Ratih
'Crek.. Crek.. Crek!" Bunyi kecipak vaginaku yang dirajai jemari Mr. Jun mengisi keheningan didalam mobil. Sempat kulirik ke arah kaca spion tengah, pandanganku dan sang supir kembali bertemu..
"Shhht... Udaaah Mr. Juuunn.. Uuuhhmmm..." Pria paruh baya itu masih saja sibuk mencium dan menjilati leherku yang memang terbuka lebar untuk dieksploitasi olehnya. Resleting celanaku sudah terbuka sepenuhnya, kaosku sudah tersingkap tinggi sampai ke bahuku. Serangannya berganti-ganti dari kedua buah dadaku lalu beralih ke vaginaku yang sudah becek! Kedua tanganku hanya bisa menjambak rambutnya saat jemarinya menyentuh sudut-sudut didalam vaginaku.
Duh Gustiii! Kenapa aku sangat menikmati pelecehan ini.. Bukankah aku sudah memiliki seorang suami yang menungguku di Jogja, seorang anak yang merindukan ibunyaa.. Tàpi.. Ini sungguh nikmat!
Wajahku terasa semakin panas, tubuhku menggeliat bak cacing kepanasan demi menerima serangan-serangan atasanku yang dari segi usia lebih pantas jadi ayahku! Celanaku sudah sejak tadi terserak di lantai. Jemariku mencari-cari batang penis Mr.Jun, dan entah sejak kapan sudah tegak menantang lepas dari kungkungannya.
"Put it in Sir, please put it in!" Aku sudah tidak mempedulikan situasiku, berada di dalam mobil dengan pria-pria yang jauh lebih tua dariku, telanjang dan memohon-mohon untuk dientot! Kemana larinya harga diriku sebagai seorang istri yang setia.. Aku menyesal tidak melepaskan cincin kawinku sebelum berangkat tadi.
Dan sekarang cincin itu melingkar di jari manis tangan kananku yang sibuk mengocok penis atasanku, mengarahkan batang berurat ke liang cintaku..
Kukangkangi kedua paha Mr. Jun sambil membelakanginya, ujung batang penisnya yang memerah kugesekkan beberapa kali ke klentitku yang sudah sangat sangat gatal!
Pelan-pelan kuturunkan tubuhku.. Sampai seluruh batang berurat itu mengisi liang cintaku penuh!
"Hummm... Sshh aah... So good Mr. Jun.. Uuunngh..."
Mr. Jun memegangi pinggangku dan menggerakkan tubuhku..
Naik..
"Sshhhh... Enak Mr. Jun..."
Turun..
"Faster sir please faster.."
Ceracauanku tidak didengarnya.. Aku kehilangan kendali atas tubuhku sendiri, ingin sekali kutumbukkan keras-keras batang penisnya, dia mengendalikan tubuhku seperti boneka...
"Clak! Clak! Clak!" Bunyi pantatku yang bertumbuk dengan paha Mr. Jun bersahut-sahutan dengan lenguhan pasrah dari bibirku..
Kedua kakiku terbuka lebar, tubuhku bersandar ke Mr. Jun, aku menatap berani ke arah sang supir yang kali ini sudah tidak malu-malu lagi melihat kebelakang. Wajah mupengnya membuatku geli sekaligus semakin terangsang!
Sedikit demi sedikit badanku semakin menegang, aku merasakan orgasmeku yang sudah diujung, sedikit lagi..
"Terus Mr. Juuuunnnhhhh aku hampiiirrr, kencengin lagiiiih!"
Tiba-tiba aku mendengar geraman Mr. Jun, diikuti dengan liang cintaku yang terasa hangat membanjir... Vaginaku yang tadinya terasa penuh sesak jadi terasa..
Kosong...
Pinggulku bergerak liar mencari cari orgasme yang sudah didepan mata!
Tapi percuma, batang keras berurat yang tadi merajai vaginaku sekarang terkulai lemas diantara kedua pahaku...
Aku mendesah putus asa demi kembali mengalami hal yang sama berulang-ulang!
Mr. Jun menggeser tubuhku dari pangkuannya, dia memakai kembali celananya dengan ekspresi kalem tanpa dosa.
Aku yang sudah terlanjur kesal hanya duduk membuang muka ke samping. Aku tidak buru-buru mengenakan kembali pakaianku yang sudah tersebar di lantai mobil.
"Pak! Puter balik aja ke rumah, ga jadi karaokenya, ndak mood aku mau sing a song!"
Aku hanya ingin segera menghempaskan tubuhku di kasur kamarku setelah PHP dari Mr. Jun sialan ini!
"Tapi mbak ini dah mau sampe? Mosok puter balik mb.."
Kalimatnya terhenti saat melihat raut mukaku, "i..iya mbak kita puter balik.."
Mr. Jun tidak mengucapkan apapun selama perjalanan pulang..
Akupun tidak ada keinginan berbasa basi padanya, bra dan celana dalamku kumasukkan ke tas , sesampainya di depan rumah, aku keluar dari mobil, lalu mengetuk kaca pintu depan, setelah kaca itu terbuka langsung kutitipkan pesan pada atasanku yang EDI itu,
"Bilang sama bosmu, minum jamu kek, pake viagra kek, jangan PHP! Bye!"
Tidak ada jawaban dari dalam mobil, aku segera masuk dan mengunci pintu lalu menghempaskan tubuhku di kasur.
"Aaaarrgghh! Mumeeeet! Tau gini aku ladenin aja worker-worker tadi siang! Huh!"
Tiba-tiba terlintas satu ide dikepalaku..
Hmmm boleh juga tuh...
*****