Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sebuah Keluarga

Hukuman apa ya yang cocok buat tante May

  • Dilecehin

    Votes: 111 34,0%
  • Dipamerin

    Votes: 123 37,7%
  • Diumpanin

    Votes: 33 10,1%
  • Dianggurin

    Votes: 59 18,1%

  • Total voters
    326
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Previously at Sebuah Keluarga....


Sesampainya dilorong lutut gua berasa lemas, punggung gua langsung bersandar ke pintu dan merosot turun terduduk dilantai, gua benamkan kepala gua tertunduk ke tangan yang menumpup ada kaki gua yang menekuk, tidak ada air mata yang keluar... ada rasa kosong dihati gua.


"Mas..." terdengar suara disebelah gua

"hah?" gua menoleh dan mendapati sesosok gadis berdiri dengan seragam sekolahnya disebelah gua

"Mika"

"Bukan!! Milea ini! yaelah jelas Mika lah pake bengong gitu mas, lagian ngapain sih didepan gini duduk delosor, bangun napa?" tangan Mika terjulur dan menggapai lengan gua, gua pun terbangun dari duduk

"Barusan pulang ya...?"

"Pake tanya... udah ga anter Mika, pulangnya ga dijemput pula" sungut Mika lucu yang langsung membuat gua tertawa kecil dan mengucek rambutnya

"oiya sorry lupa..."

"Untung ada Mr. Gojek"

"Yaudah... kebawah yuk... Indomaret, mas traktir deh" kata gua sambil menyeret tangan Mika

"Omaigat... murah amat ya sogokannya"


Sepanjang perjalanan turun Mika nyerocos panjang lebar soal sekolahnya, mulai dari rencana Proom Nite, baju yang mau dipakai, sampai pasanganya. Gua cuman bisa merenges bego tanpa menangkap apa yang dia ucapin, otak gua masih berputar pelan.

"Heloooo... ngelamun, dah sampe kita" kata Mika sambil menjentikan jarinya didepan muka gua lalu lanjut masuk kedalam Indomaret

"Selamat datang di Indomaret selamat berbelanjaaa" seru mbak kasir saat gua melangkah masuk, gua lirik Mika udah berputar - putar di area snack.

"LA merah satu mbak" kata gua langsung mengarah ke kasir

"koreknya sekalian pak?" tawar mbak kasir dengan cekatan sambil mengambil sekotak LA Merah

"Enggak... eh sama yang ijo deh satu juga"

"Sudah pak, isi pulsa mungkin?"

"Enggak mbak"

"Atau beli rotinya pak, beli dua gratis satu"

"Enggak ini aja.. eh sama itu sekalian" kata gua sambil menunjuk kearah Mika yang berjalan kearah kasir membawa sekeranjang penuh cemilan

"Eh... buset, beli apaan aja lu Mik?"

"BE-RI-SIIIIK...! ini mbak sama ini"

"Makannya beginian sih gimana mau gede coba?"

"Lah orang ditraktirnya disini... mas lagi bokek kah?"

"wkwkwk... besok - besok deh kita makan diluar"

"Semuanya 142,300 rupiah pak" kata mbak kasir menyela pembicaraan


Setelah menyelesaikan pembayaran kami pun duduk di depan Indomaret yang sepi dan sejuk, gua mulai membuka rokok dan membakar sebatang, sementara Mika mulai membongkar belanjaannya dan mengeluarkan seplastik Chitato, sebotol pulpy dan sekaleng cola, dibukanya cola tersebut dan disodorkannya kearah gua

"Nih... aku pernah baca kalo Cola itu baik buat orang yang lagi stress, galau, banyak pikiran dan lain - lain"

"hahaha... sok tau banget emang baca dimana?"

"Lupa, kayanya sih itu teori Mika sendiri"

"huahahaha...! ngacooo! emang gimana coba penjelasannya?"

"hmmmm... jadi... kan kalo stress asam lambung meningkat, terus perut ga enak mual pengen muntah jadi paling enak kalo udah glegekan gitu... apalagi dia manis jadi bakal apa ya... mengurangi stress deh pokoknya" celoteh Mika sambil melahap chitato

"Sumpah ngaco banget deh, tapi gua minum, bukan karena percaya tapi karena gua aus" kata gua sambil menegak separo dari isi kaleng

"bukan... tapi karena mas lagi stress!" sahut Mika

"Soook tauuu..." kata gua sambil mencondongkan badan ke Mika dan menoyor jidatnya

"Keliatan tauuu" balas Mika sambil ikut mencondongkan badan ke arah gua, sekilas gua lihat ekor matanya melirik kebelakang gua, refleks gua menengok tapi belum sempat kepala gua muter tangan Mika sudah memegang pipi gua dan mengarahkan kembali menatap wajahnya yang terlihat sedikit
grogi

"Kebiasaan meleng..." bisiknya yang gua balas dengan senyum... apa yang lu lihat Mika....


---------- oooOooo ----------


"Soook tauuu..." kata mas Rei sambil menoyor jidatku

"Keliatan tauuu" balasku sambil ikut mencondongkan badan ke arah mas Rei, saat itu juga aku melihat sosok mbak Anna berjalan keluar menuju parkiran dengan seorang cowok, gerakan mataku tampaknya tertangkap oleh mas Rei yang reflek akan menengok, sedikit panik akupun memberanikan diri memegang pipi mas Rei dan mengarahkan kembali menatap wajahku.

"Kebiasaan meleng..." bisikku sedikit grogi, mas Rei tersenyum tipis...

"iyaaaa..." katanya sambil menjauhkan badannya dan mulai meminum colanya lagi, kami terdiam beberapa saat

"Mas..."

"ya?"

"Selamat ya udah jadian sama mbak Niaaaa" pekik ku sambil tersenyum lebar kearah mas Rei yang kaget mendengar ucapanku

"eh.... kok lu..."

"Mikaaaaa! taulah..." kataku sambil mengerlingkan mata

"hahahaha..."

"saat muncul yin yang bersamaan, kan lebih baik melihat dari sisi yang baik to mas" kataku lagi

"huaaahahahahaha...!!! Makasiiiiih Mikaaa...!!!!" kata mas Rei tertawa keras dan mengacak lagi rambutku


Kami terdiam lagi, tawa mas Rei masih menyimpan getir, kulirik mas Rei yang terlihat menikmati betul setiap sedotan rokoknya seakan beban di hatinya ikut terbuang bersamaan dengan setiap hembusan asap rokok yang membumbung tinggi. Mata mas Rei masih terlihat tidak fokus, aku hanya bisa menghela nafas dalam. Suara snack yang kumakan terdengar mengganggu di sore ini

"Mas, besok Mika dianter lo ya" kataku memecah keheningan

"Iya... beres tenang aja, sorry tadi gua lupa ga anter"

"ga apa mas, besok sih cuman masuk aja ga ada pelajaran juga"

"oiya...? kalau gitu besok pulang cepet dong"

"pulangnya sih terserah Mika... hahahaha..."

"besok Anna pindah ke tower sebelah" ujar mas Rei sedikit mengagetkanku

"oooh... lalu?" tanyaku, mas Rei memandangku dengan sedikit senyum lembut

"Mas Rei mau bantu ato mau nemenin Mika cari baju buat Proom Nite?" lanjutku langsung, aku tau mas Rei pasti ingin menghindar.

"ayo... besok gua anter lu beli baju" jawab mas Rei cepat

"gitu dooong.... tar Mika yang kabarin orang - orang"

"okee... kalau gitu gua pergi dulu deh, ada urusan diluar" kata mas Rei sambil mematikan rokoknya

"yaudah Mika naik dulu deh, makasih mas Rei jajannya!" kataku sambil membarengi langkah mas Rei


Dalam hati aku sebenarnya masih tidak tega membiarkan mas Rei pergi dengan hati yang tentunya masih hancur, terdiam kami berdua menunggu lift, aku naik mas Rei turun. Dadaku bergemuruh saat otak ku berputar cepat, kulirik sosok mas Rei yang masih termenung menunggu lift, kulirik lift yang mulai naik, tampaknya aku duluan yang bakal pergi batinku.


"Mas" bisikku saat telah memantabkan hati

"ya?" kata mas Rei menoleh kearahku


Seketika aku memajukan badan dan wajahku dengan cepat, bibirku mengecup pipi mas Rei yang nampak terkejut.

"Jangan galau!" bentakku memecah kecanggungan dan menutupi rasa maluku, denting lift berbunyi
dan terbuka, aku bergegas masuk

"Pilihan mas Rei udah bener! jangan sedih! semangat!!!" kataku sambil tersenyum lebar dan menggerakan tanganku memberi semangat sebelum pintu tertutup melenyapkan wajah bengong mas Rei tertinggal dibawah saat lift mulai melaju keatas.


Jantungku masih berdegub kencang mengingat keberanianku mencium mas Rei, aku tersenyum geli sendiri, perlahan kuraba bibirku dan kembali aku tertawa kecil, semangat ya mas Rei.... kehilangan
mbak Anna memang perih, tapi itu yang terbaik batinku.


---------- oooOooo ----------


Malam ini rasanya berat buat gua kembali ke apartemen, namun ini semua memang harus dihadapin, bukan dibawa lari pikir gua saat masuk, ternyata suasana malam itu sedang heboh.


Terlihat dari pintu kamar yang terbuka Anna sedang memberesi barang - barangnya dibantu Nia dan Mika, tante May sedang menyiapkan makan di meja makan.


"Reeei... pas banget kamu datengnya, makan dulu nak" kata tante May lembut, gua mendengar sedikit nada bersalah

"iya tan, beres - beres dulu tar nyusul, pada makan aja dulu" jawab gua sambil meletakkan kunci mobil di dekat meja TV

"Mika duluan ah, sebelum abis" kata Mika yang keluar kamar dan menjulurkan lidahnya kearah gua

"Makan biar gede" sahut gua sambil nyengir

"takut keabisan biasanya kalo stress bikin lapeer... hahaha..." goda Mika yang kabur saat mau gua jitak

"Eh, udah beres Na?" tanya gua ke Anna dari balik pintu

"Udah Rei, yang penting - penting aja lainnya bisa disusulin" sahut Anna

"iyalah, deket ini santai Na... mau mondar - mandir tiap hari juga bisa, tenang aja" kata gua sambil nyengir yang dibalas cengiran juga oleh Anna

"Fix! dah... capeeek" kata Nia sambil menjatuhkan dirinya di kasur

"Kamu besok ga bisa bantuin ya mas?" tanya Nia sambil menoleh

"Nggak, gua besok mau anter Mika cari baju katanya"

"Iyaa mbaaak... buat acara niiih" jerit Mika dari meja makan

"ga apa Rei, mmm... nanti dibantu Nia" kata Anna

"Bang Irfan aja suruh bantuin lah" masih terasa sesak saat gua ucapin itu

"eh.. iya besok dia dateng" gua tersenyum

"salam dari gua"

"ya"

"Mas makan yuk... temenin Nia" kata Nia sambil bangkit dari kasur

"mbak Anna ayok" lanjutnya

"tar nyusul duluan" kata Anna sambil meraih HP nya


Akhirnya dengan digandeng Nia gua pun duduk di meja makan, tak berapa lama Anna pun menyusul, suasana yang awalnya canggung lama - lama bisa cair akibat celotehan Mika dan Nia yang bersahutan, gua lihat tante May lebih banyak diam.


"Jujur ibu sedih sekarang ini.." kata tante May tiba - tiba saat semua sudah selesai makan, suasana langsung diam mencekam

"...Anna pindah, eeh... Mika ikutan mau pindah juga.." ucapan ibu membuat kami kaget, Nia sampai tersedak dari minumnya

"haaah...?? kemanaaaa?" kata Nia

"Kemana dek?" tanya Anna lanjut

"yaaah... mamiii... kok dibilangin siiih, suprise nya ilang kan!" protes Mika

"gila... surprise gimana lagi yang lu arepin? pada kaget gini" sahut gua

"iiih... mas Rei udah Mika kasih tau!"

"Hah..? kapan?" tanya gua bingung, Nia dan Anna otomatis melirik gua

"yaaah... lupa deh dia, makanya jangan M E L E N G!!!" balas Mika galak

"hah...??? oalaah... wkwkwk... gua ga ngeh, udah ya?"

"udaaah"

"bentar doong, pindah kemana sih Mika?" tanya Anna

"Gini mbak - mbak kuuu... Mika kan udah selesai ini sekolah, tinggal tunggu kelulusan sama acara proom nite aja, terus kan gini... Mika kan daftar - daftar beasiswa segala macem..." kalimat Mika terhenti dan menatap jahil kedua kakaknya

"terus?" kata Nia

"....Mika ada kesempatan keterima di University of Westminster jurusan Human Resource Management..."

"HAAAH...!!! INGGRIS...??? GILAAA KEREEEEN" jerit Nia kaget

"ALHAMDULILLAH...!!!" Teriak Anna ga kalah kenceng

"uuuuugghh... belum selesaaai.... Mika dapet full beasiswa..." lanjut Mika sambil menahan tubuhnya yang dipeluk kencang kedua kakaknya

"MIKAAAA..!!! HEBAAAT..!!" jerit Nia lagi, gua cuman bisa senyum gede sambil mengacungkan jempol

"iya dooong... siapa dulu kakak - kakaknya, ga kalah kan sama mbak Nia"

"Hebat Mikaaa..." kata Anna sambil terisak, tampaknya dia kembali mellow, gua lihat tante May juga mulai berkaca - kaca

"OKEEE...!!! karena ini perlu dirayakan mumpung Anna masih disini wkwkwk...." kata gua coba menaikan suasana

"Apaan mas?" tanya Nia

"Hmmm... harusnya sih kalau kita taunya sebelum makan, kita bisa makan malam diluar tapi karena udah terlanjur makan.... tunggu!" kata gua sambil berlari kekamar.


Didalam kamar gua raih kotak kayu dilemari dan membongkarnya, didalamnya ada 6 plastik kembang api roket Mars yang seharusnya kebawa saat ke Bali. Lalu gua lirik lemari es kecil dikamar dan tersenyum saat mengambil sebotol Zen Sub Dornfelder.


"Huraay...!!" teriak gua keluar sambil memperlihatkan apa yang gua bawa

"ya ampuuunn.... apaan itu?" tanya tante May

"hahaha... Mika udah lewat 18 tahun, bolehlah icip - icip dikit" sahut Anna sambil mengedipkan mata menggoda Mika

"boleh ya?" tanya Mika ragu sambil melirik tante May yang mengangguk kecil dan menggerakkan
jarinya memberikan tanda "dikit aja"

"Waaah...!! tunggu! perayaan gini kurang afdol kalo ga ada cemilan ringan" kata Nia sambil bergegas membongkar persediaan makanan dan mengeluarkan seplastik kentang goreng dan saus.

"Sini ta bantuin" kata Anna

"Oke ibu siapin piring sama gelasnya" kata tante May bergegas

"trus Mika?" tanya Mika

"Lu ambil karpet di kamar gua, gelar di balkon..."

"itu bukannya pekerjaan cowok harusnya mas?" protes Mika

"Emansipasiiiii...!!" kata gua sambil ngeloyor keluar balkon

Tak berapa lama kami berlima sudah berdesakan di balkon gua yang cuman selebar 2 x 3 meter, bergantian kami meluncurkan roket ke langit lepas dan bersorak saat meledak, posisi balkon yang mengarah ke tanah kosong membuat kami bebas meluncurkan kembang api sepuasnya.


Sambil duduk memeluk Nia dari belakang gua melirik ke empat cewek itu sudah mulai larut dalam kegembiraan, gua tersenyum kecil ikut merasakan kebahagiaan mereka. Tante May mulai membuka wine dan menyiramkan sedikit ke Mika dan Anna yang kebingungan tidak bisa menghindar, sebelum menuangkan kedalam gelas.


"Kita tos dulu dooong... buat Mika semoga sukses ya naaak" kata Ibu bersamaan dengan dentingan gelas

"lanjuut...! buat Anna..." kata gua membuat semuanya terdiam

".... terima kasih dan semoga bahagia!" yang langsung disambut dentingan gelas dan gumaman Amin

"Lagi mi...!" jerit Mika meminta ibunya menuangkan lagi

"Buat mas Rei dan mbak Nia! semoga bahagia sampai tuaaaa..!" katanya dan dibalas dengan tawa kami semua, sekali lagi gelas berdenting dan wine mengalir ke tenggorokan.

"yaaah... semuanya deeh, giliran Nia" sahut tante May

"Buat... buat... buat kita semua Nia sayang semuanyaaaa" jerit Nia yang disambut ledekan

"apaan sih beb? aneh amat" kata gua menahan senyum

"enggak banget deh mbak Nia" kata Mika ikutan ngeledek, tante May dan Anna tertawa keras

"aaahh... biaaaar! rese deeh" sahut Nia sambil mencubit pipi gua

"hihihi... lagiii... buat Rei..." lanjut Anna membuat kami semua kembali terdiam

"....semoga Allah membalas semua kebaikan mu" dentingan gelas kembali terdengar

"AMIN..." jawab kami semua serentak

"tunggu... semuanya dapet, kok ibu enggak ada ya??" tanya tante May

"hahahaha.... tante yang terbaiiiik...!!" kata gua sambil tertawa keras Mika dan Anna langsung memeluk tante May hingga hampir terguling, sementara gua dan Nia hanya melihat dan tertawa keras.


Malam itu kami bergembira mencoba melupakan semua kesedihan hari - hari terakhir dan kecanggungan selama ini. Walau terlihat jelas baik gua sendiri maupun Anna mencoba sekali untuk meminimalkan kontak baik secara verbal, visual maupun fisik, namun tidak bisa dipungkiri beberapa kali gua masih melirik Anna dan beberapa kali juga gua memergoki Anna memandang dalam kearah gua dan Nia.


Dibalik itu bisa gua rasain bahwa Nia masih menyimpan rasa bersalah yang cukup besar membuat tawa dan keceriaannya malam ini terasa kurang lepas, tapi mau bagaimana lagi, semua memang sudah terjadi. Tanpa terasa dekapan gua semakin erat ke Nia, Nia yang merasakannya menoleh kecil dan tersenyum lembut. Tante May yang melihat kemudian segera beranjak dari balkon dan masuk kedalam diikuti Anna dan Mika.


"I love you Nia..." bisik gua saat tinggal kami berdua dibalkon

"aku juga mas... Nia cinta banget sama mas..."

"Lu boleh percaya boleh nggak... tapi gua mulai timbul sayang ama lu dihari lu kepergok pake anduk doang" kata gua sambil senyum jahil

"itu sayang apa nafsu mas?" sahut Nia sambil menggigit lengan gua

"hihihi... nafsu... tapi sayang, gua tau lu ngintip kan dari atas pas gua mau pergi"

"hah..? mas liat?"

"liat... orang tetek lu nempel di kaca"

"Maaaaas....!" Jerit Nia sambil memukul paha gua

"Hahahaha...... tapi itu pertama kali gua ngerasa ada yang beda di hati, mungkin... mungkin awalnya simpati ya? atau empati kalau gitu?"

"ga masalah mau empati apa simpati yang penting mas sayang Nia... Nia seneng" katanya sambil mempererat pelukannya dan mencumbu bibir gua mesra

"Tapi awalnya sejujurnya gua bingung, karena gua juga sayang sama Anna... waktu kepergok Anna, yang terlintas dikepala gua selain kemungkinan gua kehilangan Anna, gua juga bakal kehilangan elu" tambah gua

"Nia mulai sayang sama mas ga tau kapan... mungkin Nia awalnya cuman iri, iri sama mbak Anna yang selalu dapat yang terbaik, sementara Nia dapat sampah..."

"gua sampah dong..."

"mas baunya doang yang kaya sampah, hatinya enggak.... bukan gitu maksudnya ih"

"hahaha... lu inget ga waktu itu kalian bilang lu bisa ama gua sampai waktunya lu dapetin yang terbaik"

"Inget lah... mbak Anna yang bilang ke Nia waktu itu"

"sejujurnya gua ga rela, mungkin gua serakah ya... saat gua tau ga ada yang ilang saat itu, gua langsung ngerasa kudu dapetin kalian berdua"

"bertiga sama ibu"

"wkwkwk... udah ah, ibu itu lain case..."

"Mas... mbak Anna tau kalau mas lebih sayang sama Nia, secara tersirat mbak Anna sering bilang"

"hhmmmm... gua tau... makanya gua bilang gua ini sampah, karena gua ga berani lepasin kalian semua, gua main serakah"

"Mas bilang ini bukan cuman biar Nia senang kan? ga cuman biar Nia ga kepikiran kan?"

"Ingat di Bali? tempat kita ngentot? itu tempat teromantis yang gua temuin, gua emang dari awal berniat ngajak lu main disitu, bahkan harusnya... gua pengen bilang kalo gua sayang ama lu disitu, tapi gua ga berani"

"Mas..."

"Gua masih eee... masih pengen ma Anna juga hahahahaha... ngehe ya gua, gua ngerasa eman - eman kalo gua keilangan Anna"

"Mas masih mau yang perawan ya?"

"Bukan... ah lu ga tau sih, cowok mana coba yang ga ngarepin dapet kalian semua, dapet salah satu aja alhamdulillah, laini bisa dapet semua... mana rela coba kalau ada yang ilang"

"Mas dapet Mika juga?"

"enggak lah gila, adek gua itu"

"Nia rela kok mas, kalau mas ga cuman sama Nia selama dia masih bagian dari keluarga, suatu saat kalau mas khilaf sama mbak Anna lagi pun Nia ga marah"

"hush... kamu pikir setelah ini semua Anna mau?"

"Enggak"

"nah... ya kan"

"tapi hati Nia rasanya masih mbatek mas... masih apa ya..."

"masih ada yang ngganjel..."

"Iya"

"Sini... mas urutin biar ga ganjel..." kata gua sambil meremas dan mengurut buah dada Nia

"aaash... mas aaah... lagi ngomong serius juga" protes Nia tanpa memberikan perlawanan

"Ga bakat kita ngomong serius... ngomong yang menjurus baru cocok" kata gua lagi sambil terus meremas dada Nia, dan gua tarik kaosnya turun sehingga buah dadanya yang tidak terlindung BH terbuka, mulut gua langsung menyosor ke bulatan dadanya

"nnngghh... mas... oouhh... udah aaah... itu keliatan tau dari dalem.... aahh"

"oiya lupa.." kata gua sambil cengir

"Hoooiii... ngapain diluar berdua? mesum ya?" tiba - tiba Mika nongol dari balik pintu, untung baju Nia sudah kembali ke posisi nya

"Iya lah... napa? mau ikut?" balas Nia jahil

"ogaah... dingin diluar" kata Mika lagi

"ooo.. kalo didalem mau?" tanya gua

"ogah... rame" balas Mika sambil ketawa

"hahaha... napa Mik?" tanya gua lagi

"iya... tadi lupa bilang karena keburu dibekep sama tetek nya mbak Nia..."

"huuuu... enak tau Mik, mas Rei aja doyan" balas Nia

"....iiiih... geli... anyway, harusnya tadi tu mau ngomong juga, karena Mika kudu beresin semua hal mengenai beasiswa, Mika mau nge kos juga deket sekolah, sebulan aja sampe urusan selesai"

"haaah...? ibu udah tau?"

"ya udah lah, justru tadi tu mau kabarin mbak sama mas"

"kapan lu pindah Mik?"

"akhir minggu deh abis mbak Anna"

"yaudah atur deh... tar kita bantuin" sahut gua lagi

"dek ati - ati ya kalo ngekos" kata Nia

"iya mbaaak ku sayaaang" balas Mika sambil masuk lagi.


Gua dan Nia masih terdiam di balkon, cuaca yang sedikit mendung membuat suhu menjadi lebih dingin, namun malam ini kami berdua merasa hangat, entah itu karena pengaruh wine atau pengaruh kami yang saling berpelukan, berulang kali kami berciuman lembut, kehangatan menjalar ke hati kami yang gundah.


---------- oooOooo ----------


Ckleeeek...


Suara pintu yang terbuka membangunkan gua, perlahan mata gua memicing sedikit untuk menyesuaikan diri dengan gelap dan menerka bayangan siapa yang masuk. Gua lihat sesosok tubuh mulai berjalan pelan menuju kasur setelah menutup pintu, jalannya yang sedikit berjingkat tidak mengurangi gerak pantulan payudara yang besar... hehehe... tante May terka gua, siapa lagi yang punya tetek segede itu kalo ga tante May sama Nia, tapi kalau Nia gua yakin ga perlu berjingkat.


Gua pun berpura - pura terus tidur dengan posisi terlentang dengan sebelah kaki menekuk keluar, gua rasain tante May diam berdiri disamping kasur dan memandangi gua, kadang terdengar tante May menghela nafasnya. Gerakan dikasur terasa saat pantat tante May duduk dengan perlahan disebelah gua, tangan tante May bergerak mengelus kepala gua.


Mata gua yang tertutup kadang gua picingkan dan melihat paha mulus tante May yang terlihat putih bercahaya didalam gelapnya kamar, perlahan tante May membungkukan tubuhnya dan mencium lembut kening gua, dadanya yang empuk terasa di bahu gua, jemari gua tersentuh paha tante May yang terbuka, malam ini tante May memakai lingerie satin krem sepaha yang menempel ketat ditubuhnya


"Makasih ya Rei...." bisik tante May pelan selesai mencium kening gua, lalu dengan hati - hati tante May beranjak dari kasur

"Makasih doang tan?" bisik gua pelan namun ternyata sangat mengagetkan tante May hingga menjingkat

"REEIIII...!!" jerit tante May lirih

"apa sih, sok kaget ah... sini" sahut gua sambil menarik ujung bawah pakaian tante May

"kageeet... kirain kamu tidur" kata tante May sambil beringsut tidur disebelah gua

"yang ada gua yang kaget tan, malem - malem kok ada maling masuk... mmmppphh" balas gua sambil merangkul dan mendusel - dusel tubuh tante May, kaki gua masuk ke sela - sela kakinya dan lutut gua menggesek langsung tempiknya yang terbuka tanpa CD

"Enak aja maling... sshhh... ini apaan sih kok tante di giniin" balas tante May menggerutu saat tangan gua mulai gatal meremas buah dadanya

"jangan pergiii... dingin tantee" ucap gua

"ih... manjaaaa"

"hehehe... tante ga boleh kemana - mana, tetep nemenin disini"

"iyaaa... siapa yang mau pergi, nemenin apa nenenin sih?" tanya tante May menggoda sambil mengeluarkan payudara kanannya yang langsung gua hisap kuat

"sllruupp.. mmppphh.... duuuh bikin pengen nih, buka aja yuk" kata gua sambil bangkit dan mencopot seluruh pakaian gua hingga telanjang bulat, tante May pun mengikuti dengan melepas satu - satunya pakaian yang melekat ditubuh nya

"Bobok situ" ujar tante May sambil mendorong gua kembali telentang di kasur


Tangan tante May masih bertengger di pundak gua saat dia melangkah menaiki tubuh gua, kepalanya turun menciumi dada atas gua dan bibir serta lidahnya mulai melata menyapu seluruh dada gua.


Lidahnya berulang kali menowel pentil gua yang mulai mengacung mulutnya mencucup dengan keras namun sekejap membuat gua mendesah pelan. Telapak tangan gua mengelusi rambut tante May yang tergerai, perlahan gua arahkan kepalanya ke bawah, lidahnya mulai merayapi perut makin lama makin terasa beringas, dadanya yang menggantung membuat terkadang puting atau ujung dadanya terasa lembut bergesekan dengan paha gua. Kontol gua yang masih setengah tiang mulai menyentuh ujung dagunya.


"Baliiik...! siniin tempiknya" perintah gua sambil menjambak rambut tante May sehingga terdongak, tante May menatap gua sayu, tampak ludah mengalir dan membasahi ujung mulutnya.


Dengan sedikit tergesa tante May membalik posisinya dan menempatkan tempiknya yang sudah berair dan mengeluarkan bau semerbak tepat didepan mulut dan hidung gua, tanpa dikomando tangan tante May mulai merabai kantung testis dan batang kontol gua, hangat dan basah mulai terasa saat mulut tante May melahap dengan liar batang kontol gua. Berbarengan dengan masuknya kontol gua ke mulutnya, tante May menurunkan pinggulnya dan mulai menggesek memutar pantat sehingga mulut gua kerepotan menjilat tempiknya.


Dengan sedikit kasar gua mencengkeram bongkahan pantat tante May dan menahannya bergerak, lidah gua mulai bergerilya menjelajahi seluruh liang gua tempik tante May, pantatnya bergerak - gerak mengejang saat lidah gua menusuk cepat dan dengan penuh nafsu gua sedot seluruh bagian tempik tante May. Pinggul gua menghentak - hentak berusaha memasukkan kontol lebih dalam dimulut tante May, terasa ujung kontol gua menyentuh ujung kerongkongan dan langit - langit mulut tante May.


"mmmppphhh... ssluurrpp... gglekkk... sshhh... mmpph.. ookkhh...." suara - suara bergantian berdecak saat kami saling memberikan rangsangan kelamin.


Hidung gua beberapa kali menyentuh liang dubur tante May, bau khas terpancar dan ternyata membangkitkan gairah gua, terasa beberapa kali tante May terjingkat saat hidung gua menyentuhnya.


Lidah gua menyapu dan membasahi kulit antara liang tempik dan liang dubur tante May, lalu dengan sedikit paksaan tangan gua menekan pantat tante May dan mulai melumat membasahi dubur tante May, lidah gua yang penuh liur menyapu dan menusuk, mulut gua mulai mencucup - cucup area itu, terlihat liang dubur tante May mengedut berulang kali.


"Ooouhhh... Reii... jangan disitu kotor... ooouh" kata tante May namun gua abaikan, mulut gua semakin liar mengeksplorasi lubang anus tante May, terakhir mulut gua membekap dan melumuri dubur tante May dengan ludah.


Tangan gua mendorong pantat tante May sambil mencoba bangkit, tante May melepas mulutnya dari kontol dan menengok ke belakang, matanya beradu dengan mata gua dan terlihat sedikit cemas namun tidak berani menolak. Perlahan tante May beringsut dan menunduk menungging tinggi dengan wajah menempel di kasur, kedua tangannya menggenggam erat sprei hingga tertarik, tampaknya tante May paham dengan bahasa tubuh gua.


"Tahan ya tan..." kata gua sambil menggesek - gesek ujung kepala kontol gua di lubang dubur tante May

"Pake jari dulu Rei, jangan lang.. oouhh.. aaahh" tante May menjerit saat akhirnya jari tengah gua masuk kedalam duburnya, ketat gua rasa didalam.

"Diemin dul... uuh...sshh" tante May mendesah saat jari tengah gua gerakin pelan. Gua cabut lagi jari gua dan gua ludahin liang dubur tante May, sekali lagi gua masukin jari tengah perlahan.

"Eeennngghhh... pelan nak... aaahh" desah tante May saat gua kocok jari gua di dalam anusnya, tangan gua yang bebas ikut memberi stimulus di vagina tante May

"Enak tan?"

"Sakit... aah... enak tapi iiih... sshh"

"Udah mulai lancar ini" kata gua sambil mencabut jari dan meludahi nya lagi, kini 2 jari mulai gua masukan

"Oooooohhh... ooougghh... Reeeii"

"tahan sayang..." kata gua sambil mulai mengocok anus tante May

"mmmppphh...."


Setelah gua rasa anus tante May sudah beradaptasi, gua tarik keluar jari gua, terlihat noda kekuningan dengan bau yang khas menempel ditangan gua, namun herannya itu justru membangkitkan nafsu gua. Kini kepala kontol gua sudah berada di depan mulut anus tante May, setelah cukup basah gua lumurin ludah di kontol dan lubang anus tante May yang menganga. Perlahan gua dorong kontol gua masuk ke dalam lubang anus tante May.


"Ngggghhhh... sshhh" geram tante May, jarinya mencengkeram erat sprei, kedua tangan gua menahan pinggulnya agar tidak bergerak ke depan

"Ooouuhh... gilaa... sempit banget tanteee.." racau gua sambil memejamkan mata saat separuh batang kontol gua masuk, gua diamkan sambil menikmati kedutan - kedutan yang secara alami terjadi saat tante May menahan sakit.

"oouh.. penuh naak, masuk ya..."

"Separuh taan... aah goyang ya"

"Aaahh.. iyaah... pelan... jangan dimasukin semuaahh... aaauh.. tante gaaakh aaakkkhhh.... bisaahh" racau tante May saat kontol gua mulai memompa anusnya dengan perlahan.


Ketatnya liang anus tante May membuat gua belingsatan, pelan - pelan kontol gua semakin dalam masuk dan membuat tante May menggeram - geram sambil menggigit sprei menahan sakit. Tangan kiri tante May kini beralih ke tempiknya dan mulai menstimulasi menggosok klitoris dan mencolok liang tempiknya sendiri.


Melihat polah dan geramannya yang seksi dan binal gua mulai mendekati klimaks, badan gua kini sedikit membungkuk dengan tangan menggapai payudara tante May yang menggembung tergencet badannya sendiri, pinggul gua bergerak cepat namun pendek - pendek.


"Tantee... eeehhhh.... mau keluarrr"

"Ngggghhhh... keluarin... keluarin naak...aahh"

"aaahh... aahh... AAAHHHHKKK....!!" Jerit gua saat akhirnya kontol gua ga bisa bertahan lagi, dengan hentakan mendorong, kontol gua tertanam dalam di anus tante May saat semburan sperma
gua terbuang tanpa tertahankan.

"NGGHHHH...!! AAAHHH... AAAHH... OOUUUGGHH...!" badan tante May menggelepar dibawah gua, jarinya tertancap dalam di vaginanya, hentakan - hentakan badannya membuat kontol gua terlepas dari anusnya dan seketika cairan sperma tercampur cairan kuning menyembur pelan dari anusnya yang berkedut.


Gua berguling ke sisi tante May dan merengkuhnya ke pelukan membelakangi gua. Gumaman - gumaman kecil masih terdengar dari mulutnya, badannya yang montok terasa dingin akibat keringat namun juga terasa panas dari suhu tubuhnya, tangan gua menjalar ke depan mengusap - usap dada dan perutnya yang masih terasa tersengal - sengal. Kaki tante May sedikit ditekuk tampaknya masih menahan rasa di anusnya.


"Maaf ya tante..." kata gua sambil mengecup lembut lehernya, tante May sedikit menggelinjang

"sshh... ga apa Rei... enak kok"

"tante baru pertama?"

"Iya nak... kamu yang pertama, aduh... pantat tante perih" kata tante May sambil meringis

"Jangan gerak dulu tan pelan - pelan"

"Rei, ambil tisu gih... ngalir ini jorok"

"Biarin ah..."

"Jorok naakk.... bau!"

"Baunya bikin nafsu, udah biarin aja tante... diem dulu napa sih sini disayang - sayang dulu" kata gua sambil memepetkan tubuh dan mengetatkan pelukan

"ssshh.... kamu niihh... jahil aaah..."

"Makasih ya tanteee..."

"ga usah makasih, tante kan sayang sama kamu"

"duh... kok jadi berbunga - bunga ya digombalin tante - tante...."

"Ngeledek? ga tante kasih lagi loh..."

"hahahaha... ngambekan, dah sini bobok"

"jangan... tante ga bisa disini, tar Mika keburu bangun"

"Udaaah... tenang aja, alarm bunyi jam 3, baru tante balik kamar... dah sini tidur nemenin Rei sambil ngeredain perih silitnya"

"mmmmppphh... pelukin tante kalo gitu"

"hhhmm... manja"

"biar"

"Perasaan tadinya tante deh yang pengen manjain kok jadi kebalik"

"biaaaarr..! namanya juga cewek"

"Hahahaha..."


Kami pun kembali berpelukan malam ini, udara dingin AC yang menusuk kami abaikan hingga terlelap.


To Be Kontolnyut
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
masih aneh akan tindakan anna.
prinsip saya dan setau saya. yang namanya cinta tidak akan dan tidak mungkin berpaling. kalo tergoda dengan yang lain oke. tapi pada dasarnya cinta akan datang sekali dalam seumur hidup manusia. kadang manusia sendiri yang salah mengartikan perasaan yang datang ke hatinya. seperti perasaan kagum, tertarik, cocok/klop saat jln dengan lawan jenis, dan lain lain. tapi cinta akan datang sekali dalam seumur. itu yang di gariskan Tuhan. kecuali perasaan yang di rasakan anne ke rei cuman sekedar tertarik antara lawan jenis, dan ketika cinta menyapa anne, maka dia tidak ragu meninggalkan rei dan memilih cintanya.
 
Welcome back gan, cukup lah tinggal 3 wanita lagi, tinggal gimana rei main sama mika, sdh legal juga mika dan ngasih kode buat di jamah. Acuhkan saja si penghianat ana sama si brengsek irfan, biar ana tau gimana hancur ny dia kalau cuman di manfaatkan bae. Di tunggu next ny gan..
 
Masih aneh juga sama kondisi dimana Anna ninggalin si Rei, semoga yang terbaik buat Rei kedepannya dan buat Anna semoga sukses aja deh
:sendirian::sendirian::tendang:
 
Wiih dah gak Baper ...aakhirnya ada lanjutannya juga..makasih dah abdet
 
PERTAMAX updatenya suhu@Haltebus.
Cakep jalan ceritanya main perasaan banget dech.....
Cemungud suhu......
 
Manteeeepppppp apdetnya Om....
Next project garap Mika di kost-an yaaa...
Duhhhh udah gak sabar nihhh...
:semangat::semangat::semangat:
 
Huih... akhirnya update jg.... lgsg dapat perawan dubur nya tante lagi....

Manthap suhuu...

Ditunggu dgn mika nya.. dah 18thn.... dan ternyata diam2 mika juga telah jatuh cinta dgn reii dimalam proomnite
 
Cerita yg paling ditunggu-tunggu... Kasik sekali lah si rei dan anna...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd