Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG THE MORO : Si Anak Terkutuk

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sorry yah, lagi ga nafsu buat nulis :galau:
ada sesuatu yang bikin ilang rasa buat nulis, sebenarnya lebih keseseorang sih. yang ga bisa ane ceritain disini. :ampun:

kayaknya bakal Off dulu untuk sementara waktu :ampun:

turut berduka suhu K_B
sementara cari kegiatan positif dulu
seperti :nenen:
jangan nungging terus

tetap semangat suhu :ceria:
 
Sorry yah, lagi ga nafsu buat nulis :galau:
ada sesuatu yang bikin ilang rasa buat nulis, sebenarnya lebih keseseorang sih. yang ga bisa ane ceritain disini. :ampun:

kayaknya bakal Off dulu untuk sementara waktu :ampun:

Ooooowh noooooooooooo....

Suhu.....kami bakal kangen sama tante laras dunk....
Smoga suhu salalu. Dalam keadaan sehat jasmani dan rohani....dan tentunya semangatnya muncul kembali tuk melanjutkan.....
Kami tunggu ya suhu K_B...
 
Sorry yah, lagi ga nafsu buat nulis :galau:
ada sesuatu yang bikin ilang rasa buat nulis, sebenarnya lebih keseseorang sih. yang ga bisa ane ceritain disini. :ampun:

kayaknya bakal Off dulu untuk sementara waktu :ampun:

jangan bilang kalo lagi jatuh cinta ama laras lho suhu KB xixixixi :haha: :haha: :haha:


:ngacir: :ngacir: :ngacir:
 
Terakhir diubah:
Klo emang gak bs update,mending minta lock dulu sm momod sampe galaunya hilang😁
 
Hmmmm ane bukan karena cewe :D
ane udah lama jomblo ga punya pacar :galau:
percintaan ane mirip kayak Hiro, dekat sama beberapa cewek, bisa ciuman bahkan lebih tapi tanpa status pacaran :pandaketawa: ..
 
Waduh kok belum apdet ya???
Suhu K-B, plis apdet...
 
Lanjutan...


Hiro Kwehni

Rio sedang berlari-lari kecil memutari halaman belakang, Aku menunggu dibawah pohon mangga yang sejuk. Sepertinya Rio melihat kedatanganku, dia lalu berlari kecil kearahku.

" tumben kamu hari minggu pagi olahraga, biasanya juga sibuk nonton TV " ucapku padanya, ketika Rio sudah berdiri dihadapanku. Kemudian dia duduk disebelahku.

" pingin aja kak, aku udah lama ga olahraga " jawabnya pelan.

" gimana kelanjutan hubungan Tomi dan Laras? " tanyaku sambil tersenyum.

" hmmm.. gitu aja kak gajelas mereka " jawabnya.

" ohh jadi gaada yang menarik semalam? " tanyaku lagi.

" ehh iyah kak, semalam para hantu ga lama keluar rumah terus mereka balik lagi, mereka pada ketakutan kak " jawabnya, membuatku penasaran.

" ketakutan kenapa? Apa ada hantu ?. Eh kan mereka hantu hehe " ujarku.

" emang ada hantu ka, kaya siluman ular gitu. Banyak hantu yang dihajar, makanya mereka pada takut dan langsung pulang kesini " jawab Rio.

" ada berapa itu ularnya? " tanyaku lagi semakin penasaran.

" ehmm aku kurang tau ka, tapi katanya banyak " jawabnya.

" yaudah Rio, aku ingin menanyakan langsung pada mereka. Kau tunggu disini, nanti kita olahraga bersama " ucapku.

" baik kak " ucapnya, disertai anggukan kepala.

Aku lalu bangkit, kemudian berjalan menuju Aula, yang letaknya memang di halaman belakang. Ketika aku masuk kedalam Aula, suasana terlihat sunyi. Para hantu beberapa sudah mulai beristirahat. Kulihat Laras sedang meroll rambutnya, mungkin agar terlihat keriting rambutnya. Sementara Faruk terlihat dipojokan, jangan tanya sedang apa. Pasti dia sedang tidur. Laras yang melihat kedatanganku, langsung menghampiriku. Meskipun rambut yang di roll nya baru sebelah.

" hihihihihihihi " tawa Laras seram.
" ada apa kau kemari Hiro? " Tanyanya, sambil melanjutkan meroll rambutnya yang baru sebelah.

" hmm kata Rio, semalam kalian ketakutan. Karna beberapa ular yang menghajar kalian " jawabku.

" hihihihihihi " kembali tawanya seram.
" kami disini tidak ada yang kena hajar kok, karena kami cepat pulang setelah melihat ular-ular itu menghajar hantu lain. Sadis sekali mereka " jawabnya, terlihat dia seperti mencoba mengingat kejadian semalam.

" ada berapa jumlah ularnya ? " tanyaku lagi, Laras berusaha mengingat kejadian semalam.

" aku kurang tau tepatnya berapa, tapi yang kulihat ada sekitar lima ular. Mungkin bisa lebih, karena aku langsung kabur kesini " jawabnya, mulai serius bercerita. Tapi tanganya masih berusaha meroll rambut sebelahnya.

" apa tujuan mereka sebenarnya? " tanyaku lagi.

" jelas tujuan mereka pohon Mulyo, dan subuh tadi aku dapat kabar, kalau keluarga kurent berhasil memusnahkan mereka semua " jawaban Laras membuatku sedikit lega.

" syukurlah... beberapa hari lalu, aku dan Mey berhasil memusnahkan salah satu dari mereka yang hendak memanfaatkan kekuatan pohon Mulyo " ucapku pada Laras.
" dan sekarang jumlah mereka yang datang bertambah banyak. Tujuan mereka datang kesini pasti sama, tapi apakah sama niat mereka mempergunakan kekuatan pohon Mulyo itu " lanjutku.

" sebaiknya kau jangan terus pergi-pergian, aku takut jika mereka datang kesini." Ucap Laras memelas.

" kan ada Tomi yang akan selalu menjagamu hehe " ucapku bercanda sambil melirik kearah Tomi yang sedang memperhatikan kami dikejauhan.
" Faruk juga kan bisa menjaga rumah ini " lanjutku pada Laras.

" jangan ngomongin pocong itu, gasuka aku ihhhh " ucapnya menunjukan ketidak sukaan pada Tomi.
" dan si kucing pemalas itu. Apa kau tau ? Dia yang paling duluan lari kesini " lanjutnya, menyanggah ucapanku tentang Faruk.

" hahaha dasar Faruk " ucapku tertawa mendengar perkataan Laras.

" sebaiknya kau segera latih Rio, dulu saat kau diseusia Rio sekarang sudah menjadi Moro yang cukup tangguh, bahkan ikut dalam perang besar " ucapnya memberi saran padaku.

" karna aku ikut perang itu dan nyaris mati,,, membuat ibuku sangat menjaga Rio. Bahkan ibu tidak ingin Rio menjadi seorang Moro " jawabku atas saran Laras.

" tapi sudah takdirnya kalian menjadi Moro " ucap Laras.

" baiklah, aku mau olah raga dulu sama Rio. Dan kalau ada kabar ular itu menyerang kembali pohon Mulyo, segera beritau aku " ucapku pamit pada Laras.

" hihihihiihiihii " tawanya seram.
" baiklah, tentu saja " lanjut Laras.

Lalu aku keluar dari Aula, meninggalkan Laras beserta hantu lainya. Kulihat Rio duduk dibawah pohon mangga tempat aku meninggalkanya tadi.

" nih ka minum, barusan aku ngambil dari dapur " ujar Rio memberikan minuman rasa buah dalam botol.

" makasih Rio " ucapku menerima minuman dari Rio, kemudian aku meminumnya.
" ayo kita mulai olah raganya " lanjutku, mengajak Rio berolah raga.

" baik ayoo kaa " jawabnya kemudian bangkit.

" kita mulai dengan berlari kecil dulu " ajaku, lalu mulai berlari kecil dan langsung diikuti Rio.

Kami berdua berlari kecil memutari halaman belakang yang luasnya seperti lapangan Futsal. Sepuluh putaran kami selesaikan mengelilingi halaman belakang. Setelah dirasa cukup, kami lanjutkan dengan push up, shit up, full up dan scot jam masing-masing tiga puluh kali. Kulihat Rio terlihat sangat kelelahan sementara aku, mungkin hanya seperempat tenagaku yang habis.

" istirahat dulu ka
hosh... hosh.. hosh.. " ucapnya mengatur nafas kelelahan.

" yaudah, kita istirahat dulu " jawabku, kembali kami duduk dibawah pohon mangga tadi.

" kak, kapan kita pergi kerumah nenek? " tanyanya padaku.

" hari minggu depan Rio" jawabku.

" emang ada apa sih dirumah nenek kak? " tanyanya lagi.

" aku juga gatau Rio, ibu yang menyuruh kita kesana. Mungkin nenek kangen... gluk... gluk... gluk... " jawabku, sambil meminum air dalam botol.

" hmm begitu yah.. " ujarnya, entah dia puas atau tidak dengan jawabanku.

" ayo kita olahraga lagi " ajaku.

" ahh engga kak, aku capek.. ini udah tengah hari, aku mau mandi terus tidur " jawabnya, menolak ajakanku.

" ah kau Rio, ga seru " ucapku sedikit kecewa. Sebenarnya aku hanya bercanda, karna aku tau sebatas mana kemampuan fisiknya.

" maaf yah kak " ucapnya pelan.
" aku masuk dulu yah " lanjutnya pamit, kemudian beranjak pergi masuk kedalam rumah.

Cuaca semakin panas, seiring matahari bergerak tepat diatas kepala. Berbanding terbalik dengan cuaca hari kemarin yang mendung sejak pagi hingga senja petang. Saat inilah, kekuatan para hantu berada dititik terlemah.

Kembali pikiranku membayangkan Hani. Wanita luar biasa yang mampu menahlukan hatiku. Semakin hari, rasa sayangku semakin besar kepadanya. Mungkin aku mulai jatuh cinta padanya, kejadian semalam dan bagaimana kondisi Hani saat terakhir kali aku melihatnya, benar-benar membuatku sangat khawatir. Saat ini kurindukan tawa dan candanya yang biasa mengisi hariku juga warnai hidupku.

Setelah dirasa cukup bersantai dibawah pohon, kemudian aku masuk kedalam rumah. Sepertinya Rio sudah tidur di kamarnya. Lalu aku masuk kedalam kamarku, membuka kaos pemberian Hani yang sudah penuh dengan keringat. Kemudian masuk ke kamar mandi untuk mandi agar badanku kembali segar.

Selesai mandi aku kemudian berpakaian, tak lupa mengenakan jaket hitam kesukaanku. Aku mempunyai banyak jaket hitam didalam lemari. Kulihat jam sudah menunjukan pukul tiga sore.

Lalu aku keluar kamar, kemudian masuk kedalam dapur untuk memasak nasi goreng. Kubuat nasi goreng yang lebih banyak, untuku dan untuk Rio. Selesai memasak, ku pisahkan nasi goreng sebagian dalam piring untuk Rio. Kemudian aku memakan nasi goreng bagianku.

Selesai makan, aku pergi keruang tengah untuk menonton TV. Aku mencari siaran berita sore, kasus-kasus kriminal masih menjadi fokus pemberitaan. Setelah acara berita selesai, lalu aku memindahkan chanel tv ke acara kuis. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Aku ada janji akan pergi ketempat paman Sukma. Kemudian aku bangun menuju kamar untuk mengambil tas kecil, lalu berjalan menuju keluar rumah.

" Kak mau kemana? " tiba-tiba Rio memanggilku, aku berbalik kearahnya.

" kaka mau ke kota, ada urusan " jawabku.
" di dapur ada nasi goreng buat kamu " lanjutku.
 
" siapa yang bikin nasi gorengnya kak? " tanyanya.

" itu buatan kakak " jawabku.

" hehe kirain buatan si nenek " ucapnya tersenyum lega.

" yaudah kka pergi dulu yah " ucapku pamit pada Rio.

" iyah kak " jawabnya, disertai anggukan dan senyuman.
Aku lalu pergi keluar dari rumah. Langit malam ini sangat cerah, taburan bintang yang tak henti memancarkan cahaya indahnya, nampak terlihat jelas malam ini. Bulan pun terlihat bersinar terang.

" hihihihihihi " ku dengar tawa seram yang tak asing ditelingaku.
" kau mau kemana Hiro? " tanya Laras padaku. Saat ini dia sedang duduk diatas pohon depan rumahku, kedua kakinya diayun-ayunkan kedepan lalu kebelakang.

" aku mau ke rumah paman Sukma " jawabku padanya.

" kau tidak diantar Faruk? " tanyanya lagi.

" dia pasti masih tidur kan " ujarku, sedikit menyindir Faruk.

" hihihihihihi... ya begitulah dia " jawab Laras diiringi tawa seramnya.

" yaudah aku pergi dulu yah... dan aku titip Rio " ucapku pamit pada Laras.

" hihihihihihihi... baiklah tentu saja " jawabnya, tak lupa tawa seramnya.

Aku pergi meninggalkan rumah, menuju kearah kota. Seperti biasa dimalam hari, suana kota terasa sangat sepi. Hanya beberapa orang saja yang terlihat. Sisanya para hantu yang mulai beraktivitas.

Tibalah aku didepan sebuah gedung tua, kalo dilihat dari luar bangunan ini mirip sebuah gelanggang olahraga yang tua. Beberapa hantu terlihat keluar ataupun masuk kedalam gedung ini. Akupun lalu masuk kedalam gedung tua ini. Keadaan didalamnya mirip arena tinju, dimana ditengahnya terdapat sebuah ring besar sebagai arena tempat pertandingan. Terlihat ada sekitar belasan hantu didalam sini, mereka terlihat sedang berlatih dengan mengeluarkan jurus-jurus andalan mereka.

Beberapa pasang mata dari hantu-hantu itu melihat kearahku, namun tak kuhiraukan tatapan mereka. Aku lalu menaiki salah satu tangga yang dibuat dikedua sisi gedung ini. Dari atas sini menurutku adalah tempat terbaik untuk menikmati pertandingan. Ku berjalan lurus keujung lain gedung ini, sampai aku menemukan sebuah pintu. Ku ketuk pintunya, tak lama ada seseorang yang membukakan pintu.

" Hiro..." ucapnya senang melihat kedatanganku.
" ayo silahkan masuk " lanjutnya, mempersilahkanku masuk dengan sangat ramah.

" terimakasih paman " ucapku berterima kasih, lalu masuk kedalam.

" ayo silahkan duduk,,, oh yah, kau mau minum apa? " tanyanya.

" makasih paman, apa aja " jawabku kemudian duduk di kursi yang menghadap kearah pintu dimana aku masuk tadi. Didepanku ada sebuah meja kecil, kulihat ruangan ini sangat berantakan banyak kertas berserakan dilantai, semacam kertas HVS. Ruangan ini jauh lebih kecil dibanding arena pertandingan dilantai bawah, luasnya munkin hanya sekitar 3x6 meter persegi. Dibelakang tempat aku duduk ada pintu menuju kamar paman sukma. Sementara diujung sebelah kanan ada pintu menuju ruang keluarga, yang luasnya sekitar 14x5 meter persegi. Diruangan kelurga terdapat dapur dan toilet. Diujung kanan ruang keluarga ada pintu lagi menuju ruangan yang luasnya sama dengan ruangan tempatku saat ini, ruangan itu tempat tinggal Jugo anaknya paman Sukma.

Semenjak bercerai dengan istrinya, paman sukma tinggal berdua bersama Jugo. Ditemani beberapa hantu yang setia padanya, mengurus arena pertarungan ini. Sementara istri paman Sukma membawa anak bungsunya pulang kerumah orangtuanya di Jakarta. Di siang hari Jugo menjadi wakil ayahku mengurus sekolah Kwehni, Jugo merupakan salah satu yang terpintar dikeluarga Kwehni, banyak hasil penemuanya membantu keluarga Kwehni untuk menjalani tugas sebagai Moro.

" nih minumnya, maaf cuma ada air teh " ucap paman Sukma, memberikan teh hangat dari dapur.

" makasih paman, teh hangat pas banget buat malam ini hahaha " jawabku diiringi tawa. Kemudian meminumnya.

" hahaha kau bisa saja " ujarnya ikut tertawa.
" paman senang sekali kau datang kesini, sudah sangat lama kau tidak main kesini " lanjutnya.

" hehe maaf paman aku sedang banyak tugas " jawabku.
" sebenarnya ada maksud lain juga paman, aku ingin minta tolong " ucapku, mengatakan maksud lain kedatanganku.

" apa yang bisa paman bantu? " tanyanya penasaran.

" aku butuh hantu, untuk menjaga seseorang. " jawabku.

" hahaha pasti untuk pacarmu kan " ucap paman Sukma tertawa meledeku.
" kemarin malam Jugo bercerita, kalau kau membawa wanita yang sangat cantik ke sekolah kwehni " lanjutnya.

" hehe seperti itulah paman " jawabku sedikit malu.
" oh iyah, apa Jugo ada? " lanjutku menanyakan Jugo.

" Jugo tadi pagi pergi ke Bandung, katanya ada urusan dari sekolah " jawabnya.
" hantu seperti apa yang kamu inginkan " lanjutnya bertanya.

" oh begitu yah " ucapku.
" kalo bisa paman, si hantu harus berwajah seram, mampu menampakan diri disiang hari dan yang utama harus benar-benar menurutiku " jawabku.

" baik lah gampang itu, tapi tak bisa sekarang. Datang lagi lah beberapa hari lagi kesini " ucapnya, membuatku sedikit lega.

" tapi yakin benar-benar bisa nurutkan paman? " tanyaku memastikan kembali.

" hahahaha.... kalau tidak nurut sama kamu, paman jaminanya " jawabnya meyakinkanku sambil diiring tawa.

" aku percaya deh sama paman hehehe " jawabku.
" hmm apakah paman tau beberapa hari ini pasukan ular dari selatan menyerang pohon Mulyo " lanjutku.

" hmm paman sudah dengar dari anak buah paman " ucapnya, seperti memikirkan sesuatu.
" paman takut, masalah ini akan semakin luas. Walaupun sudah jelas mereka yang memulainya " lanjutnya.

" serangan mereka kemarin malam, bisa dihentikan oleh kelurga Kurent " ujarku pada paman.

" serangan semalam tidak lebih dari sepuluh ular. Kalau yang datang sebuah pasukan besar, keluarga Kurent pasti akan sangat kewalahan " ucapnya, sebenarnya apa yang diucapkan paman, sudah aku perkirakan juga dalam pikiranku.

" apa kita akan membantu keluarga Kurent? " tanyaku.

" paman akan suruh anak buah paman patroli didekat pohon Mulyo. Jika keluarga Kurent kewalahan, baru paman akan membantu mereka " jawabnya, membuatku tau, langkah apa yang harus kulakukan kedepanya.

" baiklah paman, akupun akan mengikuti cara yang paman lakukan. Aku akan menyuruh beberapa hantu dirumahku untuk berjaga disekitar pohon Mulyo.

Banyak yang aku tanyakan, maupun aku ceritakan pada paman Sukma. Terutama tentang aku yang mendapat tugas dari ayah. Sampai akhirnya pandanganku tertuju pada selembar kertas yang tergeletak diantara kertas lain yang berserakan. Sebenarnya bentuk dan warna kertas itu sama dengan kertas yang lain, putih polos. Tapi aku merasa kertas itu spesial dibanding kertas lainya.

Aku bangun, lalu mengambil kertas itu dilantai.
" paman kertas apa ini? " tanyaku pada paman Sukma, penasaran dengan kertas yang pegang.

" hmm matamu sungguh jeli melihat kertas itu... hahahaha " ucapnya kemudian tertawa.
" itu kertas hantu, hanya hantu dan orang yang punya kemampuan melihat seperti kita saja yang mampu melihatnya " jawabnya, membuatku tertarik akan kertas ini.

" apa kegunaan dan bagaimana cara menggunakan kertas ini? hehehe " ujarku bertanya semakin penasaran.

" kertas ini aku buat untuk berkomunikasi dengan hantu ketika ditempat ramai. Dan cara menggunakanya menggunakan pulpen ini untuk menulis dikertas ini " ucapnya mengeluarkan sebuah pulpen dari saku celananya.
" pulpen ini tak kan terlihat oleh orang lain, kau tinggal menulis dikertas itu lalu tunjukan pada hantu " lanjutnya menjelaskan.

" boleh ga paman, buat aku aja kertas dan pulpennya hehehe " ujarku, meminta kertas dan pulpenya.

" hahaha boleh saja, tapi ada syaratnya " ucapnya tertawa mengajukan syarat.

" hmm apa syaratnya nih? " tanyaku penasaran, aku sangat ingin memiliki kertas itu.

" syaratnya, jangan digunakan saat ulangan disekolah " ucapnya serius.

" hahaha tidak akan paman aku janji " jawabku meyakinkanya.

" haha ok baiklah... nih... " ujarnya memberikan pulpen tadi padaku.

" makasih paman hehe " ucapku, menerima pulpen dari paman Sukma kemudian memasukan kertas dan pulpen tadi kedalam tas kecil yang kubawa.

" ada satu lagi yang ingin ku tunjukan " ucapnya, kembali membuatku penasaran.

" apa ituh paman? " tanyaku.

" tunggu disini " jawabnya, kemudian masuk kedalam kamarnya.
Tak lama dia dia keluar membawa sebuah toples berisi kelereng didalamnya.
 
" ini kan kelereng penjerat " ucapku, ketika melihat barang yang dibawa paman Sukma.

" iyah benar, tapi yang ini paman dan Jugo berhasil menambah ketahananya menjadi 40 detik " ucapnya menjelaskan.

" kalian memang hebat " pujiku.

" hahaha kau bisa saja " ucapnya.
" ini... paman beri dulu 20 biji, jika perlu lagi.. kau bisa datang kesini kapanpun " lanjutnya memberikan 20 kelereng dari dalam toples padaku.

ku terima kelereng pemberian paman, kemudian memasukanya kedalam tas kecilku.
" makasih banyak paman... " ucapku.

" sama-sama Hiro.... apakau akan lama disini ? " tanyanya.

" ehmm kalo boleh, aku ingin latih tanding melawan beberapa hantu disini " jawabku.

" oh tentu saja,, ayoo.. " jawabnya. Kemudian kami berdua keluar. Dari atas dapat kulihat jelas, banyak hantu yang telah datang sekarang.
Kemudian kami menuruni tangga menuju arena pertarungan. Melihat kedatanganku dan paman Sukma, mereka menghentikan latihan mereka.

" minggir dulu kalian, keponakanku ingin berlatih tanding melawan kalian .. ada yang berani " tanya paman Sukma pada mereka.

" kami berani...! " teriak kompak tiga tuyul. Mereka terlihat sangat mirip wajahnya, tingginya tak lebih dari pinggangku, dengan hanya menggunakan celana dalam berwarna putih.

" apa kau mau melawan mereka bertiga? " tanya paman Sukma padaku.

" aku siap paman " jawabku penuh keyakinan.

" baiklah ayo naik keatas Ring, yang tidak berkepentingan turun... " ucap paman Sukma.
Kemudian kami berlima naik keatas Ring.

" disudut kiri, ada keponakanku Hiro Kwehni dan disudut kanan ada trio tuyul kembar dari gunung wayang. Aturan pertarunganya adalah. Yang keluar ring dinyatakan kalah, yang menyerah dinyatakan kalah dan wasit bisa menghentikan pertarungan jika salah satu petarung terlihat tidak mampu melanjutkan pertarungan. Dan pertarungan akan dipipimpin aku sendiri Sukma Kwehni " ucap paman Sukma menjelaskan aturan pertarunganya.
Kemudian aku bersalaman dengan mereka.
" baiklah... pertarungan dimulai .... " lanjut paman Sukma, menandakan pertarungan dimulai.

Aku langsung bersiap diri, mereka tiba-tiba berlari kencang memutariku. Gerakanya sangat cepat sekali, aku kesulitan mengikuti kecepatan mereka. Hanya mampu melihat sekelebat bayangan mereka. Gerakan mereka berlari memutariku dengan sangat cepat, seperti pusaran angin dengan aku berada ditengahnya.

" haaatttttt " tiba-tiba satu tuyul keluar dari pusaran dan langsung menerjangku. Aku berhasil dengan cepat menghindari terjanganya. Setelah gagal menyerangku, situyul tadi langsung kembali kedalam pusaran, berlari kencang mengitariku.

" aku harus tetap Fokus " gumamku dalam hati.

" Hattttttt " kembali ada tuyul yang menyerangku. Entah tuyul yang tadi atau tuyul yang lain. Aku bingung, karena wajah, tinggi dan pakaian mereka sama.
Dengan mudah aku kembali berhasil menghindar. Si tuyul pun kembali kepusaran.

" mereka benar-benar cepat, aku sulit melihat pergerakan mereka dan bisa tiba-tiba menyerangku " kembali aku bergumam dalam hati.

" Haaattt " kembali ada tuyul yang menyerangku. Kali ini aku tidak menghindar, dia melompat hendak memukulku. Tapi aku berhasil menahan pukulanya yang tidak terlampau keras.
" haaatttt " disaat aku menahan serangan tadi. Dari belakang ada tuyul lain yang menyerang, melompat hendak memukulku. Kali ini aku memutuskan menunduk menghindarinya. Kedua tuyul yang tadi menyerangku kembali berlari memutariku, mengikuti satu tuyul yang tidak ikut menyerangku.

Mereka terus berlari memutariku, sementara aku harus tetap fokus. Karena mereka bisa secara tiba-tiba menyerangku. Mereka terus berlari tanpa henti, seakan tidak ada rasa lelah. Sudah sepuluh menit sejak serangan terakhir mereka tadi, belum ada serangan lagi kearahku.

" konsentrasi Hiro, ayo fokus " ucap paman Sukma mengingatkanku. Di bawah, para hantu serius menonton pertarungan kami.

" Hattttt.... hhaatttt.... hattttt... " mereka tiba-tiba menyerang secara bersamaan dari tiga arah berbeda. Mereka bertiga melompat, mengarahkan pukulan kearahku. Lompatan mereka jauh lebih pelan dari larinya. Dengan cepat aku menunduk sampai berjongkok.

" dughhhh " ketiga tangan mereka saling beradu diatas kepalaku. Aku kemudian menghindar, mundur kebelakang. Mereka terjatuh didepanku.

" Hahahaha... sekarang aku tau cara mengalahkan kalian " ucapku tertawa meledek mereka.
Mereka langsung bangkit, terlihat memegangi tangan kananya karena sakit akibat beradu tadi. Tak lama mereka langsung kembali berlari cepat memutariku.
" apa kalian tidak lelah terus-terusan berlari, biar aku hentikan sekarang " aku mendekat kearah jalur lari mereka lalu kumasukan kaki kananku kedalam jalur lari mereka.

" duk... tuing... duk... tuing... duk... tuing... " satu persatu kaki mereka tersandung menendang kakiku, hingga mereka terlempar keluar ring.
" bughh... bughh... bughh... " terdengar suara ketika mereka satu persatu mendarat keras dilantai gedung ini.

" yesss... berhasilll " ucapku..

" pertarungan selesai, pemenangnya Hiro... Kwehni... " paman Sukma menyebutkan namaku sebagai pemenangnya. Sebagian hantu yang menonton pertarungan tadi bertepuk tangan, sementara ada hantu yang tidak bertepuk tangan karena memang tidak bisa.
" selamat Hiro, kau memang cepat dalam menganalisa serangan lawan " puji paman Sukma memberikan selamat.

" terimakasih paman hehe " jawabku tersenyum.

" apa kau mau lawan hantu lain? " tanya paman Sukma.

" sebebarnya aku sangat ingin bertarung lagi paman, tapi sepertinya mereka juga ingin berlatih " jawabku pada paman.

" iyah,,, mereka harus berlatih untuk kejuaran minggu depan. Sayang sekali kau harus pergi. Padahal bakal datang hantu-hantu kuat dari berbagai daerah " ucapnya.

" yah, mau bagaimana lagi, itu tugas dari ayah " jawabku.
" yaudah paman, aku pulang saja. Bentar lagi subuh " ujarku pamit.

" yasudah,,, jangan lupa datang lagi kesini... " ujarnya.

" tentu saja paman, kan aku masih butuh bantuan paman hehe " ucapku.
" oh iyah titip salam juga pada Jugo.. " lanjutku.

" masalah itu tenang saja, percayakan pada paman dan salam mu akan ku sampaikan " ujar paman padaku.

" yaudah aku pamit paman " ucapku pamit.

" iyah hati-hati dijalan " ujarnya padaku, kubalas dengan anggukan dan senyuman.

Kemudian aku pulang meninggalkan gedung milik paman Sukma. Dalam perjalanan pulang, aku sempat melewati sekolahanku yang tampak sepi. Tapi kenangan kebersamaan saat bersama Hani terasa nyata dipikiranku. Berharap besok pagi disekolah, aku dapat bertemu kembali dengan Hani Novita Dewi.


Update selanjutnya gatau kapan :ampun:
 
Msh belum tau nasibnya hani :sendirian:,semoga ts khilaf nanti malam
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd