Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sebuah Keluarga

Hukuman apa ya yang cocok buat tante May

  • Dilecehin

    Votes: 111 34,0%
  • Dipamerin

    Votes: 123 37,7%
  • Diumpanin

    Votes: 33 10,1%
  • Dianggurin

    Votes: 59 18,1%

  • Total voters
    326
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
mantap nih bisa ngecrot di memek anak dan mamanya
 
Klo gak ada aturan underage yakin deh mika udh kena garap jg nih :D
 
wooww luar biasa detail adegan dengan tante may.
like it bro.
luar biasa bayangin aja bisa pengin banget..wkwk

aseeek... bisa buat bahan :bacol: hu....

wah akhirnya tante dapet juga, ini yg paling bikin tegang nih bawahnya wkwkwk

bawah mana yg tegang???

walh ngebut 3 update sebelum libur lebaran :semangat:

:pandabelo: betuuulll..... Tp emang yg bab ini mayan panjang.... Kurang 1 uplod lagi nih....

Thx updatenya Om

Keknya ini yang ngatur Anna deh, mungkin dia memahami kalo mamanya masih punya kebutuhan biologis dan meminta tolong Rei untuk memenuhinya. Mirip dengan kasus Nia lah, lebih baik dengan orang yang dikenal daripada ke pergaulan bebas.
Hanya chapter selanjutnya yang bisa menjawab.... :pandajahat:

yang tahu hanya rumput bergoyang.....

+ 1, bro. Yakin real story nih, gilaak, semuanya digarap, semoga hamil, aamiiin....:nenen:

huuuush.... real imagination..... based on real situation..... :haha:
 
Sinar matahari pagi menerobos masuk dari celah gordyn jendela, menumbuk mataku yang masih terpejam. Mataku mulai bereaksi merasakan cahaya menyilaukan tersebut, perlahan kesadaranku muncul... tidur... Rei... kamar... kasur... selimut... pagi... PAGI!!!???!!! aku terkaget dan terbangun seketika.


JEEDUUUUK...!!!


"Addduuuuuh..!!!" kepalaku terantuk benda didepanku sehingga kepalaku terpental lagi kembali ke bantal

"Wadddoooh...!!" kudengar teriakan kesakitan, sambil kuusap kening dan hidungku kubuka mataku dan kulihat Rei sedang meringis menutup mukanya

"Reeeii...!!"

"Tanteee... bangunnya ga ada manis - manisnya gitu sih??" aku terkikik mendengar protesnya

"Reeeiiii!!! kamu lagian ngapain didepan muka tante?"

"Mengagumi kecantikan tante dipagi hari..."

"Gombal..." kataku sambil menarik selimut menutupi dadaku yang telanjang, kulihat Rei melirik dadaku.

"Beneran... saya udah bangun dari setengah jam yang lalu tante... terus bengong ngeliatin tante cantik" refleks aku melirik jam dan terkaget...
8.30 WIB!!!

"REEEIII...!! kamu kok ga bangunin tante...!!!"

"Kasian tan... nyenyak banget"

"Tante kan kerja Rei!!!! aduuuh telat deh" kataku kesal, aku lalu bangkit dari ranjang dan menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangku, saat tertarik aku terpekik kaget melihat Rei telanjang
dengan kontol yang mengacung

"Reeeeiiii...!!! kamu...!!"

"Apaa tanteee???"

"Ituu... turunin dooong!!! ga sopan amat pagi - pagi"

"Ya ampuun... kalo pagi emang gini tan, apalagi disebelah tanteee... maaf deh jadi nggak kekontrol" kata Rei sambil berbaring dan menutupi kontolnya dengan kedua tangan.

"udah , tante mau mandi dulu... kamu... kamu mending pake baju, pelan - pelan pindah kamar... Mbok Nah pasti sudah mulai beres - beres jam segini, adduuuuuuh... kenapa bisa siang begini bangunnya" aku mengomel dengan cepat sambil memungut daster yang kukenakan lalu melangkah masuk ke kamar mandi.

"Tante..."

"Apa?"

"Ini sabtu..." aku terdiam di depan pintu kamar mandi yang berada di dalam kamarku. Lalu kutoleh Rei, dia meringis geli menatapku.

"Rei..." kataku pelan penuh ancaman

"ii..iya tan?" kata Rei tergagap, dia pasti berpikir aku marah

"Keluar..." kataku tegas

"iya..." kata Rei pelan lalu hendak bangkit dari tempat tidur

"Mau kemana?" tanyaku masih dengan intonasi yang sama

"Hah...? keluar" kata Rei bengong... wajahnya terlihat konyol

"Maksud tante..... Kamu ga pengen keluar lagi?" kataku tersenyum sambil melepaskan selimut yang menutupi tubuhku, Rei terlihat masih bingung, perlahan aku mendekati Rei dengan berjalan perlahan

"hihihi... kirain... sini tante cantik" kata Rei merebahkan tubuhnya, tangan Rei kini mengocok pelan kontolnya yang sudah mengacung


Aku merangkak di atas kasur dan mendekati tubuh telanjang Rei, lalu kutepiskan tangannya dari batang yang telah memberikan kenikmatan kepadaku semalam. Kugenggam kontol Rei, lalu aku mengocok lembut, perlahan mulutku mendekat dan kubuka mulutku tepat didepan kepala kontolnya. Kulirik sekilas dan kulihat Rei menatap kelakuanku dan menikmatinya, mata Rei terpejam saat lidahku menyentuh ujung kontolnya dan menyapu lubang kencing dengan satu sapuan hangat lalu kutangkupkan mulutku dikepala kontolnya dan perlahan kuturunkan kepalaku. Bibirku turun perlahan menyelusuri seluruh permukaan kontol Rei, lidahku terjulur didalam mulut menjilati kontol disetiap sisinya, berputar dan menggelitik.


Kudengar Rei mengerang penuh nikmat, kepalaku berhenti turun saat seluruh batang kontol Rei telah masuk ke mulutku. Aku bertahan untuk tidak tersedak. Lalu mulai aku menyedot erat kontol tersebut hingga membuat pipiku mengempot, kuulangi beberapa kali dan kurasakan pinggul Rei mengejang. Dengan gerakan cepat kini aku menaik turunkan kepalaku dan terus membasahi batang kontol itu, ludah ku mulai kurasakan mengalir dari setiap kulumanku.


Tangan kiriku tidak tinggal diam, kuarahkan ke kantung testis Rei dan kuusap - usap lembut hingga belahan pantat dan lubang anusnya. Tangan kananku mengarah ke klitorisku dan mengocoknya dengan cepat saat kusadari bagian bawah tubuhku sudah basah kuyup.


Tak tahan lagi aku segera melepas kulumanku, aku berdiri lalu mengangkangi Rei, kakiku kutekuk dan tanganku mencengkeram bahu Rei. Kugoyangkan pinggangku mencari kontolnya dan saat kudapatkan, perlahan kuarahkan ke ujung tempikku. Tangan Rei sudah berada di kedua payudaraku yang menggantung dengan puting yang mencuat keluar, tangan Rei meremas - remas dengan gemas.



"Aaaahh...yaaahkkk!!" jeritku saat Rei dengan cepat menyodokan kontolnya masuk ke dalam tempik ku sebelum aku menurunkan pinggang. Aku terdongak dan mataku terpejam menikmati sensasi penuh didalam liang tempik ku.

"Nakal..." kataku

"Biarin... abis tante kelamaan"

"Tante goyang ya..." kataku sambil mulai menggoyang pelan

"Santai tante... saya suka ga kuat kalo gini"

"Baguslah..." kataku lalu menggoyang pinggulku dengan cepat


Rintihan Rei langsung kudengar, membuatku merasa diatas angin, kugerakan pinggulku menggasak dengan gerakan atas bawah belakang depan dengan cepat, gerakan ini benar - benar menstimulus Gspot membuatku semakin liar menggoyang pinggulku. Tangan Rei masih meremas kedua payudaraku, terkadang dibetotnya pepaya ku itu hingga aku sedikit kesakitan namun dibayar lunas dengan hisapan rakus di kedua putingku, tubuhnya kini terduduk dan kedua kakinya menekuk, pinggulnya bergerak sama liarnya dengan gerakanku.


Aku merubah posisi hingga kini aku berjongkok, tanganku menekan kepala Rei hingga membuatnya kesulitan bernafas terperangkap gelembung buah dadaku, tangan Rei merayap di kedua pantatku dan membuka lipatan pantatku lalu memainkan lubang anusku dengan jarinya.

"Reeei... tantee.. ga tahan"

"Saya juga tante..."

"Kontolmu... aaah... ahahaaahhh... shh"

"nnngghhh... tempik tante enaaakhh" bisik Rei disela - sela payudaraku

"Keluarin Rei... semprot tante"

"kencengin tan goyangnya... Rei mau keluar" akupun semakin binal menggoyang pinggulku, tubuhku sudah tidaak beraturan, bergoyang memutar dan menghentak - hentak


ciiit...ciiit...ciiit...ciiit...


Derit kasurku berusaha meredam amukan birahiku pagi ini.


"AAHHH.. REEIII... KELUARRRR.... OOOUGGHH"

"FUUCK... AKU JUGAA... AARHHGG"

"AAAAAAHHKKKK... KONTOOOL... AAARRRHHH...AAUUHH" jeritku tidak terkontrol, gila tubuhku melengkung dipelukan Rei, tulangku seperti dilolosi, lemas... tidak bertenaga.... kurasakan sperma Rei meluber disela - sela kelamin kami.


Nafas kami berdua kembali tersengal - sengal, Rei mengangkat badanku lalu digulingkan hingga terbaring dan Rei bertumpu dengan siku diatas ku, kakiku masih mengait pinggulnya. Kontol Rei yang terlepas kurasakan masih tegang dan menowel - nowel selangkanganku membuatku kegelian.


"Tante cantik... "

"Iya nak"

"Aku suka tante panggil nak"

"Iya... makasih ya nak.. udah bahagiain tante"

"Pasti"

"Selanjutnya...."

"Selanjutnya nggak akan Rei minta apapun selain jika tante menginginkan"

"Makasih Rei..." kataku sambil mengecup bibirnya

"Aku punya panggilan sayang buat tante... boleh ga?"

"hihihihi... apaan sih... buat apaaa"

"Buat tanda kalo Rei sayang"

"Emang apa sih panggilannya?"

"MayMe..."

"Mami?"
"No... MayMe... tadinya mau ta panggil MayMine... tapi kok jelek, jadi kaya panggil Mimin"

"Hahahaha..."

"May... eh boleh ga sih?"

"Boleeeeh... apa?"

"Rei balik kamar dulu ya..."

"Iya... tante mau mandi juga, kamu keluar ati ati tar keliatan mbok Nah"

"Iya..." kata Rei lalu bangkit dan mengenakan kembali pakaiannya lalu mengendap keluar kamar.


Aku masih terbaring ditempat tidurku tanpa pakaian, pikiranku melalangbuana tak menentu, lalu dengan malas aku bangkit dan menuju kamar mandi, kulirik sebentar jam dinding menunjukan pukul 9.30 WIB.


---------- oooOooo ----------


Aku masih terdiam berbaring dikamar, kulihat jam telah menunjukan pukul 11.10 WIB, saat ponsel ku berdenting tanda ada pesan masuk. Dengan malas kuambil ponselku dan kubuka ternyata dari Rei


"Tante tidur...? kita keluar yuk, makan siang sama nemenin Rei jemput Anna"


Aku berpikir sejenak, lalu kubalas pesan tersebut


"Tunggu sebentar ya..."


Setelah itu aku segera berbenah, saat keluar kamar kulihat Rei sedang menonton TV.


"Rei... sekarang?" tanyaku

"Eh.... udah rapi tan? ayo deh... kita cari makan dulu" ajak Rei sambil beranjak dari duduknya.


Siang itu aku benar - benar merasa seperti ABG... aku tersenyum dan tertawa, aku benar - benar respek dengan Rei, dia sama sekali tidak membicarakan kejadian sebelumnya, sikapnya padaku pun sama sekali tidak berubah, memang lebih santai namun tetap dia terlihat masih tetap hormat dan menjaga perasaan serta wibawaku sebagai ibu pacarnya.


Siang itu Rei mengajak makan di Mamang Ceking, kami pun memilih gubug yang paling teduh dan kembali bercakap - cakap ringan.


"ahahahahaha... udah Rei... udah... aduuuuh tante ketawa terus ini" kataku memegang perut akibat tertawa.

"hihihihi... eeh tante ini makanan udah selesai, aga nanggung... saya pesen aja lagi ya... buat camil - camil sama minum"

"Terserah aja Rei.... emang jam berapa Anna sampai?"

"Jam 3 - 3.30 an lah tan" jawab Rei sambil memanggil pelayan dan meminta tambahan tahu kopong dan kerang rebus satu porsi serta 2 botol air mineral

"Banyak amat pesennya??"

"nggak apa tan... bisa dibungkus kalo sisa"

"iya sih... Rei.."

"iya tante?"

"Tante mau tanya... tapi kamu jawab jujur ya"

"Boleh tante... pasti"

"Kamu... pernah... mmmm... sama Anna?"

"Aaah... itu... saya belum pernah kok tan"

"Serius?"

"Iya... serius... gini tante... eee... ya tante tau sendirilah, saya ini bukan yang baik - baik banget, tapi saya tahu saat pertama pacaran Anna itu masih virgin, dan tante harus bangga sama Anna untuk hal itu, maka saya juga berjanji sama Anna bahwa dia akan tetap saya jaga hingga kami menikah besok"

"Kamu serius ya Rei sama Anna...?"

"Serius lah tante.. saya sama Anna memang belum pernah ML tan... tapi kalau sebatas petting kami lakukan. Tapi ya cukup itu, kami berdua cukup bisa jaga kok tan..."

"Yaaah... dimasa sekarang, kamu tante anggap cukup hebat sih... dan bertanggung jawab"

"Naah.... berhubung tante ngomong soal bertanggung jawab... Rei bakal bicara nih sama tante"

"Apaan...?"

"Tunggu... biar mbaknya naro pesenan dulu" kata Rei sambil menunjuk pelayan yang menuju kearah gubug kami untuk menyampaikan pesanan.

"Iihhh... bikin penasaran"

"Hahahaha... sabarlah tante cantik..."

"Oke.." kata Rei singkat setelah pesanan kami disajikan dan pelayan meninggalkan gubug, akupun serius mendengarkan.

"Saya nggak mau tante denger ini dari orang lain selain saya terlebih dahulu... karena saya merasa saya lah yang perlu bertanggung jawab, sama seperti saat ini dan kedepannya saya bertanggung jawab dengan apa yang telah saya lakukan kepada tante" kata Rei sambil menatap mataku lembut, namun membuatku tegang

"Saya tidak pernah melakukan hubungan dengan Anna, tidak... saya benar - benar serius dengan Anna, namun... saya melakukan dengan Nia" lanjut Rei, perkataannya terputus dan aku kaget setengah mati, aku tidak mampu berkata - kata, tangan kananku otomatis menutup mulutku dan tangan kiriku terkepal... apa - apaan ini

"Tante boleh marah sekarang atau tante boleh juga marah setelah saya lanjutkan dan jelaskan...."

"Laa... lanjut Rei" kataku terbata

"Anna mengetahui itu tante... dan menyetujuinya, bahkan saya sendiri heran disaat saya yakin akan kehilangan Anna, dia yang awalnya persis seperti tante sekarang... malah mendukung itu semua"

"Anna... tahu?"

"Anna tahu... awalnya tidak, kami... saya dan Nia... kelepasan saat tante di Bali, dan Anna mengetahuinya. Namun seperti yang tadi saya bilang... Anna mendukung... Anna berkata... bahwa Nia itu sedikit apa ya... kekanakan, Nia sedikit kurang mampu menahan rasa yang terpendam... oiya... saya melakukan itu atas dasar sayang dan persetujuan Nia... Nia mengatakan bahwa dia sudah tidak virgin" kali ini aku menutup kedua tanganku

"Nia mengatakan itu ke kamu??" tanyaku kaget

"Maaf tante... tapi firasat saya tante juga tahu hal itu jadi saya mengatakannya. Iya... Nia memberitahu dia sudah tidak virgin saat saya sedikit ragu.... emmm... saat akan berhubungan dengannya, karena kalau dia masih virgin, saya tidak akan berani berbuat itu"

"Lanjut"

"Ya... setelah kejadian itu Nia mengaku salah ke Anna....bla...bla...bla..." aku sudah mulai tidak konsen dengan perkataan Rei.


Jadi ini semua yang menyebabkan keceriaan Nia kembali, jadi ini yang kembali membuat Anna dan Nia dekat, jadi ini yang membuat Nia kembali memanggil mbak ke Anna... kejadian ini... aku tidak dapat memproses semuanya dengan cepat. Bahkan aku kembali kaget saat Rei menjelaskan bentuk tanggung jawab yang disarankan Anna kepada Rei, bahwa secara tidak langsung Rei sekarang memacari kedua anakku.


"Tante... nggak apa? tante kalau mau marah sama Rei... jangan sama kedua putri tante, karena Rei yang berbuat juga dan sebagai cowok, Rei akan bertanggung jawab" tanya Rei lembut.

"Huuufff.... Rei"

"Iya.."

"Tante seharusnya marah sama kalian... tapi... tante..."

"Tante... nggak apa kalau tante belum bisa menanggapi saat ini, karena pasti berat bagi tante"
"Nggak...nggak gitu... maksud tante... iya tante marah sama kalian, tapi tante juga tahu apa yang membuat Anna berbuat itu, tante juga tahu apa yang Nia rasakan... karena tante juga... merasakannya... semalam... pagi tadi... aaaduuuuuhh..."

"Tanteee.." ujar Rei lembut berusaha menenangkan

"Tante paham Rei... tante paham... dan tante dalam beberapa hal setuju dengan pilihan Anna, karena tante bisa lihat sediri efek positif... dari hal negatif ya Rei..."

"Iya tan"

"...dari apa yang kalian lakukan. Tante paham... namun yang bikin tante galau..." kataku melirik Rei

"Iya?"

"Masak... kamu dapet tiga - tiganya sih Reeeei...!!!" kataku dongkol, aku sudah tidak bisa berkata apa - apa lagi, ini semua salah... tapi kesalahan ini aku merasa sebagai suatu hal yang paling positif diantara hal yang negatif... setidaknya baik Anna maupun Nia saling memahami.

"Wkwkwkwkwk... tanteeeee...!!! Rei kira mau gimana!!!" kata Rei terpingkal

"Kamu Rei... tante bingung mau gimana"

"Tante... mmmm... ada baiknya tante ngomonglah ke Anna kalau pas enak..."

"Iya... tapi Rei... kamu harus janji satu hal..."

"Apa itu tan?"

"Jangan kecewain tante... ehh... keluarga tante ya"

"Insyaallah enggak tan"

"Tante sudah pernah tau rasanya disakiti"

"iya... Rei paham..."

"Jangan tinggalin keluarga tante"

"Pasti kalau itu... apalagi secara biologis saya sudah harus bertanggung jawab ke 3 orang" kata Rei nakal

"Dasar... soal itu.."

"Soal itu saya nggak mau bahas... nggak akan saya ungkit, dan saya tetap apa adanya, kecuali tante membutuhkan, sama seperti apa yang Anna lakukan ke Nia, saya pun juga merasa daripada tante dengan orang lain, saya jauh merasa lebih siap."

"Hussh... tante juga mikir kalo sama orang lain" kami pun terdiam


Siang itupun kami berdua menjemput Anna dikampus, dan kembali kerumah.


---------- oooOooo ----------


Dua bulan kemudian nasib buruk menghampiri perjalanan karirku, kantor tempatku bekerja dinyatakan pailit dan disita. Kejadian itu membuatku khawatir atas nasib keluarga kami, dengan umur yang tidak muda lagi tentu akan menyusahkan diriku untuk kembali bekerja dari awal.


Nia membuktikan dirinya memang siap membantu keluarga ini dengan mendapat beasiswa, tidak tanggung - tanggung beasiswa tersebut didapat dari salah satu perusahaan bonafide di dalam negeri dan satu lagi beasiswa dari salah satu yayasan internasional. Jumlah beasiswa yang didapat mampu membiayai kuliah, uang sakunya sehari - hari dan membantu biaya sekolah Mika.


Anna juga menjalankan tugasnya dengan baik sebagai kakak tertua, yang selalu siap membantu kedua adiknya, termasuk juga Rei. Huuuuuffhh.... Rei, orang yang telah menarik seluruh anggota keluargaku, bukan hanya Anna, namun juga Nia dan diriku sendiri sekarang tampak bergantung pada diri Rei. Bukan bergantung secara finansial, tapi lebih kearah kenyamanan dan perlindungan.


Malam ini aku termenung didalam kamar, pikiranku berputar dan pandanganku terarah pada sebotol wine yang tertuang diseparuh gelas dimeja, sudah lama aku tidak minum alkohol, biasanya aku minum dengan mantan suamiku saat akan bercinta. Namun kini aku membutuhkannya untuk hal yang lebih penting, semenjak pengalamanku dengan Rei aku merasa perlu untuk menyampaikannya ke Anna maupun Nia. Setengah gelas wine aku teguk saat kudengar ketukan pintu kamarku dan segera kusingkirkan alkohol tersebut dari meja.


"Masuk nak..." kataku sambil membuka slot kunci pintu

"Kenapa bu malam - malam panggil Anna sama Nia?" tanya Anna

"Nggak... sini duduk ada yang ingin ibu bicarakan dengan kalian berdua..." kataku sambil menepuk ranjang

"Soal bapak?" tanya Nia khawatir

"Enggak.... ibu mau bicara soal...... REI"


To be Kontolnyut
 
Mantap hu... apakah anna menerima kenyataan ini, setelah berbagi dgn nia sekarang berbagi lagi dengan ibunya.
Apakah mikha tidak sadar dengan keanehan di keluarganya hu.
 
Hmm...
Munhkin reaksi Anna akan berbeda
Saat dia tahu Rei juga ada 'maen' dengann ibunya

Entahlah ga bisa ngomong klo sikap Anna sama saat dia mengetahui Rei dengan Nia...

 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd