Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SYAHWAT

Status
Please reply by conversation.
wah....belum juga ya uapdateanyya...
 
http://1.bp.********.com/-sx-ZNXrKc2M/Tw9fos4vNGI/AAAAAAAAHtg/yrjVlNiYZIc/s320/fasha+sandha+nikah.jpg
AMELIA NOVITA SARI


Waktu itu siang menjandi sore, Aku sendirian di rumah, duduk di sofa di depan televisi. Tapi lama kelamaan Aku merasa bosan.


Lalu aku memutuskan untuk keluar sebentar sekedar mencari udara segar atau mencuci mata, aku sendiri masih menunggu reaksi Irene.


Setelah aku membeberkan hubungan rahasianya antara dirinya dan Andre, kepada Alya tunangannya, pasti hal itu akan membuat marah Irene.


Justru marah Irene itulah yang aku tunggu-tunggu,dan itu akan membuatku puas, karena aku telah sakit hati terhadapnya, aku harus membalas perlakuan Irene itu terhadapku.


Setelah berdandan rapih dan tentu saja sexy, lalu ku ambil kunci mobilku, lalu aku melangkah menuju garasi rumahku.


Setelah kupacu mobilku akhirnya aku sampai di sebuah mall, lalu aku berjalan menuju mall tersebut, dan aku pun singgah di salah satu cafe langgananku.


Ketika aku memasuki cafe langgananku kulihat seseorang yang sepertinya aku kenal, dan ternyata benar orang tersebut adalah Bimo suaminya Irene.


Apakah Bimo datang ke Cafe ini sendiri, ataukah bersama Istrinya Irene, hatiku bertanya-tanya, dan setelah beberapa lama aku mengamatinya ternyata Bimo datang sendirian.


Lalu aku pun melangkah untuk segera menghampirinya, dan setelah berada di dekatnya aku pun menyapanya.


''Hai...Bimo...'' sapaku.


''Ehhh....Tan..tante Amel'' jawab Bimo, sambil melirik kearahku.


''Gimana kabarnya kamu Bimo''kataku sambil menjulurkan tanganku.


''Aku baik Tante'' jawab Bimo menyambut uluran tanganku, dan kami bersalaman.


''Aduh...Bimo jangan panggil Tante..., panggil saja Amel'' kataku.


''Oh...Iiii...Iya Tante...Eh ..Amel'' kata Bimo terbata-bata.


''Nah Gitu dong...kan enak di dengarnya, lagian aku dan Irene istrimu Umurku sama lho Bim'' kataku.


''Oh...Iya Mel silakan duduk, sorry aku sampai lupa menyuruh duduk'' kata Bimo sambil melepaskan tanganku yang sedang bersalaman dengannya.


''Lho kamu nongrong di sini sendirian Bim''?tanyaku heran.


''Engak tadi aku sudah ketemu seseorang Mel'' jawab Bimo.


''Wah...selingkuhan baru'' kataku.


''Haha...haha.... Bukan Mel. tadi aku ketemu dengan pak Gunawan, dia dari perusahan rokok yang akan jadi sponsorku buat manggung di batam.'' jawab Bimo.


''Oh...jadi kamu akan manggung di Batam Bim'' kataku.


''Iya tapi baru sebatas rencana'' kata Bimo.


''Lho kok baru sebatas rencana, maksudnya gimana''? tanyaku.


''Iya Mel Itu baru rencana karena aku masih belum dapat sponsor untuk manggung di batam'' kata Bimo.


''Terus pak gunawan yang barusan ketemuan sama kamu gimana Bim''? tanyaku.


''Dari hasil pembicaraan tadi tidak mencapai kata sepakat Mel'' jawab Bimo.


Aku pun terdiam sejenak, begitu juga dengan Bimo terdiam, tapi diamnya diriku sedang berfikir inilah kesempatanku untuk memanfaatkan Bimo Guna membalas sakit hatiku terhadap Irene.


''Bim gimana kalau aku saja yang menjadi sponsor untuk manggung di batam'' kataku.


''Apa.....Kamu serius Mel''?tanya Bimo penasaran.


''Iya Bim aku serius..., bahkan aku siap jadi sponsor tunggal, sebut saja angkanya untuk biaya manggung di batam '' kataku.


''Waduh Mel terima kasih banyak atas bantuannya..., muah...muah....muah''kata Bimo sambil mencium-cium tanganku.


''Tunggu dulu Bim....kita harus profesional, aku belum ngasih tahu persyaratanku, dan kamu juga belum tentu deal dengan persyaratanku itu'' ucapku.


''Katakan saja Mel Persyaratannya,'' Ucap Bimo dengan antusias.


''Oke...., Selama aku mensponsori Group Band kamu, aku ingin kamu selalu memuaskan hasrat birahiku'' ucapku.


''Haha..ha...ha...., Ujung-ujungnya SYAHWAT, kalau cuma itu sih enteng, lagian istriku juga rela berbagi denganmu Mel'' Kata Bimo sambil tertawa terbahak-bahak.


''Jadi kamu sepakat Bim''? tanyaku.


''Yaa, jelas sepakatlah'' jawab Bimo singkat.


''Kalau sudah sepakat berarti detik ini juga kamu sudah harus siap melayaniku Bim'' ucapku.


''Oke Siap'' kata Bimo.


Setelah berbicara panjang lebar akhirnya Bimo suaminya Irene pun masuk perangkapku, dengan cara menjadi sponsor Bandnyalah aku bisa membalas sakit hatiku.


Setelah sepakat dengan perjajian akhirnya aku dan Bimo meninggalkan cafe menuju apartemenku, dan beberapa lama kemudian kami pun sampai di apartementku.
a0f84f9d63ae5ddd3148cfde061b0ebe.jpg


AIRIN NUR ADELIA


HAH!”...Aku terperanjat dari tidurku dan terduduk,...“argh... jam berapa?” bathinku bertanya “Huh,ternyata sudah jam setengah empat sore ucapku lirih.


Aku pun ketiduran di sofa ruang tengah, karena hari ini aku sangat lelah sekali, mungkin aku belum terbiasa lagi mengerjakan pekerjaan rumah tangga.


Semenjak pembantuku Ratmi ijin pamit pulang dulu di karenakan Orang tuanya sakit di kampung, jadi semua yang mengurus rumah di ambil alih olehku.


Dari mulai beres-beres rumah, mencuci, memasak, dan mengurusi suamiku yang sedang sakit, semuanya aku kerjakan.


Hah, hufth,tubuhku terasa capek sekali, tubuhku kembali rebah dan kutatap atap ruang tengah rumahku ini. Kupijat kepalaku sembari memejamkan mata sejenak.


Haaaah...” Kembali aku duduk, kusadarkan diriku sejenak.Ternyata aku hanya mimpi, lalu aku duduk di sofa.


Ternyata kumandang Adzan ashar di puncak menara tinggi membangunkanku dari mimpi indah, sejenak aku pun terdiam.


Ku ambil remote televisi lalu kunyalakan, sesaat kemudian aku pun beranjak dari tempat duduk menuju kamar mandi.


Setelah berada didalam kamar mandi lalu kubuka jilbab dan, daster panjangku serta cd dan bhku, lantas aku pun membilas tubuhku dengan air.


Beberapa saat kemudian aku selasai mandi, lalu kulangkahkan kakiku menuju kamarku, setelah mengeringkan badanku dengan handuk.


Lalu aku memakai jilbab coklat dengan baju gamis terusan yang lebar dan panjang yang berwarna coklat pula, sesekali kulihat ke arah suamiku yang sedang duduk di atas kursi roda.


Setelah selesai berdandan lalu aku mengajak suamiku keluar kamar, lalu kudorong kursi rodanya, sesampai di ruang tengah aku pun lalu duduk di sofa.


Kami berdua pun menikmati sore yang santai sambil menonton televisi, tapi tiba-tiba entah kenapa pikiranku selalu saja tertuju pada Arman.


Aku belum bisa melupakan ketika aku bersetubuh dengannya, bahkan tadi ketika aku tertidur sampai terbawa mimpi ,dan justru sekarang aku sangat merindukan persetubuhan Itu.


Oh....tuhan aku tidak kuat lagi menahan SYAHWAT ini yang begitu bergejolak, aku pernah merasakan nikmatnya bersetubuh dengan Arman.


Dan aku tidak pernah bisa melupakan semua itu, apa yang harus aku perbuat, aku sudah engak kuat lagi dengan SYAHWATKU ini.


Mas... Tolong aku, apa yang harus kulakukan sekarang? keadaan suamiku masih sakit stroke badannya tidak bisa di gerakan sebelah, dengan otomatis kemaluan suamiku juga masih tidak bisa berfungsi.


Aahkk... Kapan kamu akan sembuh seperti semula Mas, Aku sudah gak tahan hidup tanpa kebutuhan biologisku terpenuhi.


''Mas Aku mau kekamar mandi dulu sebentar'' kataku kepada suamiku yang duduk di atas kursi roda di sebelahku.


Dan suamiku hanya mengangguk kecil dengan susah payah karena masih kesulitan untuk menggerakan badannya akibat stroke.


Aku beranjak dari tempat dudukku, dan melangkah menuju kamar mandi, lalu kusandarkan tubuhku di dinding kamar mandi.


"Mas kapan kamu akan sembuh? Aku udah gak tahan lagi Mas....!" Bisikku lirih, menatap kosong langit-langit kamar mandi.


Terlintas kembali bayangan Arman anaknya Ibu Reni temanku, Ketika ia menyetubuhiku dengan hotnya, dan aku waktu itu aku sangat menikmatinya.


Aku sadar betul kalau aku bukanlah seorang istri yang baik untuk suamiku , karena aku telah mengkhianatinya.

Aku sungguh tidak menyangka kalau diriku bisa menjadi seperti ini, aku sudah tidak memperdulikan lagi dengan statusku sebagai Ustazah.


Tangan kananku reflek membelai payudaraku sendiri, meremasnya dengan lembut sambil membayangkan persetubuhan dengan suamiku.


Tidak... Aku bohong! Bukan Suamiku tapi Arman, ya... bayangan Arman yang sedang menyetubuhiku, penisnya yang besar masih teringat oleh pikiranku dengan penuh gairah. Oohh... Enaak sekali Arman...


Kubuka satu persatu kancing gamisku hingga kedua payudaraku menyembul keluar, aku megeplotasi payudarahku dengan remasan dan pilinan.


"Ouughkk ARMAN......!" Tubuhku mengejang.

Sementara tangan kananku kini ikut meremas payudarahku, memilin puttingku yang terasa semakin gatal.

Kontol itu... Aaahkk... Oohhkk... dia besaaar dan aku menginginkannya.

"ARMAN... Aahkk... AR......!" Aku merengek nikmat.


Tangan kananku kini turun menuju selangkanganku, menyelusup masuk kedalam baju gamisku, lalu kubelai bibir vaginaku dari luar celana dalamku yang ternyata sudah sangat basah, menandakan kalau aku begitu terangsang.


Tubuhku menggeliat seiring dengan gosokan jemariku di clitorisku.

"Oouhhkk... ARMAN... Kotol kamu besaaar... aku mau kontol kamu Ar.... Aahkk... Aahkk..." Bayangan Arman terasa semakin tajam, menghantuiku hingga aku hanya bisa mengerang.

Tak tahan, aku langsung melepas celanaku dan kemudian kembali kubelai bibir vaginaku, jemariku dengan mudahnya mencari cela lobang vaginaku yang licin. Dengan perlahan, kedua jariku menusuk masuk kedalam vaginaku.

Tubuhku tersentak tatkala kedua jariku bekerjasama mengocok vaginaku, sementara tangan kiriku kembali meremas payudaraku.


Semakin lama tubuhku semakin menggelinjang tak tertahankan, dan sedetik kemudian.

"Ar... Aku dapaaaaat!" Aku memekik diiringi dengan squirt yang kuraih.

"Hossstt... Hosstt... Hosstt..." Nafasku memburu.

Perlahan kubuka kedua bola mataku yang indah, lalu ku kenakan kembali celana dalamku sambil merapihkan baju gamisku.


Lalu aku keluar kamar mandi, dan kembali keruangan tengah di mana suamiku sedang menonton televisi, kulemparkan senyum ke arah suamiku , dan aku duduk di sofa kembali.


Beberapa saat kemudian Wajah Arman pun kembali menghantuiku, yang barusan aku mantrubasi ternyata belum cukup untuk menghilangkan SYAHWATKU yang bergejolak itu.


Aku harus ke rumahnya Ibu Reni untuk bertemu dengan Arman, untuk mengobati rasa rinduku terhadapnya.


''Tapi kenapa aku rindu dengan Arman'' bathinku bertanya.


''Apakah ini tanda''? Ah ...aku tidak mau memikirkan semua itu yang terpenting sekarang aku harus kerumahnya Ibu Reni.


''Ah...sudah jam lima sore saatnya aku kerumah Ibu Reni'' bathinku.


Setelah pamit kepada suamiku untuk kerumahnya Ibu Reni Dengan alasan akan menukar kerudung.Aku melangkah keluar rumah.


Dengan langkah gontai, aku berjalan menuju ke rumah Ibu Reni. Sepi sekali. Hanya ada dua, tiga orang warga komplek, yang sedang asyik mengobrol disalah satu rumah.


Rumah yang berada didepan rumahku. Aku menyempatkan bercengkrama sebentar. Mereka banyak menanyakan keadaan suamiku yang sedang sakit.


Aku menjelaskan kepada mereka keadaan suamiku sudah lumayan membaik, banyak kemajuan kesehatannya. Dan tidak lama kemudian aku sampai di rumahnya Ibu Reni.


Tok.. tok... tok...

Assalammualaikum “Permisi...” seruku dari luar rumah, pintu rumah sudah terbuka dan aku mengetuknya.

Waalaikumsalam “Masuk, duduk dulu” teriak seorang perempuan, Ibu Reni.

Aku masuk dan duduk. Menunggu sebentar, Ibu Reni keluar dengan memakai Jilbab warna cream dan baju gamis cream pula.

Hampir sama dengan yang kukenakan dengan jilbab coklat dan baju gamis warna coklat, lalu Ibu Reni melemparkan senyum sambil berkata.


''Oh.***panya Ustazah Airin yang datang'' ucapnya.


''Iya Bu Reni..., maaf yaa kalau kedatangan saya mengganggu'' kataku.


''Ah..engak menggangu apanya sih'' kata Ibu Reni.


''Begini lho Bu kedatangan saya mau menukar kerudung yang saya beli waktu itu'' ucapku.


''Memangnya kenapa Bu Ustazah dengan kerudungnya''? tanya Bu Reni.


''Engak kenapa-kenapa Bu, cuma saya mau tukar warnanya saja, karena biar cocok warna kerudung dengan baju gamis yang saya punya di rumah'' kataku.


''Oh...begitu ya Bu Ustazah, kebetulan saya juga lagi mengecek-ngecek barang yang baru datang, mari Bu Ustazah kita keruang tengah'' sahut Bu Reni.


Lalu kami pun beranjak menuju ruang tengah rumahnya Bu Reni, ketika melangkah menuju ruang tengah mataku melirik-lirik mencari keberadaan Arman.


Tidak lama kemudian kami pun sampai di ruang tengah rumah Bu Reni, Memang benar di ruang tengah nampak banyak sekali pakaian di atas karpet, rupanya Bu Reni sedang mengecek pakaian yang baru datang.


''Bu Ustazah saya di rumah tidak banyak stock untuk kerudungnya, hanya beberapa stock saja, yang banyaknya ada di butik'' kata Bu Reni.


''Oh engak apa-apa Bu Reni ini yang warna hijau juga saya suka, kebetulan cocok dengan gamis baju saya'' ucapku.


''Oh yaa..sudah kalau begitu ambil saja Bu Ustazah'' kata Bu Reni.


''Baik Bu...''kataku.


''Aduh sampai lupa. Bu Ustazah mau minum apa''? tanya Bu Reni.


''Engak usah Bu, Engak usah Repot-repot'' ucapku.


''Ah...Repot apanya Bu Ustazah cuma air saja, Arman.....Ar.....Sayang''panggil Ibu Reni.


Dan tidak lama kemudian Arman pun datang, ia hanya mengenakan kaos oblong warna putih dan celana boxer putih pendek, sehingga nampak jelas sekali tonjolan otot lengannya dan tonjolan penis dari balik celana boxernya.


Aku seketika Itu langsung terpana , mataku langsung tertuju pada tonjolan penisnya dari balok celana boxer yang di pakainya.


''Oh....itu penisnya Arman yang membuatku kangen selama ini, bahkan sampai terbawa mimpi''pikirku.


''Bu.....Bu...Bu Ustazah mau minum apa''? tanya Ibu Reni membuyarkan lamunanku.


''Oooooo....Mi...Mi...Minum Apa saja'' jawabku kaget dan terbata-bata.


''Sayang tolong ambilkan Minum untuk Bu Ustazah'' suruh Ibunya sambil melemparkan senyum kearahku.


Dan Arman pun meninggalkan kami berdua Untuk mengambil air minum, Ku lihat pakai yang baru datang ternyata kebanyakkan adalah pakaian dalam perumpuan.


''Ini apa Bu Reni''?tanyaku


''Itu cd Bu Ustazah'' jawab Bu Reni.


''Kok seperti Ini yaa'' sahutku heran.


''Itu Cd model G-string, Bu Ustazah'' kata Bu Reni sambil mengambil lalu memperlihatkan celana dalam motif belang-belang.


Dan Arman pun datang dengan membawa Air minum jeruk dingin, lalu di simpannya di atas meja , dan sesekali aku pun mencuri-curi pandang ke tonjolan celana boxer pendeknya.


''Celana dalam model G-string seperti ini akan nampak sexy sekali kalau di pakai oleh perempuan'' kata Bu Reni.


''Tapi Modelnya kok begini'' kataku .


''Kalau kita sering memakainya nanti juga terbiasa lho Bu Ustazah, dan aku juga keseharian sering memakai celana dalam model G-string'' kata Bu Reni .


Dan Bu Reni pun berdiri, lalu ia menarik ke atas baju gamis warna cream yang di pakainya, sehingga dengan jelas pantat semok yang di balut cd model g-string tali warna ungun terlihat olehku.


Dan bukan hanya olehku saja terlihat pantat bu Reni yang memakai cd g-string warna ungu, akan tetapi oleh Arman Anaknya.


Entah kenapa aku sedikit gugup dengan kelakuan Bu Reni, justru berbanding terbalik dengan Bu Reni sendiri yang nampak biasa-biasa saja memamerkan pantatnya di depanku dan Arman.


''Sayang....gimana dengan penampilan Ibu..., sexy bukan''? tanya Bu Reni terhadap Arman.


''Iya...Bu..., Ibu nampak sexy sekali'' jawab Arman sambil tersenyum.


Melihat semuanya Itu aku hanya terdiam sejenak, sesekali aku hanya menundukan kepala, dan sesekali aku melihat ke arah Bu Reni dan Arman.


''Bu Ustazah....Ibu engak usah malu begitu, bukannya Bu Ustazah juga pernah memergoki kami pada saat aku Dan Arman lagi ngentot.'' ucap Bu Reni dengan nada vulgar.


Mendengar Ucapan Bu Reni yang Vulgar Itu, darahku mulai berdesir, dan sepertinya SYAHWATKU mulai kembali melanda.


''Dan bukan hanya memergoki Arman saja, tapi Bu Ustazah pernah merasakan kontol besarnya Arman, bukan begitu Bu Ustazah''? tanya Bu Reni


Mendengar Ucapan Bu Reni dada jantungku terasa dag...dig...dug...der..., jantungku pun berdebar kencang, mendengar semuanya itu aku bagai kena petir di siang bolong.


''Jaa..ja....ja....ja....'' belum juga aku selesai bicara sudah di potong oleh Bu Reni.


''Iya...Aku sudah tahu Bu Ustazah, Arman yang menceritakan semuanya'' Sahut Bu Reni.


Aku hanya bisa tertunduk malu, tidak ada kekuatan dalam diriku untuk menatap Bu Reni waktu itu, sesekali aku hanya salah tingkah di buatnya.


''Ma...ma...maafkan saya Bu Reni'' kataku dengan terbata-bata.


''Saya tidak akan menyalahkan Bu Ustazah, memang nafsu anakku Arman begitu besar, tidak cukup aku dan Umminya saja, Bahkan Bu ustazah pun di garapnya'' kata Bu Reni.


Hening sesaat, aku bingung kenapa Arman bisa menceritakan ini semua sama Ibunya, dan sekarang kini aku dalam introgasi Ibu Reni.

http://1.bp.********.com/-sx-ZNXrKc2M/Tw9fos4vNGI/AAAAAAAAHtg/yrjVlNiYZIc/s320/fasha+sandha+nikah.jpg
AMELIA NOVITA SARI


''Ohhhhhh... ohhhh... ohhhh... enak sekali sayang... ohhh... ohhh... enjot yang kuat sayang... sssshhhh... ooooohhhh...'' erangKu saat merasakan nikmatnya enjotan kontol Bimo pada Memekku.


Saat itu Aku dalam posisi berdiri membungkuk sambil berpegangan pada meja. Pakaian atasku masih lengkap terpakai.


Rok miniku telah tersingkap hingga sebatas pinggul sedang celana dalamku sudah melorot sampai ke mata kaki.


Bimo sendiri menyetubuhiku dari arah belakang dengan hanya mengeluarkan kontolnya melalui resleting celananya saja.


CREK... CREK... CREK... CREK... CREK... terdengar bunyi suara becek dari memekku yang sudah sangat basah

''Uuuuhhh... uhhh... aku sudah mau keluaaar sayaaaang... ohhhhhh'' aku mulai merintih nikmat saat orgasmeku terasa akan datang.

Aku mempercepat gerakan pinggulku supaya Bimo juga bisa mendapat ejakulasi bersamaan dengan orgasmenya.

''AAAAAHHHHHH...'' Bimo berteriak tertahan dengan tubuh bergetar, kontolnya ditancapkan dalam-dalam pada liang memekku.

''AMeeeeeelll... sssaaayaaa... keluaaaaaar...!!!'' jerit Bimo.
CROOOTT... CROT... CROT... crot... crot ... semprotan air mani Bimo yang hangat terasa memancar ke dalam rahimku.


''Aaaahhhh... Hhhmmmm... akuuuuu.... juuu... gaaa... keluuuaaaarrr...!!!'' teriakku. Mukaku berubah menjadi merah padam saat diriku dilanda orgasme.


Sseerrr...... ssseeerrr...... sssseeeerrrr... Memekku menyemprotkan cairan orgasme dengan bertubi-tubi sehingga kepala dan batang kontol Bimo menjadi basah.

Setelah menenangkan diri sampai nafas kami tidak memburu lagi, Bimo kemudian mengambil tissue untuk membersihkan memekku dan kontolnya.


Kemudian Bimo membantu memakaikan kembali CDku. Setelah merapikan rok dan bajuku,aku siap keluar dari apartementku.


Waktu pun sudah menjelang malam, hari ini aku dan Bimo bersetubuh sampai beberapa ronde, dan tadi barusan itu ronde yang terakhir.


''Makasih ya sayang... atas kenikmatannya... salam buat Irene'' kataku dan hatiku tersenyum puas lalu mengecup pipi Bimo.


Apabila nafsu sexku sudah tidak bisa dia tahan lagi, kini aku akan meminta Bimo melakukan Sex untuk memenuhi kebutuhan SYAHWATku.


Entah itu di rumahnya Irene atau di appartementkuku. Aku bebas mengekspresikan kenikmatanku dalam bersetubuh.


Karena sekarang Bimo terikat kontrak kerja denganku, kini aku menjadi sponsor Bandnya , dan selama itu Bimo akan tetap menjadi milikku.


Rintik hujan mulai turun ketika aku dan Bimo keluar dari Appartementku, mobil BMWku terus meluncur di kegelapan malam di bawah rintik-rintik hujan.


Malam itu aku akan mengantar Bimo kerumahnya, kurang lebih dari setengah jam aku telah sampai di rumahnya Bimo, seiring dengan hujan rintik-rintik pun reda.


Perlahan Mobil BMW yang aku kendarai mulai memasuki halaman rumah Irene Istrinya Bimo dan berhenti tepat di depan rumahnya.


Kulihat di luar sana istrinya Bimo Irene keluar dari rumahnya, dan berdiri menunggu di depan pintu rumah saat melihat kedatangan mobilku.


Tapi ia tidak menghampiriku, kulihat mimik wajahnya tampak cemberut saat melihat kepulangan Bimo suaminya bersamaku.


Entah kenapa, aku menjadi sangat puas terhadap Irene karena telah membuatnya khawatir, dan aku telah ngentot berkali-kali dengan suaminya.


Lalu kami berdua keluar dari mobil, dan aku langsung menghampiri Bimo suaminya Irene, segera aku memeluk Bimo kemudian mencium bibirnya.


Dan Bimo membalas ciuman bibirku, sementara telapak tangannya menyelusup masuk kedalam BHku meremas payudaraku secara langsung.


Membuatku merintih nikmat merasakan remasan di payudaraku, Bimo semakin ganas melumat bibirku, lidah kami saling membelit nikmat. Sementara tangannya semakin kasar meremas payudaraku.


Kami berciuman cukup lama hingga akhirnya Irene yang tadinya berdiri di depan pintu rumahnya, akhirnya menghampiri kami berdua.


Setelah berada di dekat kami berdua lalu Irene menariknya tanganku, dengan cepat tangannya Irene melayang di pipiku.


''Plaakk'' dasar wanita jalang teriak Irene.Sambil menampar Pipiku.


Lalu tangannya Irene akan menampar pipiku lagi, tapi dengan cepat Bimo segera menahan tangannya Irene, sehingga tamparan yang kedua tidak sampai di pipiku.


''Mas...lepaskan tanganku Mas'' teriak Irene sambil terus berontak.


''Dasar kamu wanita jalang. perek...,wanita murahan'' teriak Irene sambil berusaha melepaskan pegangan Bimo.


''Stop Mam....Stop Mam..., kenapa Mama marah seperti Ini'' ?tanya Bimo suaminya heran sambil terus memegangi tangannya Irene.


Tapi Irene terus berontak berusahan melepaskan pegangan tangan suaminya, sambil terus teriak memaki-maki aku.


''Stop Mam cukup Diam'' teriak Bimo sambil melayangkan tangannya menampar Irene Istrinya


''PLAK....'' tamparan Bimo pun mendarat di pipi Irene Istrinya.


''Papa menampar Mama hanya karena membela pelacur Ini'' teriak Irene.


''PLAAAAK'' sudah cukup Mama jangan memaki Amel terus teriak Bimo sambil menamparan lagi pipi istrinya.


Kemudian Irene pun menangis sambil berlari menuju rumahnya, dan aku pun tersenyum puas di buatnya, ini baru awal Irene bathinku berkata BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
tambah banyak konflik makin seru... lanjutkan
 
kirain apdet ini ada ekse airin 3some ma reni ma arman...ternyata blm...lanjut hu...

saya kira juga gitu gan...
tetep sabar menanti...

apakah arman bisa nyobain tante amel ya?
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd