Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ternyata Suamiku Nakal

Beuh,, mantap juragan
Baru ketemu salah satu cerita yang panas dari awal sampai akhir
Kasih epilog fivesome kapan kapan kalo sempat Om

Berhubung si Bos TS sudah lama menghilang saya doakan semoga sehat dan sukses selalu
:beer:
 
Cerita ini adalah cerita ke tiga di forum ini. Cerita yang sudah dimuat antara lain:
1. Dalam mimpi aku disetubuhi (Cerita Sedarah)
2. Pemuja kenikmatan (Cerpan Bersambung)

dan inilah cerita saya yang ketiga. Ingat cerita ini hanya rekaan. Syarat dan ketentuan berlaku. Keep healthy keep sehat keep baca!

Episode 1: Terlahir (ada dibawah)
Episode 2: Sang Pengintai (scroll ke bawah aje)
Episode 3: Ah....
Episode 4: Kejutan
Episode 5: Datangnya malaikat
Episode 6: Aku Ketahuan
Episode 7: Rahasia Suamiku
Episode 8: Ternyata Istriku Nakal (Juga)
Episode 9: Bonus - UPDATED
Episode 10: Perfect Dream
Episode 11 : Resolusi - Tamat

KAPAN TAMATNYA SIH, SUSAH KALI BIKIN ENDINGNYA.

Sudah ada beberapa Tokoh yang muncul antara lain Wijaya (Papa), Revita (Mama), Marni (cucu mbok imah + anak angkat Papa dan Mama), Susan (Anaknya Pak Dhe Jarwo)



Episode 1: Terlahir


Siapa yang tahu isi hati seorang.
Pepatah mengatakan dalam laut dapat ditebak dalam hati siapa yang tahu.
Begitulah kisah ini bermula siapa sangka suamiku yang begitu setia punya hasrat kepada wanita lain.
Apa salahku? Tidak. Aku sudah cukup sempurna.
Lalu apa?
Ah...ku pikir memang laki-laki semua sama.
Tapi suamiku tetaplah yang terbaik walau sudah berapa wanita yang dia tiduri aku tak peduli karena aku sadar aku tak benar-benar sanggup melayaninya sendiri atau memang suamiku yang terlalu perkasa.Yang pasti aku mencintainya.

Alkisah, pagi yang cerah di salah satu sudut Kota Jakarta.

Selamat pagi, mama.sapa suamiku

Pagi Pah!Jawabku.

Gimana Mah udah siap?tanya suamiku.

Sebenarnya Mamah ragu Pah, tapi mau bagaimana lagi, Papah harus tugas ke sana ya Mama ikut aja.jawabku sekenanya.

Tiga hari lagi Papa pulang kok Ma.balas Suamiku.

Tak beberapa lama taksi yang dipesan suamiku datang.

Yaudah hati-hati yah Pa!sambil ku lambaikan tanganku.

Ku lihat suamiku masuk ke dalam taksi dan segera berlalu dari hadapanku.

Hari ini memang adalah hari dimana suamiku harus pergi dinas ke luar pulau. Maklumlah sebagai salah satu Pejabat di kementrian sosial mengharuskan suamiku harus sering pergi ke daerah-daerah tertinggal.

Eit..sebelum lanjut lebih dalam, perkenalkan namaku Revita Sari Puspitasari, seorang istri dari seorang suami bernama Wijaya Saputra. Saat ini aku berumur 24 tahun masih mudakan? Selisih usia dengan suamiku terpaut tahun. Aku jelas masih sangat cantik dan tentu saja dengan PD aku bisa mengatakan bahwa aku dianugerahi tubuh dan wajah yang nyaris sempurna. Meski terlahir dari keluarga Jawa, aku memiliki kulit kuning langsat dan mulus serta onderdil yang bisa dibilang wow. Bokong seksi membulat dan payudara ukuran 36D dengan tinggi badan 172 cm,, berat badan idealah.

Suamiku sendiri bisa dibilang seorang lelaki yang tampan. Badannya kekar berotot. Tinggi badan 175 cm. Sebenarnya lebih cocok jadi model menurutku. Ssatu hal yang jelas aku selalu kangen dengan suamiku ini bukan hanya karena kehangatannya tapi karena layanan di ranjang benar-benar hebat ditambah dengan penis suamiku yang terbilang besar dan panjang menurutku. Pernah iseng selepas kami bercinta ku ukur penisnya panjangnya hampir 19 cm dan diameter 5 cm. Hmmm...benar-benar besar menurutku dibandingkan dengan beberapa penis yang pernah aku lihat di film-film porno.

Yah harus sendirian lagi nih. Mana Bi Imah sedang pulang kampung.gerutuku.

Mengenai kehidupan kami, kami merupakan orang yang cukup berpenghasilan. Namun, suamiku sendiri lebih suka hidup sederhana. Meskipun, dia bekerja sebagai pegawai di pemerintahan sebenarnya warisan keluarga suamiku sangat banyak ditambah aku sendiri sebenarnya juga mempunyai usaha butik di beberapa mall di Jakarta ini. Kami sendiri tinggal di sebuah perumahan di pinggiran Jakarta, tidak besar memang rumah berukuran 120 m persegi berlantai 2. 3 kamar dibawah 2 kamar seingkali tak terpakai 1 kamar merupakan kamar pembantu, kamar Bi Imah Sedangkan lantai atas terdapat 2 kamar serta balkon yang cukup lapang. Maklumlah kami berkeinginan punya banyak anak. Namun, menginjak usia kedua pernikahan, kami masih belum diberi momongan.

Tiga hari kemudian.

Mama, Papa pulang!suamiku berteriak dari luar rumah.

Memang suamiku punya kebiasaan seperti itu, sehingga seringkali aku malu dengan tetangga.

Muach...suamiku menciumku.

Ih nakal deh.sambil ku cubit perutnya.

Aduduh...jerit suamiku kesakitan.

Sini Pah duduk dulu. Mama bikinin minum yah Pa.kemudian aku segera ke dapur dan membuat minuman untuk suamiku.

Ku lihat suamiku kecapekan, dia duduk sambil merebahkan badannya di kursi sambil memegang remote mencari saluran TV yang cocok.

Nih Pa.Sambil ku uluran segelas es jeruk untuk suamiku.

Tanpa menunggu lama langsung diseruput bergitu saja.

Ah...segar!suamiku nampak puas.

Mah, papa mau cerita deh.ujar suamiku serius.

Apaan sih Pa kayaknya serius banget?tanyaku.

Kemarinkan Papa tugas ke Lampung eh disana Papa ketemu Pak Dhe Jarwo, kakaknya Bapak.cerita suamiku.

Terus terus?aku semakin kepo.

Nah, diakan punya anak perempuan semata wayang baru lulus SMA rencananya mau kuliah di Jakarta. Aku minta aja dia tinggal disini daripada haris nge kos
atau kontrak lagian kita juga punya kamar kosongkan di bawah.ujar suamiku.

Mama sih gak masalah Pa, lagian Mama jadi ada temennya kalo Papa pergi dinas.jawabku.

Yaudah Papa sekarang mandi dulu udah sore nih, dan mmmm.....sengaja aku berlama-lama.

Mmmmm....apa sih Ma?tanya suamiku.

Ada deh...sambil mengerling nakal.

Suamiku sendiri sendiri paham maksudku tapi pura-pura tetep biasa saja.

Iya entarlah lihat aja.jawabnya.

Menjelang malam. Aku dan suamiku bersiap makan malam. Terdengar ada suara bel berbunyi.

Ting tong ting tong.

Siapa yah Pa?tanyaku.

Bentar papa cek dulu deh Majawab suamiku sambil segera menuju ke ruang depan.

Aku segera menyusul suamiku ke depan rupanya Bi Imah pulang.

Eh rupanya Bi Imah, kirain tamu darimana. Ayo masuk sini saya bantu bawa barangnya. Papa ini gimana sih kok malah bengong?

Eh iya Mah sini papa bantu.sambil meraih bawaan dari tanganku.

Ndoro, saya mohon maaf, saya bawa cucu saya ke sini.ujar Mbok Imah.

Lho gapapa Mbok, mbokkan sudah seperti keluarga kami sendiri. Jadi, cucu Mbok ya keluarga kami juga.jawabku.

Aku sendiri baru sadar rupanya di belakang Mbok imah berdiri sosok gadis remaja masih ABG. Terlihat sangat polos dimataku. Tanpa dandanan apapun, hanya memakai kaos oblong berlapis jaket sederhana dan rok sepanjang lutut.

Sini Mar!suruh Mbok Imah.

Iya Mbok.

Ndoro ini cucu saya Marni. Terpaksa saya ajak kesini karena Bapak dan Ibunya meninggal 3 hari yang lalu kecelakaan.cerita Mbok Imah.

Kami turut berduka Mbok.ujar suamiku.

Marni, kenalkan saya Wijaya, ini istri saya Revita,kata suamiku sambil mengenalkan aku kepadanya.

Kamu gak usah sungkan anggap aja rumah sendiri.imbuh suamiku.

Ya sudah ayo masuk semuanya.ajakku.

Malam itu, rumah kami jadi ramai sekali dengan datangnya satu lagi penghuni rumah ini. Aku sih tidak mempermasalahkan jika harus menampung 1 atau 2 orang
lagi karena memang kami serba berkecukupan. Kami berkumpul dan bercerita di ruang makan. Maklum kami tidak pernah membedakan pembantu dengan status kami.

Marni, nanti kamu tidur di kamar yang itu yah.sambil ku tunjuk sebuah pintu kamar di sebelah kanan.

Iya Ndorojawab Marni.

Duh Marni, jangan panggil Ndoro, mbak, tante atau gimana deh asal jangan Ndoro.jawabku

Iya Mbak.jawab Marni kikuk.

Seusai makan malam. Kami beranjak ke tempat kami masing-masing. Aku dan suamiku segera beranjak ke kamar kami di lantai atas.

----

Ssssshhhh....enak sekali Pa....erang Revi Istriku.

Dengan gerakan semakin cepat jari-jariku semakin genjar ku kocok dalam vaginanya. Ku ciumi wajahnya dan tanganku satunya meremas-remas payudaranya
bergantian. Tidak berapa lama Istriku mengejang.

Pa pa pa papa mamah sampai....erangnya.

Tubuh istriku kaku mengejang kemudian melemah.

Enakkan Ma?tanyaku

Pah enak banget...jawabnya tersengal-sengal.

Sini Pah, gantian.

Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya.

Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.

Melihat istriku semakin bernafsu menggumuli penisku aku tidak mau kalah ku tarik pinggang istriku hingga akhirnya kepalaku berada tepat di depan gua basahnya. Tanpa menunggu lama. Ku lijati bibir bawah istriku sambil sesekali ku sedot-sedot dan ku masukkan lidahku ke dalam vagina istriku. Istriku pun mendesah menggeliat-geliat meski mulutnya tersumpal penis besarku.

15 menit lebih ku rasa dalam posisi ini, terlihat istriku sudah mulai kelelahan.

Ah ah sh shshs s...Pa... ca....pek nih penis.... Pa pa em...ang perkasa ah..... Mamah gak sanggup kalo harus gini terus. Kata istriku sambil menoleh padaku yang masih asyik menjilati vaginanya sembil meremas bokong seksinya.

Pa...pa...masu...kin.....aja...ah.....tiba-tiba tubuh istriku mengejang lagi untuk kedua kalinya dan mukaku disemprot cairan kewanitaannya.

Ah........desah istriku puas. Pahanya mengapit kepalaku sehingga aku agak kesulitan bernafas.

Setelah jepitannya meregang segera ku balikkan badannya. Tanpa menunggu lama ku tempatkan kepala penisku tepat di bibir vagina istriku yang nampak sangat
kepayahan setelah mendapat dua kali orgasme. Pelan-pelan ku gosok kepala penisku ke bibir vagina istriku.

Sh...ss.s.s.s.s.s.....desahan demi desahan istriku.

Ku gosok lagi sesekali ku tekan dan ku tarik lagi bergitu berulang kali.

Desahan istriku semakin hebat.

Ss...s....s...ss ah ah pa pa...ss ayo dima...suk...kan.....ah..desah istriku.

Tangannya memegang pantatku seolah tidak ingin aku melepas penisku dari vaginanya dan sekali sentak amblas seluruh penisku ke dalam kemaluan istriku
disertai jeritan kecil istriku.

Ah....penisku tertancap sempurna.

Pelan-pelan dengan ritme pasti ku maju mundurkan penisku dalam kemaluan istriku. Sesekali ku tarik penisku hingga tinggal ujungnya saja tetap berada di
dalam vagina istriku. Kemudian ku sentak lagi hingga amblas. Hingga mentok ke dalam lebih dalam. Vagina istriku memang sempit sekali walau sudah berulang kali ku nikmati dan ke genjoti setiap saat. Namun, rasanya tetap masih sama seperti waktu pertama kali.

30 Menit dengan posisi misionary membuatku bosan, ku miringkan badan istriku, kemudian ku genjot lagi vaginanya dari samping sambil ku angkat sebelah kakinya. Ku genjot dengan frekuensi yang cepat.

Ah....ah....ah.....istriku mendesah.

Ku ciumi lehernya dari samping dengan tetap menjaga frekuensi genjotanku sepuluh menit kemuadian ku rasakan ada yang mendesak keluar. Sepertinya aku sudah tidak tahan lagi. Tak beberapa lama ku semprotkan maniku ke dalam vagina istriku berbarengan dengan kejangnya istriku. Malam ini aku cukup puas. Ku peluk istriku dari belakang kemudian kami berciuman cukup lama dan akhirnya istriku tertidur.
Sementara aku sendiri seperti masih belum puas. Namun, ku lihat istriku sudah terlelap. Tidak mungkin aku tega melanjutkan lagi dengan istriku meski penisku masih ingin. Untuk menghilangkan keinginanku aku pun ke luar kamar ke lantai 1 bermaksud melihat tayangan TV di ruang tengah dengan hanya bercelana kolor tanpa CD. Aku tak mau mengganggu istriku yang terlelap jadi ku putuskan ke bawah meski pun kamar kami sendiri memiliki TV.
Ku pencat-pencet tombol remote namun tidak ada acara yang dapat menghiburku. Ku lihat jam di dinding rupanya sudah jam 01.17 pantas saja sudah sepi bergini. Pikiranku menerawang akhirnya timbul niat isengku.

Bukankah disini ada gadis remaja cucu mbok Imah bukankah dia cukup cantik dan montok untuk ukuran anak desa seperti dia.pikirku.

Ku matikan TV kemudian setengah berjingkat ku hampiri kamar Marni. Ku putar gagang pintu itu pelan tanpa menimbulkan suara. Aku hampir berteriak saat ku lihat Marni tidur tak berselimut dan hanya mengenakan BH dan Celana Dalam saja. Pantas saja mungkin dia gerah kepanasan karena ku lihat AC di dalam kamar tidak dinyalakan. Mungkin Marni tidak tahu cara menyalakan AC pikirku.

Ku perhatikan gadis itu dengan seksama, sempurna. Untung saja lampu tidur masih nyala sehingga dengan jelas dapat ku perhatikan lekuk-lekuk tubuh remaja ini. Dapat ku lihat dada Marni naik turun seiring dengan dia bernafas. Penisku pun mengeras lagi mengacung-ngacung ke atas hingga ke luar dari celana yang ku pakai.

Aku tak mau terburu-buru. Bisa konyol jadinya kalau samapi dia terbangun. Pelan pelan ku goyangkan badan Marni mencoba membangunkannya. Namun rupanya Marni tidak bergeming.

Kesempatan nih.pikirku.

Meskipun bisa dikatakan aku memiliki istri yang sempurna namun bagaimana pun aku laku-laki. Pelan-pelan ku pentangkan kaki Marni. Dalam posisi telentang tentu saja sangat mudah melakukannya. Aku segera melepas celana kolorku. Penisku seperti sudah ingin masuk ke dalam sarangnya. Namun, aku berusaha bersabar meski nafsu sudah diubun-ubun. Pelan dan pasti ku remas pelan payudara Marni yang sedang tumbuh berkembang itu. Ku naikkan BH nya tanpa melepaskannya hingga dapat ku lihat dengan jelas payudara membulat indah dengan puting susu mungil menghiasinya. Ku sedot pelan payudara Marni.

Ah....Ss...desah Marni

Aku sempat kaget ku pikir dia akan terbangun. Namun dugaanku salah. Marni hanya mendesah saja sesekali menggeliat. Pasti dia merasakan nikmat.
Bosan dengan payudara Marni ku geser CD marni ke samping dan hanya dapat ku lihat celah lembab dihiasi bulu halus yang sangat jarang.

Masih perawan rupanya dia.batinku.

Segera ku tempatkan kepala penisku di bibir kemaluan Marni. Pelan-pelan ku gosok-gosokkan kepala kemaluanku di bibir vagina Marni. Hasilnya Marni merintih dan mendesah tertahan. Untung saja Marni masih tertidur kalau tidak apa jadinya.
Ku dorong masuk ke dalam pelan. Ku lihat Marni meringis seperti kesakitan, ku dorong lagi sedikit demi sedikit akhirnya kepala penisku sudah tertanam dalam vagina Marni. Ku rasakan kepala penisku seperti di selimuti cairan. Terangsang juga dia pikirku. Akal sehatku masih menguasaiku. Sehingga aku tak melanjutkan aksiku lebih jauh.

Dengan kepala penis yang sudah dimakan vagina Marni segera ku maju mundurkan penisku hanya sampai kepalanya saja. Rasanya ternyata enak juga. Sang pemilik vagina pun ku rasa merasakan hal yang sama dengan yang ku rasa. 15 Menit aku merasa ada yang mau keluar. Baru kali ini ku rsakan sensasi seperti ini. Serasa memperkosa seorang gadis. Semakin ku percepat sodokanku dan tepat sebelum spermaku menyembur ku tarik penisku dari dalam vagina Marni dan spermaku menyemprot tepat ke perut Marni. Nasib masih dipihakku Marni masih terlelap mungkin karena masih capek jadi dia tetap terlelap. Segera ku bersihkan spermaku di atas perut Marni tapi dengan apa.

Aha...ku ambil kolorku dan segera ku lap spermaku. Ku rapikan kembali BH dan CD Marni kemudian aku keluar dari kamar Marni tanpa memakai celana lagi dengan penuh kepuasan.

Aku berharap malam-malam berikutnya dapat ku rasakan lagi hal seperti ini. Aku segera masuk ke dalam kamar dan kemudian tertidur memeluk istriku.

Bersambung.......

Bila ada yang menyukai cerita ini jangan lupa comment, gak suka harus comment juga. Kalau pada minta lanjutin bakal ada lanjutannya kalau tidak ada cukup sampai di sini ketemu cerita lainnya.
muantaaaaaaap
 
Episode 2: Sang Pengintai.

Semenjak kedatangan Marni suamiku seakan bertambah semangat. Apa yang terjadi padanya. Padahal ku lihat tak sekalipun Marni dan suamiku terlibat dalam sebuah percakapan yang intim/ Aku masih berpikir positif tak tahu apa yang telah dilakukan suamiku. Selama ini aku sangat percaya suamiku adalah orang yang sangat setia dan bertanggung jawab jadi tidak mungkin dia akan menghianatiku. Ah..mungkin dia mendapat hiburan karena sampai sekarang belum diberi momongan aku sendiri juga senang ada teman di rumah. Walau sebenarnya aku juga sibuk mengurus butik-butik ku.

Suamiku semakin sibuk pula dengan pekerjaannya selain bekerja sebagai pegawai pemerintahan orang tua suamiku juga menyuruh suamiku mengurus perkebunan kelapa sawit keluarga mereka. Jadilah suamiku semakin sibuk. Namun, dia tetap memberikan kepuasan batin padaku. Meski ku sadari sepertinya suamiku masih belum puas dengan pelayananku. Aku pun bertekad untuk lebih bisa memuaskan suamiku. Suamiku sendiri kemudian mengubah kamar lantai atas satunya untuk ruang kerja lengkap dengan perpustakaan dan multimedia. Beberapa kali aku lihat ke dalam ruang itu. Wow..suamiku benar-benar gila. Ruang itu benar-benar lengkap kecuali dapur tidak ada. Suamiku pun menyediakan ranjang di kamar itu. Sudahlah aku pikir suamiku ingin bekerja sambil bersantai.
Sudah sebulan lamanya Marni tinggal di rumah kami. Rasanya baru kemarin dia datang ke rumah kami. Hari ini Papa Suamiku bermaksud mendaftarkan Marni ke SMA, maklumlah Marni di desa hanya mampu mengenyam pendidikan hingga SMP saja. Aku bisa paham karena memang kehidupan keluarga Mbok Imah memang serba apa adanya. Untunglah suamiku juga bukan orang pelit. Selain, Marni suamiku punya beberapa anak asuh lainnya.

Pa, papa, jadi mau daftarin Marni sekolah?tanyaku.

Jadilah Ma, kasihan jugakan anak masih umur 16 tahun harus putus sekolah. Seenggaknya sampai SMA lah Ma. Tapi kalau memang Marni punya potensi bias jadi
Papa bantu sampai kuliah.Papar suamiku.

Mama bangga deh sama Papa,sambil ku kecup pipi Suamku.

---

Hari itu kami berdua mengantar Marni mendaftarkan sekolah. Tidak ada proses berbelit-belit karena suamiku termasuk orang yang cukup di kenal di sekolahan Marni mendaftar. Yayasan sekolah tersebut merupakan milik sahabat Ayah mertuaku, ayah suamiku. Selain itu, ini bukan pertama kalinya. Ku lihat Marni cukup cantik untuk gadis desa, perawakan yang kecil namun terlihat tubuh itu memiliki bentuk yang indah. Aku sendiri yakin 2-3 tahun lagi Marni akan tumbuh menjadi gadis yang cantik. Apalagi hari ini dia memakai rok di atas lutut dan baju yang serasi. Mungkin harus ku ajari berdandan pikirku.

Maaf Ndoro Marni jadi ngrepoti!ujar Marni.

Lho kan sudah dibilangin jangan panggil saya Ndoro, panggil saja Mas, Kak, Abang atau Papa juga gapapa.ku dengar obrolan suamiku dan Marni di dalam mobil.

Iya nih Marni sering gitu lho Pa, masa Mama dipanggil Ndoro.ujarku.

Ku perhatikan suamiku dari belakang. Nampak suamiku sesekali melirik paha Marni yang terekspos. Tapi biarlah namanya juga laki-laki.

Tuhkan, dibilangin. Tutur suamiku

Gini aja deh Mar, kita buat kesepakatan gimana kamu mau panggil kami. Gimana Mar?Tanya suamiku.

Iya Mar.aku pun menyetujui.

Mmm....tampak Marni berpikir.

Hingga belokan terakhir menuju rumah kami, kami masih belum mendapat jawaban dari Marni. Sementara suamiku masih fokus menyetir. Memang kami tidak punya sopir jadi suamiku sendiri seringkali menjadi sopir buatku karena memang aku lebih suka duduk di belakang. Sedangkan Marni ku biarkan duduk di sebelah suamiku.

Tiba-tiba Marni berujar,Boleh saya Panggil Pak Wijaya dengan Papa, dan Ibu Revita Mama?

Aku agak terkejut mendengarnya, ku rasa suamiku pun sama karena sempat suamiku menginjak rem mobil.Mungkin Marni masih menyimpan kesedihan karena kehilangan orang tuanya.

Gimana Ma?tanya suamiku.

Boleh sih Pa, lagian kayaknya mama juga pengen cepet punya anak sendiri siapa tahu bisa jadi pancingan.ujarku.

Oke deh kalo begitu.balas suamiku.

Kamu boleh panggil Papa dan Mama ke kita, ya kan Ma.tanya suamiku

Aku mengiyakan dengan isyarat anggukan kepala.

Makasih Ndo,,,, eh Pa makasih Ma.tutur Marni.

Oh iya besok kamu sudah bisa masuk sekolah, Mar.tutur suamiku.

Ma seragamnya sudah adakan?tanya suamiku.

Sudah Pa, sudah Mama mintakan ke sekolah.jawabku

Tidak lama kemudian mobil kami sampai di depan rumah. Suamiku membunyikan klakson mobil yang kemudian di sambut Mbok Imah. Sampai di rumah aku pun bergegas ke kamar Mandi, rasanya gerah lagian juga sudah sore. Ku nyalakan shower. Ku dinginkan kepalaku. Entah apa yang ku pikirkan. Aku rasa suamiku memiliki ketertarikan terhadap Marni. Tapi apa iya?

Ma, mama, papa ikut mandi dong,suamiku tiba-tiba nyelonong ke kamar mandi.

Ih papa nakal.ujarku merajuk manja.

Bagaimana tidak, tiba-tiba suamiku masuk ke kamar mandi dan langsung memelukku dari belakang sementara di bawah sana ku tahu Penis suamiku sudah menegang terjepit diantara sela pahaku.

Aduh cantik bener nih, seksi lagi. Istri siapa sih?rayu suamiku sambil memainkan payudaraku dengan tangannya.

Ah papa, nanti dulu. Kita mandi dulu Pa.cegahku tidak bersungguh-sungguh.

Ah mama kelamaan Ma, Papa udah gak tahan nih.kata suamiku sambil mengangkat satu pahaku sementara tangan yang lain memandu penisnya memasuki vaginaku
dari belakang.

Aku hanya dapat berpegangan pada dinding kamar mandi. Vaginaku memang sudah basah dari tadi. Ku akui aku memang cepat basah.

Bless.penis suamiku masuk ke dalam vaginaku.

Suamiku tidak buru-buru, di diamkan sejenak penis besar itu di dalam vaginaku. Aku semakin bernafsu, nafasku semakin tidak teratur. Tidak berapa lama suamiku mulai memaju mundurkan penisnya. Ditarik- didorong begitu pelan berulang-kali, kemudian semakin cepat dan semakin cepat. Tangan suamiku tidak tinggal diam begitu saja. Sementara penisnya bekerja, payudaraku menjadi sasaran, bibirnya pun ikut menjelajahi leher jenjangku.

ah.....ssh...ah....ah...ah....ah....desahku tak tertahan.

Untung saja kamar kami ada di lantai atas dan memang kamar mandi ini berada di dalam kamar. Jadi aku tidak terlalu risau jika ada yang mendengar jeritan dan desahanku.

Ah....e...nak....Pa....aku menceracau tak karuan penis itu benar-benar enak menggosok setiap inchi rongga vaginaku.
Aku merasa tidak tahan lagi.

Pa...ma....ma...u..da...ma...u...sa...sam pe....ujarku tertahan tahan.

Ben...tar Ma...Pa...Pa ju.*** u...da...

Belum sempat suamiku menyelasaikan kalimatnya, aku sudah mencapai puncak kenikmatan ku.

Ah...................aku mendesah panjang tubuhku mengejang di pelukan suamiku.

Tak berapa lama vaginaku mendapat serangan lagi. Suamiku tiba-tiba menghujamkan penisnya kuat-kuat ke dalam vaginaku.

Crot....crot...crot....sperma suamiku menyembur ke dalam lobang surgaku.

Kami berdua terengah-engah. Nafas kami tidak beraturan sementara aku sendiri sudah sangat letih. Cukup lama kami bersetubuh di kamar mandi. Suamiku masih memelukku sementara penisnya masih tertancap di vaginaku. Pertama kalinya kami bersetubuh di kamar mandi di bawah air shower. Sungguh luar biasa. Ku selesaikan acara mandi bersama suamiku.

Makasih Pa...ku kecup bibir suamiku.

----

Pukul tujuh Malam, setelah ritual seks di kamar Mandi dengan Istriku Revita. Seperti biasanya kami makan malam bersama, kecuali jika aku sedang dinas ke luar kota atau sedang ke perkebunan kelapa sawit di kalimantan.

Ayo kita makan!Ajakku.

Tapi sebelum itu berdoa dulu yah.sambungku lagi.

Sejenak suasana hening kami berempat, aku, istriku, marni dan Mbok Imah khusyuk berdoa.
Tidak lama terdengar suara kunyahan dan gigi-gigi beradu.

Mbok,ujarku membuka percakapan.

Iya, Ndoro.jawab Mbok Imah. Kalau untuk urusan Mbok Imah memanggil Ndoro itu adalah karena masalah kebiasan sejak lama jadi memang sudah jdi adat.

Gini Mbok, Mbok gak usah kaget kalo misal Marni memanggil saya Papa atau manggil Revi mama. Kita sudah sepakat Mbok.terangku.

Iya Mbok lagian kita sudah seperti keluarga sendiri,tambah Istriku.

Iyakan Mar?tanya Istriku.

Iya Mah.jawab Marni.

Oh iya Mar nanti kamu ke kamar saya bentar yah. Mama mau kasih kamu baju buat tidur lagian masa kamu tidur pake baju kayak gitu.Istriku lagi.

Iya, Ma.jawab Marni.

Aku ikut senang mendengarnya. Setelah acara makan malam selesai seperti biasa Mbok Imah kembali ke kamarnya dan seperti biasa Mbok Imah selalu sembahyang sebelum dia tidur dan berdoa sangat lama. Aku pernah sekali melihat Mbok Imah, ketika terjaga di dini hari sedang berdoa dan sembahyang dengan khusyuk sewaktu aku hendak mengambil air di dapur.

Aku sendiri biasanya akan duduk di depan TV di ruang tengah di lantai 1. Namun, hari ini aku ingin masuk ke ruang kerjaku yang baru di lantai 2. Ruang kerjaku sangat lengkap, mulai dari edukasi hingga entertainment ada semua. Sehingga aku sangat nyaman disini. Apalagi aku juga menyediakan ranjang yang cukup untuk satu orang. Alhasil ruang kerjaku memiliki banyak kegunaan. Satu hal yang tidak ku beritahu isteriku adalah di kamar ini aku dapat melihat segala aktivitas di rumah ini bahkan hingga ke luar rumah. Yah, berbarengan dengan renovasi kamar yang kemudian ku ubah menjadi ruang kerja aku memasang beberapa kamera CCTV yang tidak disadari oleh orang. Selain untuk keamanan aku punya tujuan lain.

Klik.ku tekan mouse komputerku.

Layar monitorku langsung menampilkan pemandangan di depan rumah. Cukup lengang pikirku. Aku pindah lagi ke belakang rumah. Aman. Oh iya monitor komputerku tidak hanya satu tapi ada tiga sehingga sangat mantap. Aku sendiri tidak khawatir jika nantinya istriku tahu jika rumah ini sudah ku pasang CCTV. Toh dia hanya bisa melihat CCTV di luar rumah dan di ruang tamu melalui komputer tersebut bila tidak memasukkan password tertentu dan cuma aku yang tahu.

Setelah memastikan keadaan sekitar aman, aku segera mengalihkan perhatianku kepada pekerjaanku. Lima belas kemudian aku sudah bosan dengan pekerjaanku. Ku lirik jam di monitor menunjukkan 19.45. Tiba-tiba terbersit sesuatu dalam pikiranku.

Aha...aku mau lihat Marni dulu.pikirku.

Segera ku buka monitor komputerku.

Jebret***mbar kamar tidur Marni terlihat jelas di layar.

Lho kok gak ada?pikirku kecewa.

Sejenak aku berpikir, bukankan dia sama Revita, coba cek dulu. Ku lihat lagi layar monitor. Terlihat kamar tidur kami.

Sungguh suatu kejutan. Aku lihat Marni sedang bertelanjang hanya memaki CD dan BH saja. Oh rupanya dia sedang mencoba-coba baju yang diberikan oleh istriku. Ku kira istriku hanya memberikan baju tidur saja ternyata baju lainnya pun diberikan dan Marni langsung mencobanya. Ku lihat di monitorku mereka berdua tertawa nampak bahagia. Bahkan kali ini ku lihat istriku ikutan membuka baju. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Nampak, Marni sangat mungil di banding istriku. Kalau ditaksir mungkin Marni hanya setinggi pundak istriku.

Ah...benar-benar sempurna kedua bidadari ini. Ku lihat di monitor dengan jelas keduanya berpelukan ku lihat Marni menangis di pelukan istriku entah kenapa Marni menangis aku tidak mendengar apa pun karena memang aku tidka memasang perangkat audio untuk mendengar percakapan. Yang terlihat hanyalah istriku mengelus kepala Marni dan mendekap erat ke dadanya.

Deg...jantungku sempat terhenti ketika ku lihat di monitor istriku dan Marni kemudian berciuman seperti sepasang kekasih. Apakah istriku biseks, tanyaku sendiri.

Aku hanya bisa menahan gejolak hati. Kedua wanita itu masih asyik berciuman. Dua orang wanita yang keduanya hanya berpakaian dalam saja. Aku harus bagaimana. Apakah harus ku labrak atau ku biarkan saja. Aku mengalami pertarungan batin.
Cumbuan keduanya semakin panas. Ku lihat keduanya bergerak ke ranjang dan akhirnya keduanya rebahan sambil tetap berciuman mesra. Ku lihat di layar istriku mulai menggerayangi Marni, dia meremas-remas bokong Marni. Marni sepertinya memang masih polos nampak sekali dia pasif. Justru istriku yang mengarahkan tangan marni menuju selangkangan istriku.

Pemadangan ini benar-benar membuatku tidak tahan. Tanpa dikomando penisku sangat keras dan tegang bahkan tanpa permisi nongol keluar celana kolorku. Permainan Revita Istriku semakin memanas entah kapan keduanya melepas pakaian terakhir mereka yang pasti sekarang keduanya bugil dan saling menjilati vagina mereka. Sungguh tidak terduga ku lihat posisi enam sembilan dilakukan oleh dua orang wanita. Mereka nampak sangat bernafsu.
Ah...peduli setan aku nikmati saja pemandangan ini. Lagipula istriku tidak selingkuh dengan pria lain. Tidak lamaku lihat keduanya berganti posisi. Layaknya senggama dengan laki-laki keduanya saling menggesekan vagina satu dengan yang lain.

Tidak lama keduanya mengejang dan terkapar lemah di ranjang. Lalu 5 menit kemudian istriku beranjak ke kamar mandi sambil mengajak Marni. Entah apa yang mereka lakukan di kamar mandi. Yang jelas keduanya hilang dari monitor. Kenapa tidak ku pasang juga di kamar mandi pikirku.
15 menit berlalu, nampak dua tubuh bugil, dua sosok tubuh wanita. Satu memiliki wajah dan tubuh bagai bidadari dan satunya lagi masih mungil dan masih terus tumbuh namun sudah menampakkan pesonanya.

Keduanya, duduk di tepi ranjang dan terlihat sedang mengobrol, kemudian ku lihat istriku beranjak mengambil baju di lemari. Dia mengulurkan sebuah baju kepada Marni dan dai sendiri kemudian memakai daster. Rupanya istriku memberikan daster kepada Marni. Terlihat marni memakainya. Wow terlihat sangat cocok Marni dengan daster warna merah muda tanpa lengan dan hanya sebatas paha saja. Keduanya kemudian memakai celana dalam dan kemudian istriku merapikan kamar kami. Sedangkan Marni ke luar sambil membawa banyak baju.

Eh sebentar. Marni gak pake BH dong.aku bicara sendiri.

---
Bersambung...
end part 2
 
Episode 3: Ah...

Malam itu selepas acara lesbi dengan Marni aku merasa sangat lelah apalagi suamiku sebelumnya telah menghajar vaginaku. Aku sendiri juga heran bagaimana bisa aku melakukan seks dengan sesama wanita. Tapi biarlah toh aku tidak berselingkuh dengan pria lain. Pukul 9 malam lewat aku merasa sangat ngantuk sekali. Aku sendiri tidak tahu apa yang sedang dilakukan suamiku di ruang kerja biarlah saja suamiku memang orang sibuk. Akan tetapi dia adalah pria yang bertanggung jawab, sekalipun aku punya penghasilan sendiri dia tetap memberiku nafkah baik secara materi maupun nafkah batin. Mataku terasa berat, entah sejak kapan aku telah terlelap.

--

Aku berjalan menuju lantai satu, aku mendengar suara-suara yang sedikit aneh. Seperti orang yang sedang dikejar-kejar sesuatu. Suara itu aku sangat yakin berasal dari kamar Marni. Semakin dekat semakin jelas bukan suara biasa tetapi suara desahan. Aku sangat yakin suara itu salah satunya Marni. Namun, suara satunya membuat jantungku sempat berhenti berdetak. Itu suara Suamiku.

Yah...terus Marni...kamu...pinter banget.suara suamiku

Ah....ah...ah....e..nak...Pa.suara Marni.

Pintu kamar Marni ku dekati dengan pelan-pelan tanpa menimbulkan suara. Pintu kamar itu tidak tertutup rapat sehingga dari luar masih dapat melihat apa yang terjadi dalam kamar itu. Untung saja pencahayaan di luar kamar Marni lebih gelah dibandingkan di dalam kamar itu.
Aku mengintip ke dalam celah pintu. Astaga. Ku lihat suamiku sedang menggenjot Marni dari belakang sedang tangannya sibuk meremasi payudara Marni. Aku masih shock dengan pemandangan itu. Aku hanya terdiam terpaku melihat persetubuhan suamiku dengan Marni. Sungguh, aku tak dapat berkata apapun. Aku hanya merasa ada yang aneh. Tubuhku serasa panas. Aku merasa ada yang merembes keluar dari celah pahaku. Rupanya pergulatan antara suamiku dengan Marni membuatku terangsang.

Pelan-pelan tanganku ku turunkan ke selangkanganku. Sambil menonton suamiku bersenggama dengan Marni ku rangsang diriku sendiri.

Ah....Sssss.....suaraku ku tahan.
Sementara tangan kananku sibuk menggosok vaginaku. Tangan kiriku meremas-remas payudaraku sendiri. Di dalam kamar rupanya sudah hampir mendekati klimaks.

Ku lihat suamiku sudah mulai menegang.

Mar...Pa...pa...uda...ma...u ke..luar....desah suamiku

Mar...ni...ju...ja....pa.balas Marni.

Tidak beberapa lama ku lihat keduanya menegang dan semenit kemudian mereka terengah-engah. Marni yang di setubuhi dalam posisi doggy style tengkurap di bawah badan suamiku yang masih erat memeluknya. Aku pun hampir mencapai puncakku.

Ah........aku melenguh merasakan kenikmatan.

Namun, sungguh fatal aku kehilangan keseimbangan. Aku pun mencari pegangan sialnya daun pintu kamar Marni yang jadi pegangan dan hasilnya.

Gubrak!aku terjatuh masuk ke dalam kamar Marni.

Suamiku dan Marni kaget. Tapi, aku lebih kaget mendengar suara suamiku.

Mama.

Aku pun terbangun dari tidurku. Ku dapati suamiku ada disampingku sementara ku lirik jam masih menunjukkan pukul 3 pagi. Tiba-tiba suamiku bertanya.

Kenapa Mah, mimpi buruk?tanya suamiku setengah sadar.

Gak pah, Mama mimpi...mm.....aku ragu.

Mimpi apa Ma?tanya suamiku

Tapi Papa jangan marah ya.

Apaan sih Ma?tanya suamiku lagi.

Janji Papa gak marah.

Iya Ma.

Mama mimpi Papa selingkuh.aku tidak bilang kalau itu dengan Marni.

Ah Mama ada ada aja. Sudah tidur lagi.

Suamiku kemudian memeluk tubuhku dan aku pun akhirnya terlelap lagi dengan perasaan agak-agak cemas.

--

Jam 3 pagi istriku terbangun dari tidurnya. Dia bilang dia bermimpi aku berselingkuh. Ah...apa ini firasat atau memang aku harus hati-hati. Terutama tindakan mesumku pada Marni. Untung saja istriku tidak tahu kenakalanku terhadap Marni. Aku sejenak memperhatikan istriku yang ku peluk. Rupanya dia sudah terlelap dalam tidurnya. Sejenak pikiranku menerawang apa yang telah ku lakukan tadi tengah malam.
Jam 11.30 malam yang lalu.

Hehe sudah waktunya nih aku menjalankan rencanaku. Mama uda terlelap, Marni juga sudah tidur di rumah ini Cuma tinggal aku yang masih terjaga.aku bicara sendiri.

Aku pun segera turun ke lantai 1 menuju kamar Marni. Aku ingin mengulangi perbuatanku tempo hari. Perbuatan nakal yang pernah ku lakukan dan ingin ku ulangi lagi. Pelan-pelan ku masuki kamar Marni dan seperti tempo hari kamar itu tidak terkunci seakan Marni memang sengaja.

Aku kemudian memasuki kamar Marni dan wow...ku dapati Marni tidur telentang dengan daster yang tersingkap hingga ke perutnya. Sementara bagian bawahnya hanya tertutup celana dalam. Aku tahu Marni tidak memakai BH juga karena semalam aku lihat setelah permainan panas dengan istriku dia hanya mengenakan celana dalam saja.

Sungguh beruntungnya aku malam ini. Pelan-pelan ku goyangkan badan Marni. Rupanya memang anak ini benar-benar susah dibangunkan. Apa memang kebiasaan atau karena dia kelelahan setelah main dengan istriku.

Asyik. Malam ini aku bisa melakukannya lagi.batinku.

Tanpa menunggu perintah lagi. Ku tanggalkan seluruh bajuku. Penisku yang sejak tadi menginginkan bertemu dengan vagina Marni menegang keras. Ku perhatikan Marni dengan seksama. Marni memang anak remaja yang cantik. Pastinya sebentar lagi dia tidak akan kalah cantik dibanding istriku. Ku perhatikan dadanya naik turun. Payudara Marni pun ikut bergerak seirama dengan hembusan nafasnya.

Aku benar-benar sudah tidak tahan. Pelan-pelan ku elus paha Marni. Mulu sekali. Dengan gerakan lembut ku pelorotkan celana dalam Marni dan akhirnya terlihat vagina mungil yang ku idam-idamkan, diatasnya dihias bulu-bulu halus yang masih jarang.
Seperti yang ku lakukan tempo hari. Ku renggangkan kedua paha Marni. Sehingga celah vagina Marni semakin terlihat merangsang birahi. Pelan-pelan ku gosok vagina Marni dengan jari-jariku. Sensasinya benar-benar luar biasa.

Ku dekatkan bibirku ke vagina Marni. Tercium bau khas kewanitaan. Ah....sungguh menggoda. Pelan-pelan ku cium bibir vagina Marni. Sang pemilik seolah merasakan sentuhan di bibir vaginanya. Ku jilat permukaan vagina Marni dan dengan lembut ku sisipkan lidahku di dalam celah goa lembab itu. Nikmat sungguh nikmat. Tanganku pun aktif merabai kedua paha mulus Marni. Aku tidak tahan lagi. Lubang vagina Marni semakin basah. Aku semakin tidak tahan. Segera ku tempatkan diriku.

Ku pegang batang penisku tepat di depan bibir vagina Marni. Pelan-pelan ku gosok bibir kemaluan Marni. Nampak Marni meringis keenakan dalam tidurnya.

Ah....enak sekali.batinku,

Kepala penisku ku gosok-gosokkan di celah vagina basah Marni. Setengah jongkok ku ciumi payudara Marni dari balik daster tipis yang membalut tubuhnya. Sementara penisku masih aktif menggosok-gosok vagina Marni. Pelan dan pasti kepala penisku mulai terjepit di bibir vaginanya. Ku lihat Marni semakin beringsut tak karuan. Betapa nikmatnya. Tak habis pikirku, kenapa Marni tidak juga bangun dari tidurnya. Apakah memang dia lelah atau memang sengaja. Ah sudahlah yang pasti ini benar-benar momen yang mengasyikkan.

Ku dorong pinggulku pelan. Aku tidak mau membuat Marni terbangun kaget, bisa habis aku. Kepala penisku sudah tertelan ke dalam lubang vagina Marni. Sejenak aku menimbang-nimbang apakah harus ku bobol keperawanan Marni.

Tidak, tidak.batinku. Aku masih waras.

Ku dorong penisku lebih dalam hingga ada sesuatu yang menghalangi. Cukup sampai disini saja. Pelan-pelan ku maju mundurkan pinggulku. Tangan kiriku tetap menjaga agar penisku tidak masuk lebih dalam.

Sensasi yang ku rasakan sungguh nikmat sekali. Sesekali ku lirik weker di samping ranjang Marni. Sudah cukup lama rupanya. Beberapa lama kemudian ku rasakan ada yang akan keluar dari dalam diriku. Aku benar-benar tidak tahan. Segera ku cabut penisku dari lubang vagina Marni.

Ah.....desahku tertahan ku semprotkan spermaku tepat di atas vagina Marni. Sebagian besar menempel di bulu kemaluan Marni. Ku nikmati momen itu. Setelah
reda aku lekas memakai bajuku dan berlalu dari kamar Marni. Ku peluk istriku dan akhirnya terlelap.

Ada yang kelupaan.pikirku. Tapi apa aku bertanya sendiri.

Ya ampun spermaku belum ku bersihkan dan celana dalam Marni belum ku pakaikan.aku tidak dapat tidur lagi dengan perasaan gelisah. Namun, ternyata aku salah. Tahu-tahu istriku sudah membangunkanku.

Bangun Pa udah jam 6 lho.sambil mengecup dahiku.

Aku masih terbayang-bayang kecerobohanku tapi biarlah.

--

Pagi hari ini langit nampak sangat cerah. Seperti biasa keluarga ini serasa sangat ramai. Papa Wijaya dan Mama Revita biasa aku memanggil kedua orang itu,
pasti lagi seru-serunya. Bukan ribut karena berantem tapi karena memang sudah jadi rutinitas. Semenjak kedatanganku ke rumah mereka aku merasa sangat nyaman, aku merasa seperti di rumah sendiri. Kesedihanku karena kehilangan orang tua sudah mulai dapat ku lalui. Simbok, nenekku sudah lama kerja di keluarga ini jadi memang sudah seperti sendiri. Beruntung aku memperoleh perlakuan yang cukup istimewa. Mungkin karena Papa dan Mama belum punya anak sendiri.

Pagi itu kami duduk di satu meja makan. Tidak ada hal yang istimewa semua merupakan rutinitas pagi hari. Hanya saja kali ini ada yang sedikit berbeda.

Mar, sarapan yang banyakkata Papa Wijaya.

Nih Mar.Mama Revita menyodorkan telur dadar ke piringku.

Makasih Ma.aku sudah tidak canggung lagi memanggil Papa dan Mama ke mereka.

Sarapan kami tetap diiringi obrolan ringan seputar diriku yang hari ini merupakan hari pertama masuk sekolah. Ah, siapa sangka gadis desa sepertiku dapat melanjutkan sekolah lagi.

Mar, kamu sudah siap dengan hari pertama kamu?tanya Papa.

Udah Pa.jawabku.

Seragam itu cocok sekali buat kamu, iyakan Pa.Mama Revita menyela.

Iya Ma.Jawab Papa Wijaya.

Yaudah gih sarapan agak cepetan udah siang.kata Mama

Aku pun segera menyelesaikan sarapanku. Segera setelah itu ku beresi semua. Jangan disangka aku jadi nona muda disana. Aku tetap cucu Simbok pembantu di rumah ini.Tapi bukan karena status itu tapi karena aku memang dari dulu sudah mandiri.

Aku ambil tas dan segera melangkah keluar. Namun, segera Mama Revita mencegah.

Lho Mar, kok buru-buru gitu?tanya Mama

Takut telat Ma.jawabku.

Kamu bareng Papa aja. Lagian juga searah sama sekolah kamu.kata Mama.

Pa..pa..papa...buruan....Marni keburu telat.

Iyah Mah.jawab Papa

Papa kemudian masuk ke mobil ke bagian kemudi, karena memang Papa sopirnya. Aku segera masuk ke belakang. Namun, tiba-tiba Papa mengatakan padaku untuk
pindah ke depan. Bukan apa-apa sih tapi aku merasa ada yang salah.

Kamu ke depan sini dong Mar. Masa Papa dijadiin supir gini.Canda Papa.

Iya deh Pa, kirain Marni harus dibelakang. Kebiasaan naik angkot sih Pa.jawabku

Pelan-pelan mobil meninggalkan pelataran rumah menuju jalanan. Cukup ramai pagi itu. Ku lirik sepintas Papa disebelah kananku. Memang Papa cukup tampan dan sangat serasi dengan Mama.

Kenapa Mar ada yang salah?tanya Papa.

Gak, Gak kok Pa.jawabku agak kaget. Rupanya Papa menyadari perbuatanku. Malu rasanya.

Pikiranku melayang kembali ke pagi hari ketika aku terbangun dari tidurku. Ku dapati cairan lengket di beberapa bagian tubuhku dan yang lebih mengagetkan celana dalamku sejak kapan terlepas. Aku yakin betul aku memakainya ketika aku keluar dari kamar Mama. Satu-satunya yang mungkin ku curigai hanya Papa. Satu-satunya laki-laki di rumah. Tapi aku tidak punya bukti apapun. Biarpun aku gadis desa aku tidak kolot-kolot amat. Beberapa temanku di desa sudah ada yang memiliki handphone yang bisa mengakses internet. Jadi, sangat wajar jika aku juga ikut kena imbasnya, termasuk urusan orang dewasa.
Tanpa ku sadari ada yang basah di bawah sana. Astaga, aku mengompol. Tapi tidak mungkin ini sangat berbeda. Rasanya aku ingin Papa mnyentuhku tapi apa mungkin. Sudahlah aku tidak tahu.

Beberapa menit kemudian kami sampai di depan sekolah. Aku cium tangan Papa kemudian berpamitan. Papa hanya mengatakan agar aku belajar serius.

--

Curirut curirut.HP ku berbunyi.

Rupanya ada pesan dari Papa. Dalam pesan itu Papa menanyakan apakah aku sudah pulang atau belum.

Sdh plg blm Mar?

Blm Pa

Papa jemput ya. Papa udah kelar kerjaan di kantor

Iya Pa, tunggu Mar di dpn yah.

Aku beruntung selain mendapat perhatian, biaya untuk sekolah aku juga diberikan fasilitas yang cukup. Handphone aku juga diberi walau bukan hp yang canggih-canggih banget.

Tidak lama kemudian ku lihat mobil Papa sudah ada di depan gerbang sekolah. Segera aku menyongsongnya.

Ayo Pa kita pulang.ajakku setelah masuk ke mobil.

Yuk.jawab Papa.

Aku pikir Papa agak terkejut dengan penampilanku. Secara pulang sekolah aku tidak lagi mengenakan seragamku. Memang hari ini, hari pertama aku masuk
sekolah dan hari ini pula aku ikut dalam ekskul basket. Jadi yah, hanya memakai kaos olahraga dan celana training. Jelaslah lekuk tubuhku terlihat menonjol. Aku sendiri sadar aku tidak seksi banget. Biarlah orang lain yang menilai. Sepintas ku lihat Papa melirikku bukan Cuma sekali. Beberapa kali. Apa mungkin Papa tertarik kepadaku.

Pa Marni cantik gak Pa?tanyaku

Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutku.

Mmmm...cantik kok Marjawab Papa

Serius Pa?tanyaku meyakinkan

Iya Papa serius.tegas Papa.

Seksi gak Pa?tanyaku sambil membusungkan dada menghadap Papa Wijaya.

Sejenak Papa melirik melihatku, matanya kemudian kembali ke jalanan.

Seksi lho. Coba 2 atau 3 tahun lagi. Mama Revi pasti kalah sama kamu Mar.

Seneng juga aku mendengarnya, walau dibandingin sama Mama Revita yang memang sudah seksi. Aku hanya tersenyum sendiri. Tidak ada lagi obrolan lagi sampai
di rumah.

--

Ah...apa benar semalam perbuatan Papa?tanyaku sendiri.

Ah sudahlah aku mandi saja.

Aku segera melucuti seluruh baju yang aku kenakan. Sumpek, gerah rasanya. Mandi merupakan solusi yang bagus. Untung saja kamar di rumah ini masing-masing memiliki kamar mandi sendiri. Jadi, tidak akan ada kata antri. Istimewanya lagi ada pemanas air juga. Padahal biasanya di desa aku mandi di bilik yang serba apa adanya. Shower ku nyalakan dan segera membasahi tubuh telanjangku. Segar sekali rasanya. Sesekali ku sentuh daerah-daerah kewanitaanku. Rasanya enak. Pikiranku melayang jauh. Seandainya Papa. Ah tidak Papa sangat baik Padaku. Segera ku tepis keinginanku jauh-jauh. Ritual mandi pun selesai. Ku keringkan badanku dengan handuk. Kemudian ku lilit tubuh telanjangku dengan handuk.

Tlebuk!

Aduh.......aku mengaduh cukup keras. Aku terpeleset di depan kamar mandi kamarku.

Tok tok tok.ku dengar pintu kamarku di ketuk.

Ada Mar?ku dengar suara Papa.

Aku tetap saja hanya mengaduh pinggangku sakit. Tanpa mengunggu persetujuan dariku Papa masuk ke dalam kamarku.

Ya ampun Marni.Papa kaget melihatku masih mengaduh di lantai.

Marni jatuh Pa, aduh pinggang Marni sakit ni.keluhku.

Tanpa di duga Papa langsung membopong aku, kemudian di baringkan aku di ranjangku. Namun, rupanya tanpa aku sadari lilitan handukku sudah longgar dan akhrinya seluruh lekuk tubuhku terekspos.

Ku lihat Papa hanya bengong saja. Segera ku tutup badanku dengan handuk. Namun tidak dapat menutup sempurna. Aku malu juga bergairah ada dorongan dari dalam. Aku mau Papa Wijaya. Sejenak ku lihat Papa hendak beranjak pergi. Entah setan mana yang mendorongku ku cegah Papa keluar kamarku.

Pa...ku panggil Papa sambil tanganku memegang tangan Papa.

Satu tanganku memegang ujung handuk, satu tangan lain memegang tangan Papa.

Kenapa Mar?tanya Papa

Marni....suaraku tercekat.

Papa yang sudah duduk di tepi ranjang nampak kebingungan. Kesadaranku sudah hilang tanpa menunggu persetujuan dari Papa ku dekatkan wajahku dekat dengan wajah Papa. Ku cium bibir Papa. Papa hanya diam saja. Ku pikir Papa marah. Aku kemudian agak menjauh.

Maaf Pa.bisikku lirih.

Ku pikir Papa marah ternyata tidak. Papa justru menarik mukaku dan kemudian memberikan ciuman yang sangat-sangat panas kepadaku. Aku yang baru sekali ini merasakannya sempat kewalahan. Seakan aku kehabisan nafas. Namun, Papa Wijaya sudah berpengalaman. Semakin lama aku semakin menikmati ciuman Papa, lidah kami saling membelit saling hisap. Aku yang tadinya pasif semakin panas. Pertahananku jebol, kedua tanganku memeluk leher Papa. Ciuman yang sangat panas. Papa kemudian membaringkan tubuhku dengan tetap mencium bibirku. Aku setengah menjerit ketika ku rasakan kedua payudaraku disentuh tangan besar Papa. Rasanya enak.

Hmmph....hanya itu yang keluar dari bibirku.
Papa kemudian melepas pagutannya dan bibirnya turun menjelajah leherku. Enak. Geli. Panas. Semua campur aduk. Bibir itu kemudian bermain di atas payudaraku. Aku merasa melayang seakan-akan ada yang hendak keluar.

Ciuman Papa di kedua payudaraku semakin menjadi-jadi. Tangannya tidak kalah sibuk meremasi payudaraku yang masih tumbuh. Aku merintih-rintih dan mendesah-desah tak karuan. Lebih hebatnya lagi ku rasakan ada tangan yang menyentuh bibir vaginaku. Aku hampir....ya hampir seperti setengah mati ku rasakan kenikmatan ini. Aku pun tidak sadar sejak kapan Papa sudah telanjang bulat.

Ku rasakan ada benda lain. Benda tumpul menggesek-gesek vaginaku. Nikmat sekali rasanya. Vaginaku rasanya basah sekali.

Ah...shshs....ssss....en...nyak Pa....aku mendesah tak karuan.

Tiba-tiba.

Tin...tin...tintin.suara klakson mobil.

Ya ampun Mama pulang.Papa terperanjat. Aku pun demikian juga.

Bersambung...
end part 3
 
Bimabet
Arghhhhhhh............kenapa Malah ane yang jadi panas gini.


Ya sudah nih Update lagi.....


Episode 4: Kejutan

Ku lihat suamiku membukakan gerbang depan rumah. Maklumlah rumah kami Cuma punya satu pembantu yaitu Mbok Imah. Lagipula kami memang tidak mau terlalu banyak pembantu. Ribet malah dan kebetulan Mbok Imah ikut bersamaku belanja bulanan.
Aku memakirkan mobilku tepat di belakang mobil suamiku. Sesaat kemudian kami sudah repot membawa belanjaan yang begitu banyak.

Marni dimana Pa?tanyaku Pada suamiku.

Di kamar deh kayaknya tadi.jawab Suamiku.

Lalu ku bisikkan pada suamiku sesuatu.

Pa Mama punya kejutan.kataku berbisik.

Apaan sih Ma?tanya Papa.

Tunggu aja entar malam.jawabku meninggalkan Suamiku yang masih kebingungan.

Malam ini akan ku berikan surprise pada suamiku. Biar saja sekarang dia bertanya-tanya.

--

Malam pun tiba. Setelah makan malam segera aku beranjak ke kamar bersiap memberikan kejutan untuk suamiku. Tidak berapa lama suamiku pun masuk ke kamar.
Suamiku kemudian bertanya kepadaku.

Ma, ngapain sih Mama selimutan gitu? Katanya mau ngasih surprise?tanya Papa.

Ah Papa sini Pa.Aku mengajak suamiku mendekat.

Pelan-pelan suamiku mendekat dan ku suruh dia masuk ke dalam selimut. Ku bimbing tangan Suamiku ke selangkanganku.

Oh....Suamiku Kaget.

Gimana Pa?tanyaku.

Asyik nih.kata suamiku.

Secepat kilat dibukanya selimut yang menutupi kami.

Mama seksi banget. Papa jadi pengen nih.

Tidak salah pilih aku. Kebetulan sewaktu belanja tadi aku sempat mampir ke toko pakaian dalam. Sengaja ku pilih Pakaian dalam satu set yang memang seksi menurutku.

Tumben Mama pake G-String biasanya gak mau.komentar suamiku.

Jadi gak mau nih?tanyaku menggoda.

Ya mau dong.jawab suamiku.

Kami akhirnya terlibat pergumulan birahi yang hebat. Suamiku memagut bibirku dengan ganas. Tangan suamiku menjelajah seluruh titik tubuhku. Aku mendesah, menggeliat menikmati setiap sentuhan di tubuhku. Suamiku memasukkan jari tengahnya ke dalam vaginaku tanpa melepas g-string yang aku pakai. Jari Suamiku bermain-main di lubang vaginaku, rasanya sungguh nikmat.

Rupanya suamiku tidak puas. Entah kapan suamiku membuka celananya kini penis kokoh suamiku sudah ada di depanku. Aku tahu apa yang dia mau. Posisi ini sangat nikmat. Kami saling menjilati kemaluan, mengulum dan saling menghisap.

Ah...enak... Ma.erang Suamiku.

Papa juga enak....Shhhssdesahku kemudian ku hisap lagi penis Suamiku.

Posisi ini bertahan cukup lama hingga akhirnya aku merasa ada yang akan jebol. Sedetik kemudian.

Ah..........aku mengejang.

Mama sampai Pa.

Rupanya suamiku masih asyik menikmati cairan vaginaku. Aku merasa tenaga sudah cukup terhisap. Suamiku kemudian merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku segera bangkit dan menempatkan diriku di atas tubuh suamiku.

Ku pegang penis suamiku yang besar dan panjang kemudian ku arahkan ke dalam lubang vaginaku. Pelan-pelan ku turunkan pantatku.

Ah.....yeah....begitu keseluruhan Penis suamiku amblas di dalam vaginaku.

Aku gerakkan naik turun badanku di atas tubuh suamiku. Setengah lemas memang karena sudah ku dapat orgasme pertamaku.

Ayoh Ma lebih kenceng lagi..suamiku menyemangatiku.

Ah...ah...ah...ah....aku semakin kesetanan dan kemudian tubuhku ambruk di tubuh suamiku.

Aku mendapat orgasme keduaku. Aku masih terengah-engah. Rasanya nikmat. Aku sendiri baru sadar kalau daritadi aku masih mengenakan BH dan G-string. Rupanya daritadi G-string itu hanya di sisihkan ke samping saja pantas aku merasa ada yang aneh.

Dengan penis yang masih tertancap di vaginaku suamiku kemudian pada posisi duduk dia menaik turunkan pantatku. Hasilnya aku ikut terbawa suasana. Aku kembali terangsang.

Oh...Pa....nik....mat....lenguhku.

Bagian tubuh bawah kami beradu. Ku rasakan tangan suamiku memeluk pundakku dan kemudian melepas BH yang ku kenakan. Kemudian dengan tetap memelukku,
Suamiku menyedot dan menghisap puting susuku. Enak sekali, rasanya sungguh luar biasa.

Pa....ma...amma....ud...ahhhh....ham...pir...nyam...pe....aku merasa ada yang akan jebol lagi.

Tunggu Mah....Ba...re...ngan...

Ah........kami melenguh berbarengan. Ku rasakan ada yang menyemprot keras di dalam rahimku. Rasanya hangat. Aku lelah, capek, namun nikmat. Kami pun akhirnya terkulai dan tertidur. Sungguh nikmat. Penis suamiku masih bersarang di lubang vaginaku. Biarlah. Ku terlelap.

--

Aku terbangun dari tidurku. Ku dapati diriku memeluk istriku dan ku lirik jam menunjukkan pukul 12.13. Sungguh malam ini istriku Revita benar-benar hot. Aku puas sangat puas dengan pelayanannya malam ini. Dia sungguh sempurna. Pelan-pelan aku beranjak. Ku lepas pelukkan dan juga penisku dari vaginanya kemudian ku selimuti tubuh bidadariku ini.

Aku pun segera ke kamar mandi, membersihkan diri. Rasanya segar. Rasa lelahku sedikit terobati.Teringat dengan Marni tadi sore dan dengan permainan dengannya yang tertunda. Penisku berdiri lagi di bawah shower.

Marni....marni...aku panggil nama Marni dalam pIkiranku sambil menimbang-nimbang.

Ah masa bodoh...malam ini aku mau ke kamar Marni lagi.pikirku.

Segera ku sudahi acara mandi malamku. Ku kenakan celana kolorku dan kaos singlet saja. Aku keluar dari kamarku pelan-pelan takut membangunkan Revita Istriku. Nasib mujur masih di pihakku, kamar Marni memang tidak pernah terkunci, seakan dia mengundangku. Bedanya dengan malampmalam sebelumnya Marni tidak tahu bahwa aku sudah setengah menyetubuhinya. Malam ini, kalau pun dia bangun, aku yakin Marni tidak keberatan. Apalagi setelah sore tadi.
Ku lihat sejenak Marni, gadis kecil yang seksi dan mulus. Apalagi malam ini tubuhnya hanya di balut daster mini. Seperti malam sebelumnya ku goyangkan badan Marni. Tiba-tiba Marni terbangun.

Papa....

Aku sempat kaget juga. Namun, hanya sesaat. Kemudian tangan Marni menarikku ikut rebahan di ranjang. Marni membelakangiku sementara kedua tanganku memeluknya dari belakang. Marni kemudian bertanya kepadaku.

Papa menginginkan Marni?tanya Marni.

Aku terdiam tak berani menjawab.

Marni uda lama nunggu Papa. Kirain Papa gak datang.kata Marni

Aku serba salah juga mendengar perkataan Marni.

Pa kok diem sih?tanya Marni

Gak, Papa sayang Marni". Ku pererat pelukanku ke Marni.

Marni kemudian beringsut berbalik arah. Kini kami saling berhadapan, nampak sekali Marni sudah dikuasai birahi. Nafasnya tidak teratur, matanya sayu.

Pa cium Marni.

Tanpa menunggu lama segera ku pagut bibir mungil Marni. Kami bagai kekasih yang lama tidak bertemu. Tanganku tidak tinggal diam ku remas bokong bulat
Marni. Kami berguling-guling tak karuan di ranjang. Kali ini permainan kami benar-benar panas.

Marni berada di posisi yang menguntungkan karena sekarang tubuhku di bawah Marni. Marni menduduki perutku. Sejenak Marni tersenyum kemudian melepas daster yang ia pakai. Dua buah payudara Marni seakan minta untuk segera disentuh. Tanpa menunggu lama,ku mainkan kedua payudara Marni dengan lidahku. Ku jilati dan ku hisap pelan puting susunya sesekali ku gigit kecil.

Ah..enak Pa...Marni merintih-rintih tidak karuan.

Ku balik badan Marni. Sekarang Marni ada dibawahku. Ku perhatikan sejenak tubuh mungil seksi itu. Benar-benar indah, semua ukuran pas dan proporsional. Ku dekatkan lagi bibirku ke payudara Marni. Ku hisap dan ku jilati lagi payudara muda itu. Marni mendesah-desah, menggeliat seperti cacing kepanasan. Tangan kananku segera merangsek masuk ke dalam celana dalam Marni. Ku gosok pelan dan ku tusuk-tusuk dengan jariku.

Ah...Pa....enyak....Marni semakin tidak karuan.

Ciumanku semakin turun, dari payudaranya ke pusar kemudian menuju lembah basah yang masih tertutup celana dalam. Dengan lembut ku tarik celana dalam itu. Marni sendiri membantu dengan menaikkan bokongnya. Nampak kini bibir basah yang sangat menggoda dengan sedikit bulu-bulu halus di atasnya. Tanpa menunggu lama ku jilati vagina Marni.

Ah.....Marni mendesah kedua tangannnya memegang kepalaku seakan membenamkan kepalaku ke dalam vagina Marni.

Pa.....pa...papa........tiba-tiba tubuh Marni mengejang dan ku rasakan ada yang menyemprot ke wajahku rasanya asin-asin gurih. Ku nikmati cairan Marni dan ku lahap semua hingga habis. Enak rasanya cairan perawan. Berangsur-angsur ketegangan Marni mereda nampak wajah puas tersirat.
Segera ku telanjangi diriku. Penisku sudah tidak kompromi lagi melihat tubuh remaja muda telanjang bulat siap untuk disantap. Sekilas nampak raut wajah kaget Marni melihat selangkanganku. Mungkin ini pertama kali bagi Marni melihat penis laki-laki dewasa.

Ih...Pa gede banget...kata Marni.
Aku hanya tersenyum.

Kamu mau Mar?tanyaku

Mmma...u...Pa...pi apa muat di vagina Marni?tanya Marni.

Pasti muat kalo pelan-pelan. Sini kocokin dulu penis papa.

Marni kemudian jongkok di depanku. Penisku tepat di wajah Marni.

Ayo Mar kocok penis Papa. Dihisap sama diemut juga kayak kamu lagi makan es krim.perintahku.

Pintar juga anak ini tanpa belajar dia sudah bisa melakukannya insting wanita pikirku. Cukup lama Marni mengoral penisku. Aku merasa sudah akan ada yang mendesak.

Lebih cepat Mar....

Tidak berapa lama. Spermaku menyembur kuat. Marni tersentak namun tak dapat berbuat banyak karena kepalanya ku pegang erat. Mau tidak mau Marni menelan spermaku. Marni tersedak dan terbatuk-batuk.

Uhuk...Papa jahat.kata Marni

Maaf Mar, habis kamu enak.kataku.

Ku lihat spermaku meleleh di celah bibir Marni.

Apaan sih ni Pa, rasanya enak.tanya Marni.

Itu namanya Sperma Mar.jelasku

Oh begini toh rasanya, ternyata enak juga. Marni mau lagi dong Pa.pinta Marni
Rupanya anak ini sudah ketagihan sperma.

Iya nanti Papa kasih lagi.

Marni tersenyum Manja.

Pa kapan itu dimasukin kesini.tanya Marni sambil menunjuk kemaluan kami.

Kamu yakin Mar?tanyaku.

Yakin Pa, Marni rela keperawanan Marni buat Papa.Jawabnya

Sungguh nasib baik. Sungguh keberuntungan masih bersamaku. Terus terang aku bukan laki-laki yang benar-benar baik. Entah sudah berapa perawan ku bobol dengan penisku. Tapi, terus terang semua ku lakukan tanpa memaksa.

Kamu nungging deh Mar.kataku.

Marni kemudian menunggingkan bokong seksinya. Aku malah sempat terpesona.

Ayo Pa.

Iya Papa panasin dulu yah.

Ku jilati lubang vagina marni dari belakang. Sapuan lidahku sesekali mengenai lubang anus Marni.

Ah....Pa....enak....pa....desah Marni.

Setelah ku rasa cukup basah. Segera ku tempatkan diriku. Ku gosokkan kepala penisku ke lubang vagina Marni.

Ah....ssssss....sh....ss..s.sss.s.....enak Pa.Desah Marni.

Dengan dibimbing tangan kananku kini kepala penisku sudah terjepit di dalam lubang vagina Marni. Ku pegang pinggul Marni dengan gerakan pelan ku dorong penisku.

Ah.......enak.......Pa...Marni semakin tidak karuan. Nampak jelas dia ikut menggerakkan bokong seksinya mundur.

Ku dorong semakin dalam dan ku rasakan ada penghalang disana. Selaput dara Marni pastinya. Sebentar lagi dengan sekali hentak aku akan memerawani Marni.
Kedua tanganku memegang pinggul Marni bersiap melakukan serangan.

Ayo Pa....Marni enak......ah....desah Marni sambil memutar-mutar bokong seksinya.

Aku sudah sangat bernafsu sekali. Seperempat penisku sudah tenggelam di telan vagina Marni. Sementara Marni nungging pasrah dengan kepala ditaruh di bantal dan bokong yang mencuat tinggi siap digempur. Tiba tiba....

Papa!

Bersambung.....


Harus dan wajib komen. Jangan lupa kasih ijo2....tapi jangan kolor ijo ye...
end part 4
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd