam vaginanya yang berwarna merah mudah dan mulai membecek itu, langsung tersaji di hadapanku. Disuguhkan pemandangan menggairahkan seperti itu, membuatku tidak sabar. Lalu..

SLURP

Aku dengan rakus menjilati kemaluan Azizah dengan lidahku yang membuat vaginanya terasa berkedut-kedut.

“Ahhh mas jangannh.. nghh.. itu kan kotor.. ouhh”, ucap Azizah tak sepenuhnya menolak perlakuanku itu. Aku pun memang menghiraukannya dan terus menjilati sampai merasakan ada cairan bening yang mulai mengalir dari dalam vaginanya.

Kuarahkan telunjuk dan jari tengahku mencari daging mungil miliknya. Setelah menemukan klitoris Azizah itu, jariku mulai bermain di sana. Menoel, mengusap dan melakukan gerakan memutar.

Lidahku mulai menyeruak masuk lebih dalam dan menusuk lubang kemaluan Azizah yang terasa hangat itu.

“Ahhh masssh.. ouhh.. ahhh”, Azizah tak kuasa menahan desahan-desahannya dan menengadahkan kepalanya.

Lalu tak lama kemudian,

“Mas awass.. nnghh.. Zizah mau pipisss.”

Aku lagi-lagi menghiraukan pinta itu dan malah semakin liar melumat dan menusukkan lidahku ke dalam liang surgawinya. Hingga..

“Masss.. aku pipiss.. Awass… OUuhhh.. Ahhhhh”, tubuhnya mengejang dan..

SRET CERRR

“Ahhhhhh…”

Aku menghentikan cumbuanku dan menjauhkan wajahku. Semburan cairan orgasmenya menyembur deras diiringi desahan panjangnya.

Sesaat kemudian tubuh Azizah ambruk dengan posisi kedua lututnya bertumpu pada lantai dan bagian atas tubuhnya tengkurap di atas ranjang. Kepalanya menunduk dan terkulai lemah sambil kedua tangannya terlipat dan menumpu di atas ranjang yang empuk.

“Heh.. heh.. heh..”, nafas Azizah terdengar tak beraturan setelah badai orgasmenya itu.

Aku membiarkannya sejenak agar Azizah bisa mengatur nafasnya dan meresapi sisa-sisa klimaksnya. Aku menurunkan boxerku. Penisku yang sudah sangat menegang sedari tadi, menyembul dan berdiri perkasa.

Kulihat Azizah membuka sedikit matanya dan melirikku. Namun seketika matanya terbelalak setelah melihat ukuran penisku yang besar dan berurat itu.

“Ge-gede banget mas.. Ka-kayaknya gak cukup dimasukin ke punya zizah”, ujarnya terbata.

Aku tersenyum dan berkata,

“Pasti cukup kok.. nanti mas akan pelan-pelan”, kataku seraya menghampirinya dan membantunya berdiri lagi sampai posisinya kembali menungging dengan kedua telapak tangannya kembali menumpu di atas ranjang.

Lalu aku memegang batangku yang sudah sangat mengeras dan mengarahkan ujung kepala penisku ke klitorisnya.

Kemudian aku menggesek-gesek dengan perlahan daging mungil milik Azizah itu yang membuatnya semakin blingsatan. Lalu kepala penisku mulai membelah lipatan bibir vaginanya.

“Ahhh..”, Azizah mendesah erotis ketika kepala jamurku membelah seluruh garis kenikmatan miliknya.

Aku melakukan gerakan ke atas dan ke bawah membelah bibir kewanitaannya itu. Setelah kepala penisku kurasakan sudah terlumasi oleh cairan cintanya, aku lalu mengarahkan penisku tepat ke arah liang senggamanya. Pinggulnya kupegang erat dengan kedua tanganku.

Kemudian dengan gerakan perlahan, aku mulai mendorong pinggulku sehingga kepala penisku yang terlihat besar di lubang surgawinya yang sempit ini, mulai menerobos masuk.

“Ahh mas.. pelan-pelan”, Azizah melenguh lirih dan langsung mencengkram tangan kananku yang sedang memegang pinggulnya. Aku pun langsung menghentikan gerakanku. Kepala penisku sudah masuk seluruhnya ke dalam lubang sempitnya itu.

Setelah kurasakan tubuh Azizah lebih rileks, aku kembali mendorong penisku lebih dalam. Walaupun vaginanya terasa sudah sangat becek dan licin, aku masih merasa kesulitan untuk melesakkan lebih jauh penisku ini ke dalam vaginanya.

Namun aku tak habis akal. Aku menarik sedikit keluar batangku lalu mendorong lagi, sehingga mili demi mili batang perkasaku menyeruak masuk lebih dalam. Liang kemaluan Azizah ini semakin dalam kurasakan semakin sempit dan semakin meremas serta menyedot-nyedot penisku, seperti sedang mengundang dan menggoda juniorku ini untuk masuk lebih dalam untuk merasakan kenikmatan tiada tara yang lebih intens lagi.

Beberapa kali aku melakukan gerakan tarik ulur itu sampai akhirnya..

BLESH

Penisku mentok dan kepala jamurku menyundul mulut rahimnya. Aku sedikit terkaget karena aku melihat hampir seluruh batangku tertanam di lubang kenikmatan Azizah. Vagina milik wanitaku yang lain tidak bisa menampung ukuran penisku ini seperti milik Azizah saat ini.

Tak ayal kondisi ini membuatku mendesah sambil menggeram,

“Ngghh”, desahku puas sambil meresapi jepitan dinding vagina Azizah yang berkedut-kedut seolah sedang memijit-mijit batang pusakaku yang tertanam di dalam vaginanya ini.

“Ohhh massh..”, Azizah pun kembali mengeluarkan desahan manjanya.

Aku membiarkan penisku sejenak untuk membuatnya bisa beradaptasi dengan ukuran penisku yang aku yakin jauh lebih besar dibanding milik suaminya dulu.

“Boleh aku gerakin sekarang?”, tanyaku setelah melihat Azizah sudah bisa beradaptasi dengan benda tumpul yang terasa sesak dalam vaginanya itu.

Azizah menolehkan kepalanya kebelakang dan menatapku sayu. Sambil menggigit bibir bawahnya, ia mengangguk lemah.

Mendapatkan lampu hijau darinya, dengan bersemangat aku mulai melakukan gerakan memompa dengan tempo lambat.

“Nghhh.. ahhh.. shh.. ohhh”, desahan Azizah terdengar sangat menggairahkan dan terlihat ia sangat menikmati gerakan maju-mundurku di kemaluannya itu.

PLOK PLOK PLOK

Semakin lama, aku semakin mempercepat tempo genjotanku yang membuat Azizah semakin kelojotan dan meliuk-liukkan tubuhnya. Tubuhnya bergetar erotis menerima tiap sodokanku.

Desahan Azizah pun semakin sering terdengar, mengiringi gerakan pinggulku yang sekarang semakin liar. Penisku pun semakin mengaduk-aduk bagian dalam lubang surgawinya, yang membuat dinding vaginanya semakin terasa menjepit dan berkedut. Gerakan batangku pun kurasakan semakin licin dan lancar.

Hingga sesaat kemudian, tubuh Azizah melengkung dan bergetar. Wajahnya yang sebelumnya menunduk, kini jadi sedikit menengadah. Dari mulutnya terdengar desahannya yang panjang menandakan ia kembali meraih puncak pendakian birahinya.

Kali ini aku tidak memberikannya waktu untuk beristirahat. Aku membuka pengait bra-nya dan melepaskannya. Kemudian aku menelusupkan kedua tanganku melalui celah ketiaknya dan memegang pundaknya.

Lalu aku menuntunnya untuk berdiri lebih tegak. Dengan gemas aku meremas-remas kedua balon payudaranya sambil sesekali memilin putingnya yang sudah runcing dan tegang.

Sesaat kemudian, aku mulai menggenjot vaginanya lagi dengan penisku yang masih belum puas meresapi kenikmatan yang diberikan oleh lubang kehangatannya yang licin itu..

..

Aku kini terbaring lemas di atas ranjang dengan nafas yang ngos-ngosan. Di sampingku terlihat tubuh Azizah terkulai lemah dengan nafas yang sama tak beraturannya denganku. Sudah beberapa kali, aku berhasil membuatnya orgasme berkat hujaman dan sodokan penisku di liang vaginanya yang sempit.

Yang membuatku terkejut adalah ternyata Azizah memiliki stamina yang cukup luar biasa dan hampir bisa mengimbangi permainan liarku. Sampai akhirnya akupun meraih klimaksku dan menumpahkan semua cairan spermaku di dalam vaginanya.

Jilbab yang dikenakannya ketika bercinta denganku tadi, sudah terlepas dan menunjukkan rambutnya yang hitam, halus dan indah, yang kini sudah terlihat agak acak-acakan.

Aku tidak tau sudah berapa lama aku melakukan persetubuhan dengan Azizah. Aku takut ketiga wanitaku yang lain pulang dan menemukan kami dalam kondisi ini.

Sambil memejamkan mata, aku mengecek pikiran ketiga wanitaku itu masing-masing, dimulai dari Yollie. Yollie kurasakan dalam pikirannya sedang memikirkan pembicaraannya tadi dengan Michael.

Sesuai dugaanku sebelumnya, pada waktu Yollie dan anaknya diculik, sebenarnya ia sudah berniat untuk menyelamatkan mereka. Namun pasukan Kolonel Bagus menghalangi timnya Michael, agar interpol jangan sampai ikut campur dan merusak rencanaku.

Michael pun meminta maaf kepada Yollie, karena akhirnya ia sadar interpol sudah disusupi oleh orang-orangnya TQB sehingga rencana penggerebekan mereka pada kapal kargo itu bocor dan menggagalkan rencana mereka itu.

Lalu aku membaca memori Yollie selanjutnya dan melihat Yollie sudah meminta bantuan Michael, agar interpol membuat kekisruhan dengan berusaha untuk menciptakan isu yang bisa memecah belah keempat keluarga mafia besar di HK.

Michael langsung menyanggupi permintaan Yollie itu, walaupun Yollie tidak menceritakan padanya kenapa ia meminta hal itu kepadanya. Aku cukup memberikan respect pada sikap Michael itu. Penilaianku terhadap pria bule itu sedikit membaik.

Setelah melihat memori Yollie, aku langsung mengarahkan fokusku pada Vera untuk mengecek kondisi boneka Rudy Zhao-ku. Sebelumnya, dengan skill [Ultimate Mind Control]-ku dan otoritasku sebagai seorang slave master atas diri Vera, aku sudah memblokir akses Vera pada pikiran-pikiran Rudy Zhao. Sehingga hanya aku saja yang bisa melihat ke dalam pikirannya itu.

Dan seketika aku langsung tersentak kaget, ketika dalam pikiran Rudy Zhao itu, aku membaca bahwa ada sebuah kejadian besar yang barusan terjadi di HK.

Seorang putra dari keluarga Li yang bernama Li Guang, terlibat perkelahian dengan seorang pria di sebuah club malam di HK, yang ternyata pria tersebut adalah putra semata wayang sekaligus penerus tunggal dari klan Tojo, salah satu kelompok Yakuza terkuat di negara J.

Dalam pertikaian itu, pria itu dan beberapa anak buahnya tewas mengenaskan setelah dikeroyok oleh anak buahnya Li Guang. Sontak hal ini membuat klan Tojo marah besar dan meminta pertanggung jawaban dari TQB, lalu menuntut pembalasan darah dengan menyerahkan Li Guang kepada mereka.

Tentu saja keluarga Li menolak permintaan mereka itu. Hingga akhirnya nyaris terjadi perang antara klan Tojo dan keluarga Li. Namun masih bisa ditengahi oleh TQB dan THT sebagai organisasi besar yang mengayomi dua keluarga yang sedang bertikai tersebut.

Setelah membaca peristiwa itu dalam pikiran Rudy Zhao, bibirku langsung tersungging menyeringai. Akhirnya aku menemukan cara untuk membuat aku bisa bernegoisasi dengan The High Table.

Aku berpikir selama beberapa saat, lalu mengirimkan telepati kepada semua budakku, termasuk mas Teguh dan Bramono. Kemampuan baruku ini, baru-baru ini saja aku kuasai setelah aku mencoba-coba berimprovisasi dengan skill mind control-ku.

“Segera pulang dan berkumpul di rumah Vera.. Ada yang harus kuberitahu pada kalian”, ujarku memerintahkan kelima wanitaku, Bramono dan juga mas Teguh.

Azizah yang tadi terkulai lemah sambil memunggungiku, seketika membalikkan badannya dan melihatku dengan heran,

“Ta-tadi itu, mas yang ngomong di pikiran zizah?”, tanyanya terbata dengan raut wajah terkejut.

Aku tersenyum kepadanya dan berkata dengan lembut,

“Iya.. Ayo, kita harus membersihkan diri dulu”, ujarku. Lalu aku menelusupkan tanganku ke belakang tubuh telanjang Azizah, kemudian mengangkat tubuhnya dan menggendongnya menuju kamar mandi diiringi dengan pekikan manjanya. Kedua tangannya refleks mengalung ke leherku..





 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd