Story of A Submissive Doctor
Part-17D
Viewer Discretion :
Di cerita kali ini, saya akan banyak bercerita mengenai hal2 yang dilarang dan tidak diperbolehkan dilakukan oleh hukum negara Indonesia. Saya mohon karena ini forum dewasa, maka diharapkan untuk menyikapi apa yang akan saya ceritakan ini semata hanya sebuah cerita masa lalu, BUKAN sebuah ajakan atau ajaran untuk melakukan hal yang sama seperti yang pernah saya lakukan di masa lampau. Jadi bagi yg masih berumur di bawah 20 tahun, harap untuk menyikapi cerita ini dengan bijak. Saya juga tidak bermaksud untuk mendiskreditkan suku atau ras tertentu dari cerita ini, tapi perlu mendeskripsikan secara utuh agar pembaca bisa mendapatkan gambaran utuh kejadian di cerita tersebut.
The Nekkid Pass
Aku yang masih baru dalam hal per-exhibitionist-an, tentu masih memiliki ketakutan akan fakta apa yang bakal menjeratku apabila Bu Dokter sampai ketahuan dengan sengaja bugil di jalanan.
Mungkin aku akan terkena pasal perbudakan. Mungkin aku juga bisa saja dicekal pasal pornoaksi. Atau mungkin juga mengganggu kamtibmas setempat karena membawa cewek bugil di jalanan dan memberikan kenikmatan serta bahan coli gratis untuk siapapun yang melihatnya...
Well, saat itu aku memang tidak berfikir panjang dan menyusun skema plan A atau B bahkan C. Aku hanya berusaha memenuhi nafsu birahi kami yang kala itu masih tergolong usia produktif.
Aku masih tertegun saat pintu lift lambat laun membuka lebar..1 cm..3 cm...hingga terbuka sepenuhnya. Jaket panjang Bu Dokter yang sedari awal kugenggam, menjadi tak berarti karena aku terlupa akan keberadaannya.
Bu Dokter sudah berusaha untuk menarik jaket yang tercengkeram kuat di tanganku, tapi tak mampu menggapainya karena jaketnya melingkar sempurna terkunci diantara lengan dan perutku.
Sosok dibalik pintu lift seketika menunjukkan bentuknya. Paras kulitnya hitam legam, menggunakan kaos ketat warna hitam dan celana jeans biru belel serta sepatu pantofel.
Perawakannya tidak terlalu besar, tapi cukup tinggi menjulang dan bergaya perlente.
Rambutnya pendek keriting bulat khas warga timur dan jidat bopeng seperti menunjukkan kegarangan yang jarang ditemui dimanapun dikotaku.
Tapi ada yang sedikit familiar dari sosok tersebut. Di tengah persimpangan antara leher dan dada, tergantung kalung yang sering kulihat pada masa lampau. Dan setelah sosoknya muncul sempurna di hadapanku, aku baru menyadari..dia adalah si Jow!!...
Sebagai informasi, Jow adalah seorang warga asli Maluku yang mencari penghidupan di kotaku. Orangnya baik hati, bijak dan penyayang keluarga, namun keadaan memaksanya harus hidup di lembah hitam.
Sudah berapa kali ia harus berkutat di dunia underground, entah sebagai penguasa parkiran di salah satu gelora terbesar di kotaku, sebagai mata elang, debt collector, pengikut gank, pengedar dan terakhir kuketahui, ia menjadi mucikari + antar jemput wanita panggilan.
Aku mengenalnya kala ia menjadi penjaga wilayah di salah satu gedung kantorku. Bahasa lainnya preman setempat.
Seperti pernah kuceritakan, walau aku kurang jago dalam bersosialisasi dengan rekan sejawat, aku selalu mampu menarik simpati bagi akar rumput untuk berbagi keluh kesah maupun kebahagiaan.
Jow pun begitu. Segarang2 penampakannya di luar, ia tetaplah manusia di dalam. Ia tak pernah berani menunjukkan sisi lemahnya ke kelompok maupun lawannya, tapi ia mampu mencurahkan semuanya kepadaku.
Kami menjadi akrab walaupun kami saling bertukar pengalaman, baik maupun buruk.
Ada beberapa hal yang sempat ia ajarkan kepadaku. Ia mengenalkanku kepada berbagai macam miras hasil impor ilegal dan mencoba berbagai keunikan rasa dari masing2 produk tersebut.
Selain itu ia juga mengajakku ke berbagai klub malam di kotaku yang jumlah nya sudah tak terhitung lagi. Keistimewaan ketika aku jalan dengannya adalah, kami bebas untuk keluar masuk klub malam tersebut karena Jow memiliki banyak saudara yang menjadi penjaga klub malam tersebut.
Alhasil, masuk klub striptease, Bar, Spa dan lain sebagainya bukan hal susah bagiku.
Bahkan dalam satu kesempatan, Jow saat menjadi pengedar ***** kualitas premium, sempat memberiku cuma2 satu kotak untuk kugunakan saat berhubungan intim.
Eksperimen untuk menghisap satu linting sebelum hubungan seks dilakukan ini sempat aku coba buktikan ke salah satu wanita penghibur di klub malam kenalan Jow.
Sebelum masuk klub, aku coba menghisap satu linting hingga habis di dalam mobil. Saat masuk,
Di klub malam tersebut jumlah wanita mencapai ratusan dan semua berdandan menor dan tebal. Aku merasa tidak ada satupun yang mengena di hati karena bagaimanapun, walau aku seorang seks maniak, tapi aku tipikal pemilih.
Aku tidak bisa begitu saja main berdiri dan tubles ke sembarang lubang sehingga aku tak pernah menikmati tipikal hubungan seks singkat tanpa perasaan seperti ini.
Tapi untuk eksperimen, well, tiap orang harus trial and error kan?
Aku asal pilih saja satu wanita yang duduk termenung di pojok akuarium, berpakaian ketat dress dan potongan rok hingga diatas pahanya.
Saat ia tahu dirinya terpilih, perempuan itu sedikit kaget tapi terlihat cukup senang setelah mengetahui aku memilihnya dari sekian banyak wanita penghibur lainnya.
Perjalanan kami menuju kamar diisi dengan obrolan seadanya, dan cenderung basa-basi. Saat itu kesadaranku tinggal setengah dan condong meracau tak jelas karena pengaruh "daun"..
Sesampainya di kamar, kuminta ia membuka seluruh pakaiannya dan tidak usah masuk ke kamar mandi untuk bebersih.
Kubuka bagian bawah pakaian hingha tytydku nongol dàn menampakkan batang helmnya.
Kuminta ia untuk menghisapnya, tidak secara pelan, tapi dengan kuluman RPM tinggi.
Setelah puas dengan mulut berliurnya, aku minta ia untuk main dengan posisi misionaris.
Di posisi tersebut, aku bertahan selama 10 menit dan dia sudah mencapai orgasme sebanyak dua kali.
Berlanjut dengan DS, aku msh mampu bertahan selama 15 menit.
Setelah bosan dengan DS, aku minta ia utk praktekkan gaya WOT. Diposisi ini aku bertahan selama lebih dari...30 Menit!!!
Percaya atau tidak, lintingan ***** premium yang sempat kuhisap di awal memberi efek baal ke burungku yang kini tak bisa merasakan sensasi kehangatan khas vagina.
Bahkan dengan perempuan ini aku telah mencium mulutnya hingga kumainkan lidahku kedalam mulutnya dalam waktu cukup lama tanpa memperbolehkannya mengambil nafas sama sekali.
Aku paksa untuk berpagutan lama karena aku ingin sekali mengeluarkan spermaku yang sudah terlalu lama di dalam Joni.
Karena saking desperate-nya akhirnya aku meminta ia untuk tidur telentang dan aku diatas mulutnya coba mengocok sendiri dengan tanganku untuk mengeluarkan sperma si Joni.
5menit...10 menit berlalu dan barulah lendir putih khas sperma tertahan muncrat jauh ke dalam mulut dan wajah dari perempuan tersebut. Dari sanalah aku memiliki pengetahuan akan efek insane dari selinting daun.
Tapi setelah kejadian itu aku merasa tidak enak kepada wanita penghibur tersebut.
Aku telah menghabiskan masa ia mencari pelanggannya karena termakan waktu bersama ku cukup lama.
Setelah selesai aku hanya memberikan ia uang sesuai tarifnya walau sedikit kutambahkan tips sebagai permohonan maaf.
Tapi fakta di depan mataku memang cukup mengiris diriku yang cukup perasa ini. Di depan kamar, teman Jow yang juga penjaga sekaligus mucikari dari perempuan tersebut mengambil hampir 70% dari apa yang kuberi padanya malam itu.
Mirisnya, hal itu ditambah dengan ancaman, "awas kau jangan protes2, nanti kubunuh kau, karena aku bosmu,"..
Aku terpaksa diam karena mencoba membela perempuan tersebut akan membuat masalah berkepanjangan.
Mulai detik itu aku memutuskan untuk tidak lagi bermain ke tempat hiburan pemuas syahwat, karena nyatanya fantasi seksual ku tidak dapat termanifestasikan secara sempurna. Semua karena tidak ada perasaan yang turut di dalamnya.
(Bersambung ke Part-17E)