Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[ Tamat ] Aku lelaki biadab

Bimabet
Update

Dua bulan berlalu...

Kabar perceraian tante Nela yang telah final di persidangan, membuat keluarga besar Sinta di kampung menjadi geger. Sikap tertutup tante Nela kepada keluarga dan saudara yang lainnya membuat pro dan kontra disana.
Karena hanya kepada Sinta istrikulah tante Nela mencurahkan semua masalahnya, ya termasuk aku pastinya yang sekarang dia juga sudah terbuka.
Ada beberapa saudara yang merasa simpati padanya, tapi banyak yang malah membencinya karena tante Nela dianggap sebagai pemicu perceraian itu.

Ya memang kalau dilihat secara finansial, om Naufal ini mempunyai masa depan yang enak, istilahnya “gak akan mati kelaparan” kalau hidup dengannya. Dia anak tunggal dari sebuah keluarga kaya dikampungnya. Ayahnya bisa dibilang tuan tanah yang mempunyai sawah dan ladang berhektar – hektar disana. Selain bertani, bisnis peternakan ayam dan sapi juga sedang berkembang pesat. Orang tua om Naufal tinggal ibunya saja yang usianya sekarang sudah menginjak 60 tahun, otomatis semua kekayaannya akan berpindah ke tangan om Naufal. Pihak keluarga tante Nela menyayangkan akan hal itu sehingga membencinya.

“Kamu itu wanita tidak tau diuntung, wanita bodoh. Kurang apa suamimu coba? malah kau menggugatnya cerai”

Kata tante Nela menirukan ucapan saudaranya di telpon saat bercerita.

Mama tante Nela atau neneknya Sinta semenjak kejadian itu sering sakit – sakitan. Kebencian keluarga dan saudara nya kepada tante Nela malah semakin menjadi. Mereka beranggapan karena tante Nela lah penyebabnya.

Hampir setiap hari tante Nela menelpon Istriku, terlihat Sinta terus menangis setiap ngobrol di telpon.
Karena banyaknya tekanan dari saudara, mamanya Sinta menawarkan tante Nela untuk tinggal dirumahnya untuk sementara. Rumah mamanya Sinta memang letaknya agak berjauhan dengan keluarga besar Sinta. Jadi maksud mama, tante Nela biar merasa agak tenang disitu.

“Mas, minggu besok ada rencana gak?” Tanya Sinta kepadaku disaat kita lagi duduk berdua di ruang tengah

“gak ada sayang, kayaknya free untuk minggu ini, ada apa?”

“ayo berkunjung ke rumah mama mas, aku kangen. Dan juga ingin tau keadaan tante Nela”

“Hm..boleh, sabtu pagi kita berangkat ya?”

Sinta mengangguk dengan mata berbinar

“Terima kasih ya sayang..” Sinta mengecup pipiku

Memang semenjak tante Nela disini dua bulan lalu, kita berdua tidak pernah berkunjung ke rumah mertuaku karena kerjaan kami yang bulan – bulan ini semakin banyak. Biasanya setiap bulan kita sempatkan untuk berkunjung kesana.

Mulustrasi Sinta

***

Mobil berjalan dengan kecepatan sedang meninggalkan rumah kami, kulihat Sinta diperjalanan sangat ceria, ya mungkin sudah lama kita tidak sempat berkunjung kesana.

Disepanjang perjalanan Sinta bercerita tentang apa yang dialami tante Nela mulai sebelum menikah, sampai kejadian perceraian saat Ini. Ternyata tepat apa yang aku duga sebelumnya, tante Nela ini menikah dengan om Naufal karena perjodohan dari kedua orang tuanya,

” ya mungkin neneknya Sinta ini keblinger dengan hartanya dari om Naufal” gumamku dalam hati.

Setelah 6 Jam perjalanan mobilku memasuki pelataran rumah mertuaku, dari jauh terlihat mama sedang berbincang dengan tante Nela di kursi teras. Melihat kedatangan kami, mereka berdua beranjak dari tempat duduknya. Tante Nela terlihat berjalan menyambut kami dan langsung memeluk Sinta yang baru aja keluar dari mobil, keduanya terlihat berkaca – kaca sambil berpelukan.Aku hanya bisa terharu melihat pemandangan ini, begitu besar rasa sayangnya kedua orang ini, antara tante dan keponakannya. Andai saja Sinta dan mamanya tau sebelumnya, kalau aku dan tante Nela pernah melakukan perbuatan yang terlarang selama tante Nela dirumahku, mungkin pemandangan seperti saat ini tidak akan terjadi.

“Terus rencana tante habis ini gimana te?” Sinta membuka obrolan disaat kita berempat sudah duduk dimeja ruang tengah.

“Entahlah Sin..” Jawab tante Nela sambil menggelengkan kepala, terlihat matanya masih berkaca – kaca

“Apakah tante mau balik lagi keluar negri?” sahutku

“Inginnya begitu, tetapi untuk berangkat juga perlu modal mas. Semua tabungan sudah habis, juga semua barang berharga pemberian mas Naufal dimintanya kembali” kini terlihat air matanya mulai meleleh di pipinya

“Tega benar dia ya”Gumamku

“Nela selama disini terlihat murung terus Sin, dia butuh teman untuk mendampinginya” Ucap mama

Sinta terlihat diam sejenak sambil menatap lekat ke arah tante Nela

“Hmmm....bagaimana kalau sementara tante Nela tinggal dirumah kami aja” Ucap Sinta tiba - tiba

“Ya sambil mencari kerjaan dikota, disana mungkin lebih banyak lapangan pekerjaan dari pada dikampung sini Te” Lanjutnya

Aku sedikit terkejut mendengar perkataan Sinta, antara kasihan dan bahagia. Bahagianya aku kalau misal tante Nela tinggal bersama kami lagi, aku akan bisa kapan saja menyetubuhinya. Tante Nela ini mempunyai nafsu sex yang sangat besar, apalagi sekarang dia menjanda, pasti dia juga akan membutuhkan aku. pikiran kotorku mulai timbul kembali.

“Benar Te, ikut kami saja sementara sambil cari pekerjaan” Aku seakan setuju dengan saran Sinta

“Mungkin perkataan Sinta benar Nel, Sinta adalah orang yang paling dekat denganmu, dia pasti bisa menghiburmu disana” mama menimpali

“Nanti aku malah merepotkan kalian” Pandangan tante Nela kini menatapku,

Ser...darahku kembali berdesir

“Tidak kok Te, benar kan mas?” Ucap Sinta yang kini metapku

“Iya te, kita malah senang kok” aku meyakinkannya

“Baiklah, terima kasih ya Sin..” kembali mereka berdua berpelukan

“yeeeessss” hatiku bersorak, akhirnya aku bisa menyetubuhi tante Nela lagi dirumahku..

Setelah obrolan itu, wajah tante Nela terlihat sedikit kembali ceria. Dia juga sudah berani mencuri pandang dengan tersenyum kepadaku lagi, sama seperti saat dia menginap dirumah waktu itu.

Karena permintaan Sinta yang katanya masih kangen dengan mama, maka kita memutuskan untuk menginap semalam disana.

Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam. Tante Nela dan mama sudah masuk kamar dari sekitar satu jam yang lalu, Sinta sendiri sudah terlelap di kamar tamu. Aku sendiri meskipun merasa letih karena perjalanan jauh tadi, tetapi mataku tak bisa terpejam. Aku beranjak dari tempat tidur untuk menyalakan TV diruang tengah. Sekitar 15 menit kemudian, suara tante Nela mengejutkanku

“Belum tidur mas?” tante Nela tiba – tiba duduk disebelahku

“eh, tante. Tau nih, padahal badan pegel begini, tapi tetep saja mata tidak bisa merem” jawabku sambil menatapnya

Dia memakai baju tidur terusan yang sangat tipis dan lagi – lagi tonjolan putingnya samar terlihat dibalik bajunya, membuat ku mulai bernafsu. Penisku kini terasa tegang.

“Tante bukannya sudah kekamar tadi?” tanyaku

“Sama mas, entah kenapa aku juga tidak bisa tidur”

“Sudah te, jangan dipikirkan lagi si pria berengsek itu”lanjutku

“Siapa juga yang memikirkan dia mas, aku lebih bahagia menjanda seperti sekarang kok mas” terlihat senyum dari bibir sexynya dan matanya kini menatapku, pandangan kami kembali bertemu

“serius tante lebih bahagia sekarang?”

Dia mengangguk dan tersenyum, bersamaan dengan itu dia kini merubah posisi duduknya lebih merapat ke badanku, kepalanya direbahkan kebahuku.

“tante, nanti kalau Sinta atau mama bangun gimana” aku sedikit terkejut dengan perlakuannya

“sekarang mereka sudah terlelap kayaknya mas” jawabnya tenang, seperti dia sudah tidak perduli lagi dengan situasinya

“Tante ini, tetap aja ya, nekad orangnya..hehehe” candaku

“Aku sebenarnya kangen kamu mas “ ucapnya semakin manja

“Kangen aku apa kangen yang lainnya?”

“Kangen ininya juga tau...” tangannya kini mengelus penisku dari luar celana pendekku yang sudah tegang sedari tadi..

“Eh, sudah siap temupr nih” Ledeknya setelah dia menyadari penisku sudah mengeras

“Tante malam ini terlihat cantik banget sih, jadi tegang aku melihatnya”

“Tuh, ngrayunya gombal banget..hehe” kita berdua tersenyum

Wajah kami saling berpandangan dengan jarak yang dekat sekali, tangan tante masih meremas penisku dari luar celana pendeku. Setelah beberapa saat kita berpandangan terlihat tante Nela menutup matanya. Aku paham maksudnya dan tanpa berpikir panjang, aku cium bibir sexynya, dia membalasnya. Kini bibir kami saling lumat, remasan tangannya di penisku semakin terasa.

“Slrrrupp...slruuppp...” suara bibir dan lidah kami saling beradu

Sekitar beberapa menit kita berciuman dengan panasnya, tiba – tiba
“Klek..” suara pintu kamar yang ditempati mamanya Sinta terdengar terbuka...


Bersambung...
Apakah ketauan sm Sinta, n terjadi 3sum...
Cm suhu @botakajaib yg tau....
Secara doi TSnya....

Ayo hu, kentangnya jgn kelmaan digoreng...
Selak angus....

:D
 
Update

*****
Dengan secepat kilat kita melepaskan ciuman kami bersamaan tante Nela mengalihkan tangannya yang sedari tadi meremas penisku diluar celana. Badanku berasa gemetar dibarengi keringat dingin yang keluar, aku seakan sudah pasrah apabila perbuatan kami tadi diketahui mama. Penisku masih terlihat tegang dengan gagahnya dibalik celana pendekku, dengan sigap kuraih bantal yang ada disampingku untuk menutupinya. Sesaat aku lirik tante Nela, dia hanya tersenyum dengan santainya. Entah apa yang ada dipikirannya sekarang.

“gila bener ni orang, nekatnya kebangetan. Kok bisa ya dia setenang itu” pikirku


“loh, kalian belum tidur?” Terdengar suara mama tiba – tiba dibelakang kami

“Eh,aa..anu ma..habis ini ma, ini lagi seru banget filmnya” Jawabku gugup

“Ini lo mbak, aku juga lagi tanya - tanya ke mas Rudi, dia kan punya jabatan dikantornya kali aja ada lowongan kerja disana” Ucap tante Nela dengan tenang

“Oh iya, tolong bantu tantemu ya Rud, kasihan dia” suara mama yang santai membuat ku menjadi sedikit lebih tenang, berarti dia tak sempet melihat kita berdua tadi pikirku.

“Iya Ma. Nanti Rudi usahakan bantu.” Suaraku masih terdengar gemetar

Mama berlalu menuju ruang belakang dan beberapa saat kemudian terdengar kran air kamar mandi menyala. Setelah mama berlalu, tante Nela cekikikan didepanku sambil membekap mulutnya dengan kedua tangan.

“Hihihi, apa mas? Filmnya bagus? Film apaan?” Tawanya tertahan

Karena penasaran akupun melirik layar TV, aku terkejut seketika. Terlihat dilayar TV sedang menyiarkan pertandingan sepak bola. Aku pun ikut tertawa geli


“Memang benar kan te, kita lagi bikin film bokep” candaku

“hahaha, ada2 aja ih...” tangan tante Nela mengacak – acak rambutku

“Udah ah aku mau kekamar dulu ya sayang, besok lagi” suaranya setengah berbisik lalu bibirnya mendarat di pipiku dan beranjak meninggalkanku. Aku hanya terpaku melihat sikapnya yang semakin manja.

---
“Mas, Bangun mas, cepetan bersiap gih, biar kita gak kesiangan pulangnya” Suara Sinta menyadarkan tidurku.

“pagi –pagi kok sudah rapi sekali, mau kemana sayang?” tanyaku yang baru aja terbangun

“Mau antar mama belanja dulu mas kepasar, sama belanja buat bekal perjalanan kita pulang entar” Ujar Sinta

“Oh..ya udah hati – hati ya”

“Aku pergi dulu ya mama sudah nunggu tuh, mas Rudi cepetan mandi” Sinta mengecup keningku sambil berlalu meninggalkan kamar dan beberapa saat kemudian terdengar suara motor distart lalu meninggalkan rumah.

Aku beranjak keluar kamar, terlihat dua tas ransel besar yang sudah terisi penuh di ruang tengah, aku tahu itu kepunyaan tante Nela yang rencananya pagi ini mau ikut kami pulang dan tinggal dirumahku.

Dengan sesekali masih menguap, aku berjalan keruang belakang menuju kamar mandi, sesampai didepannya kulihat pintu kamar mandi tidak tertutup rapat. Terdengar suara guyuran air didalam sana.


“Sinta dan mama tadi sudah pergi,berarti yang didalam kamar mandi tante Nela nih” Gumamku


Aku melangkah mendekati pintu dan kuintip dari celahnya, terlihat tante Nela sedang berdiri membelakangiku menyabuni badannya yang seksi, dia tidak sadar dibalik pintu ada mataku yang memperhatikannya. Bulatan pantat dengan busa sabun seketika membuat nafsuku kembali naik, penisku tegang kembali dengan kerasnya.

“Wah, kesempatan nih”

Tanpa menunggu lama, aku lepaskan semua pakaian yang ada ditubuhku, aku telanjang bulat dengan penis yang sudah mengacung dengan gagahnya. Aku buka pintu kamar mandi dengan hati – hati dan masuk kedalam, tante Nela masih tidak sadar akan kedatanganku, dia masih posisi membelakangiku.

Aku peluk tubuhnya yang penuh dengan busa sabun dari belakang, kedua tanganku langsung mendekap payudaranya sambil bibirku mengecup telinga belakangnya. Begitu tersentaknya dia menyadari kedatanganku

“Aaahhh,mass...nakal ya..” Suaranya terdengar sedikit menjerit

“mandi bareng yuk” bisikku

“Loh, Sinta sama mama mana?” terlihat tante Nela masih sedikit panik

“Dia pergi kepasar barusan berangkat”

“Uh, dasar kamu bikin kaget aja mas, awas ya “ kini dia mulai tersenyum bersamaan tangan kirinya meraih batang penisku yang sudah tegang dan mengelusnya.

“Dasar cowok sangean, tantenya mandi masih di isengin juga” kata tante sambil tersenyum menggoda

“Abisnya, kentang banget semalam sayang..hehehe” ucapku

Dia hanya tersenyum sambil membalikkan badannya ke arahku, bibir kami kembali beradu dengan panasnya sambil tanganya tetap mengelus penisku.

“Slrrrupppp....slruuup” bibir kami beradu dibawah pancuran shower

Aku gigit bibir bawahnya dia mulai mendesah...

“Aaaaaaahhh.....Shhhhh.”

Tanganku meremas payudaranya dan sesekali aku pilin putingnya yang sudah menantang.

“Aaaahh..mas,,,aku kangen kamu maaaaasssss...” Terdengar suaranya tertahan

Kuturunkan ciumanku menuju leher,kusapu dengan lidahku dia semakin menggelinjang.

“oooh....aku sudah gak tahan lagi sayang” desahnya. Kepalanya mendongak kekatas dengan mata terpejam sambil menggigit bibir bawahnya, terlihat dia semakin seksi. Kedua tangannya mulai mendekap kepalaku.

Kuturunkan ciumanku menuju payudaranya, aku hisap puting kirinya, tangan kananku meremas payudaranya yang kanan.

“Maaassss Rudi naaaaakaaaaaall....aaaaah....teruus massssss” ceracaunya


Dengan posisi seperti itu, kini tangan kiriku mulai mengelus perut bawahnya dan secara bersamaan, terasa dia lebih merenggangkan kedua kakinya sehingga tanganku dengan mudah mengelus kelentitnya.

“teruuussss masssss, enaaaaak saayaaaanggg....aaaah” kini desahannya terdengar semakin jelas beriringan dengan suara pancuran air shower

Jariku menelusup ke liang vaginannya lalu aku maju mundurkan disana, dia semakin menggelinjang. Belum lima menit aku maju mundurkan jariku disana, beberapa kedutan di dinding rahimnya disertai dengan keluarnya cairan yang semakin licin terasa di jariku, beberap asaat kemudian dia mengejang..

“oooh...maaaassss rudi, aku gak kuaaaat saaayaaaag” lenguhnya sambil mendekap tubuhku dengan erat.

Aku tersadar kalau saat ini aku tidak mempunyai waktu lama, karena bisa saja Sinta sama mama tiba – tiba pulang dan memergoki kegiatan kami berdua dikamar mandi. Aku langsung balikkan tubuh tante untuk membelakangiku, aku posisikan dia agak membungkuk dan tangannya memegang pinggiran bak mandi. Terlihat bongkahan pantatnya yang bulat menggoda, segera kuarahkan penisku yang sudah sangat tegang ke liang vaginanya dari belakang, sekali sentak dan “blesss”. Penisku kini terbenam didalam vaginannya, aku diamkan beberapa saat..

“Ahhh..” dia kembali mendesah

Aku maju mundurkan pinggulku, terlihat penisku keluar masuk disana.

“plok,plok,plok” terdengan suara pantatnya dan pahaku saling beradu

“aaaahhhhh..eeenaaaak sayaangg,,,terusss saayaaaang, lebih cepat saaayaaaangggg....” pinggulnya kini ikut bergoyang tak beraturan menyambut sodokanku, kedua tanganku meremas pantatnya dan sesekali jariku menelusup di lubang anusnya, tidak ada respon darinya.

Aku ulangi kembali yang kini aku lebih berani menusukkan jari telujukku di liang anusnya semakin dalam, dia tetap tidak meresponnya hanya suara desahan yang terdengar semakin jelas. Tiba – tiba aku inginkan sesuatu yang lebih dari aktifitas itu, aku hentikan sodokanku.

“Sayang, boleh gak?” aku memberi isyarat dengan menggerak-gerakkan jariku di lubang anusnya

Seakan dia tahu maksudku, dia menoleh kearahku hanya tersenyum

“Sudah pernah dimasukin?” tanyaku lagi

“Hehehe, mas naufal sering masuk kesitu mas” jawabnya dengan tersenyum nakal

Mendengar itu aku sedikit terkejut,

“ternyata tante ini doyan juga dianal, dia benar-benar binal ternyata” Kataku dalam hati

Aku cabut penisku dari liang vaginanya, aku basahi lubang anusnya dengan air liurku disaat yang sama dia merubah posisinya menjadi lebih membuka kedua pahanya.

Dengan hati berdebar aku arahkan batang penisku ke anusnya. Karena ini adalah pengalaman pertamaku melakukan anal.

Sinta istriku selalu marah apabila aku mencoba melakukan ini. Pernah suatu waktu, mungkin dia merasa kasihan kepadaku karena aku sering merayunya untuk mencoba anal. Dia memperbolehkanku untuk mencobanya, mungkin karena dia juga penasaran awalnya. Entah aku yang terlalu bernafsu, aku langsung tancapkan penisku dengan sedikit kasar dilubang anus Sinta. Hanya ujung penisku yang berhasil masuk dia sudah meringis kesakitan sampai air mata meleleh dipipinya. Aku yang merasa kasihan akhirnya tidak aku lanjutkan sampai detik ini aku tidak pernah meminta untuk mencoba lagi.

Kumajukan pinggulku dengan kedua tanganku membuka bongkahan pantatnya, dan bless kepala kontolku sudah masuk masuk di lubang anusnya,

“tidak begitu sesulit yang aku bayangkan untuk memasukinya, atau karena tante ini sudah sering di anal ya?” Pikirku

Aku dorong pinggulku lebih kuat, kini kepala penisku sudah amblas disana. Terasa batangku Penisku seperti diremas – remas disana, aku tak pernah merasakan ini sebelumnya.

“Aaaaaahhhh...sempit banget sayaaang” tanpa sadar aku mendesah

Aku mulai memaju mundurkan penisku, semakin aku percepat sodokannku remasan itu semakin terasa.

“Sshhhhhh....aaah...” Suara tante Nela mulai terdengar

Baru beberapa sodokan saja sekarang penisku terasa berdenyut, aku tak kuat lagi menahannya.

“Crot,Crot,crot...” Spermaku menyembur didalam anusnya

Kedua kakiku gemetar, aku lirik wajah tante Nela yang kini juga menatapku, dia hanya tersenyum.


“Baru kali ini ya mas main belakang?” tanyanya

“hehehe, iya sayang. Sinta gak mau sih” ucapku dengan nafas masih tersengal

“Hihihi, kasihan banget...”ledeknya, aku semakin gemas dibuatnya

“Tapi sekarang kan sudah ada kamu, jadi tidak kasihan lagi sayang” Ucapku

Dia terlihat tersenyum semakin manja.

Kita segera mandi bersama dengan kecupan dan elusan manja ditubuh kami dibawah pancuran shower.

***

“Kita pulang dulu ya ma..” Sinta meraih tangan mama untuk dikecupnya

Setelah itu tante Nela beringsut kepelukan mama,

“Terima kasih ya mbak selama ini, hanya mbak lah kakak ku yang merasa simpati kepadaku” Ucap tante Nela dipelukan mama dengan mata mulai basah.

“Sudah, sudah..kamu baik – baik disana bersama Sinta” ucap mama

“Sinta, Rudi, jaga tante kalian baik - baik ya, dia perlu teman dan dukungan dari orang – orang seperti kalian” Lanjut mama

“Baik ma..” kataku yang hampir bersamaan dengan Sinta istriku


Mobil kami perlahan meninggalkan pelataran rumah mama. Terlihat mama masih berdiri di depan teras sambil tetap menatap kearah kami sampai pandangan mobil kami hilang di ujung jalan.



Lanjutannya Dimari
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd