Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Takdir Yang Tak Terduga

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Part 4



Tokoh


WIDI PRAMUDIA DIANDRA (26)


276311184948ba64b3b28ab2b1d9022865bc3737.jpg




ALDO

276328955d9a1f8db96a0537737db670b076fd4a.jpg



*Masih di depan rumah sakit

Widi membuka hp nya untuk memesan taksi online melalui aplikasi Grape Car.

tak berselang lama sebuah mobil Honda Brio yang tak lain adalah grape car pesanan Widi memasuki gerbang rumah sakit, Driver taksi online itu melihat sosok pria orang yang menggunakan hoodie biru dengan kupluk yang ia gunakan untuk meutupi bekas jahitan di kepalanya, bersama dengan seorang wanita yang menggunakan pakaian Blazer putih dgn celana panjang hitam berdiri di halamn rumah sakit itu, kedua orang itu tak lain adalah Widi dan Aldo yang menunggu kedatangannya

sang driver mengemudikan mobilnya menghampiri dua orang itu dan berhenti tepat di depan mereka, lantas driver itu menurunkan kaca mobilnya.

“permisi..anda mbak Widi ya?” tanya pada orang yang ada di hadapannya, pertanyaan driver itu dijawab dengan anggukan kepala Widi sambil berkata “iya benar mas saya Widi yang order grape mas”

“silahkan masuk mbak,mas!” Driver itu menyuruh Widi dan Aldo untuk masuk kedalam mobilnya

Widi pun masuk ke dalam mobil itu, diikuti oleh Aldo yang jalannya masih sedikit pincang karena memar di kakinya akibat kecelakaan 6 hari yang lalu. Ketika mereka berdua sudah duduk di posisinya masing-masing lalu driver grape itu memacu mobilnya meninggalkan rumah sakit tersebut ke lokasi tujuan yang tertera di aplikasinya yaitu Flawless Distro, distro yang menjadi langganan widi untuk berbelanja pakaian.



Kondisi lalu lintas di daerah itu sedang macet dikarenakan adanya perbaikan saluran air di daerah itu, hal itu mengakibatkan kemacetan yang lumayan panjang. terlihat para pengandara motor yang tidak sabaran saling menyelak sehingga memperkeruh suasana kemacetan yang mereka alami, bahkan ada beberapa dari mereka yang hampir berkelahi karena kendaraan yang mereka bawa bersenggolan dengan kendaraan lainnya.

Setelah hampir 30 menit berjibaku dengan kemacetan lalu lintas yang mereka alami, akhirnya mobil yang mereka tumpangi berhasil melewati kemacetan yang membelenggunya dan mereka dapat melanjutkan perjalanannya, sampai akhirnya mobil itu berhenti tepat didepan distro yang dituju.

“kita sudah sampai di tempat tujuan mbak, ongkosnya jadi 35 ribu” driver itu memberitahu Widi, setelah itu Widi menggapai dompetnya dan memberikan uang sejumlah 50 ribu padanya seraya berpesan pada driver tersebut untuk menyimpan kembaliannya.

“terimakasih banyak ya mbak” sahut driver itu sambil tersenyum menerima uang yang diberikan Widi



Widi membuka pintu mobil dan melangkah keluar dari mobil tersebut, Widi lalu mengajak Aldo keluar dari mobil itu untuk masuk ke distro yang tepat berada tepat di depan mata mereka, tapi Aldo masih belum beranjak dari tempat duduk mobil. Wajah Aldo nampak sedikit bingung karena sebelumnya Widi mengajaknya menuju apartment miliknya, namun Widi justru membawa Aldo ke distro.

“Wid apartment kamu ada disini?” tanya Aldo dengan menaikkan alisnya

“ya bukan lah do, kita mampir dulu disini, aku mau beli baju buat kamu, kamu kan gak punya baju ganti sama sekali Do” jawab Widi menjelaskan

Aldo yang baru keluar dari rumah sakit memang tidak mempunyai apa-apa, bahkan baju yang ia kenakan saat ini pun merupakan pemberian dari Widi melalui perantara suster di tempat Aldo dirawat, hal itu tentu tidak diketahui oleh Aldo karena ia masih belum sadarkan diri saat Widi menitipkan baju itu ke seorang suster yang sedang bertugas di ruangan rawat inap rumah sakit.

“ta..tapi Wid….” Aldo tak melanjutkan ucapannya, kemudian wajah Aldo Nampak sedikit murung dengan pandangan menatap ke bawah

Widi melihat gelagat Aldo yang sedang menunduk. Widi seolah mengerti apa yang ada di pikiran Aldo.. ya Widi mengerti Aldo tak mempunyai uang sepeserpun.

“Doo, kamu itu gak usah mikirin masalah uang, itu urusanku Do..yang penting kita beli baju buat kamu dulu” sahut Widi padanya sambil mengisyaratkan bahwa ia akan membayar bajunya

Aldo kemudian tersadar dari lamunannya

“ehh..tapi Wid, akuu gak mau nyusahin kam-” Aldo belum menyelesaikan perkataanya karena tiba-tiba Widi memegang tangan Aldo untuk menuntunnya keluar dari mobil grape car yang baru saja mereka tumpangi “Ssst aku gak mau denger alasanmu Do” ketus Widi sambil menarik tangannya

Aldo akhirnya menuruti kemauan Widi dan mereka berdua berjalan memasuki distro tersebut, distro itu cukup megah dengan beragam jenis pakaian yang ada di dalam distro widi disapa oleh seorang wanita muda yang merupakan pegawai yang bekerja di distro itu.

“selamat datang kak Widi! ,tumben bawa pacarnya kesini kak hihi” sahut salah seorang pegawai distro, pegawai itu terlihat akrab dengannya karena Widi sudah puluhan kali membeli pakaian disana. Aldo pun menolehkan matanya kearah Widi ketika mendengar kata ‘pacar’ yang baru keluar dari mulut gadis itu

“ehh sok tau kamu Ly, dia ini bukan pacarku” sahut Widi “oh iya, kenalin dulu Ly ini Aldo ,Do ini Lily dia pegawai disini” Widi memperkenalkan mereka berdua, “Lily kak, salam kenal” ujarnya menyebutkan namanya,Lily pun tersenyum sambil mengulurkan tangannya ke Aldo, lalu uluran tangan itu disambut oleh Aldo “Aldo” Aldo mengucapkan namanya.

Lily tak kunjung melepas jabatan tangannya sambil tersenyum memandang wajah Aldo, Lily bergumam dalam hati “ganteng juga yah muka kak Aldo ini,”.Widi memperhatikan tingkah Lily yang terus-menerus menjabat tangannya dan tak melepaskan tatapan matanya dari wajah Aldo.

“ehem..ehem kok lama amat megang tangannya? ati-ati naksir lohh!! hehe” sindir Widi sambil tertawa kecil

Perkataan Widi membuat Lily terperanjat, dan ia pun melepaskan tangan Aldo dari genggaman tangannya. Lily salah tingkah dan tersipu malu dibuatnya, terlihat pula wajah Lily yang kian memerah.

“ehh..hmm..anuu..maaf kak, aku gak bermaksud megang tangan cowok kakak lama-lama kok” ujar Lily yang gugup dan meminta maaf pada Widi karena menjabat tangan Aldo terlalu lama, Aldo hanya tersenyum melihat tingkahnya.

“Ly santai aja, kan tadi udah aku bilang kalau dia bukan pacarkuu” sahut Widi sambil tersenyum karena melihat Lily yang salah tingkah

“ohh begitu ya kak?? Berarti kalo Lily pegang tangannya lebih lama lagi boleh dong hihi” canda Lily sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya kearah Widi

“ihh kamu tuh yaa..dasar geniiit!!” Widi berujar sembari tangannya mencubit pinggang Lily

“auhh, iya kak ampun” Lily meringis karena dicubit Widi

Setelah itu Widi pun berjalan sambil melihat-lihat ke arah jejeran pakaian yang digantung rapi,ia memilah-milah baju yang kira-kira cocok untuk dikenakan Aldo. Widi mengambil beberapa baju dan celana lalu menyodorkannya ke hadapan Aldo.

“mau yang mana Do?” Widi bertanya, namun Aldo tetap diam dan tak meresponnya karena ia merasa sedikit sungkan pada Widi. Aldo berpikir bahwa Widi sudah terlalu baik pada dirinya karena ia telah menanggung seluruh biaya perawatannya di rumah sakit, namun sekarang justru membelikannya baju.

Widi merasa sedikit BT karena Aldo yang hanya berdiam diri sambil matanya melihat kearah baju dan celana yang ia sodorkan padanya tanpa memilih satu pun, akhirnya Widi memtutuskan untuk membeli semuanya itu karena ia tahu bahwa Aldo akan tetap diam karena merasa tak enak hati untuk memilihnya.

Setelah membeli pakaian, Widi dan Aldo berjalan keluar dari distro tersebut, Widi kembali memesan Grape Car untuk mengantarkan dirinya dan juga Aldo menuju ke apartmentnya.





*di Apartment Widi

Mereka turun dari mobil yang mengantarnya dan memasuki Gedung tempat apartment Widi berada. setelah menaiki lift mereka berdua sampai di depan pintu apartment, Widi mengeluarkan kuncinya dan membuka pintu apartment miliknya, Widi masuk ke dalam apartmentnya dan dikuti oleh Aldo.



--ilustrasi apartment Widi--


276476058c046eabf3119c74acdab2918c8f1f1b.jpg



Widi mengajak aldo untuk ke ruang tengah apartmentnya

“mulai sekarang kamu tinggal disini DO””nih baju-baju kamu taruh di dalam kamar itu do, mulai sekarang itu kamar dibalik pintu itu jadi kamar kamu” Widi kemudian memberikan tas belanjanya pada Aldo sambil menunjuk pintu kamar Aldo yang terletak di sebelah kiri ruangan itu. Aldo kemudian berjalan masuk ke kamarnya untuk menaruh kantung belanja yang diberikan Widi padanya.

Widi duduk di sofa dan menyalakan Tv. siang hari itu channel televisi yang ia tonton sedang menayangkan program musik yang sedang memutarkan lagu yang berjudul Say You Won’t Let Go dari james Arthur.


Say You Won’t Let Go



I met you in the dark, you lit me up
You made me feel as though I was enough
We danced the night away, we drank too much
I held your hair back when
You were throwing up



Then you smiled over your shoulder
For a minute, I was stone-cold sober
I pulled you closer to my chest
And you asked me to stay over
I said, I already told ya
I think that you should get some rest



I knew I loved you then
But you'd never know
'Cause I played it cool when I was scared of letting go
I know I needed you
But I never showed
But I wanna stay with you until we're grey and old


Just say you won't let go
Just say you won't let go





Widi ikut bernyanyi karena menikmati alunan musik disiarkan oleh program tv itu. Tak lama Aldo keluar dari kamarnya setelah menata pakaian-pakaian yang dibelikan widi di ruangan kecil untuk menyimpan pakaian yang ada di kamarnya, ia berjalan dengan langkahnya yang masih agak pincang menghampiri Widi yang duduk di sofa sambil bernyanyi, lalu ia duduk di sampingnya. Saat Aldo duduk widi menghentikan senandungnya dan menoleh ke Aldo yang berada disampingnya

“kaki kamu sakit Do?” Widi bertanya pada Aldo, Aldo menjawab dengan anggukan kepalanya.. sebenarnya pertanyaan yang Widi tanyakan pada Aldo tak perlu dijawab olehnya, karena Widi sudah melihat bagaimana cara Aldo berjalan sejak masih berada di rumah sakit.

Widi bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mengambil tas miliknya yang ia letakan di atas meja makan, widi mengeluarkan kantung plastik putih dari dalam tas nya, isi dari kantung plastik itu adalah obat-obatan yang ia beli di rumah sakit untuk Aldo, Widi kemudian kembali ke tempat duduknya semula.

“Do ini obat yang harus kamu minum, mungkin di dalamnya ada obat yg bisa ngilangin rasa sakitnya” ucap Widi sambil memberikan kantung plastik itu pada Aldo, Aldo menerima kantung plastik obat itu

“makasih Wid, pasti aku minum kok obatnya” Aldo berucap

“oke, aku ke kamar dulu ya Do…mau tidur”

Widi beranjak dari tempat duduknya dan mematikan tv, setelah itu masuk ke kamar. Widi mengganti pakaian yang dikenakannya dengan daster tipis selutut, lalu ia berbaring di kasurnya sambil menatap langit-langit apartmentnya. Widi mengingat kembali kejadian di malam saat ia menabrak Aldo.

masih ada rasa penyesalan yang Widi rasakan di dalam hatinya ketika melihat kondisi Aldo. saat ini Aldo kepala Aldo masih diperban yang ia tutupi dengan menggunakan kupluk yang diberikan oleh Widi dengan perantara suster. Tulang femur yang ada di pahanya retak sehingga paha nya sedikit bengkak, namun daya tahan fisik Aldo yang cukup kuat membuatnya mampu berjalan walaupun sedikit pincang..



Note*kronologi saat kejadian, mobil Andien yang Widi kendarai menabrak aldo di bagian paha kirinya dengan keras, Aldo terpental kemudian kepala bagian belakangnya membentur trotoar membuatnya tak sadarkan diri. Benturan di kepalanya membuat Aldo menjadi amnesia ,tulang femur kiri nya retak karena tertabrak moncong mobil BMW Andien yang Widi kendarai. Info ::tulang femur/tulang paha adalah tulang terkuat yang ada di dalam tubuh manusia, bila tulang itu retak menandakan benturan yang terjadi tidaklah main-main



Widi bangkit dari lamunannya yang mengingat kejadian itu, kemudian memejamkan matanya dan berusaha untuk mengosongkan pikirannya agar ia bisa tidur. Dan setelah 20 menit kemudian baru ia dapat tidur



--ruang tengah Apartment Widi—

Jam 4.20 sore

Aldo masih duduk di sofa itu. ia mencoba untuk mengingat masa lalunya namun hasilnya nihil, sehingga Aldo mencoba untuk mengingatnya lebih keras..Namun yang terjadi adalah kepala Aldo mengalami sakit yang tak tertahankan, Aldo memegang kepalanya karena merasakan rasa sakit yang teramat sangat mendera kepalanya, yang Aldo rasakan seperti ada gada besi yang seakan menghantamnya.

Aldo kemudian teringat dengan kantung plastik yang diberikan Widi padanya. Lalu ia membuka kantung itu dengan buru-buru, di dalamnya terdapat beberapa jenis obat dan juga secarik kertas di dalamnya,kertas itu berisi penjelasan mengenai obat-obatan tersebut beserta aturan minumnya.

Aldo membaca kertas itu sambil menahan sakit kepalanya, ia lalu meminumnya dengan mengikuti instruksi yang tercantum di kertas itu. setelah meminum obat-obatan itu sakit kepala yang ia alami berangsur-angsur mereda, namun ia justru merasakan kantuk karena efek samping obat yang ia minum, ia berbaring di sofa itu, dan akhirnya Aldo tertidur lelap di atas sofa tersebut.



Jam 22:10 malam

Widi yang baru saja bangun dari tidurnya, ia duduk di atas kasurnya dan melihat ke jam dinding yang terpajang di dinding kamarnya, ia bergumam “*hoammzz* udah jam 10 ternyata”. Widi lalu yang merasakan haus di tenggorokannya, ia pun turun dari kasurnya dan berjalan keluar kamarnya untuk mengambil minum.

Begitu WIdi keluar dari kamarnya ia menoleh kearah Aldo yang tidur di sofa yang berada di depan pintu kamarnya, Mata Widi dibuat terbelalak ketika melihat gundukan dibalik celana yang Aldo gunakan. Widi bergumam dalam hati “Ihh, Aldo mimpiin apa sihh sampe berdiri begitu??..hmm..tapi besar juga yah si Aldo Jr ….” Widi penasaran dengan apa yang dimimpikan Aldo tanpa melepaskan pandangannya dari gundukan di celana Aldo yang tertidur di sofa

“Hussh!! Wid!! lo gak boleh mikirin yang enggak-enggak..lo boleh tinggal sama dia, tapi lo gak boleh ngelakuin hal-hal yang gak boleh lo lakuin sama dia” kemudian Widi menggelengkan kepalanya dengan cepat untuk membersihkan pikirannya, Widi kemudian berjalan dengan sedikit cepat ke dapur lalu ia menuangkan air putih ke gelasnya dan meminumnya,

Sekarang Widi merasakan lapar, ia baru ingat kalau ia belum makan apa-apa sejak pagi. Widi berjalan ke ruang tamunya dan menghampiri Aldo yang masih tertidur di sofa untuk membangunkannya dan mengajaknya untuk makan, Widi berusaha meghindarkan penglihatannya dari celana Aldo.

“Do,bangun doo” Widi membangunkan Aldo sambil menepuk-nepuk lengannya

Aldo membuka matanya perlahan dan merenggangkan tubuhnya “*hoamm*kenapa Wid?”

“kamu sekarang mandi Do terus kita cari makan, aku lapar nihh” sambil mengelus perutnya Widi berkata dengan lirih pada Aldo

“hmm oke, sebentar ya, mau ngumpulin nyawa dulu Wid” sahut Aldo

Lalu Widi kembali masuk ke kamarnya untuk mandi di dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, sehabis mandi widi langsung mengambil kaus putih dan juga celana jeans dari dalam ruang pakaiannya dan ia kenakan pakaian itu, ia mengambil peralatan make up nya dan menggunakan make up itu secara natural.

Saat Widi keluar dari kamarnya.. Aldo masih belum terlihat, lalu Widi mengetuk kamarnya

“tunggu sebentar Wid, aku lagi pakai baju” terdengar sahut Aldo dari dalam kamar

Tak lama kemudian Aldo keluar dari kamarnya, ia menggunakan kaus dan celana jeans yang dibelikan oleh Widi dan juga tak lupa ia menggunakan kupluk untuk menutupi kepalanya yang masih dibalut perban.

Widi memesan grape car untuk mengantarkannya ke restoran HolieResto milik ayahnya, setelah Grape Car pesanannya datang mereka masuk ke mobil itu. sampailah mereka di sebuah restoran besar milik ayah Widi.

Mereka berdua berjalan beriringan memasuki restoran tersebut, sesampainya di dalam mereka disambut oleh beberapa pelayan, para pelayan itu mengantarkan mereka berdua ke tempat VIP yang dimiliki oleh Holieresto. Tempat VIP yang dimiliki restoran HolieResto adalah tempat khusus untuk orang penting yang datang ke restoran itu seperti pejabat Negara, kolega bisnis dari ayah Widi, dan juga keluarganya.

Aldo sedikit terperanjat ketika memasuki ruangan VIP itu, ia berdecak kagum dengan interior ruangan itu, karena barang-barang maupun hiasan di ruangan itu adalah sesuatu yang harganya sangat mahal…jika dibandingkan mungkin setara dengan harga 3 buah sport car.

“Wid kamu serius mau makan di tempat ini?” tanya Aldo ke Widi sambil menaikkan alisnya, Widi pun menoleh kearah Aldo ketika Aldo menanyakan hal itu padanya, Widi membalasnya dengan anggukan kepala padanya

“kita makan di tempat lain aja yuk..jangan disini” Aldo kemudian mengajaknya untuk pindah tempat makan, Widi pun kaget dengan perkataan Aldo yang mengajaknya untuk makan di tempat lain

“ehh,emang kenapa Do?” tanya Widi ke Aldo

“Harga makanan di tempat ini pasti mahal Wid, kita ganti tempat aja yaa” Aldo membujuk Widi, mendengar hal itu Widi lalu tersenyum ke Aldo

“Gak mau” sahut Widi

“Wid..aku ini udah banyak nyusahin kamu hari ini, mulai dari kamu bayarin biaya rumah sakit, kamu beliin aku baju, sampai kamu ngajak aku tinggal di apartment kamu wid..dan sekarang kamu mau bayarin aku makan di tempat yang mahal kaya gini, aku gak mau nyusahin kamu Wid” Aldo mengatakan pada Widi mengenai keresahannya dengan sikap Widi yang terlalu baik pada dirinya

“Do, asal kamu tau ya aku gak pernah ngerasa kalo kamu nyusahin aku dan semua ini belum cukup untuk membayar tanggung jawabku karena membuatmu seperti ini” perkataan Widi membuat Aldo keheranan

“ma..maksudnya tanggung jawabmu Wid??” tanya Aldo kebingungan. pertanyaan yang Aldo tanyakan padanya membuat Widi terdiam sejenak, karena ia belum mampu untuk mengatakan bahwa ia adalah orang yang mengakibatkan Aldo menjadi amnesia

“hmm..a..aku merasa bertanggung jawab padamu karena kamu tinggal di apartmentku Do, jadi aku harus memberikanmu makan.. oh iya do,lagipula kita makan disini gratis kok” Widi berbohong tentang tanggung jawabnya ke Aldo

“gratis?” tanya Aldo

“iya gratis Do.. restoran ini milik ayahku, jadi jangan khawatir masalah harga makanan di tempat ini ya” Widi menjelaskan padanya

“hmm..ayahmu pasti orang kaya ya Wid” Aldo menerkanya karena melihat interior ruang VIP yang ada di restoran milik ayahnya Widi sudah cukup untuk menyimpulkan bahwa ayah dari Widi adalah orang yang kaya

“duduk dulu yuk Do” Widi mengajak Aldo untuk duduk untuk menghindari pembicaraan tentang ayahnya

Widi dan Aldo kemudian duduk di bangku yang ada di ruangan itu. Bangku dan meja makan yang ada di ruangan itu terbuat dari kayu gaharu yang harganya mahal yang menambah kesan kemewahan terhadap ruangan itu.

Tiga orang pelayan datang di tangan mereka membawakan makanan untuk Widi dan Aldo, Mereka berdua kemudian menyantap makanan yang disajikan. Setelah makan mereka keluar dari restoran tersebut . Ketika sudah berada di luar restoran mereka berdua dihadang oleh 4 orang yang masing-masing memegang senjata.

“WOY BANGS*T!! DIMANA KUNCI ITU?” gertak salah seorang dari mereka dengan menunjuk kearah Aldo dengan tongkat baseballnya

Bersambung....
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd