Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[ Tamat ] Aku lelaki biadab

Semenjak menikah, aku dan istriku sudah menempati rumah sendiri walaupun bisa dibilang rumah yang sangat sederhana dengan 3 kamar tidur. Kamar yang pertama didekat ruang tamu digunakan sebagai kamar tamu. Kita memang persiapkan apabila ada saudara, kerabat atau teman yang datang dan ingin menginap disini, seperti saat ini tante Nela yang menempati kamar itu. Bersebelahan kamar tamu ada kamar utama yang aku tempati bersama istriku Sinta. Kamar satunya lagi dibelakang dekat dengan dapur, yang sekarang kosong dan aku alih fungsikan sebagai gudang. Sinta bekerja sebagai tenaga pengajar di sebuah SMA dikotaku, berangkatnya selalu pagi sekali, jam setengah tujuh pagi dia sudah berangkat dengan motor maticnya.
Seperti pagi ini, aku baru terbangun dari tidurku kulihat istriku sudah tidak ada lagi disampingku. Kukenakan baju dan celana pendekku karena tak terasa setelah aku menyetebuhi Sinta dengan kasar semalam aku tertidur dengan masih telanjang, aku keluar kamar, terlihat istriku sudah siap untuk berangkat.

“Haduuh, susah banget dibanguninnya!” gerutu istriku yang sudah rapi dengan membawa helm ditangannya
“hehe,semalam abis lembur sih.” Candaku hendak memeluknya
“Eits, ada tante Nela loh dibelakang” dia mencoba menghindar sambil tersenyum
“Udah ah, aku berangkat dulu ya mas tuh sarapannya udah siap, tapi mandi dulu gih” Kata istriku sambil meraih tanganku untuk dikecupnya.
“siap cantik, hati – hati ya sayang” kataku

Dengan agak tergesa istriku berbalik melangkah meninggalkanku, aku melangkah ke ruang belakang bersiap untuk mandi, sesampai disana terlihat tante Nela keluar dari kamar mandi. Aku tertegun sesaat melihatnya, hanya sebuah handuk yang melingkar di tubuhnya, itupun cuma menutupi dari atas gundukan payudaranya sampai pahanya bagian atas. Sungguh begitu mulus kulitnya, terlebih bagian tonjolan payudara yang terlihat menyembul diatas balutan handuk.

“kurang ajar, pagi – pagi udah dibikin konak lagi” Pikiranku kembali kotor
“Eh, mas Rudi, maaf ya udah menunggu lama ya kamar mandinya” Tante nela mandangku sambil tersenyum
“Nggak kok te, ini aja baru bangun” Jawabku agak gugup disertai nafas yang mulai berat karena nafsuku kembali naik
“Sinta sudah berangkat mas?”
“Sudah baru aja te, paling sekarang baru nyampek di gang depan” Jawabku
“Ya udah, mas Rudi mandi dulu gih” Kata tante Nela sambil berlalu menuju kamarnya,

aku masih berdiri mematung ditempatku, kuperhatikan tubuhnya yang hanya berlilit handuk dari belakang. Oh, benar – benar seperti tante Vita yang selama ini aku rindukan bentuk tubuh tante Nela ini. Penisku kembali berdiri sangat tegang.

------------

Pagi ini aku agak sedikit terlambat masuk kantor, karena jalan yang aku lewati terjadi macet yang luar biasa. Kubuka laptop kerjaku, aku mulai bergelut dengan angka – angka yang berada di layar laptopku, pikiran mesum semenjak tante Nela dirumah dari kemarin sedikit mereda. Beberapa menit kemudian, Handphone memekik pelan, tanda pesan masuk, Aku buka dari Sinta istriku,

Sayang, aku hari ini pulang sore, jadwalku mengajar ekstra untuk anak – anak yang harusnya besok di majukan hari ini, nanti kalau mas pulang tolong beli beberapa makanan untuk kita dan tante Nela ya.
Mas baik – baik ya kerjanya.
Love U..


Aku letakkan kembali Handphoneku tanpa membalas pesannya, aku kembali menatap laptopku.
“Tok..tok..tok..” terdengar pintu diketuk. Aku menghentikan aktifitasku, pandanganku beralih ke arah pintu, Selly sekretaris kantorku berdiri disana.

“Eh masuk aja, ada apa Sell?” tanyaku

Selly melangkah masuk, kini dia berada tepat didepan meja kerjaku

“Maaf mengganggu pak Rudi, tadi pak Ronald berpesan, kalau berkas dokumen dari PT. Ant**** yang pak Rudi bawa, diminta sama beliau hari ini”
“Oh oke. Beliau dimana sekarang sell?”
“Beliau ada keperluan keluarga mendadak pak, mungkin baru sampai kantor lagi setelah jam makan siang” Jawabnya
“Baik, terima kasih ya, nanti saya akan antar sendirike beliau”
“Baik pak, saya permisi dulu” Jawab selly sembari membalikkan badan meninggalkanku.

Kubuka tasku, aku sibakkan beberapa tumpukan dokumen yang ada didalamnya, sampai akhirnya aku teringat sesuatu, sambil menarik nafas panjang,
“Oh My God, dokumen itu tertinggal dirumah, semalam setelah aku pelajari lupa gak aku masukkan tas kerjaku lagi” kesalku memaki diriku sendiri
Aku lirik jam tanganku masih menunjukkan jam 10 pagi, masih cukup banyak waktu kalau aku ambil kerumah, karena dokumen ini sangatlah penting.

Pak Ronald ini adalah sahabat dari papaku dan beliau adalah orang yang bisa dikatakan sangat berjasa untukku, karena beliau juga aku bisa berkerja seperti sekarang. Aku dipercaya sebagai manager marketing di perusahaan yang dipimpinnya sekarang. Jadi aku tak enak hati apabila apa yang dia perintahkan kepadaku aku tak menunaikannya denan segera.
Bergegas kupacu mobilku meninggalkan kantor untuk kembali kerumah.
Sesampai didepan rumah, tampak sepi. Aku berjalan menuju pintu depan, kuraih gagang pintu dan sekali hentak,“Klek” pintu langsung terbuka

“wah, teledor amat sih tante Nela, pintu depan gak dikunci” gerutuku

Aku melangkah masuk hendak menuju kamarku, yang otomatis melintasi kamar tamu yang sekarang ditempati tante Nela. Langkahku terhenti tepat didepan kamar tante Nela dengan posisi pintu kamar tidak tertutup sempurna, aku dikejutkan dengan suara dari dalam kamar tante Nela, samar – samar seperti suara desahan tertahan, aku tahu itu adalah suara tante Nela. Kuhentikan langkahku dan sejenak berdiri mematung disitu.

“Aaaaaah...aaaaahhhhh”
Badanku langsung gemetar, ada apa dengannya? aku bertanya – bertanya.
Kudekati pintu kamarnya, suara erangannya semakin terdengar jelas.
“aaaaahhhh....aaaaahhhhhh.sssssh.”

Dengan tangan gemetaran karena diselimuti rasa penasaran yang luar biasa, kuraih handle pintu kamar tante Nela, aku dorong pelan – pelan hingga pintu sepenuhnya terbuka. Mataku terbelalak, betapa terkejutnya aku melihat posisi tante Nela di ranjang. Dia telentang tanpa memakai apapun ditubuhnya, dia telanjang bulat. Posisi kedua kakiya terbuka dan salah satu tangannya berada tepat diselakangannya, kulihat matanya terpejam sambil mendongak keatas.
Aku masih berdiri di depan pintu dengan tubuh semakin gemetar dan tidak percaya apa yang dilakukan tante saat ini. Entah seperti tidak kusadari secara reflek aku memanggil namanya

“Tante Nela..” kataku bergetar

Hampir secara bersamaan, tante Nela membuka matanya dan kini memandang kearahku, wajahnya sekarang terlihat berubah memerah.

“Mas Rudi..!” tante Nela tercengang melihat kedatanganku, posisinya tidak berubah, tangannya masih berada di antara pangkal pahanya dan tangan satunya lagi berada di atas payudaranya.

“Ma..maaf Te, aku lancang membuka kamar tante tanpa mengetuk pintu” Ucapku terbata

Aku kembali menarik handle pintu bermaksud untuk menutupnya kembali, tiba – tiba terdengar suara dari dalam kamar

“Mas Rudi...sebentar mas” terdengar pelan suara tante Nela dari dalam kamar, kini aku dorong kembali sehingga pintu terbuka kembali seluruhnya, tante nela terlihat beranjak dari ranjang dan berjalan mendekatiku dengan masih telanjang bulat. Kuperhatikan tubuh telanjang itu berjalan mendekatiku, tak terlihat sama sekali bulu kemaluannya, bersih mulus seperti bayi. Sepertinya dia telah mencukur habis bulu kemaluannya, aku semakin gemetar, antara terkejut dan nafsu. Setelah kita berdekatan tiba – tiba dia memelukku, mendekap tubuhku dengan erat.

“Jangan bilang Sinta ya” Suaranya terdengar lirih terisak seperti orang menangis di telingaku.

Aku masih tetap tidak menyangka, meskipun sejak kemarin aku selalu nafsu melihatnya karena sosoknya mirip dengan tante Vita tapi aku tak pernah berpikiran untuk lebih jauh dengan tante Nela, karena aku tahu itu tak mungkin terjadi karena dia adalah tante dari Sinta istriku berati sekarang dia adalah tanteku juga, aku hanya sekedar membayangkan saja. Akan tetapi kini tubuh telanjangnya sudah ada dipelukannku, penisku terasa sesak, sangat tegang disana dan mungkin tante Nela pun menyadarinya, karena posisi saat kita berpelukan, penisku tepat pada perut bagian bawahnya.
Entah setan dari mana seakan menyuruhku disaat aku masih seperti orang linglung dipelukannya, ku beranikan diri tanganku mengusap punggung nya dengan gemetar. Tante Nela kini menatapku, pandangan kami bertemu beberapa lama tanpa berucap kata – kata.
Sesaat kemudian terlihat tante Nela memejamkan matanya. Melihat kondisi ini, bayangan tante Vita langsung datang dipikiranku, posisi mata terpejam dengan sedikit mulut sexynya terbuka sama persis ketika aku melakukan ciuman pertama ke bibir tante Vita.
Melihat itu aku semakin berani, kucoba kecup bibir tipisnya, aku sudah tidak perduli jikalau dia nanti marah akan kenekatanku. Setelah kutunggu beberapa saat, tidak merespon, ku ulangi dengan sedikit menghisap bibir bawahya, dia mulai merespon.
Beberapa saat kemudian kita sekarang berciuman dengan panasnya, lidah kami saling beradu, posisi kita tetap berdiri sambill berpelukan. Tangan kiriku mengusap punggungnya dan tangan kanan sudah meremas bongkahan pantatnya yang sexy.

"Slruup.....Slruppp” hanya terdengar suara bibir dan mulut kita yang sedang beradu

Kini tangan tante Nela sudah mengusap – usap penisku diluar celana, ciuman kami bertambah panas.

“aaaahh...eeeeemmm” kini tante mulai mendesah, suara desahannya tertahan bibirku.

Agak lama kita saling lumat dan saling hisap bibir, kini tante Nela menggandengku ke arah ranjangnnya, dia mendorong tubuhku sehingga kini aku terlentang diranjang dan kakiku masih terjuntai ke bawah. Dengan sigap tangannya terlihat melepaskan kancing celanaku, dilolosinya celana dalamku, kini penisku berdiri bebas dengan tegangnya, matanya sedikit terbelalak melihat itu

“ternyata besar sekali punyamu mas, lebih besar daripada mas Naufal” ucapnya sambil jari lentiknya kini mulai mengelus batang penisku.

Belum sempat aku mengucapkan kata – kata, terlihat bibir sexynya mulai mengulum penisku

“aaaah..” Aku mulai mendesah, batangku terlihat keluar masuk didalam mulutnya terkadang lidah nakalnya mengusap – usap ujung penisku. Jari lentiknya tak henti – hentinya memberikan pijatan pada biji pelirku...

“Aaaaaah.....enak sekali te..” desahku

Setelah aku membuka kancing bajuku, kini tanganku beralih mengelus kepalanya, terlihat penisku keluar masuk semakin cepat dimulutnya, aku semakin tidak tahan. Terasa kedutan di batang penisku hampir saja jebol pertahananku. Menyadari hal itu, tante menyudahi aktifitasnya, kini dia menaiki tubuh ku. Kembali kita berciuman dengan ganasnya.
Tangan kananku tak hentinya meremas bongkahaan pantatnya, dan tangan kiriku meremas payudaranya bergantian. Sambil tetap berciuman, saat vaginanya menyentuh batang penisku tante Nela mulai menggoyang – goyangkan pinggulnya maka terjadilah gesekan disana. Terasa hangat dan sudah sangat basah. Setelah sekitar 5 menit diposisi itu, kini tangan tante Nela meraih batang penisku yang sudah tegang sedari tadi untuk diarahkan ke liang vaginanya, setelah dirasa tepat dipintu vaginanya, tante Nela menurunkan pinggulnya, dan “Bless...” terasa penisku menusuk liang vaginanya, terasa sangat licin
“Aaaaah...Kontolmu enak sekali sayang....”dia mulai mendesah dan terasa pinggulnya mulai naik turun diatasku
“oooooh...memekmu juga enak sayang” tak sadar aku mulai mendesah.
Liang vaginanya tidak terlalu sempit, tapi kedutan – kedutan didalammnya membuatku semakin blingsatan, apalagi ketika dia mulai menggenjotku dengan semaakin cepat..
“aaah.....aaaah...aku sange sayaaaaang...Aaahhh” kini desahnya semakin terdengar lebih keras
Beberapa kemudian, kedutan diliang vaginanya terasa sangat mencekeram batang penisku dan berasa semakin membanjir..
“aaaaaaaaaah.....mas Rudi saaaayaaaaaang...” lenguh tante Vita, dan beberapa kemudian dia rebahkan tubuhnya diatas tubuhku, dia mengalami orgasme. Kini aku peluk tubuh telanjangnya diatas tubuhku, dengus nafasnya terasa di wajahku, terengah2 dan terlihat dia menutup matanya.

“Kamu hebat sekali mas, aku sudah nyampek, kontolmu masih gagah juga” kata tante Nela dengan senyum kepuasan, aku hanya tersenyum mendengarnya.

Kini dia turun dari dari tubuhku lalu berposisi nungging disampingku dengan membuka sedikit pahanya, melihat itu tanpa berpikir panjang, kuberanjak dari ranjang menuju kebelakang pantatnya yang sedang nungging menggoda, terlihat vagina yang merekah berwarna merah jambu yang sudah membanjir, kudekatkan mulutku disana, dengan sekejap kulumat vaginanya dari belakang, jariku tak tinggal diam, aku coba tusuk2 lubang pantatnya dengan jariku sambil mulutku menjilat liang kemaluannya, tidak mulai mendesah...tangan kananku meremas pantat sexxynya.

“Aaaaaaah...terus sayaaaaaang...enaaaak ssaaaaayaaaangggg...aaaaahhhhh....”
Mendengar desahannya semakin keras, aku semakin melumat liang vaginanya dengan kasar, sesekali lidah ku menyapu lubang anusnya.
“Aaaaaah.....terus massssssss” desahannya sudah tidak terkendali di iringi pinggulnya yang terus bergerak tak beraturan,
“massss....akuuu gak tahan lagi....aaaaahhhh”

Liang vaginannya semakin membanjir, pahanya terlihat gemetar, dia telah orgasme lagi. Kusudahi aktifitasku, kini aku bangkit dengan posisi dia masih masih nungging dan terdengar nafasnya terengah – engah, aku arahkan penisku ke liang vaginanya, sekali hentak dan “blessss..”, batang penisku dilahap habis oleh vaginanya, dengan posisi ini terasa vaginanya lebih sempit, kugoyangkan pinggulku, terlihat penisku keluar masuk di liangnya,

“aaaaah....enak masssss...terus massssss....aaaaah” ceracaunya
Kupercepat genjotanku, semakin dia mendesah.
“aaaaaah......aaaahhhh”
“oh...memekmu enak sekali syaang...ooohhhh....” tanpa sadar ku mulai mendesah
“plok,plok,plok” Suara pahaku saat beertemu dengan bongkahan pantatnya yang bulat.

Setelah beberapa menit, terasa dinding rahimnya berdenyut kembali mengurut batang penisku. Bersamaan dengan itu, penisku seakan tak kuat bertahan lagi, dan “Crot, crot, crot,” beberapa semburan spermaku menyemprot liang vaginanya

“aaaaaaahhhhhh....” desahku

Pahanya bergetar dan beberapa saat kemudian dia terkulai lemas diranjang, penisku ikut terlepas dibarengi dengan lelehan cairan kami keluar dari liang vaginanya merembes di pahanya. Tante Vita kembali terengah2.

“makasih ya sayang” dia menatapku manja
Aku berbaring disampingnya,ku peluknya dengan erat
“Sama – sama sayang, kamu ternyata nakal juga ya” ujarku sambil mengecup keningnya manja
“Bener kata Sinta ya, kamu ini hebat banget diranjang” kata tante Nela tiba – tiba.
“Hah, Sinta cerita apa aja ke tante tentang aku?” Aku sedikit terkejut
“hihihi, mau tau aja urusan cewek” godanya
“dasar, awas ya, hehehe”
“emang enak, main sendiri gitu te? Pintunya gak ditutup lagi” tanyaku menggodanya
“hmm, mas Rudi kan tau aku udah lama gak dijamah mas Naufal, eh semalam aku di bikin iri oleh suara desahan kalian berdua dikamar sebelah, siapa gak pingin coba?” katanya
“Loh, berarti tante semalam belum tidur? Terus suara kami kedengeran emang disini?” selidikku
“Aku sudah hampir tertidur sih, tapi jadi sange denger kalian saling mendesah, dan pas aku mau kekamar mandi dan lewat depan kamar kalian, eh pintu kamar ga ditutup semua, ku intip deh..hihihi” Jawabnya santai
“huh, awas ya.tukang intip” Candaku
“Kamu juga sama mas, tadi juga ngintip kan?” kita berdua tertawa

Kulirik jam dinding kamar tante Nela menunjukkan 12.30, hampir dua jam kita saling melepas birahi, kini aku teringat akan tujuanku pulang kerumah yaitu mengambil berkas dokumen buat pak Ronald. Aku berbiri beranjak dari tempat tidur, tante Nela melihatku heran

“Maaf ya te, aku harus kembali ke kantor, masih ada beberapa kerjaan yang belum kelar”
“lo, kok mau balik mas, aku pikir hari ini pulang cepet dan gak balik lagi kekantor” katanya manyun
“masih kurang?” candaku
“Boleh, siapa takut? Mas Rudi ini udah cakep, hebat lagi ini nya” ucapnya tersenyum sambil jari lentiknya mengusap penisku yang sudah terkulai lemas
“Entar malam lagi ya” lanjutnya manja
“Boleh, siapa takut” jawabku dengan senyum menggoda

Tante Nela tersipu, terlihat makin cantik siang ini.




Lanjutannya Disini
 
Terakhir diubah:
Lanjutken bosss
Makasih updatenya hu
Mantapppppp
izin nyimak suhu
Sepertinya menarik, ijin bangun pondok di mari gan.
Suwun hu..... mantab
terima kasih para suhu sudah berkenan mampir :ampun: dipantau terus ya hu, agar gak ketinggalan kabar dari tante Vita:Peace:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd