Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA The Complexity of Love, Laugh, Light and Lust.

Part 2.1 Extended

Asmi POV


Selepas meladeni tindakan bejat dari Doni, aku hanya bisa menangis dan merasa bersalah kepada Rian kekasih hatiku, entah apa yang harus kujelaskan padanya. Pikiran kalut dan rasa khawatir akan perpisahan dengan Rian berlari-lari dikepalaku.

Aku yang masih menangis memaksakan diri untuk pulang menuju kost Rian, aku ingin menyelesaikan perkara ini semua, tapi apa daya akupun tak ingin foto-fotoku tersebar, apa jadinya bila itu semua terjadi.


Kost Rian, Kota B

"Kosong" Ucapku dalam hati. Akupun bergegas masuk karena akses kunci sudah diberikan Rian padaku, kami punya kunci masing-masing sehingga aku tidak perlu menunggu dia ada atau tidak di kostan. Aku langsung membersihkan diri dan mandi, berganti pakaian karena keringat yang menumpuk dan juga cairan sperma berceceran di bagian celana dalamku, ya dia menumpahkan spermanya di dalam, untung saja bukan masa subur dan untung juga aku tidak mengalami orgasme dari persetubuhan laknat itu. Aku masih diselimuti pilu, aku menangis terus menerus dengan pakaian Rian yang terus kupeluk. Tanpa sadar akupun tertidur.

Sore harinya Rian pulang, ia nampak seperti kusut. Kata pertama yang ia ucapkan sesaat sebelum aku benar benar terbangun, adalah ia mencintaiku, lalu mengecup keningku, aku bisa melihat disela-sela matanya berkaca-kaca, tanpa sadar akupun kembali menangis.

"Hey, udah bangun?" katanya pelan, sembari mengecup keningku.

"Ada apa?" ucapnya, seperti pertanyaan basa-basi semata, apakah dia tahu? Belum sempat aku menjawabnya, Rian kembali berkata pelan.

"Maaf, aku melakukan sebuah dosa hari ini" katanya.

"ehmm, kenapa yang?" ucapku padanya.

"aku main sama Carla" ia menjawabku dengan sangat pelan, aku terkejut karena aku paham main yang ia maksud apa, ingin rasanya aku marah tapi akupun melakukan kesalahan yang sama di hari yang sama. Apakah ini sebuah balasan? Kenapa begitu konstan.

"kok bisa yang?" nadaku sedikit meninggi, ia diam namun menyodorkan ponselnya padaku, akupun ikut terkejut melihat dan mengetahui bahwa flash yang tadi menyala saat persetubuhan laknatku dengan Doni adalah flash dari ponsel Rian.

"maaf" lirihku, sambil menunjukan ponselku padanya, Rian melihatnya dan ia kali ini tak bisa menahan tangisnya.

"aku yang harusnya minta maaf, aku gabisa jaga kamu" ucapnya setelah mengetahui ancaman yang diberikan Doni padaku.

"aku juga salah, kenapa mau foto kaya gitu" emosiku berangsur mereda setelah melihat Rian menangis.

Aku memeluknya erat, sangat erat. Seakan aku tak ingin kehilangannya, iapun mulai meredakan tangisnya dan mengecup keningku, kecupannya sangat menenangkanku.

"udah ya, yang" ucapku padanya, ia kembali mengecupku keningku, entah ada hasrat darimana aku mencumbu bibir Rian. Rianpun membalas cumbuanku.

"Sayaaang, pelan pelan" aku merinding saat Rian, memainkan kedua payudaraku dan juga mencumbui leherku, tak tinggal diam tanganku mencari jagoanku, aku mengelus jagoanku dengan lembut dari luar celana Rian yang mulai menyempit.

Pergulatan kami cukup lama, lebih lama dari biasanya kami melakukan make-up sex setelah bertengkar. Walaupun hari ini terlihat nafsu kami berdua yang bergejolak, tapi hanya dengan Rian aku bisa merasakan setiap sentuhannya berisikan perasaan yang ia punya.

Tak terasa kami sudah tak mengenakan apa-apa lagi, vaginaku sudah sangat basah dari awal pergumulan yang kami lakukan.

Satu hentakan saja, penis Rian memenuhi liang senggamaku.

Blesh~ Ahhh Sayaaang.

To be Continued.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd