Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[ Tamat ] Aku lelaki biadab

Semenjak kepergian tante Vita, perasaan bersalah terus menghantuiku. Setelah kutahu bahwa cinta tante Vita begitu tulus, tetapi aku sendiri beranggapan lain. Sekarang aku baru merasakan betapa sakitnya dia waktu itu, aku sendiri tidak akan mampu menanggungnya seandainya posisi kita ditukar, aku menjadi tante Vita.

Ah..andai waktu dapat diulang kembali dan dia mau berterus terang, pasti aku akan dengan senang hati menerimanya dan membawa hubungan kami ke jenjang pernikahan, toh aku juga tidak mempermasalahkan andai saja aku mempunyai istri yang berstatus janda dan sudah mempunyai anak.

Bayangan tante vita selalu hadir disetiap hariku, bahkan setelah aku melangsungkan pernikahan perasaan itu semakin menjadi - jadi. Aku mencoba membuang jauh kenangan bersama tante vita dengan mencoba mencintai istriku, tetapi semakin kubuang perasaan itu, semakin aku merindukan tante Vita dan Mahendra, darah dagingku yang aku sendiri belum pernah bertemu dan memeluk anakku secara langsung.
Bulan pertama pernikahanku berasa hambar, padahal aku tahu Sinta istriku sungguh sangat mencintaiku dengan tulus, tapi perasaanku tidak bisa untuk dibohongi. Disaat aku menyetubuhi istrikupun aku masih membayangkan bahwa dia adalah tante vita, sempat disaat penisku menyemburkan sperma didalam vagina istriku, aku mendesah dan secara tak sadar aku menyebut nama tante vita, beruntung istriku tidak menyadarinya.

Handphone berdering disaat aku menatap laptop dimeja kerjaku, kulirik layar Handphone, panggilan dari Sinta istriku.

A : “ Halo sayang..”
S : “ Halo Mas, hari ini bisa pulang cepet gak?” Suara istriku diseberang telepon
A : “ Ada apa sayang, kok tidak biasanya?”
S : “Tante Nela mau berkunjung kesini Mas, dia baru datang seminggu lalu dari taiw*n, dan sekarang lagi perjalanan kemari karena dia tidak sempat datang di acara pernikahan kita waktu itu. Mas bisa ya jemput dia distasiun nanti sore jam 5?”
A : “oke deh, nanti aku jemput”
S : “Makasih ya mas..aku kirim nomor HP nya, agar mas bisa menghubunginya nanti”
A : “ Oke sayang..”

Klik, sambungan telpon terputus, sesaat kemudian Handphoneku berbunyi,pesan singkat masuk dari istriku mengirim nomor telpon tante Nela.

Tante Nela ini adalah adik dari mamanya Sinta yang paling kecil. Hampir tujuh tahun dia dan suaminya bekerja sebagai TKI di negara tetangga, aku pun belum pernah bertemu dengannya, hanya dengar ceritanya saja dari Sinta istriku, tahun ini dia bisa pulang dan berkunjung kesini.

****
Kulirik jam tangan sudah menunjukkan pukul 04.30 sore aku sedikit tersentak, karena banyaknya kerjaanku hari ini nyaris terlupa kalau aku ada janji menjemput tante Nela. Bergegas ku meninggalkan kantor dan memacu mobilku ke stasiun dengan agak tergesa gesa, karena jarak kantorku kesana lumayan jauh, bisa lebih dari 30 menit untuk sampai stasiun, itupun kondisi jalanan tidak macet.

Sesampai distasiun kulirik arlojiku, pukul 05.15,

“Celaka, aku terlambat...” gumamku

Setelah memarkir mobil, kupercepat langkah menuju pintu keluar penumpang, terlihat disana sudah sepi. Aku raih Handphone ku, kutelpon tante Nela,

N : “Halo, selamat sore”
A : “Halo te, aku Rudi, suaminya Sinta, Aku sudah sampai distasiun, tante dimana?”
N : “Oh iya mas, aku lagi ditoilet sebentar ya mas”
A : “Oke te, aku tunggu ya”
N : “ Iya mas...”

Karena aku belum pernah bertemu sama sekali dengan tante Nela, aku putuskan untuk melangkah menuju toilet agar nanti mudah di temukan oleh tante Nela. Hanya berjarak kurang dari beberapa langkah sampai toilet, seorang wanita keluar dari sana, dia memakai celana jeans agak ketat dengan kaos lengan panjang, kutaksir usianya antara 30 sampai 35 an tahun. Yang membuatku tercengang, wanita ini sangatlah mirip dengan tante Vita, mulai dari bentuk badannya, bahkan bibirnya begitu sexy yang tak jauh beda dengan tante Vita. Hatiku kembali berdesir, seakan tante vita sekarang ada didepanku,

“ Mas Rudi ya? “ Suaranya menyadarkan lamunanku
“ Eh,ii..iya benar, tante Nela? “ ucapku sedikit gugup, kulihat dia hanya mengangguk dengan tersenyum
“ Maaf ya te, aku terlambat, sudah menunggu lama ya?”
“ Nggak papa kok mas, baru aja 10 menit ” jawab tante Nela santai
“Langsung kerumahku sekarang te?” tawarku
“Boleh, pasti Sinta juga sudah menunggu kan?”

“Iya pastinya te, Ayo deh kita berangkat, tasnya biar saya bawakan saja te.” kuraih tas ransel besarnya, dan kita berdua berjalan menuju parkiran mobil.

Di perjalanan pulang, tante nela duduk disampingku, sambil mengemudi aku sering mencuri – curi pandang ke tante Nela, terlebih bibir sexy yang membuatku semakin mengingat kepada tante Vita, mama dari anakku, Mahedra. Tante Nela merebahkan kepalanya bersandar di jog mobil, dengan posisi agak setengah tiduran membuat tonjolan payudara semakin jelas terlihat, disini pikiran mesumku mulai muncul, perasaanku sama persis ketika aku menemukan tante Vita dalam keadaan mabuk berat diterasnya beberapa tahun yang lalu, penisku mulai menggeliat didalam sana.

“Bener kata mama ya, Sinta keponakanku mempunyai suami yang cakep,bahkan mas Noufal ( Suami tante Nela ) aja kalah cakepnya, hihihi” suara tante Nela membuyarkan lamunanku
“aa..apa te? aku gak salah denger ni te?“ aku sangat terkejut mendengar ucapan tante Nela tiba – tiba.
“Nggak kok, awalnya cuma tahu di foto, eh ternyata gk beda juga dengan aslinya..”
“Dasar tante terlalu berlebihan, jadi besar nih kepala..hehe”
“Om Noufal nggak ikutan pulang te?” lanjutku
“Dia baru bisa pulang bulan depan mas, sambil menuggu kontrak kerjanya usai”
“oh,begitu,tante berapa hari rencana disini?”
“eem..kalau seminggu boleh gk?” jawab tante yang kini menatapku sambil tersenyum,

Seeer...hatiku tiba – tiba gemetar, senyum itu seakan membuka kembali semua kenanganku bersama tante Vita, andai saja aku bisa melumat bibir itu...ah, sangat tidak mungkin

“Boleh nggak? Kok malah melamun” Suara tante Nela kembali membuatku terkejut
“eh,ii..iya boleh kok te, jangankan seminggu, sebulan bahkan setahun juga boleh kok...hehehe”
“waaah...kalau sebulan nanti dikira nge kost dong,hahaha?” Tawanya membuat suasana menjadi cair
Tante Nela ini orangnya ceria dan suka bercanda, sehingga kita berdua terlihat sangat akrab, padahal baru berapa menit saja kita bertemu.

Tak terasa Mobil sudah memasuki halaman rumah, Sinta langsung memeluk tante Nela yang baru turun dari mobil, mereka saling melepaskan kangen.

---------------------
Penampilan tante Nela malam ini membuat pikiran mesumku semakin menjadi, dengan daster pendek tanpa lengan dan rambutnya tergerai terlihat agak basah, bayangan tante Vita kembali hadir di pikiranku. Aku hanya mencuri – curi pandang kearahnya yang sedang asyik mengobrol dilantai beralaskan karpet dengan istriku, aku yang sedari tadi menonton TV di kursi tetapi pandanganku tak lain hanya menuju ke tante Nela yang berada tepat di seberangku, sesekali bagian bawah dasternya tersingkap saat dia merubah posisi duduknya, tertangkaplah dipandanganku celana dalammnya walau dalam sekejap, celana dalam berwarna putih bersih. Penisku sangat tegang sekali melihat pemandangan itu.

Jam menunjukkan pukul 10 malam, tak terasa dari sehabis makan malam mereka berdua ngobrol dan bercanda. Karena aku yang sedari tadi seakan tak sanggup menahan nafsuku. Penisku terasa sangat ngilu karena tegang dari tadi, sungguh sangat menyiksa. Kuberanjak dari tempat dudukku, aku berpindah ke teras untuk menyalakan rokok, berharap nafsuku bisa mereda.
Belum habis satu batang rokok, tiba – tiba tante Nela muncul dari dalam rumah menuju tempat ku duduk,

“Mas Rudi gak tidur?” suara tante Nela membuatku terkejut
“Eh, belum te..sebentar lagi. Sinta kemana ?” jawabku gugup
“Udah masuk kamarnya mas, besok pagi – pagi katanya dia kan harus berangkat mengajar”

tante Nela duduk di kursi sebelahku dengan menyilangkan kaki kirinya ke atas kaki kanannya, otomatis daster pendeknya menyingkap memperlihatkan paha yang sangat mulus itu terpampang jelas disampingku. Dengan posisi duduknya seperti itu, kini otak mesumku yang sedari tadi belum reda, sekarang malah semakin menjadi. Sempat kulirik tonjolan dadanya, terlihat samar putingnya mencuat dibalik dasternya, aku sangat yakin kalau dia tidak menggunakan BH malam ini, Penisku kembali tegang.

“Sialan, bisa gila karena konak nih” kataku dalam hati

“Tante sendiri gak istirahat? Kan tadi habis perjalanan jauh?” kataku mengendalikan suasana
“Masih belum ngantuk mas”
“Oh iya, maaf ya mas tadi kita cuekin, abis aku kangen sih sama Sinta..” Ujar Tante Nela dan lagi – lagi dia memandangku dengan tersenyum.

Serrrr....hatiku kembali bergetar saat pandangan kami bertemu.

“nggak perlu minta maaf gitu te, ya wajar lah, namanya juga gak pernah ketemu pasti kangen, mungkin suatu saat nanti aku juga kangen sama tante setelah tante pergi lagi” candaku
“ih, bisa aja kamu mas..” ujar tante Nela sambil mencubit lenganku, kita berdua sama – sama tertawa.

Dari cerita istriku memang tante Nela ini adalah satu-satunya saudara yang sangat akrab dengannya, Sejak kecil mereka sering menghabiskan waktu bersama. Mereka berdua sering sekali telponan waktu tante Nela masih berada di luar negeri. Bahkan pada malam pertama pernikahan kami pun, aku harus menunggu mereka ngobrol di telpon selama dua jam. Entah apa yang mereka bahas hingga ber jam – jam, aku sendiri udah gak sabar untuk malam pertama..ye kan :p

Ilustrasi Tante Nela

Tak terasa hampir satu jam kita ngobrol diteras sambil aku tetap mencuri – curi pandang ke tubuh tante, sampai akhirnya tante Nela pamit untuk masuk kamar setelah terlihat menguap berkali – kali. Akupun memasuki kamarku, disana Sinta istriku sudah tidur terlelap dengan posisi terlentang, baju tidur terusan yang dipakainya menyingkap memperlihatkan celana dalamnya. Karena sedari tadi aku menahan nafsu dan penisku berasa ngilu karena terus menegang, tanpa pikir aku langsung membuka kedua kakinya, tanganku dengan cepat meloloskan celana dalamnya sehingga terlihat vaginanya yang ditumbuhi bulu halus. Tanpa melepaskan baju tidurnya, dengan cepat langsung kulahap vagina Istriku, kujilati dengan kasar dan sesekali aku gigit kelentitnya, karena nafsuku sudah tak terbendung lagi.

“Auu...masssss, pelan - pelan....” karena gigitanku, terdengar suara istriku yang telah terbangun dari tidurnya, tangannya menjambak rambutku. Aku seperti kesetanan malam ini.
Setelah vaginanya berasa basah, ku naiki tubuhnya, sambil mengarahkan batang penisku ke lubang vaginanya.
“Blessss”... Kuhentakkan pinggulku dengan kasar, sehingga penisku kini sudah masuk seluruhnya kedalam liang vaginanya.
“Aaaaah....maaaas..nakal kamu maaaasssss...oooohhhhh” ceracau istriku tak karuan
“Aku kangen sekali sama kamu sayang, aku sudah menunggu dari sore tadi” alasanku kepada Istriku agar dia tidak curiga, sebenarnya karena bayangan tante Vita dan tante Nela lah aku menjadi sangat bernafsu.

Aku goyangkan pinggulku dengan cepat, semakin cepat gerakanku, semakin keras desahan Istriku. Aku tak perduli lagi kalau desahan istriku bisa terdengar dari luar kamar. Setelah beberapa menit di posisi ini, terasa kedutan didalam vaginannya bersamaan dengan itu

vaginanya semakin membanjir...

“Aaaaah...sayaaaaangg.....“ Desahnya sambil memelukku semakin erat, Sinta mengalami orgasme.
Aku mempercepat sodokanku, karena aku juga sangat ingin menumpahkan spermaku yang sedari tadi sudah tak terbendung.
crot crot crot, penisku menyemprotkan spermanya diliang vaginanya, sangat banyak sekali sampai cairan itu merembes keluar dari liang kemaluannya. Aku terkapar disamping tubuh istriku dalam kepuasan.

“Nakal ya, abis kena setan darimana sih, gangguin orang tidur aja” celetuk Sinta manyun
“hehe, maaf sayang, kamu terlihat cantik malam ini, tiba – tiba pingin aja“ Jawabku
“dasar, gombal banget” ucap Sinta dengan tersenyum..

Aku peluk tubuh Sinta sampai kita sama – sama tertidur sambil berpelukan..



Lanjutannya Disini
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd