Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Seranjang dengan Amel

Nyoba aja karena gak pernah bikin cerpan di kategori ini.

Tapi ane males ngetik bikin intro dan ane yakin agan-agan pasti bisa gampang nebak atau kira-kira bagian intro situasi apa dan bagaimana yang terjadi sebelumnya.

Anyway, here's the story: :semangat:

***
Kakak sepupuku Amel menatapku sesaat dan tampak agak ragu-ragu saat berkata "Kita bisa, um, …tidur bareng diranjang ….eh emm ….maksud gue lo gak harus tidur di lantai ….cukup kok disini…***k sempit”

Aku juga ragu dengan sarannya itu. Dengan kakak sepupu secantik Amelia, tidur sekamar dia saja sudah membuatku gelisah panas dingin. Apalagi tidur seranjang bareng dia...

Tapi lantai kamar kost ku terasa sangat dingin dan keras dan bahuku terasa sakit.

“Ehmm …Iya deh. Emang dingin banget sih di ubin …Sorry ya Mel..” sahutku, akhirnya menerima tawarannya dengan canggung.

“Hihihi…. Kok sorry sih. Ini kan kamar lo. Gue lah yang makasih banget udah ditolong dikasih tempat numpang nginep” kata Amel sambil tersenyum sangat manis.

Saat itu Amel berbaring di dekat tepi ranjang untuk berbicara denganku, masih terbungkus selimut tebalku yang sepertimya sangat nyaman. Karena dia tidak bergerak minggir aku memanjat melangkahi tubuhnya untuk mengambil sisi ranjang yang menempel ke dinding kamar kostku.

Amel membuka dan mengulurkan berbagi selimutnya di atas tubuhku. Hanya sedikit jarak pemisah diantara tubuh kamiberdua . Aku bisa merasakan kehangatan yang keluar dari tubuhnya, tapi aku mencoba mengeluarkannya dari kepalaku.

"Selamat malam Mel," kataku.

"Selamat malam Rico."

***

Aku hampir saja tertidur saat kurasakan tubuh Amelmakin mendekat merapat. Amel meringkuk menyamping memunggungiku dan menyandarkan pantatnya ke pangkal pahaku. Aku merasakan tubuhnya yang begitu hangat melalui kemeja katun longgar yang aku pinjamkan padanya. Mataku masih terpejam, aku merinding dan jantungku mulai bergedub lebih kencang, Entah bagaimana dia menariknya dan meletakkan telapak tanganku di tulang rusuknya. Aku menyadari bahwa jari-jariku jdi celah antara kancing kemejanya dan menyentuh kulitnya yang begitu halus dan lembut.

Untuk waktu yang lama aku hanya menahan posisiku di sana, tidak berani bergerak, merasakan kulitnya yang halus lembut hanya beberapa sentimeter dari payudaranya. Segala sesuatu telah hilang dari eksistensi kecuali sensasi di ujung jari-jariku. Aku bahkan tidak bernafas karena takut kehilangan momen itu.

Lalu aku merasakan sesuatu yang lain. Penisku mulai cepat membengkak mengeras. Pantat Amel menekannya dengan lembut, reaksi instat itu tidak mungkin kuhindari atau sembunyikan. Seiring bertambahnya ereksiku, “adik”ku itu semakin mendesak di gundukan lembut pantat kakak sepupuku Amel.
Aku merasakan napas Amel semakin cepat, jantungnya berdegup kencang dan tubuhnya tegang.

Aku tetap tak bergerak, takut akan apa yang terjadi tapi lebih takut kehilangan sensasi fenomena langka ini.

Amel mulai bergeser, dan aku merasak mulai panik saat berpikir semua ini akan hilang berakhir. Tentunya dia akan menjauh dariku.

Namun diluar dugaanku, Amel malah mengayunkan menggoyangkan pantatnya, mendororong, menekan dan mengesek penis tegangku yang sudah sangat keras. Pada saat yang sama, Amel menarik tanganku lebih jauh ke dalm kemejanya yang entah bagaimana sudah terbuka beberapa kancingnya. Tangannya membimbing tanganku meluncur masuk dan naik sampai jari Aku menempel di bagian bawah lekuk payudaranya.

Aku bisa merasakan setiap bagian tubuhnya, dari tangannya sampai ke kakinya jadi lebih tegang dari sebelumnya. Meski sama sepertiku Amel tetap terbaring meringkuk tak bergerak. Bisa kurasakan juga degup jantung kami seolah saling berpacu makin cepat.

Amel sudah mengambil langkah Inisiatif awal; Mungkinkah Amel sedang menunggu untuk melihat apakah aku akan cukup berani mengambil langkah lebih lanjut…..

Dengan sangat perlahan, canggung dan agak ragu-ragu aku mulai menggerakkan jariku ke buah dadanya, aku menunggu ada tanda-tanda penolakan dari Amel. Setelah cukup yakin tak merasakannya, aku semakin berani dan kembali menggerakkan tanganku. Dengan hanya menggunakan ujung jari, aku membelai sisi buah dadanya, dengan ketakutan setiap saat Amel akan menarik diri menghindar menjauh dariku.

Jarij jemariku mengitari payudaranya, aku mulai memijatnya dengan lembut di telapak tanganku. Jari-jariku perlahan-lahan mengelilingi areola sebelum telunjuk dan jempol memilin lembut putingnya.

Aku tidak pernah merasa lebih terstimulasi seperti ini sepanjang hidupku. Peniskku terasa makin mengeras mendesak menekan gundukan pantat Amel. Aku mulai menangkup meremas-remas lembut payudara kencang namun halus lembut kakak sepupu cantikku itu dan makin berani memainkan puting susunya. Amel menarik napas pelan dan juga makin berani meliuk mengesek penisku dengan pantatnya. Meskipun kami sama-sama masih memakai celana pendek namun aku bisa merasakan betapa dasyat sensasi yang kudapakan dari kelembutan dan kekenyalan gundukan pantat kakak sepupuku itu.

Tangan kananku yang sedari tadi pasif karena terhimpit tubuhku sendiri diposisi meringkuk mulai menyelinap dari bahunya dan membuka kancing atas kemeja yang dikenakannya, dan langsung menyambar payudaranya Tangan kiriku membuka sisa kancing-kancing yang lebih rendah dan menguakkan kemejanya terbuka.

Setelah beberapa saat tanganku bermain di kedua buah dada Amel perlahan aku menggerakkan tanganku ke perutnya dan merasakan sisi karet celana pendeknya.

Aku menahan tanganku beberapa detik sebelum kemudian mulai menggerakkan jemariku lebih jauh menyelinap merogoh masuk ke dalam celana pendek Amel. Aku merasakan bulu-bulu jembutnya yang halus. jari-jariku menembus belukar itu melanjutkan perjalananku lebih rendah menelusuri lembah surgawi.

Aku merasakan sensasi dorongan adrenalin terbesarku saat mencapai gundukan lembut belahan vagina Amel. Dengan hanya menggunakan dua jari, dengan lembut aku menelusuri satu di setiap sisi belahan bibir vagina Amel.

Amel agak tersentak gelisah dan berhenti menggerakkan pantatnya. Aku juga jadi ikut tersentak gelisah dan aku mulai ragu. Aku sadar yang aku lakukan salah dan ingin menghentikannya sampai disitu saja sebelum jadi jauh lebih parah…. Tapi sudah tak mungkin lagi aku mampu melawan desakan godaan maha dasyat itu.

***
to be continue... cari ide dulu :Peace:
Ikut nyimak om
 
Aku dan Amel kembali terdiam lama dalam keheningan. Amel menatapku dan aku menatapnya. Lalu aku menariknya dan menempelkan bibirnya ke bibirku. Kami saling berpelukan dan berciuman. Lidahku perlahan melnyusup masuk ke dalam mulutnya, dan Amel pun menyambut saat lidah kami saling bergelut lembut dengan mesra. Tangan kami pun saling membelai dalam pelukan.

Sangat perlahan aku mendorong Amel kembali berbaring di tempat tidurku. Aku membungkuk tanpa melepaskan ciumanku, Jemariku, mulai mengelus dari lututnya menelusuri kemulusan sepasang paha Amel hingga sampai dipangkalnya yang hangat dan lembab.

Bibirku melepaskan bibir Amel dan turun ke lehernya

mencumbui setiap senti permukaan kulit lembut halusnya, saat aku mulai meragkak diatas tubuh Amel.

Tangan kiriku memegang batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di belahan bibir vaginanya yang sudah basah

“Oh.. Rico.. Please.. Aku… jangan ….udah….” rintih Amel lirih tak jelas.

Aku menundukkan kepala untuk kembali menjilati dan mengemuti kedua payudara padatnya bergantian membuat Amel menggelinjang dan semakin keras mendesah gelisah.

Perlahan aku mendorong lembut penis kerasku menyeruak bibir vaginanya dan menyelinap masuk kembali kedalam liang ketatnya.

Tak banyak variasi, pinggulku membuat gerakan maju mundur mengayun. Setiap gesekan kelamin kami yang meyatu erat menyebabkan desiran aliran sensasi kenikmatan yangbertambah semakin menyesakkanku. Aku terus mengenjot memompa dan semakin terbuai sensasi kenikmatan yang tercipta dari setiap gerakan dorongan dan tarikan batang penis kerasku yang menggesek liang vagina ketat kesat milik kakak sepupuku, Amel.

Tangan Amel merengkuh bahuku erat dan menggigit bibir bawahnya dengan wajah mengernyit lirih seperti menahan nyeri.

“Ohh...Ricoo.” rintih Amel bergetar.

Bersamaan dengan aliran hangat yang kurasakan di dalam, rongga vaginanya menjepit makin erat batang penisku. Tangannya merengkuh bongkahan pantatku serta menarikku menekan lebih erat lagi.

Amel kemudian tersenyum manis dan mengecup bibirku kembali

Hanya beberapa detik setelah Amel mendapatkan orgasmenya, aku membalikkan tubuhnya membelakangiku. Dengan pelan kutarik pinggangnya sambil memintanya menunduk.

Perlahan aku memajukan tubuhku sambil memegang batang penisku dan mengarahkannya kembali tepat di belahan bibir vaginanya yang sudah merekah berkilat basah, sementara kaki kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya sedikit melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi sedikit membelah vaginanya lembut.

“Engkhh…..” Amel mengejan menerima desakan penisku.

Tanganku perlahan meremas payudaranya dari belakang mulai dari yang sebelah kiri dan dilanjutkan dengan yang sebelah kanan secara bergantian. Sementara pinggulku kembali mengayun maju mundur untuk kembali berkonsentrasi memompa liang vagina nikkmatnya lebih dalam.

Aku membungkuk, dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya mendekat, aku mengulum bibirnya dan meremasi kedua payudaranya lembut.

“Sayang aku mau keluar nih,” bisiku lirih.

“Ohh.. sayang aku juga” sahutnya merintih pelan.

Aku mempercepat ritme gerakanku memompa vaginanya dari belakang tanpa melepas ciumanku di bibirnya dan remasan ku di kedua payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua pinggulnya erat dan memekan penisku dalam-dalam.

“. Ohh.. Sayang,” geramku kemudian dengan tubuh kejang.

Sperma puncak klimaksku menyembur-nyembur deras dalam liang vaginanya dan beberapa tetes meleleh keluar mengalir di kedua paha mulusnya. Untuk beberapa saat aku terdiam terlena sampai akhirnya perlahan penisku mengecil di dalam vaginanya yang telah memberikan kenikmatan yang tak bisa aku ungkapkan.

Tubuh Amel rubuh tengkurap setelah aku melepaskannya. Aku pun ikut roboh berbaring disamping Amel.

***
“Menurut kamu siapa yang lebih cantik, aku atau Nadya?” tanya Amel.

“APA??!!” Aku terkejut atas pertanyaan Amel yang tak terduga itu.

“Dari kecil aku selalu iri sama Nadya..” lanjut Amel mengaku.

“Hahahaha…. Nadya itu bodoh dan suka buat onar” Aku tertawa geli.

“Tapi Nadya selalu jadi pusat kekaguman utama. Semuanya selalu memuja Nadya…” desak Amel.

“Ya karena dia artis dan model yang cukup terkenal” sahutku malas membahas.

“Tap kamu juga kagum kan sama Nadya, Ric!”

“Cuih… sorry enggak tuh! Aku sudah bosat liat kelakuannya yang selalu bikin repot keluarga” sahutku.

“Nadya bilang, kamu sering mengintip dia dan pernah beberapa kali memergoki kamu masuk kekamarnya waktu dia tidur”

WHAT!!!????

Aku tiba-tiba jadi makin gelisah

“Hiihihii….Nadya juga cerita kamu sering mencuri celana dalamnya” Amel terkikik geli.

Dan aku kejang seperti disambar petir.

**

Nadya Fransiska adalah kakak perempuan kandungku. Amel dan Nadya memang cukup dekat mengingat usia mereka hanya selisih beberapa bulan. Nadya memang sangat cantik dan semua yang dituduhkan Amel itu benar.

Tapi itu hanyalah kenakalan remaja saat aku masih SMP.

***

Author Note: Terima kasih atas apresiasi dan dukungannya atas cerita kentang iseng saya. Maaf sibuk banget gawean gak sempet sering-sering ngetik cerpan fantasi. Kalau sempet mungkin nanti dibuatin lanjutan sekuel kentang baru aja
:Peace::ampun::ampun::ampun:
terimakasih ceritanya dah bikin ngaceng, :tegang:
 
Good moment stories......pls continued sir...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd