http://1.bp.********.com/-sx-ZNXrKc2M/Tw9fos4vNGI/AAAAAAAAHtg/yrjVlNiYZIc/s320/fasha+sandha+nikah.jpg
AMELIA NOVITA SARI
Pagi itu aku bertandang kerumah temanku Iren, ada kesamaan antara aku dan Irene yaitu sama - sama haus sex , Aku dan Irene hampir mempunyai sifat yang sama yaitu tipe wanita yang tidak mau sengsara.
Yang kami pedulikan hanyalah harta kekayaan dan kesenangan hidup, itulah kesamaan kami berdua, yang membuat kami terasa cocok dalam menjalin persahabatan.
Sudah dari Aku selalu mengajak Irene untuk pergi bersama, mencari batang-batang kemaluan yang besar dan panjang untuk memuaskan SYAHWAT kami.
Topik pembicaraan Kami pagi ini tidak jauh berbeda dari dulu, yaitu tidak jauh dari selangkangan lelaki, hanya sekarang Irene sahabatku juga ikut aktif, dulu Irene hanya sekedar pendengar setia sambil tersenyum.
Kalau sekarang Irene aktif bercerita tentang pengalaman-pengalaman seksnya, membuat aku melongo mendengar cerita Irene itu.
Tak satupun kejadian yang telah dialami oleh Irene yang disembunyikan terhadapku termasuk ketika Irene menikmati permainan seks dengan Andre anaknya dan juga ketika bersetubuh dengan ketiga teman suaminya.
Aku hanya dapat menelan ludah mendengar cerita Irene itu, birahi Aku mulai bangkit mendengar cerita Irene, apalagi ketika Irene menceritakan melakukan seks dengan tiga lelaki sekaligus, yang belum pernah Aku alami selama ini.
Tak terasa waktu berlalu, jam di dinding telah menunjukkan pukul 10 siang, perut kami mulai meronta minta diisi, Irene berinisiatip hendak menyediakan makanan untukku.
Aku pun mengikuti langkah Irene kedapur, obrolan kembali berlanjut sambil sibuk menyiapkan makanan.Tak lama kemudian makan siangpun tersaji.
Obrolan kami pun berlanjutkan di meja makan sambil menikmati makan siang kami, penasaran dengan cerita Irene, Aku mengusulkan ke Irene agar Aku bisa untuk ikut menikmati batang-batang kemaluan lelaki yang panjang dan besar.
Kami berdiskusi tentang bagaimana caranya untuk membuat hal itu terjadi, sedang asyiknya kami menyusun rencana, kami mendengar suara kunci yang terbuka dari arah pintu kamar.
Tak lama wajah Andre anaknya Irene terlihat oleh kami, Andre pun memanggutkan kepala dan tersenyum kepada Aku, lalu ia menghampiri Mamanya.
''Mam, Andre mau keluar jalan dulu.'' kata Andre sesampainya dihadapan Irene.
''Oh, iyah, mau kemana kamu sayang'' Irene bertanya balik ke Andre.
''Ah,..., Cuma mau nongrong bareng teman-teman saja Mam'' jawab Andre.
''Yach klo begitu hati-hati yah....'' balas Irene.
''Oh, iyach, Dree, kenalin ini teman Mama, ini tante Amelia biasa di panggil tante Amel, ''kata Irene.
'' Andre.'', kata Andre menyebutkan namanya sambil menjabat tanganku.
''Amel..'' kataku, sambil memperhatiak wajah Andre yang tampan.
''Andre tinggal dulu yach'' lanjut Andre dan Andre pun beranjak meninggalkan kami.
Sepeninggal Andre, kami berdua tersenyum genit, dan kami berdua merencanaka sesuatu, sambil melanjutkan perbincangan yang seperti tadi, yang perbincangan tidak jauh dari selangkangan lelaki.
NIKEN NUR AZIZAH.
Siang itu Aku sedang gelisah, gejolak nafsu SYAHWATKU menggelegak, saat ini aku sedang menginginkan sodokan-sodokan kontol di memek dan dianusku.
Sudah 5 hari ini Aku tidak merasakan sentuhan dan cumbuan lelaki, terakhir lubang kemaluanku merasakan sodokan kontol, adalah saat persetubuhanku dengan Arman.
Kini karena Arman sudah kembali kerumah Ibunya Reni dan selama 5 hari ini Arman tidak pernah datang kerumahku apalagi menyentuhku.
Mungkin Arman di larang oleh Ibunya supaya tidak pernah datang lagi ke rumahku setelah pertengkaranku dengan Reni Ibunya.
Aku pun bingung, entah aku harus berbuat apa, hubunganku yang selama ini harmonis, dan baik-baik saja dengan Reni Ibunya Arman menjadi berantakan sekarang.
Lalu mataku terpaku di TV tetapi pikiranku menerawang, Aku membayangkan kejadian hari itu dimana aku disetubuhi oleh Arman.
Tanpa terasa tangan kiriku mulai meremas-remas payudaraku dari luar baju muslimku seacara bergantian, sementara tangan kananku mengelus-ngelus memekku dari luar celana dalamku, dari mulutku terdengar desahan-desahan lirih.
Saat aku sedang asyik-asyiknya mantrubasi, tiba-tiba bel rumahku berbunyi, Aku sedikit kaget mendengar bel rumahku berbunyi.
Dengan segera Aku menghentikan kegiatanku dan segera merapihkan baju gamis muslim panjang, aku pun menuju kepintu depan.
Sesampainya dipintu depan Aku lalu membukanya, dan dihadapanku berdiri seorang perempuan dengan mengenakan jilbab lebar panjang warna coklat.
Yang ternyata adalah Reni Ibunya Arman, kemudian kami pun saling bertatapan, dalam benak hatiku bertanya,''Apa yang mau di lakukan oleh Reni lagi''.
Lalu aku mempersilahkan Reni masuk kedalam rumah, Sesampainya didalam rumah aku menyuruh Reni duduk dan menawarinya minuman.
Kemudian Aku menuju kedapur untuk membuatkan minuman untuknya, tak lama dari dapur aku pun kembali membawa minuman untuk Reni.
''Aku mau membicara masalah yang kemaren''kata Reni.
''Masalah apa''? ucapku pura-pura tidak tahu.
''Aku mau membicarakan masalah Arman yang kemarin'' kata Reni dengan suara yang pelan.
''Oh...semuanya kan sudah jelas..., aku yang memonopoli Arman'' kataku dengan nada yang agak tinggi.
Karena aku masih kesal dengan sikap Ibu Reni yang telah menuduhku ingin mengusai anaknya, jadi kepalang basah aku bilang saja aku yang memonopoli anaknya.
''Umi aku kesini mau meminta maaf , dan ingin menyelesai salah paham''kata Reni.
Mendengan ucapan Reni hatiku bertanya-tanya, apakah benar Reni tulus meminta maaf kepadaku, setelah begitu marahnya ketika ia mendengar perbincangan aku dan Arman..
''Baik '' jawabku singkat ,tapi hatiku masih bertanya-tanya aku ingin tahu dulu kenapa Reni yang meminta maaf duluan.
Aku masih tidak percaya kenapa Reni meminta maaf duluan, padahal aku telah menampar pipinya, dan aku pun tahu sifat Reni yang cukup keras kepala apabila sudah engak suka sama seseorang.
''Makasih Umi yaa, telah memaafkanku'' kata Reni. sambil memelukku, dan aku pun tersenyum dengan penuh kemenangan.
"Jadi, Umi boleh ngentot dengan Arman lagi kan, Bu...''? tanya ku.
"Hhhhhh.... Umi.... Asal Arman bahagia, itu juga kebahagiaan aku,'' jawab Reni.
Lalu beberapa saat kami berdua pun terdiam, Reni pun masih menundukan kepala, sampai akhirnya aku yang memulai pembicaraan lagi.
''Oh..yaa.., tehnya diminum Bu''. sahutku.
''Umi aku mau minta tolong...sama Umi'' kata Reni sambil mengambil gelas yang berada di atas meja lalu di cicipinya minuman tehnya itu.
''Apa itu Bu...'' ucapku, Akhirnya kata-kata yang ku tunggu-tunggu keluar juga dari mulutnya Reni.
''Bisa Umi kerumahku'' kata Reni.
''Lho memangnya kenapa Bu''? tanyaku.
Lalu Reni pun Menceritakan permasalahan yang sedang menimpanya, bahwa setelah kejadian aku bertengkar dengannya itu membuat Arman marah kepadanya.
Dan sudah berhari-hari Arman mengurung diri di dalam kamarnya, oleh sebab itu aku di suruh oleh Reni Ibunya Arman Untuk membujuk Arman supaya jangan marah lagi.
Sekarang aku jadi paham kenapa Reni jadi berubah menjadi luluh hatinya, dan ia yang duluan untuk meminta maaf kepadaku, semua ini karena Arman.
Pasti Reni sangat khawatir sekali dengan sikap Arman selama ini, jadi aku yang di minta untuk membujuk Arman supaya jangan Marah lagi.
Setelah aku berfikir sejenak, aku pun tidak langsung mengiyakan permintaan Reni, aku pura-pura jual mahal dulu, walau pun SYAHWATKU sudah tak tertahankan, dan sebenarnya aku ingin sekali ngentot dengan Arman.
''Aduh...Ibu gimana Yaa '' kataku pura-pura kebingungan.
''Umi tolonglah please .....Umi aku mohon'' kata Reni memohon kepada.
Aku pun semakin di atas angin, dan aku merasa diriku sangat di butuhkan oleh Reni Ibunya Arman, lalu aku pun memberikan persyaratan kepada Reni, dan akhirnya Reni pun setuju dengan persyaratanku.
RENI PRAMESTI.
Sudah beberapa hari ini Arman anakku lebih banyak diam, dan ia pun hanya mengurung diri di dalam kamar saja.
Dengan situasi seperti Ini jelas sangat membuatku khawatirkan keadaan anakku Arman, aku paham benar tetang Arman anakku yang suka nekad orangnya apabila sedang marah atau emosi.
Setelah aku berfikir , akhirnya aku harus mengkesampingkan Egoku, aku akan mendatangi Umi niken dan meminta maaf, semua ini aku lakukan demi Arman anakku.
Walau hati ini masih sangat sakit dengan perlakuan Umi yang akan menguasai Anakku, dan perlakuan kasarnya yang telah menampar pipiku, aku harus melupakan itu sejenak demi anakku.
Akhirnya aku memutuskan untuk datang ke rumah Umi Niken hari ini juga dan detik ini juga, kemudian aku ganti baju dan berdandan rapih.
Aku pakai jilbab warna coklat tua, di padukan dengan baju panjang warna cream dan rok panjang warna coklat, dan dengan memakai sandal high heels.
Lalu aku meluncur ke rumahnya Umi Niken dengan kedaraanku, tidak lama kemudian aku sampai di rumahnya Umi Niken.
Setelah memijat Bell rumah, pintu depan pun terbuka, dan yang membukakan pintu depan adalah Umi Niken sendiri, Umi Niken terlihat agak kaget dengan kedatanganku kerumahnya.
Tatapan matanya yang sangat dalam membuatku agak terpancing emosi, tapi sekali lagi aku harus bisa mengendalikan emosi ini demi Arman anakku.
Lalu ia pun mempersilakanku masuk, setelah aku duduk di sofa ruang tamu, lalu Umi Niken pergi ke dapur Untuk mengambil minum, dan tidak lama kemudian Umi kembali dengan membawa minuman teh.
Setelah mencicipi minuman teh, lalu aku mengutarakan maksud kedatanganku, tapi lagi-lagi Umi Niken membuatku Emosi, seolah-olah kejadian waktu itu akulah yang salah.
Dan aku pun harus mengendalikan emosiku itu demi anakku Arman , tapi Akhirnya kami pun berdamai, dan kami pun saling berpelukan.
Sesudah itu aku menceritakan permasalahanku mengenai Arman anakku, dengan berkali-kali aku memohon kepada Umi Niken .
Akhirnya Umi Niken mau membantuku membujuk Arman agar tidak marah lagi, dengan persyaratan yang ia ajukan kepadaku, dan aku pun menyanggupi persyaratan Umi Niken Itu demi Anakku Arman.
Setelah Itu Umi Niken pamit untuk berdandan sebentar, dan tidak lama kemudian Umi Niken pun selesai berdandan, kini ia sudah berpakaian gamis yang rapih.
Dengan memakai jilbab motif bunga-bunga, dan baju gamis panjang berwarna biru serta di padukan dengan Outerwear atau rompi merah, dengan tas warna kuning di tangannya, membuat Umi Niken terlihat cantik.
Lalu kami berdua meluncur ke rumahku, tapi Umi niken tidak bereng di mobilku, ia membawa mobilnya sendiri.
Beberapa menit kemudian aku sampai di rumahku, di susul oleh Umi Niken yang berada di belakangku, kami berdua turun dari mobil masing-masing, dan menuju teras rumahku.
Setelah didalam rumah kami berdua langsung menuju kamarnya Arman, dan tidak lama kemudian kami berdua pun sudah berada di depan pintu kamarnya Arman.
''Ar....Ar......boleh Ibu bicara sebentar'' Kataku sambil mengetuk-ngetuk pintu kamarnya.
Setelah beberapa kali pintu kamarnya di ketuk dan di panggil-panggil, namun tidak ada jawaban dari dalam, aku pun mencoba mendorong handel pintunya, dan ternyata pintu kamarnya tidak di kunci.
Pintu kamarnya Arman pun terbuka, kulihat Arman sedang berada di atas tempat tidur sambil punggung membelakangiku.
Aku pun melangkah masuk kedalam kamarnya Arman, dan menyuruh Umi Niken Untuk berada di luar kamar dulu, untuk membuat Arman surprise.
Lalu Aku berjalan menuju Arman yang berada di atas tempat tidurnya. lalu aku mendekati Arman dan duduk di ujung tempat tidurnya, dan berbisik.
''Ar..., udah dooong jangan ngambek gitu, lihat tuh ...siapa yang datang,''kataku.
''Ah...Arman lagi males bu, jangan ganggu Arman'' sahut Anakku.
'' Iyaa.. Ar... tapi lihat dulu siapa yang datang, baru Ibu engak akan ganggu kamu'' kataku lagi.
Kemudian Arman pun membalikan Badannya, dan di lihatnya Uminya sedang berdiri di luar pintu kamarnya, lalu Arman berkata.
''Uu....Umi....kalian su...su..sudah baikan ''?tanya Arman tidak percaya.
''Iya...Ar..., Umi dan Ibu cuma ada salah paham sedikit saja dan sekarang sudah selesai'' kata Umi Niken.
''Serius.....Umi...''sahut Arman seolah-olah tidak percaya.
''Benar Ar...Ibu sudah baikkan sama Umi.'' kataku.
Lalu Arman bersandar di atas tempat tidurnya, kemudian Umi Niken menghampiri Arman, dan duduk di ujung samping kanan tempat tidurnya, sedangkan aku duduk di ujung samping kiri tempat tidur Arman.
Ku lihat raut wajah Arman berubah seratus delapan puluh derajat, yang tadinya cemberut menjadi ceria setelah kedatangan Umi Niken.
Dan hal itu membuatku menjadi tenang dan lega, "Arman, udah dooong jangan ngambek gitu, jelek ah, Umi engak suka'' kata Umi Niken sambil tangannya merayap masuk kebalik celana boxer Arman.
Lalu tangannya Umi Niken terus merayap ke pantat Arman, jarinya menyelusup lalu menyentuh bo'ol Arman, Arman anakku menggelinjang dan berbalik hingga terpaksa tangan Umi Niken ditarik dari celana Arman.
Melihat Arman berbalik Umi Niken langsung menyergap Arman, melumat bibirnya dan memeluknya. Arman gelagapan tapi akhirnya melayani ciuman Umi Niken.
Dengan sekali tarik oleh jari tangannya Umi , celana Arman pun terlepas, Arman kaget, dia berusaha melihat ke arahku.
"Gak usah takut sama Ibu kamu Ar..., Dia memberi ijin untuk kita bebas ngentot seperti yang sudah-sudah" Kata Umi Niken sambil tetap agresif menggerayangi kontol Arman.
''Maksud Umii...?,"Tanya Arman tapi mulutnya sudah tersumpal bibir Uminya.
''Iya sayang. Kita boleh ngentot sepuasnya... Bukan begitu , Bu Ren...?" Umi meyakinkan Arman sambil menengok kearahku yang masih duduk gemetar di sampingnya.
"Iya Arman sayang... Nikmati saja Umimu," jawabku dengan suara bergetar.
"Tuhhh, dengar kan?"kata Umi Niken
Akhirnya Arman pasrah, dia melayani Uminya dengan hot dan penuh gairah SYAHWAT..... Menikmati tubuh Uminya yang menggairahkan...
Dan merekapun kembali mengarungi dunia nafsu setan yang penuh birahi dan kenikmatan SYAHWAT....
Sementara AkuTak sanggup mendengar desah dan rintihan kenikmatan dua sejoli yang sedang dikuasai nafsu,perlahan-lahan SYAHWATKU mulai bangkit.
Kemudian Umi niken menarik baju gamis warna birunya ke atas, kini terlihat dengan jelas memeknya Umi yang di balut dengan g-string warna biru.
''Ar......jilat memek Umi dong....Ar...''rengek Umi Niken dengan manjan.
Lalu Arman pun memposisikan tubuhnya di antara kedua paha Uminya, dengan perlahan Arman mencium memek Uminya dari celana g-string yang terdapat bolong di tengah-tengahnya.
Terlihatlah ring atau cicin di lubang memek Uminya, dengan perlahan jari tangan Arman membuka belahan memeknya hingga terlihat isi memeknya yang merah merekah.
Dengan penuh hati-hati Arman mencium memek Uminya, ia menciumi dan menjilati seluruh bagian memek Umi Niken, mulai dari sisi memeknya hingga kedalam memeknya.
''Ooooohhhh.......Sssssttttttttt.......Aaaakkkkkkkkk.....terus ar......Oohh'' racau Umi Niken.
Arman pun terus menjilati memek Uminya dari atas kebawah dan dari kiri kekanan, sesekali di hisapnya clistoris memek Uminya.
Sontak tubuh Umi Niken bergetar hebat,tubuh Umi Niken bergerak kesana kemari , begitu juga dengan memeknya yang ikut bergoyang-goyang seirama dengan gerakan lidah Arman.
Umi Niken meronta-ronta dan kepalanya ikut terbanting-banting karena tidak kuat menahan nikmat .
''Aduhhhhh.......memek Umi......Muncrat.......nih...''
''Oooooh..........Ooooouughs.....Itiiiilllll.......Memekkkkkk.....''tiba tiba Umi menjerit hebat ia menjepit kepala Arman dengan kuat dan pantatnya terangkat keatas .
Tubuhnya terguncang hebat dan mulutnya komat-kamit tidak karuan , beberapa menit kemudian ia melepaskan jepitan kepalanya Arman.
Umi Niken meyuruh Arman menyedot cairan memeknya yang meluber keluar , kemudian Umi Niken menarik tubuh Arman ke atas tubuhnya dan keduanya saling berciuman mesra.
''Umi sepong dan jilat dong...kontol aku'' rengek Arman.
Aku tak bisa berbohong kalau aku sangat menikmatinya, dan ingin cepat terlibat dalam pertempuran birahi dengan mereka berdua.
''Kita lanjutkan di kamar mandi aja yaa, sekalian main bareng Ibumu'' ajak Umi Niken.
Mendengar ucapan Umi Niken aku sangat senang, Umi Niken menyuruh Arman supaya mengajakku main bareng di kamar mandi.
''Yaa udah kita main dikamar mandi Ibu aja yaa ..Ar''kataku dengan antusias menyambut ajakan Umi Niken.
Lalu kami pun beranjak menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarku, sesampai di kamar mandi Umi Niken menarik baju gamis panjangnya ke atas, dan di gesernya kesamping cd g-string birunya.
Kemudian Umi Niken Duduk di atas closet kamar mandi, dan tangannya dengan cepat menggapai kontol Arman yang berada di sampingnya, lalu di kocoknya secara perlahan.
Arman pun kini berada di samping Umi Niken yang sedang duduk di closet, Arman masih terus menikmati kocokan tangan Umi Niken.
''Ibu jilat memek dan lubang anus Umi yaa...'' suruh Umi Niken sambil membuka lebar-lebar kedua pahanya.
Lalu aku pun hanya pasrah saja mengikuti kemauan Umi Niken, dan karena aku pun sudah tidak tahan lagi menahan SYAHWATKU. untuk ngentot bersama Arman.
Lagi-lagi aku merasakan nafsuku kembali muncul , kali ini justru lebih deras dari yang tadi ketika aku dikamar bersama mereka.
Aku berjongkok dan mulai mengelus-ngelus memeknya Umi, kemudian lidahku mulai meyapu memeknya, dijilatinya memeknya Umi sambil sesekali aku menjilati lubang anusnya Umi Niken.
Sementara Umi Niken menjilati kontolnya Arman, dan dimasukan seluruhnya kontolnya Arman lalu di keluarin lagi dari mulutnya dan di kocoknya oleh tangannya.
Aku pun masih terus menjilati memeknya Umi, sesekali ku isap clistorisnya , membuat tangan Umi menekan kepalaku yang masih di balut oleh jilbab coklat.
''Uuuuuuuhhhhhsss.........Ssssssssssshhhhhhh.............Hhhhmmm....'' Umi mendesah.
Mendengar erangan dan desahan yang keluar dari mulut Umi, aku semakin bernafsu , dengan jilatan Mautku, aku terus menjilati memeknya dan anusnya.
Sementara itu tangan Umi masih memegang kepalaku dan tangan yang satunya lagi mengocok kontolnya Arman sambil sesekali di jilatinya ujung kontolnya Arman oleh lidahnya.
Dan tiba-tiba aku mendengar suara " tuuuuttttt.....brrruuutttttt .." Ohh Ibu maaf saya kentut tidak tahan karena jilatan Ibu yang sungguh enaaak. kata Umi Niken.
Lalu kedua tangannya Umi Niken menekan kepalaku sedangkan kedua pahanya menjepit kepalaku juga dengan kuat.
"Jjjuuuussstttttsstttttsttttsttttstttttscccccssssssssssssttt" bunyi suara memek Umi saaya kencing...,sahutUmi.
Sehingga air kencing Umi menyiram mukaku, sampai jibab atau kerudung coklat yang ku pakai pun jadi basah akibat air kencing Umi.
Aku pun berusaha untuk melepaskan jepitan paha Umi, tapi apa boleh buat jepitan dan tekanan tangan Umi di kepalaku begitu kuat jadi aku tidak bisa lepas dan keluar dari kedua pahanya.
kemudian Umi Niken mengarahkan anusnya yang berjembut di depan mukaku tampak Umi Niken mengejang .
"Eeeeeegghhhggggkkkkk'' suara Umi saat mengejan.
"Pppppprrrrrrtttttttttttttt... brruuuuttttttt, jrooootttttttt..Awas Ibu tai Umi mau keluar nih..'' perintah Umi Niken agar aku menghindar, sambil melepaskan jepitan kedua paha dan tangan di kepalaku.
Secara mengejutkan anus Umi mengeluarkan eek atau tai yang berwarna kuning kecoklatan , kotorannya berhamburan keluar ke dalam closet, sambil kembali Umi terkentut-kentut.
Aku kaget sekali dengan apa yang di lakukan Umi, Aku merasa jijik sekali, sama seperti anakku Arman yang langsung menutupi hidungnya karena menimbulkan aroma tidak sedap.
Sementara Umi nampak menikmati Buang air besarnya, kelakuan aneh yang baru pertama kali aku saksikan, sambil Umi tersenyum dengan penuh kemenangan.
Kotoran terus keluar seakan tidak terputus, lubang anusnya mengembang dan mengempis, dan terlihat sisa kotoran di lubang anusnya.
Lalu Umi Niken meraba lubang anusnya yang kotor itu, dan terlihat di telapak tangannya ada sebagian kotoran yang menempel.
Ia malah mengelus-elus kontol anakku dengan tangannya yang kotor itu , ia mengocok kontol Arman dengan cepat sambil membisikan.
''Ayo...keluarin peju kamu sambil lihat tai Umi '' sahut Umi Niken.
Tapi entah kenapa wajahnya Arman Anakku menunjukan rasa nikmat , ia terus menatap kotoran Umi Niken.
''Ibu tolong bisa kocokin kontol anakmu'' perintah Umi Niken.
Bagai kerbau yang telah di cocokin hidungnya, aku menuruti perintah Umi Niken, tanganku meraih kontol anakku, dan di kocoknya secara bersamaam dengan tangannya Umi.
Semerbak Bau tidak enak tercium oleh hidungku, tapi entah kenapa aku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa terus mengocok kontol anakku.
Dan beberapa saat kemudian spermanya Arman pun berhamburan keluar, Arman pun lemas sambil bersender di dinding kamar mandi.
Kemudian Umi Niken pun bangkit dari duduk di closetnya, dan Umi menyuruh Arman Untuk berjongkok di depannya.
''Ar...kamu minum ya kencing Umi...Ayoooo. minum Ar....Buka mulutmu'' demikianlah Umi menyuruh Arman untuk meminum kencingnya.
Dan tangan Umi Niken dengan erat memegangi kepalanya Arman, agar air kencingnya bisa tepat masuk kemulutnya
Umi Niken sendiri tampak tersenyum puas dengan apa yang sudah di raihnya, dan secara tidak sengaja aku justru Orgasme, meski aku sama sekali tidak menyukai cara sex seperti itu.
Aku sendiri bingung kenapa aku harus bisa orgasmes , kemudian Umi Niken membersihkan bercak-bercak kotorannya di kontol Arman.
"Jjjjuuuusssttttt........Ssstttttsttttsttttsttttt........Sscccccssssssssssssttt" suara air kencing keluar dari memek Umi tepat di mulutnya Arman.
Entah kenapa aku sangat menikmati permainan yang tidak biasa ini, dan nafsu birahi masih dalam keadaan tinggi, sekarang aku sudah terbuai dalam lautan birahi, atau bahkan aku sudah tenggelam di dalam lautan birahi itu.
Aku menatap dan memandang wajah Umi Niken dengan mata berkaca-kaca, apa yang di lakukan Umi ini sangat keterlaluan...., tapi......Ah...kenapa aku sangat menikmatinya.
''Umi….. lubang tai Ibu dijilatin juga dong……..'' kataku jorok.
''Oooh...Ibu ingin juga yaaa, lubang anusnya di jilatin'' sahut Umi Niken.
''Iyaa ..., Umi'' jawabku singkat.
Kemudian Umi Niken berpindah posisi tepat berada di balakangku , perlahan-lahan Umi Niken menaikan rok warna coklat gamisku yang lebar dan panjang.
Sehingga kini terpangpang jelas pantat semokku yang montok yang di balut cd g-string tali warna hitam, Umi Niken tertawa renyah sambil tangannya menampar-nampar kedua bongkahan pantatku yang semok.
Sehingga meninggal bekas merah di bongkahan pantatku itu, sambil kedua tangannya Umi meremas-remas bongkahan pantatku.
Lama-kelamaan aku mulai merasakan memekku sudah basah kembali, sementara itu Arman sambil bersender di tembok kamar mandi ia asik menonton kami berdua.
Lalu di buka belahan pantatku oleh kedua tangannya Umi, Perlahan lidahnya Umi akhirnya mencapai bagian atas pantatku.
Kedua bongkahan pantatku yang putih dan ranum mulai di garapnya. Bercak cupang menghiasi kedua bongkah bokongku itu.
Lubang anusku yang dihiasi lingkaran kecoklatan masih tertutup dan mengerut. Umi Niken julurkan lidahnya ke lubang duburku.
AKu mengerang ketika lidahnya menyapu lingkar anusku, dan ketika kedua tangannya menarik kedua pantatku lebih keras. Lalu lidahnya dirojok-rojok ke dalam lubang duburku itu.
''Aaaaaaaaahhhhhhhhkkkk.........................Ssssssshhhhhhh.......''.
''Oooooohhh............Uuuuumiiiii.........Eeeenak.......Ssssekali...................Terusssssssssssss.........Oooohhh'' Desahku Nikmat.
Kepalaku mendongak ke atas. rasa nikmat bercampur getir dan kelu ketika aku merasakan anusku di jilat-jilat oleh lidah Umi, lalu tangan kananku bergerak dan aku pun mengusapi klitorisku sambil mendesah-desah.
''Ooooohh.........Aaaaaahhhhhh..........Uuuuuuhhhhhh.......'' racauku.
Terkadang Umi Niken mengenyoti anusku, dan hidungnya dibenamkan ke dalam anusku untuk menghirup dalam-dalam aroma yang disebarkan dari dalam liang ekskresiku itu.
Tapi Umi lebih banyak menjilati dan menjulurkan lidahnya sehingga memasuki lubang anusku sejauh yang lidahnya mampu mencapainya.
''Ohhhhh… Umi…….. Enaaaak…….. lubang pantatku diendusi…… disedot-sedot…….Apa Umi engak jijik……. Sssshhhhhhh……..'' Racauku.
''Mmmhhhhh…. Lubang tahi Ibu Reni enak………Mmmmmmhhhhhh……… Baunya sedaapppp….. Mmhhhhhh……. Rasanya legit……… mmmmppphhh…….'' Kata Umi Niken.
Tangan kanan Umi tak tinggal diam, telapaknya digerakkan untuk mulai menggeseki bibir memekku yang mulai basah karena cairan kewanitaanku yang mulai merembes keluar melumasi lubang kenikmatanku.
Ketika jarinya menemukan klitorisku, Aku mengerang , mendesah, dan mengejan dengan keras,sehingga dengan tidak sengaja aku mengeluarkan Bunyi kentut dari lubang Anusku.
"tuuuuttttt..........brrruuutttttt..."Bunyi suara kentutku.
''Bu....Kentutnya engak usah di tahan keluarin saja, Ibu Ren...engak usah malu-malu'' kata Umi Niken.
''Iyaaaa............Umiiiii......Ooooh.....Nikmat sekali jilatan Umi...sebentar lagi saya mau sampai...''desahku.
Sebentar lagi Orgasme mulai menghampiriku sehingga membuatku mulai tak karuan, kepalaku mendongak ke atas dan aku pun berteriak histeris.
Seiring cairan kenikmatan keluar dari memekku dan di ikuti oleh tai kotoranku yang keluar juga dari lubang Anusku.
''Iyaaaaa…….Ssshhh….. Ooohhhhhh…….brrreeeeetttttttttt...tetetetetet...bbbbrruuuooottt..Aku keluar'' teriakku.
Cairan Orgasme keluar dari memeku dan di ikuti dengan keluarnya tai kotoranku dari lubang anusku, dan Umi Niken pun tak bisa menghindar lagi di bawah pantatku.
Sehingga wajahnya Umi terkena kotoran yang keluar dari lubang anusku, dan kotoranku berhamburan keluar jatuh di lantai kamar mandi.
''Ibu bilang dong....kalau mau Eek, akukan bisa menghindar sebelum kotoran Ibu keluar, ini sekarang jadi kena wajahku'' sahut Umi protes.
''Aduh....maaf Umi saya tidak bisa nahan lagi, jadi keluar tainya Ibu'' kataku dengan senyum puas, penuh dengan pembalasan apa yang barusan Umi lakukan.BERSAMBUNG