Pengenalan Karakter.
Lokasi utama: Sebuah kota yang berada diantara dua kota besar.
Lokasi selingan: Kota besar yang mengapit lokasi utama.
Karakter dan Tokoh Utama
-Rian, seorang laki-laki berumur 27 tahun, tidak tampan hanya saja dikelilingi banyak keberuntungan dalam dunia perlendiran.
-Asmi, Perempuan berumur 29 tahun, berparas manis dan memiliki segudang cerita kelam yang membawanya jatuh kepelukan Rian, dan berkelana bersama Rian.
-Doni, laki-laki berumur 32 tahun, mantan dari Asmi yang terlibat beberapa affair dengan Asmi.
-Lila, perempuan berumur 20 tahun, pengagum dari Rian namun tak pernah terlihat secara nyata.
-Bara, teman dekat Lila, yang ternyata dirinya adalah seorang Gay.
Tokoh selingan
-Sekar, barista manis yang entah mengapa tergoda oleh rayuan Rian.
-Dania, pekerja kantoran yang dilanda kebingungan.
-Isma & Andani, dua bersaudara yang berujung pada kerumitan.
-Carla, teman Rian yang menjadi dekat dan hilang begitu saja.
Part I The Risen of Light.
Aku Rian, seorang pengangguran. Sedang mencari kerja di Kota asal dimana aku mengenal dunia, tidak punya uang menjadi hal yang menakutkan, ingin rasanya tertawa ketika ada orang yang selalu berkata "uang bukan ukuran sukses dan kebahagiaan" tidak salah, hanya saja untuk sebagian orang, sukses adalah ketika kita bisa membeli kebahagiaan dan ternyata masih menyisakan kembalian.
17 oktober 2020.
Dengan segala upaya untuk mencari uang, akhirnya aku menjajakan jasa di internet sebagai joki skripsi. Berminggu-minggu tanpa hasil dan tanpa ada jalan temu yang baik, akhirnya di suatu sore yang cerah muncul sebuah notifikasi pada ponsel usang yang tak layak pakai ini dari sebuah aplikasi ungu berinisial W "you have one new message"
Kubuka aplikasi tersebut. Isi pesannya "Hello, Sender, apa benar bisa mengerjakan skripsi?"
Stranger= S
Rian= Me/M
S: Hello, Sender, apa benar bisa mengerjakan skripsi?
M: Iya benar, ada yang bisa dibantu?
S: Bisa jurusan apa aja nih? Biayanya berapa?
M: Untuk jurusan tidak terbatas selama konsep dan pengerjaannya disepakati bersama, anw Saya Rian, dengan siapa saya berbicara?
S: Saya Dania, oke deh boleh move ke wa?
M: boleh, ini no wa nya ya +62 xxx xxx xx
S: Noted.
Akhirnya sebuah pekerjaan pertama setelah masa menganggur yang cukup lama pikirku saat itu, namun bukan hanya sebuah pekerjaan yang kudapat melainkan sebuah jembatan yang membuka segala cerita lalu dan baru yang akan kuceritakan dalam cerpan kali ini.
21 oktober 2020, Café Axxx, Kota J.
09.25, waktu yang terlalu pagi untuk nongkrong disebuah kafe, tapi tak mengapa, ini hari pertama bertemu dengan clientku untuk membahas skripsi yang akan aku kerjakan.
09.41, hampir setengah gelas kuhabiskan tapi tak kunjung ketemui orang yang sudah membuat janji hari ini.
10.17, "Mas, ada lagi yang ingin dipesan?" tanya seorang barista perempuan yang cukup manis,
"Iced Americano aja mbak" jawabku sambil sedikit gusat menunggu.
"Tapi mas, tadi udah pesan itu, ga kasian lambungnya?" katanya berusaha mengingatkan.
"abis bingung mbak, saya biasa minum base kopi yang kaya gini" sambil kulirik name tag yang ia kenakan.
"mau coba menu spesial kita mas?" ucapnya mengajukan varian lain.
"boleh deh mbak, mbak Sekar?" ucapku sambil melihat name tagnya secara terang-terangan.
"iya mas, saya sekar, kalo masnya siapa?" ucapnya sambil menjulurkan tangan untuk mengajakku berjabat.
"Rian", sambil menjabat tangannya.
"baik mas, saya siapkan pesanannya ya mas Rian" sambil tersenyum dan berlalu.
11.45, "hey, mas Rian ya? Sorry telat, ada kerjaan mendadak, bentar ya aku pesan dulu" ujar Dania, tanpa rasa bersalah".
14.47, obrolan panjang dan konsep mengenai skripsi akhirnya selesai, dan Dania langsung pamit pergi karena dia seorang pekerja kantoran yang harus menyelesaikan jam kerjanya kembali.
Aku memutuskan tinggal sedikit lebih lama karena kepalang tanggung membuka laptop untuk membahas skripsi tadi, perutpun mulai terasa lapar, sebentar lagi, ucapku dalam hati. Sedang asik mengetik dan terpaku pada laptop, tiba-tiba ada tangan yang menepuk pundakku, lalu menegurku
"Serius amat mas, dari pagi lho disini" ketika aku menoleh ternyata dia adalah barista tadi yang aku ajak berkenalan.
"wah ngusir nih?" candaku ketika melihat dia sudah berganti pakaian casual.
"engga kok tenang aja, cuma bingung aja, baru pertama kali liat mas disini, terus betah" ucapnya sambil tersenyum.
"duduk mbak, berdiri gitu ga enak ngobrolnya" aku mempersilahkannya duduk.
"kok udah pake baju casual gitu mbak?" tanyaku padanya.
"iya mas, udah ganti shift, kebetulan aku shift malem"
"kok ga pulang, malah gangguin customer kerja nih" candaku padanya
"oh ganggu ya mas, maaf ya" sambil dia mencoba berdiri.
Segera kupotong, "eh bercanda kok, oh ya, aku emang bukan orang sini, tau tempat makan yang budgetnya miring ga? Aku laper nih tapi lagi hemat" ucapku sambil sedikit tertawa.
"tau dong mas, orang aku ngekost deket sini, mau makan bareng?"
"wah boleh tuh".
Kamipun beranjak dari kafe tersebut dan mencari makan siang yang sudah kesorean, disela makan kamipun mengobrol perihal kopi disertai berbagai macam hal untuk di bahas, dan kami memutuskan untuk bertukar kontak. Akupun pulang ke kota asal karena hari sudah mulai gelap.
Tring, Tring, Tring. Suara ponselku saat pertama kali menyala karena kehabisan daya ditengah perjalanan pulang.
Pesan 1 "ini Sekar, kabarin kalo udah sampe".
Pesan 2 "sorry tadi gabisa nemenin lama, lagi hectic dikantor". Dania
Pesan 3 "kamu apa kabar? Kok ngilang dan ga pernah bales pesanku?". Asmi
Aku merespon seadanya pesan-pesan yang masuk sambil kembali merumuskan skripsi yang sedang kugarap, kecuali pesan terakhir langsung kuabaikan.
To be continued.
Lokasi utama: Sebuah kota yang berada diantara dua kota besar.
Lokasi selingan: Kota besar yang mengapit lokasi utama.
Karakter dan Tokoh Utama
-Rian, seorang laki-laki berumur 27 tahun, tidak tampan hanya saja dikelilingi banyak keberuntungan dalam dunia perlendiran.
-Asmi, Perempuan berumur 29 tahun, berparas manis dan memiliki segudang cerita kelam yang membawanya jatuh kepelukan Rian, dan berkelana bersama Rian.
-Doni, laki-laki berumur 32 tahun, mantan dari Asmi yang terlibat beberapa affair dengan Asmi.
-Lila, perempuan berumur 20 tahun, pengagum dari Rian namun tak pernah terlihat secara nyata.
-Bara, teman dekat Lila, yang ternyata dirinya adalah seorang Gay.
Tokoh selingan
-Sekar, barista manis yang entah mengapa tergoda oleh rayuan Rian.
-Dania, pekerja kantoran yang dilanda kebingungan.
-Isma & Andani, dua bersaudara yang berujung pada kerumitan.
-Carla, teman Rian yang menjadi dekat dan hilang begitu saja.
Part I The Risen of Light.
Aku Rian, seorang pengangguran. Sedang mencari kerja di Kota asal dimana aku mengenal dunia, tidak punya uang menjadi hal yang menakutkan, ingin rasanya tertawa ketika ada orang yang selalu berkata "uang bukan ukuran sukses dan kebahagiaan" tidak salah, hanya saja untuk sebagian orang, sukses adalah ketika kita bisa membeli kebahagiaan dan ternyata masih menyisakan kembalian.
17 oktober 2020.
Dengan segala upaya untuk mencari uang, akhirnya aku menjajakan jasa di internet sebagai joki skripsi. Berminggu-minggu tanpa hasil dan tanpa ada jalan temu yang baik, akhirnya di suatu sore yang cerah muncul sebuah notifikasi pada ponsel usang yang tak layak pakai ini dari sebuah aplikasi ungu berinisial W "you have one new message"
Kubuka aplikasi tersebut. Isi pesannya "Hello, Sender, apa benar bisa mengerjakan skripsi?"
Stranger= S
Rian= Me/M
S: Hello, Sender, apa benar bisa mengerjakan skripsi?
M: Iya benar, ada yang bisa dibantu?
S: Bisa jurusan apa aja nih? Biayanya berapa?
M: Untuk jurusan tidak terbatas selama konsep dan pengerjaannya disepakati bersama, anw Saya Rian, dengan siapa saya berbicara?
S: Saya Dania, oke deh boleh move ke wa?
M: boleh, ini no wa nya ya +62 xxx xxx xx
S: Noted.
Akhirnya sebuah pekerjaan pertama setelah masa menganggur yang cukup lama pikirku saat itu, namun bukan hanya sebuah pekerjaan yang kudapat melainkan sebuah jembatan yang membuka segala cerita lalu dan baru yang akan kuceritakan dalam cerpan kali ini.
21 oktober 2020, Café Axxx, Kota J.
09.25, waktu yang terlalu pagi untuk nongkrong disebuah kafe, tapi tak mengapa, ini hari pertama bertemu dengan clientku untuk membahas skripsi yang akan aku kerjakan.
09.41, hampir setengah gelas kuhabiskan tapi tak kunjung ketemui orang yang sudah membuat janji hari ini.
10.17, "Mas, ada lagi yang ingin dipesan?" tanya seorang barista perempuan yang cukup manis,
"Iced Americano aja mbak" jawabku sambil sedikit gusat menunggu.
"Tapi mas, tadi udah pesan itu, ga kasian lambungnya?" katanya berusaha mengingatkan.
"abis bingung mbak, saya biasa minum base kopi yang kaya gini" sambil kulirik name tag yang ia kenakan.
"mau coba menu spesial kita mas?" ucapnya mengajukan varian lain.
"boleh deh mbak, mbak Sekar?" ucapku sambil melihat name tagnya secara terang-terangan.
"iya mas, saya sekar, kalo masnya siapa?" ucapnya sambil menjulurkan tangan untuk mengajakku berjabat.
"Rian", sambil menjabat tangannya.
"baik mas, saya siapkan pesanannya ya mas Rian" sambil tersenyum dan berlalu.
11.45, "hey, mas Rian ya? Sorry telat, ada kerjaan mendadak, bentar ya aku pesan dulu" ujar Dania, tanpa rasa bersalah".
14.47, obrolan panjang dan konsep mengenai skripsi akhirnya selesai, dan Dania langsung pamit pergi karena dia seorang pekerja kantoran yang harus menyelesaikan jam kerjanya kembali.
Aku memutuskan tinggal sedikit lebih lama karena kepalang tanggung membuka laptop untuk membahas skripsi tadi, perutpun mulai terasa lapar, sebentar lagi, ucapku dalam hati. Sedang asik mengetik dan terpaku pada laptop, tiba-tiba ada tangan yang menepuk pundakku, lalu menegurku
"Serius amat mas, dari pagi lho disini" ketika aku menoleh ternyata dia adalah barista tadi yang aku ajak berkenalan.
"wah ngusir nih?" candaku ketika melihat dia sudah berganti pakaian casual.
"engga kok tenang aja, cuma bingung aja, baru pertama kali liat mas disini, terus betah" ucapnya sambil tersenyum.
"duduk mbak, berdiri gitu ga enak ngobrolnya" aku mempersilahkannya duduk.
"kok udah pake baju casual gitu mbak?" tanyaku padanya.
"iya mas, udah ganti shift, kebetulan aku shift malem"
"kok ga pulang, malah gangguin customer kerja nih" candaku padanya
"oh ganggu ya mas, maaf ya" sambil dia mencoba berdiri.
Segera kupotong, "eh bercanda kok, oh ya, aku emang bukan orang sini, tau tempat makan yang budgetnya miring ga? Aku laper nih tapi lagi hemat" ucapku sambil sedikit tertawa.
"tau dong mas, orang aku ngekost deket sini, mau makan bareng?"
"wah boleh tuh".
Kamipun beranjak dari kafe tersebut dan mencari makan siang yang sudah kesorean, disela makan kamipun mengobrol perihal kopi disertai berbagai macam hal untuk di bahas, dan kami memutuskan untuk bertukar kontak. Akupun pulang ke kota asal karena hari sudah mulai gelap.
Tring, Tring, Tring. Suara ponselku saat pertama kali menyala karena kehabisan daya ditengah perjalanan pulang.
Pesan 1 "ini Sekar, kabarin kalo udah sampe".
Pesan 2 "sorry tadi gabisa nemenin lama, lagi hectic dikantor". Dania
Pesan 3 "kamu apa kabar? Kok ngilang dan ga pernah bales pesanku?". Asmi
Aku merespon seadanya pesan-pesan yang masuk sambil kembali merumuskan skripsi yang sedang kugarap, kecuali pesan terakhir langsung kuabaikan.
To be continued.