Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selingkuhku

Status
Please reply by conversation.
Gilaaa.... Ada cerita keren paraah! Lanjut Gaan... SSnya dibinalin lagi... Kalo boleh request pake anal juga Gan...
 
Rawan macet akirnya macet juga
 
Wah terima kasih atas sambutan para suhu dan senior atas debutan cerita nubi,
Maaf atas keterlambatannya, maklum masih kelas kuli, sering disuruh-suruh jadi belom ada waktu untuk melanjutkan....

Berikut ini terusan ceritanya, silakan dinikmati, jangan lupa ijo2 bila berkenan :D

Weekend ini Mas Adjie mengajak menginap di rumah orangtuanya, menemani papinya yang tinggal sendiri sementara mami menemani beberapa sepupunya yang datang dari Medan, jalan2 ke Bandung sejak Jumat kemarin, rencananya kembali Minggu sore. Well. Sebetulnya tidak tinggal sendiri ada asisten rumah tangga yang kebetulan sedang mudik dan supir yang mengantar mami pergi. Jadi tinggal satpam aja di pos depan 

Kami tiba sabtu pagi di rumah papi, beliau menyambut dengan gembira terutama Ray cucu laki2 satu2nya. O iya Mas Adjie adalah anak tertua dari 3 bersaudara. Adiknya Yanti yang mempunyai dua anak perempuan tinggal di Singapura mengikuti suaminya berdinas disana. Sedangkan si bungsu Anto masih sekolah di Jerman.
Aku langsung menuju dapur menyiapkan bahan-bahan makanan yang semalam dibeli di swalayan, memasak. Sementara Mas Adjie, Ray dan Papi sarapan nasi uduk dan lontong sayur yang tadi pagi dibeli.
Ketiga anak beranak itu tampak bercengkrama hangat, Papi dan Mas Adji terlibat ngobrol ringan diiringi candaan dengan Ray sesekali. Setelah menyiapkan makan siang aku istirahat sejenak di kamar. Jam tiga, selesai istirahat dan makan siang Mas Adji pamit latihan golf di driving range dekat komplek, Ray dibawanya,

"Kamu mau ikut?" tanyanya.
"Males ah, mau istirahat dulu, nanti sore aja aku nyusul pake taksi, kita ketemu di mall samping lapangan golf" jawabku.
"Oke, ajak papi ya, kita sekalian makan malam, kalo dia mau,"

Sepeninggalan Mas Adjie, aku segera mandi, berganti t-shirt putih polos, kemben bra dan rok selutut. Aku berjalan menuju halaman belakang rumah yang cukup luas. Ah, segar rasanya.....
Baru saja sejenak menikmati pemandangan, tiba-tiba aku dibuat terkesiap, tubuhku dipeluk erat dari belakang,"Aku kangen sekali" bisiknya.
"Papiiii...!" kataku setengah berteriak kaget setengah mati sambil mencoba melepas pelukannya,"Jangan disini, ini kan di rumah".
"Tenang saja, tidak ada siapa-siapa, hanya tinggal satpam di depan, pintunya sudah dikunci sejak Adji pergi tadi," jelas papi mencoba membuatku tenang, tapi dia tidak melepas pelukannya.

Baiklah aku jelaskan sedikit hubunganku dengan keluarga Pak Danu ayah Mas Adji, bapak mertuaku.
Sebelum menikah dengan Mas Adji, aku bekerja di salah satu perusahaan Pak Danu sebagai sekretaris. Beliau adalah pimpinan perusahaan yang baik, perhatian pada karyawan dan tidak arogan atau bicara keras bila marah. Yang kami tahu kalau dia marah atau ada sesuatu yang tidak berkenan dengan pekerjaan hanya dari raut wajahnya dan diam tidak banyak bicara pada karyawan tersebut. Biasanya para karyawan sadar dan segera memperbaikinya. Karena sifatnya itu, banyak dari kami yang merasa berhutang budi dan sayang pada beliau. Salah satunya aku.

Sebagai sekretaris aku sering mendampingi beliau meeting dengan rekanan atau kolega baik di Jakarta ataupun di luar kota dan sesekali di luar negeri. Meskipun menginap di hotel, ketika meeting di luar kota/negeri, tapi beliau tidak pernah mengambil kesempatan atas diriku. Walaupun aku menyadari sepenuhnya sewaktu-waktu hal itu terjadi, aku sudah menyiapkan diri bukan karena terpaksa oleh keadaan atau tuntutan pekerjaan, tapi karena muncul rasa suka dan sayang yang tumbuh karena sering berdua dengan beliau. Mungkin karena aku kehilangan figur ayah yang sejak kecil pergi meninggalkan ibuku yang membesarkan aku dan kakakku seorang diri, mungkin juga dari sifat Pak Danu yang tidak pernah membuat jarak dengan karyawannya. Bahkan beliau tertawa keras, saat aku pertama kali diajak menginap, aku bersikeras untuk tidur dikamar beliau karena tidak berani tidur sendirian di tempat yang baru, walaupun sebelumnya kami memesan 2 kamar. Dan tidak terjadi apa-apa sampai pagi datang.
Dan yang menjadi surprise besar buatku adalah saat Pak Danu mengajakku pergi, bukan meeting seperti yang aku kira. Tapi ke bangunan apartemen baru, dia membawaku naik ke lantai 8, mengajakku masuk ke salah satu ruangan apartemen yang sudah fully furnished. Setelah tiba di dalam dia menyerahkan kuncinya padaku,"Proyek besar perusahaan kita sudah deal, ini hadiah buat kamu". Aku langsung lemas, tidak menyangka sama sekali. Langsung memeluknya dan mengucapkan terima kasih berkali-kali, dan tanpa sadar mengecup bibirnya agak lama "Wow", beliau kaget sesudahnya, "Kamu pasti senang ya? Sampai kayak gini sama saya", candanya. Dia mengelus rambutku lembut,"Ini buat kamu, aku sudah urus semua, terserah kamu mau tempatin kapan, hanya aku pesan jangan sampai ada yang tahu baik itu karyawan lain ataupun keluargaku. Kamu simpan rapat-rapat ya"

Aku mengangguk,"Terima kasih pak, saya sayang sama bapak," Kucium lagi lembut bibirnya, lalu menatapnya, berharap dia akan melakukan sesuatu. Tapi Pak Danu
hanya tersenyum,"Ayo temani aku makan siang, setelah itu kita kembali ke kantor, masih banyak yang harus dikerjakan". Aaa ah bapak............

Selanjutnya akan kuceritakan flashbackku dengan Pak Danu mantan bosku dan sekarang menjadi mertuaku nanti di lain waktu, sampai kami keterusan seperti ini walaupun status kami sudah berubah. Sekarang kita kembali ke halaman belakang rumah 

Dia mengajakku masuk ke rumah, ke ruang tidur beliau. "Jangan disini," kataku "Aku nggak enak sama mami" lalu dia mengajakku ke lantai atas, ke kamar tidur tamu" Disini aja, supaya aku bisa liat kalo Parjo satpam itu mau masuk ke rumah," katanya.
Semenjak menikah, beberapa kali kami melakukannya tapi hanya di hotel atau di apartemenku. Tidak di rumah. Tapi hari ini aku harus mengikuti kemauannya, lelaki yang lebih dulu dan masih aku cintai selain Mas Adji.
Dia mulai membuka kaus dan melorotkan kemben bra ku, bibirnya dengan lembut menghisap puting susu bergantian kanan kiri, sambil kedua tangannya meremas-remas payudaraku, dia terus mengeksplorasi tubuhku dengan bibir dan lidahnya sambil perlahan berjongkok sampai lidahnya tiba di bawah pusarku, lalu kedua tangannya menurunkan rok dan cd ku sampai aku tampak bugil berdidi dihadapannya, Aku menatap cermin melihat diriku yang tanpa sehelai benang, sedang dihadapanku tampak lelaki paruh baya berjongkok kedua tangannya meremas payudaraku sementara lidahnya bermain-main disekitar vaginaku. Ahhhhh.... aku semakin terangsang .....

Aku bantu Pak Danu membuka kausnya. Dia kemudian berdiri, mendorong dan merebahkan tubuhku ke pinggir tempat tidur, kakiku yang menjuntai diangkatnya sebelah, lalu dia kembali berjongkok dan memainkan lidahnya di liang vagina, sambil tangannya menjangkau dan meremas-remas payudaraku. Aku menjambak-jambak rambutnya bila lidahnya masuk ke dalam liang dan bibirnya menghisap-hisap dinding-dinding vaginaku sehingga cairan vagina meleleh terus masuk ke mulutnya, aah nikmat sekali.... Dia terus memainkan lidah nya, menjilat dan menghisap-hisap dinding vagina dan klitorisku sampai aku mengejan mendapat orgasme ku, kedua pahaku menjepit kepalanya sehingga cairanku masuk dan belepotan di sekitar mulutnya. Setelah aku merenggangkan kaki, dia berdiri mengambil celana dalamku dan melap sisa cairanku disekitar mulutnya. Aku cemberut,"Jangan pakai itu papi nanti basah". Dia hanya tersenyum sambil menurunkan celananya, penisnya berdiri kencang dengan dua buah pelir yang bergayut.

Yang aku sukai dari pria paruh baya ini adalah tubuhnya tinggi atletis, tidak seperti lelaki kebanyakan yang sudah berumur. Dan batang penisnya saat tegak berdiri masih tersisa sekitar 6 senti dari gemgamanku, ya, lebih panjang dari milik Mas Adji atau Reno. Diameternya lebih kecil mungkin sekitar 4 senti, tapi mungkin itu kelebihannya, aku tidak merasa terlalu sakit saat dia melakukan anal sex ( ssst... yang ini nanti ya di flashback  ) Dan buah pelirnya itu, kenapa ya buah pelir milik lelaki paruh baya kadang seperti kantung yang menggayut ksehingga terlihat seperti kantung kelereng....

Aku bangun dari tempat tidur, berlutut dihadapannya, tangan kanan ku mulai mengelus dan mengocok perlahan batang penisnya, mulutku mulai melahap kepala penis sambil tangan kiriku mulai meremas-remas lembut buah pelirnya, "Sssshhhhhhh" dia mulai mendesis, terangsang, rasa nikmat mulai menjalar di tubuhnya. Mulutku terus mengulum kepala penisnya sambil lidahku menjilat-jilat jengger kecil dibawah lubang kencingnya. "Terus Neee... sssshh aaah enak sekali..... Dia mulai meracau, Tanganku terus mengelus dan mengocok sambil sekarang lidahku mulai menjilati batang penisnya dari pangkal sampai kepala penis, membuat Pak Danu menggelinjang kenikmatan. Setelah beberapa saat, aku mulai mengarah ke buah pelirnya, Mulutku mulai menghisap-hisap buah pelir yang menggayut dan sesekali memasukkan keduanya kedalam mulutku sambil tanganku mempercepat kocokan di batang penisnya yang basah oleh air liurku. Kulit kantung yang sudah mulai turun itu memudahkan aku untuk menyedot masuk buah pelirnya ke dalam mulutku dan mengulumnya, sambil dijilat-jilat beberapa saat, membuat Pak Danu terasa ngilu berlebihan sehingga sesekali dia terlihat mengelak karenanya. Itulah yang membuatku suka, bisa membuat Pak Danu menderita nikmat berkepanjangan. Hahaha apaan sih ?

Aku terus melakukannya beberapa saat, sampai dia bilang, "Aku mau keluar sayang ...." lalu dia mendorong wajahku dan mengarahkan penisnya ke mulutku. Aku mulai mengulum lagi dan memainkan lidahku di kepala penisnya, sampai penis nya berkedut-kedut dan mengejan berkali-kali sambil melenguh panjang, wajahnya menegadah ke atas, menikmati setiap ejanan penisnya. Sperma tumpah semua di mulutku, aku segera menelan seluruhnya supaya tidak tersedak. Sebagian lagi meleleh di pinggir mulutku. Setelah batang penis mulai lemas, dia berusaha menariknya dari mulutku, tapi aku tahan sambil memeluk lingkar pantatnya. Mulutku malah mengulum dan berusaha memasukkan hampir seluruh batang penis itu ke dalam mulut, sambil mengocok keluar masuk berulang-ulang dengan mulutku dan menghisap kepala penisnya sesekali. Pak Danu meronta, tangannya berusaha menahan pundakku, Dia berteriak meringis, " Haaaaaaaah, sssh, sudah sayang .. sssh... aaah... geli, mataku membelalak menatapnya sambil wajahku memasang mimik lucu tapi aku terus melakukannya sampai penisnya mengecil dan tidak ada lagi sperma tersisa.

Lalu aku berdiri, mengajaknya keluar kamar dengan menarik sisa penis yang menggantung lemas. Dia mencoba meraih pakaiannya, tapi aku melarangnya, "Taruh bajunya."
"Tapi masak bugil gini sih, nanti kalo keliatan orang gimana Ne?", katanya.
Aku balas melotot,"Tadi kata papi sudah dikunci semua pintunya" dan akhirnya dia menurut. Kami menuruni tangga dan berjalan di rumah itu tanpa sehelai pakaian pun.
Aku menariknya ke dapur, mengambil air mineral dingin memberinya minum lalu aku meneguk sisanya, kemudian bibir kami saling berpagutan, "Aku akan selalu mencintaimu papi sayang". Dia memelukku erat.

Setelah membasuh diri, lalu kami ke ruang tengah, masih tanpa busana. Dia duduk bersandar sambil kakinya dinaikkan ke meja, sementara aku bersandar di dadanya, sambil tanganku kembali bermain-main dengan penisnya. Kami menyalakan TV untuk memecah kesunyian, Kami menonton entah acara apa sambil tangan kanan papi mengelus-elus rambutku sementara tangan kirinya meraba-raba payudaraku, terasa geli kadang aku mengelakkan tangannya, tapi dia kembali lagi meremas-remas. Sementara aku bermain-main mengelus dan mengocok lembut penis panjangnya yang masih lemas. Tak terasa kami bercengkerama waktu menunjukkan jam setengah 5 sore, aku segera menyudahi kocokan ke penisnya yang sudah mulai terlihat tegang lagi dan meninggalkannya.
"Hei, kamu mau kemana, terus ini gimana?" sambil tangannya menunjuk penisnya yang tegang.
Aku hanya tertawa sambil berjalan ke kamar, "Mau mandi pi, janjian sama Mas Adji di mall sekalian makan malam". "Eh, papi ikut kan?"
"Iya, tapi ini selesaiin dulu, bisa mules nih"
"Selesaiin aja sendiri," aku terus berjalan ke kamar, terlihat ia berdiri menyusulku.
"Kamu itu," dia mengikutiku ke kamar mandi.
Aku menghidupkan shower, "Mandiin" kataku sedikit merajuk
Kami membasahi diri, lalu mengambil sabun cair, dan saling menyabuni tubuh. Tapi dia seringnya hanya menyabuni sekitar payudaraku saja, dan aku disekitar penisnya saja hahaha

Tak lama dia mematikan shower lalu mengangkat sebelah kakiku, dia mengarahkan penisnya ke liang vagina. Sedikit sulit untuk memasukkan penis itu. Lalu aku sengaja nungging, dan kemudian dia mengarahkan penisnya dari belakang. Aahhhhhh... ssshh sekarang bisa masuk sedikit demi sedikit sambil kepala penisnya digesek-gesek di liang vagina supaya cairan lendirnya keluar. Pak Danu mulai bergerak maju mundur sambil tangannya berusah meraih payudaraku yang menggantung bebas. Sampai akhirnya seluruh batang penis itu asuk seluruhnya ke liang vaginaku. Pak Danu terus bergerak maju mundur sambil tangannya meremas-remas kedua payudaraku, sesekali memuntir puting susu.

Setelah itu dia mencabut penisnya, duduk di kloset dan mendudukkan aku di atasnya. Penisnya sudah masuk semua ke vaginaku. terasa sesak karena kepala penisnya kadang menusuk-nusuk sampai ujung rahim saat menghujang seluruhnya. Kedua tangannya merengkuh payudaraku, menyatukannya dengan merapatkan kedua puting susu sampai menempel satu sama lain, lalu mengulum dan menghisapnya secara bersamaan. Shhhh aaahhh.... nikmat sekali, aku memejamkan mata sambil tanganku mencengkeram kepalanya. Aku melayang, sukmaku seperti ada yang menarik saat, kedua puting susu dihisap secara bersamaan sambil klitorisku berkedut-kedut karena gesekan batang penis dan liang vaginaku seperti di garuk-garuk oleh kepala penisnya. Aku terus melakukannya, menggoyang-goyang pantatku maju mundur, memutar-mutar, seperti mencoba merengkuh, mencari posisi yang pas supaya kepala penis itu tepat menggesek-gesek di titik rangsang liang vaginaku, sampai terdengar bunyi becek kecipak cairan cintaku bercampur dengan lenguhan dan eranganku.
Pak Danu seperti menikmati keadaanku, Aku tersiksa dalam mencapai kenikmatan orgasme, sampai klitorisku berkedut-kedut, "Aaaaah... paaak... aku mau sampai"
Pak Danu pun mempercepat gerakannya, dia menyodok penis nya lebih cepat, dan menghisap putingku lebih kuat sampai akhirnya kami mengerang berbarengan Ahhhhh.... ahhhhh.....Hnnngghhh... beberapa kali penis dan vagina kami mengejan dan berkedut berbarengan menumpahkan cairan di dalam sampai berdiam diri sejenak menikmati ejakulasi dan orgasme kami. Setelah itu kembali berpagutan bibir, lalu aku segera berdiri, membersihkan vagina ku dengan shower. Kami kemudian membasuh diri dan berganti pakaian. Wah rambutku masih agak basah. Aku segera mengeringkannya dengan hair dryer agar Mas Adji tidak berpikir dan bertanya macam-macam

Tak lama kami sudah berpakaian rapi. Setelah aku menyalakan lampu-lampu rumah, lalu Pak Danu menyuruh satpam, mencari taksi mengantar kami menuju mall bertemu Mas Adji dan Ray untuk makan malam.

Bersambung
 
Waaaahh....mangstaaaabh...
Ini yang nubi auka...istri yang kelihatan sopan, alim tapi menyimpan kebinalan yang meledak ledak..

Langacrooots suhu...:semangat:
 
Oooyyeahhh

Ternyata mertuanya malah udh duluan

Ditunggu updatenya dan cerita fladhbacknya
 
kapan dilanjut lagi hu.....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd